Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI

DENGAN ANEMIA

PENDAHULUAN
Anemia merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat dunia
yang mempengaruhi negara maju dan negara berkembang. Anemia
memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan masyarakat, begitu juga
pada perkembangan sosial dan ekonomi. Anemia terjadi di setiap tahap
siklus hidup manusia, di mana satu dari empat orang di dunia menderita
anemia. Risiko tertinggi anemia terdapat pada anak-anak yang belum
bersekolah (0-4,99 tahun) dan ibu hamil (World Health Organization,
2008).
Menurut World Health Organization (2008), seorang ibu hamil
dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11,0 g/dl. Prevalensi anemia
saat kehamilan tahun 1993-2005 mencakup 41,8% populasi penderita
anemia di dunia (95% CI: 39,9-43,8%), yaitu sebanyak 56 juta jiwa
penduduk dunia (95% CI: 54-59 juta). Di Indonesia, proporsi populasi
anemia saat kehamilan mencakup 44,3% (95% CI: 17,3-75,2%), yaitu
sebanyak 1.950.000 jiwa (95% CI: 761.000-3.308.000).
Pada tahun 2002, anemia defisiensi besi telah dipertimbangkan
sebagai faktor kontribusi beban penyakit dunia yang paling penting (World
Health Organization, 2008). Anemia defisiensi besi merupakan tipe
anemia paling umum pada kehamilan, terutama di negara berkembang.
Menurut Scholl dkk. (1992), ibu dengan anemia defisiensi besi memiliki
resiko tiga kali lebih besar untuk melahiran BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah). Selain itu, Sakande dkk. (2004) menyatakan bahwa keadaan
defisiensi besi yang berat pada ibu telah menunjukkan dampak buruk
pada kadar besi bayi baru lahir, dan selanjutnya mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya (Emamghorashi dan Heidari, 2004).
PEMBAHASAN
1. Standar Asuhan Kehamilan
Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus
sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard
mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah
disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan
sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses
dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian
dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi 
standard dan terbukti membahayakan.

Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti


sebagai berikut:
a. Standar 1 : Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara
teratur.
b. Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin
dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV;
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk
tindakan selanjutnya.
c. Standar 3 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Standar 4 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan
dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e. Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia
lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
f. Standar 6 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa
persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi
keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini.

2. Deteksi Anemia dalam Kehamilan dengan pemeriksaan Hb pada


waktu yang tepat
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi
hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H,
2006).
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah
(hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan
volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam
tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma
peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu
konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml.
Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah
merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat.
Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah
hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit
adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005).
Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb <
11,00 gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada
trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil
karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P,
2002).
Untuk mendeteksi anemia dapat dilakukan dengan pemeriksaan
Hemoglobin. Pemeriksaan hemoglobin (Hb) secara rutin selama
kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk
mendeteksi anemia. Namun ada kecenderungan bahwa kegiatan ini
tidak dilaksanakan secara optimal selama masa kehamilan.
Pemeriksaan Hb pada ibu hamil dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
metode sahli dan metode talquist.
3. Pencegahan
Untuk pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah.
seperti dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak
mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C. berikut ini
penjelasan singkat tentang cara pencegahan anemia serta jenis-jenis
makanan yang bisa membantu mencegah anemia diantaranya :
a. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Zat besi
Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging,
kacang, sayur-sayuran yang berwarna hijau dan lain-lain. zat besi
juga sangat penting untuk wanita yang sedang menstruasi, wanita
hamil dan anak-anak.
b. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat
Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat
seperti pisang, sayuran hijau gelap, jenis kacang-kacangan, jeruk,
sereal dan lain-lain.
c. Makanan yang mengandung Vitamin B 12. 
Bisa didapatkan dengan mengkonsumsi daging dan susu
d. Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C
Banyak sekali manfaat-manfaat Vitamin C, salah satunya yaitu
bisa membantu penyerapan zat besi. jenis-jenis Makanan yang
banyak mengandung vitamin C seperti buah melon, buah jeruk,
dan buah beri. itulah beberapa cara mencegah penyakit anemia
secara alami.
KESIMPULAN
1. Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti
sebagai berikut:
Standar 1 : Identifikasi ibu hamil
Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Standar 3 : Palpasi Abdominal
Standar 4 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Standar 6 : Persiapan Persalinan
2. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika
konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00
gr/dl.
3. pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah. seperti
dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak
mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C.
DAFTAR PUSTAKA

Benson, M. (2009). Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Ninarupa Aksara.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan


Indonesia2010.Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2013
Johnson. (2001). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC.

Pantikawati, I. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:


Muha Medika.
Pantikawati, I. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:
Muha Medika.
World Health Organization.Haemoglobin Concentrations for The Diagnosis
ofAnaemia and Assessment of Severity. Vitamin and mineral
Nutrition InformationSystem. Geneva: WHO 2014

Anda mungkin juga menyukai