Anda di halaman 1dari 90

EFESIENSI BIAYA PEMELIHARAAN AYAM POTONG DI DESA

MLOKOREJO KABUPATEN JEMBER


SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember


untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah

Oleh :
VIVI NURAINI
NIM. E20152103

Dosen Pembimbing

Dr. Khamdan Rifa’I, S.E., M .Si


NIP. 196808072000031001

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2020
ANALISIS EFESIENSI BIAYA PEMELIHARAAN AYAM POTONG
DI DESA MLOKOREJO KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam
Progam Studi Ekonomi Syariah

Oleh:

Vivi Nuraini
NIM: E20152103

Disetujui Pembimbing

Dr. Khamdan Rifa’I, S.E., M.Si


NIP. 196808072000031001

ii
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam
Program Studi Ekonomi Syari’ah

Hari : Kamis
Tanggal: 14 Mei 2020

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

M.F Hidayatullah S.H.I.,M.S.I Siti Masrohatin, SE., M.M


NIP. 197608122008011015 NIP. 197806122009122001

Anggota:

1. Dr. Moch. Chotib, S.Ag., M.M ( )

2. Dr. Khamdan Rifa’i, SE., M.Si ( )

Menyetujui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Khamdan Ri fa’i , S.E., M .Si .


NIP. 196808072000031001

iii
MOTTO

َ ِ‫ان َبي َْن ٰ َذل‬


‫ك َق َوامًا‬ ۟ ‫وا َولَ ْم َي ْق ُتر‬
َ ‫ُوا َو َك‬ ۟ ُ‫وا لَ ْم يُسْ رف‬
ِ
۟ ُ‫ِين إِ َذٓا أَن َفق‬
َ ‫َوٱلَّذ‬

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
1
demikian. (Q.S. Al-Furqon 19:67)

iv
PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan doa

dari orang orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik.

Dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan rasa bangga dan bahagia saya

persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua Orang tua Bapak Irwan Kusnadi, dan Ibu Solikha yang telah

memberikan dukungan moril dan materi serta doa yang tiada ternilai

harganya. Terimakasih atas ketulusan perjuangan dalam mendidik,

menyayangi, mencintai saya hingga saat ini. Serta seluruh keluarga saya

yang selalu memberikan semangat dan memotivasi saya, dan selalu

mendukung saya dari awal kuliah hingga saat ini

2. Untuk sahabat saya Amanda dan Lutfi, terimakasih untuk bantuan, dan

canda tawa yang telah kita lewati bersama.

Terimakasih yang sebesar besarnya untuk kalian semua dan semoga

skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dimasa yang

akan datang.

3. Kepada semua teman – teman dari ES3 Ekonomi Syariah yang tiada

hentinya memberikan keceriaan, semangat, serta pengalaman yang tidak

terlupakan. Dan saling memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

4. Almamater tercinta IAIN Jember, terimakasih karena telah memberikan

saya kesempatan untuk menuntut ilmu selama ini.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang dan mengarahkan telah

melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, sholawat serta

salam senantiasa Allah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

yang telah membina dan mengarahkan kita dari zaman jahiliah menuju zaman

ilmiah.

Alhamdulillah penelitian yang berjudul “ANALISIS EFESIENSI BIAYA

PEMELIHARAAN AYAM POTONG DI DESA MLOKOREJO KABUPATEN

JEMBER” telah dapat penulis selesaikan dengan upaya semaksimal mungkin

mengupayakan menyajikan yang terbaik sehingga terwujud penyusunan skripsi

meskipun belum pada taraf ideal sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor IAIN Jember,

2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’I, S.E., M.Si selaku Dekan serta pembimbing

yang telah membimbing dan mengarahkan selama proses penyelesaian

skripsi.

3. Ibu Nikmatul Masruroh, S.H.I., M.E.I selaku Ketua Program Studi

Ekonomi Syariah.

4. Bapak Agung Parmono, S.E., M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik

(DPA)

vi
6. Pemilik Usaha Ayam Potong yang telah memberikan dukungan dan

bantuan selama melaksanakan penelitian tentang ayam potong ini.

7. Tim Penguji.

8. Staf-staf Fakultas Ekonomi Bisnis Islam yang telah membantu penulis

dalam menjalani Studi Program Strata Satu Ekonomi Syariah.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu saran dan kritik diharapkan dari pembaca yang budiman, demi

kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Jember, 14 Mei 2020


Penulis

VIVI NURAINI
NIM: E20152103

vii
ABSTRACT

Vivi Nuraini, Dr. Khamdan Rifa’I, S.E., M.Si., 2020 : Analysis of the cost
efficiency of maintaining broilers in Mlokorejo, Jember .
Every company must have a goal to get the maximum profit, because profit is a form
of measuring the success of the results of the business it manages. But consciously,
the name of the business must have advantages and disadvantages because of that
fortune, everything has been arranged by the Almighty. The one important step taken
by the company is the efficiency of financing, as efficiency is a way (work effort) in
carrying out something (by not wasting time, energy, and cost), feasibility, accuracy,
ability to carry out tasks properly and appropriately (with no waste of time, energy
and cost). In this research object focuses on the Chicken Company in Mlokorejo,
Jember Regency.
The focus of this research are: 1). How is the determination of the cost of maintaining
broilers in Mlokorejo Village, Jember Regency? 2). How is the profit for raising
chickens in Mlokorejo Village, Jember Regency? 3). How is the efficiency of
maintaining broilers in Mlokorejo Village, Jember Regency?
Then the Research Objectives are based on the focus of the problem above, the
objectives of this study are: 1). To find out the determination of the cost of
maintaining broilers in Mlokorejo Village? 2). To find out the profit of raising
chickens in Mlokorejo village? 3). To find out the efficiency of maintaining broilers
in Mlokorejo Village?
Researchers used a descriptive qualitative approach. This type of research is field
research. The location of the research was the Maintenance of Cut Chicken in
Mlokorejo, Jember Regency. The data collection techniques using interviews,
observation and documentation. Data analysis uses data reduction, data presentation,
and drawing conclusions. Data validity uses triangulation of sources and techniques.
Researchers obtain conclusions: 1) Determination of Beef Chickens in Mlokorejo,
Jember Regency: there are 2 important points that are determined a) Chicken
population determined b) Production costs in which there are indicators: Economic
Costs and Marketing Costs as the results are presented in the data analysis. 2) Profits
obtained / Obtained the profit of raising chickens in Mlokorejo, Jember Regency: a)
Like taking from each chicken the price of a contract. Yield of 35,000 chickens is
multiplied later from the harvested chickens. The price of the chicken contract is Rp.
18,000 per kilo. Therefore profitability adjusts whether or not the behavior of
chickens sold is reduced from the purchase of chicken feed. 3) Efficiency of
Maintenance of Beef Chicken in Mlokorejo, Jember Regency: There are 5 important
points namely, a) The efficiency of maintenance that there are 3 maintenance systems
namely; Traditional, Semi-Intensive, and Intensive Systems, b) Financial
efficiency, c) Technical Efficiency, d) Economic Efficiency, and e) Allocative
Efficiency. As the results have been presented in the presentation and analysis of
data.
Keywords: Cost Efficiency, Maintenance of Cut Chicken

viii
ABSTRAK

Vivi Nuraini, Dr. Khamdan Rifa’I, S.E., M.Si., 2020 : Analisis Efisiensi Biaya
Pemeliharaan Ayam Potong Di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember .

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan


yang maksimal, sebab keuntungan sebagai salah bentuk tolak ukur kesuksesan
dari hasil usaha yang dikelolanya. Namun secara sadar yang namanya usaha pasti
ada untung ruginya karena rejeki itu, semuanya sudah diatur oleh yang maha
kuasa. Adapun salah bentuk langkah penting yang dilakukan oleh perusahaan
adalah Efisiensi pembiayaan, sebagaimana Efisiensi merupakan cara (usaha kerja)
dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya),
kelayakan, ketepatan, kemempuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat
(dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya). Dalam objek penelitian ini
memfokuskan pada perusahaan Ayam Potong di mlokorejo Kabupaten Jember. .
Adapun Fokus Penelitian ini adalah: 1). Bagaimana penentuan biaya
pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember ? 2). Bagaimana
perolehan laba pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember
? 3). Bagaimana efisiensi pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo
Kabupaten Jember?
Kemudian Tujuan Penelitian berdasarkan fokus masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui penentuan biaya pemeliharaan
ayam potong di Desa Mlokorejo? 2). Untuk mengetahui perolehan laba
pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo? 3). Untuk mengetahui efisiensi
pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo ?
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Jenis penelitiannya
adalah penelitia lapangan. Lokasi penelitiannya adalah Pemeliharaan Ayam
Potong Di Mlokorejo Kabupaten Jember. Adapun teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara,observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Peneliti memperolah kesimpulan : 1) Penentuan biaya Ayam Potong di
Mlokorejo Kabupaten Jember : terdapat 2 Point penting yang ditentukan iaitu a)
Populasi ayam yang ditentukan b) Biaya Produksi yang didalamnya terdapat
indicator : Biaya Ekonomis dan Biaya Pemasaran sebagaiamana hasil sudah
tersaji dalam Analisis data. 2) Keuntungan yang diperoleh / Perolehan laba
Pemeliharaan Ayam potong di Mlokorejo Kabupaten Jember : a) Sebagaimana
mengambil dari per ekor ayam harga kontrak. Hasil 35000 ekor ayam dikalikan
nanti dari perekor ayam yang telah panen. Adapun harga kontrak ayam itu seharga
Rp.18.000 perkilo. Oleh karenanya perolehan laba menyesuaikan laku tidaknya
ayam yang terjual serta di dikurangi dari hasil pemebelian pakan ayam tersebut. 3)
Efisiensi Pemeliharaan Ayam Potong di Mlokorejo Kabupaten Jember : Terdapat
5 Point penting yakni, a) Efiensi pemeliharaan yang terdapat 3 sistem
pemeliharaan yakni ; Sistem Tradisional, Semi Intensi, dan Intensif ,b) Efisiensi
pembiayaan, c) Efisiensi Teknis, d) Efisiensi Ekonomis, dan e) Efisiensi Alokatif.
Sebagaimana hasil telah tersaji dalam penyajian dan analisis data.

Kata Kunci: Efisiensi Biaya, Pemeliharaan Ayam Potong

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO iv

LEMBAR PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI x

LAMPIRAN _LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL . xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian. 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 7

E. Definisi Istilah 8

F. Sistematika Pembahasan 10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu 12

B. Kajian Teori 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 37

B. Lokasi Penelitian 38
C. Sebjek Penelitian 38

D. Teknik Pengumpulan Data x 39

E. Analis Data 40

F. Keabsahan Data 41

G. Tahap-Tahap Penelitian 41

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian 43

B. Penyajian Data dan Analisis 49

C. Pembahasan Temuan 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 64

B. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 66
xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Pernyataan Keaslian

2. Lampiran 2 Matrik Penelitian

3. Lampiran 3 Pedoman Wawancara

4. Lampiran 3 Jurnal Penelitian

5. Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian

6. Lampiran 5 Keterangan Selesai Penelitian

7. Lampiran 6 Biodata Penulis

8. Lampiran 7 Dokumentasi

xii
DAFTAR TABEL

No. Uraian Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 22

4.2 Biaya Ekonomis 48

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha ternak ayam ras pedaging telah menjadi suatu industri yang

berkembang baik dari seluruh Nusantara, dimana nilai strategisnya tercipta

dari besarnya tenaga kerja yang mampu diserapnya. terdapat dua pola

pengusahaan usaha ternak ayam ras pedaging, yaitu pola kemitraan dan pola

1
mandiri.

Konsumsi daging di Indonesia dari tahun ke tahun terjadi peningkatan

dengan adanya pertambahan penduduk dan tuntutan perbaikan gizi

masyarakat.Salah satu bahan pangan protein hewani yaitu daging broiler yang

banyak dikenal dan disenangi masyarakat. Broiler merupakan jenis ayam

jantan atau betina yang berumur 6 sampai 8 minggu yang dipelihara secara

intensif untuk mendapatkan produksi daging yang optimal. Broiler

mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan dibandingkan dengan jenis ayam

piaraan dalam klasifikasinya, karena broiler mempunyai kecepatan yang

sangat tinggi dalam pertumbuhannya. Untuk meningkatkan penyediaan

protein hewani asal ternak terutama daging ayam, maka peranan broiler

sebagai salah satu komoditi ternak penghasil daging sudah tidak diragukan

1
Anak Gung Yuni Ashari, I Made Sukarsa, “Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam
Ras Pedaging Di Kabupaten Tabanan”, https//44811-ID-analisis-efisiensi-produksi-usaha-
peternakan-ayam-ras-pedaging-di-kabupaten-taba.pdf (23 juni 2019) 394.

1
2

lagi kehadirannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein

2
hewani.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan industri

selalu berusaha agar tetap hidup dan berkembang. Untuk dapat tetap hidup dan

berkembang, perusahaan harus ditunjang dengan laba yang diperoleh dari

usahanya. Selain perolehan laba yang perlu diperhatikan pula adalah

keinginan konsumen. Agar seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan serta tehnologi yang semakin pesat ini, masyarakat sangat

menginginkan kemudahan untuk memperoleh suatu produk dengan harga

terjangkau dan dapat memberi kepuasan yang lebih tinggi.

Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian.

Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan

dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Subsektor peternakan

terbagi menjadi ternak besar, yaitu sapi (perah/potong), kerbau, dan kuda, dan

ternak kecil yang terdiri dari kambing, domba, dan babi serta ternak unggas
3
(ayam, itik, dan burung puyuh).

Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam Broiler

(pedaging), mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal diantaranya fluktuasi harga yang tidak menentu.

Keunggulan protein hewani membuat industri atau usaha peternakan memiliki

potensi yang besar untuk berkembang, dikarenakan konsumsi daging

2
Wiwit Hasan, “Analisis Keuntungan Dan Titik Impas Usaha Ternak Broiler Dengan Pola
Kemitraan”, https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/zootek/articl e/download/19081/18641, (30
juni 2019)236.
3
M. Rasyaf, Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Cetakan ke-2, (Jakarta: Penebar
swadaya, 2004), 30.
3

masyarakat Indonesia yang masih rendah masih dapat ditingkatkan. Peranan

ayam Broiler (pedaging) sangat penting dalam ikut memenuhi kebutuhan

masyarakat akan daging sebagai bahan pangan yang bergizi, hal ini mengingat

populasi ayam tersebut yang cukup besar dan pemeliharaannya hampir berada

4
di seluruh pelosok tanah air.

Agribisnis peternakan merupakan segala aktivitas bisnis yang terkait

dengan kegiatan budi daya ternak, industri hulu, industri hilir, dan lembaga-

lembaga pendukung. Agribisnis tersebut merupakan salah satu bidang yang

sangat penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki potensi dijadikan

sebagai penggerak utama ekonomi nasional. Usaha peternakan bahkan mampu

meningkatkan ekonomi pedesaan dan sekaligus meningkatkan pendapatan


5
masyarakat desa.

Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus

dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi biasanya

terdiri dari tiga unsur yaitu : bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan

overhead pabrik. Activity based costing merupakan metode penentuan harga

pokok produk yang dapat mengukur secara cermat konsumsi sumber daya
6
dalam setiap aktivitas yang digunakan dalam menghasilkan produk.

4
R Ratnasari, w Sarengat, A Setadi “Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pada Sistem
Kemitraan Di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang” https.//media.neliti.com/.../ 186535-ID-
analisis-pendapatan-peternak-ayam-broile. (23 juni 2019) 48
5
Hasan subkhi, Suryahadi, “Amirudin Saleh, Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam
Pedaging dengan Pola Kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor”,
Ilkom.jurnal.ipb.ac.id/index. php/ jurnalipi/article/download/4872/1236 (23 juni 2019), 55
6
Jenny Morassa, “Analisis Perhitungan Biaya Produksi pada PT. Manado Nusantara Informasi
(Koran Sindo”, https://www.neliti.com/id/publications/2968/analisis-perhitungan-biaya-
produksi-pada-pt-manado-nusantara (29 juni 2019) 3.
4

Keberhasilan suatu perusahaan adalah sangat ditentukan dari

kecermatan atas kemampuan pimpinan dalam pengelolaan perusahaan. Suatu

perusahaan yang baik dalam rangka pencapaian tujuan memerlukan pedoman

yang perlu mendapat perhatian. Salah satu unsur yang perlu diperhatikan

untuk dijadikan pedoman adalah bagaimana pimpinan perusahaan menentukan

harga pokok yang dihasilkan dan dapat dijangkau oleh konsumen. Dalam

melaksanakan kegiatan produksi, maka diperlukan alokasi biaya-biaya, karena

pengeluaran (biaya-biaya) diharapkan akan memperoleh kontraprestasi yang

lebih besar sebagai keuntungan yang merupakan tujuan akhir dari perusahaan.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dikatakan sebagai selisih antara

harga pokok barang yang bersangkutan.

Kegiatan usaha yang menarik dikaji di subsektor peternakan adalah

usaha agribisnis ayam ras pedaging. Hal ini dilandasi beberapa alasan, yaitu:

(1) periode siklus produksinya yang relatif pendek membuat perputaran modal

relatif cepat, menjadikannya cocok untuk usaha peternakan rakyat; (2) usaha

ayam ras pedaging mempunyai kaitan yang luas baik kaitan ke belakang

(backward linkage) dan kaitan ke depan (forward linkage); (3)

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja secara ekstensif; dan (4) sebagai
7
salah satu komoditas yang mempunyai potensi ekspor.

Efisiensi biaya peternakan akan diperoleh bila memenuhi tiga

persyaratan utama yaitu layak produksi yang bersifat teknis, layak pemasaran

yang bersifat permintaan dan penawaran pasar serta layak finansial yang
7
Saptana, Analisis Kelembagaan Kemitraan Usaha Disentra-sentra Produksi Ayam broiler,
(Medan, 2004), broiler,https://media.neliti.com/media/publications/44050-ID-analisis-
kelembagaan-kemitraan-usaha-di-sentra-sentra-produksi-sayuran-suatu-kaj (29 juli 2019) 30.
5

bersifat penggunaan keuangan. Layak teknis meliputi penggunaan bibit,

pakan, penanggulangan penyakit, pemeliharaan dan reproduksi. Layak

pemasaran meliputi segmen pasar lokal, nasional, dan internasional dari

komoditi yang dihasilkan. Kemungkinan adanya persaingan dari usaha sejenis,

prospek pemasaran, daya serap pasar, jalur tataniaga dan informasi pasar yang
8
ada. Layak finansial menjadi perputaran uang dalam perusahaan.

Usaha peternakan ayam pedaging di Desa Mlokorejo Kabupaten

Jember sangat tergantung dari biaya pemeliharaan, ada sebagian peternak

ayam yang menggunakan sistem kemitraan dalam usaha ternak ayam ini, jadi

mereka tidak terlalu memikirkan biaya yang dikeluarkan selama prosesm

produksi, termasuk biaya pemeliharaan. Akan tetapi bagi peternak ayam yang

menggunakan sistem mandiri, biaya produksi sangat diperhitungkan di sini,

termasuk biaya pemeliharaan di dalamnya. Dimana peternak ayam yang

menggunakan sistem mandiri ini, laba yang mereka terima tergantung dari

harga pasar saat ayam ini di panen.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul : Analisis Efisiensi Biaya Pemeliharaan Ayam

Potong di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan istilah

fokus penelitian. Dimana bagian ini mencantumkan semua fokus

8
Arie Krismasa, “Analisis Peendapatan dan Efisiensi Usaha Ternak Itik Petelur di Desa Modopuro
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto, (Skripsi: Universitas Jember, Jember, 2004).
6

permasalahan yang akan dicari jawabanya melalui proses penelitian. Fokus

penelitian ini disusun secara singkat, jelas, tegas, dan spesifik, serta

9
operasional yang dituangkan dalam kalimat tanya.

1. Bagaimana penentuan biaya pemeliharaan ayam potong di Desa

Mlokorejo Kabupaten Jember ?

2. Bagaimana perolehan laba pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo

Kabupaten Jember ?

3. Bagaimana efisiensi pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo

Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berisi tentang arah yang akan di bahas dalam

melakukan penelitian. Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui penentuan biaya pemeliharaan ayam potong di Desa

Mlokorejo.

2. Untuk mengetahui perolehan laba pemeliharaan ayam potong di Desa

Mlokorejo.

3. Untuk mengetahui efisiensi pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo.

9
Babun Suharto dkk, pedoman penulisan karya ilmiah, (Jember:IAIN Jember Press, 2017), 44.
7

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis untuk semua

pihak adalah sebagai berikut

1. Secara teoritis-akademis

Secara teoritis, penelitian ini diharapakan agar bisa menambah

wawasan ilmu pengetahuan di bidang lembaga keuangan yaitu

pembiayaan, khususnya tentang “Analisis Efisiensi Biaya Pemeliharaan

Ayam Potong Di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember”.

2. Secara praktis-empiris

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

a. Bagi Peneliti

Dapat memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman

dalam bidang yang sesungguhnya serta sebagai aplikasi yang telah

diperoleh peneliti selama kuliah serta dapat menambah pengetahuan

bagi penulis mengenai analisis efisiensi biaya pemeliharaan ayam

potong di Desa Mlokorejo kabupaten Jember tersebut.

b. Bagi Lembaga

Sebagai sumber informasi dikemudian hari bagi mereka yang

mengadakan penelitian dan sebagai bahan masukan untuk

mengevaluasi sejauh mana produk yang diberikan mampu memenuhi

kebutuhan produk yang terampil dibidangnya.


8

c. Bagi Instansi/ Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini, maka penting bagi manajemen

perusahaan memperhatikan efisiensi biaya dalam pemeliharaan ayam

di Desa Mlokorejo dan bisa berdampak positif masa yang akan

mendatang.

E. Definisi Istilah

Dalam definisi istilah ini dipaparkan tentang istilah-istilah penting

yang menjadi titik perhatian di dalam judul penelitian, diantaranya yaitu :

1. Analisis

Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan

atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-

komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. Yaitu usaha

dalam mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara menguraikan

komponen pembentuknya atau menyusun sebuah komponen untuk

kemudian dikaji lebih mendalam.

Pengertian analisis lainnya adalah kegiatan berpikir untuk

menguraikan suatu pokok menjadi bagian atau komponen sehingga dapat

diketahui ciri atau tanda di setiap tiap bagian / komponen, hubungannya

10
satu sama lain hingga fungsi masing-masingnya.

2. Efisiensi

Efisiensi erat kaitanya dengan produktivitas. Dalam teori operation

management, produktifitas dirumuskan sebagai hasil perkalian antara

10
https://www.zonareferensi.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-dan-secara-umum
9

efisien dan utilisasi. Sedangkan pakar yang lain, Chase & Aquilano

Efisiensi merupakan doing the things right atau terjadi bila output tertentu

dapat dicapai dengan input yang minimum. Secara efektifitas dengan

doing the things atau mendapatkan hasil sesuai dengan yang di inginkan.

Dipandang dari sudut tenaga kerja adalah jumlah waktu yang sebenarnya

digunakan untuk memproduksi dibagi dengan standar waktu yang


11
dihasilkan lalu dibagi dengan standar output yang telah ditetapkan.

3. Biaya Pemeliharaan

Biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang tak terhindarkan

untuk mendapatkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh maslahat,

pengeluaran untuk kegiatan, tujuan atau waktu tertentu seperti untuk

pengiriman, pengepakan, dan penjualan dimaksudkan untuk memperoleh

penghasilan, dalam laporan laba rugi perusahaan komponen biaya

merupakan pengurang dari pendapatan.pengertian biaya berbeda dengan


12
beban, semua biaya adalah beban, tetapi tidak semua beban adalah biaya.

Biaya pemeliharaan adalah biaya berupa pengeluaran uang untuk

melaksanakan kegiatan pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan

administrasi untuk memperoleh pendapatan, tidak termasuk pengeluaran


13
yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan penyusutan.

11
Mohammad Jaffar Hafsah, Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi.(Jakarta:PT Pustaka Sinar
Harapan, 2000), hlm 56.
12
Sujana Ismaya, Kamus Perbankan (Bandung: CV Pystaka Grafika, 2006),300.
13
Ibid., 302.
10

F. Sistematika Pembahasan

Untuk menjelaskan alur pemikiran dalam suatu pembahasan ini maka

hasil dari analisis data tersebut dijabarkan secara sistematis dalam bentuk Bab

Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika

pembahasan. Fungsi bab ini adalah untuk memperoleh gambaran secara umum

mengenai pembahasan dalam skripsi.

Bab II Kajian Kepustakaan, terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian

teori pada penelitian terdahulu akan dijelaskan untuk dijadikan refrensi

peneliti. Kemudian pada kajian teori dijelaskan tentang pembahasan teori yang

dijadikan beberapa materi penjelasan yaitu pertama kajian teori dijelaskan

tentang pembahasan teori yang dijadikan beberapa materi penjelasan.

Kemudian yang memuat tentang ringkasan kajian terdahulu yang memiliki

relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini serta memuat

kajian teori.

BAB III Metode Penelitian, yang memuat tentang metode yang akan

digunakan oleh peneliti meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian, yang berisi tentang hasil penelitian yang

meliputi gambaran objek penelitian, penyajian data serta analisis dan

pembahasan temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran, yaitu penutup berisi kesimpulan yang

merangkum semua pembahasan yang diuraikan pada beberapa Bab


11

sebelumnya. Dan tentang saran-saran rekomendasi mengacu atau bersumber

dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan akhir peneliti.


12

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting untuk dicantumkan dalam sebuah

penelitian, karena untuk menguji sejauh mana orisinalitasnya dan posisi

penelitian yang dilakuan. Oleh karena itu, perlu seharusnya mencantumkan

penelitian terdahulu yang terdapat sedikit korelasi dengan penelitian sekarang

agar teradi perbedaan antara masing-masing penelitian ketika sudah

menyampaikan fokus penelitian. Berikut adalah penelitian terdahulu yang

dapat peneliti temukan :

1. Dewi Utami Setyaningrum, 2014 “Analisis Efisiensi Puskesmas Metode

Data Envelopment Analysis (DEA)”.1

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu variabel input dan

output. Dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif dalam penelitian ini terdiri dari data laporan realisasi dana BOK,

realisasi dana BOP, dll. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

frontier non parametric deterministic dengan DEA, penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis data tahunan pada sampel penelitian ini.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013 terdapat

14 puskesmas yang efisien secara teknis dari 15 puskesmas yang menjadi

sampel penelitian dan terdapat 1 puskesmas yang masih belum efisien yaitu

puskesmas Tambakaji dengan nilai efisiensi sebesar 92,42%. Puskesmas yang

tidak efisien secara teknis dapat diperbaiki nilai efisiensinya dengan cara

1
Dewi Utami Setyaningrum, “Analisis Efisiensi Puskesmas Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”,
(Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014).
12
13

meningkatkan jumlah variabel output berdasarkan nilai dari hasil perhitungan

DEA.

Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu sama-sama membahas

tentang efisiensi. Adapun perbedaannya yaitu terletak pada lokasi penelitian,

fokus peneletian serta metode yang digunakan.

2. Mutia Tantri, 2014 “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja dan Biaya Terhadap

Rentabilitas Modal Sendiri pada KPPD DKI Jakarta”.2

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif,

regresi linier berganda, uji beda berpasangan, peramalan SHU.

Hasil dari penelitian ini yaitu penggunaan modal kerja KPPD DKI

jakartabelum optimal atau belum efisien dan pada pengendalian biaya KPPD

dapat dikatakan belum efisien karena selalu terjadi inefisiensi di setiap akhir

periode, pada uji regresi linier berganda untuk uji simultan didapatkan hasil

bahwa ada pengaruh antara EMK dan EB terhadap RMS. Paired samples t-

test menghasilkan output bahwa biaya bunga bank, amortisasi, dan

penyusustan masih dapat ditoleransi selisih/perbedaannya. Metode peramalan

time series terbaik untuk perkiraan SHU adalah metode quadratic trend

model dengan nilai MAPE (1,6917) dengan rata-rata pertumbuhan prakiraan

SHU sebesar 21%.

Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu sama-sama membahas

efisiensi dan biaya. Adapun perbedaannya penelitian ini dengan peneliti

terletak pada lokasi, fokus penelitian dan metode penelitian yang digunakan,

dimana penelitian ini lebih fokus pada pengaruh efisiensinya sedangkan

peneliti fokus pada efisiensi biayanya.

3. Devy Wira Buana, 2015 “Analisis Efisiensi Biaya Produksi Dengan

Menggunakan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan


2
Mutia Tantri, “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja dan Biaya Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada
KPPD DKI Jakarta”, (Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2014).
14

Keputusan Perolehan Bahan Baku (Studi Kasus Pada PT Ciomas

Adisatwa)”.3

Penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis kuantitatif dan

analisis kualitatif, karena metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode mixed methods, yang merupakan suatu langkah penelitian dengan

menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu

penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh melalui wawancara

dengan informan secara mendalam. Data diolah dengan metode kuantitatif

untuk memperoleh perhitungan biaya produksi bahan baku, sehingga dapat

membandingkan efisiensi biaya produksi dari beberapa alternatif, sedangkan

metode kualitatif digunakan untuk mengolah data kualitatif sehingga dapat

mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam mengupayakan proses produksi

yang lebih efisien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam analisis kuantitatif menjalin

kemitraan secara keseluruhan menunjukkan hasil perhitungan biaya produksi

bahan baku yang lebih efisien dibandingkan dengan alternatif lainnya yang

analisis kualitatif menunjukkan hasil yang sama, bahwa dengan menjalin

kemitraan lebih banyak keuntungan yang disarankan bagi perusahaan dan

bagi masyarakat, baik dari aspek ekonomi maupun dari aspek sosial.

Perusahaan akan dapat bersaing dengan harga yang lebih terjangkau dipasaran

jika menaikkan jumlah kemitraan setiap tahunnya dan mempertahankan

kemitraan yang ada saat ini, sehingga ketika permintaan ayam di pasar tinggi

perusahaan akan mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, terlebih

ketika persaingan bisnis di industry sejenis semakin ketat.

3
Devy Wira Buana, Analisis Efisiensi Biaya Produksi Dengan Menggunakan Informasi Akuntansi
Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Perolehan Bahan Baku (Studi Kasus Pada PT Ciomas
Adisatwa)” (Skripsi, Universitas Lampung, Lampung, 2015)
15

Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu terletak pada

pembahasan yang dibahas dipenelitian ini yaitu tentang efisiensi biaya dan

metodenya yang digunakan juga ada yang sama. Adapun perbedaannya

terletak pada fokus, lokasi dan juga metodenya di penelitian ini lebih

memfokuskan pada analisis efisiensi biaya, lebih mencolok ke akuntansinya

dan penelitiannya terletak pada perusahaan atau menggunakan studi kasus

sedangkan peneliti lebih fokus pada efisiensi biaya dan penelitiannya berada

didesa

4. M Findo Riatama, 2017 “Analisis Efisiensi Biaya Operasional Terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014”.4

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian

ini yaitu perkembangan biaya operasional selama empat tahun terakhir dari

tahun 2011 sampai 2014 mengalami perubahan nilai atau cenderung

mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, bahwa biaya operasional dan profitabilitas (ROA) uji t diperoleh

signifikasi >0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0

diterima. Dengan demikian biaya operasional tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas perusahaan sector makanan dan minuman periode

2011-2014 yang terdaftar di BEI.

Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu sama-sama membahas

tentang efisiensi biaya sedangkan perbedaanya terletak pada lokasi, fokus

penelitian dan metode yang digunakan.

4
M Findo Riatama, “Analisis Efisiensi Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014”,
(Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2017).
16

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-korelasi,

metode yang di ambil yaitu metode purposive sampling. Penelitian ini

menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan bank yang

dipublikasikan dari tahun 2012-2016 yang diperolwh dari situs bank-bank

syariah yang bersangkutan. Metode analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah statistic deskriptif dan analisa regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bervariasi, ukuran

perusahaan mempunyai pengaruh yang positif atau searah terhadap efisiensi,

kapitalisasi mempunyai pengaruh yang positif atau searah terhadap efisiensi,

bank expenses tidak mempunyai pengaruh yang positif atau searah terhadap

efisiensi, hasil ini tidak mendukung hipotesis, loan quality tidak mempunyai

pengaruh yang positif atau searah terhadap efisiensi, dan secara bersama-

sama (simultan) ukuran perusahaan, kapitalis, bank ekpenses dan loan quality

mempunyai pengaruh yang positif atau searah terhadap efisiensi.

Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu sama-sama membahas

masalah efisiensi dan metode penelitian yang di gunakan juga sama. Adapun

perbedaannya yaitu terletak pada fokus penelitian yang digunakan dimana

penelitian ini lebih memfokuskan terhadap analisis factor-faktor yang

mempengaruhi efisiensi perbankan sedangkan peneliti lebih memfokuskan

pada Analisis Efisiensi Biaya Pemeliharaan Ayam Potong di Desa Mlokorejo

Kabupaten Jember.

5. Dadan Ramadan, 2017 “Pengaruh Anggaran Biaya Terhadap Efisiensi Biaya

Produksi di PT.PP. Bajabang Indonesia”.5

Metodologi yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini adalah

analisa kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui penelitian

5
Dadan Ramadan, “Pengaruh Anggaran Biaya Terhadap Efisiensi Biaya Produksi di PT.PP. Bajabang
Indonesia”, (Skripsi, Politeknik Piksi Ganesha, Bandung, 2017).
17

kepustakaan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan

browsing internet.

Hasil dari penelitian tersebut yaitu penyusunan anggaran biaya pada

PT.PP. bajabang Indonesia telah dilaksanakan dengan baik. Upaya PT.PP.

Bajabang Indonesia guna menjalankan kegiatan usaha yang efisien sudah

baik, yaitu dengan menjalankan berbagai upaya seperti: pengguanaan rencana

anggaran, rapat evaluasi kinerja, tap kontrol, pemilihan dan pengembangan

karyawan, penggunaan bahan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat dosis,

dan adanya satuan pengadilan internal (SPI) sebagai kontrol. Dan setiap tahun

PT.PP. Bajabang Indonesia biaya produksinya sudah efisien karena selisih

antara anggaran biaya dan realisasinya tidak melebihi 10%.

Persamaan dari penelitian ini dengan peneliti yaitu membahas tentang

efisiensi biaya. Adapun perbedaannya yaitu terletak pada fokus penelitian

yang dilakukan dimana peneliti lebih memfokuskan pada Analisis Efisiensi

Biaya Perusahaan Ayam Potong di desa Mlokorejo Kabupaten Jember.

6. Juwet Denok Setyaningrum, 2018 “Analisis Efesiensi Biaya Bahan Baku Dan

Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin Pada UD

Sugih Jati”.6

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini

adalah rasio profit margin. Hasil dari penelitian ini ialah menunjukkan bahwa

efisiensi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap rasio profit margin. Jadi besar kecilnya

6
Juwet Denok Setyaningrum, “Analisis Efesiensi Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Terhadap Rasio Profit Margin pada UD. Sugih Jati”, (Artikel Skripsi, Universitas Nusantara PGRI Kediri,
Kediri, 2018).
18

profit margin ditentukan oleh dua faktor yaitu laba dan penjualan. Oleh sebab

itu untuk memperoleh rasio profit margin yang besar maka perusahaan harus

mampu mengendalikan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

agar dapat bertindak se-efisien mungkin, sehingga perusahaan dapat

memperoleh laba yang lebih besar dan profit margin yang lebih tinggi.

Persamaan dari penelitian ini dengan peneliti yaitu membahas tentang

efisiensi biaya. Adapun perbedaaanya yaitu dari metode penelitian dimana

penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan peneliti

menggunakan metode kualitatif. Kemudian dari fokus penelitian, dalam

penelitian ini lebih memfokuskan tentang analisis efisiensi biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung terhadap rasio profit margin sedangkan

peneliti lebih membahas Analisis Efisiensi Biaya Pemeliharaan Ayam Potong

di Desa Mlokorejo Kabupaten.

7. Nanang Prabowo, 2018 “Pengendalian Biaya Produksi Pada Usaha Bisnis

Ayam Petelur di Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember”.7

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara dan

dokumentasi. Hasil dari penelitian tersebut ialah biaya produksi ayam petelur

setelah semua biaya produksi dihitung totalnya adalah Rp. 24.552.000.

sedangkan pendapatan disetiap harinya itu Rp. 1.000.000 jadi, dalam satu

bulannya penghasilan ayam petelur milik bapak asmali 30.000.000. biaya

diatas setelah dikurangi dengan keuntungan hasilnya Rp. 5.447.500. dan cara

mengendalikan biaya produksi pada usaha bisnis ayam petelur tersebut yaitu

menggunakan biaya taksiran, biaya standar full costing dan biaya standar

variabel full costing.

7
Nanang Prabowo, “Pengendalian Biaya Produksi pada Usaha Bisnis Ayam Petelur di Desa Garahan
Kecamatan Silo Kabupaten Jember”, (Skripsi, IAIN Jember, Jember, 2018).
19

Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu sama-sama membahas

tentang biaya serta metode penelitian yang digunakan. Sedangkan

perbedaanya terletak pada variabel, objek, fokus dan lokasi penelitian. Dalam

penelitian ini lebih memfokuskan pada pengendalian biaya produksi pada

usaha bisnis ayam petelur. Sedangkan peneliti lebih menekankan pada

Analisis Efisiensi Biaya Pemeliharaan Ayam Potong di Desa Mlokorejo

Kabupaten Jember.

9. Indra setiawan, (2017) dengan judul skripsi, “Analisis Efisiensi Skala

Produksi usaha Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Pattallassang

Kabupaten Gowa” di ajukan kepada Universitas alauddin makassar. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui efesiensi produksi usaha

peternakan ayam broiler di Kecataman Pattallassang Kabupaten Gowa, 2)

mengetahui intensitas penggunaan faktor produksi pada usaha peternakan

ayam broiler di Kecataman Pattallassang Kabupaten Gowa. Persamaan

skripsi yang akan peneliti lakukan adalah sama sama membahas tentang

efisiensi usaha ternak ayam, Pada skirpsi ini menganalisis efisiensi

produksi usaha ternak sedangkan pada penelitian ini membahas tentang

Analisis Biaya Pemeliharaan Ayam Potong di Desa Mlokorejo Kabupaten

22
Jember

10. Eka Roudlotul Jannah (2018), Dengan judul skripsi “Strategi Efisiensi

Biaya Produksi Peternakan Itik Petelur Semi Intensif di Desa Tanjung Sari

Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember” di ajukan kepada Institus

Agama Islam Negeri Jember. Penelitian ini memiliki tujuan untuk biaya

efisiensi produksi itik petelur menggunakan pemeliharaan sistem semi

intensif. Persamaan skripsi yang akan peneliti lakukan adalah sama sama

membahas tentang efisiensi biaya. Akan tetapi skripsi diatas berbeda


20

dengan penelitian ini, perbedaanya adalah pada skripsi tersebut membahas

tentang baiaya produksi, sedangkan pada penelitian ini membahas tentang

23
biaya pemeliharaan.

11. Nanang Prabowo (2018), skripsi yang berjudul “Pengendalian biaya

produksi pada usaha bisnis ayam petelur di desa Garahan kecamatan silo

kabupaten jember”. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif

deskriptif, adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil dari penelitian tersebut ialah

biaya produksi ayam petelur setelah semua biaya produksi dihitung totalnya

adalah Rp.24.552.000. Sedangkan pendapatan disetiap harinya itu

Rp.1.000.000 jadi, dalam satu bulannya penghasilan ayam petelur milik

Bapak Asmani Rp.30.000. Biaya di atas setelah dikurangi dengan

keuntungan hasilnya Rp. 5.447.500. Dan cara mengendalikan biaya

produksi pada usaha bisnis ayam petelur tersebut yaitu menggunakan biaya

taksiran, biaya standart full costing dan biaya standart variabel full

costing. Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu sama-sama

membahas tentang biaya serta metode penelitian yang digunakan.

Sedangkan perbedannya terletak pada variabel, objek, fokus dan lokasi

penelitian. Dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada pengendalian

biaya produksi pada usaha bisnis ayam petelur. Sedangkan peneliti lebih

menekankan pada Analis Efisiensi Biaya Pemeliharaan Ayam Potong di

Desa Mlokorejo Kabupaten Jember.


21

21
Yonnade Arga Putra, “Anaisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Penjualan Terhadap Laba
Perusahaan (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kecamatan Jenten Kabupaten
Karangayar)” (Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2014)
22
Indra setiawan, “Analisis Efisiensi Skala Produksi usaha Peternakan Ayam Broiler di
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa” ( Skripsi: Universitas alauddin makassar, Makassar,
2017)
22

Tabel 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

No Nama/ Judul Persamaan Perbedaan


1. Yonnade Arga Putra. penelitian ini sama Pada penelitian
Anaisis Pengaruh sama menggunakan terdahulu meneliti
Biaya Produksi Dan penelitian kualitatif tentang biaya
Penjualan Terhadap dengan tujuan produksi dan
Laba Perusahaan mengetahui pengaruh penjualan terhadap
(Studi Pada Usaha biaya produksi laba perusahaan,
Mikro Kecil Dan terhadap laba sedangkan pada
Menengah Di perusahaan penelitian ini hanya
Kecamatan Jenten menggunakan biaya
Kabupaten produksi.
Karangayar)

2. Dyiah Arin Fitriyani penelitian ini sama Pada penelitian n


Analisis Efesiensi sama menggunakan yang akan peneliti
biaya produksi pada penelitian kualitatif lakukan yaitu tentang
PT. Nyonya Menner dengan tujuan Analisis Efesiensi
Semarang mengetahui pengaruh Biaya Pemeliharaan
biaya produksi Ayam Potong Di
Desa Mlokorejo
Kabupaten Jember.
3. Cornelia widayanti kesamaan dengan Perbedaan tersebut
Analisis penyusunan skripsi yang akan terletak pada
anggaran biaya peneliti lakukan prosedur penyusunan
produksi studi pada adalah menggunakan anggaran biya yang
pabrik gula metode penelitian dilakukan oeh
madukismo kualitatif pembahasan perusahaan. Skripsi
Yogyakarta padokan, tentang Biaya tersebut membahas
titonirmolo, kasihan, Produksi tentang, Penyusunan
bantul Anggaran Biaya
Produksi Studi Pada
Pabrik Gula

23
Eka Roudlotul Jannah, “Strategi Efisiensi Biaya Produksi Peternakan Itik Petelur Semi Intensif
di Desa Tanjung Sari Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember”, ( Skripsi:Institut Agama
Islam Negeri Jember, Jember, 2018)
23

Madukismo
Yogyakarta sedang
skripsi yang akan
peneliti lakukan
adalah tentang
Analisis Efesiensi
Biaya Pemeliharaan
Ayam Potong Di
Desa Mlokorejo
Kabupaten Jember
4. Sivana Eprilianta kesamaan dengan penelitian tersebut
Analisis Perhitungan skripsi yang akan untuk mengetahui
Harga Pokok Produksi peneliti lakukan Perhitungan Harga
Tahu Dengan Metode adalah menggunakan Pokok Produksi Tahu
Full Costing Pada metode penelitian dengan Metode Full
Industri Kecil (Studi kualitatif pembahasan Costing Pada Industri
Kasus CV Laksa tentang Biaya Kecil, Beda halnya
Mandiri) Produksi dengan penelitian
yang akan peneliti
lakukan yaitu tentang
Analisis Efesiensi
Biaya Pemeliharaan
Ayam Potong Di
Desa Mlokorejo
Kabupaten Jember.
5. Muhammad Zulfahmi Penelitian ini perbedannya tidak
Analisis Biaya Dan memiliki kesamaan membahas tentang
Pendapatan Usaha dengan skripsi yang pendapatan pusat
Jamur Tiram Putih akan peneliti lakukan pelatihan pertanian
Model Pusat Penelitian adalah pembahasan pedesaan swadaya,
Petanian Pedesaan tentang biaya akan tetapi skripsi
Swadaya (P4S) Nusa yang akan peneliti
Indah lakukan adalah
Tentang Analisis
Efesiensi Biaya
Pemeliharaan Ayam
Potong Di Desa
Mlokorejo
Kabupaten Jember
6. Nur Faridah Penelitian ini Perbedaannya skripsi
Analisis Biaya memiliki kesamaan tersebut tidak
menurut Variabel dengan skripsi yang membahas tentang
Costing Untuk akan peneliti lakukan Variabel Costing
Pengambilan adalah pembahasan untuk Pengambilan
Keputusan Jangka tentang biaya Keputusan Jangka
Pendek dalam Pesanan Pendek Dalam
24

Khusus pada PT. Pesanan Khusus.


Sermani steel Di
Makasar

7. Eka Roudlotul Jannah a. Persamaan perbedaanya adalah


Strategi Efisiensi skripsi yang pada skripsi tersebut
Biaya Produksi akan peneliti membahas tentang
Peternakan Itik Petelur lakukan baiaya produksi,
Semi Intensif di Desa adalah sama sedangkan pada
Tanjung Sari sama penelitian ini
Kecamatan Umbulsari membahas membahas tentang
Kabupaten Jember tentang biaya pemeliharaan.
efisiensi
biaya.
8. Dwi Panca Prabu Persamaan skripsi Pada skirpsi ini
Wisudawan Analisis yang akan peneliti menganalisis
Efisiensi Usahternak lakukan adalah sama efisiensi usaha ternak
Ayam Ras Pedaging sama membahas sedangkan pada
Pola Mandiri dan tentang efisiensi penelitian ini
Kemitraan Perusahaan usaha ternak ayam membahas tentang
Inti Rakyat di analisis biaya
Kecamatan Pamijahan Pemeliharaan Ayam
Kabupaten Bogor Potong

9. Indra setiawan, Persamaan skripsi Pada skirpsi ini


Analisis Efisiensi yang akan peneliti menganalisis
Skala Produksi usaha lakukan adalah sama efisiensi produksi
Peternakan Ayam sama membahas usaha ternak
Broiler di Kecamatan tentang efisiensi sedangkan pada
Pattallassang usaha ternak ayam penelitian ini
Kabupaten Gowa membahas tentang
analisis biaya
Pemeliharaan Ayam
Potong
10. Prasanti Kusuma Persamaan skripsi Pada skirpsi ini
Wardana yang akan peneliti menganalisis
Analisis Efisiensi lakukan adalah sama efisiensi produksi
Produksi Dan sama membahas usaha ternak
Pendapatan Pada tentang efisiensi sedangkan pada
Usaha Peternakan usaha ternak ayam penelitian ini
Ayam Ras Pedaging membahas tentang
analisis biaya
Pemeliharaan Ayam
Potong
25

Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang Analisis

Efisiensi biaya pemeliharaan ayam potong di Mlokorejo kabupaten

Jember. Dalam penelitian ini memfokuskan pada “ Efisiensi pembiyaan ayam

potong”.

B. Kajian Teori

1. Efisiensi Biaya

Efisiensi merupakan cara (usaha kerja) dalam menjalankan sesuatu

(dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya), kelayakan, ketepatan,

kemempuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak

24
membuang waktu, tenaga, dan biaya)

Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk medapatkan keuntungan

yang maksimal, oleh karena itu efisiensi merupakan salah satu langkah

penting yang harus dilakukan oleh perusahaan. Karena penggunaan sumber

daya yang efisien merupakan salah satu upaya memaksimalkan

25
keuntungan.

Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting

dalam analisis strategik perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya

pada perusahaan dapat menggambarkan suatu kinerja perusahaan pada

masa yang akan datang. Pada dasarnya masalah yang sering timbul dalam

suatu perusahaan adalah perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak

sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh sebab

itu untuk dapat mencapai produksi yang efisien, maka diperlukan suatu

24
https://www.kbbi.web.id/efisiensi
25
Devi Wira Buana. “Analisis fisiensi Biaya Produksi Dengan Menggunakan Informasi Akuntansi
Deferensial Dalam Pengambilan Keputusan Perolehan Bahan Baku (Studi Kasus pada PT.
Ciomas Adisatwa)” (Skripsi: Universitas Lampung, 2015) 13.
26

pengendalian terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan. Pengendalian

biaya produksi merupakan penggunaan utama dari akuntansi dan analisis

biaya produksi. Komponen biaya utama yaitu upah, bahan baku dan

overhead pabrik perlu dipisahkan menurut jenis biaya dan juga menurut

pertanggungjawaban. Pengendalian terhadap biaya dapat diukur dengan

tingkat efisiensi biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya.

Efisiensi biaya dapat diukur dengan 2 cara membandingkan antara biaya

sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan selanjutnya disebut biaya


26
standar . Dalam hal ini biaya standar yang telah ditetapkan perusahaan

akan dibandingkan dengan biaya realisasi (biaya sesungguhnya yang

terjadi) selama proses produksi.

Dalam hal ini biaya standar yang telah ditetapkan perusahaan akan

dibandingkan dengan biaya realisasi (biaya sesungguhnya yang terjadi)

selama proses produksi. Suatu proses disebut cost effective jika dalam

menghasilkan keluaran, masukan hanya dikonsumsi untuk menjalankan

27
aktivitas penambah nilai.

Konsep efisiensi dari aspek ekonomis, dinamakan konsep efisiensi

ekonomis atau harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya

menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis,

penggunaan faktor produksi dikatakan efisien apabila dapat menghasilkan

keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum,

menurut konsep efisiensi ekonomis tidak cukup hanya dengan mengetahui


26
Carter Usry, Akuntansi Biaya, Edisi ke tigabelas, buku satu (Jakarta: Salemba Empat, 2006),
12.
27
Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah, Akuntansi Biaya, ( Jakarta: Salemba Empat, 2009), 390.
27

fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga

28
harga input-output.

Efisiensi produksi adalah penghematan proses yang dilakukan

dengan berbagai penggunaan kombinasi input yang efisien. Informasi

mengenai berbagai kombinasi input ini diperlukan manajemen guna

memilih sistem prosuksi yang tepat dalam menjalankan usaha dengan

efisien. Efisiensi produk ini bermuara pada semakin rendahnya biaya per

unit produksi yang dikeluarkan perusahaan. Efisiensi produksi ini dapat


29
diuraikan menjadi berikut:

a. Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis diukur dari minimalnya proses yang tidak perlu

dalam berproduksi. Efisiensi teknis ini dapat dicapai dengan berbagai

teknis kombinasi penggunaan unit input yang minimum. Efisisensi

teknik mencakup hubungan antara input dan output. Efisiensi teknik

mensyaratkan adanya proses produksi yang dapat memanfaatkan input


30
yang sedikit demi menghasilkan output dalam jumlah yang sama .

Efisiensi teknik dalam usaha peternakan dapat dipengaruhi oleh

kuantitas faktor-faktor produksi kombinasi dari luas lahan, bibit pakan,

vaksin dan vitamin serta tenaga kerja dapat dipengaruhi tingkat

efisiensi teknik. Proporsi penggunaan masing-masing faktor produksi.

b. Efisiensi Ekonomi

28
Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Makro Islam (Bandung: CV Pustaka Setia), 255.
29
Henry Faizal Noor, Ekonomi Manajerial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 154.
30
Ibid,. 155.
28

Efisiensi ekonomi diukur dengan semakin kecilnya biaya yang

dikeluarkan perusahaan per unit produksi yang dihasilkan. Efisiensi

dapat dicapai dengan berbagai teknik penggunaan kombinasi jenis input

31
dengan biaya serendah mungkin.

c. Efisiensi Alokatif

Efisiensi alokatif tercapai jika perusahaan tersebut mampu

memaksimalkan keuntungan yaitu menyamakan nilai produk marginal

setiap faktor produksi dan harganya bila peternak mendapatkan

keuntungan yang besar dari usahanya, misalnya karena pengaruh harga,

maka peternak tersebut dapat dikatakan mengalokasikan input usaha

ternaknya secara efisien. Efisien alokatif ini terjadi apabila perusahaan


32
memproduksi output yang paling disukai oleh konsumen.

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan Dalam

perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu, fungsi produksi,

fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu

dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga

33
kelompok, yaitu:

2. Biaya Produksi

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya

31
Ibid., 155.
32
Prasanti Kusuma Wardana, “Analisis Efisiensi Produksi Dan Pendapatan Pada Usaha
Peternakan Ayam Ras Pedaging”, (Skripsi: Universitas Diiponegoro Semarang, 2012), 30.
33
Mulyadi, Akuntansi Biaya,(Yogyakarta: UPP STIM YKP, 2009), 17.
29

depresiasi mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya bahan penolong,

biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik yang

langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan proses

produksi . menurut obyek pengeluaranya, secara garis besar biaya produksi

ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya over head pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung disebut pula dengan istilah biaya utama ( prime cost ),

sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya over head

pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi (convertion

cost ), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan

baku menjadi produk jadi.

Variable costing merupakan metode penentuan produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam

produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

dan biaya overhead pabrik variabel. menyatakan bahwa variable costing

adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan

biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk. Metode

variable costing ini dikenal dengan nama direct costing. Istilah ini

sebenarnya tidak berhubungan dengan cost (biaya langsung). Dalam

metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai

unsur harga pokok produk, sehinhgga biaya overhead pabrik tetap

dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian

biaya overhead pabrik tetap didalam metode variable costing tidak melekat
30

pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap

34
sebagai biaya dalam periode terjadinya.

Biaya produksi juga merupakan biaya yang digunakan untuk

menilai persediaan yang di cantumkan dalam laporan keuangan, dan

jumlahnya relatif lebih besar daripada jenis biaya lain yang selalu terjadi

35
berulang ulang dalam pola yang sama secara rutin.

1) Total fixed cost (biaya total tetap), yaitu jumlah pengeluaran tetap yang

tidak dipengarui oleh tingkat produksi. Biaya total (TFC) tidak

bergantung pada kuantitas output.

2) Total variable cost (biaya variabel total), yaitu jumlah pengeluaran

yang dibayarkan dan besarnya berubah menurut tingkat yang

dihasilkan. Contoh, tenaga kerja, biaya bahan baku.

3) Total cost (biaya total) yaitu penjumlahan antara biaya total tetap dan

total variabel.

TC = TFC + TVC

4) Average fixed cost (Biaya tetap rata-rata) adalah biaya tetap yang

dibebankan untuk setiap unit output.

AFC = TFC
Q

(Q = banyaknya output)

5) Average variable cost (biaya variabel rata-rata) adalah

pengeluaran variabel yang dibebankan untuk setiap unit output.

34
Ibid., 18.
35
Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Makro Islam (Bandung: CV Pustaka Setia), 256.
31

AVC = TVC
Q

6) Averege total cost (Biaya total rata-rata), yaitu biaya produksi yang

dibebankan untuk setiap unit output.

ATC = AFC + AVC

3. Biaya Pemasaran

Merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan

pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya

angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan

bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, dan lain- lain.

36
Adapun biaya pemasaran terdiri dari tiga unsur, yaitu:

1) Biaya Bahan Baku, adalah harga perolehan berbagai macam bahan

baku yang dipakai dalam kegiatan pengolahan produk. Bahan baku

adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk akhir dan

pemakaiannya dapat diidentifikasi secara langsung atau diikuti jejak

manfaatnya pada produk tertentu.

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung, adalah semua karyawan yang secara

langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat

dibebankan langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan

bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja

langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan

diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi.

36
Ibid., 14.
32

3) Biaya Overhead Pabrik, adalah biaya produksi selain biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi yang termasuk dalam

biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan,

yaitu:

a) Biaya bahan penolong, yaitu bahan yang tidak menjadi bagian

produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi

tetapi nilainya relatif kecil jika dibandingkan dengan harga pokok

produksi tersebut.

b) Biaya reparasi dan pemeliharaanya, yaitu biaya berupa suku cadang

(spare parts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga

perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan

perbaikan dan pemeliharaan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan

peralatan, kendaraan, pekakas, dan aktiva tetap lain yang digunakan

untuk keperluan pabrik.

c) Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu tenaga kerja pabrik yang

upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk

atau pesanan tertentu.

d) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu, yaitu biaya-

biaya asuransi atas aktiva tetap perusahaan, asuransi kecelakaan

karyawan dan amortisasi kerugian yang diderita pada saat

perusahaan berada pada tahap operasi percobaan.


33

e) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan

pengeluaran uang tunai, yaitu biaya reparasi yang diserahkan

kepada pihak luar perusahaan.

4. Pemeliharan Ayam Potong

Peningkatan dalam subsektor peternakan akan berdampak positif

bagi masyarakat dan juga bagi perusahaan peternakan. Prospek usaha

peternakan ayam ras petelur dinilai sangat baik dilihat dari pasar dalam

negeri maupun luar negeri. Jika ditinjau dari aspek penawaran dan

permintaan, maka aspek penawaran ayam ras petelur masih belum

mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya sedangkan dari aspek

permintaan produksi telur ayam ras petelur baru mencukupi kebutuhan

pasar dalam negeri sebesar 65% sisanya dipenuhi dari telur ayam kampung,

itik, dan puyuh.

Produksi dan pengembangan ayam petelur diharapkan mampu

mencukupi pemenuhan produksi dalam negeri dan memperoleh keuntungan

yang multi fungsi dari unit usaha, antara lain dapat mengoptimalkan jam

kerja peternak dan dapat mengatasi masalah pengangguran dalam negeri.

Tantangan dan hambatan dalam usaha peternakan ayam ras petelur antara

lain manajemen pemeliharaan yang lemah, fluktuasi harga produk, fluktuasi

harga sarana produksi, marjin usaha rendah, sarana produksi yang


37
sangat tergantung pada impor dan persaingan global yang semakin ketat .

37
Brian Tumion, “Pengaruh Biaya Pakan Dan Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan Usaha Ayam
Ras Petelur Milik Vony Kanaga Di Kelurahan Tawaan Kota Bitung” (Study Kasus),
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/zootek/article/download/15800/15309 (30 juni 2019) 208
34

Usaha tani yang baik adalah usaha yang produktif dan efisien.

Usaha tani yang produktif artinya usaha tani yang produktifitasnya tinggi

bila diukur dengan hasil produksi yang dihasilkan dibandingkan faktor

38
produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan produksi. Adapun

pengolahan ayam menurut tipenya dikelompokan menjadi:

1) Ayam petelur seperti indian runner, khaki Campbell, Buff (Buff

Orpington) dan 2000-INA.

2) Ayam pedaging seperti paking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, cayuga.

3) Ayam Ornamental (ayam kesayangan/hoby) seperti east indian, Call

(Grey Call), Mandarium, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang dibudayakan di indonesia adalah jenis

Ayam tegal, ayam khaki, Campbell, ayam albino, ayam monosari, ayam

bali, ayam CV- INA, dan jenis ayam petelur unggul lainya yang merupakan

produk hasil pengembangan.39

Ada tiga sistem pemeliharaan yang bisa dilakukan untuk beternak


ayam,

yaitu tradisional, semi intensif, dan intensif. Pelaksanaan ketiga sistem

ini berbeda. Berikut uraian mengenai ketiga sistem pemeliharaan.40

1) Sistem pemeliharaan tradisional

Selama ini beternak ayam biasa dilakukan dengan cara

mengangon itik dihamparan sawah. Namun, kenyataan di lapangan

keberadaan sawah semakin berkurang sehingga peternak ayam

38
Setriono, Anik Suwandari dan rijanto, pengantar ilmu pertanian, (Malang: Bayu Media
Publishing, 2006) 59.
39
Ibid., 60.
40
Ranto dan Maloedyn Sitanggang, Panduan Lengkap Beternak Itik (Jakarta: PT Agromedia
Pustaka, 2005) 25.
35

kebingungan mencari tempat untuk memelihara ayamnya. Dalam

perkembanganya, muncul sistem pemeliharaan ayam secara semi

intensif dan itensif. Dengan tidak perlu diangon di sawah.

2) Sistem Pemeliharaan semi intensif

Memelihara itik secara semi intensif dilakukan dengan cara

mengangon dan mengandangkan ayam. Anak ayam yang masih muda

dipelihara dengan cara diangon, selanjutnya ketika siap bertelur, ayam

dipelihara di dalam kandang dan diberi pakan yang diramu sendiri.

3) Sistem Pemeliharaan Intensif

Pemeliharaan itik secara intensif dilakukan dengan cara

mengandangkan ayam, tanpa ada sistem pengangonan selama periode

pemeliharaan. Intensif merupakan kesatuan penggunaan teknologi yang

digunakan adalah mengandangkan ayam sehingga pengontrolan

41
penyakit dan kesehatan ayam dapat dilakukan dengan lebih baik.

Peternakan pola mandiri merupakan peternak yang mampu

menjalankan usahanya degan modal sendiri dan bebas menentukan

waktu pemasaran. Peternal pola mandiri prinsipnya menyediakan

seluruh input poduksi dari modal sendiri dan bebas memasarkan

produknya. Pengambilan keputusan mencangkup kapan memulai

beternak dan memanen ternaknya, serta seluruh keuntungan dan resiko

ditanggung sepenuhnya oleh peternak.

41
Ibid., 27.
36

Ada beberapa faktor yang menyebabkan usaha peternakan ayam

ras pedaging tetap dikelola secara mandiri oleh sebagian besar peternak

di Kota Palu yaitu:

a) Pemeliharaannya cukup mudah;

b) Waktu pemeliharaan relatif singkat (± 4 minggu) karena sistim

pemasarannya dalam bentuk ekoran; dan

c) Tingkat pengembalian modal relatif cepat.

Namun selain itu ada beberapa hal yang menjadi kendala yaitu:

1) Sarana produksi kurang;

2) Manajemen pemeliharaan/keterampilan peternak yang belum

memadai;

3) Modal relatif 6 terbatas;

4) Resiko pemasaran/penjualan cukup besar.

5) Usahanya tergantung situasi dan cenderung spekulatif, dimana

besar kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi,


42
tetapi besar pula kemungkinan untuk menderita kerugian.

42
Rita Yunus, Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan
dan Mandiri Di kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, (Program Pasca Sarjana, Universitas
Diponegoro Semarang, Semarang, 2009)
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan data, tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan cara ilmiah, data

43
ilmiah, tujuan dan kegunaan.

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi

dengan bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah
44
dan dengan menggunakan metode khusus. Penelitian ini menggunakan

penelitian lapangan, (field research). Karena penelitian ini berdasarkan pada

ketertarikan peneliti pada ayam potong di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember.

Khususnya pada analisis efisiensi biaya pemeliharaan ayam potong.

Peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang

menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap

peristiwa tersebut. Dengan demikian laporan penelitian ini berisi kutipan

kalimat yang disusun dalam sebuah laporan penelitian

43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Rineka Cipta, 2008), 2.
44
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 6.

37
38

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan industri ayam potong di Desa Mlokorejo

Kabupaten Jember, alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena

Efisiensi biaya pemeliharaan diaplikasikan terhadap industri tersebut.

C. Subyek penelitian

Dalam pedoman penulisan karya ilmiah, subjek penelitian yang

dimaksudkan yaitu untuk melaporkan jenis data dan sumber data. Uraian

tersebut meliputi apa saja yang ingin diperoleh. Siapa yang hendak dijadikan

informal atau subjek penelitian. Bagaimana data akan dicari dan dijaring

sehingga validitasnya dapat dijamin. Oleh karena itu peneliti menggunakan

teknik purposive dalam menentukan subjek yang hendak diteliti. Purposive

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang diteliti.

45
Adapun subjek yang hendak dikaji adalah :

1. Bapak Budi (Pimpinan)

2. Bapak Irwan (Kepala Kandang)

3. Bapak Andi (Karyawan)

45
Sugiyono. Metodologi Penelitian. (Bandung: Alfabeta. 2017), hlm,219.
39

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

46
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik – teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan

data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap objek

yang diamati secara langsung. Adapun informasi yang ingin diketahui dari

teknik ini ialah catatan mengenai kegiatan operasional dari perusahaan,

salah satunya kegiatan bagi hasil yang telah dilakukan.

2. Wawancara

Metode wawancara tahap pengumpulan data, dimana peneliti

mengadakan wawancara terbuka untuk mendapatkan informasi

sehubungan dengan permasalahan dalam penelitian. Adapun data yang

dapat didapatkan pada teknik ini adalah penjelasan dari orang – orang

yang memang sudah kompeten pada bidangnya. Jadi dengan wawancara,

maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang

partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi,


47
dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara ini

akan dilakukan peneliti kepada Pimpinan Ayam potong di Mlokorejo,

46
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2016), hlm,62
47
Ibid, 72.
40

Bagian Staf/ kebendaharaan , Bagian para pekerja di Mlokorejo Kabupaten

Jember.

Adapun teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh data

tentang:

a. Penentuan biaya pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo.

b. Perolehan laba pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo .

c. Efisiensi pemeliharaan ayam potong di Desa Mlokorejo

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

48
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dokumentasi ini dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari

dokumen-dokumen yang terkait dengan Efisiensi pembiayaan

pemeliharaan ayam potong di Mlokorejo Kabupaten jember dan membaca

buku tentang pembiayaan pemeliharaan tersebut.

E. Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka penulis mengolah data tersebut dengan

metode analisis deskriptif. Yaitu data-data yang diperoleh kemudian

dituangkan kedalam kata-kata maupun gambar, kemudian dideskripsikan

sehingga dapat memberikan kejelasan kenyataan yang realistis. Dalam hal ini

48
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2016), hlm,82
41

penulis menganalisa tentang analisis Efisiensi biaya pemeliharaan ayam

49
potong di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember .

F. Keabsahan data

Dalam menguji keabsahan data yang ada penyusun menggunakan

teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dengan

menggunakan teknik triangulasi sumber maka data yang diperoleh akan lebih

50
konsisten, tuntas dan pasti.

G. Tahap penelitian

Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan

desain, penelitian sebenarnya dan sampai pada penulisan laporan. Tahap-tahap

penelitian diklasifikasikan menjadi beberapa tahapan yang meliputi:

1. Tahap pra penelitian lapangan.

Tahap pra lapangan ini dilaksanakan sebelum melaksanakan

penelitian. Dengan kata lain tahap ini juga bisa di istilahkan dengan

perencanaan sebelum melakukan penelitian. Adapun aktivitas yang

dilakukan pada tahap pra lapangan ini ialah sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan penelitian

b. Mengurus perizinan

c. Menilai lapangan

49
Ibid., 407.
50
Ibid, 395.
42

d. Memilih dan memanfaatkan informan

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian

2. Tahap penelitian lapangan.

Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan inti dari penelitian ini,

karena pada tahap pelakasanaan ini, peneliti mulai terjun langsung ke

lokasi penelitian serta mulai mencari dan mengumpulkan data yang

diperlukan sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data

akan dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Disamping itu peneliti mempersiapkan diri mulai dari pemahaman akan

latar belakang penelitian, mempersiapkan fisik, mental dan sebagainya.

3. Tahap penyelesaian (analisis data).

Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari

penelitian ini. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah diperoleh

dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis dan

disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan hasil

penelitian (skripsi) dengan mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah

IAIN Jember.
43

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Sejarah Usaha Ternak Ayam Potong

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti menemukan beberapa data-data sebagai berikut:

Hasil wawancara dengan Bapak Budi, beliau sebagai pemilik usaha

ayam potong di Desa Mlokorejo Kabupaten Jember yakni :

“Awalnya saya itu adalah seorang buruh tani dek, dan tak lama
kemudian saya bertemu dengan teman lama saya semasa saya duduk di
bangku SMP dulu, dan teman saya menceritakan usaha yang ia
miliki bahwa teman saya mempunyai usaha ternak ayam potong, terus saya
lihat teman saya itu kok kayak usaha ternak ayam potongnya itu
berhasil, sukses gitu dek dan berawal dari situ lah dek saya ingin mencoba
usaha ternak ayam potong juga dek, tapi pada saat itu saya tidak ada modal
dek tapi saya punya keinginan membuka usaha juga dek maka saya
pinjam ke
51
Bank untuk modal membuat kandang ayam tersebut dek”.

Percakapan saya dengan Bapak Budi :

Saya : Apa yang menarik dari usaha ternak ayam tersebut?

Bapak Budi : Menarik dek, karena ini usaha yang menjanjikan karena

setiap 40 hari sudah mendapatkan hasil yang pasti.

Saya : Bagaimana proses pemeliharaan ayamnya?

Bapak Budi : Pemeliharaan ayam potong mulai dari bibit ayam,

pemberian vitamin selama 3 hari sekali, selang 5 hari diberi

antibiotik sampai si ayam ber-umur 10 hari, sedangkan

dilakukan pengovenan dari ayam berumur 0-12 hari.

Saya : Bagaimana sistem penjualannya?

Bapak Budi : Setelah ayam di panen lalu ayam di kirim ke pasar lokal,
44

sebagian masuk pabrik dan dijual dalam bentuk ayam utuh

dan sehat.

Saya : Berapa laba yang bapak peroleh dari usaha ternak ayam

tersebut?

Bapak Budi : Hasil yang saya peroleh mengambil dari per-ekor ayam

harga kontrak, jadi semisal harga penjualan Rp.3.200, itu

dikali berapa ekor ayam yang di panen. Dan harga kontrak

ayam Rp.18.000/ekor.

Saya : Berapa kerugian yang di terima bapak selama bekerja

memproduksi ayam potong yang pernah bapak alami?

Bapak Budi : Saya belum pernah mengalami kerugian dikarenakan

saya ikut dengan mitra, mungkin ada beberapa ekor ayam

yang meninggal dan itu mengalami kerugian per-ekor

Rp.2.500. Jadi selama saya produksi ayam potong tidak

mengalami kerugian.

Dari hasil wawancara di atas dapat di jelaskan bahwa Awalnya

pemilik usaha ternak potong ayam yang bernama Bapak Budi adalah

seorang buruh tani, pekerjaan itu sudah ia lakukan sejak lama, kemudian

dia mendapat pengalaman dari seorang teman yang berkecimpung di usaha

ternak ayam potong.

51
Budi ,Wawancara 27 Desember 2019

peternakan yaitu usaha ayam potong yang bernama Danu di Kecamatan

Balung. Bapak Budi merasa usaha yang di geluti Danu ini cukup sukses

sehingga Bapak Budi mempunyai inisiatif untuk mencoba menjalankan


45

usaha yang serupa. Kemudian pada tahun 2002 berdirilah usaha ternak

ayam potong Pak Budi tersebut yang ada di desa Mlokorejo.

2. Visi dan Misi

Berdasarkan hasil wawancara menurut Bapak Budi selaku pemilik

usaha ternak ayam potong, sejauh ini Visi dan Misi usaha ternak ayam

potong masih belum mempunyai visi dan misi tersebut.

Akan tetapi Bapak Budi berkeinginan untuk menjadikan usahanya

ternak ayam potong itu selalu sukses ketika ayam sudah di panen dan

Bapak Budi berkeinginan jika usahanya itu mampu bersaing dengan usaha

ternak ayam potong yang lainnya juga khususnya di daerah Kecamatan

Puger Kabupaten Jember itu sendiri dengan cara semaksimal mungkin

merawat ayam-ayam tersebut dengan baik agar dapat meminimalisir resiko

yang akan terjadi seperti kerugian. Serta meningkatkan perekonomian

masyarakat dan memberikan wawasan untuk mendirikan usaha kepada

masyarakat Mlokorejo dengan biaya yang sedikit untuk memperoleh

keuntungan yang banyak.

Dari hasil wawancara diatas dapat peneliti simpulkan bawasannya

visi dan misi dari usaha ternak ayam potong yang di miliki oleh Bapak

Budi adalah :
46

Visi :

Menjadikan usaha ternak ayamnya selalu sukses ketika ayam sudah

di panen dan mampu bersaing dengan usaha ternak ayam potong yang

lainnya, khususnya daerah Mlokorejo Kecamatan Puger Kabupaten

Jember.

Misi :

a. Merawat ayam dengan baik untuk meminimalisir resiko yang akan

terjadi.

b. Memilih produk yang lebih unggul.

c. Meningkatkan kualitas produk ayam potong.

d. Meningkatkan jumlah produksi ayam-ayam potong.

e. Memberikan pengetahuan pembudidayaan ayam potong dengan biaya

52
sedikit.

3. Struktur Usaha Ternak Ayam Potong Bapak Budi

a. Pimpinan

Pimpinan adalah seorang yang mempunyai orientasi pada

kesepakatan bersama, penentuan visi dan misi bersama, memecahkan

masalah bersama, mengayomi ataupun mempertahankan seorang

karyawan sebagai asset yang berharga. Tugas seorang pemimpin

adalah membawa anggota organisasinya umtuk bekerja sama sesuai

dengan tanggung jawabnya masing-masing dan membawa organisasi

tersebut kearah perncapaian tujuan yang diharapkan.

52
Budi Wawancara, 28 Desember 2019
47

b. Kepala Kandang

Kepala Kandang adalah seseorang yang memiliki pengalaman,

pengetahuan dan keterampilan baik yang di akui oleh organisasi utuk

dapat memimpin, mengelola, mengendalikan, mengatur dan

mengembangkan organisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Tugas utama sebagai kepala kandang adalah mengatur dan

mengendalikan sebuah organisasi tersebut.

c. Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja di suatu lembaga

(kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapatkan gaji atau

upah.

4. Lokasi dan Keadaan

Lokasi usaha ternak ayam potong ini yaitu berada di Desa

Mlokorejo Kecamatan Puger Kabupaten Jember, letak kandang usaha

bapak budi ini tempatnya jauh dari rumah warga dan berada di tengah-

tengah persawahan, karena menurut beliau jika membuat kandang ayam

tersebut berada di sekitar rumah warga maka takut kotoran dan baunya

akan mencemari udara disekitar mereka, dan menggagu kenyamanan

warga itu sendiri. Maka dari itu beliau membuat kandang ayam yang

tempatnya lumayan jauh dari perumahan warga.

Luas tempat usaha ternak ayam potong ini sebesar 1 hektar, dengan

di isi ayam sebanyak 35.000 ekor ayam yang di produksi oleh Bapak Budi.

Sedangkan kandang ada 5 untuk 6000 ekor ayam.


48

“Menurut beliau salah satu karyawan disana menyatakan bahwa

letak kandang usaha ternak ayam potong ini sudah sesuai pada tempatnya

karena sudah jauh dari perumahan warga, karena menurut bapak budi

setelah di wawancarai pernah ada orang yang memiliki usaha ternak

ayam potong juga akan tetapi karena letak usahanya tersebut kurang tepat

dikarenakan kandang ayam tersebut berada di dekat rumah-rumah warga

sehingga sangat mengganggu ketenangan warga yang di sebabkan oleh

bau kandang ayam tersebut. Dan selain itu usaha ternak ayam potong itu

sendiri sangat membantu ekonomi warga yang ada di Desa Mlokorejo ini,

karena dengan adanya usaha ayam potong disini sebagian warga disini

bias memperoleh pekerjaan, dan kata sebagian warga mereka bias

membeli daging ayam dengan harga yag relative agak murah dari harga
53
yang ada di pasar ”.

Sehingga dari adanya ternak ayam tersebut dapat bermanfaat selain

untuk pribadi juga dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk memperoleh

lahan pekerjaan serta belanja ayam potong yang sedemikian lebih murah

dari harga pasar yang berada di tempat lainnya.

5. Proses Produksi

a. Bibit awal usaha ternak ayam potong Pak Budi disini yaitu diperoleh

dari mitra, yaitu sebanyak 35.000 ekor bibit ayam.

b. Kemudian setelah bibit ayam tersebut di terima akan dilakukan

pengofenan selama satu minggu. Cara pengofenannya yaitu dengan

53
Andi Wawancara ,30 Desember 2019
49

memasang plastik atau terpal dan juga pemberian suhu buatan dengan

cara memasang kompor diatas ayam. Tujuan dari pengofenan tersebut

agar suhu di dalam kandang tetap hangat.

c. Setelah proses pengofenan selesai dilakukan kemudian alat penghangat

dibuka selama satu minggu kedepan.

d. Setelah ayam potong tersebut berusia 12 hari maka area kandang ayam

akan dilebarkan agar ayam tersebut bisa bergerak bebas serta ditambah

dengan pemberian vitamin-vitamin pada ayam sampai umur 35 hari

sehingga ayam tersebut siap untuk di panen.

e. Pemberian vitamin dilakukan setiap hari, serta di beri antibiotik dalam

jangka waktu 3 hari sekali.

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Penentuan Biaya Pemeliharaan Ayam potong.

Adapun populasi ayam yang ditentukan ialah menyesuaikan dengan

keikut sertaan dengan mitra “ Jika mandiri total biaya yang harus

dikeluarkan ½ M. Sedangkan jika ikut mitra maka biaya yang ditentukan

hanya membayar biaya operasionalnya saja 30-35 Juta. Ayam yang

diperoleh dari mitra sebanyak 35.000 ekor dan panen selama 36 hari sekali
54
panennya “.

Berdasarkan hasil perolehan data dari hasil wawancara yang didapat

dari pemilik usaha ayam yakni Bapak budi selaku kepala ialah:

54
Budi Wawancara,3 Januari 2020
50

“Bahwasanya tujuan dari adanya ternak ayam tiada lain dapat

memperoleh hasil usaha panen selama 40 hari yang pasti dapat

membuahkan hasil panen. Sedangkan manfaat apa yang di peroleh dari

usaha ternak ayam tersebut dapat menambah pererkonomian warga dan

kerugian hanya pada pada 50% kematian ayam namun tidak merugikan
55
pendapatan”.

Adapun pada proses penentuan pembiayaan sebagaimana akan

dipaparkan pada bagian hasil wawancara selanjutnya dibawah ini.

a. Biaya Produksi

Dari hasil penelitian dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti di Desa Mlokorejo kecamatan Puger Kabupaten Jember,

Diperoleh data-data sebagai berikut :

Hasil wawancara seperti apa yang di ungkapkan oleh Bapak

Irwan, selaku salah satu mitra disana saat di wawancarai:

“Poses pemeliharaan ayam potong di desa Mlokorejo ini


didasarkan pada kebutuhan yang harus dipenuhi dalam memproduksi
ayam potong, mulai dari langkah pemijahan, pemasukan bibit ayam ke
lahan, baik lahan sawah dari hasil menyewaatau lahan sawah milik
pribadi yang sudah disiapkan, untuk pembesaran ayam dan sampai
waktu panen tiba. Seperti bambu-bambu sebagai tempat tinggal
ayamnya, terpal (untuk proses penghatan/pengofenan), tempat makan,
56
tempat minum si ayam”.

55
Budi Wawancara,4 Januari 2020
51

Dapat dijelaskan dari hasil wawancara diatas bahwasannya,

biaya produksi yang dikeluarkan oleh usaha ternak ayam potong di desa

Mlokorejo sebagai berikut :

1. Bambu

2. Terpal

3. Tempat Makan

4. Tempat Minum

Semua biaya pengeluaran yang digunakan dalam proses

produksi untuk menghasilkan barang atau jasa merupakan kebutuhan

pokok yang harus di penuhi dalam memproduksi ayam potong sampai

ayam potong tersebut terjual.

Beberapa indikator yang terdapat pada biaya Produksi :

b. Biaya Ekonomis

Biaya ekonomis terdapat dua cara utama yang dapat digunakan,

yaitu : Biaya Privat (Biaya Internal) biaya yang ditanggung individu

yang memproduksi atau mengkonsumsi suatu barang, dan Biaya

Eksternal adalah biaya yang ditanggung oleh masyarakat yang secara

tidak langsung ikut memproduksi dang mengkonsumsi suatu barang.

Berikut tabel biaya ekonomis :

56
Irwan Wawancara, 5 Januari 2020
No Jenis Kebutuhan Nama Barang Harga / Perlonjor Perkandang Nominal keseluruhan

1. Peralatan Produksi a. Paralon 1x 22.000 15paralaon x 5 Kandang 75 Lonjor x Rp 22.000

Modal Awal = 75 Lonjor =Rp 1.650.000

b. Bambu 1x 15.000 300bambu x 5 Kandang 1.500Bambu x Rp 15.000

=1.500 Lonjor =Rp 22.500.000

c. Terpal 100 Meter x Rp 925.000 300meterx 5 Kandang 1.500Meter x Rp 925.000

= 1.500 Meter =Rp 1.387,500,000

d. Tempat 1 Biji x 125 Biji x 5 Kandang 625Biji x Rp 25.000

Makan Rp 25.000 =625 Biji =Rp 15.625.000

e. Tempat 1 Biji x 75 Biji x 5 Kandang 375Biji x Rp 35.000

Minum Rp 35.000 =375 Biji =Rp 13.125.000

2. Bahan baku a. Pakan 1 Ekor 3,5 kg x Rp 3.750 Rp 3.750 x 6000 Ekor Ayam Rp .22.500.000

ayam

3. Jumlah Total biaya : Rp 1.462.900.000

52
53

Jadi secara keseluruhan biaya ekonomis yang di keluarkan

dalam proses pemeliharaan ayam pototng ialah sebagaimana yang telah

dijumlahkan pada tabel diatas tersebut.

Adapun hasil wawancara yang telah ungkapkan oleh bapak Budi

dan Ibu Marni selaku pemilik usaha dan keuangan ayam potong ialah

sebagaimana :

“Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat


diterima oleh masyarakat serta suapaya banyak pemintanya dengan cara
melalui dua sistem pengelolaan yaitu internal dan eksternal ,
Internal yang di maksud dari karyawan sendiri yang akan
mendistribusikan/ memasarkan terhadap para pengepul. Sedangkan
57
ekternal melalui, media sosial, internet, dan konsumen”.

Jadi untuk menghasilkan produk yang dapat diterima oleh

masyarakat harus melakukan beberapa strategi salah satunya

sebagaimana telah di ungkap di atas .

c. Biaya Pemasaran

Adapaun biaya pemasaran meliputi biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah

biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke

gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan

kegiatan pemasaran, dan lain-lain. Adapun biaya produksi terdiri dari

tiga unsur, yaitu: Adapun biaya pemasaran terdiri dari tiga unsur, yaitu :

57
Budi , marni Wawancara ,6 Januari 2020
54

1) Biaya Bahan Baku.

Adapun biaya bahan baku ialah biaya yang di keluarkan

untuk pembelian alat pemasaran dan biaya yang di keluarkan

lainnya, diantaranya sebagai berikut :

Biaya Nominal Jumlah


No
Iklan Rp. 300.000 Rp. 300.000
1.
Promosi Rp. 500.000 Rp. 500.000
2.
Gaji karyawan Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
3.
pelaksana pemasaran
Jumlah Total Rp. 2.800.000

Jadi biaya yang di keluarkan dalam proses pemasaran ayam

potong pada bahan baku sebagaimana telah di paparkan pada tabel

tersebut.

2) Biaya Tenaga kerja

Adapun biaya tenaga kerja sebagaimana gaji pokok perorangan

terdapat 2 juta perpanen. Sehingga dapat dipetakan diantaranya :

a) Perorang memegang bagian 5000 ekor ayam, pegawai secara

keseluruhan ada 6,1 pegawas kerja dan pegawai 2 juta di kali 6

mendapatkan hasil 12 juta tiap panen. Sedangkan kepala

kandang sendiri 3 setengah juta perpanen.

3) Biaya Overhead Pabrik, adalah biaya produksi selain biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi yang

termasuk dalam biaya overhead pabrik hanya terdapat satu yang

menjadi andalan, yaitu:


55

a) Menggunakan Uang kas sebagaimana setiap panen pengeluaran

terdapat 10 juta untuk keseluruhan untuk populasi ayam 30 ribu.

2. Keuntungan yang diperoleh /Perolehan laba

Adapun perolehan laba yang di dapat tidak lain mengambil dari

hasil penjualan ayam.

“Sebagaimana mengambil dari per ekor ayam harga kontrak. Hasil

35000 ekor ayam dikalikan nanti dari perekor ayam yang telah panen.

Adapun harga kontrak ayam itu seharga Rp.18.000 perkilo. Oleh karenanya

perolehan laba menyesuaikan laku tidaknya ayam yang terjual serta di

58
dikurangi dari hasil pembelian pakan ayam tersebut. Misalkan per ekor

berisi 2 kilo berarti 18000 x 2 = Rp 36.000. Kemudian dikurangi harga

pakan selama pemberian.

Jadi secara penentuan hasil laba diperolah dari hasil penjualan ayam

perekor dikali harga jual perekor dan dikurangi ahrga pembelian pakan.

a. Pemeliharaan Ayam Potong

Adapun sistem pemeliharaannya Ada tiga sistem pemeliharaan

yang bisa dilakukan untuk beternak ayam, yaitu tradisional, semi

intensif, dan intensif. Pelaksanaan ketiga sistem ini berbeda. Berikut

uraian mengenai ketiga sistem pemeliharaan.

1) Sistem pemeliharaan tradisional

“Adapun sistem tradisional yang di lakukan dalam


pemeliharaan ialah melakukan penjagaan setiap hari siang dan
malam dengan bergantian dengan karyawan untuk mengayomi
ayam supaya tetap terjaga dengan aman sesuai dengan

58
Budi, Wawancara,7 Jauari 2020
56

harapan. Memberikan pakan dan meramu sertab vitamin


sesuai takaran, membersihakan kandang dengan baik,
memngontrol terus ayam yang sedang mengalami penyakit
59
serta mengontrol bagian ayam yang mati.”

Memelihara itik secara semi intensif dilakukan dengan cara

mengangon dan mengandangkan ayam. Anak ayam yang masih

muda dipelihara dengan cara diangon, selanjutnya ketika siap

bertelur, ayam dipelihara di dalam kandang dan diberi pakan yang

diramu sendiri. Mulai dari bibit ayam pemberian vitamin setelah 3

hari sekali. Selang 5 hari di beri antibiotik sampai 10 hari,


60
pengopenan di lakukan pada umur 0 sampai 12 hari.

2) Sistem Pemeliharaan Intensif

Pemeliharaan ayam secara intensif dilakukan dengan cara

mengandangkan ayam, tanpa ada sistem pengangonan selama

periode pemeliharaan. Intensif merupakan kesatuan penggunaan

teknologi yang digunakan adalah mengandangkan ayam sehingga

pengontrolan penyakit dan kesehatan ayam dapat dilakukan dengan

lebih baik.

“Strategi Pemeliharaan Intensif tiada lain merupakan solusi


terkahir dari sistem tradisional ,sebab sistem pemeliharaan ini
menggunakan teknologi, jadi hanya melakukan penjagaan
atau pengontrolan, pengopenan ayam hanya melakukan
kontrol saja dan secara otomatis setiap hari sudah
61
terkondisikan ,tinggal mengecek saja”

Peternakan pola mandiri merupakan peternak yang mampu

menjalankan usahanya degan modal sendiri dan bebas menentukan


59
Irwan Wawancara, 5 Januari 2020
60
Irwan Wawancara ,6 Januari 2020
61
Irawan Wawancara, 6 Januari 2020
57

waktu pemasaran. Peternal pola mandiri prinsipnya menyediakan

seluruh input poduksi dari modal sendiri dan bebas memasarkan

produknya. Pengambilan keputusan mencakup kapan memulai

beternak dan memanen ternaknya, serta seluruh keuntungan dan

resiko ditanggung sepenuhnya oleh peternak.

3. Efisiensi Biaya Ayam Potong

Adapun efisiensi pembiyaan ialah menyesuaikan dengan kebutuhan

yang perlukan ,sebab jika tidak melakukan hal itu kerugian akan terjadi

pada proses penjualan. Misalkan saat ayam belum saatnya terjual maka

terpaksa membel unit lain atau kemitra yang telah bekerja sama. Begitu

juga dengan alat-alat atau bahan baku yang kiranya masih belum

dibutuhkan maka tidak perlu membeli atau memperbaiki yang ada cukup

dijaga dan di rawat sebaik mungkin.Oleh karenanya menyesuaikan dengan

kondisi yang dibutuhkan jika tidak maka tidak perlu mengeluarkan

pembiayaan untuk menetralisir kerugian.

a. Efisensi teknis

Efisiensi teknik merupakan konsep penyegaran pada system

reproduksi ayam. Misalkan dalam proses penjualan sedemikian rupa

bagaimana caranya menyamakan dengan yang ada di mitra baik secara

pemeliharaan maupun konsep penjualan yang praktis dan dapat di sukai

oleh banyak konsumen. Sehingga meski sebagai unit dapat

menyamakan kesetaraan system yang sangat memadai.\


58

b. Efisiensi Ekonomis

Sedangkan pada efisiensi ekonomi ini menyesuaikan dengan

kebutuhan yang di perlukan baik bahan baku, alat, pakan, dll

kondisional . Tidak perlu banyak pengeluaran jika memang tidak

diperlukan.

c. Efisiensi Alokatif

Adapun yang terakhir pada efisiensi ini ialah menyesuaikan pula

jika penjulan laris manis dan dapat disukai banyak orang. Yang

nantinya akan lebih di kembangkan lagi baik secara sistem mahupun

pembiayaan semaksimal mungkin.

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti melalui teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi dilapangan dengan judul Analisis

Efisiensi biaya pemeliharaan ayam potong di Mlokorejo Kabupaten Jember.

Hasil dari pada analisis data akan dikaji dengan teori yang ada untuk

mengetahui keterkaitan keduanya guna dalam fokus yang ada pada peneliti ini.

Pembahasan temuan akan disusun berdasarkan pokok indikator dan sub fokus

masalah seperti pemaparan dalam penyajian data dan analisis.

1. Penentuan Biaya Pemeliharaan Ayam Potong

Populasi ayam yang ditentukan ialah menyesuaikan dengan keikut

sertaan dengan mitra. Jika mandiri total biaya yang harus dikeluarkan ½

M. Sedangkan jika ikut mitra maka biaya yang ditentukan hanya

membayar biaya operasionalnya saja 30-35 Juta. Ayam yang diperoleh


59

dari mitra sebanyak 35.000 ekor dan panen selama 36 hari sekali

panennya.

Adapun penentuan pembiayaan lainnya yakni sesuai hasil

perolehan data :

a. Biaya Produksi

Dari hasil penelitian dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti di Desa Mlokorejo kecamatan Puger Kabupaten Jember,

Diperoleh data-data sebagai berikut :

Poses pemeliharaan ayam potong di desa Mlokorejo ini


didasarkan pada kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
memproduksi ayam potong, mulai dari langkah pemijahan,
pemasukan bibit ayam ke lahan, baik lahan sawah dari hasil
menyewaatau lahan sawah milik pribadi yang sudah disiapkan,
untuk pembesaran ayam dan sampai waktu panen tiba. Seperti
bambu-bambu sebagai tempat tinggal ayamnya, terpal (untuk
proses penghatan/pengofenan), tempat makan, tempat minum si
ayam. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh usaha ternak ayam
potong di desa Mlokorejo sebagai berikut :
1) Bambu

2) Terpal

3) Tempat Makan

4) Tempat Minum

Semua biaya pengeluaran yang digunakan dalam proses

produksi untuk menghasilkan barang atau jasa merupakan kebutuhan

pokok yang harus di penuhi dalam memproduksi ayam potong sampai


60

ayam potong tersebut terjual. Adapun indikator dalam biaya produksi

terdapat bagiannya yakni biaya ekonomis sebagaimana yang telah di

paparkan padabagian penyajian analisis data tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, menurut

peneliti terdapat persamaan antara teori dengan fakta dilapangan,

bahwa Biaya produksi yang dilakukan dalam analisis biaya

pemeliharaan ayam potong telah sama berdasarkan dengan teori

tersebut dan sesuai dengan ketentuannya.

b. Biaya Pemasaran

Adapaun biaya pemasaran meliputi biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya

iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke

gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan

kegiatan pemasaran, dan lain-lain. Adapun biaya produksi terdiri dari

tiga unsur, yaitu: Adapun biaya pemasaran terdiri dari tiga unsur,

yaitu:

1) Biaya Bahan Baku.

Adapun biaya bahan baku ialah biaya yang di keluarkan

untuk pembelian alat pemasaran dan biaya yang di keluarkan

sebesar Rp 2.800.000.

Adapun biaya tenaga kerja sebagaimana gaji pokok

perorangan terdapat 2 juta perpanen. Sehingga dapat dipetakan

diantaranya:
61

a) Perorang memegang bagian 5000 ekor ayam,

pegawai secara keseluruhan ada 6,1 pegawas kerja dan

pegawai 2 juta di kali 6 mendapatkan hasil 12 juta tiap

panen. Sedangkan kepala kandang sendiri 3

setengah juta perpanen.

2) Biaya Overhead Pabrik, adalah biaya produksi sebagaimana

telah menggunakan uang kas populasi .

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, menurut

peneliti terdapat persamaan antara teori dengan fakta dilapangan,

bahwa Biaya pemasaran yang dilakukan dalam analisis efisiensi

biaya pemeliharaan ayam potong telah sama berdasarkan teori

tersebut, dan berdasarkan hal ketentuannya juga sama.

2. Perolehan Laba Pemeliharaan Ayam Potong

Dapat di jelaskan disini keuntungan yang diperoleh /Perolehan laba.

Adapun perolehan laba yang di dapat tidak lain mengambil dari hasil

penjualan ayam.

Sebagaimana mengambil dari per-ekor ayam harga kontrak. Hasil

35000 ekor ayam dikalikan nanti dari perekor ayam yang telah panen.

Adapun harga kontrak ayam itu seharga Rp.18.000 perkilo. Oleh

karenanya perolehan laba menyesuaikan laku tidaknya ayam yang

62
terjual serta di dikurangi dari hasil pemebelian pakan ayam tersebut.

Misalkan per ekor berisi 2 kilo berarti 18000 x 2 = Rp

36.000. Kemudian dikurangi harga pakan selama pemeberian.

62
Budi, Wawancara,7 Jauari 2020
62

Jadi secara penentuan hasil laba diperolah dari hasil penjualan

ayam perekor dikali harga jual perekor dan dikurangi harga pembelian

pakan.

3. Efisiensi Biaya Pemeliharaan Ayam Potong

Adapun efisiensi pembiyaan ialah menyesuaikan dengan kebutuhan

yang perlukan, sebab jika tidak melakukan hal itu kerugian akan terjadi

pada proses penjualan. Misalkan saat ayam belum saatnya terjual maka

terpaksa membeli unit lain atau kemitra yang telah bekerja sama. Begitu

juga dengan alat-alat atau bahan baku yang kiranya masih belum

dibutuhkan maka tidak perlu membeli atau memperbaiki yang ada cukup

dijaga dan di rawat sebaik mungkin. Oleh karenanya menyesuaikan dengan

kondisi yang dibutuhkan jika tidak maka tidak perlu mengeluarkan

pembiayaan untuk menetralisir kerugian.

a. Efisensi teknis

Efisiensi teknik merupakan konsep penyegaran pada system

reproduksi ayam. Misalkan dalam proses penjualan sedemikian rupa

bagaimana caranya menyamakan dengan yang ada di mitra baik secara

pemeliharaan maupun konsep penjualan yang praktis dan dapat di

sukai oleh banyak konsumen. Sehingga meski sebagai unit dapat

menyamakan kesetaraan system yang sangat memadai.

b. Efisiensi Ekonomis

Sedangkan pada efisiensi ekonomi ini menyesuaikan dengan

kebutuhan yang di perlukan baik bahan baku, alat, pakan, dll


63

kondisional . Tidak perlu banyak pengeluaran jika memang tidak

diperlukan.

c. Efisiensi Alokatif

Adapun yang terakhir pada efisiensi ini ialah menyesuaikan

pula jika penjualan laris manis dan dapat disukai banyak orang. Yang

nantinya akan lebih di kembangkan lagi baik secara sistem maupun

pembiayaan semaksimal mungkin.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, menurut peneliti

terdapat persamaan antara teori dengan fakta dilapangan, bahwa efisiensi

pembiayaan, teknis, ekonomi dan alokatif yang dilakukan tersebut, terlah

berdasarkan ketentuannya.
64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di ambil

suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Penentuan Biaya Pemeliiharaan Ayam potong.

Populasi ayam yang ditentukan ialah menyesuaikan dengan keikut

sertaan dengan mitra, “Jika mandiri total biaya yang harus dikeluarkan ½

M. Sedangkan jika ikut mitra maka biaya yang ditentukan hanya

membayar biaya operasionalnya saja 30-35 Juta. Ayam yang diperoleh dari

mitra sebanyak 35.000 ekor dan panen selama 36 hari sekali panennya”.

2. Perolehan Laba Pemeliharaan Ayam Potong

Adapun perolehan laba yang di dapat tidak lain mengambil dari

hasil penjualan ayam. “Sebagaimana mengambil dari per ekor ayam harga

kontrak. Hasil 35000 ekor ayam dikalikan nanti dari perekor ayam yang

telah panen. Adapun harga kontrak ayam itu seharga Rp.18.000 perkilo.

Oleh karenanya perolehan laba menyesuaikan laku tidaknya ayam yang

terjual serta di dikurangi dari hasil pemebelian pakan ayam tersebut.

3. Efisiensi Biaya Pemeliharaan Ayam Potong

Adapun efisiensi pembiayaan ialah menyesuaikan dengan

kebutuhan yang perlukan ,sebab jika tidak melakukan hal itu kerugian

akan terjadi pada proses penjualan. Oleh karenanya meneysuaikan dengan

kondisi yang dibutuhkan jika tidak maka tidak perlu mengeluarkan

pembiayaan untuk menetralisir kerugian.

64
65

B. Saran-saran

1. Dalam sistem pemeliharaannya dapat di tambahkan lagi dengan pola

semi intensif agar dapat lebih maksimal lagi dalam proses pemeliharaanya

2. Adapun penentuan pembiaayaan harusnya dapat menjadi tolak ukur

pembiayaan proses biaya lainnya seperti biaya produksi, pemeliharaan, dan

pemasaran agar dapat mengukur rugi dan untungnya perolehan hasil

penjualan nantinya setelah selelsai penjualan.

3. Sedangkan pada biaya pemasaran dapat dimaksimalkan lagi pada

kebutuhan eksternernal utamanya pada kebutuhan penjualan, guna

memenuhi tujuan target pendapatan dan sesuai pengeluaran.


66

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Firdaus , dkk. 2009. Akuntansi Biaya, Jakarta : Rajawali Press.

Ashari, Yuni. 2019. Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras
Pedaging Di Kabupaten Tabanan, Bali: Balai Pustaka.

Buana, Devi. 2015. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Dengan Menggunakan Informasi
Akuntansi Deferensial Dalam Pengambilan Keputusan Perolehan Bahan
Baku, Semarang: Universitas Diponegoro

Eprilianta, Sivana. 2011. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Dengan
Metode Full Costing Pada Industri Kecil (Studi Kasus CV Laksa Mandiri),
Jakarta: Selemba Empat.

Fitriyani, Dyiah. 2010. Analisis Efesiensi biaya produksi pada PT. Nyonya Menner
Semarang, Semarang : UNNES.

Hafsah, Mohammad. 2000. Kemi traan Usaha: Konsepsi dan Strategi, Jakarta: PT
Pustaka Sinar Harapan

Ismaya, Sujana. 2006. Kamus Perbankan, Bandung : Pystaka Grafika.

Jannah, Eka. 2018. Strategi Efisiensi Biaya Produksi Peternakan Itik Petelur Semi
Intensif di Desa Tanjung Sari Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember.
Jember: IAIN Jember Press

Lexy, J Moleong. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Maloedyn. 2005. Panduan Lengkap Beternak Itik, Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Morassa, Jenny. 2 0 1 9 . Analisis Perhitungan Biaya Produksi pada PT. Manado


Nusantara Informasi. Manado: UNIMA

Mulyadi, 2009. Akuntansi Biaya,(Yogyakarta: UPP STIM YKP), Yogyakarta:


Universitas Negeri Sunan Kalijaga

Noor, Henry dkk. 2008. Ekonomi Manajerial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rasyaf, M. 2004. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Cetakan ke-2,


Jakarta: Penebar swadaya.

Ratnasari, R dkk. 2019. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pada Sistem
Kemitraan Di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang, Semarang: Universitas
Diyan Nuswantoro.

Saptana, 2019. Analisis Kelembagaan Kemitraan Usaha Disentra-sentra Produksi Ayam


broiler, Surabaya: UNESA.

Setiawan, Indra. 2017. Analisis Efisiensi Skala Produksi usaha Peternakan Ayam
Broiler di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa, Makasar: UNISMUS
67

Setriono. 2006. pengantar ilmu pertanian Malang: Bayu Media Publishing.

Subkhi, Hasan dkk. 2019. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Pedaging
dengan Pola Kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor,
Bogor : STIE Kesatuan.

Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif, Jurnal Airaha hlm,62

Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif, Jurnal Airaha hlm,82

Sugiyono. 2 0 0 8 . Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Rineka


Cipta.

Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Suharto, Babun dkk. 2017. pedoman penulisan karya ilmiah, Jember: IAIN Jember

Sukarno, Wibowo. 2013. Ekonomi Makro Islam, Bandung: CV Pustaka Setia (hlm. 255)

Sukarno, Wibowo, 2013, Ekonomi Makro Islam, Bandung: CV Pustaka Setia (hlm.256).

Tumion, Brian. 2019. Pengaruh Biaya Pakan Dan Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan
Usaha Ayam Ras Petelur Milik Vony Kanaga Di Kelurahan Tawaan Kota Bitung,
Sulawesi Utara: STIE Petra Bitung.,

Usry, Carter. 2 0 0 6 . Akuntansi Biaya, Bandung: Universitas Padjadjaran.

Wardana, Prasanti. 2012. Analisis Efisiensi Produksi Dan Pendapatan Pada Usaha
Peternakan Ayam Ras Pedaging, Malang: Universitas Brawijaya.

Widayanti, Cornelia. 2012. Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Studi Pada
Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta padokan, titonirmolo, kasihan, bantul ,
Yogyakarta: BPFE.

Wisudawan, Dwi. 2013. Analisis Efisiensi Usahternak Ayam Ras Pedaging Pola Mandiri
dan Kemitraan Perusahaan Inti Rakyat di Kecamatan Pamijahan Kabupaten
Bogor, Bogor: Universitas Pakuan.

Wiwit Hasan. 2019. Analisis Keuntungan Dan Titik Impas Usaha Ternak Broiler Dengan
Pola Kemitraan, Bandung: Refika Aditama.

Yunus, Rita. 2009. Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging
Pola Kemitraan dan Mandiri Di kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tengah: UNTAD.

Yonnade, Putra, 2014. Anaisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Penjualan Terhadap Laba
Perusahaan (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kecamatan Jenten
Kabupaten Karangayar), Jawa Tengah: UNISA.

Zulfahmi, Muhammad, 2011. Analisis Biaya Dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram
Putih Model Pusat Penelitian Petanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah,
Bandung: Alfabeta.
68
MATRIK PENELITIAN
JUDUL VARIABEL INDIKATOR SUMBER DATA METODE PENELITIAN FOKUS
PENELITIAN
Analisis 1. penentuan 1. Pengertian 1. Informan 1. Pendekatan penelitian 1. Bagaimana
efisiensi biaya analisis a) Bapak budi kualitatif deskriptif penentuan
biaya pemeliharaan 2. Pengertian b) Bapak irwan 2. Jenis penelitian field researd biaya
pemeliharaan ayam potong. efisiensi. c) Bapak andi penelitian lapangan pemelihara
ayam potong 2. perolehan 3. Pengertian 2. Dokumentasi 3. Penentuan subyek an ayam
di Desa laba biaya 3. Kepustakaan menggunakan purpose. potong di
Mlokorejo pemeliharaan pemeliharaan 4. Teknik pengumpulan data Desa
Kabupaten ayam potong. a. Observasi Mlokorejo
Jember. 3. efisiensi 1. Usaha jasa b. Wawancara Kabupaten
pemeliharaan 2. Usaha dagang c. Dokumentasi Jember ?
ayam potong. 3. Usaha 5. Analisis data 2. Bagaimana
industri a. Display perolehan
b. Reduksi laba
c. Kesimpulan pemelihara
6. Keabsahan data an ayam
Triangulasi sumber. potong di
Desa
Mlokorejo
Kabupaten
Jember ?
Bagaimana
efisiensi
pemeliharaan
ayam potong di
Desa Mlokorejo
Kabupaten
Jember
Pedoman Wawancara

1. Apakah perkerjaan Bapak sebelum menjalani usaha tenak ayam?


2. Apakah tempat usaha ternak ayam potong di setujui oleh masyarakat sekitar?
3. Apa manfaat ternak ayam?
4. Apa menariknya usaha ternak ayam?
5. Apakah usaha ayam potong tersebut bergabung dengan mitra atau tidak?
6. Berapa ayam yang diperoleh dari mitra tersebut?
7. Berapa populasi tenak ayam potong tersebut?
8. Ayam yang diperoleh dari mitra sejak ayam kecil atau ayam besar?
9. Berapa luas kandang tersebut?
10. Kandangnya ada berapa kamar?
11. Berapa jumlah biaya tenaga kerja?
12. Berapa jumlah bahan baku?
13. Berapa jumlah biaya overhead?
14. Apa saja peralatan yang di butuhkan untuk usaha ternak ayam potong?
15. Berapa harga kontrak pakan ayam potong tersebut?
16. Biasanya 1 tempat makan atau minum di isi berapa ekor ayam?
17. Bagaimana cara pemeliharaan ayam potong?
18. Bagaimana sistem penjualannya?
19. Per-ayam 1kg dijual berapa?
20. Apakah harga tiap tahun naik atau tidak?
21. Berapa penghasilan selama satu tahun?
22. Berapa laba yang di peroleh?
23. Berapa kerugian yang di peroleh?
24. Apakah tanah yang dipakai ternak ayam lahan milik pribadi atau hasil menyewa?
25. Pada saat umur berapa ayam sudah bisa dipanen?
26. Dimana saja anda memasarkan ayam potong tersebut?
BIODATA PENULIS
Data Diri:
Nama : Vivi Nuraini
NIM : E20152103
Tempat / Tanggal Lahir : Jember, 24 Januari 1998
Alamat : Dsn. Krajan Timur RT/RW 003/00 Ds.Mlokorejo
Kec.Puger – Kab.Jember
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi : Ekonomi Syariah
No. Tlp. : 082334878838

Riwayat Pendidikan:
1. ( 2003 - 2009 ) Trs ng SD Negeri Mlokorejo 2
2. ( 2009 - 2012 ) SMP Negeri 2 Puger
3. ( 2012 - 2015 ) SMA Negeri 1 Balung
4. ( 2015 - 2020 ) IAIN Jember

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai