Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP DASAR KELUARGA

Dosen Pengampu: Ns. Dewi Setyawati, MNS

Disusun Oleh:
Kelompok II; 6C

Griselda Aramita L. (G2A017128) Astride Wulandari R (G2A017136)


Finaa Irfana (G2A017129) Dian Juliastyanissa (G2A017137)
Mutiara Ayu N. (G2A017130) Ika Milenia S (G2A017140)
Adellia Chusnatul D. (G2A017131) Ayu Chamalia R. (G2A017141)
Fadhila Ristya W. (G2A017133) Andini Reyna D.P.H (G2A017142)
Sasa Annisa (G2A017134) Selin Malinda (G2A017143)
Lusyana Nur H. (G2A017135)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju.
Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya.
Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara
masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena
itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari
sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab
itu disini akan dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam
keperawatan di Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat.
Keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan
yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka
dengan batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan
yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi
dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam
jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan
sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi
dengan sistem yang lain. Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa
tinjauan kepustakaan untukmelengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar
keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep keluarga menurut berbagai referensi?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep keluarga sehat?
3. Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan keluarga?
4. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga secara umum?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep keluarga menurut
berbagai referensi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep keluarga sehat.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemberdayaan keluarga.
4. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga secara umum.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga. Keluarga adalah salah satu aspek terpenting
dari perawatan. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang
merupakan entry point dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat
secara optimal. Dalam hal ini diperlukan peran perawat untuk menunjang
pelayanan keperawatan keluarga agar menjadi lebih baik dan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia.
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan di masyarakat dengan memobilisasi sumber pelayanan
kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain
(Depkes RI, 2010).
Sistem keluarga dipandang sebagai suatu system terbuka dengan
batas-batasnya. Didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan
pada tujuan, dibentuk dari bagian bagian yamg berinteraksi dan
bergantungan satu dengan yang lainnnya dan yang dapat bertahan dalam
jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk
menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan
dengan berinteraksi dengan sitem yang lain.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
nmempertahankan budaya yang umum: meningkatan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.
Teori keperawatan keluarga adalah kumpulan konsep, definisi,
hubungan dan asumsi atau preposisi dari model keperawatan atau dari
disiplin lain atau hal lain yang sesuai, dengan melihat secara sistematis
berbagai fenomena dengan desain spesifik yang berhubungan dengan yang
lain. Model konseptual merupakan cara berfikir tentang individu dan
lingkungannya yang dapat bermanfaat berbagai situasi yang membantu
dalam memprioritaskan pelayanan dan memberikan tantangan kepada
perawat untuk mampu merubah kondisi pasien dari sikap yang hanya
bertahan menjadi mandiri.
2. Sifat keluarga
Sifat keluarga diantaranya:
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, isteri, anak, kakak,adik.
d. Mmmpunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
3. Struktur dan peran keluarga
Keluarga terdiri dari beberapa struktur diantaranya:
a. Struktur legalisasi keluarga: masing-masing keluarga mempunyai hak
yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka: mendorong
kejujuran dan kebenaran (honesty dan authenticity)
d. Struktur yang kaku: suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas: tidak adanya aturan yang memaksakan
(permisivines)
f. Struktur yang kasar: abuse (menyiksa, kejam, kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
Bentuk struktur keluarga:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilocal: sepasang suami istri yang tinggal Bersama keluarga
sedarah ibu.
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal Bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Pemegang kekuasaan:
a. Patriakal dominan dipihak ayah.
b. Matriakal dominan dipihak ibu.
c. Equalitarian ayah dan ibu
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu, peranan individu dalam keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman. Sebagai kepala keluarga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh anak, pendidik anak,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peran anak
Anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, social, dan spiritual.
4. Fungsi keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu:
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan untuk
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta
memberikan status pada anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomi
Menyedeiakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan (Marliyn M. Friedman, hal 86; 2010).
Berdasarkan UU No.10 Tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi
keluarga dalam delapan bentuk yaitu:
a. Fungsi Keagamaan
- Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga
- Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari
kepada seluruh anggota keluarga
- Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam
pengamalan dari ajaran agama
- Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang dperolehnya di sekolah atau masyarakat
- Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama
sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. Fungsi Budaya
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring
norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif gobalisasi
dunia.
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
dapat berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.
- Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Fungsi Cinta Kasih
- Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar
anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan
terus-menerus.
- Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara
kuantitatif dan kualitatif.
- Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan
ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
- Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
d. Fungsi Perlindungan
- Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa
tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
- Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
- Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. Fungsi Reproduksi
- Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
- Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan
keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
- Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak
yang diinginkan dalam keluarga.
- Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
f. Fungsi Sosialisasi
- Menyadari, merencnakan dan menciptakan lingkungan keluarga
sebagai wahana pendidikan dan sosisalisasi anak pertama dan utama.
- Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
- Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik
dan mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
- Membina peran, pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga
bagi orangtua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup
bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Ekonomi
- Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga.
- Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan
dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
- Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras
dan seimbang.
- Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h. Fungsi Pelestarian Lingkungan
- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan
internal keluarga.
- Membina kesadaran, sikap dan praktik lingkungan eksternal
keluarga.
- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang
serasi, selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan
lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil yang bahagia
sejahtera(UU No.10 Tahun 1992 PP No.21 Tahun 1994, dalam setiadi
2008).
5. Tumbang keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
a. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
- Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
- Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
- Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berumur 30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan
kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran
terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu
dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih
dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya
kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan
ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
- Membentuk keluarga muda sebagaisebuah unit yang
mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
- Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
- Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami
- ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
- Mensosialisasikan anak
- Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
- Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
- Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
- Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
- Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
- Meningkatkan komunikasi terbuka
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari
siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6
hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
- Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
- Memfokuskan kembali hubungan perkawinan Berkomunikasi secara
terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
- Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
- Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan
dari bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55
tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8
tahun kemudian. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
- Mempertahankan kesehatan
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
- Meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
- Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
- Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
- Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
- Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
- Melakukan “ Life Review”

2.2 Konsep keluarga sehat


1. Definisi
Keluarga sehat adalah suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik
secara fisik, mental, dan social yang kemudian memungkinkan terciptanya
keluarga utuh agar bisa hidup normal secara sosial maupun ekonomi.
Didalam keluarga nantinya akan terjalin hubungan yang bersifat
multifungsional yang didalamnya terdapat banyak interaksi. Interaksi
tersebut adalah hubungan antara suami dan istri, orang tua dan anak, serta
adik dan kakak. (Notoatmodjo,2010)
2. Ciri-ciri keluarga sehat
• Sehat badan dan jiwa
• Tercukupnya makanan bergizi
• Terciptanya lingkungan bersih
• Interaksi social dengan etika dan hhukum (Achjar, 2011)
3. Dalam rangka pelaksanaan program Indonesia Sehat telah disepakati
adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga. Kedua belas indicator utama tersebut adalah sebagao berikut :
1) Keluarga mengikuti program keluarga berencana (kb)
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Banyi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5) Balita mendapat pemantauan pertumbuhan
6) Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar
7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8) Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak
diterlantarkan
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10) Keluarga sudah menjadi anggota jaminan kesehatan nasional
(JKN)
11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
4. Karakteristik keluarga sehat :
Menurut Bearvers dan Hampson, keluarga yang berfungsi secara
optimal ditandai dengan :
1) Menunjukkan tingkat kemampuan ketrampilan negosiasi yang
tinggi dalam menghadapi masalah secara terus menerus
2) Mengungkapkan berbagai perasaan,kepercayaan dan perbedaab
mereka dengan jelas, terbuka dan spontan
3) Menghargai perasaan dan spontan
4) Mengharapkan anggota untuk memikul tanggung jawab pribadi
terhadap tindakan yang mereka lakukan
5) Menunjukkan perilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu
sama lain (Setiawati, 2009).

2.3 Pemberdayaan Keluarga


Pemberdayaan keluarga adalah sebuah proses dengan nama orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap, kejadian lembaga dan mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh ketrampilan,
pengetahuan, dan kekuatan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya
dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok
rentan dan lemah, untuk memiliki akses terhadap sumber -sumber produktif
yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan.
2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan
melalui praktik keperawatan kepada keluarga untuk membantu
meneyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan (Baylon dan Maglaya, 2007)
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinainya (Muwarni, 2007).
Dalam proses pengkajian keluarga ada hal-hal yang perlu dikaji dalam
keluarga diantaranya adalah:
a. Data umum
Dalam proses pengkajan keperawatan keluarga terhadap data umum
diantaranya meliputi:
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala kleuarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga (Genogram)
6) Tipe keluarga
Menjelaskan meneganai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Berisikan asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kelarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan dalam keluarga.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maaupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga juga ditentukan oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya melihat dari keluarga ini sering
bepergian bersama-sama ke tempat rekreasi tetapi juga menonton
tv juga sudah dikatakan aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti dan usia saat ini, tujuannya untuk melihat
perkembangan keluarga berada ditahap perkembangan keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturuanan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan meneganai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Pengkajian lingkaran
1) Karateristik rumah
Pengkajian karateristik rumah diindentifikasikan dnegan melihat
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan, jenis septic tank, jarak
septick tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan
serta denah rumah.
2) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karateristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
bepindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas
fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota dan fasilitas sosial
atau dukungan dari masyarakat.
d. Struktur keluarga
Struktur keluarga meliputi:
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk merubah perilaku
3) Struktur peran
Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif disini adalah gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
saling menghargai.
2) Fungsi sosial
Dalam hal ini yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, badaya, dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana keluarga faham mengenai sehat sakit, kesanggupan
keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Hal yang peru dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan keluarga adalah:
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat
f. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga ada
beberapa yaitu:
a) Jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga
g. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji dalam fungsi ekonomi keluarga yaitu:
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kebutuhan keluarga.
h. Stress dan koping keluarga
Stress dan koping keluarga yaitu :
1) Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyeselesaian dalam waktu ±6 bulan. Sedangkan
stresor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesain dalam waktu lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi atau stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
5) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
mengahadapi masalah.
i. Pemeriksaan fisk
Pemeriksaan fisk dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
j. Harapan keluarga
Berisi harapan keluarga mengharapkan agar petugas kesehatan
dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan
membantu bila keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan
semaksimal mungkin.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
membatasi, mencegah dan merubah.
Diagnosis kepera1atan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya
Proses dan Dokumentasi keperawatan konsep dan Praktik dapat dibedakan
menjadi 5 kategori yaitu:
1) Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan
data klinik yangditemukan.
2) Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan
terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
3) Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada
keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi
sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah.
4) Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis
tentang keadaan individu, keluarga dan masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5) Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang
terdiri dari kelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko
tinggi yang diperkirakan akan muncul atau timbul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan
Keperawatan keluarga menyatakan bahwa tipologi diagnosis
keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu;
1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang
dialami oleh keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat
dengan cepat
2) Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan
yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut
Suprajitno (2004) menggunakaan aturan yang telah disepakati,
terdiri dari:
1) Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas
keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang
tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau
memanfaatkan fasilitas pelayanaan kesehatan.
3) Tanda atau gejala (S) adalah sekumpulan data subjektif dan
objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung
atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
3. Intervensi
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah
masalah yang diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan. Tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi. Kualitas rencana keperawatan dapat menjamin
sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
a. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan
didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah.
b. Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam
- Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
- Menentukan prioritas masalah.
- Memilih tindakan yang tepat.
- Pelaksanaan tindakan.Penilaian hasil tindakan.
e. Dibuat secara tertulis.
Menurut Friedman dalam Bailon dan Maglaya (1978)proses dalam
pengembangan rencana keperawatan keluarga menyangkut penggunaan
metode solving atau pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa
bagian :
- Menentukan masalah
- Sasaran dan tujuan
- Rencana tindakan
- Rencana untuk mengevaluasi perawatan.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil
dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor (kealvaan) yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2008).
Dalam Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi keperawatan konsep dan Praktik, dinyatakan evaluasi
sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang
sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat
bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi
kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan:
1) Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas
dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu
menilai efektifitas interfrensi tersebut.
2) Evaluasi hasil, fokus evaluasi hasil adalah prubahan prilaku
atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan,
bersifat objektif, fleksibel, dan efesiensi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan nmempertahankan budaya yang umum: meningkatan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.
Teori keperawatan keluarga adalah kumpulan konsep, definisi,
hubungan dan asumsi atau preposisi dari model keperawatan atau dari
disiplin lain atau hal lain yang sesuai, dengan melihat secara sistematis
berbagai fenomena dengan desain spesifik yang berhubungan dengan yang
lain. Model konseptual merupakan cara berfikir tentang individu dan
lingkungannya yang dapat bermanfaat berbagai situasi yang membantu
dalam memprioritaskan pelayanan dan memberikan tantangan kepada
perawat untuk mampu merubah kondisi pasien dari sikap yang hanya
bertahan menjadi mandiri.
Keluarga sehat adalah suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik
secara fisik, mental, dan social yang kemudian memungkinkan terciptanya
keluarga utuh agar bisa hidup normal secara sosial maupun ekonomi.
Didalam keluarga nantinya akan terjalin hubungan yang bersifat
multifungsional yang didalamnya terdapat banyak interaksi. Interaksi
tersebut adalah hubungan antara suami dan istri, orang tua dan anak, serta
adik dan kakak.
Pemberdayaan keluarga adalah sebuah proses dengan nama orang
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas,
dan mempengaruhi terhadap, kejadian lembaga dan mempengaruhi
kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
ketrampilan, pengetahuan, dan kekuatan yang cukup untuk mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga untuk membantu
meneyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan
keluarga terdiri dari pengkajian yang meliputi data umum, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga, kemudian diagnosis keperawatan keluarga
serta perencanaan atau intervensi dari permasalahan keperawatan keluarga
yang ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. (2019). MAKALAH DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA.
https://www.academia.edu/37662336/MAKALAH_DOKUMENTASI_AS
UHAN_KEPERAWATAN_KELUARGA.docx diunduh 19 Maret 2020.
Diakses pada 19 Maret 2020
Achjar, K. A. (2011). Asuhan Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik.
Jakarta:EGC
Depkes RI. (2017). Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Jakarta: Depkes RI
Desinta, Jihan. (2017). asuhan keperawatan keluarga.
http://repository.ump.ac.id/3915/1/JIHAN%20DESINTA%20ANANDA%
20PRADINI%20COVER.pdf. Diakses pada 19 Maret 2020
Gita.(2015).Model Konseptual Keperawatan dan Aplikasinya.
https://id.scribd.com/doc/295369004/MAKALAH-KEPERAWATAN-
KELUARGA. Diakses 18 Maret 2020
Hizkia, Indra. (2013). Pertemuan 1 – Keperawatan Keluarga.
https://www.slideshare.net/indrah/pertemuan-1-keperawatan-keluarga
diakses pada 17 Maret 2020
Komala. (2013). Tugas Perkembangan Keluarga Di Setiap Tahap Perkembangan.
https://www.academia.edu/37094331/Tugas_Perkembangan_Keluarga_Di
_Setiap_Tahap_Perkembangan diakses pada 22 maret 2020
Notoatmodjo, S. (2010). Konsep Prilaku Kesehatan: Dalam Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Palupi, T. R. (2017). asuhan keperawatan keluarga. keperawatan.
http://repository.ump.ac.id/3983/4/Tatarina%20Retno%20Palupi%20BAB
%20II.pdf diunduh 18 Maret 2020
Setiawat, Santun dan Agus Citra Dermawan. (2009). Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Medika.
Lampiran 1 Penilaian Tugas Terstrktur

INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS TERSTRUKTUR

Judul Tugas :

Tanggal pengumpulan :

Kelompok :

NILAI NILAI X
KRITERIA EVALUASI BOBOT KET
NO 1 2 3 4 BOBOT

A PERSIAPAN

1 Konsultasi referensi yang digunakan 5

2 Mencari referensi yang sesuai 10

B MAKALAH

1 Kesinambungan antara alenia dan bab 10

2 Penggunaan bahasa baik dan benar (bahasa baku) 10

3 Penyerahan tugas tepat waktu 5

4 Kejelasan rumusan latar belakang 5

5 Masalah mencakup tinjauan teori berisi 40


pengkajian, diagnosa keperawatan, intevensi dan
evaluasi

6 Kesimpulan relevan dengan hal-hal yang dibahas 10

7 Penulisan kepustakaan sesuai PUEBI ( Pedoman 5


Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Jumlah 100

Nilai : Nilai x Bobot Semarang,.......................................................

Penilai
Nilai :

Anda mungkin juga menyukai