Anda di halaman 1dari 310

OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 1

Translator: Sai Kuze
Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

Seteguk bir diminum dari cangkir besar yang hampir meluap.


Ini dulunya merupakan minuman yang yang tidak pernah bisa dia teguk lagi, tetapi saat ini
rasa minuman keras kelas satu yang sangat akrab tengah mengalir di tenggorokannya.

Dia dengan barbar mengeluarkan sendawa ketika dia meletakkan cangkir besarnya,
dengan setengah isinya masih tersisa, kembali ke meja. Jika ini merupakan mug kayu yang
biasa dia gunakan, dia tanpa berpikir akan membantingnya diatas meja, tetapi dia tak
berani melakukannya karena cangkir itu terbuat dari keramik.
Namun, bahkan jika dia memecahkan cangkir itu, dia tidak perlu mengganti ruginya,
bagaimanapun, bar ini secara khusus disiapkan oleh pendukung rahasianya, Hilma
Cygnaeus. Semuanya gratis untuk para bangsawan yang akan dia kirim ke tempat ini, ini
bahkan berlaku juga untuk tamu mereka.
Investasi semacam ini seperti yang diharapkan untuk sesorang yang ditakdirkan menjadi
bangsawan besar sepertinya, Baron Philip Dayton L'Eyre Monstserrat.
 Yang harus dia lakukan adalah menunjukkan rasa terima kasihnya dan membalasnya
untuk kebaikan ini nanti, untuk saat ini, semuanya harus diletakan diatas meja dengan rapi.
(TLer: Sebagai bentuk kesopanan)

Ketika telah tiba waktunya, bahkan Hilma, yang kekayaannya tidak bisa dibandingkan
dengan Philip, masihlah  seorang rakyat jelata dan harus tunduk di hadapan otoritas.
Mungkin itulah alasan mengapa dia berusaha begitu keras untuk berkenalan dengan
seorang bangsawan seperti Philip dengan cara mendukung fraksinya di semua lini.

    Inilah yang memisahkan antara yang kuat dengan yang lemah di dunia ini - perbedaan
status.

    Tetap saja, dia berutang budi padanya atas semua usahanya.

    Sebagai seorang pria yang menganggap dirinya bertanggung jawab atas utangnya,
Philips berharap untuk meningkatkan kedudukan sosialnya sesegera mungkin. Hilma juga
pasti mengharapkan dirinya untuk mendapatkan setidaknya otoritas di atas pangkat baron.

    Sehingga dia dapat membayar hutangnya.

    Jika bantuan itu tidak dilunasi sesegera mungkin, dia akan terjebak sehingga harus
membuat konsesi, perlu memiliki izin bahkan untuk hal-hal yang ingin dia lakukan secara
pribadi.

    Impian Philip adalah agar dirinya memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang dia
inginkan dan hak untuk menggunakan kekuatannya sesuai keinginannya.

    Tetapi-

Mengapa tidak ada yang terjadi padaku!"


    Dia tidak bisa lagi menahan perasaannya yang sebenarnya. Philip mengamati
sekelilingnya. Bar ini bukanlah bar para petani yang biasanya. Hilma telah mengubah salah
satu rumah mewahnya menjadi bar sehingga suara keras tidak terdengar sampai ke luar.
Jadi, meskipun aslinya suaranya tidak terlalu keras, jika ada seseorang di sekitarnya
mungkin akan terdengar oleh orang itu.

Setelah memastikan bahwa tidak ada yang melihat ke arahnya, Philip menjadi tenang.

Membiarkan orang lain mengetahui bahwa dirinya telah gagal sangatlah memalukan.

Itu benar - dirinya telah gagal.

{Matilah, kalian semua sampah!}

    Philip menelan bir seolah-olah itu benar-benar bisa mengeluarkan emosi yang berapi-api
di dalam hatinya. Ini hanya membuatnya semakin gelisah karena terburu-buru, tetesan bir
telah keuar dari sudut bibirnya, menyebabkan kulit dan pakaiannya terasa lengket sebagai
akibatnya.

    Ekspresi Philip berubah dalam kemarahannya.

    Jika semua berjalan sesuai rencananya, output dari nilai tambahnya akan berlipat ganda
dan dia seharusnya dikelilingi oleh orang-orang yang bersuka-cita karena dia adalah
penguasa baru mereka. Namanya seharusnya sudah diketahui semua orang setelah para
teman-teman bangsawannya mengetahui pencapaiannya.
   
    Jadi, bagaimana akhirnya bisa seperti ini?

    Tidak hanya produktivitas gandum di tanahnya mulai menurun, dia juga merasa seolah-
olah penduduk desa yang dia kunjungi semua menatapnya dengan jijik.

    {Bajingan kurang ajar!}

    Dia akhirnya adalah kepala keluarga Montserrat, sebuah keluarga dengan sejarah yang
panjang, para penduduk desa itu seharusnya tahu betul bagaimana mereka harus
menghormati tuannya. Mungkinkah semua penduduk desa sengaja melakukan itu untuk 
melemahkan posisinya?

    Itu tentu saja mungkin.

    Dunia ini dipenuhi dengan orang-orang bodoh yang akan iri dengan bakat orang lain.
Mereka bahkan tidak bisa memahami bakatnya dan hanya bisa iri dan mencaci orang-
orang yang berbakat. Dengan cara itu mereka bisa menciptakan ilusi megalomania.
(TLer:  Penyakit gila yang mengkhayalkan dirinya seperti seorang yang agung dan mulia)

    Tidak, itu bukan satu-satunya saja tipe manusia di dunia ini. Kalau dipikir-pikir rakyat
jelata ada banyak sekali, pasti ada alasan lain untuk itu. Misalnya, seorang raja tetangga
mungkin telah membayar mereka untuk menyabotase ambisi politik Philip.

    Itu tentu bukanlah tidak mungkin.

    Secara umum, jika kau memfokuskan produksi pada barang yang lebih bernilai,
pendapatan secara alami akan meningkat dengan proporsi yang sangat besar. Ini
seharusnya sudah masuk akal. Tidakkah masuk akal untuk mendedikasikan semua lahan
pertanian yang tersedia untuk tanaman yang lebih berharga dan membeli gandum dari
pedagang?

    Sangat jelas namun jumlah orang yang tidak setuju dengannya tidak terhitung.
    {Dasar sampah! Bagaimana kalau aku bertanya kepada Hilma tentang caraku harus
menghukum orang-orang bodoh ini? Jika aku melakukan itu, mereka pasti akan mulai
bekerja keras untukku lagi! Aku masih perlu menyelidiki apakah mereka berkonspirasi
melawanku, tuan mereka! ... tidak tunggu dulu. Jika itu sesuatu yang sederhana seperti
memberikan hukuman, bukankah tidak apa-apa jika aku menyetujuinya sendiri?}

    Secara teori, itu sama dengan mencambuk sapi dan kuda untuk membuat mereka
menurutimu.

    {Ya, sepertinya tidak perlu sampai harus memberitahu Hilma tentang ini. Jika akhirnya
aku berutang budi padanya lagi ... Umu, beberapa kali Hilma sudah sangat baik padaku,
sudah waktunya aku membalas kebaikannya ...}

    Bagi seorang yang akan menjadi bangsawan besar, hutang hutang kepada rakyat jelata
seperti Hilma bisa saja diabaikan, itu merupakan sesuatu yang mudah dieksploitasi. Namun
sayang, melakukan hal itu akan membuatnya tidak berbeda dari pencuri biasa. Sebagai
bangsawan besar, tindakan seperti itu benar-benar tercela, maka yang terbaik adalah
membalas kebaikannya sesegara mungkin.

    Akan menjadi masalah besar jika dia membiarkan Hilma mengancamnya karena
kemurahan hatinya. Jika itu yang akan terjadi, Hilma selalu bisa melakukan sesuatu dengan
caranya sendiri dan membungkam Philip.

{Pertanyaannya adalah, dalam kasus ini, pembayaran terbaiknya dalam bentuk apa...?}
    Jika dilihat dari perjanjian mereka sebelumnya, dia harus membayarnya dengan emas
yang dikumpulkan dari peningkatan pendapatan tanahnya, tapi itu jelas tidak mungkin -
tidak, akan sulit untuk melakukannya saat ini. 

    Jadi apa yang bisa dia lakukan untuk menunjukkan kecerdasannya dan juga
memanfaatkan kekuatan faksi yang baru terbentuk untuk memberi keuntungan bagi Hilma?

    {Aku mengatakan itu tapi aku masih belum memiliki kendali penuh atas faksi ini ……}

    Sebagai anggota faksi, Philip berkesempatan untuk berhubungan dengan semua jenis
orang.

    Meskipun jumlah anggota yang mendukung gagasan tentang Philip yang harus menjadi
pemimpin faksi terus meningkat, ia belum mendapatkan dukungan dari seluruh bangsawan.

    Hilma telah membantunya untuk mencapainya, tetapi mengingat usianya, status sosial,
dan lain-lain, masih ada beberapa rintangan besar yang harus dia atasi. Jika Philip berada
di posisi mereka, dia akan cenderung setuju dengan keputusan mereka juga. 

    Perkataan yang sama oleh seorang earl senior dan baron junior pastilah tingkat
keyakinannya akan sangat berbeda. Philip berpikir, {Tapi bukankah itu terdengar seperti
mereka hanya akan menyesuaikan diri dengan tradisi faksi yang lebih kuat?}.

    Menjadi anggota sebuah faksi baru, mereka tidak bisa bertindak seperti organisasi lama,
tetapi lebih memperkenalkan perubahan radikal ke dalam sistem. Sebagai seorang pria
dengan keberanian untuk bereksperimen dan berinovasi, Philip sangat cocok untuk peran
sebagai pemimpin dalam faksi ini.
    {Yang lainnya sangatlah tidak fleksibel.}

    Buta oleh perasaan jengkelnya, Philip tidak menyadari bahwa cangkirnya entah
bagaimana menjadi kosong.

    "Oy! Tambah lagi! "

    "Baik tuan ku."

    Beberapa maid yang sepertinya baru saja dipekerjakan disini melewatinya, lalu dia
membentakan perintah padanya.

    Setelah membungkuk meminta maaf, dia berjalan dengan cara yang aneh, seolah
berpose, dan Philip tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Apakah itu karena
seragamnya terlalu tipis? Seseorang bisa melihat bentuk bokongnya.

    "Ooof."
    (TLer: Ofu, Teruhasi-san)

    Lekuk tubuh yang menarik jelas merupakan kualitas yang diinginkan untuk dipamerkan,
tetapi maid ini telah menunjukkan pemahaman yang jelas tentang apa yang merupakan
interaksi yang dapat diterima antara atasan dan bawahan mereka melalui etos kerjanya. Ini
sangat menyenangkan Philip.

    Philip sudah meminjam dua maid dari Hilma yang tidak begitu berbeda dengan yang dia
lihat.
    Wanita-wanita ini akan melakukan apa pun yang kau minta ke mereka, Kau bahkan bisa
memberikan gaji yang sangat sedikit untuk mereka. Setiap urusan rumah tangga Philip
telah ditangani oleh mereka. Hilma juga merekomendasikan orang-orang seperti kepala
pelayan dan pedagang eksklusif.

    Meskipun Philip ingin memecat mereka yang telah lama dipekerjakan oleh keluarganya
dan hanya menjaga para bawahannya, penolakan keras ayahnya terhadap proposal itu
membuatnya menyerah. Yah, jika dia adalah orang yang membayar para pelayan itu maka
dia pasti akan memecat mereka untuk menghemat biaya.

    Ketika Philip dengan samar-samar memikirkan hal-hal ini, seseorang tiba-tiba berbicara
kepadanya.

    "Oh, hei, Baron Montserrat. Apa yang sedang kau pikirkan? Kau terlihat serius sekali. ”

    Dia menoleh ke arah sumber suara untuk melihat dua bangsawan di depannya.

    Mereka mewarisi pangkat baron mereka pada saat yang sama, teman-teman yang
berasal dari faksi yang sama. Salah satu dari mereka membawa cangkir besar yang berisi
bir, sementara satunya lagi memegang sepiring penuh kacang.

    "Oh! Baron Delvin dan Baron Rokerson! "

    Baron Delvin merupakan seorang pria yang tidak memiliki status dan prestise yang
diharapkan dari seorang bangsawan ditingkatnya karena kedudukannya yang rendah dan
kebijakannya yang lemah. Satu-satunya aspek dari dirinya yang sesuai dengan statusnya
adalah pakaiannya, jadi jika dia memakai pakaian biasa, tidak ada yang bisa menganggap
dirinya merupakan seorang bangsawan. Lihatlah dari cara jalannya, bisa dipastikan orang-
orang yang melihatnya pasti percaya bahwa dia hanyalah seorang aktor yang berpura-pura
menjadi bangsawan untuk sebuah drama komedi.
   
    Sebaliknya, Baron Rokerson merupakan sosok yang mengesankan dan teguh. Pria itu
teguh di setiap dimensinya. Meskipun dia adalah pria yang secara fisik terlihat mengancam,
dia tidak bisa memegang pendapatnya sendiri tanpa terpengaruh oleh orang lain. Di mata
Philip, Rokerson lebih cenderung diperintah daripada memerintahkan orang lain.

    Sikap mereka saling berdekatan dan itu adalah pemandangan yang umum bagi mereka
untuk bekerja bersama. Philip ingat mereka karena catatan mental yang dia buat untuk
dirinya sendiri ketika mereka pertama kali bertemu, itu {mengapa mereka tidak bekerja
sendiri-sendiri seperti diriku?}
(TLer: catatan mental disini, w nggak tau maksudnya yg kaya gmn, komen aja nanti direvisi)

    "Apakah kursi ini sudah ada yang memesan?"

    "Oh, tidak ada, silakan duduk."

    Rokerson mengangguk lembut dan duduk di samping Delvin. Maid itu sepertinya telah
mengatur waktu kedatangannya dengan sempurna ketika dia berjalan kemari dengan bir
digengamannya.

    "Ini, mari kita bersulang!"

    "Dengan senang hati!"


   
    Menurut legenda, tindakan mendentingkan gelas bersama saat bersulang berasal dari
cara untuk mencampur isi dua cangkir secara bersamaan, memberikan bukti minuman tidak
diberi racun. Philip mengetahui fakta ini dan menggunakan lebih banyak tenaga daripada
yang diperlukan.

    Alkohol tumpah diatas meja.

    "Oh!"

    Ada sedikit yang menumpahi pakaian Baron Delvin.

    Memanglah tidak sopan jika mengatakan pakaiannya sekarang lebih cocok dengan
penampilannya, tetapi pakaiannya, meskipun terlihat seperti pakaian bangsawan, tidak
terlihat segar dan bersih. Tidak, lebih akurat kalau dikatakan pakaiannya mengingatkan ciri
khas pakaian tradisional, sesuatu yang akan Philip kenakan dahulu kala, seperti pakaian
turun temurun dari kakeknya.

    Philip merasa kasihan.

    Apa yang dia kenakan saat ini merupakan kain kelas atas, dia menyuruh Hilma untuk
mempersiapkannya. Dengan kata lain, keduanya tidak cukup berharga sehingga Hilma mau
menginvestasikan dukungan penuhnya kepada mereka.

    Philip merenungkan tragedi perbedaan nyata dalam prospek masa depan mereka
dibandingkan dengan dirinya lalu dia bertanya, "Jadi, apakah kalian berdua di sini untuk
minum juga?"
    “-umu, itu benar, itu benar. Kami hanya kesini untuk minum-minum dan terkejut
mendapati Baron Monserrat juga ada di sini, jadi kami datang untuk memberi
penghormatan! Benarkan?!"

    "Seperti yang kau katakan, Baron Rokerson."

    “Tidak, tidak, tidak, omong kosong apa ini tentang memberikan penghormatan?
Bukankah kita sederajat? Rekan-rekan yang saling mendukung?”

    "Oh! Aku tidak pernah tahu bahwa seseorang yang sehebat Baron Montserrat
memandang orang-orang seperti kami sederajat! Itu memang membuat hati kami senang!
Benarkan?!"

    “Seperti yang anda katakan. Sekarang, jika anda mau, silakan mencicipinya.”

    Lelaki di ujung seberang buru-buru mempersembahkan hors d'oeuvres.

    "Terima kasih banyak, Baron Rokerson."

    "Astaga! Kita bukanlah orang asing, Baron Montserrat. Jangan ragu untuk memanggilku
Wayne dan dirinya Igor.”

    “Aku mengerti. Maka aku akan meminta kalian berdua memanggilku Philip!"

    Mereka bertiga berbagi dalam tawa yang hangat saat mereka menenggak bir mereka.
    “Tapi bagaimanapun juga - Philip-sama, apa ada yang mengganggu pikiranmu? Anda
sepertinya tadi terlihat cukup banyak pikiran.”

    "Tadi?" Pada titik ini alkoholnya sedikit - ya, hanya sedikit saja pikirannya tumpul,
amarahnya kembali berkobar.

    “Ahhhh, para idiot yang tidak berguna itu terus saja membuatku pusing. Oh, aku sedang
membicarakan tentang rakyat jelata yang tinggal di tanahku."

    “Jadi itu sebabnya, aku benar-benar mengerti! Ini benar-benar dapat dimengerti bagi
seseorang yang bijaksana seperti Philip-kakka sangat marah kepada mereka yang tak bisa
diharapkan untuk memahami pikiran anda. Orang biasa seperti kami tidak berada pada
level yang sama dengan anda bukan?”

    "Itu benar sekali, sangat masuk akal bagi seseorang yang secerdas Philip-kakka marah
terhadap kelakuan seperti itu."

    Philip tersentuh oleh persetujuan mereka dengan dirinya.

    Mereka bangsawan seperti dirinya, maka wajarlah jika mereka dapat memahami
masalahnya? Mereka juga pasti terganggu oleh kebodohan rakyatnya sendiri.

    "Kalian berdua mengerti apa yang aku alami?!"

    “Umu, kami mengerti, kami mengerti. Meski aku tidak sehebat Philip-kakka, aku juga
pernah memiliki pengalaman yang sama seperti yang anda alami.”

    "Itu benar - sepertinya kita kehabisan ale - oy! Apa yang kau lakukan tidak menuangkan
bir untuk Philip-kakka!"

    Maid yang dipanggil segera membawa beberapa gelas bir segera kehadapan Philip. Dia
mengangkat cangkirnya, dan memenuhinya dengan bir.

    "Ayo, mari kita bersulang sekali lagi!"

    Mug-mug itu disulangkan secara bersamaan.

    Philip meneguk birnya.

    Nikmat.

    Dia merasa seolah minuman itu tidak pernah terasa lebih enak daripada saat ini,
mungkin itu karena dia berbagi minuman dengan simpatisannya.

    Sebagian besar anggota faksi baru memilih untuk menjauhkan diri dari Philip, salah satu
alasannya karena Philip berada di pucuk pimpinan faksi; akibatnya, dia tidak bisa
mendapatkan teman. Itulah sebabnya Philip dalam suasana hati yang baik, kedua orang
yang mendekatinya memberinya dukungan. Dia sangat senang sampai ingin menghabiskan
waktu bersama mereka.
(TLer: Disini ada idiom, w terjemah sesuai arti indonya)

    “Ah, Philip-kakka! Aku merasa terhormat sampai-sampai anda ingin menghabiskan waktu
bersama dengan kami, namun bir anda mungkin akan tumpah. Bagaimana kalau anda
meminumnya dahulu dan kemudian ...... oh.”
(TLer: Atama ga furueru, emang Philip ngomong gitu? Kok dijawab gitu)
    Dia menumpahkan bir lagi. Meskipun bir itu gratis, menyia-nyiakannya akan menghina
Hilma.

    Philip melepaskan lengannya dari bangsawan satunya dan minum melanjutkan minum
dengan barbar.

    "Wow! Itulah yang aku harapkan dari anda, anda sangatlah kuat terhadap alkohol,
benarkan?”

    "Itu benar, seperti yang diharapkan dari Philip-sama."

    “Psssht! Tidak tidak, itu tidak benar. Hanya saja bir ini rasanya lebih nikmat dari biasanya
ketika dinikmati bersama para bangsawan luar biasa seperti kalian.”

    "Luar biasa! Benar-benar tidak bisa dipercaya! Kakka akan mengucapkan kata-kata
seperti itu yang membuat hatiku penuh dengan rasa sukacita. Karena kami berdua memiliki
toleransi yang lebih rendah terhadap alkohol, kami sangatlah kagum dengan kemampuan
anda.”

    "Eh? Kalian berdua tidak kuat minum banyak?”

   
    Mereka berdua masih memegang cangkir pertama mereka dan isi birnya tidak berkurang
terlalu banyak.

    "Memang memalukan untuk mengakuinya, tapi jujur saja, tidak ada di antara kami yang
bisa menemukan alkohol, benarkan?"
    "Itu benar, tetapi karena penghasilan kami didapat dari sektor ini, akan terasa aneh jika
tidak pernah mencobanya sekalipun, maka dari itu kami hanya minum sedikit."

    "Karena kami tidak bisa menghabiskan alkohol kami, kami cukup iri pada orang-orang
yang bisa minum banyak, seperti Philip-kakka. Tolong, tolong, ambil bagian kami juga."

    Philip mengikuti saran mereka dan meminum cangkir demi cangkir. Semakin banyak
mengkonsumsinya, semakin ringan kepalanya terasa. Sampai-sampai wajahnya mulai
memerah.

    “Nah, oh ya. Aku teringat dengan Philip-kakka yang menyebut orang-orang idiot di tanah
anda, jadi apa yang sebenarnya terjadi?”

    "Hah? Ah, apa itu, apa aku pernah mengatakannya?”

    “Ya, anda menyebutkan sesuatu tentang itu ...... sepertinya anda mungkin sudah terlalu
banyak minum, haruskah aku membawa minuman non-alkohol? Tak apakah?”

    "Benar. Philip-kakka, apakah anda mau segelas air? Air yang mereka sediakan di sini
tidak berbau lumut.”

    “Ehhh-, itu tidak perlu. Aku baik-baik saja, aku baik-baik saja." Panas berdenyut di
wajahnya, dia tidak perlu cermin untuk mengetahui bahwa wajahnya telah benar-benar
memerah. “...... ahhh, aku ini lagi sial. Aku bangkrut, bangkrut."

    "Kita berada dalam situasi yang sama, benarkan?"

    "Itu benar, tanah kami juga tidak makmur."


    "Tidak tidak. Bukan seperti yang kalian pikirkan. Jika para rakyat jelata yang tidak
berharga itu melakukan apa yang aku perintahkan, seharusnya ada banyak emas yang
masuk ke kantongku. Tetapi mereka tidak bekerja cukup keras dan tidak mau
mendengarkanku. Itu semua salah mereka. Setiap orang dari mereka tidak berharga."

    "Oooooh! Philip-kakka memanglah benar. Dunia ini dipenuhi dengan sampah yang tidak
berharga. Aku bisa mengerti rasa sakitmu! Ngomong-ngomong, apa produk spesial dari
tanahmu, Philip-kakka?”

    “Tidak ajauh-jauh dari hasil pertanian untuk saat ini. Sial."

    Banyak uji coba dijalankan pada berbagai aspek produksi, tetapi belum ada yang
membuahkan hasil.

    "Hasil pertanian, ya ... Alangkah baiknya memiliki beberapa jenis produk unik, kalau tidak
..."

    "Produk pertanian yang khas tidak banyak dijual, tetapi itu sudah diduga."

    Kedua bangsawan banyak membicarakan tentang pendapat mereka sendiri.

    Mereka benar, itu sebabnya ada kebutuhan untuk menanam tanaman yang bernilai lebih
tinggi. Ini akan berisiko karena kemungkinan mereka tidak akan dapat memanen tanaman
dalam jangka pendek, fakta apakah suatu tanaman dapat ditanam atau tidak, perlu
diselidiki juga. Meski begitu, itu adalah investasi yang diperlukan untuk masa depan, namun
para petani rendahan itu akan selalu menggunakan alasan "kami sudah tidak bisa
menanganinya lagi" sebagai alasan mereka bahkan dalam menyikapi perintah langsung
dari tuannya.

    "Mempertimbangkan situasi saat ini, jika tidak ada yang berubah maka aku hanya bisa
menunggu gagal panen sehingga harga gandum akan naik!"

    "Bagaimana dengan wailayahmu sendiri-"

    Wayne menusuk Igor dengan sikunya untuk menghentikan ucapannya dan kemudian dia
mendekati Philip untuk berbisik.

    "Anda benar sekali, tetapi bahkan jika panen buruk terjadi, harganya tidak akan naik.
Tahukah anda ada sejumlah besar gandum murah yang diangkut dari Sorcerous Kingdom
menuju Kingdom? Karena itu harga untuk produk reguler tidak mungkin banyak berfluktuasi
dan sama tidak mungkin bagi produk yang tidak bernilai tambah dijual dengan harga tinggi.”

    "Apa!?"

    "Ah, Philip-kakka, anda terlalu berisik."

    Philip mengamati sekelilingnya yang sangat ramai, lalu menurunkan nada suaranya, dan
kemudian berkata kepada Wayne, "apakah itu benar?"

    "Mhm, informasi ini diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, informasi ini menyebar
di kalangan pedagang di ibukota. Sepertinya Sorcerous Kingdom telah menyimpan
sejumlah besar gandum di gudang-gudang yang dimiliki oleh para pedagang di ibukota.
Ada yang bilang bahwa mereka bahkan diizinkan untuk menjualnya, tetapi Sorcerous
Kingdom jelas memiliki input prioritas untuk bagaimana gandum itu digunakan.”
    "Hm? Jadi bukan pedagang yang mengimpor barang-barang dari Sorcerous Kingdom
untuk dijual di sini, melainkan, Sorcerous Kingdom menyimpan makanan di Kingdom?”

    "Betul. Aku tidak tahu banyak tentang detailnya selain fakta kalau gandum-gandum itu
ada di sana hanya untuk disimpan dan Sorcerous Kingdom sudah membayar biaya
penyimpananannya ... atau apakah itu disewakan untuk dijadikan gudang saja?
Bagaimanapun, para pedagang menghasilkan uang dari kesepakatan itu. Itu tidak banyak,
tetapi itu masihlah lumayan.”

    "... Apakah orang-orang itu hanya menyewakan gudang mereka secara sukarela?"

    “Biasanya akan sulit untuk mengamankan ruang penyimpanan. Tapi bukankah distrik
gudang itu diserang oleh iblis itu? Aku mendengar banyak gudang-gudang kosong
sehingga pemiliknya dengan senang hati menyewakannya. Karena itu, selama gandum
masih ada di sana, para pedagang tidak mungkin menaikkan harga makanan. Sangat
mudah untuk membayangkan orang-orang mengatakan sesuatu seperti 'jika semakin
mahal, aku lebih suka membeli dari Sorcerous Kingdom' jika harganya naik. Oh benar,
apakah anda tahu tentang gudang gandum besar E-Rantel?"

    "Tidak tidak. Memangnya kenapa?"

    “Di dalam gudang besar itu yang diperkuat dengan mantra [ Preserve ], ada tempat-
tempat di mana makanan tidak akan pernah membusuk, ada magic item di dalamnya.
Sampai baru-baru ini, ransum militer yang disediakan untuk lebih dari seratus ribu tentara
dikumpulkan dengan susah payah dari tanah tetangga sebagai persiapan untuk perang
dengan Empire setiap tahun. Pengumpulan makanan membutuhkan waktu sehingga bisa
membusuk selama prosesnya, belum lagi mendapatkan makanan lebih sulit selama periode
waktu tertentu. Gudang besar itu dibangun untuk mengatasi masalah ini. Tampaknya magic
item itu bukanlah sesuatu yang bisa diangkut ke tempat lain, jadi benda itu secara resmi
diberikan pada Sorcerous Kingdom. Itu berarti kelebihan gandum Sorcerous Kingdom bisa
disimpan di sana selama bertahun-tahun.”

    “Bahkan jika makanan itu bisa bertahan selama bertahun-tahun, Sorcerous Kingdom
merupakan kerajaan dengan satu kota, E-Rantel. Bagaimana mungkin mereka
menghasilkan makanan sebanyak itu?”

    Bahkan jika desas-desus itu menyebar ke seluruh Kingdom, harga gandum seharusnya
hanya turun sedikit mengingat populasi Kingdom yang besar.

    “Oh, tentang itu. Menurut beberapa rumor yang kredibel, Sorcerous Kingdom
menggunakan undead untuk menggarap lahan pertanian yang luas; sebagai hasilnya,
mereka mendapat peningkatan luar biasa dalam produktivitas gandum mereka. Dengan
cara itu bahkan wilayah sekecil itu dapat menyamai hasil panen seluruh Kingdom. Jika
dipikir-pikir lagi, kita membicarakan tentang undead yang tidak pernah kelelahan. Namun.
Yah, jika anda berpikir tentang makanan yang dibuat oleh undead, terasa menjijikan.”

    "Apa? Itu sangatlah curang!”

    Philip tidak bisa tidak berteriak. Sang Sorcerer King dapat dengan mudah mencapai apa
yang dia tidak bisa dilakukan rakyatnya tidak peduli seberapa keras dia berusaha. Semua
frustasi yang harus dideritanya, Sorcerer King mengatasinya dengan mudah.

    Atau, mungkinkah dia juga harus menggunakan undead untuk bertani?

    “Dibilang begitu, tidak seperti tidak ada yang mencurigakan tentang itu. Lagipula, bahkan
jika undead bekerja tanpa lelah sepanjang waktu, bagi mereka yang menyamai hasil panen
seluruh Kingdom itu... Bagaimanapun, hasil pertanian mereka cukup tinggi, tidak ada
keraguan tentang hal itu. Saat ini, Sorcerous Kingdom mengirimkan bantuan pangan
menuju Holu Kingdom.”

    "Bantuan pangan?"

    "Mhm. Jaldabaoth, Archfiend yang membawa kekacauan ke ibukota kingdom kita,


muncul di Holy Kingdom. Sepertinya amarahnya telah menyebabkan beberapa masalah
kelangkaan makanan dan Sorcerous Kingdom meresponsnya dengan mengirimkan
makanan yang dibeli dari pedagang Kingdom sebagai bantuan. Sebuah karavan dengan
kereta penuh gandum melewati wilayahku tempo hari, maka rumor itu pasti benar.”

    "Pasti ada makanan yang tersisa setelah mereka mengirimkan bantuan kepada Holy
Kingdom kan?"

    "Itu benar. Namun, mereka sangatlah pasti menimbun makanan untuk persiapan gagal
panen. Ditambah lagi, kurasa Sorcerous Kingdom tidak menggunakan semua gandum yang
mereka beli sebagai bantuan."

    Itu masuk akal. Jika Philip adalah Sorcerer King, dia juga akan menggunakan kelebihan
makanan, yang sudah lama disimpan di gudang, sebagai bantuan.

    "Tepat sekali. Yah, jika mereka tidak memilikinya, mereka akan kesulitan menghadapi
gagal panen kan- ”

    “- Karena itu berisiko menunggu iklim mempengaruhi situasi. Diperlukan solusi yang lebih
baik. Misalnya, jika pasokan gandum Sorcerous Kingdom tiba-tiba menghilang, maka
makanan yang diproduksi di tanah Philip-kakka pasti terjual dengan harga tinggi. Seperti
peribahasa, 'kau tidak bisa hanya melakukan hal-hal seperti menghasut perang dengan
satu-satunya tujuan memaksa musuh untuk membakar pasokan gandum mereka'."
    Pada saat itulah ide terbentuk secara spontan di kepala Philip.

    Jika kenyataannya gandum tidak banyak dijual bahkan selama gagal panen dan mereka
bergantung pada keberadaan pasokan gandum Sorcerous Kingdom, apa yang akan terjadi
jika gandum mereka menghilang?

    Hanya ada satu jawaban.

    Harga gandum akan melonjak naik.

    Pertanyaan berikutnya: bagaimana seseorang bisa membuat persediaan gandum


Sorcerous Kingdom tiba-tiba menghilang?

    Petunjuk itu ada dalam perkataan Wayne. Produksi gandum Sorcerous Kingdom pasti
berkurang. Tetapi, ini bukan tugas yang mudah. Lagipula, Philip tidak bisa hanya
menyelinap menuju Sorcerous Kingdom dan membakar semua ladang mereka, kan?

    Bagaimana dengan mencuri gandum?

    Saat Philip memikirkan solusi ini, dia merasa seolah-olah sambaran petir baru saja
mengenai tubuhnya.

    Untuk mengambil properti kerajaan asing dengan paksa, dengan akal sehat, adalah
tindakan yang sangat berbahaya. Bahkan tanpa memperhitungkan konsekuensinya, Philip
sama sekali tidak memiliki kekuatan militer untuk menghadapi seluruh kerajaan pada saat
ini. Tetapi, Kingdom pasti melihat Sorcerous Kingdom sebagai musuhnya. Bagaimanapun,
sebagian besar warganya sendiri terbunuh dalam perang. Akan aneh jika tidak memandang
mereka sebagai musuh. Jika itu masalahnya, bukankah itu langkah yang brilian untuk
mencuri sesuatu dari musuh?
    Dengan begitu, Philip akan dapat memperoleh dukungan dari jajaran penguasa Kingdom
dan mungkin bahkan ada peluang dirinya akan dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi
mengingat kontribusinya.

    {...Tidak buruk. Bukankah ini ide yang bagus?}

    Seperti ceri di atasnya, dia juga bisa menjual gandum yang diambil dari Sorcerous
Kingdom.
(TLer: ceri disini entah artinya perumpaan dia dapet ide bagus menyiratkan hidangan
penutup, atau emang buahnya beneran)

    {Ini seperti membunuh tiga burung dengan satu batu. Sebuah rencana yang begitu
sempurna sehingga tidak dapat diperbaiki. Tapi, bagaimana aku akan merampok gandum
mereka? Haruskah aku membahasnya dengan Hilma dan menyewa tentara bayaran?
Tidak, itu tidak bagus. Tentara bayaran tidak memiliki rasa kesetiaan. Mereka itu orang-
orang bodoh yang akan meninggalkan jejak ketika rencananya sukses dan memakainya
untuk memerasnya.}

    Mengikuti logika itu, hanya prajuritnya sendiri yang bisa bekerja. Dia akan memanggil
mereka tentara tetapi pada kenyataannya, mereka hanya akan berupa beberapa penduduk
desa yang dilengkapi senjata. Dia mempertimbangkan untuk membentuk sebuah korp
dengan tentara terlatih dan bukannya penduduk desa yang hanya bisa melakukan
pekerjaan pertanian. Membayar tentara dengan gandum yang mereka ambil  akan menjadi
pilihan yang sangat bagus.
    {Tapi tetap saja, menyiapkan pasukan menghadap ke wilayah Sorcerous Kingdom
masihlah sangat berbahaya.}

    Tanah Philip agak jauh dari Sorcerous Kingdom sehingga biaya persiapan pasukan
bukanlah sesuatu yang bisa dia abaikan begitu saja.

    {Tidak, tunggu dulu, bukankah dia mengatakan tentang beberapa karavan Sorcerous
Kingdom melewati wilayahnya? Bagaimana jika aku menyerang mereka?}

    Apakah pasukan Philip sendiri sudah cukup untuk menyerang karavan besar itu?
Penduduk desa yang bisa dimobilisasi sangatlah terbatas, tetapi keunggulan jumlah yang
luar biasa, cukup untuk membuat musuh menyerah tanpa perlawanan, itu sangatlah
diperlukan.

    “Apakah kalian berdua masih memiliki waktu senggang? Aku punya sesuatu yang ingin
aku diskusikan dengan kalian berdua.”

    "Kami, 'tentang' apa itu?"

    "Mhm, itu sesuatu yang bagus."

    Philip melangkah menuju pasangan itu dan dengan bangga mulai menjelaskan
rencananya yang sempurna.
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 2

Translator: Sai Kuze

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

     "Apa-apaan dia, setidaknya dia harusnya minta maaf padaku." Wayne mendengus
setelah mengucapkan selamat tinggal pada Philip.

Pakaian yang saat ini terlumuri bir dulunya milik ayahnya dan sudah cukup tua dalam hal
tekstur dan desainnya, membuatnya cukup langka. Dia awalnya berencana untuk
menghadiri pertemuan sosial formal dengan pakaian itu, tetapi sekarang dia harus
mempersiapkannya lagi.
Pada malam hari, bangsawan tidak lebih dari sekelompok makhluk yang matanya tidak
bisa melihat penampilan seseorang. Pakaian secara alami merupakan bagian dari
permainan, jadi apa yang baru saja terjadi benar-benar tidak dapat diterima. Tetapi
kenyataannya Wayne berada di bagian bawah masyarakat kelas atas, maka apa gunanya
memiliki pakaian bagus?

Sebaliknya, pakaian lusuh ini bisa menandakan kelemahan pemiliknya, dan karenanya
sangat berguna bagi seseorang yang ingin berada di bawah perlindungan seseorang yang
lebih tinggi dari mereka. Pakaian seperti ini haruslah dimiliki dirinya untuk memainkan peran
seorang bangsawan lemah di tempat-tempat pesta. Maka sampai dia mengambil peran
karakter lain, dia berada di bawah perlindungannya.

Itulah mengapa tindakan mengotori pakainnya seperti itu bahkan lebih tak tertahankan
daripada biasanya.

"Itu benar."

Sebuah suara di sampingnya berdentang, membuat Wayne berbalik untuk melihat


sumbernya.

"... Cukup, itu sudah cukup."

Suaranya berubah parau seiring dengan suasana di sekitarnya. Seandainya Philip menjadi
saksi dari perubahan ini, dia akan terkejut tanpa kata-kata.

Wayne bukan tipe orang yang ekstrovert, ia hanya tidak suka berbicara dengan orang lain.
Untuk melakukan itu dia harus membuat lapisan demi lapisan ekspresi palsu ketika dia
mati-matian berusaha untuk berpura-pura kalau dirinya tipe seseorang yang ekstrovert dan
efusif.

"Maaf kawan, aku benar-benar tidak mampu menahan melakukan hal itu sehingga kau
harus mengurus sebagian besar sisanya."

Igor juga telah beralih dari kepribadian sebelumnya, bahasanya sekarang sangat tidak
disempurnakan sehingga tidak ada bangsawan yang berani terekspos menggunakan cara
bicara seperti itu.

“Tidak apa-apa, jika kau benar-benar ingin meminta maaf, berlatihlah melakukan hal
seperti itu. Bangsawan tingkat bawah seperti kita harus berusaha keras untuk
menenangkan mereka yang berada di atas."

“Hidup semakin lama semakin sulit. Kupikir ketika kita mewarisi gelar baron, kita bisa
bergabung dengan perkumpulan para bangsawan ... saling meyanjung dan menjilat, kedua
hal itu yang paling menjengkelkan untukku.”

"Pffft, apa yang kau bicarakan ...? Rakyat jelatapun melakukan hal yang sama. Entah
mana yang lebih parah, semua orang yang bekerja di bawah seseorang pastilah menjadi
kacung.”

"Dan itu sebabnya aku tidak pernah ingin menjadi dewasa ... Ya ampun, aku merindukan
hari-hari ketika kita bisa bahagia bermain pedang-pedangan dan berpura-pura menjadi
dragonslayers."

“Tidak ada jalan untuk kembali maka jangan memikirkan hal itu. Bagaimanapun, belajarlah
untuk menyanjung orang lain. Si dungu itu sepertinya merupakan kandidat yang bagus
untuk dilatih, bukan? Bahkan jika kita mengacaukannya kerugian yang kita terima hanya
sedikit.”

Bagi para bangsawan tingkat atas atau mereka yang memiliki lebih banyak pengalaman
hidup, pada dasarnya mereka yang telah melihat semuanya, tidak ada yang bisa
memuaskan mereka kecuali sesuatu yang dibuat dengan sempurna. Itulah sebabnya
mereka pastilah mendapatkan pengalaman setiap kali mereka memiliki kesempatan.

"Beneran…? Ya lain kali ketika kita bertemu dengannya, aku akan berusaha ekstra keras
untuk menjilatnya."

"Ya, memang itulah yang harus dilakukan, ya harus dilakukan. Tidak ada yang tidak suka
basa-basi. Jika seseorang yang kau ajak bicara merasa terganggu padamu, itu berarti
kemampuanmu untuk melakukan percakapan masihlah sangat rendah... Igor, aku tahu ini
sulit. Aku akan menebus kesalahanmu dan kau bisa menebus kesalahanku, itu
kesepakatan kita, tetapi kau tidak bisa berhenti mencoba mengatasi kelemahanmu sendiri
karenanya. Itu tidak seperti kita akan berteman dengannya selamannya.”

Meskipun Wayne mungkin lebih cerdas daripada orang kebanyakan, kemampuan


atletiknya sangatlah kurang. Igor merupakan kebalikannya.

Jika mereka memiliki kelebihan yang sama, mungkin mereka akan menjadi rival. Karena
alasan inilah mereka bersyukur atas kenyataan tak satu pun dari mereka berpikir satu sama
lain seperti itu. Sangatlah jarang terjadi tuan tanah bisa saling berteman, tetapi karena
mereka merupakan putra ketiga dan keempat dari keluarga mereka, mereka tidak
diindoktrinasi dengan permusuhan masa lalu. Itu sebabnya mereka begitu dekat.
Yang paling penting, mereka memiliki kecocokan satu sama lain.

"Begitukah…? Jadi, bagaimana dengan apa yang kita diskusikan dengannya?”

"Benar-benar mengerikan."

Wayne tidak ragu sesaat sebelum menjawab pertanyaan temannya.

Bagi seseorang seperti dirinya untuk berada di pucuk pimpinan fraksi itu merupakan situasi
yang sangat berbahaya.

"Tapi, bukankah pria itu mudah dimanipulasi?"

"Mhm, itu benar."

Faksi ini, sejujurnya, merupakan tempat pembuangan sampah.

Anggotanya hanya ada di dalamnya untuk memanfaatkan status mereka sebagai


bangsawan, dan sama sekali tidak tertarik untuk mengembangkan tanah mereka. Seperti
anak kecil dengan pedang besi, mereka menyalahgunakan berkah otoritas mereka. Mereka
sama sekali tidak mencapai apa-apa, namun terlalu percaya diri untuk percaya bahwa
mereka mahakuasa. Orang-orang ini tak bisa diselamatkan. Bahkan seseorang seperti
Wayne dapat mengerti dirinya hanyalah seorang bangsawan yang sepenuhnya biasa,
tetapi mereka tidak bisa. Faksi ini penuh dengan orang-orang semacam itu.

Bisa dibilang, karena itulah fraksi ini memiliki masalah besar.


“Sorcerous Kingdom yang menyimpan gandum di ibukota merupakan perkembangan yang
mengganggu karena mereka secara teoritis memiliki kendali penuh atas harga pasarnya.
Mereka pasti akan menaikkan harga karena panen kita yang buruk tahun ini. Yang lebih
mengerikan lagi adalah kenyataan kalau para bangsawan yang optimis tentang jebakan
yang begitu terang-terangan itu dan telah mengubah tanah pertanian mereka dijadikan
hanya menanam tanaman komersial bukan hanya minoritas. Sikap yang akan mereka
keluarkan bahkan jika sesuatu yang buruk terjadi, mereka dapat melewati kelaparan
dengan mengimpor gandum dari Sorcerous Kingdom, bahkan jika harganya sedikit lebih
tinggi.”

Banyak bangsawan yang mendarat di faksi ini memiliki sikap seperti itu. Meskipun dia
berupaya secara halus mengisyaratkan bahaya melakukan hal itu, tanggapan mereka jelas
menunjukkan keyakinan bahwa mereka sendiri tidak akan terpengaruh olehnya. Mereka
bertekad untuk mewujudkan rencana mereka.

“... Kita kehilangan banyak tenaga kerja kita dalam perang itu. Sangat mudah dilihat
mereka ini terpaku pada keuntungan jangka pendek berdasarkan bagaimana mereka
mendistribusikan tenaga kerja mereka sendiri yang tersisa."

Untuk melepaskan keuntungan kecil dan sebaliknya fokus pada keuntungan jangka
panjang seharusnya sudah masuk akal bagi mereka yang berada di puncak hierarki.

"Jadi, bahkan memikirkan untuk merampok karavan gandum Sorcerous Kingdom


merupakan bukti otaknya sudah rusak. Tentunya tidak ada yang cukup bodoh untuk tidak
memahami menyerang karavan yang mengibarkan bendera Sorcerous Kingdom akan
diperlakukan sebagai deklarasi perang dan akan menghasilkan balasan serius? Bahkan jika
dia ini ... Tunggu sebentar. Apakah kita telah tertipu?"

Mungkin saja mereka sedang digunakan dalam rencana besarnya dan mereka tak tahu
apa tujuan pria itu. Sepertinya menyetujui rencananya bukanlah pilihan yang buruk.

“Tidak, bukankah kau terlalu banyak memikirkannya? Mungkin karena dia memanglah idiot
sehingga dia sama sekali tidak mempertimbangkan konsekuensi potensial ketika dia
mengatakan rencana itu."

"Hei, sekarang," Wayne tersenyum pahit, "untuk sama sekali tidak mempertimbangkan
konsekuensi dari menyerang kereta-kereta itu - bisakah seorang idiot sehebat itu benar-
benar ada?"

"Yah ... jika kau mengatakannya seperti itu ..."

Bagaimanapun, tidaklah masuk akal seorang bangsawan tanpa akal sehat akan dipilih
untuk mewarisi gelar keluarganya; karenanya, Philip pasti memiliki tujuan. Apa yang
mungkin menjadi tujuannya?

"Lebih baik jika kita berkonsultasi dengan Cygnaeus kan?"

"-Tidak, jangan katakan padanya."

Hilma Cygnaeus, wanita yang melakukan segalanya dengan kekuatannya untuk


membangun faksi ini.
Ada yang mengatakan dia merupakan seseorang yang dicintai seorang earl, tetapi dari
awalnya pembentukan faksi ini tidak akan menguntungkan earl tersebut. Jadi, asal usul
dana yang terlalu banyak dan koneksi yang luasnya tetap menjadi misteri.

Mungkin sebuah organisasi, bukan individu, yang ada di belakang wanita itu. Dengan
proses eliminasi yang sederhana, seseorang dapat dengan mudah menyatakan seseorang
yang memiliki organisasi tertentu akan memiliki kemampuan seperti itu.

Eight Fingers.

Sindikat kejahatan yang mengendalikan masyarakat bawah tanah Kingdom.

Kalau begitu, Hilma mungkin seseorang yang bisa dengan mudah dibuang, seperti sebuah
boneka.

{Tidak}, intuisi Wayne memberitahunya.

Beberapa kali bercakap-cakap dengan wanita itu memberitahunya dirinya jelas bukan
bidak pengorbanan yang sederhana. Bahkan, kemungkinan besar dia merupakan salah
satu petinggi organisasi. Untuk memiliki seseorang sepertinya tertanam di fraksi ini, sedikit
membuatnya khawatir. Meskipun beberapa bangsawan memiliki kekuatan untuk secara
diam-diam membentuk perjanjian dengan sindikat kejahatan, Wayne sendiri tidak ingin
terlibat dengan organisasi ilegal semacam itu.

Justru karena mereka tidak menganggap diri mereka terlalu tinggi sehingga mereka ingin
mengambil keuntungan darinya sembari mempertahankan rencana mulusnya.

"Kenapa…? Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu yang tidak akan bisa lagi aku
pahami, tetapi bukankah sudah waktunya kau memberi tahuku apa yang terjadi? Bahkan
aku tahu mengatakan 'ya' kepada pria itu akan membuat kita mendapat masalah di masa
depan. Kau tahu kan, kita akan menyerang karavan Sorcerous Kingdom di wilayahmu?
Bajingan kurus itu pasti tidak akan membiarkannya begitu saja. Tidak mungkin orang itu
tidak kehilangan kepalanya setelah ini, dan mungkin kepalamu sebentar lagi tidak akan
menyatu dengan lehermu.”

Igor sepenuhnya benar, tetapi Wayne punya ide; dia menyetujui rencana itu dengan
pemahaman penuh tentang risiko yang terlibat.

“Mungkin ini merupakan rencana si idiot itu, untuk menjadikan kita kambing hitamnya dan
mengantongi barang curian untuk dirinya sendiri. Bagaimana kalau kita mengikuti
rencananya? Kita akan berpatroli di wilayah kita sendiri dan kebetulan akan menemukan
sekelompok bandit, kelompok yang bertanggung jawab atas serangan terhadap karavan
Sorcerous Kingdom. Setelah itu, kita akan bunuh mereka semua. Saat ini, tugas terpenting
kita adalah mengikuti rencananya.”

Jika karavan seseorang diserang, tidak ada korban yang akan mundur begitu saja setelah
menerima berita bahwa pelaku terbunuh. Ini berlaku bahkan di tingkat nasional.
Pembalasan akan lebih dari yang dibenarkan. Inilah sebabnya mereka tidak boleh
meninggalkan bukti keterlibatan mereka. Selain itu, mereka dapat dengan mudah
mempertahankan ketidak terlibatan mereka dengan melukis narasi bahwa mereka hanya
mengurus sebuah insiden yang kebetulan terjadi di tanah mereka.

"Bagaimana tentang itu? Bukan rencana yang buruk untuk mendapatkan bantuan dari
Sorcerous Kingdom kan? Bahkan jika kita dicurigai terlibat, kita dapat mengatakan kalau
kita sedang berusaha membantu karavan. Kita akan aman selama para pelaku semuanya
mati. Kau tahu seperti apa yang mereka katakan - orang mati tidak menceritakan apa-apa.”
“Baiklah kalau begitu, tetapi kita harus mempertimbangkan kemungkinan ada seorang
priest yang bisa membangkitkan orang mati. Apa kau tahu peribahasa ini? Tidak ada
kebohongan yang dapat disembunyikan dari seorang priest.”

"... Apakah kau benar-benar percaya ada seorang priest yang dapat membangkitkan orang
mati di Sorcerous Kingdom? Di kerajan di mana ada yang mengatakan kalau undead
berlalu-lalang dengan bangga di jalanan, sembari menyiksa mahluk hidup?”

"Tidak, kurasa?"

Wayne menyeringai ketika dia setuju dengan Igor.

“Terlepas dari tujuan orang itu, penyerangan terhadap karavan Sorcerous Kingdom
bermanfaat bagi kita tidak peduli hasilnya. Tidak masalah jika serangan berhasil - yang
mungkin sangatlah mustahil menurutku - atau bisa dikatakan gagal total, karena Sorcerous
Kingdom sudah siaga tinggi untuk mengantisipasi penyergapan dimasa depan. Mereka
mungkin berhenti menyimpan gandum ke para pedagang Kingdom. Dengan begitu, para
idiot itu akan mendapatkan angin segar dan mulai membuat rencana dengan fondasi yang
lebih solid. Juga-" Wayne tertawa mengejek," pria itu akan melakukannya apa pun yang
terjadi."

“Apakah dia orang yang pantas menyusun rencana itu? Membuat kita mengambil semua
risiko ini hanya untuknya?”

"Tentu saja bukanlah dirinya, tetapi sangatlah perlu untuk menyembunyikannya dari
Cygnaeus, wanita di belakangnya, bahkan jika itu sedikit. Dia pasti berencana untuk
menggunakannya untuk memanipulasi faksi dan menarik perhatian darinya, pada akhirnya
memungkinkan sindikatnya untuk beroperasi secara terang-terangan di tempat terbuka.
Jika bukan itu masalahnya, tidak masuk akal bagi mereka untuk menginvestasikan begitu
banyak uang pada faksi ini.”

Faksi Keluarga Kerajaan dan faksi Bangsawan sudah kehilangan begitu banyak kekuatan
mereka. Jika seseorang dapat dengan bebas memanipulasi faksi ketiga dari faksi mereka,
mereka akan dapat menggunakan sejumlah otoritas yang menakutkan. Ini menyiratkan
Eight Fingers akan bertanggung jawab atas urusan hukum dan sisi gelap Kingdom.

"Aku hanya akan bisa memberikan solusi sementara untuk masalah ini, tetapi kau sudah
memikirkannya sejauh itu ya?"

Seperti yang dikatakan Igor, gagasan seperti itu pastilah di luar jangkauan dari pikiran para
bangsawan, apalagi Baron rendahan. Kenyataannya tentu saja, tidak semua baron
sederajat, beberapa dari mereka memiliki lebih banyak tanah daripada bangsawan dengan
gelar yang lebih tinggi. Sayangnya untuk mereka berdua, wilayah mereka berukuran sesuai
dengan gelar Baronnya, jadi mereka merupakan tuan tanah biasa di Kingdom.

Semua  yang ingin dilakukan oleh bangsawan tanpa koneksi di faksi Keluarga Kerajaan
ataupun faksi Bangsawan adalah lebih memperluas tanah mereka. Agar ini terjadi,
Kingdom juga harus berubah menjadi lebih baik.

Mereka memiliki ide bukan hanya karena mereka bangsawan, itu juga berasal dari ambisi
mereka sendiri.

Yang mereka inginkan adalah menjadi lebih kaya dan lebih bahagia.

Itu sebabnya mereka akan memanfaatkan peluang yang bermanfaat dengan maksumal.
"Tetapi bahkan jika kita beralih ke faksi yang lebih baik, kita harus membangun kembali
reputasi dan koneksi kita lagi kan?"

"Ya benar."

Mereka bergabung dengan faksi ini untuk mendapatkan peluang yang seharusnya tidak
tersedia bagi mereka seandainya mereka bergabung dengan faksi yang lebih kuat. Namun,
mereka tidak pernah mengharapkan Eight Fingers untuk menunjuk seorang pemimpin
seperti itu ke posisi kepemimpinannya. Sepertinya bergabung dengan faksi ini merupakan
sebuah kesalahan.

"Omong-omong, apakah Sorcerous Kingdom akan menggunakan ini sebagai alasan untuk
menyatakan perang terhadap Kingdom?"

Wayne memikirkannya sejenak dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak sepertinya. Sorcerous Kingdom merupakan bangsa dengan satu kota, mereka
kekurangan tenaga untuk sepenuhnya menguasai seluruh Kingdom. Bahkan jika mereka
memiliki banyak undead, mereka hanya cocok untuk pekerjaan manual yang sederhana.
Mereka tidak bisa mengelola kerajaan dengan baik, bahkan jika perang dideklarasikan,
mereka hanya akan meminta tanah yang paling dekat dengan mereka ... Itu seharusnya
tidak menjadi masalah bagi para bangsawan seperti kita yang tanahnya jauh dari Sorcerous
Kingdom. -Yok toss."

Dia mengangkat kepalan tangannya saat dia berbicara dan Igor menirukan gerakannya
untuk memberikan kepalannya.
"Hip~Hip~!"

"Horeeeee~!"

(TLer: Awkwkwkwkwk).
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 3

Translator: Sai Kuze

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

     Philip akhirnya mencapai tujuannya, sepetak jalan di wilayah Baron Delvin. Dia telah
memimpin persiapan pasukannya, Dimulai dari kemarin dan berkemah setiap malam,
menuju lokasi penyerangan. Menurut informannya, karavan Sorcerous Kingdom akan
melewati tempat ini.

Philip sedang menunggang kuda, memandangi barisan prajuritnya.

Mereka merupakan tentara, atau lebih tepatnya penduduk desa, di bawah komandonya.

Totalnya lima puluh orang.

Dia telah mengirim instruksi ke seluruh wilayahnya, tetapi tidak banyak orang yang
menanggapi panggilan itu. Kebanyakan dari mereka menanggapinya dengan alasan bahwa
mereka telah memenuhinya ketika instruksi perang wajib sebelumnya.

Karena hal itu, Philip menjadi sangat kesal.

Rencana itu dirancang untuk kemakmuran masa depan tanah mereka, untuk kebaikan
semua orang yang tinggal di sana. Ada juga banyak potensi rampasan perang, yang telah
dipikirkan Philip dan diusulkan agar instruksi perang itu dibagikan kepada semua orang.
Tetap saja, tidak ada yang datang untuk membantu.

Mereka terlalu bodoh.

Sekelompok orang bodoh yang tidak tahu keuntungan yang akan mereka dapatkan. Tidak,
ini merupakan alasan yang tepat mengapa mereka harus dipimpin dan dikuasai oleh
seorang jenius seperti dirinya.

Meskipun berusaha keras untuk menenangkan dirinya sendiri sebaliknya, kemarahannya


terhadap orang-orang yang tidak mengerti dirinya berkobar. Dia telah memikirkan rencana
untuk memaksa mereka wajib militer, tetapi itu pasti akan membuat marah orang tuanya,
yang telah berjalan melalui pintu kematian.

Pada akhirnya, dia membayar mereka secara tunai dengan uang yang dia pinjam dari
Hilma.

Setelah semua kerja kerasnya, ia berhasil mengumpulkan lima puluh orang, yang
diantaranya seperti pria tua yang kehilangan masa kejayaannya, pria muda yang tubuhnya
lemah dan sakit-sakitan, atau orang-orang yang suka berkelahi dan rata-rata mereka tak
punya pendirian.

Terus terang, mereka merupakan gangguan di desa mereka dan tidak satupun dari mereka
yang memiliki nilai jual, Meski begitu, Philip merasakan kegembiraan yang tak terlukiskan
berdiri dihadapan prajuritnya.

Dia memiliki firasat kisah kepahlawanannya yang tersebar luas akan segera dimulai. Tidak,
itu sudah dimulai.

Karena wilayahnya pasti akan meluas, statusnya juga akan meningkat. Dia akan segera
merasakan kemewahan dunia.

Dialah yang akan memberikan serangan pertama kepada Sorcerous Kingdom, suatu
prestasi yang tidak bisa dilakukan orang lain. Sebuah taktik untuk mengalahkan Sorcerous
Kingdom, memungkinkan Philip untuk mendapatkan banyak pujian dari keluarga kerajaan
dan gelar yang sesuai dengan pencapaian ini. Mungkin dia bahkan bisa menikahi putri
cantik itu.

"-Jadi, Tuanku, bisakah kita benar-benar menyerang mereka?"

Philip, yang telah termenung di dalam mimpinya, diseret kembali ke dunia nyata seolah-
olah seember air dingin baru saja diguyurkan keatas kepalanya.

Dia kembali sadar dan melihat prajurit yang telah mengajukan pertanyaan.
Prajurit itu merupakan manusia biasa, sekitar 30 tahunan. Dia mengenakan pakaian acak-
acakan dan, untuk beberapa alasan, memegang cangkul kayu. Bahkan sebuah pemukul
kayu akan lebih baik daripada cangkul, jika tidak, bahkan beberapa tongkat yang ada di sini
pastilah lebih bagus ketimbang cangkulnya. Philip ingin mengatakan sesuatu tentang itu,
tetapi cangkul itu mungkin merupakan hasil dari perintahnya agar mereka membawa
senjata mereka sendiri.

Terus terang, melihat beberapa penduduk desa bahkan tanpa sebuah tongkat membuat
Philip sedikit ragu. Terlepas dari mereka, bagaimanapun, pasukannya secara keseluruhan
terlihat seperti para bandit miskin. Mungkin itu bisa saja membodohi lawan mereka sampai-
sampai mereka mempercayainya.

Para prajurit di sekitar mereka rupanya setuju dengan keraguan pria itu, karena semua
orang yang sekilas dia pandang memalingkan kepala ke arahnya seolah-olah mengatakan
"ya, aku memikirkan hal yang sama".

"Ini akan baik-baik saja, ini adalah langkah untuk menyelamatkan Kingdom."

“Anu, tuan, kita tidak benar-benar berurusan dengan Kingdom kan? itu terlalu rumit bagi
kami. Kami tidak akan diikat dan 'kepala kami dipenggal' kan?” Pria lain bertanya, dan tak
lama kemudian yang lain mulai bergema bersama "kan?kan?" mereka.

Philip sangat terkejut dengan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan kurangnya


pemahaman tentang keadilan.

{-Ini tepatnya karena begitu banyak orang seperti mereka ada, seseorang yang berbakat
sepertiku haruslah memimpin mereka. Tidak ada yang menaati rencanaku pada
manajemen pertanian karena orang-orang ini hanya bisa memikirkan permukaannya
saja ...}

"Aku bilang tidak akan ada masalah, apa kalian semua tuli?"

"... Tidak, tidak, kami tidak tuli."

Para prajurit tidak yakin, dendam mereka terlihat.

Mungkin dia seharusnya mengeksekusi seseorang sebagai peringatan kepada yang lain,
tapi itu akan membuatnya tampak seperti dia tidak bisa memimpin sama sekali. Dia akan
kehilangan martabatnya jika dia tidak bisa membuat mereka bekerja meskipun tahu ada
risiko yang akan diterima.

Ketika Philip panik dan tidak tahu harus berbuat apa, dia mendengar suara ketukan
langkah kuda yang menginjak tanah. Dia menoleh untuk melihat dua penunggang kuda
berlari mendekatinya. Wajah mereka berdua tertutup kecuali matanya, tetapi ia masih
mengetahui siapa mereka.

Keduanya berhenti jauh dan melambai padanya.

{Kenapa mereka tidak datang ke sini? Bukankah seharusnya mereka mendatangiku dan
bukan sebaliknya?} Philip berpikir mungkin mereka punya sesuatu yang harus dibicarakan
secara rahasia.

"Hm, kurasa aku harus kesana."

Dia akhirnya bisa merasa sedikit lebih baik tentang dirinya sendiri dengan mengatakan hal-
hal dengan cara yang sok dan mengubah ekspresinya menjadi yang sembrono untuk
mencocokkan.
Dia akhirnya merasa sedikit lebih baik setelah menanggapi mereka dengan bentakannya
dan mengubah raut wajahnya sesuai dengan perkataan yang telah dia utarakan.

Philip bergerak ke arah mereka dengan menunggangi kuda. Dia telah berlatih
menunggang kuda, karena itu menunggai kuda dijalan yang lurus bukanlah masalah
untuknya.

"Baron, bagaimana persiapan kalian?"

Wajah mereka ditutupi topeng sehingga sulit untuk mengidentifikasi keduanya, tetapi jika
dilihat dari suaranya dan postur tubuhnya, kedua pria itu dapat disimpulkan sebagai Baron
Delvin, atau Wayne.

Pakaiannya, bagaimanapun, tidak seperti milik seorang baron.

Hide Armornya agak kotor dan pedang tergantung di pinggangnya. Kudanya terlihat lemah
dan tak bernyawa, seperti kuda untuk pertanian, bukan kuda perang. Di sebelahnya Baron
Rokerson, atau Igor, yang tampak hampir sama. Penampilan mereka sangat serasi
sehingga bahkan kuda mereka terlihat serupa.

Tidak seperti Philip yang mendapat dukungan finansial, mereka pasti sangat miskin. Philip
memikirkan tentang saat ketika dia melihat mereka mengenakan pakaian lusuh, dan
mencoba sebaik mungkin untuk menyembunyikan rasa superioritas yang hendak muncul
diwajahnya.

{Yah, sakarang aku tak bisa menunjukkan kalau aku kesal dengan moral rendah
pasukanku pada kedua palkon ini kan? Sangat menjengkelkan.}
Dirinya, sebagai seseorang dengan status yang lebih tinggi, harus menunjukkan kepada
orang-orang di bawahnya apa sebenarnya yang membuatnya lebih unggul dari mereka.
Tindakan Philip merupakan panutan bagi masyarakat, dan orang-orang dibawahnya harus
mengikuti Philip. Dengan begitu, dunia bisa berjalan semestinya.

"Hanya kalian berdua? Bagaimana dengan pasukan kalian?”

"Kami sudah menyiapkan mereka, benarkan?"

"Tepat sekali, prajurit kita akan mengapit Philip-kakka dan membentuk Formasi Sayap
Burung."

"Oh! Formasi Sayap Burung!"

Bahkan Philip mengetahui tentang formasi itu. Membuat formasi terkenal seperti itu
merupakan hal yang cukup memuaskan untuk dilakukan; seolah-olah dia telah menjadi
protagonis dari sebuah dongeng.

"Jadi, jika penyerangannya tidak sesuai rencana, silakan perintahkan pasukan anda
mundur. Musuh tidak akan menyebar jika kita hanya pergi ke satu arah. Ingatlah untuk
menyebar sejauh mungkin saat kita mundur.”

"Aku mengerti. Tidak apa-apa, kau tidak perlu mengingatkan- ”

"-Bukankah lebih baik memutuskan terlebih dahulu pasukan-pasukan kita akan mundur
kearah mana? Mundur ditengah pertempuran bisa jadi sangat sulit di tengah sengitnya
pertempuran. Ini juga berlaku untuk Philip-kakka. Ke arah mana anda akan mundur?"

Mereka berbicara seolah-olah mereka telah meramalkan kekalahannya, ini membuat Philip
sangat kesal.

"Jadi, kalian meyakini aku akan kalah?"

"Bukan, bukan, bukan seperti itu, Philip-kakka. Pernahkah anda mendengar taktik berpura-
pura mundur untuk memusnahkan semua musuh yang mengejar dengan sekali serang?”

"-Ah, aha, ya aku tahu."

{Oh begitu ya}, Philip menerima penjelasan mereka, tetapi karena akan tidak
menyenangkan untuk mengakui ketidaktahuannya, dia menanggapinya seolah-olah dia
sudah mengetahuinya.
"Seperti yang aku pikirkan, anda sudah mengetahuinya. Yah, karena anda sudah mengerti,
itulah strateginya, strategi mundur merupakan salah satu dari bagiannya."

{Yah dalam hal itu ...} Ketika Philip bersiap untuk mendiskusikan ke arah mana dirinya
akan mundur, dia telah  menyadari terdapat informasi penting yang hilang.

“Sebelum aku menjawabnya, aku punya pertanyaan. Kalian berdua belum memberi tahuku
tentang ukuran pasukan kalian. Berapa banyak orang yang kalian bawa?"

"Masing-masing dari kami membawa 75 orang."

Philip sangat terkejut ketika mereka bisa mengumpulkan lebih banyak orang daripada
dirinya sampai dia berpikir {dengan jumlah sebanyak itu, melarikan diri ke arah mana pun
pasti akan sama} tidak pernah terlintas dalam benaknya sampai dia menyadarinya. Philip
mecoba berpikir rasional, karena disini memanglah wilayah mereka, masuk akal jika
tidaklah terlalu sulit untuk mereka melakukannya. Jika ini hanya masalah kuantitas,
semuanya akan jauh lebih mudah, masalahnya terletak pada pertimbangan mereka
sebelumnya. Philip memperkirakan dirinya bisa mengerahkan setidaknya dua kali lipat
jumlah orang seandainya disini wilayahnya.

“... jika kita memiliki prajurit sebanyak itu, bukankah lebih masuk akal bagi kita untuk
menyerang pada saat bersamaan? Lagipula, kita memiliki sekitar 200 prajurit di sini.”

"Meskipun itu juga akan menjadi pilihan yang layak, itu bukanlah Formasi Sayap Burung.
Untuk menjadikannya Formasi Sayap Burung, pasukan Philip-kakka harus maju terlebih
dahulu dengan pasukan kita yang mengapit kedua sisinya.”

"Ahh, jadi itu sebabnya!"

Benar, itu sebabnya. Dia telah sepenuhnya melupakannya.

Wayne menghela nafas. Karena seluruh wajahnya tertutupi, tidak ada yang bisa melihat
ekspresinya saat ini.

“Aku senang anda bisa mengerti. Sekarang, ke arah mana kita harus mundur?”

"Ah ya. Kita akan mundur ke wilayah Igor-kakka kalau begitu.”

“Jadi ke arah sayap kiri, aku mengerti. Maka aku akan meminta anda untuk tetap mengikuti
rencana pertempuran yang telah kita diskusikan sebelumnya. Tolong juga awasi para
pemanah, bukan hal yang aneh bagi kuda untuk membunuh pengendara mereka dalam
suatu penyerangan ketika mereka dipanahi oleh musuh.”

"Selama aku memiliki armor ini, aku akan baik-baik saja bahkan jika seekor kuda
menginjakku. Ini merupakan item kelas atas yang dibuat oleh blacksmith terkenal dan
dimantrai oleh para magic caster.”

Armor Philip merupakan hadiah dari Hilma. Armor itu telah dimantrai dengan sihir yang
meningkatkan pertahanannya, memungkinkannya untuk mengungguli set armor yang telah
diturunkan sebagai pusaka keluarga di rumahnya. Meskipun dia telah menerima hadiah ini
beberapa waktu lalu, dia belum pernah memiliki kesempatan untuk mencobanya. Ini akan
menjadi debut armornya.

Baron di sana itu tentu saja tidak memiliki sesuatu yang berkualitas tinggi. Philip berusaha
sekuat tenaga untuk menghentikan rasa superioritasnya muncul dalam suaranya.

“Meski begitu, yang terbaik yaitu bertindak dengan hati-hati. Semuanya akan sia-sia jika
kakka terbunuh dalam pertempuran. Itulah yang terpenting."

"Itu benar, karena Philip-kakka adalah jendral kita."

“Bahkan jika anda mengenakan armor yang sangat bagus, masih ada titik lemah di mana
panah bisa menyerangnya. Selain itu, tidak peduli seberapa kuat armor itu, tidak bisa
bertahan melawan sebagian besar mantra. Tolong jangan melemahkan penjagaan anda
karena armor itu, lagipula, Philip-kakka adalah jendral kita.”

Peringatan mereka yang berulang kali sangat menjengkelkan Philip, tetapi dia mengerti
alasan mereka mengatakannya. Jika seorang jenderal akan dibunuh, maka pertempuran
akan berakhir, itu masuk akal.

Mengetahui keduanya melihatnya sebagai pemimpin mereka, Philip tidak bisa menahan
senyumnya.

"Tentu saja aku mengerti."

"... Juga, di mana Philip-kakka akan mempersiapkan formasi kita? Akan terlalu berbahaya
untuk digunakan di jalanan. Aku percaya akan lebih baik untuk tetap kembali, dengan
begitu kita bisa bergegas membantu anda jika kita harus mundur. Terlebih akan sangat
membantu jika anda dapat memberi tahu kami posisi anda.”

{Umu, umu.} Philip setuju.


Ketika sang jenderal berada dalam bahaya, merupakan tugas bawahannya untuk bergegas
membantunya. Meskipun ini masuk akal, Philip terkejut karena bukan dia yang
menyarankan hal ini sejak awal.

{Aku pasti akan menyadari sesuatu seperti itu jika itu diriku yang biasanya ... saat ini aku
terlalu bersemangat. Ini merupakan pertama kalinya bagiku merencakan pertempuran
berskala sebesar ini.}

Philip sedikit meneguk ludahnya dan menarik napas panjang.

"Apa-, ada apa?"

"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya mencoba untuk meredam semangat yang menyala-
nyala untuk pertempuran ini di hatiku.”

"...Oh, aku mengerti. Begitukah…? Umm, lalu di mana Philip-kakka ingin menunggu
karavan?”

"Pertama-tama-"

Philip melihat ke kiri dan ke kanan.

Jalan beraspal ini agak lebar, lebarnya cukup untuk dua kereta melewatinya secara
bersamaan. Jalan ini sepertinya menjadi sumber penghasilan utama bagi Baron Delvin.

Ada hutan rimbun di sisi jalan tetapi lokasi strategis di mana bandit biasanya bersembunyi,
telah sepenuhnya dibersihkan dan hanya menyisakan rerumputan.

Hutan ini berada di bawah manajemen manusia, sepertinya babi-babi yang mencari
makanan disepanjang jalan ini dibolehkan begitu saja, maka mereka tidak perlu waspada
terhadap monster atau binatang buas.

Jika itu masalahnya-

"Kita akan menyiapkan penyergapan di dalam hutan."

"Aku mengerti. Jika itu keputusannya, aku tahu tempat yang cocok. Ada sepetak hutan di
mana ranting, rerumputan, dan yang lainnya sudah bersihkan, yang memungkinkan kita
mundur dengan menunggangi kuda. Bagaimana menurut anda tentang itu?"

"Memangnya ada tempat seperti itu?"

"Tentu saja ada. Ketika Philip-kakka memutuskan untuk melakukan penyergapan di


wilayah ini kami tahu sesuatu seperti itu diperlukan, untuk itulah kami meluangkan waktu
untuk menyiapkan tempat itu.”

Philip telah berulang kali memilih bidang tanah ini untuk penyergapan di pertemuan
mereka sebelumnya. Meskipun dia telah meminta pendapat Wayne dan Igor, keduanya
menurut pada Philip. Pasti cukup merepotkan bagi mereka untuk membuat persiapan
setelah itu.

"Lalu aku benar-benar berterima kasih pada kalian."

"Jangan seperti itu, karena sejak awal anda harus mengambil risiko menjadi pemimpin,
apa yang kita lakukan hanyalah supaya kita impas kan?"

"Seperti yang diharapkan dari Wayne-kakka!"

Keduanya menuntun Philip ke lokasi itu dan tepat seperti yang telah mereka gambarkan.
Seharusnya tidak ada masalah bagi kuda untuk berlari kencang jika lahannya dalam kondisi
seperti ini.

Saat dia selesai berdiskusi dengan keduanya, Philip berjalan kembali menuju tentaranya.

Philip tidak bisa berhenti berkeringat karena full body armornya, dan karena mereka
berada di tanah yang tidak rata, helmnya dapat menyebabkan dia kehilangan
keseimbangan dan mudah jatuh.

"Whooo, whooo"

Philip mendesah ketika dia melepas helmnya dan menjepitmya di bawah pinggangnya. Dia
mengambil saputangan dan dengan kesal mulai mengelap dahinya.

Philip merasa kalau memakai armornya merupakan sebuah kesalahan. Meskipun


kemampuan pertahanan sebuah armor merupakan kualitasnya yang paling penting,
mobilitas jugalah sama pentingnya. Dia sepertinya mengingat terdapat mantra yang
meringankan sebuah armor, kedepannya dia harus meminta armornya dimantrai sihir itu.
Atau mungkin mantra yang mencegahnya berkeringat saat mengenakan armornya.

Dia harus berbicara dengan Hilma tentang hal ini lain kali di ibukota.

Setelah membuat catatan diingatannya tentang hal itu, dia berjalan kembali ke lokasi di
mana dia melihat tentaranya yang terlihat bosen karena tak melakukan apa-apa.

"Maaf telah menunggu"


"-tuan. Siapa kedua pria yang menutupi wajahnya itu? Penampilannya seperti bandit.
Apakah kita sedang diperingatkan?"

“Itu tidak mungkin, pria itu jelas seorang bangsawan Kingdom yang terhormat. Berbicara
tentang penampilannya, jangan katakan itu. Tidak setiap bangsawan mampu membeli full
body armor.”

Ditambah lagi, selama pertempuran di Dataran Katze, keluarga-keluarga yang kehilangan


penerusnya juga kehilangan banyak senjata dan pusaka keluarganya. Keluarga Philip
berada dalam situasi yang sama seperti itu, jika dia kehilangan set armor ini, akan sulit
untuk mendapatkannya lagi.

Meskipun kelihatannya para tentara tidak mempercayai alasannya, tidak perlu memaksa
mereka untuk menerimanya.

"Baik! Mari kita tunggu sampai karavan tiba! Setelah mereka datang, kita akan segera
menyerangnya!”

Philip tidak mendengar jawaban dan mengangkat suaranya.

"Apakah kalian mengerti!!?"

"Kami mengerti ..."

Meskipun semua orang menjawab dengan enggan, suara mereka serempak masih cukup
keras untuk didengar.

Philip tidak puas dengan jawaban mereka, tetapi dia harus membiarkannya begitu saja.
Bagaimanapun, ini merupakan pertempuran pertama mereka, tidak perlu bagi mereka
untuk memenuhi semua harapannya.

Agar mereka berkembang menjadi prajurit yang dapat diandalkan, mereka harus fokus
pada masalah yang paling mendesak.

Ketika Philip memikirkan sesuatu seperti itu, dia duduk di tanah seolah-olah tubuhnya
menyerah pada keinginan untuk beristirahat.

---------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 4

Translator: Sai Kuze & Agastya

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

     Sebuah sindikat kriminal besar yang dikenal sebagai Eight Fingers mengintai di balik
bayang-bayang Kingdom.

Ada delapan divisi dalam sindikat itu, salah satunya divisi penyelundupan. Christopher
Olsen, seorang anggota dari divisi itu, memiliki penampilan layaknya pedagang yang jujur.
Ucapannya memilki makna kuat dalam penanganan jalur utama perdagangan yang
menghubungkan ibukota ke sisi barat Kingdom. Karena itu, dia pernah mengalami
merasakan berbagai barang di gudang-gudangnya habis dijarah selama penyerangan
Jaldabaoth.

Mereka mengalami kerugian besar tetapi itu tidak berarti akhir untuk perusahaannya.
Namun, butuh banyak waktu untuk memulihkan kerugiannya, karena itulah dirinya merasa
perlu meminjam sebagian dana dari Eight Fingers.

Kau harus mengeluarkan uang untuk menghasilkan uang, begitulah cara bisnis bekerja.
Tentu saja, itu juga bisa menyebabkan kerugian yang lebih besar, tetapi selama dia
menundukkan kepalanya dan menghindari risiko yang tak perlu, maka tidak usah terlalu
khawatir.
Meminjam uang dari Eight Fingers, bagaimanapun, akan membuatnya menapaki jalan
menuju kehancurannya sendiri. Eight Fingers akan memaksa para pedagang yang
bangkrut melakukan kegiatan kriminal seperti halnya penyelundupan, penjualan atau
pengangkutan narkotika.

Pedagang sering jatuh ke dalam perangkap ini.

Lalu bagaimana dengan Christopher, yang sudah terjerat?

Untuk meminjam uang, dia sedikit terkejut karena harus menemui para pemimpin divisi.
Christopher termasuk dalam divisi penyelundupan, pengurusan peminjaman seharusnya
diurus oleh atasannya. Seharunya tidaklah mungkin sampai harus menemui para pemimpin
divisi.

Terlepas dari semua ini, dia tetaplah harus menemui pemimpinnya. Apakah alasannya
karena prestasinya sehingga pemimpinnya menaruh minat padanya? Atau ada suatu
alasan yang tak dia ketahui? Dia bahkan tidak mengetahui alasannya sampai
pertemuannya berakhir. Satu-satunya hal yang membuatnya curiga adalah ketika pertemua
berlangsung, pemimpin divisi sangatlah ramah terhadapnya, seharusnya seseorang seperti
dirinya merupakan orang-orang yang ditakuti bahkan oleh para kriminal.

Hal lain yang menarik perhatiannya yaitu kenyataan bahwa mereka, sesuai dengan status
mereka di eselon tertinggi organisasi, terlihat sangat mempedulikan kesehatan mereka
sendiri. Meskipun dia penasaran dan ingin menanyakan apakah mereka mungkin sedikit
kekurangan gizi, pastilah mereka lebih sehat dibandingkan dengan orang-orang berbadan
gendut.

Orang-orang penting seperti itu yang telah memberikan pekerjaan-pekerjaan seperti ini.

Jenis pekerjaan yang akan diberikan tergantung pada berbagai faktor, seperti jumlah uang
yang dipinjam, nilai seseorang sebagai manusia, dan apakah orang itu dapat digunakan
untuk Eight Fingers di masa depan. Mereka yang memiliki nilai lebih bagus diberi pekerjaan
yang lebih aman dan sebaliknya.

Pekerjaan yang diberikan kepadanya adalah-

"-Pengangkutan gandum Sorcerous Kingdom, ya. Apakah itu aman atau tidak masihlah
belum jelas, hm.”

“Hm, ada apa? Apa kau mengatakan sesuatu?"

“Oh, jangan pedulikan aku. Aku hanya mengocehkan lamunanku."

Seseorang yang menjawab pertanyaan itu merupakan pemimpin divisi tentara bayaran.
Dia pria yang kuat.

Sangat jauh berbeda dari Christopher, yang berusia empat puluhan dan memiliki lapisan
lemak tebal di pinggangnya. Pria itu muda, tajam, dan tampaknya baru berusia dua
puluhan.

Dia mengenakan pelindung dada dengan chainmail di baliknya. Sebuah pelindung kepala
yang bisa menutupi seluruh wajahnya terletak disampingnya, bersama dengan sebilah
pedang tua.

Pria itu merupakan pemimpin yang bertugas melindungi karavan gandum Sorcerous
Kingdom, yang terdiri dari tujuh gerbong.

Detail pengamanannya terdiri dari 24 orang, yang semuanya dipekerjakan oleh Eight
Fingers dan seperti Christopher sendiri, milik divisi penyelundupan.

Meskipun mereka itu anggota dari departemen yang sama, mereka tetap mengenakan
biaya untuk layanan mereka dan dengan bayaran yang lebih tinggi daripada tentara
bayaran pada ditingkat yang sama. Di sisi lain, mereka tidak lagi harus mengkhawatirnya
kebocoran informasi untuk misi rahasia karena mereka lebih setia kepada misi yang ada.

Dalam menghadapi ancaman yang tidak bisa diatasi, tentara bayaran biasa mungkin
hanya akan meninggalkan misi, tetapi orang-orang ini akan dengan rela mempertaruhkan
nyawa mereka. Ini bisa dimengerti, karena meninggalkan misi akan memberikan mereka
konsekuensi yang serius; sebagai hasilnya, mereka akan diburu dan dibunuh bahkan jika
mereka berhasil keluar hidup-hidup.

Karena itu, bagi seseorang seperti Christopher yang tidak mengetahui tentara bayaran
mana yang bisa dipercayai, orang-orang dari Eight Fingers ini mungkin merupakan pilihan
terbaiknya. Tetapi sekali lagi, untuk misi ini, mereka merupakan satu-satunya pilihannya.

itu adalah perintah langsung dari atasan untuk menggunakan orang-orang ini.

Untuk mengimbangi kurangnya pilihan, mereka harusnya menyediakan layanan mereka


secara gratis sehingga dia masih memiliki cukup dana untuk mempekerjakan lebih banyak
tentara bayaran. Namun, mempekerjakan tentara bayaran lagi akan dilihat sebagai tanda
ketidakpercayaan terhadap orang-orang ini. Tak pernah terpikirkan kenyataanya yang
memperkerjakan mereka ini merupakan para pemimpin, sehingga mempekerjakan tentara
bayaran lain dapat dilihat sebagai bentuk dari ketidakpatuhannya.

Setelah memikirkannya, Christopher memutuskan untuk tidak mempekerjakan tentara


bayaran tambahan.

Selain itu, semua penjaga terlihat cukup bisa diandalkan, tetapi tentu saja, Christopher,
yang bukan seorang warrior, tidak dapat memahami kekuatan mereka dengan benar.
Namun itu bukan masalah, karena para atasan telah menjamin mereka dengan mengklaim
bahwa mereka luar biasa. Melawan perintah mereka sangatlah berbahaya apa pun
alasannya.
Bisa dikatakan, jika dia ditanya apakah jika dia merasa aman untuk berangkat dengan
detail sekecil itu, dia akan berharap untuk pria yang lebih cakap.

Akan sangat bagus jika dia bisa meminjam bos dari departemen keamanan, pemimpin
anggota Six Arms, pilar organisasi Eight Fingers. Tak perlu diungkapkan, karena keinginan
itu tidak akan pernah terwujud.

Ada yang mengatakan Six Arms, termasuk pemimpinnya Zero, yang bisa dibilang prajurit
terkuat dari seluruh Eight Fingers, dimusnahkan dalam pertempuran melawan keluarga
kerajaan, tepat sebelum kekacauan yang disebabkan oleh Jaldabaoth.

Informan yang dapat dipercayai memberitahunya bahwa Six Arms dikalahkan oleh Brain
Unglaus, seorang warrior yang melayani Golden Princess.

Akan sangat keterlaluan untuk berasumsi keenam orang itu dikalahkan oleh satu orang,
tetapi sepertinya Blue Roses juga, kelompok petualang peringkat Adamantite, telah
bergabung dalam pertempuran itu. Dari sini Christopher menyimpulkan bahwa
kemungkinan besar pertarungan itu merupakan enam lawan enam.

Departemen keamanan bisa dibilang telah kehilangan sebagian besar anggotanya dalam
pertempuran itu. Pada saat ini, setiap departemen sedang membangun pasukannya sendiri
untuk mengkompensasi kehilangan itu, di titik di mana bahkan anggota divisi pembunuhan
bahkan sampai bekerja di siang hari.

Namun karena itu, hal ini berhasil meningkatkan mood orang-orang di dalam Eight Fingers
di titik di mana saat ini lebih baik daripada sebelum munculnya Jaldabaoth.

Di masa lalu sering terjadi konflik internal dan bukan tidak mungkin seseorang menjadi
korban dari trik kotor orang lain yang dimainkan di belakang mereka. Beberapa pedagang
bahkan dilaporkan kepada pihak berwenang oleh orang-orang dari departemen lain selama
tahap paling penting dari misi penyelundupan.

Namun, pada saat ini, para pemimpin bersikap begitu kooperatif satu sama lain sehingga
hampir menjijikkan untuk dipikirkan.

Bisnis telah berkembang sebagai hasilnya dan pendapatan dari bisnis ilegal juga
mengalami peningkatan.

"Tuuuuuuuuuuuttttttt-hwaaaaaaaah."

Suara kentut dari pimpinan tentara bayaran terdengar saat menguap. Itu adalah fenomena
dari tubuh yang tak terhindarkan, tetapi dia tidak punya niat untuk meminta maaf.

Tindakan memalukan.
Christopher mengerutkan dahi. Itu merupakan suara terburuk untuk menyadarkannya dari
lamunan.

Dia sejujurnya ingin mengeluh, tetapi pria ini merupakan rekannya selama perjalanan
bolak-balik Re-Lovell, sebuah kota pelabuhan besar di sisi barat Kingdom. Keinginannya
untuk menjaga hubungan yang bersahabat dengannya menekan keinginannya untuk
mengeluh.

Kapal-kapal akan digunakan untuk mengangkut kargo dari Re-Lovell ke Holy Kingdom,
sehingga itu akan menjadi pekerjaan pedagang maritim tertentu. Dia pria yang hebat dan
Christopher mengenalnya dengan baik. Itu mengejutkannya bahwa pria itu juga anggota
Eight Fingers, tetapi dia mengklaim bahwa mereka berkerja sama hanya untuk saling
menguntungkan.

Tetap saja, hal itu tetap membuatnya khawatir.

"Kau terlihat santai. Apa kau tidak berpikir nanti kita akan diserang?"

"Hm? Oh, aku belum mendapatkan firasat seperti itu, kupikir tak masalah- Oh, kau
mungkin ingin mengatakan bahwa sebuah firasat tidak bisa dipercaya kan? Yah, aku
mengerti dari mana kau berasal tetapi kau pasti pernah mengalami saat-saat ketika kau
berpikir 'ini akan baik-baik saja', kan? Ada juga saat-saat di mana kau mempunyai firasat
buruk tentang sesuatu sehingga kau mencoba merencanakan kembali, dan itu akhirnya
benar, atau sesuatu yang mirip seperti itu.”

"... Ya, aku pernah mengalami yang seperti itu."

"Tau tidak? Pengalaman masa lalu dapat berfungsi sebagai intuisi kita."

Pemimpin tentara bayaran berbicara dengan nada yang tidak cocok dengan
penampilannya sama sekali.

"Lihatlah. Kita sendang mengibarkan bendera Sorcerous Kingdom. Hanya penduduk desa
bodoh yang berubah menjadi bandit, sampai berani menyerang karavan seperti ini, dalam
hal ini, kita dapat dengan mudah mengurus bahkan ratusan dari mereka.”

"Bagaimana kalau itu bukan penduduk desa?"

"Apakah kau khawatir karena tentara bayaran mungkin ikut andil juga? Apakah mereka
tidak bisa mengenali bendera Sorcerous Kingdom, yang menjadi topik panas akhir –akhir
ini?” dia mengangkat bahu, “tentara bayaran yang berpengalaman secara mengejutkan
mendapat informasi dengan bagus. Mereka yang bahkan tidak tahu tentang bendera
kerajaan-kerajaan di sekitar tidak membuatku takut sama sekali. ... Pikirkan tentang hal ini,
berurusan dengan seorang bangsawan itu merepotkan? Kau tidak mau mendapat masalah
seperti itu kan?"

"Itu masuk akal ... Aku penasaran, bangsawan mana yang paling berbahaya untuk diajak
bertempur?"

"Tentang itu - misalnya yang terkenal seperti Raeven dan Boullope. Orang-orang seperti
mereka memiliki pasukan kuat yang ditempatkan di wilayah mereka sendiri dan mereka
biasanya bisa menghadapi masalah yang menganggu mereka. Yah, mereka berdua
menderita kerugian besar dalam perang itu, jadi mungkin mereka tidak berbahaya seperti
sebelumnya ... Tapi tetap saja tidak boleh sembrono. Bayaran Blumrush padaku cukup
bagus sehingga aku tidak ingin menjadi musuhnya... Yah, aku hanya tidak ingin
bermusuhan dengan para bangsawan manapun."

"Tapi kau didukung oleh sindikat kriminal. Apakah kau serius?"

"Jadi, kau juga ya? Jika aku mendapat masalah dengan mereka, tanpa pikir panjang aku
akan disingkirkan. Hal yang sama berlaku untukmu kan?"

"Ya."

Mereka terdiam dan suasana mulai terasa agak suram.

Mereka diingatkan akan kekejaman para pemimpin, tetapi tidak ada yang bisa mereka
lakukan sebagai orang yang menjadi bagian dari organisasi semacam itu semata-mata
demi keuntungan. Mungkin ada jalan lain baginya yang tidak memerlukan koneksi dengan
organisasi, tetapi jalan itu tidak akan membuatnya menjadi pedagang besar seperti saat ini.
Mungkin dia masih harus tetap berpegang pada kesepakatan bisnis yang lebih kecil sampai
hari ini.

Kata "jika" membawa konotasi jumlah kemungkinan yang tak terbatas, tetapi tanpa sarana
untuk melakukan perjalanan ke masa lalu, seseorang harus puas dengan masa kini.

"... Lagipula, tak perlu khawatir kan? Aku mengerti. Jadi apa menurutmu masalah besar
yang mungkin akan kita hadapi?”

“Jika musuh menggunakan panah api untuk mencoba membakar karavan - membakar,
bukan merampok - itu berarti kita terlibat dalam konspirasi yang lebih besar - masalah
nasional. Atau malah sebuah rencana dari saingan organisasi ini.”

"Sebuah organisasi yang bisa menyaingi Eight Fingers ... Memangnya itu mungkin?"

"Tidak tahu. Bahkan organisasi saingan itu mungkin tidak ingin membakar barang-barang
Sorcerous Kingdom, kecuali mereka yakin tidak ada jejak yang akan tertinggal. Secara
pribadi, aku pikir ini merupakan konspirasi berskala nasional atau bahkan kegiatan
memata-matai Kingdom atau kerajaan tetangga. Kita mungkin berada dalam bahaya yang
lebih tinggi jika menerima serangan dari sumber-sumber itu...”
"Jika itu masalahnya maka tidak ada gunanya mengkhawatirkannya, ya."

"Benarkan? Bagaimanapun, untuk saat ini kita akan aman. Jangan khawatir, duduk saja.”

--------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 5

Translator: Sai Kuze

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

 Karavan itu segera mendekati hutan.

Mereka dapat memanfaatkan informasi itu untuk memperkirakan waktu penyerangan.

Christopher membayangkan mental map untuk memastikan perjalanan mereka sudah


menempuh jarak yang lumayan jauh. Dia akhirnya bisa santai. Mengotori pekerjaan yang
berkaitan dengan Sorcerous Kingdom akan mendatangkan konsekuensi yang menakutkan.

(TLer: mental map, kemmapuan dasar manusia untuk mengingat dan menemukan tempat
baik yang pernah dilalui atau yang akan di kunjungi)

Saat ini sudah berada di tengah hari. Mereka hanya harus melewati hutan ini supaya bisa
istirahat sesuai rencana. Hutan ini bukanlah hutan liar, bisa terlihat dari jejak pekerjaan
manusia yang merawatnya maka seharusnya tidak terlalu lama bagi mereka untuk melintasi
tempat ini.

Suara langkah kuda bisa terdengar di dalam guncangan kereta, yang mana menandakan
kerata sedang melambat.

Christopher mengintip pemimpin tentara bayaran dan menemukan auranya benar-benar


berbeda dari saat itu, semuanya menjadi serius.

"Maaf, tapi sepertinya aku punya pekerjaan."

Dua orang menganggukan kepala mereka melalui portière, mereka bawahan pemimpin
tentara bayaran.
(TLer: portiere jendela kereta kuda)

"Maaf, boss! Pria ini mengatakan terdapat banyak penduduk desa yang bersembunyi
dibalik hutan."

Tentara bayaran berbicara setelah dia melirik Christopher. Seseorang yang disebut 'Pria
ini' merupakan pengintai mereka.

"... Bukan bandit, tapi penduduk desa? Bagaimana kau mengetahuinya?"

"Ya. Pertama adalah peralatan mereka. Mereka tidak berarmor atau bersenjata. Banyak
dari mereka menggunakan cangkul sebagai senjata improvisasinya ... bukan pemukul,
melainkan cangkul.”

"Batu saja bisa dijadikan senjata... tapi cangkil katamu? Ini aneh. Tidak, apakah itu cangkul
logam?"

"Aku tidak bisa melihat lebih dekat tetapi cangkul itu sepertinya terbuat dari kayu."

Christopher, yang membisu mendengarkan percakapan itu, berpikir kalau itu pasti
penduduk desa biasa yang pulang setelah bekerja di ladang mereka.

"Hah? Benerkah? Cangkul? Apakah ini perangkap ...?"

"Kurasa tidak seperti itu ..."

"Kirim beberapa orang untuk membubarkan mereka? Mungkin kita terlalu berhati-hati ..."

Pemimpin tentara bayaran bergumam.

Dalam situasi seperti ini semua orang harus mengutarakan pendapatnya, dan mungkin
itulah sebabnya dia bergumam cukup keras untuk agar yang lainnya mendengar. Mungkin.
"Maaf, maaf karena ikut campur dalam pembicaraan kalian, tetapi bisakah aku
mengatakan sesuatu?"

“Ah, tidak apa-apa. Selama itu saran yang bagus, bisa kami dengarkan.”

“Pertama-tama, hutan ini diurus dengan baik - hutan yang sengaja dipelihara, masyarakat
membiarkan babi mereka mencari makan di sini. Bukankah mereka di sini hanya untuk
mengumpulkan babi mereka? Jika itu masalahnya, jika kita membubarkan mereka,
mungkin kita terdengar seperti akan mencuri babi-babi mereka. Kita juga sedang
mengibarkan bendera Sorcerous Kingdom, jika desas-desus beredar kalau Sorcerous
Kingdom mencuri babi ... bukankah itu buruk jika {kerajaan} itu mengetahuinya?”

"Tsss", pemimpin tentara bayaran mengisap bibirnya.

Hingga saat ini keamanan mereka telah terjamin oleh bendera tersebut. Mereka memiliki
hak untuk melewati beberapa kota di sepanjang jalan dan diperlakukan dengan hormat
karenanya, tetapi saat ini sepertinya seolah-olah berkah Sorcerous Kingdom telah berubah
menjadi belenggu sebagai gantinya. Membuat malu Sorcerous Kingdom sama dengan
membawa bencana bagi diri mereka sendiri.

Itulah sebabnya Christopher tidak berani membawa barang selundupan untuk dijual nanti.

"Kau bilang jumlah mereka banyak, seberapa banyak yang kau sebut 'banyak' itu?"

"Perkiraan kasarnya ... Kurasa sekitar 50 orang."

"Aku pikir itu terlalu banyak hanya untuk pekerjaan pertanian sederhana, bagaimana
denganmu?"

Dia merupakan seseorang yang mengurus hasil pertanian, tetapi orang tuanya juga
seorang pedagang. Christopher tidak punya pengalaman beternak babi.

"Tidak tidak. Aku tidak tahu apakah itu terlalu banyak atau terlalu sedikit. Aku tidak tahu
berapa banyak orang yang diperlukan untuk menangkap babi. Mungkin mereka di sini untuk
menanam lebih banyak pohon, atau bahkan menebang beberapanya. Aku mendengar ada
beberapa jenis pekerjaan pertanian yang membutuhkan babi atau yang mirip-mirip seperti
itu... "

Yah, jika mereka membawa cangkul, maka {itu} akan lebih masuk akal.

“Lalu, bagaimana dengan bangsawan wilayah ini? Adakah kisah tentangnya yang
membuat rakyatnya mati?"
Christopher memijat lehernya yang tebal sembari menjawab.

“Tidak, dulu aku pernah melihatnya sekali. Dia cukup muda tetapi juga sangat andal.
Wilayahnya juga stabil di bawah manajemennya. Jika dia mempelajari lebih banyak tentang
etiket kebangsawanan dan strategi politik, dirinya akan memiliki masa depan yang cerah."

Meskipun dia tidak mengenalnya dengan baik, mereka pernah berbincang-bincang ketika
Christopher memasok alkohol ke sebuah kedai minuman di ibukota yang didanai oleh Eight
Fingers.

Sangat disayangkan Christopher tidak diberi surat pengangkatannya, jadi dia tidak pernah
melakukan bisnis dengan bangsawan itu bahkan ketika dia harus melewati wailayahnya
sebelumnya. Pemilik wilayah ini memiliki potensi yang layak mendapat perhatian
Christopher, dan tidak mungkin dia tipe orang yang memobilisasi penduduk desa untuk
menyerang karavan. Dari apa yang diingat Christopher, tidak ada begitu banyak penduduk
desa yang kelaparan di wilayah pria itu sehingga nekat menyerang karavan pedagang,
bahkan sampai 50 orang.

Perbedaanya sangatlah jauh antara bangsawan itu dan pria yang diperkenalkan oleh Hilma
Cygnaeus pada Christopher. Tidak, pria itu tidak tertandingi dalam kedunguannya.

Christopher tiba-tiba mengerutkan dahinya karena ingatan buruknya di sana.

“Bos, bahkan jika mereka akan menyerang, mereka hanya lima puluh penduduk desa yang
tidak beramor dan bersenjata. Kita pastilah bisa mengalahkan mereka dengan mudah.”

"Adakah peluang ini merupakan umpan dan ada lebih banyak tentara yang menunggu
untuk menyergap?"

Kedua tentara bayaran saling memandang setelah mendengar apa yang dikatakan
pemimpin mereka.

"Itu mungkin. Bolehkah kita mengawasi area sekitar? Jika boleh, kami perlu waktu.”

"Lebih baik main aman daripada menyesal, lakukanlah."

"Kumohon jangan terlalu lama, jika kita terlalu banyak menyimpang dari rencana, aku
harus menjadi budak corpartion untuk menebus waktu yang telah terbuang."

"Ok, setelah mengamati sekitar aku akan kembali sesegera mungkin."


Si pengintai mengangguk dan berlari menjauh.

Setelah sekitar sepuluh menit, dia kembali untuk melaporkan bahwa selain lima puluh
orang itu, sepertinya tidak ada lagi yang menunggu untuk menyergap.

Mereka sampai pada kesimpulan kalau orang-orang itu ada di sana untuk bekerja dan
sedang dalam perjalanan pulang. Bahkan belum lima menit berlalu sebelum kereta berhenti
lagi.

"... danna, aku minta maaf tapi bisakah aku meminta tolong padamu untuk keluar
sebentar? Penduduk desa telah memblokir jalan kita. Jika mereka memiliki niat jahat, kami
sudah mencoba menggertak untuk menakut-nakuti mereka, tetapi mereka terlihat acuh tak
acuh, masa bodo, atau ... bisa dibilang mereka terlihat aneh. Untuk itu aku berharap kau
bisa keluar dan berbicara dengan mereka? Tentu saja, keselamatanmu merupakan prioritas
nomor satu bagi kami, oleh karena itu kami menyiapkan perisai ini untukmu.”
(TLer: 'danna', sebutan untuk pedagang kaya, w belum nemu yg cocok untuk
menggantinya)

Sejujurnya, Christopher benar-benar ingin menolak permintaan tentara bayaran itu. Dia
tidak percaya pada kemampuannya sendiri, lagipula, dia telah menghindari setiap dan
semua konfrontasi kekerasan sepanjang hidupnya.

Tapi, ini bukan sesuatu yang bisa dia abaikan. Jika mereka terlibat dalam perselisihan
tentang apa yang terjadi hari ini, Christopher akan menerima ganjarannya. Dalam hal ini, itu
tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri tetapi juga anak-anaknya yang akan mewarisi
bisnisnya.

"... ya, ayo kita kesana."

Christopher dan pemimpin tentara bayaran melangkah turun dari kereta bersamaan dan
berjalan menuju bagian depan sekumpulan orang itu. Mereka dikawal oleh tentara bayaran
yang membawa perisai besar yang dikenal sebagai tower shield, yang bisa menutupi
setengah dari tubuhnya selama negosiasi berlangsung.

Terlebihm mereka juga diikuti oleh para penombak yang ada di sana sebagai pencegah
dan para pemanah yang bersembunyi dibalik hutan. Tentu saja, pemimpin tentara bayaran
juga ada di sana. Dia telah memperingatkan Christopher untuk mendengarkan dengan
seksama perintah-perintahnya jika situasi khusus terjadi.

Di antara kedua sisi hutan pada jalan di hadapan mereka, duduk beberapa penduduk desa
yang mengobrol.

Tidak salah lagi, mereka pastilah hanya penduduk desa yang pulang setelah mereka
menyelesaikan pekerjaan pertanian sehari-harinya.

Tetapi jika memang begitu, mengapa mereka berhenti di tengah jalan untuk menghalangi
mereka?

Mungkin pemimpin tentara bayaran telah merasakan kekhawatiran Christopher, dia lalu
menggumamkan sesuatu ke arahnya untuk memulai percakapan.

"Hei, cukup membingungkan kan? Jika mereka berencana untuk menyergap kita, mereka
seharusnya membagi pasukan dan bersembunyi di hutan. Ada banyak taktik untuk
melakukan serangan, tetapi tidak satu taktik yang mengharuskan mereka untuk
menunjukkan diri di tengah jalan. Tak ada komandan yang cukup bodoh untuk melakukan
kesalahan seperti ini."

"Mungkinkah mereka mencoba menakuti kita?"

"Menakuti kita? Dengan persenjataan mereka? Dengan jumlah segini? Bukankah itu akan
menjadi sebuah penghinaan serius bagi kita jika itu memang yang terjadi? Apakah danna
ini sebelumnya hanya mempekerjakan tentara bayaran dengan level serendah itu?”

Seperti yang dia katakan.

Christopher tidak repot-repot menjawab tetapi hanya menatap ke arah penduduk desa.
Bisa dikatakan, jarak di antara mereka sangat renggang dan ada barisan demi barisan
tentara bayaran berdiri di depan mereka.

"Aku hanya pedagang sederhana yang telah menerima kontrak transportasi. Jika kalian
sedang berencana mencegat seorang bangsawan, kami tidak ada hubungannya dengan
itu. Silakan menyingkir dari jalan, jika tidak kami akan memaksa kalian melakukannya atas
dasar membela diri.”

Seorang lelaki muncul dari hutan tepat setelah dia selesai mengatakan itu pada para
penduduk desa.

Laki-laki itu telah mengenakan full-plate armor yang sangat bagus, tetapi karena dia tidak
mengenakan helmnya, Christopher bisa melihat wajahnya.

Dia merupakan seseorang yang ditemui Christopher sebelumnya.

"Sayangnya, demi masa depan Kingdom, aku tidak bisa membiarkanmu lewat!"

"... Hah?"
Christopher tidak bisa menahan diri untuk tidak bersuara. Bukan hanya dia juga, tentara
bayaran di sekitarnya telah membuat suara yang sama juga.

"...Aku mengerti. Sepertinya ada semacam kesalahpahaman disni, kami hanya membawa
bantuan makanan Sorcerous Kingdom menuju Holy Kingdom.”

"Aku ahu itu! Ahem-! Aku tahu itu! Itulah mengapa aku melakukan ini!"
(TLer: Goblok sempet-sempetnya gagap)

{Apa-apaan yang dikatakan orang ini?} Atau lebih tepatnya, {dia ini memikirkan apa sampai
tiba di kesimpulan itu?}

Christopher bingung dari lubuk hatinya.

Tapi tunggu-

{Tak peduli apa yang dipikirkan orang bodoh yang tidak menyenangkan ini. Aku tidak
berpikir wilayahnya bahkan dekat dengan tempat ini? Kenapa dia ada di sini? Apakah
mereka bersekongkol? Tapi apakah pemiliki wilayah ini akan repot-repot bekerjasama
dengan orang ini?}

{Meh, terserahlah.} Pikir Christopher.

Pria itu sudah mengaku bersalah, sekarang Christopher bisa melaporkan ini kepada
atasannya kalau mereka dihadang oleh orang-orang bodoh yang berdiri menghadang
bantuan Sorcerous Kingdom. Bahkan seharusnya tak ada hubungannya dengan Kingdom
atau Sorcerous Kingdom jika mereka membantai orang-orang itu. Saat dia hendak
mengucapkan perintah ke tentara bayaran di sekitarnya untuk membantai mereka, dia
merasakan perasaan yang kuat bahwa dia seharusnya tidak melakukannya.

Pria yang disebut Philip ini merupakan seorang bangsawan yang mendapat dukungan dari
Hilma Cygnaeus. Christopher, yang dihina dan harus menyembunyikan amarahnya di
bawah senyum palsu waktu itu, diberi tahu bahwa meskipun pria ini gila, dia masih memiliki
nilai, maka yang terbaik mengabaikan bacotannya itu.

Apakah tak apa membunuh pion berharga dari Eight Fingers?

Dipikirkan dengan akal sehat, tidak mungkin seorang bangsawan biasa akan menyerang
karavan yang mengibarkan bendera Sorcerous Kingdom. Semua orang pastilah
mengetahui itu hanya akan mengundang murka Sorcerous Kingdom dan memicu perang
habis-habisan pada kerajaannya. Tidak peduli seberapa bodohnya seorang bangsawan,
mereka pasti tidak akan melakukan sesuatu yang begitu bodoh.
Jika itu masalahnya - apa alasannya untuk melakukan tugas seperti itu?

{Plus, jika dia mencoba berpura-pura menjadi bandit, dia setidaknya akan menutupi
wajahnya. Aku tidak bisa mengerti alasannya.}

Tidak peduli seberapa bodohnya seseorang, setidaknya mereka pastilah mengetahui untuk
menyembunyikan identitas dalam situasi seperti ini. Karena dia mengenakan full-plate
armor, maka seharusnya ada juga helm yang bisa menutupi seluruh wajahnya. Jika itu
masalahnya-

{Dia ingin kami melihat wajahnya. Dia ingin kami mengidentifikasi dirinya sebagai Philip?
Kenapa haru- Ah!}

Christopher tiba-tiba teringat akan keberadaan sihir ilusi.

{Itu dia! Itu hanya ilusi! Seseorang berusaha menjebak Philip sehingga mereka
memalsukan penampilannya. Mungkin penduduk desa itu bukanlah penduduk desa ...}

Dia berhasil menyimpulkannya dengan sempurna.

Kemudian-

“Jadi, menurutmu, kalian merampok kami secara khusus karena kami membawa gandum
Sorcerous Kingdom. Apakah itu benar?"

"Oy, oy? Danna, kenapa?"

Pemimpin tentara bayaran yang telah berdiri di sampingnya bertanya dengan ekspresi
kebingungan. Sudah di duga. Dia mengharapkan perintah untuk membunuh, Christopher
pasti terlihat olehnya seperti orang gila.

"Benar! Kami akan menggunakan gandum ini secara efisien!"

Pria itu, yang disebut Philip, menjawab dengan bangga.

{Dia mengatkaannya seperti orang bodoh ... Pria yang berpura-pura menjadi dirinya juga
pasti berpikir mengapa dia harus mengatakan sesuatu yang begitu bodoh. Tetapi...}
Mungkinkah ini akting yang sudah disiapkan? Tapi kenapa?

Pikiran pertama Christopher mengacu pada rival organisasi ini yang telah disebutkan oleh
pemimpin tentara bayaran dalam percakapan mereka sebelumnya, lalu dia memikirkan
para pemimpin Eight Fingers.

Jika itu yang pertama, mereka harus segera pergi dari tempat ini. Eight Finger memberikan
hukuman yang paling kejam bagi mereka yang telah mengkhianati mereka, lalu diikuti oleh
mereka yang telah gagal dalam pekerjaan yang telah diberikan kepada mereka. Jika
alasannya yang pertama, maka lawan mereka pastilah memiliki jumlah yang cukup untuk
mengalahkan seluruh penjaga Christopher. Tetapi bahkan jika mereka hanya mengenakan
penyamaran atau apa pun, Christopher tidak bisa memikirkan alasan mengapa akan ada
penduduk desa yang menggunakan cangkul.

Ketika dia memikirkannya, yang terakhir terasa lebih alami. Jika itu masalahnya, maka
mereka sedang berhadapan dengan sesuatu yang benar-benar merepotkan, sesuatu yang
sangat merepotkan. Ini dapat menyiratkan para pemimpin Eight Finger tidak bersatu seperti
yang diperkirakan sebelumnya, tetapi masih berusaha untuk saling menyabotase. Atau,
apakah ini keinginan semua pemimpin?

{-Apakah kami dibuang? Apakah mereka berusaha melimpahkan kejahatan membunuh


Philip, seorang bangsawan Kingdom, kepadaku? ... tubuhnya yang sebenarnya mungkin
sudah ditangani.}

Jika itu masalahnya, apa langkah terbaik mereka selanjutnya?

"Hei, danna? Apa yang akan kita lakukan? Apakah kau takut? Kau tahukan kita dapat
dengan mudah melawan seseorang seperti dirinya? Meskipun bangsawan ampas ini
mengenakan armor sebagus itu, kemampuannya tidak terlihat pantas dengan apa yang dia
kenakan.”

Pemimpin tentara bayaran berbicara dengan nada rendha. Ini bukan waktunya untuk itu,
dia seharusnya tidak membantah apa yang dipikirkan Christopher.

"-tahan. Tunggu sebentar.”

Masalah mereka tidak hilang. Jika mereka berjalan sesuai rencana untuk membunuh
Philip, mengapa para pemimpin tidak menyebutkan sebelumnya? Seandainya mereka
memberi tahu Christopher sebelumnya, dia tidak perlu terlalu khawatir. Dia hanya akan
mengurus orang itu layaknya mengurus bandit seperti biasanya.
Jadi, apakah rencana mereka yaitu untuk menunjukkan karavan Sorcerous Kingdom telah
membunuh salah satu bangsawan Kingdom, dan membawa kerajaan mereka diujung
tanduk peperangan? Memikirkan ini membuat Christopher memiringkan kepalanya dengan
tak terkendali.

Pada situasinya saat ini, ini lebih seperti pedagang Kingdom yang membunuh salah satu
bangsawannya untuk membela diri.

Akan sulit untuk memaksakan perang pada kondisi saat ini. Tentu saja, Christopher,
sebagai seseorang yang memiliki hubungan mendalam dengan dunia kriminal, tahu betul
banyak orang tidak akan berpikir dua kali untuk melakukan sesuatu selama mereka punya
alasan yang sudah dipersiapkan. Ada juga orang-orang yang akan membunuh untuk alasan
sepele, tetapi sulit membayangkan sebuah kerajaan menjadi seimpulsif ini.

{... Lalu hanya ada satu kemungkinan yang tersisa. Pemimpin sudah memutuskan ini,
tetapi perintah itu tidak pernah sampai padaku, itu pastilah hanya kesalahpahaman.
Lagipula, tidak mungkin mereka memikirkan untuk membunuh kami semua dan tak ada
rumor tentang itu yang tersebar.}

Kesalahan ceroboh yang dibuat merupakan dongeng setua waktu, jadi itu bukan asumsi
yang tidak masuk akal. Apa langkah terbaiknya untuk saat ini?
(TLer: kalimat pertama idom)

Jika dia mengambil tindakan independen, ada kemungkinan dia akan 'diurus'. Jika dia ingin
menghindari situasi seperti itu, setidaknya dia harus memiliki alasan untuk dirinya sendiri -
dia harus bertindak dengan cara yang memungkinkan untuk mengalihkan tanggung jawab
kepada orang lain.

{Membunuh Philip akan menjadi pilihan terburuk. Begitu dia mati kami tidak bisa
menghidupkannya lagi dan itu mungkin akan membuat Cygnaeus-sama marah. Jika itu
masalahnya ...}

"... Tinggalkan kereta barang... tinggalkan tempat ini. Jika kita melakukan itu, mereka tidak
akan mengejar kita, kan?”

"Hah?"

Christopher mencoba yang terbaik untuk mengabaikan suara kebingungan yang keluar
dari mulut pemimpin tentara bayaran.

"Tentu saja! Aku tidak bermaksud menyakiti para pedagang Kingdom!”


{Meskipun itu tidak secara langsung, kau masih menyakitiku.} Meskipun saat ini di dalam
pikirannya dia sangat membencinya, Christopher tidak membiarkan itu muncul di wajahnya.

“Oy, oy, oy? Apakah kau sungguh-sungguh? Apakah kau serius sekarang? Apa yang
terjadi? Kenapa kau mengatakan itu? Apakah kau sedang dikendalikan menggunakan
sebuah mantra? Atau apakah kau telah melihat seluruh pasukan yang tidak bisa kulihat
saat ini?"

"Ini merupakan perintah dari dannamu, bersiaplah untuk mundur."

Pemimpin tentara bayaran memutar matanya dan terdiam sesaat. Mungkin dia sedang
mempertimbangkan kemungkinan Christopher dikendalikan dengan sebuah mantra, meski
hanya pendapatnya sendiri. Setelah beberapa saat, dengan ekspresi yang menyiratkan dia
tidak bisa menerima semua ini, dia berkata, "Aku mengerti."

Para tentara bayaran melindungi Christopher ketika mereka berjalan mundur.

Dia membiarkan gandum itu diambil, tetapi dia mengetahui jumlah totalnya dan apa
sebenarnya isi kereta barang itu. Jika hal terburuk terjadi, dia selalu bisa membeli kembali
kereta barang dan mengirimkannya ke Holy Kingdom. Mereka tidak akan pilih-pilih
sehingga hanya menginginkan karavan gandum yang persis seperti ini kan?

Meskipun dia harus meminta maaf kepada pedagang maritim yang sedang menunggunya,
sangalah penting untuknya kembali ke ibukota dan menanyakan kejadian ini kepada
Cygnaeus-sama.

Christopher sudah mengetahui dari lubuk hatinya jika tidak ada jalan keluar yang mudah
dari situasi ini.

---

Apakah itu karena para pedagang mengetahui sisi mana yang lebih benar? Mereka
mundur tanpa menghunuskan pedang mereka.

Ada banyak kereta barang sebagai rampasan perang mereka.

Dia telah melihat isinya, mereka semua dipenuhi dengan tong dan peti, masing-masing
terisi sampai penuh dengan gandum. Meskipun itu semua jenis gandum yang mudah
disimpan dan sama sekali tidak segar, mereka pastilah aman untuk dikonsumsi.

Agak mengecewakan karena ini semua adalah makanan.

Philip ingin mengambil sesuatu sebagai piala untuk memperingati pencapaian besarnya,
tetapi gandum tidak dapat memenuhi tujuan itu.

{Kalau saja ada set armor atau pedang di sini, aku bisa mengambilnya sebagai suvenir ...
tadi haruskah aku meminta orang-orang itu untuk meninggalkan senjata mereka ya?}

Philip mengamati kereta barang yang merupakan hadiahnya.

Kuda-kudanya sudah diambil sehingga mereka tidak tahu menggunakan apa untuk
menariknya. Tentu saja, Philip telah memerintahkan mereka untuk meninggalkan kuda,
tetapi seseorang yang kelihatannya memimpin kelompok tentara bayaran telah menolak
perintahnya.

Dia bahkan menembakkan panah ke pohon di sebelah Philip saat itu.

Meskipun Philip sangat membenci tindakan itu, dia tidak punya pilihan lain selain
mengurungkan keingnginannya.

{Aku mempunyai full plate armor maka aku seharusnya baik-baik saja, tetapi para tentara
ini tidak berada dikeadaan yang sama sepertiku. Ah, sungguh berbelas kasihannya diriku
untuk kehilangan keuntunganku sendiri karena mempertimbangkan keselamatan orang-
orang ini. Meski begitu, mengingat bagaimana semuanya berjalan dengan sangat baik -
tidak ada satu pun cedera dan tak ada satu tetes darah pun yang tumpah - aku ingin
mempertahankannya sampai akhir.}

Philip mengamati rampasannya dan pandangannya jatuh pada bendera Sorcerous


Kingdom.

{Oh, aku bisa menyimpan ini sebagai suvenir. Orang pertama yang menangkap bendera
Sorcerous Kingdom, negara yang telah mengalahkan 200.000 pasukan Kerajaan yang kuat
dalam pertempuran, adalah aku!}

{Umu umu, umu umu}, Philp mengangguk.

Meskipun dia ingin menyembunyikan kegembiraannya, dia tidak bisa menahan senyum.

Kesimpulan yang sempurna cocok untuknya yang terbaik - seperti yang dia pikirkan, dia
benar-benar seseorang dengan kemampuan luar biasa. Ini membuatnya sangat bahagia.
Di hadapannya terdapat buah-buah luar biasa dari kerja kerasnya.

Karena ada beberapa bendera di sekitarnya, maka tak apalah membuang salah satunya,
kan? Setelah menyudahi pemikiran seperti itu, Philip menjatuhkan bendera dan kemudian
menginjak-injaknya.

Penampilan bendera Sorcerous Kingdom yang terkotori oleh debu memenuhi hatinya
dengan kegembiraan. Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang lain di Kingdom.

Itu benar, Philip telah mencapai apa yang tidak bisa dilakukan orang lain.

{Lihatlah itu! Aku bukanlah seseorang yang tak berguna! Dibandingkan kakakku,
dibandingkan dengan ayah - dibandingkan dengan semua orang di Kingdom! Aku benar-
benar yang terbaik!}

“Ah, umm, tuanku. Apakah tak apa-apa mengambil ini? Atau lebih baik meninggalkannya
saja disini?”

Salah satu penduduk desa yang memeriksa kereta bertanya dengan nada agak takut.
Dengan kegembiraannya yang terhenti, Philip bertanya tanpa menutupi emosinya, "... Apa
yang kau katakan?"

"Tidak, umm, gimana yak, bukankah mereka yang melarikan diri akan kembali lagi dengan
pasukan tentara?"

"Apa maksudmu? Kau pikir akan lebih baik jika kita membunuh para pedagang itu?"

"T-tidak! Saya tidak bermaksud begitu! Kita tidak perlu membunuh mereka.”

"Lalu apa yang ingin kau katakan?"

"Umm, tuanku. Apa yang harus kita lakukan dengan ini? Jika kita bisa membawa
semuanya pulang, bagaimana kita melakukannya? "

Penduduk desa yang lain menimpali, itu juga yang mengganggu Philip.

"Apa yang harus kita lakukan…"

Bahkan jika dia memaksa kelima puluh orang ini untuk membawanya, masihlah tidak akan
cukup untuk membawa pulang seluruh rampasan mereka. Kereta itu sendiri juga
berkualitas tinggi sehingga mereka mungkin bisa mendapatkan harga yang lumayang
tinggi, atau bisa saja Philip gunakan sendiri.
Tetapi, dengan tenaga yang dia miliki, membawa semua ini bukanlah tugas yang mudah -
ini akan menjadi pekerjaan fisik yang berat dan melelahkan.

Tepat ketika Philip frustasi akan masalah ini, dia mendengar suara orang-orang berlari di
atas semak-semak. Setelah melihat sumber suara, dia melihat siluet dua pria bertopeng.

"Philip-kakka!"

Itu suara Wayne, tapi peralatannya terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Armor kulit
kotor yang dia pakai sekarang diganti dengan chestplate yang terlihat kokoh, dia juga
membawa pedang di pinggangnya. Kenapa dia mengganti peralatannya? Philip merasa
ragu dalam hatinya, tetapi perasaan kegembiraan atas hasil operasi ini jauh lebih kuat dan
karenanya mengatasinya.

"Hei! Kalian berdua! Ayo, ke sini - lihat tangkapan kami!"

"Ini ... apa, apa yang terjadi?"

Wayne berdiri diam, mengamati sekitarnya, dan berbicara dengan nada tidak percaya
seolah-olah ada kereta barang di sana. Tanpa pertempuran dan pembunuhan — begitu dia
mempertimbangkan hal itu, Philip memahami pertanyaan apa yang ada dalam benak
Wayne.

Seolah menegaskan pemikiran Philip, Igor membuka mulut untuk bertanya.

"...Tepat sekali. Sepertinya tidak ada tentara Philip-kakka yang terluka. Medannya terlihat
baik-baik saja - udaranya juga bagus, bahkan tidak ada bau darah. Strategi seperti apa
yang anda gunakan? Apakah prajurit anda mengenakan magic item?”

Kalau saja dia memiliki bakat tersembunyi, tapi bukan itu yang Igor bicarakan kan?

“Tidak ada satu pun dari itu, lagipula aku sudah mengumpulkan banyak orang, musuh tidak
mau bertarung sampai mati. Kupikir begitu."

Keduanya berpaling untuk saling mentapa, tetapi karena keduanya memiliki wajah yang
tertutupi helm, keduanya ekspresi satu sama lain.

"Sekarang- bagaimana kita membagi ini?"


Kenyataanya, rampasan perang dihadapan mereka saat ini sepenuhnya karena apa yang
didapatkan oleh Philip. Dia agak kesal karena dia harus membagi hadiah dengan dua orang
yang baru saja berdiri jauh sebagai penonton. Namun, jika Philip mengambil semuanya
untuk dirinya sendiri, mereka juga pasti tidak akan senang. Lagipula, mereka juga harus
memobilisasi penduduk desa dari wilayah mereka. Delapan puluh persen rampasan harus
diberikan kepada Philip, mereka berdua dapat mengambil sisanya.

{Mereka harusnya menerima mendapatkan sepersepuluh rampasan hanya untuk


memobilisasi beberapa penduduk desa dari wilayahnya, tak mungkin mereka menginginkan
lebih kan?}

“Ah, tidak perlu khawatir tentang itu. Tidaklah pantas untuk kami jika meminta sebagian
rampasan tanpa melakukan apa pun. Kumohon, Philip-kakka, anda harus mengambil
semuanya. Aku percaya tidak akan ada yang keberatan."

"Itu benar, Philip-kakka harus mengambil semuanya, termasuk kereta barangnya."

Bahkan seseorang seperti Philip pun akan merasa bersalah untuk mengambil semuanya
setelah mendengar kata-kata ramah semacam itu. Meskipun mereka mengatakan desa
mereka terlalu kecil sehingga Philip tidak bisa singgah di sana, kenyataan bahwa mereka
telah mendirikan tenda di dekat hutan dan menyiapkan makanan untuknya mengyiratkan
bantuan itu harus dibayar kembali.

"Omong kosong, omong kosong. Bukankah kita rekan? Aku akan meninggalkan beberapa
rampasan, jangan ragu untuk mengambilnya."

"Tidak, tidak, kami punya lebih dari cukup, Philip-kakka."

Wayne menjawab tanpa ragu, tidak ada sedikit pun keraguan terdengar dari jawabannya.

“Ini semua di dapatkan dari kerja keras Philip-kakka. Seperti yang dipelajari dari etiket
kebangsawanan, kami tidak bisa menerima ini. "

"Benarkah itu?"

"Ya," keduanya menjawab secara bersamaan. Mereka terlihat memiliki kemauan keras
tentang hal ini, jadi tidak ada yang bisa dia lakukan tentang hal itu. {Ini semua milikku!}
Philip sangat gembira dalam hatinya.

“Karena sudah begini, aku akan mengambil semuanya. Dan juga- meskipun aku malu
untuk mengatakannya, aku punya permintaan untuk kalian berdua. Bisakah aku meminjam
kuda untuk menarik kereta ini?”

"Kuda?"

"...Apa yang harus kita lakukan?"

"Kami akan membicarakan ini secara pribadi sebentar, permisi."

Dua yang sementara meninggalkan kehadirannya tampaknya bertukar pendapat mereka,


tetapi dari jarak ini sulit untuk mengatakan apakah mereka berbicara sama sekali. Mereka
tampaknya mencapai kesepakatan setelah beberapa saat dan segera kembali ke Philip.

“Kami akan menyiapkan beberapa kuda sesegera mungkin. Namun, karena ini bukanlah
kuda perang, tetapi kuda pekerja, bisakah anda mengembalikannya segera setelah anda
selesai menggunakannya?”

"Terima kasih banyak."

“Umm, hal terpenting yang perlu diperhatikan, mungkin akan lebih baik untuk menurunkan
bendera Sorcerous Kingdom. Anda tidak ingin dilihat oleh penduduk biasa saat
mengangkut pulang rampasan anda kan, jadi meskipun itu akan sulit, tolong pertimbangkan
untuk mengangkutnya melalui hutan.”

"Aku mengerti, aku akan melakukan itu."

Keduanya berjalan pergi begitu mereka selesai berbicara.

Segera siluet mereka tidak lagi terlihat di hutan. Philip mengamati kereta barang lagi.

Ini adalah bukti kemenangannya.

Mereka seterang masa depannya.

Di sisi lain, apa yang saat ini terletak di bawah kaki Philip, bendera kotor Sorcerous
Kingdom, pada akhirnya merupakan representasi dari kehancuran kerajaan itu.

--------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 6

Translator: Sai Kuze

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

     Ainz berjalan dengan bangga melewati jalan-jalan E-Rantel.

Momon berjalan di sebelahnya.

Tak perlu dikatakan, itu sebenarnya Pandora Actor.

Untuk terlihat seperti Momon, dia telah dilengkapi dengan satu set full-plate armor dan dua
pedang besar yang tergantung di punggungnya.

Cara berjalannya yang agung dan tegas memberinya banyak pujian dan prestise.
Kenyataannya, dirinya versi Momon lebih heroik ketimbang Ainz.

Sejujurnya, Ainz telah mempertimbangkan memintanya untuk mengadopsi gaya berjalan


yang lebih buruk agar para penduduk dapat mengetahui perbedaan dari kedua versi
dirinya.

Tentu saja, ini bukan sesuatu yang benar-benar akan dia katakan dengan lantang, maka
dari itu dia seditaknya diam-diam mencoba meniru cara jalan Pandora. Untuk tujuannya ini,
kadang-kadang Ainz curi pandang ke Pandora Actor di sebelahnya dan untungnya,
Pandora Actor belum terlihat menyadarinya.

Seseorang yang dalam diam membuntuti untuk mengawasi mereka dari belakang adalah
Nabe - Narberal Gamma. Meskipun kelihatannya mereka tidak memiliki pengawal, pada
kenyataannya, beberapa Hanzo bersembunyi di sekitar mereka dan sedang bersiaga;
akibatnya, Nabe, yang levelnya lebih rendah dari level mereka, agak berlebihan.

Namun, mengingat sejak awal Nabe sudah dijadikan sebagai teman Momon, Ainz mereasa
tidak perlu memerintahkannya untuk berhenti.

Penting untuk diketahui, ketiganya sedang berjalan di jalanan kota ini tanpa tujuan apapun.

Lagipula itu hanyalah pawai semata.

Melalui pawai dengan Momon dan Nabe, Ainz mampu menunjukkan pandangan yang
berbeda kepada banyak orang. Karena alasan inilah Ainz tidak membawa pelayan.

Tindakan ini memiliki banyak tujuan, yang paling penting adalah untuk memvalidasi fakta
Ainz masih bekerja sama dengan Momon, maka tidak pantas untuk mengecualikan
Narberal dari kegiatan ini. Lagipula, Momon selalu terlihat mengenakan full-plate armor dan
wajahnya tidak diketahui banyak orang. Jadi, seandainya mereka tidak membawa Narberal,
rumor akan mulai beredar bahwa, "Momon sudah terbunuh oleh Sorcerer King dan armor
itu hanya terisi undead buatannya." Sebenarnya, rumor itu sudah mulai beredar, sangat
penting bagi mereka untuk menghindari menciptakan kesalahpahaman lebih lanjut.

Seluruh pejalan kaki berhenti dipinggir jalan seolah-olah jalan itu merupakan tanah tak
bertuan ketika mereka melihat siluet ketiganya.
(TLer: tanah sengketa/konflik, jadi nggak pada berani)

Ini tentu saja, alasannya karena kehadiran Sorcerer King. Jika Ainz berjalan menyusuri
jalanan ini sebagai Momon, ini tidak akan terjadi. Meskipun sudah lama waktu berlalu
semenjak berdirinya Sorcerous Kingdom hingga saat ini, warga masih takut pada Ainz.

Bukan hanya manusia yang bereaksi kepadanya dengan cara seperti itu, tetapi juga
beberapa demihumans.

Ini karena E-Rantel, yang dulunya merupakan kota yang dihuni manusia saja, tidak lagi
seperti dulu. Demihumans bisa terlihat diantara kerumunan.

Jika seseorang melihat-lihat di mana mereka berada, mereka akan melihat barisan besar
demihumans (walaupun tidak terlalu banyak) di toko-toko. Mereka itu merupakan karyawan
dan pelanggan, dan ada juga yang menjadi pemilik toko.

Bagian kota yang dulunya kumuh direnovasi menjadi zona perumahan bagi para
demihumans di bawah perintah Ainz. Jika mereka tinggal dikota ini, ini bukanlah
pemandangan yang tidak biasa untuk dilihat, namun saat ini Ainz dan lainnya tengah
berjalan melalui salah satu jalanan utama E-Rantel, yang tak terlihat kumuh seperti dahulu
kala.

Dari fakta itu sangatlah mudah untuk melihat banyak demihumans mengalir masuk dan
keluar dari E-Rantel.

Meskipun ini bukan karena kebijakan khusus yang diterapkan Ainz, melainkan, Albedolah
yang telah berusaha dalam kasus ini, dia masih merasa bangga karenanya. Ini menyiratkan
bahwa rencananya untuk menyatukan seluruh ras mengalami kemajuan dengan kecepatan
yang konstan.

{Jika ini kasusnya, aku sangat ingin memberlakukan kebijakan yang dapat mempercepat
proses menyatukan mereka semua...}

Bahkan, dia sudah memiliki rencana seperti itu dalam pikirannya. Ainz telah
mempertimbangkan mengadakan semacam acara di E-Rantel dengan motif tersembunyi
untuk menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan pendapatan mereka dari sumber-
sumber asing. Apa yang tidak dia pikirkan adalah betapa tidak bersahabat dan tidak
partisipatifnya dunia ini secara umum, yang merupakan penyebab kebosanannya selama
ini.

Meskipun arena gladiator seperti yang ada di Empire tidak akan terlalu buruk, Ainz
menginginkan sesuatu yang belum pernah dilakukan, sesuatu yang benar-benar istimewa.

Jika dia akan mengadakan acara besar yang melibatkan partisipasi audiens atau apapun
yang akan memungkinkan tim antar ras untuk bersinar, itu pasti akan meningkatkan
persatuan antar ras. Jika seseorang memiliki sesuatu yang sama untuk dibicarakan, tentu
akan lebih mudah bagi mereka untuk berteman.

{Bagaimana dengan olahraga berbasis bola seperti baseball atau sepak bola? Atau
haruskah aku melakukan sesuatu untuk membumbui acara yang sudah ada ...}

Ketika dia merenungkan hal semacam itu, Ainz juga mengamati seorang penjaga toko orc
yang tampaknya sedang dalam diskusi serius dengan pelanggan manusia mereka.

Orc itu mungkin bagian dari orc yang dia temui di Holy Kingdom, sekumpulan dari mereka
yang telah dihancurkan oleh Evil Lord Wrath dan kemudian dipersatukan di bawah Ainz.
Dia tidak bisa mengingat kapan lagi dirinya membawa Orc ke E-Rantel.

Ainz tidak tahu, siapa orc ini sebenarnya. Meskipun dia telah memasukkan sejumlah besar
orc ke dalam dominasinya, alasan utamanya karena Ainz, sebagai seseorang dengan
kepekaan manusia, tidak dapat membedakan orc sama sekali.
(TLer: gimana mau bedain, mukannya kan mirip semua)

Untuk alasan yang sama, dia juga tidak bisa membedakan anggota ras lain. Sebagai
contoh, Zerns betina membedakan diri mereka dengan warna mereka. Berbicara tentang
zerns, dia tidak bisa tidak penasaran, bagaimana mereka 'melihatnya'? Bagaimanapun,
mereka semua terlihat hampir sama bagi Ainz.
(TLer: 'jenis kelamin')

Masalah ini berlaku untuk kebanyakan orang.

Sama sulitnya bagi seorang orc untuk membedakan antara dua manusia seperti halnya
bagi seorang manusia untuk membedakan antara dua orc.

Untuk alasan ini, mereka telah terjebak untuk mengenali manusia melalui fitur-fitur seperti
panjang rambut, warna pupil, dan lain-lain, tetapi beberapa insiden masih muncul dimana
barang-barang yang dipesan untuk orang tertentu dijual kepada seseorang yang terlihat
serupa, meskipun untuk seseorang seperti Ainz kedua orang tersebut terlihat benar-benar
berbeda.

Sorcerous Kingdom tidak memiliki masalah dengan ketertiban umum. Tingkat kriminalitas
untuk pelanggaran ringan rendah, tidak pernah terjadi tindak pidana berat. Namun ini,
bukan karena penegakan hukum yang ketat, melainkan ketakukan orang-orang seperti itu
kalau mayat mereka akan diubah menjadi undead untuk melayani kerajaan setelah
kematian mereka.

Karena alasan inilah kesalahpahaman diselesaikan dengan cepat dan tanpa banyak
keributan, penduduknya sangatlah legowo. Inilah sebabnya mengapa orc itu dengan tenang
mendiskusikan bisnis dengan pelanggan manusianya.
(TLer: kalimat pertama ada idiom 'mountains weren’t being made out of molehills', mungkin
yg mendekati ya legowo, 'tidak over-reactive', cmiiw)

“Guild Adventurer juga sudah mulai menerima demihumans sebagai petualang. Aku
percaya jika semua demihumans akan dapat mencapai potensi mereka di masa depan."

Ainz berkata pelan tanpa banyak berpikir, mendorong Pandora Actor untuk menjawab,

"Ainz-sama, persis seperti yang anda kira. Para demihumans itu, setelah menyaksikan
undead yang diciptakan Ainz-sama, pasti berpikir karier seorang prajurit biasa tidak lagi
layak. Mereka yang memiliki bakat di bidang seni, manufaktur, dan penelitian akan lebih
cenderung memanfaatkan bakat tersebut untuk potensi maksimal mereka.”

Sorcerous Kingdom masih mengikuti sistem, "rasmu cukup bagus dalam hal ini, jadi kau
mungkin harus mencari pekerjaan di bidang ini." Namun, ketika pengetahuan warga
tentang ras lain dan budaya masing-masing meningkat, mereka mungkin akan mulai
menginginkan berbagai profesi lain. Meskipun perubahan ini masih dalam fase awal,
keinginan untuk menentukan nasib diri sendiri pasti akan berkembang seiring waktu.
Dorongan utama untuk perubahan ini merupakan kenyataan bahwa semua pekerjaan
kasar saat ini ditangani oleh undead.

“Albedo tampaknya mengelola sektor kerajaan itu dengan baik. Bagaimanapun, sangat
penting bagi kita untuk menghentikan pengembangan kerajinan bermasalah itu.”

Ainz dan yang lainnya sudah berada di batas level mereka, maka dari itu diperlukan untuk
merencanakan melawan mereka yang lebih lemah dari mereka dan yang memiliki potensi
untuk menjadi lebih kuat.

Sebagai bagian dari rencana itu, mereka tidak bisa membiarkan penduduknya
mendapatkan keunggulan dalam suatu keahlian dibandingkan mereka sendiri. Lemah harus
tetaplah lemah.

Pada saat yang sama, mereka harus memastikan jika supremasi kerajaan mereka secara
keseluruhan dipertahankan dengan baik terhadap kerajaan-kerajaan tetangganya. Albedo
merupakan satu-satunya orang yang mungkin bisa mempertahankan keseimbangan rumit
ini.

{Untuk tujuan itu, kami sangat membutuhkan mata-mata yang bisa mendapatkan informasi
rahasia dari kerajaan tetangga... Untuk hal itu kami masihlah terlalu lemah.}

Untuk membuat pop monster yang Nazarick tidak akan secara otomatis merespawnnya
diperlukan dua bahan. Satu adalah data monster dan yang satunya lagi adalah sejumlah
koin emas dari Yggdrasil.

Meskipun perpustakaan Nazarick berisi data tentang berbagai jenis monster, disana tidak
memiliki data dari setiap jenis monster di Yggdrasil. Beberapa data monster juga terbatas
penggunaannya. Sebagai contoh, mereka sudah kehabisan persediaan data Hanzo dan
perpustakaan tidak berisi data apa pun untuk pembuatan Eight-Edge Assassins.

Biaya penciptaan monster tingkat tinggi membutuhkan banyak koin emas.

Jika itu masalahnya, bukankah monster yang lebih lemah sudah cukup? Meskipun dia
ingin mengatakannya seperti itu, sebenarnya menggunakan mereka berarti akan ada
peluang lebih besar bagi mereka untuk tertangkap setiap kali mereka mencoba menyusup
ke suatu tempat.

Di antara kerajaan-kerajaan di sekitarnya, tak masuk akal untuk berpikir bahwa mereka
merupakan satu-satunya yang mampu mempekerjakan monster. Akan lebih baik bagi
mereka untuk menggunakan monster tingkat tinggi yang lebih sulit untuk dideteksi orang
lain sementara kerajaan mereka masih berukuran sedang. Atau mungkin-
"Mata-mata manusia?"

Ainz secara tidak sengaja mengungkapkan pikirannya dengan kencang. Nabe, setelah
mendengarnya berbicara, berjalan lebih dekat di belakangnya untuk berkata,

"Ainz-sama. Omong-omong, bagaimana saat ini anda melatih mata-mata itu? Haruskah
saya memastikan babi betina itu tahu siapa tuan mereka yang sebenarnya*?”

Ainz menurunkan suaranya dan menjawab,

"... Nabe. Kau merupakan teman dari pahlawan Momon sekarang, jangan lupakan
posisimu.”

Lagipula, mereka berhasil karena Momon dan Nabe terikat ke kota ini karena khawatir
akan keselamatan penghuninya, dan itulah sebabnya mereka bekerja dengan Ainz Ooal
Gown.

Mungkin sudah cukup waktu berlalu sehingga tidak akan terlalu buruk jika sikap mereka
sedikit berubah sehingga sebagai gantinya mereka tinggal di kota karena menghormati
Sorcerer King. Bisa dikatakan akan lebih aman untuk membahas masalah ini sebelumnya
dengan Albedo dan yang lainnya untuk merumuskan naskah yang lebih baik sebelum
melakukan suatu tindakan. Sampai saat itu, yang terbaik adalah tidak memberikan saran
kepada Ainz secara langsung. Lebih baik membahas masalah-masalah ini di dalam
Nazarick dan menghindari topik-topik itu sepenuhnya saat berada di luar.

"-Saya minta maaf sebesar-besarnya."

"Kau telah dimaafkan," akan menjadi apa yang dia katakan, sampai dia memperhatikan
sekeliling mereka.

Banyak orang melihatnya penuh perhatian dengan ekspresi ketakutan, semoga mereka
tidak mendengar apa yang dikatakan Nabe. Pada akhirnya tidak mungkin baginya untuk
membunuh mereka semua karena curiga terhadap apa yang mungkin mereka dengar, jika
tidak akting yang dia bangun jika dirinya merupakan "undead unik yang mampu berbicara
dan berbeda dari jenisnya” akan lebih sulit untuk dipertahankan.

  Meskipun demikian, mengabaikan pertanyaan Nabe dan membuatnya memasang


ekspresi kecewa membuat Ainz merasa kasihan padanya.

Akan merepotkan jika dia pada akhirnya berhenti bertanya. Dengan mengingat hal itu, Ainz
menggumamkan jawabannya dalam volume yang tidak bisa dimengerti oleh orang-orang di
sekitar mereka,

"... Kita meminjamkan Hanzo. Tira saat ini bertugas melatih mereka, tetapi jika aku jujur,
mereka tidak lebih baik dari seorang Eight-Edge Assassin... hmmm, anggap saja itu
investasi untuk masa depan.”

Meskipun tidak mungkin mereka akan menerima pengembalian investasi yang sebanding
dengan emas dan waktu yang telah mereka investasikan ke dalam program ini, bukan
seolah-olah itu benar-benar mustahil. Hal yang sama berlaku untuk investasi mereka di
Runecraft ™ dan teknologi sihir lainnya.

Mereka benar-benar tidak mengetahui apakah upaya itu akan membuahkan hasil, karena
itu yang terbaik untuk saat ini membuat investasi mereka ke level terendah.

Ainz berhenti bicara.

Dan seperti itu, ketiganya terus melangkah menyusuri jalanan dalam diam.

Kadang-kadang mereka akan bertemu dengan tim patroli yang terdiri dari Death Knight,
PDeath Wizard, Death Warrior, Death Priest, dan Death Assassins. Meskipun mereka
berjalan di jalan yang sama, mereka mempertahankan formasi yang ketat dengan Death
Assassins siaga mengawasi di depan. Ini bukan karena bahaya yang terlihat dengan jelas,
melainkan lebih karena fakta bahwa mereka hanya mengikuti perintah asli mereka untuk
berpatroli dalam formasi.

Sesuatu yang perlu dicatat adalah meskipun Death Assassins buruk dalam
menyembunyikan diri mereka, mereka mengeluarkan damage yang tinggi berkat peluang
serangan kritikal yang tinggi. Jika musuh membiarkan pertahanan mereka turun karena
mereka percaya jika Death Assassin tidak menimbulkan ancaman bagi mereka, maka
mereka akan dapat memberikan sejumlah damage yang mengkhawatirkan. Inilah mengapa
Ainz tidak bisa membuat mereka menjadi mata-mata.

{Meskipun kita mengekspor undead, ekspor itu sebagian besar terdiri dari Skeleton yang
lemah ...}

Tentu saja, mereka memungut harga yang sangat berbeda untuk undead yang lebih lemah
dibandingkan dengan yang lebih kuat, karena itu produk yang paling populer masih yang
dirancang untuk tenaga kerja murah.

Akibatnya, jumlah undead di sekitar tingkat Death Knight yang mereka ekspor sangat
minim.

Akan sia-sia untuk tidak menggunakan batas hariannya [ Create Undead ], jadi Ainz
menguras kemampuan penggunaannya dalam sehari; sebagai hasilnya, jumlah undead
yang telah ia ciptakan telah menjadi gangguan baginya.

{Jika aku harus menurunkan biaya sewa mereka dan menaikkannya di masa depan, tidak
ada yang akan menyewa dari kami lagi. Ditambah lagi, secara langsung aku tidak ingin
memotong harga... Haruskah aku membuat sistem penghargaan? Empire menyewa cukup
banyak Death Cavaliers dari kami, maka kami mungkin harus secara langsung fokus
memasarkannya pada kerajaan-kerajaan sekitar... namun...}

Ainz melirik Pandora Actor, yang ada di sebelahnya.

{Agak canggung berjalan seperti ini dalam keheningan. Tapi, tidak banyak yang ingin aku
bicarakan dengannya.}

Jika seseorang memahami hubungan mereka tidak terlalu hebat, maka tidak akan ada
gunanya latihan ini.

"Ah- nona Nabe"

Berbicara dengan Pandora Actor akan sangat melelahkan, maka dari itu Ainz memilih
untuk berbicara dengan Nabe.

"Ya!"

{Tunggu, kau tidak harus menjawab dengan ketegasan seperti itu kan?} Ainz memikirkan
itu tetapi tidak repot-repot untuk mengatakannya dengan lantang. Tindakannya pada
dasarnya tidaklah aneh; Jika keseluruhannya dipertimbangkan, mereka pada dasarnya
merupakan bawahan Ainz.

“Umm, bagaimana aku harus mengatakan ini. Bagaimana panti asuhan Yuri? Sudahkah
kau mengunjunginya?”

"Tidak, saya belum ke sana."

Dan itu adalah akhir dari percakapan mereka.

Alasannya mungkin bukan karena dia memiliki hubungan yang buruk dengan Yuri, tetapi
hanya karena dirinya tidak tertarik dengan masalah itu kan? Tunggu sebentar-
{-Apakah seseorang akan benar-benar tidak tertarik pada tempat kerja seseorang yang
bisa dikatakan keluarganya? Tapi, respons itu juga seperti yang diharapkan dari Narberal.}

{Apakah dia akan bereaksi dengan cara yang sama jika pertanyaannya mengenai Shizu
atau tempat kerja Entoma?} Ainz mengangkat bahu ketika pikiran itu muncul.

"Haruskah kita mengunjunginya?"

Karena seluruh tanggung jawab untuk panti asuhan telah diberikan kepada Yuri, bahkan
Ainz tidak tahu keadaannya saat ini. Tentu saja, dia telah diberi detail rencana tentang hal
itu, tetapi tidak ada ingatan tentang hal itu yang tersisa di kepala Ainz yang kosong
melompong.

Seharusnya juga ada beberapa laporan terjadwal tentang keuangan panti asuhan, tetapi
karena Ainz mendelegasikan tanggung jawab itu kepada Albedo, dia hanya berpura-pura
membaca laporan itu.

--------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 7

Translator: Sai Kuze

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

 Meskipun dia menganjurkan untuk mencari seseorang yang berbakat melalui sektor
pendidikan, Sorcerous Kingdom belum menerapkan kebijakan pendidikan universal untuk
saat ini karena tidak realistis.

Jika tingkat pendidikan naik, maka berdampak juga pada kemajuan teknologi dan budaya,
tetapi juga bisa memperkuat kelemahan. Meskipun kebijakan mereka saat ini dapat
menyebabkan beberapa orang dengan bakat yang belum ditemukan untuk tetap menjadi
petani selama sisa hidup mereka, Pax Nazarica merupakan prioritas utama.
(TLer: Pax Nazarica plesetan dari Pax Netherlandica yaitu motto Belanda yang ingin
menguasai seluruh Hindia Belanda dan menjalankan sebagai satu kesatuan dengan negeri
Induk Kerajaan Hindia Belanda.)

 "Aku tidak berpikir itu ide yang buruk."

Setelah Pandora Actor menyetujuinya, ketiganya mulai berjalan ke arah lain yang dipimpin
oleh Narberal.

Dua menit telah berlalu sebelum Ainz menerima [ Message ].

"-Ainz-sama."

“-Entoma? Apa yang terjadi?"

Ainz berjalan sembari berbicara dan memiliki firasat buruk.

Dia tidak bisa mengingat kapan terakhir kali dirinya menerima [ Message ] seperti ini tahun
ini, ini pasti merupakan semacam keadaan darurat.

Tapi - Senyum tak kenal takut Ainz tidak pernah goyah.

Seluruh cobaan berat di Holy Kingdom begitu menyakitkan sehingga tidak ada yang lebih
buruk dibandingkan itu.
{Dibandingkan dengan neraka yang harus aku lalui dulu, tidak ada lagi yang lebih buruk di
dunia selain itu.}

Permintaan itu, seperti yang dia duga, yaitu memintanya segera kembali ke Nazarick.
Setelah menjawab jika dirinya akan melakukannya, Ainz juga menginstruksikan Narberal
untuk membawa sisa maid kembali ke Nazarick. Dia membuka [ Gate ] setelah
mengucapkan selamat tinggal kepada keduanya, lalu menyiratkan para Hanzo yang telah
menjaga mereka untuk segera pergi.

Saat itulah Ainz kembali ke Nazarick sendirian.

Setelah membubarkan Hanzo, dia mengambil Cincin Ainz Ooal Gown dari Solution, yang
menyambutnya pulang. Menggunakan cincin itu, dia berteleportasi ke lantai sepuluh dan
mulai berjalan menuju ruangan yang menjadi tujuannya.

Ruangan-ruangan penting atau istimewa di Nazarick semuanya telah ditandai sehingga


seseorang dapat berteleportasi langsung ke pintu ruangan tujuan dengan cincin itu. Ini tidak
berlaku untuk ruangan yang telah dianggap 'biasa', karena itu seseorang tak akan dapat
berteleportasi ke ruangan-ruangan tersebut.

Ini bisa dilihat sebagai satu-satunya kelemahan dari cincin yang memungkinkan
penggunanya untuk berteleportasi secara bebas di dalam Nazarick tetapi tidak mungkin lagi
bagi mereka untuk memodifikasi fungsinya. Jika mereka masih memiliki Yggdrasil creator
kits di sini itu mungkin saja, tetapi di penyimpanan Ainz maupun Nazarick sudah tak ada
lagi.

Albedo berdiri di depan pintu yang menjadi tujuan Ainz, menunggu kedatangannya. Ainz
tidak perlu mengetahui berapa lama dia telah menunggunya di sana, yang terpenting
baginya yaitu progress pekerjaan yang telah dirinya berikan padanya.

"-Kau sudah bekerja keras, terima kasih."

"Saya tidak layak menerima pujian anda!"

Ainz menghela nafas dalam pikirannya ketika dia menyaksikan Albedo menundukkan
kepalanya.

Meskipun dia mengatakan dirinya akan segera kembali, dia belum memberi tahu mereka
kapan dirinya kembali. Memikirkan dirinya yang menghabiskan waktu Albedo untuk
munuggu kepulangannya, membuat Ainz tidak tenang. Dia tidak bisa membiarkan
pemikiran itu terpatri di wajahnya.

Hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali sebelumnya. Meskipun dirinya sudah
memberitahu Albedo untuk tidak usah selalu menunggu kepulangannya, Albedo selalu
bersikeras, dan mengatakan itu hal yang wajar bagi seorang pelayan menyambut
kembalinya master mereka.

Bahkan, dia telah membicarakan hal ini dengan tidak hanya Floor Guardian, tetapi juga
Area Guardian dan bahkan para maid. Setiap kali dia membahasnya, respons mereka akan
sama dengan yang diberikan Albedo padanya saat ini. Para pelayan sangat antusias
dengan jawaban mereka, menunjukkan tingkat tekad yang bahkan bisa membuat
seseorang seperti Ainz meringkuk dan meminta maaf.

Jika ini merupakan konsensus umum maka Ainz, sebagai raja mereka, harus melupakan
pendapat pribadinya tentang masalah ini.
(TLer: konsensus umum = persetujuan bersama)

Albedo membuka pintu menuju ruangan dan mempersilahkan Ainz.

Ainz percaya dirinya bukan pria yang cukup luar biasa sehingga layak diperlakukan seperti
itu, dia memiliki cukup besar rasa bersalah karenanya, dia selalu mengenakan akting
bahwa semuanya sesuai dengan yang dia harapkan dan berjalan ke ruangan di depannya.

Shalltear.

Cocytus.

Aura dan Mare.

Dan Demiurge.

Floor Guardian sudah berkumpul di ruangan ini dan semua membungkuk ke arah takhta
yang entah bagaimana memancarkan kegelapan.

Di belakang tahta tergantung bendera Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown.

Sepertinya semua orang yang seharusnya ada di sini sudah ada di sini. Dalam kasus
seperti ini di mana semua tangan berada dihadapannya, mengikuti prosedur Ainz harus
menjadi yang terakhir tiba di sini. Kecuali itu untuk acara khusus, tidak ada yang akan
datang lebih lambat darinya.

Ainz mengamati para Guardian yang membungkuk di depannya.

Dahulu setiap Floor Guardian memiliki tugasnya masing-masing, tetapi baru-baru ini ruang
lingkup pekerjaan mereka meningkat dengan pesat.

Sistem transportasi udara terutama yang mengandalkan monster terbang (sebagian besar
naga) telah membangun jaringan transportasi antara Sorcerous Kingdom, Empire, Dwarven
Kingdom, dan daerah terpencil, yang dihuni demihumans di sebelah timur Holy Kingdom.
Seseorang yang ditugaskan untuk jaringan ini, Shalltear, saat ini memiliki tanggung jawab
untuk memanfaatkan keterampilannya secara bertahap membangun jaringan transportasi
darat.
Seseorang yang bertugas mengendalikan cuaca di wilayah ini dan membangun sebuah
makam bawah tanah di pinggiran E-Rantel, Mare, juga bekerja bersama dengan Guild
Adventure yang baru didirikan.

Seseorang yang bertanggung jawab memerintah, mengelola, dan melatih pasukan


Sorcerous Kingdom, yang sebagian besar terdiri dari undead tetapi juga mencakup
berbagai jenis demihumans dan sejumlah kecil manusia, yaitu Cocytus.

Seseorang yang dulunya hanya harus memerintahkan binatang sihirnya sendiri tetapi saat
ini harus mengelola departemen yang mengurus jejaring informasi yang mencakup seluruh
wilayah Sorcerous Kingdom yang semakin luas, yaitu Aura.

Seseorang yang mendirikan agen intelijen di lantai tujuh Nazarick, yaitu Demiurge.

Seperti itulah, tanggung jawab setiap Floor Guardian meningkat seiring waktu.

Itulah sebabnya ada rencana untuk mengalihkan sebagian dari tanggung jawab itu kepada
mereka yang sampai saat ini hanya mengurusi pertahanan internal Nazarick, Area
Guardian.

Tak perlu dikatakan, seseorang yang bertugas memeriksa progress semua orang,
menerima permintaan atau saran, dan menyetujui berbagai urusan Sorcerous Kingdom,
Guardian Overseer Albedo, merupakan yang paling sibuk dari mereka semua.

Kebenarannya adalah, tak ada yang sesenggang Ainz.

Pekerjaannya sehari-hari hanyalah sekadar berlatih untuk bertindak lebih seperti master
mereka, itu kenyataan yang sangat memalukan untuk diakui.

Jadi pada dasarnya, dia dipanggil untuk sesuatu yang orang-orang seperti mereka ini
membutuhkan kehadirannya untuk menangani pekerjaan penting.

Ainz berjalan dengan gagah melalui bagian tengah ruangan. Albedo menutup pintu di
belakang mereka dan mengikuti di belakangnya.

Dia duduk di satu-satunya kursi di ruangan itu. Albedo berlutut di depannya dan berkata,

"Ainz-sama. Floor Guardian dari setiap lantai telah tiba.”

{Apa maksudmu, mereka telah tiba? Mereka sudah ada di sini!} Tentu saja, Ainz tidak bisa
dan tidak harus mengatakannya dengan lantang.

“-umu. Kalian para Floor Guardian telah bekerja keras. Angkatlah kepala kalian.”

"Ya!"
Para guardian mengangkat kepala sembari memberikan jawaban yang mantap, mereka
menjawab dengan sempurna dan serempak.

Awalnya, Albedo merupakan seseorang yang meminta mereka mengangkat kepala, tetapi
Ainz memutuskan untuk mengakhiri itu. Meskipun bisa dibilang, atasan tidak seharusnya
berbicara dengan mudah kepada bawahan mereka, Ainz tidak ingin terlalu jauh dari
mereka.

Tatapan para guardian, yang memberikan kesetiaan mutlak mereka, semua jatuh pada
tubuh Ainz. Dahulu, Ainz tidak bisa menangani tatapan seperti ini, tetapi mentalnya mulai
bertumbuh seiring waktu dan sudah biasa menangani tatapan seperti ini.

{Tapi... kenapa? Apakah ini cuma perasaanku atau mereka memang terasa lebih loyal
daripada sebelumnya ...? Tidak ... ini pasti hanya perasaanku saja kan ...?}

Ainz, yang tidak bisa mengingat melakukan suatu hal yang bisa meningkatkan kesetiaan
mereka, menghindari tatapan penuh kesetiaan para guardian untuk secara acak memindai
ruangan tempat dirinya berada. Ini bukan karena dirinya tidak bisa menangani tatapan
mereka, tetapi dia melakukan itu secara tak sengaja.

Di kedua sisi ruangan ada pintu-pintu yang tidak sama dengan yang baru saja mereka
lewati, pintu-pintu yang terlihat aneh mengingat ukuran ruangan yang relatif kecil. Ruangan
itu hanya didekorasi sedemikian indah sehingga memancarkan aura keagungan.
(TLer: Dinding ruang tahta di Nazarick jendelannya bentuknya kek pintu)

Itu ditetapkan untuk menjadi ruang audiensi di dalam Nazarick. Ada satu lagi yang didirikan
di E-Rantel.

Ruang singgasana Nazarick sangat indah, tetapi terlalu luas dan akan terasa kosong jika
tidak ada cukup banyak orang yang berkumpul di dalamnya. Dia bisa mengumpulkan cukup
banyak orang jika dia mau, tetapi mempertimbangkan masalah seperti adanya Wolrd Item,
sesuatu yang berada di antara aset terkuat Nazarick dan karena itu tidak bisa dilihat oleh
orang lain, sebuah ruang audiens telah dibuat.

Segala sesuatu di Nazarick dibuat oleh anggota guildnya dahulu kala, kecuali ruang
audiensi ini. Di bawah perintah Ainz, para Floor Guardian telah menaruh pertimbangan
besar (meskipun tidak banyak pertimbangan yang diperlukan) untuk merapikan ruangan
kosong menjadi tempat seperti ini.

Itu membuat Ainz cukup senang.

NPC, dibuat oleh anggota guildnya, telah berkembang lebih dari sekadar NPC. Seolah-
olah mereka telah menjadi player.
{Akan selalu ada hari ketika anak ayam akan meninggalkan sarangnya untuk mencari
makan sendiri, yah.}

Ainz tersenyum dalam benaknya.

Setiap dari mereka telah membuatnya bangga.

Suzuki Satoru tidak memiliki anak dan tidak banyak anggota guild lainnya yang
memilikinya juga. Dia tidak yakin, tapi mungkin seperti ini rasanya menjadi seorang ayah.
Bagaimanapun, ini bukan seperti rasanya menjadi seorang ibu, mungkin.

Dia membenamkan dirinya dalam pemikirannya sendiri sebentar. Namun, tidak ada yang
akan berbicara sampai dia berbicara, jadi dia terpaksa melakukannya meskipun tidak
menjadi pembawa acara atau yang serupa.

"Jadi, Albedo. Ceritakan alasan mengapa semua orang berkumpul di sini. Ini sesuatu yang
penting bagi Nazarick, atau lebih tepatnya, bagi Sorcerous Kingdom kan?”

"Ya. Sederhananya, gandum kita yang diangkut melalui Kingdom menuju Holy Kingdom
dijarah empat hari yang lalu.”

"Oh ... dan siapa yang melakukan itu?"

"Seorang bangsawan Kingdom."

Cahaya di mata Ainz menyala sesaat. Albedo menjadi ragu. Biasanya, dia akan
melaporkan nama, kekuatan militer, dan tujuan bangsawan secara langsung. {Ada apa
nih?} Ainz memikirkannya saat dia melanjutkan pertanyaannya,

"Apakah pedagang Eight Fingers yang bertanggung jawab atas transportasi tidak memiliki
tentara yang menjaga karavan? Lagipula, sesuai aturan bendera kita seharusnya
dikibarkan kan? Ini menyiratkan Kingdom telah memilih untuk memulai perang dengan
kita?”

Ketika dia memikirkannya, menilai dari tindakan Kingdom, yang berusaha menghindari
perang, namun saat ini tampaknya itu penilaian yang salah. Atau, apakah insiden itu sendiri
semacam strategi? Ainz memperhatikan kemungkinan lain saat pikirannya sedang
menganalisa.

"Mungkinkah Eight Fingers telah mengkhianati kita?"


"Tidak, yah ..."

Albedo menundukkan kepalanya saat dia bergumam, dia kemudian melirik Ainz seolah-
olah dia mencoba untuk mengintip.

Ainz berpikir bahwa sikap Albedo saat ini cukup langka. Sebaliknya, ini mungkin pertama
kalinya dia menunjukkan perilaku semacam ini. Dia bertingkah seperti seorang gadis kecil
yang takut dimarahi, jelas tidak seperti sang Overseer layaknya dirinya sebelumnya.

"Ada apa, Albedo? Apakah ada masalah?"

Ainz dengan hati-hati menjaga aktingnya yang bermartabat dan merasa punggungnya
basah oleh keringat. Ainz, tentu saja, tidak bisa berkeringat.

Apakah itu karena kesalahan yang dibuat Ainz? Jika itu masalahnya maka respons Albedo
akan masuk akal.

Dia bertingkah seperti karyawan yang harus menunjukkan kesalahan bosnya yang
membuat semuanya kacau.

{Seorang bangsawan Kingdom? Aku tidak mengetahuinya ... Apakah aku melakukan
sesuatu? Aku tidak melakukan sesuatu yang konyol dalam beberapa bulan terakhir kan?
Tidak, tidak pernah kan?}

Ketika Ainz, yang bahkan tidak bisa mengingat dokumen yang dia cap beberapa minggu
yang lalu, memikirkannya, rasanya semakin seperti itu adalah kesalahannya sendiri.
Kecemasannya tumbuh sejalan dengan pemikirannya.

{Tidak, tunggu! Aku mendapatkannya! Aku mendapatkannya! Tidakkah aku sudah


memberitahu apa yang ku lakukan di Holy Kingdom pada Albedo dan Demiurge? Dan aku
sudah memberitahu pada yang lainnya hal yang sama setelah kepulanganku. Ya, aku
melakukan kesalahan dengan sengaja! Diriku yang dulu, kau hebat! Tunggu, inilah
saatnya... untuk menggunakan alasan itu!}

Ainz selalu berpikir jika gelar penguasa mutlak terlalu besar untuk dirinya tanggung. Sudah
waktunya baginya untuk melepasnya.

Dia menunjukkan senyum ramah di wajahnya.

"Jangan mengkhawatirkannya, Albedo. Beritahu aku tentang itu."


"Ya ... Ainz-sama. Tentunya anda pasti mengingat rencana kita menggunakan seorang
bangsawan bodoh untuk tujuan mendapatkan kendali atas Kingdom..."

{Hmm?} Ainz mengajukan pertanyaan di benaknya. Apa yang Albedo katakan bukanlah
apa yang dia harapkan, tetapi pada titik ini Ainz tahu harus berkata apa.

"Si bodoh itu ada hubungannya dengan ini?"

Albedo mengangguk, “Ya. Si bodoh itu yang menyebabkan kejadian ini. Ainz-sama
mungkin sudah menyadarinya saat ini, kemungkinan ini bisa menjadi strategi penguasa
Kingdom."

{Lebih banyak kesalahpahaman ya?} "Hmph ..." Ainz mulai berpikir. Dia tidak bisa melihat
aspek yang lebih dalam dari strategi semacam itu, tetapi mungkin bermanfaat bagi
Kingdom untuk menghukum seorang bangsawan yang terkait dengan Nazarick. Dengan
begitu, mereka bisa membersihkan hama dari pihak mereka.

"Aku mengerti ... tapi apakah kesalahannya benar-benar terletak pada orang bodoh itu? Ini
bukanlah strategi Kingdom kan? ... Tunggu, Albedo pasti sudah menyelidikinya. Maaf untuk
pertanyaan yang tidak perlu."

"Tidak, pertanyaan-pertanyaan itu wajar untuk anda tanyakan, Ainz-sama. Untuk itu, kami
telah menyiapkan seorang saksi. Shalltear."

"Dimengerti."

Shalltear membungkuk, berdiri, dan kemudian pergi melalui pintu kiri.

Tepat setelah itu, seorang wanita yang dipegang di kedua sisinya oleh Death Knight
kembali dengan Shalltear.

Dia sangat kurus hingga tulangnya terlihat ranting yang sudah rapuh. Dia juga memiliki
kantung mata besar di bawah matanya, tidak memakai make-up, dan rambutnya
berantakan.

Noda air mata bisa terlihat di sekitar mata merahnya, yang mengucur tak terkendali seperti
makhluk kecil yang ketakutan.

Ainz ingat pernah melihat orang ini di suatu tempat, tetapi dia tidak bisa mengingat detail
penting seperti nama dan posisinya.
Saat dia mencoba yang terbaik untuk mencari melalui ingatannya, para Death Knight
melepaskannya.

Wanita itu berlutut dalam satu gerakan halus. Itu sempurna, seseorang bahkan dapat
mengatakannya jika gerakannya indah.

Gerakan itu hanya bisa dilakukan setelah menjalani banyak latihan. Ainz bahkan merasa
sedikit menghormatinya karena itu.

"Yang, Yang Mulia..." suaranya gemetar. Dia berhenti sejenak, lalu mengatakannya lagi,
"Yang Mulia."

Ruangan itu menjadi sunyi. Menyadari ini merupakan gilirannya untuk berbicara, Ainz
berkata dengan suara yang dalam, "-Wanita, aku mengizinkanmu untuk mengucapkan
namamu."

"Ah! Hilma Cygnaeus, Yang Mulia!"

Ingatannya yang terbangun, kembali menyebar seperti tanaman merambat. Dia adalah
salah satu pemimpin Eight Fingers, sindikat kriminal Kingdom.

"Ah, ah."

Tidak diketahui bagaimana dia memahami suara yang dibuat Ainz tanpa sadar. Hilma,
yang tidak pernah mengangkat kepalanya sekalipun, berteriak ketika keningnya
bergesekan dengan lantai.

"Saya, saya tidak mengetahuinya! Tidak terpikirkan! Saya sama sekali tidak punya niat
untuk tidak mematuhi anda! Perampokan gandum itu tidak ada hubungannya dengan
saya!"

Ainz melihat sekilas ke punggung Albedo.

Akan sangat mudah untuk menentukan apakah wanita itu berbohong, maka Albedo pasti
sudah melakukannya. Jadi mengapa dia tidak melaporkan hasilnya secara langsung pada
Ainz?

Ainz tidak mengetahui apa yang dipikirkan Albedo, tetapi itu jelas bukan tentang
menusuknya dari belakang. Sebenarnya, mungkin sebaliknya. Ada beberapa
kesalahpahaman yang tidak diketahui yang ditimbulkan dari dirinya yang mempercayai Ainz
terlalu tinggi. Tidak pantas untuk bertanya padanya tentang hal itu secara langsung.

{Aku masuk ke dalam situasi ini karena aku berulang kali bersikap sok seperti ini kan?
Albedo tidak akan mengerti jika ini terus berlanjut. Haruskah aku bertanya dan melihat apa
yang terjadi? Pasti tidak apa-apa jika Albedo merupakan satu-satunya yang ada di sini,
tetapi yang lain juga ada di sini...} Ainz memandang Aura dan Mare. {Hm, lain kali kurasa.}

“-Umu. Pertama-tama, izinkan aku mengkonfirmasi jika Cygnaeus mengatakan yang


sebenarnya. [ Dominate ]."

Setelah mantra dilemparkan, Ainz bertanya kepada Cygnaeus:

"Apakah kau memainkan peran untuk menggerakan bangsawan itu merampok karavan
gandum kita?"

"Tidak sama sekali!"

Seorang yang terdominasi tidak bisa berbohong kepada dominator mereka, yang berarti
Cygnaeus tidak memiliki koneksi langsung dengan insiden itu. Meskipun koneksi tidak
langsung masih memungkinkan, itu tidak akan membuat masalah ini menjadi tanggung
jawabnya. Hipotetis jika dia berbohong dengan cara memanipulasi ingatannya sepertinya
tidaklah mungkin.

"-Apakah kau memiliki kepribadian ganda seperti yang dirumorkan?"

"Tidak!"

"Umu ... kalau begitu, apakah kau ingin menentang kami?"

"Tidak sama sekali! Saya tidak punya niat sedikit pun untuk melakukannya! Benar-benar
tidak!"

Dia membantah dengan nada terberatnya. Menjadi saksi untuk ini, Ainz membebaskannya
dari [ Dominate ] nya.

"Jika kita menghukumnya berdasarkan kejahatan yang tidak dia lakukan, itu sangatlah
keterlaluan. Cygnaeus, tidak bersalah. Itu keputusanku."

Cygnaeus mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Ainz dengan gairah bersinar di
matanya, ke titik di mana Ainz merasa itu menakutkan.

"Tapi, Ainz-sama. Tidakkah kesalahan bawahan menjadi tanggung jawab atasan mereka?
Si bodoh itu merupakan tanggung jawabnya."

Albedo benar.

“Anda, anda benar sekali! Tetapi dia mengambil tindakan itu secara acak dan atas
kemauannya sendiri! Saya telah menginstruksikannya beberapa kali! "Hubungi diriku
sebelum kau melakukan sesuatu!" Saya bahkan telah menunjuk seorang bawahan untuk
mengawasinya karena alasan seperti itu!”

Albedo tidak keberatan dengan penjelasannya. Jadi itu yang sebenarnya. Dia telah
melakukan tugasnya dengan maksimal, maka akan terlalu kejam untuk membiarkannya
memikul tanggung jawab penuh atas insiden ini.

[ Albedo ], yang mengelola departemen SDM, telah merekrut [ orang bodoh ], yang
memberikan masalah besar pada [ Cygnaeus ]. Meskipun jelas bahwa ada masalah dalam
departemen itu, Ainz juga memahami kecenderungan untuk menyalahkan ini pada SDM.

[ Ainz ], pegawai yang gaji, memikirkan masalah ini dari sudut pandang Cygnaeus.

Jika dia menyerahkan masalah ini pada Albedo dan yang lainnya, mereka pasti akan
memberikan hukuman yang berat padanya. Kemudian-

“- kesalahan bawahan adalah tanggung jawab atasan mereka. Aku setuju dengan
pernyataan itu."

Ainz menyaksikan kecerahan mengering dari wajah Hilma dan melanjutkan,

"Tetapi, ada sebuah pepatah seorang pemimpin harus memikul kesalahan bawahan
mereka, itu bukan berarti seorang bawahan bisa mengalihkan kesalahannya pada atasan
mereka. Adapun bagaimana cara menyikapi pernyataan itu. Albedo, izinkan aku
mengajukan pertanyaan. Cygnaeus bertanggung jawab atas si bodoh itu, tetapi siapa yang
memimpin Cygnaeus?”

"Itu- itu tanggung jawab saya."

"Umu. Aku adalah mastermu, jadi pada akhirnya tanggung jawab atas kejadian ini jatuh
pada diriku kan?”
"K-Kami tidak akan berani! Ini sama sekali bukan kesalahan Ainz-sama!”

Albedo menolak pernyataannya dengan ekspresi panik yang tidak biasa.

Cygnaeus, yang ekspresinya sudah layu mengetahui nasibnya sendiri, saat ini menatap
Ainz dengan mata berbinar seperti sebelumnya. Wajahnya hampir berubah.

“Meskipun pekerjaan Cygnaeus mungkin cacat, dia telah melakukan sesuai dengan
harapan perusahaannya. Untuk itu, dia telah dimaafkan. Keselahan pertama terjadi, itu
karena semua orang membuat kesalahan. Kali kedua merupakan hasil dari kecerobohan.
Ketiga kalinya seharusnya bisa dihindari. Kali keempat merupakan sesuatu yang
menunjukkan ketidakmampuan seseorang - Cygnaeus."

"Ya!!"

Cygnaeus menundukkan kepalanya sedemikian rupa sehingga benturannya dengan lantai


dapat terdengar. Itu terlihat menyakitkan bahkan dari sudut pandang orang lain.

“Untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi, bekerja lebih keraslah pada langkah-langkah
pencegahannya. Siapkan satu set seluruh rencana yang dapat kau pikirkan, serahkan pada
Albedo, dan tunggu persetujuannya. Itu akan menjadi hukumanmu."

"Ya!!"

Cygnaeus menggosokkan kepalanya ke lantai, seolah-olah dia mencoba untuk


menempelkan kepalanya lebih dalam.
{Huwah.. terlalu berlebihan.} Ainz berpikir seperti itu ketika dia berbalik untuk melihat ke
arah guardian.

“Itu keputusanku - apakah kalian keberatan? Aku tidak akan marah, kalian bebas
mengutarakan pendapat."

Sepertinya tidak ada yang keberatan. Tetap saja, masing-masing dari mereka akan
mengatakan sesuatu seperti 'Keputusan Ainz-sama selalu benar'. Bahkan jika mereka
memiliki pendapat yang berbeda, kemungkinan besar mereka tidak akan menyuarakan
pendapat itu. Bagaimanapun, lebih baik untuk mengkonfirmasinya daripada tidak.

"-Albedo."

"Tidak ada keberatan."

"-Demiurge."

"Saya setuju dengan Albedo."

"-Aura."

"Tidak ada."

"-Mare."

"Ah! Y-ya. Saya tidak keberatan.”

"-Cocytus."

"Tidak. Keberatan."

 "-Shalltear"

"Tidak ada."

Apakah mereka benar-benar baik-baik saja dengan itu atau mereka terlalu takut untuk
mengatakannya? Ainz tidak yakin, tetapi dirinya setidaknya menerima persetujuan mereka.

Ainz dengan paksa menganggukkan kepalanya dan membuat keputusannya final.

"...Bagus. Sekarang. Cygnaeus. Persiapkan rencana itu dalam beberapa hari, ya itu dia...
siapkan dalam dua hari."

Cygnaeus dengan suara lantang mengangkat kepalanya ke atas.

"Akan saya laksanakan!! Saya berterimakasih atas penilaian belas kasih rajaku !! Saya
berterima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam !! Oh Sorcerer King-heika !! Tolong
izinkan saya, Hilma Cygnaeus, untuk terus melayani anda dengan loyal mulai saat ini !!”

"Begitukah…?"
Hasrat Cygnaeus yang nyaris memuakkan mengingatkannya pada seorang gadis yang
pernah dia temui di masa lalu dengan mata yang tampak menakutkan.
(TLer: Neia)

"Aku menantikan kesetianmu. Lalu, Shalltear, tolong antar kembali Cygnaeus."

"Dimengerti."

Shalltear membawa Hilma ketika dia mengaktifkan fungsi cincinnya, tujuan teleportasi
mereka adalah permukaan. Setelah itu dia seharusnya menggunakan [ Gate ] jadi tidak
terlalu lama. Dengan mengingat hal itu, mereka menunggu di sana untuknya. Tidak terlalu
lama setelah itu, Shalltear kembali sendirian seperti yang Ainz harapkan.

"Lalu sekarang- itu bukan satu-satunya alasan aku dipanggil kemari kan?"

Jika itu adalah satu-satunya alasannya, dia akan berterima kasih kepada bintang
keberuntungannya, tetapi harpaan itu hancur oleh Albedo.

"Ya, tepat seperti yang anda duga."

Ainz memandang Albedo seolah dia menaruh dendam padanya. Dia akan menyukainnya
jika Albedo setidaknya memberiakan dirinya mempertahankan harapan itu untuk beberapa
saat lagi.

“Umm, apa ada yang salah? Mungkinkah itu..."

“Tidak, tidak ada yang salah. Lalu sekarang, bagaimana kalau kau memberitahuku tujuan
sebenarnya dirimu memanggilku - mengumpulkan setiap Floor Guardian di sini?"

Albedo dan Demiurge bertukar pandang saat ditanya.

"Pertama-tama hal yang harus diperhatikan, untuk tujuan apa badut itu melakukan
tindakannya? Apakah seseorang memanipulasi dirinya sebagai bagian dari strategi
mereka? Itu tentu saja mungkin. Bergantung pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu,
'kita mungkin harus merevisi rencana kita melawan Kingdom'. Untuk itu kami hanya perlu
mengetahui apa yang dipikirkan Ainz-sama tentang masalah ini, ini akan membuang-buang
waktu rajaku jika kami menyerahkan masalah seperti ini untuk anda tangani sendirian.”
"Umu ... Sampai saat ini strategi kita melawan Kingdom adalah 'Gula dan Cambuk' kan?
Sudahkah kau menjelaskan konsep itu kepada Aura, Mare, Cocytus, dan Shalltear
sebelumnya?”

"Demiurge dan saya sedang dalam proses melakukannya, tetapi kami belum menjelaskan
detail spesifik dari rencana itu."

"Begitukah? Lalu Albedo, tolong bagikan informasi itu dengan semua orang. Setiap saran
atau pendapat dari kalian semua dapat membantu."

"Dimengerti."

Albedo memulai penjelasannya kepada mereka berempat.

Strategi Gula dan Cambuk (istilah ini dipopulerkan setelah diciptakan oleh Ainz)
dipersiapkan untuk pengambilalihan Kingdom pada dasarnya merupakan rencana untuk
mengacaukan Kingdom dari dalam ke titik di mana sebagian warga Kingdom akan secara
aktif berharap untuk dibantu pihak luar yaitu Sorcerous Kingdom.

Apakah itu karena Demiurge juga terlibat dalam proses perencanaannya? Rencana itu
mulai terdengar semakin seperti apa yang telah mereka lakukan di Holy Kingdom. Itu
adalah strategi yang bergantung pada konflik internal dan dengan demikian sejatinya akan
menyebabkan hilangnya banyak nyawa. Preferensinya untuk konflik internal daripada
menyerang secara fisik suatu kerajaan mungkin karena dia waspada terhadap musuhnya.
Jika Cocytus atau Shalltear bertanggung jawab atas perencanaan itu, mereka mungkin
akan lebih memilih metode langsung seperti melakukan invasi.

Tetapi ternyata rencana itu telah dirumuskan oleh seseorang di dalam Kingdom dan
Albedo dan Demiurge hanya membuat sedikit modifikasi di atasnya.

Kebodohan seorang bangsawan merupakan elemen terpenting dari strategi ini.

Maksudnya adalah memulai sebuah revolusi. Sehubungan dengan konflik internal yang
diprakarsai oleh kekurangan gandum mereka, Kingdom kemudian akan dipaksa untuk
meminta bantuan dari Sorcerous Kingdom. Itu bukan satu-satunya metode yang efeknya
diinginkan untuk dicapai, mereka hanya harus membuat alasan bagi Sorcerous Kingdom
untuk campur tangan dalam urusan Kingdom.

Ini berarti untuk Ainz, semuanya masih berjalan sesuai rencana. Insiden yang disebabkan
oleh si bodoh itu lebih dari cukup sebagai pembenaran bagi Sorcerous Kingdom untuk
melibatkan diri.

Namun, kelihatannya Albedo dan Demiurge agak khawatir dengan situasi mereka saat ini.
Pasti ada sesuatu yang Ainz tidak ketahui.

“Lalu, Albedo. Aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan mendasar ... Apakah kita
benar-benar memiliki bukti bangsawan itu terlibat dalam kejadian ini? Apakah kita punya
bukti ini merupakan strategi Kingdom? Aku ingat sesuatu ... tentang jadwal pertemuan
Albedo dengan bangsawan yang terikat pada kita?"

Albedo telah mengeluh kepada Ainz berkali-kali mengenai 'harus mengirim surat kepada
bangsawan yang tidak menyenangkan itu', 'manusia rendahan ...', atau hal yang serupa.
Dia juga meminta Ainz meninjau surat-surat itu sehingga dirinya harus membacanya
beberapa kali.

Jika itu dokumen sederhana, Ainz masih akan mengetahui sedikit tentangnya, tetapi dia
tidak percaya pada kemampuannya untuk mengoreksi atau mengedit. Dia mencoba
menghindari keharusan melakukan itu tetapi Albedo memohon dengan sungguh-sungguh,
karena itu dia terpaksa melakukannya.

Ngomong-ngomong, meskipun banyak waktu telah berlalu sejak dirinya datang ke dunia
ini, Ainz masih belum mempelajari membaca bahasa dunia ini.

Hal terbaik yang bisa dia lakukan merupakan menulis nama-nama dan Momon-nya serta
mengenali angka. Dibandingkan dengan Albedo, Demiurge, dan- Pandora Actor- yang
mengerti bahasa beberapa kerajaan, mudah dilihat jika kapasitas otak mereka berbeda
dengan miliknya. Karena alasan inilah Ainz harus bergantung pada magic item untuk
memahami seluruh kalimat.

Jika boleh jujur, dia tidak mengoreksi surat-surat itu sama sekali dan hanya
mengembalikannya kepada Albedo.

“Aku juga telah melihat surat-surat yang dikirim bangsawan sebagai balasan dan terus
terang sepertinya dia benar-benar terpesona olehmu. Aku tidak berpikir dirinya akan berdiri
menentang Sorcerous Kingdom.”

Dia pernah mendengar pepatah pengkhianatan dari orang yang dicintainya dapat membuat
seseorang memiliki kebencian yang tidak rasional. Seperti mencari tahu seiyuu imut yang
disukai pacarmu. Ketika pemikiran ini muncul di benaknya, Ainz bisa melihat bayangan
temannya sedang menangis dengan penuh air mata di tempat Shalltear.

Dia juga bisa melihatnya di tempat Aura dan Mare, kakak perempuannya
menertawakannya.

"Ya, kami telah melakukan penyelidikan terperinci terhadap masalah ini, dengan asumsi
jika pria itu merupakan satu-satunya dalang perampokan gandum. Tetapi ... kemungkinan
dia juga sedang dikendalikan, atau dicuci otak menggunakan suatau metode bukanlah tidak
ada ... satu-satunya hal yang bisa kita pastikan dirinya telah melakukan kejahatan."

“Mungkin ini merupakan strategi dari seseorang yang bahkan memiliki kecerdasan lebih
tinggi dari kita. Jika itu masalahnya, maka ada kemungkinan mereka entah bagaimana
mengambil keuntungan dari tindakannya..."

Albedo memiliki ekspresi bermasalah dan begitu pula Demiurge. Apa yang Ainz sulit
percayai adalah kemungkinan seseorang yang bisa menyaingi kecerdasan keduanya akan
muncul begitu saja. Atau sebaiknya-

"Mungkin bangsawan itu melakukan apa yang dia lakukan tanpa memikirkannya?"

Jika itu masalahnya, maka itu akan lebih masuk akal bagi Ainz.

"Ainz-sama, saya tidak percaya kemungkinan seperti itu terjadi..."

Albedo berkata dengan nada seolah-olah dia meminta maaf. Ini merupakan pertama
kalinya dia menunjukkan sikap seperti itu dan Ainz mau tidak mau merasa segar dari
perilaku baru semacam ini.

"Tidak, tunggu sebentar, Albedo. Kita hanya mempertimbangkan kenyataan dengan


asumsi lawan kita jenius, tetapi Ainz-sama juga, selain mempertimbangankan kita sendiri,
telah mempertimbangkan kemungkinan mereka hanyalah orang bodoh. Selalu ada
kemungkinan itu bisa saja terjadi kan? Tidak, bukankah penjelasan itu yang paling masuk
akal?"

"T-tapi ... untuk menjadi sebodoh itu ... apakah itu benar-benar mungkin ...? Tetapi Ainz-
sama..."

"Jika Ainz-sama mengatakannya begitu, bukankah itu suatu kebenaran? Albedo."

"K-Kurasa begitu, saya juga berpikir seperti itu..."

Untuk beberapa alasan Aura dan Mare telah mendukung argumen Demiurge, membuat
Ainz terdiam tak bisa mengeluarkan komentarnya.

"Jika itu masalahnya-"

Albedo dan Demiurge mengerutkan alis mereka dan mulai berdebat.

"Tunggu sebentar. Mari kita dengarkan pendapat Floor Guardian lain tentang rencana ini.
Mereka pasti memiliki banyak pertanyaan, jadi mari kita luangkan waktu sejenak. Kalian
yang memiliki pertanyaan bisa mengangkat tangan dan Albedo atau Demiurge akan
menjawabnya.”

{Tolong jangan langsung bertanya padaku.} Ainz sudah memasang bendera putih di
benaknya.

"Umm, saya punya pertanyaan," kata Aura sembari mengangkat tangannya, "mengapa
dari awal kita tidak langsung saja menarik sebanyak mungkin kaum bangsawan? Jika kita
melakukan itu, kita bisa membunuh bangsawan yang menyusahkan itu dan melanjutkan
operasi seperti yang kita rencanakan kan?”

Yang menjawab pertanyaan ini adalah Demiurge.

“Kami telah mempertimbangkan itu selama fase perencanaan, tetapi akhirnya memilih
untuk meninggalkan ide tersebut. 'Mungkin merupakan ide yang bagus jika kita bisa
menarik bangsawan yang luar biasa, tetapi mereka tidak dikenal karena kecerdasannya
kan? Dengan mengingat hal itu, semakin banyak orang yang kita tarik kepihak kita,
semakin besar kemungkinan kebocoran informasi yang tidak terduga terjadi'. Itu sebabnya
kami memutuskan untuk fokus pada seorang individu dan meminta mereka membentuk dan
mengelola faksi baru."

Semuanya terjadi seperti ini karena mereka tidak mengira orang itu akan menjadi wildcard.

Selanjutnya yang mengangkat tangan adalah Cocytus.

"Tidakkah. Kita. Bisa. Memanfaatkan. Bangsawan. Yang. Luar. Biasa?"

“Bukannya kita tidak bisa. Sebenarnya, kami sudah merekrut seseorang seperti itu ... tetapi
anak nakal yang manja lebih mudah dipengaruhi. Kami telah mempertimbangkan
kenyataan jika kami ingin menyisihkan para bangsawan yang setidaknya mampu, itulah
sebabnya kami memilih pihak yang dapat dibuang dari kaum bangsawan. 'Tidakkah kau
mempercayai sangatlah penting bagi kita untuk membersihkan beberapa orang tolol agar
suatu kerajaan menjadi layak diperintah oleh Ainz-sama?' Itu sebabnya kami membentuk
faksi yang dipenuhi orang-orang yang tidak kompeten dengan berbagai sifat. Sebagai
metafora, anggap itu sebagai persiapan untuk membuang sampah sehingga kau hanya
harus menempatkan sampah di dalam tempat sampah terlebih dahulu. Tentu saja, kami
telah menerima informasi tentang orang-orang berbakat di Kingdom, tetapi kami juga ingin
mengumpulkan informasi sendiri langsung dari sumbernya.”

"Karena Sorcerous Kingdom tidak membutuhkan bangsawan selain beberapa dari mereka
yang berbakat atau pekerja keras."
Sai Kuze note:
Disitu ada tanda (') kutip per kalimat, pembedanya kami dan kita, kalo 'kami' menunjukkan
si Demiurge ngomong ama Albedo atau merujuk ke mereka berdua, dan 'kita' berarti
keseluruhan yang ada diruang audiensi, CMIIW.
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 8

Translator: Sai Kuze

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga

  "Aku mempunyai pertanyaan," Shaltear berkata sembari mengangkat tangannya, "Aku


kurang yakin aku mengerti-arinsu. Bahkan jika si bangsawan itu dimanipulasi untuk
melakukan apa yang mereka mau, bukankah tindakannya merupakan perlawanan terhadap
Sorcerous Kingdom? Jika demikian, bukankah seharusnya Sorcerous Kingdom
menggunakannya sebagai casus belli untuk menyerang Kingdom-arinsu? Jika itu benar-
benar jebakan yang dibuat oleh seseorang, tidak bisakah kita menghancurkannya?”

"Itu benar, kita seharusnya melakukannya terutama jika tidak ada dalang dibalik ini ... tetapi
... hmm." 

Albedo melirik Demiurge, mengisyaratkannya untuk menjawab, "itu benar." Demiurge lalu
mengalihkan pandangannya ke arah Ainz sebelum melihat ke arah para guardian.

“Sangat sulit untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam menghadapi situasi ini.
Meskipun saat ini setelah kita diberkahi wawasan luas Ainz-sama, kita sudah memahami
bangsawan itu telah melakukan tindakan ini tanpa banyak memikirkannya. Jika kita dengan
ringan menghukumnya karena pelanggaran ini, Sorcerous Kingdom akan dipandang
rendah oleh kerajaan-kerajaan lain. Maka, apa yang kalian inginkan ialah hukuman yang
cocok untuk seseorang yang menyerang karavan yang mengibarkan bendera Sorcerous
Kingdom - sesuatu yang pada dasarnya menandakan Ainz-sama sendiri - dan telah
menodai citra publik Ainz-sama?"

"Kita harus membunuhnya."

"Ya, aku pikir onee-chan benar."

"Tepat sekali. Begitulah seharusnya. Lalu, sekarang aku harus bertanya kepada kalian
semua. Apakah kita membiarkan tindakan seperti itu begitu saja setelah kita berurusan
dengan penjahat itu sendiri? "

"Itu. Tidak. Akan. Terjadi. Tuannya. Juga. Harus. Bertanggung. Jawab. Untuk. Kejahatan.
Ini."

Cocytus mengangguk dalam diam.

Ainz tidak pernah lebih terkejut lebih dari sebelumnya saat ini.

Meskipun mengejutkannya para guardian akan memiliki reaksi yang berlebihan, itu tidak
terlalu luar biasa mengingat kepribadian mereka. Apa yang mengejutkan Ainz adalah
bagaimana mereka menerima apa yang dirinya ucapkan mengenai bangsawan itu dijadikan
sebuah kebenaran.

Sejujurnya, itu cukup menakutkan.

“Itu benar, aku juga setuju dengan pertimbangan Shalltear. Mengenai mahluk-mahluk
bodoh yang merendahkan Ainz-sama, aku katakan kita perlu memberikan hukuman yang
sesuai untuk seluruh Kingdom! Tetapi, sebelum itu... "

"Ainz-sama pernah berkata 'memerintah kerajaan yang hancur akan berdampak buruk bagi
reputasi kita.' Aku juga pernah mendengar Ainz-sama tidak tertarik berdiri di atas tumpukan
puing, maka kita harus mencoba yang terbaik untuk menghindari situasi semacam itu.”

Setelah mendengar apa yang dikatakan Demiurge, Albedo mengangguk.

Ainz memiliki dua pertanyaan dalam benaknya sebagai tanggapannya.

Pertama, pernahkah dia mengatakan hal seperti itu sebelumnya?

Jika kau mensurvei seratus warga Nazarick pada pertanyaan, "Siapa yang benar, Ainz
atau Demiurge?" mungkin mayoritas, tidak, 99 dari mereka akan meyakini Ainz yang benar.
Hanya satu orang yang akan menentang gagasan itu dan orang itu pastilah Ainz Ooal
Gown sendiri.
Tapi seberapa kredibelnya dirinya sebagai orang yang bahkan tidak bisa mengingat apa
yang terjadi seminggu yang lalu?

Itulah sebabnya, meskipun Ainz tidak ingat akan hal ini, karena Demiurge mengatakannya,
dia pasti mengatakan sesuatu seperti itu dahulu. Jika itu masalahnya maka hanya ada satu
cara yang tepat untuk menanggapi ini.

“Seperti yang diharapkan darimu untuk mengingat apa yang telah aku katakan. Demiurge,
kau membuatku sangat bahagia.”

"S-Saya juga mengingatnya!"

"Saya juga, Ainz-sama."

"Umu. Umu. Shalltear, Aura. Aku juga berterima kasih pada kalian berdua.”

Dia tidak tahu apakah mereka benar-benar mengingatnya atau tidak tetapi dirinya hanya
menyetujui pernyataan Demiurge, sama seperti yang sudah-sudah.

  Omong-omong, kenapa mereka masih belum menemukan kebenaran tentang dirinya yang
tidak kompeten? Apakah dirinya benar-benar pandai berakting?

Banyak waktu telah berlalu semenjak dia datang ke dunia ini sebagai penguasa Nazarick.
Dia telah bertindak sebagai master mereka selama ini. Mereka seharusnya sudah
menyadari penyamaran 'masternya', mereka seharusnya sudah menyadari sifat Satoru
yang tidak berguna saat ini.

Percakapan berlanjut saat dia menderita karena ini.

“Jadi, sesuai dengan keinginan Ainz-sama, kita tidak akan menghukum seluruh Kingdom.
Namun, kita tidak bisa membiarkan mereka lolos dengan hukuman ringan. Kita juga harus
munda rencana ini atau meninggalkannya sepenuhnya untuk saat ini. Paling tidak,
membutuhkan waktu yang agak lama."

Ainz tidak bisa menahan perasaan bersalah karena kenyataan kata-katanya sangat
diyakini dalam pikiran mereka.

"... Jadi itu sebabnya. Tapi, Demiurge, apakah rencananya benar-benar gagal kali ini?”

Demiurge, Albedo, dan asisten mereka di Kingdom memiliki tingkat kejeniusan yang tidak
bisa dipahami dalam perspektif Ainz. Akankah rencana yang merupakan buah dari
pemikiran mereka benar-benar gagal? Jika itu masalahnya, dia harus mengingat apa yang
dirinya katakan kepada mereka sejak saat ini dan seterusnya. Mungkin akan lebih baik jika
dia tutup mulut mulai saat ini. Maka, untuk berjaga-jaga, dia bertanya lagi,

“Apakah kita benar-benar mengabaikan rencana kita? Rencana Permen dan Cambuk?”

"..."

Demiurge memandang ke arah Ainz dengan ekspresi kebingungan, Ainz telah melihat
ekspresi ini beberpaa kali. Itu merupakan ekspresi yang dia buat ketika Demiurge mencoba
untuk mencari tahu arti sebenarnya di balik kata-kata Ainz seolah itu semua merupakan
eufemisme yang dikatakan oleh makhluk yang berada pada tingkat kejeniusan yang sama
sekali berbeda.

{Salah. Demiurge. Aku hanya mencoba untuk menegaskan kembali apa yang kau katakan.
Tak ada lagi sesuatu yang tersembunyi dibalik itu. Kau sepertinya harus liburan.}

Pikiran ini menghilang tepat saat Ainz hendak menyuarakannya. 

Sama seperti firasat yang tidak menyenangkan muncul di pikirannya, seperti yang Ainz
duga, Demiurge berdiri kaget seolah-olah dia baru saja tiba-tiba menyadarinya.

"... Tunggu, mungkinkah ... Ainz-sama. Mungkinkah anda ingin melakukan hal yang sama
seperti sebelumnya, menjadikan Empire dibawah dominasi kita?"

Firasatnya tepat pada sasaran.

{Apa yang dia katakan?}

Ainz mulai mengomel pada Demiurge dalam benaknya, {proses pemikiran seperti apa
yang akan menuntunmu pada kesimpulan itu?} 

{'Tidak, sama sekali bukan itu masalahnya,' ini harusnya merupakan respon yang bagus
kan? Tetapi apakah respon itu benar-benar diperlukan?}

"-benar."
Setelah dia bimbang cukup lama, ini adalah jawabannya. Untuk beberapa alasan yang
tidak diketahui, mata Albedo terbuka selebar mata Demiurge.

Agak sedikit, tidak, itu sangat menakutkan.

"Saya mengerti ... jadi itu sebabnya Ainz-sama berulang kali menginstruksikan kami untuk
melakukannya ... tolong maafkan bawahanmu karena tidak segera menyadarinya, saya
telah mengecewakan masterku."

"Tidak, Demiurge. Bagaimana bisa seseorang seperti dirimu, tidak, bagaimana orang-
orang seperti kita bisa berharap untuk dapat sepenuhnya memahami rencana cerdik Ainz-
sama? Untuk melupakan setiap langkah Ainz-sama yang memiliki tujuan, mungkin
merupakan kegagalan terbesar kita."

"-benar. Seperti yang anda katakan. Untuk menerapkan kebijakan Permen dan Cambuk di
tingkat nasional. Seperti yang diharapkan dari Ainz-sama kami. Seperti yang diharapkan
dari pemimpin para Supreme Being..."

{Hmph.} Ainz menertawakan dirinya sendiri.

Dia tidak bisa lagi mengerti apa yang sedang dibicarakan keduanya.

Pada saat ini, sebuah pikiran melintas di benaknya. Bagaimana jika keduanya sudah
menyadari ketidakmampuan Ainz dan hanya mencoba untuk menutupi untuknya?

{Mereka berdua jenius. Kebenarannya, aku bahkan tidak bisa memahami seberapa pintar
mereka dibanding diriku. Berapa lama orang-orang seperti mereka akan terus mengartikan
kebodohanku sebagai sebuah kejeniusan? Tidak, itu seharusnya tidak mungkin!}

"Ainz. Sama. Merupakan. Pemikir. Terhebat. Di. Nazarick."

"Tepat sekali, kau sepenuhnya benar, Cocytus. Bagi Ainz-sama, seseorang yang mampu
merencanakan pada skala ribuan tahun ke depan, sesuatu dalam skala beberapa tahun
bukanlah apa-apa.”

"Eh? A-apa itu benar ...? Seperti yang diharapkan dari Ainz-sama.”

"Untuk dapat merencanakan selama ribuan tahun ke depan, saya benar-benar


mengangguminya ... Ainz-sama."

{Apa yang Demiurge bicarakan?}


{Siapa? Kapan aku mengatakannya? Bagaimana seseorang bisa merencanakan masa
depan sejauh itu? Jangan mengarang sendiri.} Ainz menekan keinginannya untuk berteriak.
Akan buruk jika kedua anak polos ini menganggapnya sebagai kebenaran.

Namun, karena dia telah menyetujui setiap saran Demiurge, dia tidak mengetahui cara
terbaik untuk menanggapinya saat ini. Plus, jika dia keberatan sekarang, kemungkinan
besar akan menciptakan masalah baginya di masa depan.

{Jadi aku masih harus bertindak seperti biasa?}

Jika Ainz mampu membuat ekspresi diwajahnya, dia mungkin akan menunjukkan senyum
masam saat ini. Setelah memeras otaknya, dia berhasil memberikan respon yang tidak
membenarkan atau membantah pernyataan Demiurge,

"Tidak, sama sekali tidak seperti itu."

“Tidak perlu bagi master kami untuk menjadi begitu rendah hati-arinsu. Ya ampun Ainz-
sama."

"Untuk. Memikirkan. Hal. Ini., Sejauh. Itu. Tidak.... Jika. Itu. Masalahnya. Maka. Dirinya.
Tidak. Akan. Menjadi. Pemimpin. Para. Supreme. Being."

Dia tidak bisa mengatasinya lagi, dirinya harus menyerah pada anggapan mereka.

Ainz memutuskan untuk membiarkan anggapan itu.

"Selanjutnya, karena kita sekarang sudah memiliki izin Ainz-sama, mari kita berikan
kepada Kingdom hukuman yang paling menyedihkan."

"Eh?"

Bagaimana kata "menyedihkan" muncul dalam percakapan mereka sampai titik ini? Ainz
benar-benar kebingungan.

Albedo menggenggam kedua tangannya dan menyeringai lebar. Albedo dan Demiurge
yang menawan mengatakannya secara bersamaan,

"Empire, yang segera menyerah kepada Ainz-sama, telah diberi Permen. Kingdom, yang
belum menyerah, akan diberikan Cambuk. Dengan melakukan itu, kita akan menyebarkan
pesan ini kepada yang lainnya. Permen dan Cambuk, orang-orang di dunia ini harus
memilih di antara keduanya. Sekarang, semuanya menjadi sedikit lebih menarik bukan,
Ainz-sama?”

"... Uh"

----

Hilma dengan keras dilempar kembali ke tempat dirinya diambil. [ Gate ] yang telah
memindahkannya kembali sudah menghilang pada saat dia berbalik untuk melihatnya.

Dia mengamati sekelilingnya saat dirinya menyentuh lengan yang lecet menghantam tanah
ketika dirinya diusir. Dia berada di ruangan yang berventilasi bagus, luas, dan akrab
untuknya.

  Dulunya ini dipakai sebagai tempat tinggal kepala divisi perjudian, mansion Noah Zweden.
Dia awalnya membeli petak tanah ini dengan tujuan untuk membangun kasino di atasnya,
tentunya ilegal. Mereka telah berhasil membangunnya, tetapi karena keadaan yang tidak
terduga, sisa rencananya harus dibatalkan.
(TLer: Ilegal seperti translasi ini pastinya)

Karena hal itu, mansion ini memiliki ruangan-ruangan besar yang dimaksudkan untuk
berjudi dan Hilma tinggal di ruangan terbesar dari semuanya.

Hilma akhirnya tenang dan menghela napas panjang.

Tubuhnya gemetar karena perasaan sukacita.

"Hilma!"

Teman-temannya bergegas menghampirinya. Ada tiga orang lain di ruangan itu, termasuk
Özkuzu yang membunyikan bel di atas meja.

Mata mereka dipenuhi dengan air mata.

Tentunya ekspresi pucat mereka ditunjukkan untuk bersimpati akan keselamatannya.

"Apa kau baik baik saja!? Apa ada yang salah!? Bagaimana perutmu?”

“Kami mempunyai buah anggur! Apakah kau ingin membasahi tenggorokanmu?"

 "Sisanya akan segera datang ke sini!"


"Noah, Endio, dan Özkuzu—" ketiganya menjadi tenang setelah mendengar suara Hilma,
"—Aku minta maaf telah membuat kalian mengkhawatirkanku."

“Jangan pikirkan itu! kau pasti mengalami banyak penderitaan, kau harus segera
beristirahat.”

Noah menyeka air mata dari sudut matanya saat dirinya mengatakan itu. Dia pasti berpikir
Hilma telah mengalami 'itu' atau sesuatu yang sama mengerikannya. Hilma tidak punya
pilihan selain menjelaskan tentang apa yang dialaminya sendiri.

"Aku tidak mengalami 'itu', mereka tidak melakukan apa pun padaku."

Suasana bertambah berat ketika teman-teman yang mengelilinginya memiliki ekspresi


kebingungan yang secara bertahap muncul seolah mengatakan, {apakah itu mungkin?}

"Aku juga bertemu dengan Yang Mulia, Yang Mulia Sorcerer King."

Mata Hilma yang lembab bagaikan pemecah ombak yang hancur saat aliran air mata yang
tak terbendung mengalir.

"Yang Mulia Sorcerer King..."

Ketika gelarnya sendiri memberikan rasa takut yang tak terbayangkan, Endio membuat
tanda Dewa yang bahkan tidak dia percayai ketika dia mengatakan itu sementara dua
lainnya mulai dengan panik melihat-lihat ruangan.

Mungkin mereka mencoba mencari penguping, meskipun mereka belum pernah


melihatnya. Sudah menjadi rahasia umum di antara mereka selalu ada kemungkinan
seseorang bisa mendengarkan mereka.

"Kau bertemu - tidak, Kau diberi audiensi dengannya? Senang rasanya bisa melihatmu
kembali dengan selamat."
(TLer: audiensi ini undangan resmi dengan kepala negara.)

"Ufufu ..."

Hilma, yang masih menangis, tersenyum sebagai jawabannya.


Meskipun semua orang telah dipanggil oleh Sorcerer King, selama itu mereka hanya
membungkuk sehingga tidak ada yang benar-benar memperhatikan wajahnya.

Namun, melalui informasi yang telah mereka kumpulkan dan laporan-laporan tangan
kedua dari orang-orang yang mencuri pandang padanya, Eight Fingers, termasuk Hilma,
sampai pada kesimpulan yang tidak salah yaitu Sorcerer King perwujudan dari kejahatan itu
sendiri. Tidak, dia hanyalah seorang magic caster yang akan menggunakan metode
penyiksaan kejam dan bisa dengan kejam menghancurkan tentara Kingdom.

"Yang Mulia merupakan... Yang Mulia benar-benar seorang ahli yang berpikir bijak. Bukan
saja dia toleran terhadap kegagalanku, tetapi dia juga berbelas kasihan dalam
keputusannya."

Tiba-tiba dunia di sekitar mereka merasa seolah waktu telah berhenti.

Noah terkejut sesaat, tetapi kemudian dia menutup matanya seolah-olah menawarkan rasa
iba. 

Sebenarnya, jika orang lain mengatakan ini, Hilma beberapa menit yang lalu mungkin akan
berpikir sama seperti mereka. {Jadi itulah yang terjadi, dia benar-benar hancur} atau yang
serupa.

Dua di belakangnya berbicara dengan mata merah, "Hilma ... aku kurang lebih iri dengan
situasimu saat ini.", "Ahhh, kalau saja aku ada di sana bersamamu...", dan penyesalan
lainnya.

"Tidak, tunggu sebentar. Mungkin dia saat ini sedang dalam semacam mantra pengendali
pikiran yang dilemparkan padanya, Hilma, apakah itu benar?"

Noah tidak akan berhenti bertanya. Tentu saja, Hilma sendiri mengetahui dia tidak di
bawah pengaruh mantra apa pun tetapi pada saat yang sama, dia tidak dapat
membuktikannya secara definitif kepada mereka. Karena itu, dia hanya mengabaikan
pertanyaannya dan terus berbicara. Apakah mereka percaya atau tidak, itu terserah
mereka.

"Aku tidak berpikir jika akupun akan kembali hidup-hidup, alasan mengapa aku bisa
kembali tanpa luka merupakan karena master kita. Yang Mulia Sorcerer King - benar-benar
seseorang yang pantas disebut raja. Jika master kita tidak ada di sana..."

Mungkin dia akan dipaksa untuk bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi. Mungkin -
tidak, ini bukan hipotesis, dia pasti akan terlibat karena tindakan si idiot itu dan menderita
hukuman seperti di neraka untuk itu. Perdana Menteri Sorcerous Kingdom, Albedo, pasti
akan melakukannya.
Jika Hilma berada di tempatnya, dia juga akan meminta seseorang untuk bertanggung
jawab atas kegagalan itu meskipun hukumannya bukan kematian tetapi hanya rasa sakit
dan penderitaan. Jadi dari sudut pandangnya, keputusan Sorcerer King jauh lebih berbelas
kasihan daripada yang akan diberikan olehnya.

"... Hilma. Maaf mengganggu ucapanmu mengenai belas kasih Yang Mulia, tetapi itu
karena kebijakan Permen dan Cambuk-nya. "

"Begitukah…? Ummm, mungkin itu alasannya.”

Meskipun dia berkata begitu, Hilma tidak percaya itu yang terjadi.

Hilma dapat mengetahui pikiran batin seseorang dengan fluktuasi suara mereka, ekspresi
mereka, dan keberpihakan mereka. 

Ini bukan kemampuan yang tidak biasa, tetapi hanya sesuatu yang dia dapatkan seiring
waktu dengan pengalamannya. Kemampuannya akurat sampai tingkat tertentu dan jika
perasaan itu bisa dipercaya, Sorcerer King dan Albedo tidak sedang memainkan rutinitas Si
Baik dan Si Jahat.

Alasan mengapa dia tidak sepenuhnya yakin akan penilaiannya sendiri merupakan karena
sangat sulit untuk membaca pikiran Sorcerer King mengingat dirinya tidak memiliki ekspresi
wajah yang bisa dibaca. Jadi ada kemungkinan asumsinya benar.

"Tepat. Lagipula, aku juga pernah melakukannya dulu jadi aku cukup mengenalinya.
Tapi ... ahhh, betapa manisnya Permen itu bagi mereka yang telah merasakan rasa sakit
yang bisa ditimbulkan si Cambuk. Mungkin kita dibohongi, mungkin Yang Mulia Sorcerer
King merupakan makhluk yang menakutkan yang tidak bisa berempati dengan seseorang
dan orang kepercayaannya ada di sana untuk memastikan dirinya tidak berlebihan. Meski
begitu, aku masih cenderung percaya padanya. Tidak ... lebih tepatnya aku ingin
mempercayainya."

Wanita kupu-kupu yang dengan mudah ditipu oleh para pria dan kemudian dihancurkan
merupakan sesuatu yang terlalu sering dilihat Hilma. Dia tahu bahwa dirinya tidak berbeda
dengan wanita kupu-kupu yang dahulu kala ia lihat. Meski begitu, dia tidak bisa menahan
kemampuan Sorcerer King untuk membuat orang lebih dekat dengannya.

"... Hilma. Kau telah menjadi saksi bagi tipe pria yang tak terhitung jumlahnya. Kau yang
terbaik dari kita semua dalam hal memahami seseorang, terutama pria. Katakan sejujurnya,
orang macam apa Yang Mulia Sorcerer King?”
Sebagai pelacur kelas atas, memang benar dirinya telah melihat segala jenis pria,
terutama mereka yang berstatus tinggi atau memiliki otoritas besar terhadap masyarakat.
Dia sudah sering melihat tipe pria seperti itu sehingga menjengkelkan baginya.

Jika dia membandingkan dan membedakannya—

“Jika aku menggambarkannya dengan satu kalimat, itu akan menjadi 'tuan yang
berbelaskasih'. Dia memiliki kejernihan pikiran untuk berpikir dan menilai tetapi juga
fleksibilitas untuk mengakomodasi saran konstruktif bawahannya ke dalam jalur
pemikirannya sendiri. Schadenfreude bukanlah hobinya, yang seharusnya cocok untuk
statusnya. Bagaimana aku harus mengatakannya ... itu dia, dia hanya tidak mengeluarkan
aura semacam itu? Tentu saja, dia masih akan memberikan hukuman tanpa perasaan jika
dia merasa itu perlu.”
(Tler: Schadenfreude adalah perasaan senang, kegembiraan, atau kepuasan diri yang
datang dari belajar atau menyaksikan masalah, kegagalan, atau penghinaan seseorang)

"Pujian berlebihan, yang datang darimu."

Senyuman kecil muncul di wajah Hilma yang berlinang air mata ketika dia tertawa, "ufufu."

"Benar. Meskipun master kita merupakan undead, dirinya mewujudkan keadilan dan belas
kasihan. Bahkan ketika dia tidak berperasaan, dirinya tidaklah kejam. Bagaimanapun,
konsekuensi dari kegagalan merupakan hukuman. Dia bisa saja membunuhku untuk
mengirim pesan kepada kalian semua, tetapi Yang Mulia tidak melakukannya.”

Hilma tidak mengetahui siapa yang membuat suara menelan ludah, tetapi suara itu
bergema melalui ruangan yang luas.

"Aku berharap Yang Mulia Sorcerer King akan tetap bersama kita selamanya. Jika itu
master kita, dia pasti..."

Keheningan yang menekan sangat membebani hati mereka.

"Hoooooh ..."

Seseorang menghembuskan napas seperti seorang utusan ketika mereka memberikan


kesaksian tentang suatu mukjizat.

Mereka tidak tahu kapan siksa neraka akan menimpa mereka, tetapi sebagai orang yang
hidup dalam ketakutan terus menerus, ini merupakan suatu keselamatan.
"Begitu ... jadi kau mengatakan bahwa kita harus lebih setia daripada sebelumnya kan?"

"Ya, Noah. Kita harus melakukannya ... sekarang kita mengetahuinya. Namun perdana
menteri Sorcerous Kingdom, Albedo, masih merupakan master yang menakutkan. Aku
tidak bisa membayangkan dirinya mengatakan ucapan yang sama dengan Yang Mulia
Sorcerer King katakan padaku..."

Meskipun dia menggumamkan kalimat terakhir itu pada dirinya sendiri, teman-temannya
yang telah mendengarnya semua tampak terkejut di wajah mereka.

Sulit untuk membaca pikiran iblis yang dikenal sebagai Albedo, tetapi intuisinya
mengatakan kepadanya bahwa ada sesuatu yang salah pada saat itu.

Mungkin itu karena otaknya telah terbebani dengan kondisi ekstrem.

Intuisinya memberitahunya:

Meskipun Sorcerer King bisa dianggap sebagai sosok yang penuh kasih, Albedo
merupakan seseorang yang melihat manusia sebagai mainan belaka. Sesuatu seperti itu.

Hilma benar-benar ingin mencoba yang terbaik untuk mewujudkan agar dirinya dan teman-
temannya bisa menjadi bawahan langsung Sorcerer King. Dia akan menjadi tipe master
yang menghargai seseorang berdasarkan kinerja mereka dan tidak akan memperlakukan
bawahannya secara tidak masuk akal.

"Semuanya. Mari kita bekerja lebih keras untuk Yang Mulia Sorcerer King.”

Hilma berkata kepada mereka bertiga di depannya dan berbagi pikiran. Setelah itu, dia
mulai mencari bantuan dari berbagai sumber untuk tugas yang telah diberikan kepadanya
oleh Sorcerer King.
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 1

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

  Di ibukota Re-Estize Kingdom, di dalam Istana Valencia.

Salah satu ruangan memiliki semacam panas yang khas dari banyaknya orang yang
berkumpul di dalamnya. Meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, ruangan itupun tidak
luas. Intinya, orang-orang di ruangan itu sangat serius dan sibuk dengan tugas mereka
sehingga mereka mulai menaikkan suhu ruangan sedikit demi sedikit.

Di tengah ruangan ada sebuah meja rapat persegi panjang dan kursi paling penting
diruangan itu diduduki Rampossa III. Kursi disebelah kananya pangeran kedua, Zanac, dan
sisa kursi diduduki oleh para bangsawan dan menteri Kingdom. Meskipun kenyataannya
kebanyakan dari mereka semua sudah tua, jika kau melihat ke sekitar, semua yang dapat
kau lihat hanya rambut putih beserta jidat putihnya dan kepala botak yang menyilaukan.

Jika ini merupakan situasi normal, semua orang kecuali raja akan berdiri untuk
memberikan penghormatan dan kemudian memulai rapat dengan semestinya - lagipula itu
hanya formalitas - tetapi itu tidak terjadi. Masing-masing dari mereka memiliki cangkir berisi
teh di depannya, menandakan pertemuan ini akan memakan waktu yang lama.

Setelah memastikan semua orang telah menerima bahan yang telah mereka siapkan,
Zanac berkata dengan keras,
“Mari kita mulai rapat istana. Topik pertemuan kali ini adalah deklarasi perang yang telah
kita terima dari Sorcerous Kingdom.” Dia telah menggunakan istilah yang sama kuatnya
dengan 'deklarasi perang' dengan harapan setiap orang akan memperlakukan pertemuan
ini dengan nuansa yang semestinya.

Kenyataannya, menteri dalam negeri berambut putih, yang seusia ayahnya, memiliki
ekspresi yang paling tidak menyenangkan dari mereka semua. Tampaknya dia sangat
cemas tentang keadaan darurat ini.

Zanac melirik ke sebelah wajah ayahnya. Dia paling khawatir tentang penilaian ayahnya.
Apakah ayahnya masih mampu sepenuhnya memahami betapa berbahayanya situasi ini
dan mengambil tindakan yang tepat terhadapnya?

{Dia mungkin memiliki dendam terhadap Sorcerer King yang telah membunuh 'pria itu' ...}

Dia telah mendengar bahwa setelah ayahnya menerima berita kematian Warrior Captain
Gazef Stronoff, ayahnya terguncang sampai ke intinya dan tidak bisa berpikir jernih.
Setelah dijelaskan kepadanya jika tidak mungkin untuk membangkitkannya, ayahnya
sangat marah tidak seperti dirinya yang biasa. Zanac memberikan kesaksian untuk semua
itu karena dia ada di sana bersama ayahnya ketika itu terjadi.

Sejak itu, ayahnya terlihat semakin menua. Dia telah kehilangan semua motivasinya dan
tidak bernyawa seperti manekin yang terbuat dari daging dan tulang.

Apakah ayahnya, yang telah mengalami trauma sebanyak ini, dapat membuat penilaian
yang tenang terhadap musuh abadinya, Sorcerous Kingdom?

{Kalau begitu ini berarti terserah padaku—}

Zanac merasa tidak nyaman lalu dia melirik para menteri.

Topik pertemuan ini merupakan sesuatu yang dikirimkan kepada mereka beberapa hari
yang lalu oleh seorang utusan dari Sorcerous Kingdom, sebuah dokumen resmi yang
terdapat segel meterai Sorcerous Kingdom. Isi dokumen itu berbunyi, “Karavan gandum
yang dimaksudkan sebagai bantuan kemanusiaan dari Sorcerous Kingdom kepada Holy
Kingdom telah diambil secara paksa oleh seorang warga Kingdom. Kami menganggapnya
sebagai tindakan permusuhan terhadap Sorcerous Kingdom dan dengan ini menyatakan
perang terhadap kerajaanmu."

Dokumen itu juga memuat segel dari kerajaan lain yang menyetujui tindakan Sorcerous
Kingdom.
Untuk saat ini, utusan itu tinggal di ibukota, menunggu untuk mengembalikan surat
tanggapan Kingdom. Mengingat ini merupakan komunikasi resmi antar kerajaan melalui
dokumen, tidaklah lazim untuk membalas pihak lain selama satu atau dua minggu kedepan.
Meskipun begitu, untuk mereka mencapai suatu konsensus sebagai bentuk responnya,
menyelesaikan persiapannya, menyelesaikan penyelidikannya, dan lain-lain mungkin akan
memakan waktu lebih banyak daripada yang mereka miliki, bahkan jika mereka
melakukannya secara terburu-buru.
(TLer: konsensus = keputusan umum)

"Saya benar-benar minta maaf, karena kami harus menyelidiki dua dari enam segel pada
dokumen dari utusan itu, kami membutuhkan sedikit waktu."

Orang yang menundukkan kepalanya merupakan menteri urusan luar negeri, yang juga
menteri persegelan dan bertanggung jawab atas penyelidikan segel yang menyetujui
keputusan Sorcerous Kingdom.

"Empat segel yang telah kami yakini yaitu dari Sorcerous Kingdom, Empire, Draconic
Kingdom, dan Holy Kingdom benarkan?"
(TLer: sejak kapan Sorcerous Kingdom bisa punya hubungan ama Draconic, padahal kan
jauh lokasinya)

Menteri luar negeri mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan menteri keuangan.

"Itu benar. Dari dua yang tersisa - satu berasal dari Dwarven Kingdom. Meskipun kami
telah mengidentifikasi desainnya sebagai Dwarven, segelnya masih memiliki beberapa
variasi dibandingkan dengan yang ada pada dokumen yang kami miliki dari mereka sejak
dua abad yang lalu. Setelah kami menerima bantuan dari Re-Blumrusher untuk
penyelidikannya, kami menemukan segel yang sama, maka dari itu kami menilai bahwa
kemungkinan itu merupakan cetakan ulang dari aslinya setelah era tertentu. Meterai yang
lain, yang ada di sebelah Holy Kingdom, tampaknya adalah meterai dari yang mereka sebut
'Si Tak Berwajah'.”

"Mereka menempatkan stempel individu di sebelah stempel kerajaan?"

Menteri urusan militer benar-benar tidak percaya.

Dia adalah yang termuda dari para menteri. Baik dirinya dan Zanac menurunkan usia rata-
rata di rungan itu dengan cukup banyak. Bisa dibilang, usianya sudah di atas 40.

Penampilannya tidak sesuai dengan jabatan menteri urusan militernya; dia kurus, terlihat
lemah, dan memiliki wajah yang menunjukkan dirinya neurotik. Dia lebih terlihat sebagai
pegawai dibidang keuangan daripada pegawai militer.
(TLer: neurotik = pesimistic)

Hubungannya dengan Gazef tidak terlalu bagus - atau lebih tepatnya, dia dengan sengaja
memamerkan ketidaksukaannya padanya - oleh karena itu dirinya tidak terlalu diandalkan
oleh Rampossa dan sering absen dari rapat istana. Kurangnya kontak di antara mereka
membuat Zanac tidak menyadari kemampuannya.

Namun, karena Marquis Raeven memuji kemampuan menteri itu kepada Zanac, dia
pastilah seseorang yang setidaknya sesuai dengan jabatannya. Tidak peduli seperti apa
kepribadiannya, dia setidaknya pastilah kompeten kan? Tidak, jika dia tidak kompeten
maka tak mungkin dirinya menjadi menteri.

"Sepertinya menteri urusan militer tidak terlalu akrab dengan masalah ini. Biasanya, ketika
Holy Kingdom memberikan meterai nasional mereka pada sebuah dokumen, high priest
mereka juga akan memberi cap pada meterai kuil mereka. Ini pasti seseutau yang mirip
seperti itu.”

"... jadi mereka mencoba mengirim pesan bahwa 'Si Tak Berwajah' telah mengambil alih
otoritas institusi keagamaan mereka, atau dirinya memiliki otoritas di atas otoritas institusi
keagamaan mereka saat ini?"

"Pelanyanmu ini percaya bahwa itulah yang terjadi, Yang Mulia. Dokumen yang kami
terima untuk penobatan Holy King saat ini masih memiliki meterai kuil mereka, sehingga
kelihatannya dia mulai dengan cepat mengkonsolidasikan kekuasaan setelah peristiwa itu.
Maka, meskipun kami belum pernah melihat cap 'Si Tak Berwajah' ini dan tidak dapat
mengkonfirmasi keabsahannya, karena dicap di sebelah meterai nasional Holy Kingdom,
kami hanya dapat berasumsi itulah yang terjadi.”

"Selain dari Council State dan Theocracy, sebagian besar kerajaan telah menyetujui dan
bergabung dengan kecaman Sorcerous Kingdom terhadap Kingdom. Ini bukan dalih
Sorcerous Kingdom, malinkan kebenarannya.”

"Ya, yang Mulia."

Ayahnya mendesah lelah.

"Apakah Draconic Kingdom juga menekuk lutut mereka kepada Sorcerous Kingdom?"

“Kami tidak bisa memastikannya, Yang Mulia, karena kami belum menerima informasi
tentang apa yang telah terjadi di Draconic Kingdom. Mungkin mereka telah menjadi mangsa
kata-kata manis atau mungkin mereka hanya merasa ada lebih banyak keuntungan dengan
berpihak pada Sorcerous Kingdom daripada berpihak pada kita.”
Draconic Kingdom mungkin hanya mendukung tindakan Sorcerous Kingdom dan tidak
berpartisipasi dalam perang itu sendiri.

"Begitukah? Aku mengerti, menteri luar negeri. Terima kasih atas kerja kerasmu. Lalu...
menteri dalam negeri, berapa banyak dari mereka yang mempercayai isi dokumen ini di
Kingdom?"

"Ya. Meskipun kami tidak terlalu yakin tentang keseluruhan Kingdom, sekitar tujuh per
sepuluh dari mereka yang ada di istana mempercayai itu merupakan taktik Sorcerous
Kingdom. Sekitar satu per sepuluh mempercayai itu dibuat oleh organisasi kriminal -
sebagian hanyalah kalangan rakyat jelata yang bodoh dan terlalu optimis. Dua per sepuluh
sisanya mempercayai itu bisa saja merupakan rencana pihak ketiga.”

“Hmm, jika itu dari pihak ketiga, tujuan mereka kemungkinan besar akan melemahkan
Kingdom dan Sorcerous Kingdom atau hanya mengganggu perdamaian antara Sorcerous
Kingdom dan Kingdom. Jika itu masalahnya, itu pasti Council State dan Theocracy.”

“Yang Mulia, saya yakin kesimpulan itu terlalu terburu-buru. Ada juga kemungkinan Empire
berencana untuk membalikkan statusnya sebagai kerajaan bawahan. Lagipula, jika itu
merupakan knight Kekaisaran, mereka mungkin bisa dengan mudah menyerang dan
menguasai karavan.”

“—Itu tidaklah mungkin. Insiden itu terjadi di wilayah Kingdom. Apakah penyelidikan kita
tidak mengungkapkan adanya puluhan pria? Bahkan jika itu merupakan Empire atau
Council State dan Theocracy, tak ada jalan bagi mereka membawa begitu banyak tentara
ke wilayah kita tanpa ketahuan. Atau mungkin, mereka mendapat bantuan dari dalam.
Mungkin mereka telah menyewa bandit di dalam Kingdom, tentara bayaran juga akan
menjadi pilihannya - secara spesifik tidak masalah, yang terpenting adalah kita sebagai
bangsa telah melakukan kesalahan.”

Menteri Urusan Militer menegaskan tidak mungkin ini merupakan rencana yang telah
dieksekusi oleh tentara asing diluar Kingdom.

Semua orang tahu betapa kerasnya dia bekerja untuk menjaga ketertiban umum yang
hampir runtuh di dalam Kingdom setelah pertempuran itu. Dia telah membuktikan bakatnya
melalui bencana ini, mungkin itu sebabnya dia sangat percaya diri dalam penilaiannya
sendiri.

"Akan sangat sulit meminta bantuan para bandit, tetapi aku masih berharap kita bisa
mendapatkan beberapa tentara bayaran ke dalam barisan kita, tetapi kita tidak mampu
untuk melakukannya."

"Apakah kau mengatakan keuangan kita sedang tidak bagus?"

"Aku tidak mengatakan itu sama sekali."


"Tapi kau menyiratkannya—"

“Menteri keuangan, menteri urusan militer, tolong berhenti berdebat. kita tidak punya waktu
untuk itu."

Keduanya menundukkan kepala setelah mendengar raja berbicara.

Menteri urusan militer terus berbicara pada ruangan yang saat ini sunyi.

“Tapi, aku tidak ragu kalau ini semacam rencana yang disusun seseorang. Aku memiliki
kesaksian dari para penjaga di gerbang bahwa karavan itu mengibarkan bendera
Sorcerous Kingdom dan memiliki detail keamanan yang cukup mengesankan ketika mereka
meninggalkan ibukota.”

Sebagian besar rakyat Kingdom mengetahui tentang pembantaian yang dilakukan


Sorcerous Kingdom di dataran Katze, maka tidak ada seorang pun di dalam Kingdom yang
berani memprovokasi kerajaan yang begitu menakutkan.

Jika mereka harus menyimpulkan siapa yang ada di balik semua ini, hanya ada satu
kerajaan yang menceklis seluruh pilihan.
(TLer: intinya semua ciri2 pihak ketiga terpenuhi)

—Sorcerous Kingdom.

Semuanya menjadi masuk akal begitu mereka menganggapnya sebagai rencana yang
disusun sendiri dan dilakukan sendiri.

Mereka mungkin telah memerintahkan karavan untuk membakar atau membuang


muatannya - atau mungkin mereka jelas tidak mengisi kereta-kereta itu sejak awal - dan
membuat alasan jika mereka diserang oleh entitas yang tidak ada. Sulit membayangkan
penjelasan yang lebih masuk akal daripada ini.

"Zanac, meskipun tidak banyak waktu berlalu, berapa banyak progress yang kau buat
dalam penyelidikanmu?"

"Sebenarnya ... anak anda yaitu diriku sudah tahu siapa yang memulai insiden ini."

Peserta rapat istana semuanya memiliki ekspresi terkejut.


"... Hanya saja, itulah yang membuatnya sulit. Kami meragukan kalau itu merupakan
rencana pihak ketiga karena sangat mudah menemukan pelakunya. Apakah kalian akan
berbaik hati memberiku lebih banyak waktu?"

“Tentu saja, kita harus menyelidiki detail yang tepat dari kejadian ini, tetapi mengingat
situasinya, beberapa informasi apa pun akan sangat membantu. Bisakah kau melaporkan
apa yang sudah kau ketahui - apa yang benar-benar kau yakini?"

“Sesuai permintaan anda, rajaku. Yang kami yakini, adalah para penjahat tersebut
termasuk yang dikenal sebagai Baron Philip Dayton L'Eyre Montserrat dan para
penduduknya.”

Para menteri berbicara, "Montserrat?" "Pernahkah kau mendengar nama itu?" "Seorang
baron dan para penduduknya menyerang karavan?" "Apakah mereka mencoba
membalaskan dendam seseorang yang tewas dalam pertempuran itu?" "Mungkin dia salah
satu dari mereka yang tidak pernah memikirkan tindakan mereka?" "Emosi bisa membuat
seseorang melakukan amukan yang tak terdugakan?"

Di tengah-tengah ini, seseorang yang berbicara adalah menteri kehakiman yang tampak
sangat jengkel,

"Yang Mulia, ini ... ini pastilah skema Sorcerous Kingdom, ya kan? Pelayanmu tidak dapat
memahami mengapa seorang bangsawan Kingdom akan mendalangi sesuatu seperti ini."

"Saya setuju. Apakah Sorcerous Kingdom bukanlah kerajaan yang dengan acuh tak acuh
menggunakan [ Charm Person ] di pengadilan mereka? Sangat mungkin mereka tidak
peduli tentang menggunakan metode yang sama-sama curang di tingkat nasional. Misalnya
- mungkinkah baron itu dikendalikan menggunakan [ Charm Person ]?"

Gumaman "Aku mengerti" bisa terdengar di seluruh ruangan. Zanac tidak tahu harus
berbuat apa, tetapi merasa menyesal telah membocorkan informasi itu setelah mendengar
tuduhan menteri yang dibuat di bagian kedua dari retorika.

"Jika itu masalahnya, kita perlu menawarkan perlindungan kepada baron itu sesegera
mungkin. Meskipun saya tidak terlalu paham tentang masalah ini, saya telah mendengar
bahwa mantra yang disebut [ Charm Person ] membuat korbannya teringat akan apa yang
terjadi ketika mantra itu dilemparkan pada mereka. Karena itu dia tidak akan tinggal diam.”

Zanac tidak memiliki pengetahuan sihir seperti menteri itu, maka dia telah membuat
kesalahan seorang pemula.
(TLer: kecerobohan memutuskan sesuatu)
"Panggil baron itu. Selidiki apa yang terjadi. Pada saat yang sama, lindungi dirinya."

"—Rajaku," Zanac tidak ingin mengatakannya, tetapi setelah menguatkan dirinya sendiri,
dia berkata, "setelah kita mencari tahu apa yang terjadi, bisakah kita menawarkan kepala
baron itu sebagai permintaan maaf kepada Sorcerous Kingdom?"

"Apa yang kau bicarakan?"

Tatapan ayahnya cukup tajam sehingga rasanya seolah menembus kedirinya. Bahkan
ketika dia menjadi seorang lelaki tua kurus, lelaki yang telah memegang gelar raja untuk
waktu yang lama masih memiliki aura yang layak dipuji.

{Aku ragu aku memiliki tingkat keagungan yang sama, tetapi, aku tidak akan mundur
dengan mudah.}

Bahkan jika ini merupakan skema Sorcerous Kingdom, apakah itu benar-benar layak untuk
bertarung di medan perang yang telah dipersiapkan musuh secara khusus untuk diri
mereka sendiri? Dia takut prospek jika mereka akan terus berdebat bolak-balik tentang
apakah 'itu skema' atau 'itu bukan skema' sampai pada titik ketika mereka akan terlibat
dalam perang skala penuh.

Daripada menunggu ini sampai ke titik itu, lebih baik menyerahkan kepala bangsawan
yang telah memulai semuanya lebih cepat daripada terlambat dan berharap itu akan
mengurangi keparahan situasi.

Benar-benar bodoh untuk menghadapi lawan yang sudah menunjukkan kekuatan superior
mereka dalam pertempuran sebelumnya. Jika perang terjadi, sulit baginya untuk
membayangkan para bangsawan yang mengetahui tentang tragedi itu masih akan
mengirim retribusi mereka.

Bahkan jika mereka mau mengirim tentaranya, mereka hanya akan membahayakan diri
mereka sendiri.

"Rajaku, aku percaya kita harus menghindari perang dengan Sorcerous Kingdom."

“Jadi kau mau mempersembahkan seorang bangsawan yang tidak bersalah sebagai
pengorbanan? Apakah itu yang harus dikatakan pewaris takhta? Anakku, berpikirlah
sebelum berbicara.”
(TLer: Ye sigoblok)

Zanac menjilat bibirnya dan menjawab,


“Jawaban saya tetap sama terlepas dari apa yang orang lain katakan. Saya percaya
sangat penting bagi kita untuk menghindari kehilangan banyak nyawa dengan pengorbanan
kecil.”

“Jika kita melakukan itu, haruskah kita menyerahkan kepala pelayan setia lain setiap kali
Sorcerous Kingdom mengetuk pintu kita? Apakah kau mengerti logika sederhana itu?"

"Saya mengerti ... tetapi ayah seharusnya melihat tragedi di dataran Katze yang tidak
pernah kualami. Apakah anda masih mempertaruhkan resiko konflik dengan Sorcerous
Kingdom dengan hal itu?”

Ayahnya menghela napas dan membentuk bibirnya menjadi garis lurus. Zanac menekan
kembali keunggulannya dengan menindaklanjuti, "Saya menentang gagasan itu. Izinkan
saya mengulanginya, saya mempercayai berperang dengan kerajaan semacam itu
haruslah dihindari dengan cara apa pun, bahkan jika kita harus mengorbankan seorang
bangsawan yang tidak bersalah.”

Perkataannya hampir tidak cocok sebagai pewaris takhta. Dia mungkin dijuluki pengecut di
belakangnya dan kehilangan kesetiaan beberapa menteri karena ini, tetapi Zanac percaya
ini merupakan satu-satunya jalan di mana Kingdom akan bertahan.

"... Yang Mulia. Pelayanmu juga mendukung usul Pangeran."

Seseorang yang setuju dengannya merupakan menteri urusan dalam negeri, tetapi dia
akan menambah usulan Zanac,

"Yang Mulia, pelayan anda mengerti keinginan anda untuk melindungi semua warga
kerajaan. Maka bagaimana kalau kita - menjadi kerajaan bawahan dari Sorcerous
Kingdom?”

Para peserta rapat istana mulai berteriak, “Apa yang kau katakan!?”, “Apakah kau tak
punya harga diri!?”, dan itulah yang terdengan setelah apa yang dikatakan menteri dalam
negeri. Menteri itu mengabaikan mereka semua dengan pandangan tertuju pada ayah
Zanac.

 Dihadapkan pada sebuah saran yang menganggap pengusul sebagai pengkhianat,


ayahnya sedikit demi sedikit tersenyum.
“Itu, aku sejujurnya tidak bisa melakukannya. Itu sama saja dengan mengkhianati
kesetiaan generasi orang-orang yang telah melayani Kingdom ini. Bagaimana kita bisa
menghadapi mereka? Aku minta maaf kepadamu, earl. Terima kasih atas saranmu."

"Pelayan anda tidak pantas menerima permintaan maaf itu."

Zanac melihat bahwa mereka berkomunikasi pada tingkat yang lebih dalam melalui
tatapan mereka.

Apakah dia dapat memiliki pegawai istana yang seloyal ini?

Ayahnya merupakan pria yang penyayang, tetapi tidak lebih dari itu. Tidak - mungkin
karena inilah orang-orang berbakat bersedia melayaninya. Ayahnya sangat berbakat dalam
merekrut orang-orang yang lebih berbakat darinya, seperti Warrior Captain Gazef Stronoff.

Zanac merasa lebih baik baginya untuk menjadi raja daripada saudaranya, yang lebih
mungkin menjadi boneka dari Eight Fingers atau Fraksi Bangsawan yang akan
menghancurkan kerajaan dari dalam. Itulah sebabnya dia bekerjasama dengan Marquis
Raeven untuk menjadi raja atau menjadi grand duke yang berpengaruh untuk
mempersiapkan masa depan.

Tapi saat ini - Zanac tak bisa melakukan apa-apal lagi selain merasa tidak mampu
dibandingkan dengan kejeniusan adik perempuannya dan karisma ayahnya. Bahkan jika
dia menjadi raja, tidak mungkin dirinya akan membuat Kingdom menjadi lebih baik.

Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah mengasah dirinya sendiri, tetapi itu bukan
tugas yang mudah mengingat usia dan kepribadiannya, ditambah lagi dia tidak pernah ingin
mengasah dirinya sendiri. Dia mungkin akan seperti itu sampai mati.

“—menteri urusan militer, aku ingin mengajukan hipotesis. Apa yang bisa kita lakukan
untuk memenangkan perang melawan Sorcerous Kingdom?”

“Bisakah kita membentuk aliansi dengan kerajaan lain sebelum itu? Apakah kita akan
menghadapi mereka sendirian?"

Zanac, Rampossa III, dan menteri luar negeri saling bertukar pandang. Zanac, sebagai
perwakilan mereka, menjawab,

“Kami belum berhasil menjalin aliansi dengan Council State. Dulu kami telah memulai
negosiasi dengan mereka - tepat setelah pertempuran itu berakhir. Kami tidak dapat
membentuk aliansi yang setara saat itu. Jika mereka tahu hubungan kita dengan Sorcerous
Kingdom telah memburuk, kemungkinan penolakannya tinggi.”
"Begitukah ... maka Yang Mulia, meskipun pertanyaan ini mungkin tidak sesuai. Apa yang
anda anggap sebagai kondisi kemenangan perang ini? Apakah kita harus mengusir musuh
dalam pertempuran ini? Atau apakah kita harus membunuh - atau lebih tepatnya,
membinasakan Sorcerer King? Jika itu yang terakhir, saya tidak percaya kita memiliki
kesempatan sedikitpun untuk menang."

"... menteri urusan militer, itu tidaklah mungkin. Bagaimana jika kita hanya perlu memaksa
musuh untuk menarik pasukan mereka?"

"Biarkan saya memikirkannya..." menteri militer memiringkan kepalanya ketika dia berpikir.
Dia datang dengan jawaban, “keberuntungan harus berada di pihak kita, tetapi jika kita
lebih dulu menyiapkan pasukan dan menduduki E-Rantel sementara pasukan mereka
masih disiapkan dari E-Rantel menuju ibukota, kita mungkin memiliki kesempatan untuk
mengubah gelombang pertempuran."

"Kita harus menembus tiga lapis benteng mereka?"

"Ya Yang Mulia. Itu akan menjadi sesuatu yang hanya bisa dicapai jika kita bisa
menyelinap pasukan yang sama besarnya dengan yang bisa kita kumpulkan melewati
pertahanan mereka - itulah sebabnya saya mengatakan keberuntungan harus berada di
pihak kita. Tentu saja, jika Sorcerous King, orang yang mampu mengeluarkan mantra
mengerikan tanpa berkeringat, masih tinggal di E-Rantel maka rencana ini pasti akan
gagal.”

Dengan kata lain jika keberuntungan tidak ada di pihak mereka, mereka sama sekali tidak
memiliki peluang untuk menang. Zanac tidak yakin apakah ayahnya memahami seluruh
implikasi dari ucapan menteri itu.

"Bila itu masalahnya, maka jika Sorcerous Kingdom telah menginvasi kita tanpa deklarasi
perang resmi, semuanya akan berakhir. Sebuah serangan mendadak akan membuat kita
tidak dapat mengumpulkan pasukan yang cukup pada waktunya, dalam hal ini kita bahkan
tidak akan mampu melaksanakan rencana tersebut.”

Merupakan suatu tradisi untuk deklarasi resmi perang yang harus dilalui antar kerajaan,
semacam perjanjian terhormat atau etiket perang.

Mengirim deklarasi perang secara resmi berarti mengirim pesan 'kerajaan kami
menjunjung etika' ke kerajaan-kerajaan lainnya. Jika mereka tidak melakukannya, mereka
akan dipandang sebagai kerajaan yang biadab, yang akan memiliki dampak negatif serius
pada upaya diplomatik mereka.

Di antara bangsa-bangsa dari ras yang berbeda, tradisi ini tidak sering diamati. Namun,
bahkan ketika kerajaan-kerajaan dari berbagai ras terlibat, itu tergantung pada usia,
sejarah, hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan tetangga mereka, dan sebagainya.
Jadi mengingat konteks ini, bagaimana suatu bangsa akan diperintah oleh undead, yang
membenci mahluk hidup, akan melakukan hal tersebut? Apakah mereka akan memberikan
deklarasi perang resmi?

“—Ayahku. Seperti yang sudah kuduga, kita hanya akan memiliki kesempatan menang
sangat tipis jika kita melakukan peperangan. Jika itu masalahnya, bukankah kita harus
mencoba yang terbaik untuk menghindari hasil tersebut, dengan pengorbanan kecil?”

"Pengorbanan kecil...?"

"Ya, rajaku. Kita harus segera memanggil baron itu dan mengadilinya. Setelah itu, kita
akan membuatnya bertanggung jawab atas tindakannya terlepas dari hasilnya, dan
mempersembahkan kepalanya."
(TLer: Sasuga Zanac)

"... Kita tidak bisa melakukan itu, Zanac. Memanggil baron itu dan mengadilinya pastilah
tak apa-apa, tetapi jika dia tidak bersalah atau jika kita bisa menyatakan dirinya tidak
bersalah, aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Aku punya rencana yang lebih baik
dalam pikiranku."

“Rencana yang lebih baik ...? Apa itu?"

Ayahnya terdiam dan menggelengkan kepalanya.

Setelah menyaksikan itu, Zanac menyimpulkan bahwa ayahnya mungkin berbohong. Jika
memang ada rencana yang lebih baik maka dia pastilah mengatakannya dengan lantang.
Jika tidak, dia mungkin berbohong untuk menutupi kenyataan dirinya tidak memikirkan
alasan yang lebih baik tentang mengapa mereka harus mengampuni bangsawan itu.

Zanac merasa kecewa dengan ayahnya dan merenungkan apa yang harus dia lakukan
selanjutnya.

{Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, masa depan Kingdom terlihat suram ...
Sepertinya aku harus melakukannya dengan paksa.}

Pertama-tama, itu merupakan keharusan bagi mereka untuk menyerahkan seluruh


tanggung jawab pada baron itu.

Meskipun probabilitasnya tipis, baron itu mungkin merupakan sumber dari semua masalah
mereka. Dalam kasus apa pun, jika mereka bisa membuktikan kebenarannya, maka
masalah mereka akan terpecahkan.

Namun, Zanac tidak bisa memikirkan cara untuk melimpahkan seluruh tanggung jawab
kepadanya. Bagaimana jika dia membunuh baron itu dalam perjalanan ke ibukota dan
kemudian melimpahkan seluruh tanggung jawab padanya? Ayahnya tidak akan bisa
mengatakan sebaliknya jika memang begitu.

Bahkan jika ayahnya menolak rencana itu, selama dia bisa melakukannya sendiri,
semuanya akan baik-baik saja. Dia telah mempertimbangkan jika semuanya akan berubah
seperti ini pada saat dia mendengar insiden itu. Sebelumnya dia sudah sampai pada
kesimpulan ini.

Kejahatan besar merebut tahta.

Dia begitu dekat untuk mewarisi takhta, dia bahkan tidak perlu melakukan apa pun kecuali
menunggu. Jumlah kerugian dari melakukan apa yang akan dia lakukan terlalu banyak
untuk dihitung. Satu-satunya keuntungan dari rencana ini yaitu menyelesaikan masalah
yang ada.

Jika itu yang terjadi maka perebutan kekuasaan mungkin merupakan ide bodoh di atas
kertas, tetapi jika dia membiarkan status quo tetap seperti saat ini, sudah tidak ada lagi
yang namanya Kingdom.

Zanac berharap setidaknya dia bisa menerima persetujuan dari para menteri yang hadir
dirapat ini. Ada juga kebutuhan baginya untuk meminta kontribusi pria itu dari saudara
perempuannya. Brain Unglaus merupakan bagian tak terpisahkan dari rencananya. Jika
Brain ada di sana, mereka pasti akan lebih unggul dalam hal kekuatan.

{—Ah — sungguh menyebalkan! Mengapa aku harus merencanakan ini sejak awal! Kalau
saja Sorcerous Kingdom tidak ada! Kalau saja undead yang sangat kuat itu tidak ada!}

Jika bukan karena Sorcerous Kingdom, jika bukan karena intervensi pertempuran tahunan
mereka dengan Empire, meskipun saudara lelakinya mungkin sudah menjadi raja, Kingdom
tak akan terpojokkan seperti saat ini.

Zanac mengutuk dalam benaknya.

Dan kemudian, suara ketukan pintu bisa terdengar.

Zanac memiliki firasat.

Untuk menginterupsi rapat, ini pastilah darurat. Sejujurnya, cara mereka mengetuk pintu
juga cukup keras.

Masalah yang sangat penting biasanya - tidak, itu pasti berita buruk. Itu firasat Zanac.

Zanac, sebagai perwakilan mereka, memberikan persetujuannya untuk membiarkan


mereka masuk. Seorang knight panik memasuki ruangan, seperti yang dia harapkan.
"Seorang utusan dari Sorcerous Kingdom baru saja memberi tahu kami bahwa Perdana
Menteri mereka, Albedo, akan tiba di ibukota dalam waktu kurang dari dua jam!"

Dalam komunikasi mereka sebelumnya, gelar Guardian Overseer tidak masuk akal bagi
mereka sehingga mereka sepertinya telah mengubah gelarnya menjadi Perdana Menteri
yang mudah dimengerti. Apakah kedatangan seseorang sekaliber seperti itu menegaskan
kekhawatirannya?

—Tidak, tunggu.

Firasatnya melenceng. Ini bukan berita buruk - tetapi berita terburuk.

{Jadi - untuk tujuan apa dia datang?}

Utusan yang membawa dokumen resmi tidak ada di dalam istana ini. Meskipun dia ingin
dirinya tinggal di ibukota, mereka tidak memiliki keberanian untuk membiarkan undead
bersama mereka. Inilah sebabnya mengapa saat ini orang itu menetap di mansion distrik
bangsawan.

Mereka menempatkan penjaga di sekitar mansion di bawah kedok perlindungan, perimeter


itu dijaga dengan sangat ketat sehingga bahkan seekor slimepun yang keluar tak akan tidak
mereka sadari, tetapi utusan itu kelihatannya belum menghubungi Sorcerous Kingdom.

Mungkinkah mereka berkomunikasi menggunakan sihir? Atau apakah mereka berencana


untuk mengunjungi Kingdom meskipun utusan itu belum kembali?

Juga, mereka tidak mengirim utusan sebelum mereka pergi, mungkinkah mereka
kelupaan. Lalu untuk apa?
(TLer: gue kurang yakin ama terjemahan kalimat ini, CMIIW)

{Jika begitu - sepertinya mereka tidak kesini untuk menyatakan perang.}

Jika mereka di sini untuk menyatakan perang, mereka tidak akan mengirim pejabat
terpenting kedua mereka menuju wilayah di mana mereka tidak yakin tentang apa yang
bisa terjadi.

Sebagai utusan dari kerajaan asing, Kingdom tidak akan berani menyakitinya - meskipun
dia mungkin memiliki gagasan naif itu. Namun, dari perspektif Zanac, pejabat itu sepertinya
bukan tipe seseorang yang berkeliaran di wilayah yang dirinya tahu akan berbahaya
baginya.
"Beri dia audiensi. Segera persiapkan ruang tahta untuk penerimaan tamu.”

"Baik, Yang Mulia!"

Knight itu meninggalkan ruangan setelah mendengar perintah ayahnya.

Biasanya, bahkan jika seorang pejabat asing mengunjungi ibukota, itu tidak seolah-olah
mereka akan diberikan audiensi dengan Raja pada hari yang sama. Tetapi, mengingat
situasi mereka saat ini, mereka tidak bisa begitu saja memberi tahu Perdana Menteri
Sorcerous Kingdom sesuatu seperti, "Anda akan diberikan audiensi dalam beberapa hari."

"Semuanya, aku minta maaf tapi bisakah kalian semua berganti pakaian dengan yang
lebih formal dan berkumpul di ruang tahta?"

Setelah mendengar permintaan raja mereka, para menteri termasuk Zanac, menundukkan
kepala mereka.
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 2

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

  Ruang singgasana yang digunakan untuk audiensi dengan utusan (ada beberapa ruang
singgasana, tiap ruangan digunakan untuk tujuan yang berbeda) tidak terlalu besar, tetapi
cukup bagus karena telah disiapkan dengan cepat. Namun, karena pemandu yang mereka
kirimkan cukup lambat - ini bukan tindakan yang disengaja oleh mereka untuk membeli
lebih banyak waktu - mereka hanya memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan ruangan
dan mengumpulkan para menteri yang saat ini mengenakan pakaian seremonial sebelum
Perdana Menteri Sorcerous Kingdom, Albedo, tiba.

Aroma bunga yang baru dipetik mulai meresap ke dalam ruangan.

Bagi Zanac, semuanya hanya berbau seperti rerumputan, tetapi Renner mungkin akan
mengatakan, "Mungkin Onii-sama sedang flu." atau sesuatu seperti itu.

Dia merasa tidak perlu memakai bunga segar karena semua orang sudah memakai
wewangian seperti parfum, tetapi dia mengerti ada nuansa tertentu ketika melihat bunga
yang mekar. Jika itu masalahnya, mengapa mereka tidak bisa menggunakan bunga palsu
saja? Yah, karena tidak ada preseden untuk itu, penggunaan bunga palsu bisa memberikan
kesan negatif kepada si utusan jika mereka tidak disambut di sana, itu akan merepotkan.
(TLer: preseden = sesuatu yang bisa dijadikan teladan.)

Setiap ras memiliki perlakuan etiket yang serupa, namun perlakuan yang sama dapat
ditafsirkan secara berbeda oleh ras yang berbeda. Lalu bagaimana Council State, yang
merupakan rumah bagi berbagai ras non-manusia, memecahkan masalah ini?
Alasan mengapa pikiran ini muncul entah dari mana adalah karena tanduk dan sayap milik
Perdana Menteri Sorcerous Kingdom, Albedo, yang baru saja berjalan masuk.

Sebagai Perdana Menteri Sorcerous Kingdom, kecantikan menggoda yang memiliki daya
pikat misterius tentang dirinya, tak berubah dari terakhir kali dia melihatnya. Kecantikannya
sedemikian rupa sehingga hampir bisa membuat mereka melupakan dirinya merupakan
pejabat tinggi Sorcerous Kingdom jahanam. Dia tidak yakin apakah Albedo sudah
mengatakannya, tetapi dirinya cukup mempesona untuk menjadi seorang utusan dimana
kerajaannya akan saling berperang.

Perempuan itu adalah Perdana Menteri Sorcerous Kingdom, Albedo.

Suara pria yang dilanda jatuh cinta bisa terdengar di seluruh ruangan, suara yang mereka
buat saat mereka mendesah, "ooooohh." Para bangsawan yang telah membuat suara-
suara itu juga terlihat jelas di wajah mereka yang terpesona.

Keindahan yang mampu menahan tawanan mereka secara bertahap mengeluarkan


senyum yang seperti dimiliki seorang ibu yang penuh kasih. Mungkin tidak ada orang lain di
dunia ini yang bisa menghasilkan senyum semenawan itu.

Meskipun saudara perempuan Zanac juga dianggap cantik, dia pikir kecantikan Albedo
bahkan bisa mengungguli kecantikannya. 

Satu-satunya aspek aneh tentang dirinya yaitu gaunnya.

Jika mereka berada di pesta dansa, tidak ada yang lebih pantas daripada gaun berwarna
persik terang itu, tetapi mengingat situasi mereka saat ini, itu sama sekali tidak pantas.

Dia tidak mungkin memakainya karena suatu kesalahan. Itu pastilah di sengaja. Apa
makna tersembunyi di balik semua ini?

Zanac tidak punya ide mengenai implikasi dari berbagai jenis gaun yang dikenakan oleh
wanita. Mungkin saudara perempuannya akan bisa mengetahuinya, tetapi dia tidak terlalu
normal dibandingkan dengan wanita-wanita bangsawan lainnya. Bisa dikatakan,
keputusannya tidak terlalu menghabiskan banyak waktu untuk mempercantik dirinya sendiri
telah mendapatkan rasa hormat Zanac.

Zanac melirik adiknya.

Dia tidak mengenakan gaunnya yang biasa, melainkan apa yang ia kenakan untuk
upacara. Dia tidak mungkin mengenakan pakaian yang sama seperti saat terakhir kali
mereka menyambut Albedo kan?

Meskipun dia ingin memberitahu Renner untuk tidak mengenakan pakaian itu karena
seseorang akan memandang rendah dirinya, gaunnya tidak terlalu luar biasa dibandingkan
dengan apa yang Albedo kenakan.
Beberapa peserta rapat istana juga memperhatikan Renner mengenakan pakaian yang
sama seperti saat terakhir kali mereka menyambut dan ekspresi mereka terlihat terganggu,
tetapi ekspresi mereka hanya muncul sesaat saja.

"Sudah lama tak berjumpa, Albedo-kakka."

Setelah mendengar suara Rampossa, para bangsawan yang telah terpesona oleh
kecantikan Albedo akhirnya tersentak kembali ke kenyataan.

"Tida juga, itu salahku karena tidak mengunjungi Yang Mulia dalam waktu yang lama."

Albedo menjawab dengan suara yang sangat menarik yang cocok dengan penampilannya.
Punggungnya tegap dan posisi vertikal kepalanya tidak berubah, sama seperti yang dia
lakukan terakhir kali. Ini sangat bertolak belakang dengan sikapnya yang lembut, itu
memperjelas keyakinannya jika manusia terlalu rendah baginya untuk menundukkan
kepalanya.

"Sepertinya anda tidak banyak berubah, sungguh melegakan."

"Sama denganmu, Yang Mulia."

Cara keduanya tersenyum dan memandang satu sama lain dapat membuat seseorang
percaya itu hanya pertemuan antar teman dekat, dan tidak lebih.

"Anda kelihatannya sibuk, jadi saya akan terus terang, mengapa hari ini anda datang ke
sini?"

"Memang benar. Aku kemari untuk urusan kita sebelumnya - tentang karavan gandum
kerajaanku, yang dimaksudkan untuk menjadi bantuan kemanusiaan bagi Holy Kingdom,
telah dirampok oleh salah satu orangmu.”

Meskipun ini bukan suatu hal yang bisa ditertawakan, senyum Albedo tetap teguh seperti
sebelumnya.

Sebaliknya, ayahnya berdiri dari singgasananya untuk berkata,

"Saya mengerti, anda di sini untuk itu. Kemudian izinkan saya untuk pertama-tama, minta
maaf atas tindakan warga kerajaanku."
Ayahnya menunduk dan membungkuk lurus. Raja suatu kerajaan menerima ucapan dari
pihak lain tanpa penolakan. Dalam diplomasi, itu merupakan sesuatu yang seharusnya
tidak dilakukan dengan alasan apa pun. Dalam dunia diplomasi, di mana seseorang yang
pintar tak terjamin terkena tipudaya, untuk mengkonfirmasi kesalahan seseorang dari
kerajaannya merupakan kesalahan besar.
(TLer : ????????, inggrisnya 'to catch a wheasel asleep')

Tak pernah terpikirkan, kenyataannya itu tidaklah bijaksana bagi seorang kepala kerajaan
untuk secara langsung meminta maaf atas sesuatu, karena itu akan sama dengan seluruh
kerajaan yang mengaku bersalah.

Melakukan hal itu sama saja dengan mengutuk kerajaan mereka pada setiap tindakan dan
keinginan Sorcerous Kingdom. Tidak-

{Mengingat kita berusaha menghindari perang habis-habisan, ini mungkin bukan ide
terburuk. Tetapi jika Sorcerous Kingdom menuntut kepala bangsawan itu sekarang,
bukankah mereka pasti melakukannya?}

Dia tidak bisa membayangkan jika keadaan akan menjadi seperti ini mengingat apa yang
dikatakan ayahnya sebelumnya. Jika dia berniat menolak tuntutan Sorcerous Kingdom
pada saat ini, orang yang meminta maaf seharusnya seseorang seperti Zanac, bukan
dirinya. Lagipula, perbedaan dalam bobot ucapan kepala kerajaan dan ucapan putranya
merupakan dunia yang terpisah.

Tetapi tepat ketika rentetan pemikiran Zanac mencapai titik itu, ucapan ayahnya berikutnya
membuatnya kehilangan kata-kata.

"Lalu... apakah dengan mempersembahkan kepala saya sendiri memungkinkan Kingdom


menerima pengampunan dari Sorcerous Kingdom?" 

Saat ucapan itu keluar dari mulut ayahnya, rasanya seakan seluruh ruangan membeku.

Setelah keterkejutannya berkurang, Zanac hanya bisa merasa malu pada dirinya sendiri
dari lubuk hatinya.

Ini tidak diragukan lagi, kartu truf ayahnya.

Meskipun skala insiden akan memengaruhi tanggapan yang diterima, jika persembahan
permohonan maafnya adalah kepala dari kepala kerajaan itu sendiri, pihak lain pasti
menerimanya tidak peduli siapa mereka bukan? Tidak, jika mereka meminta lebih besar
dari apa yang ditawarkan, kurangnya kemurahan hati mereka pasti akan mendapat
kecaman dari semua orang.  
Ayahnya tidak menganggap dirinya bernasib malang untuk mengorbankan nyawanya,
bukan karena dia ingin mati, tetapi karena mengorbankan diri untuk seseorang dari
Kingdom sendiri merupakan bentuk dari keteguhan seorang raja.

Ayahnya adalah raja sejati.

Meskipun nyatanya kelemahan ayahnya yaitu dalam cara dia menangani masalah,
kelihatannya seolah-olah Zanac telah meremehkan ayahnya untuk waktu yang lama.

"Tentu saja, Kingdom akan bertanggung jawab atas hilangnya gandum-gandum Sorcerous
Kingdom, kami bahkan bisa mengganti dua kali lipat jumlah gandum itu jika anda
menginginkannya. Seperti itulah tambahan selain tawaran kepalaku. Apa pendapat anda
tentang penawaran ini? Albedo-kakka."

"Hmph ..."

Ekspresi di wajah Albedo bertambah berat. Meskipun dia masih cantik, itu anehnya
menakutkan.

"... Hehehe, sepertinya kau membuat prediksi yang sedikit salah, Rampossa ketiga?"

Albedo mengalihkan pandangannya, sepertinya ke saudara perempuannya.

"Apakah ini karena kau kehilangan pria itu? Atau apakah ini karena sesuatu yang lain?
Apakah kau menyadari kepintaran— "Albedo kemudian memandang Zanac," —dari
anakmu, dan karenanya memutuskan untuk berubah pikiran?"

"Saya yakin jika saya tidak berubah pikiran..."

"Oh, tapi kau melakukannya. Jika itu dirimu yang dulu, kau tidak akan membuat keputusan
ini... mungkin ini merupakan kombinasi dari banyak faktor yang telah memengaruhimu,
tetapi dasarmu sebagai pribadi tidak banyak berubah? Apapun itu, tidak masalah.
Bagaimanapun, kami tidak akan mengubah kebijakan kami terhadap masalah ini."

Karena perubahan aura Albedo yang tiba-tiba dan aneh telah terjadi, tidak ada yang
memperhatikan pada awalnya. Dia telah sepenuhnya melupakan etiket yang diharapkan
dari seorang utusan selama audiensi dengan kepala kerajaan. Bahkan jika dirinya
merupakan orang asing, ini bukan sikap yang dapat diterima untuk diperlihatkan kepada
seorang raja yang secara aktif memimpin bangsanya. Anehnya, sikapnya ini terasa lebih
alami bagi Zanac, mungkin karena dariawal kekuatan antara Raja Kingdom dan Perdana
Menteri Sorcerous Kingdom sudah berbeda.
Manusia dan iblis.

Dari perspektif itu, sikapnya terasa paling alami.

Mungkin itu sebabnya. Ada tekanan tak terlihat yang berasal dari Albedo yang
menghentikan semua orang menyuarakan ketidaksenangan mereka.

Itu hanya sementara, karena iblis dengan cepat mengenakan baju dombanya, yaitu
sebagai utusan Sorcerous Kingdom.

Albedo mengamati para menteri yang berdiri di seberang lorong dan menyatakan dengan
suara keras,

“Ini merupakan deklarasi resmi perang dari Sorcerous Kingdom. Kami akan mengerahkan
pasukan kami sebulan dari hari ini pada tengah hari! Namun, jika kalian menggerakan
pasukan menuju E-Rantel - untuk menyeberang ke perbatasan Sorcerous Kingdom, maka
kami tidak akan lagi mengikuti garis waktu itu."

"Mohon tunggu sebentar!"

“Aku tak ingin berlama-lama disini. Baiklah, dengan itu pekerjaanku di sini telah selesai.
Hal terakhir yang ingin aku sampaikan dari Yang Mulia adalah—"

"—Kau sudah lama merencanakan sesuatu seperti ini kan?!"

Ucap seorang aggota istana dipenuhi amarah. Albedo menyipitkan mata padanya. Pesan
yang disampaikan melalui mata itu mungkin ancaman.

"Kau berani menyela pesan dari Yang Mulia Sorcerer King — manusia. Tidak bisakah kau
menunggu untuk mati sebulan dari sekarang?"

Wajah aggota istana yang telah berbicara memucat meskipun Albedo tidak terlalu
meninggikan suaranya dan tidak melakukan sesuatu yang tidak biasa. Namun, ekspresi
aggota istana itu, yang telah diancam oleh penguasa wilayah dengan tentara sebelumnya,
berubah secara dramatis karena tatapan dari si cantik itu.

"... Hmph. Sekarang, izinkan aku untuk menyampaikan pesan dari Yang Mulia Sorcerer
King. 'Aku tidak mempunyai niat untuk menggunakan sihir maha dahsyat seperti yang aku
gunakan terakhir kalinya, mari kita nikmati prosesnya. Itu saja'.” Setelah mengatakan itu,
Albedo tersenyum masam untuk pertama kalinya. "Bahkan jika kau mengatakan ini
merupakan sesuatu yang telah kami rencanakan, jujur saja, apa yang terjadi benar-benar di
luar harapan kami. Kami juga ingin mencari tahu kenapa keadaan menjadi seperti ini.”
Albedo kelihatannya mengatakan yang sebenarnya dengan menilai dari ekspresi dan
suaranya, seseorang tidak akan mempercayai dirinya berbohong. Tentu saja, kemungkinan
ini semua hanyalah akting juga sangat tinggi.

“Jika kau ingin menganggap insiden ini sebagai rencana kerajaan kami, itu tidak masalah
bagiku. Sejarah ditulis oleh para pemenang. Semua tuduhan palsumu akan segera
dihapus."

Zanac memahami sikap yang diambil Sorcerous Kingdom untuk insiden ini.

Gagasan mereka dapat menghindari perang adalah sia-sia.

Sorcerous Kingdom tidak berusaha memperluas wilayahnya melalui penaklukan,


melainkan penghancuran total Kingdom. Bisa dibilang, perang ini tak terhindarkan. Dalam
sebulan, undead Sorcerous Kingdom pasti akan dikerahkan menuju perbatasan Kingdom.

"Tak perlu menemaniku, aku tidak ingin mengambil waktu berharga dan terbatasmu."

Setelah Albedo menunjukkan sikap yang mengatakan kepada mereka jika dirinya telah
mengatakan semua yang dia inginkan, dia membalikkan punggungnya pada yang lain dan
berjalan keluar pintu.

Apakah benar-benar menguntungkan bagi Kingdom untuk membiarkannya pergi begitu


saja?

Jika mereka membunuh wanita yang memegang jabatan Perdana Menteri ini, akankah hal
itu menjerumuskan politik Sorcerous Kingdom ke dalam kekacauan sementara dan
membuat mereka tidak dapat memulai perang?

Namun, ketika melihat punggung bermartabatnya membuatnya ragu. 

Saat Zanac mempertimbangkan kemungkinan, tidak ada yang berani menghentikan


Albedo meninggalkan ruangan.

Pintu-pintu raksasa ditutup ketika siluet Albedo menghilang di seberang pintu. Zanac
berkata kepada ayahnya,

"Apa yang harus kita lakukan? Jika kita mengejarnya..."

“Jangan lakukan hal semacam itu. Jika kita melakukan sesuatu seperti membunuh utusan
kerajaan lain, kesalahan atas seluruh situasi ini akan jatuh ke pundak kita. Maka tidak ada
kerajaan lain yang akan membantu kita.”
Ayahnya menjawab dengan suara lemah ketika dia meletakkan tangannya ke dahinya,
seolah-olah dia sedang sakit kepala. Zanac merasa seolah-olah ayahnya baru saja menua
dibandingkan dengan beberapa saat yang lalu.

"Yang Mulia. Pelayan anda ingin menyebarkan berita jika anda telah menawarkan kepala
anda sebagai persembahan pengampunan kepada setiap bangsa."

"... Ya, aku akan menyerahkan itu padamu, Menteri Luar Negeri. Jika kau melakukan itu ...
dalam skenario terburuk..."

“Tolong, jangan mengatakan sesuatu seperti skenario terburuk. Tidakkah kita akan baik-
baik saja selama kita berhasil mengalahkan pasukan Sorcerer King?”

"Ya, ya. Kau benar."

Ucapan Menteri Luar Negeri mengembalikan warna pada wajah ayahnya, tetapi
senyumnya masih dipenuhi duka.

"Zanac, Renner. Ada sesuata yang ingin kukatakan kepada kalian. Bisakah kalian datang
ke ruanganku nanti? Lalu, aku minta maaf kepada semua orang yang berkumpul di sini,
tetapi kita harus melakukan sidang dalam satu jam lagi untuk membahas apa yang akan
terjadi dalam sebulan kedepan.”

Para menteri semua menundukkan kepala dan membungkuk.

Setelah kepala penjaga mengantar ayahnya keluar dari ruangan, Zanac dan Renner pergi
bersama.

Meskipun Climb dan Brain menunggu di luar ruangan sebagai penjaga Renner, Renner
mengatakan kepada mereka untuk menunggu di ruangannya sehingga mereka hanya
menyaksikan ketika Zanac dan Renner pergi.

Keduanya berjalan bahu-membahu melewati koridor.

"Jadi, saudariku. Apakah kau mengetahui mengapa ayah memanggil kita?"

"Ya, aku percaya itu untuk alasan yang sama seperti yang dipikirkan onii-sama saat ini."

"Begitukah? Apakah ayah akan menunjukkan kepada kita makanan penutup lezat yang
dibawa Albedo-kakka?”
"Ya! Seperti yang diharapkan dari onii-sama, aku percaya itu yang akan terjadi!”

Zanac menatap Renner dengan mata terbuka lebar sesaat, yang Renner tanggapi dengan
senyuman seolah-olah tidak ada yang baru saja terjadi. Wanita ini sangat sakit untuk
dihadapi.

"Apa yang kau rencanakan untuk lakukan?"

"Um—"

Renner meletakkan jari telunjuknya di bawah dagunya dan memiringkan kepalanya ke


samping. Zanac melihat apa yang dia lakukan dan dengan sengaja menghela nafas berat.

  “Apa yang kau dapatkan dari bersikap lucu di depan kakakmu sendiri? Tunjukkan saja itu
pada Climb, dialah yang mudah ditipu."

“Onii-sama, kau sungguh keterlaluan. Selanjutnya aku akan mencoba ini pada Climb -
meskipun aku tidak berencana untuk melakukannya. Bukankah onii-sama yang harus
ditanya tentang apa yang dirinya rencanakan?”

"Aku, aku ingin kabur. Tapi, itu tidak mungkin. Sorcerous Kingdom pasti akan memburu
kita.”

"Akupun memikirkan hal yang sama."

Bagi seorang wanita yang ingin menikah dengan pria yang status sosialnya jauh dari
miliknya dan sengaja bermitra dengan Zanac, jawaban itu terlalu datar. Zanac berpikir
Renner akan menjadi tipe yang lebih menghargai kelangsungan hidupnya dan akan
berencana untuk meninggalkan istana keesokan harinya atau sesuatu seperti itu. Mungkin
Renner juga mengerti betapa mustahil bagi mereka untuk melarikan diri dari cengkeraman
Sorcerous Kingdom, dan dengan demikian mengaburkan keinginannya untuk
melakukannya.

Zanac mencuri pandang pada Renner tetapi tidak bisa mengatakan perasaannya tentang
masalah itu hanya melalui ekspresinya saja.

Setelah mereka berdua memasuki ruangan, ucapan pertama dari mulut ayah mereka sama
seperti yang dia harapkan.

"Zanac, Renner. Tinggalkan tempat ini sekarang juga. Kalian hanya pangeran dan puteri
dari kerajaan ini, tidak perlu bagi kalian berdua untuk mati bersamanya.”
Mereka berdua saling memandang dan menjawab secara bersamaan jika—

Mereka tidak berniat melakukannya.

Ekspresi wajah ayah mereka pahit.

“Begitukah ... tapi, masih ada waktu. Jika kalian berdua berubah pikiran, katakan segera
padaku.”

Meskipun dia tidak yakin pilihannya akan berubah, pikiran seorang pria mudah goyah. 

Zanac dengan lembut menganggukkan kepalanya ke arah ayahnya.

Renner, yang ada di sebelahnya, melakukan hal yang sama.

---------------

Anak-anak, ketika melihat Brain telah kembali, berlari ke arahnya.

"Os-san, kau kembali!"

"Os-san, os-san!"

Sepuluh anak itu mengelilingi Brain, sembilan laki-laki dan satu perempuan. Mereka semua
yatim piatu. Brain telah mengambil orang-orang yang dia yakini memiliki semacam potensi,
membiarkan mereka tinggal bersamanya, dan melatih mereka dalam seni ilmu pedang.

Karena mereka tumbuh di lingkungan yang keras, mereka sepenuhnya memahami


pentingnya keyakinan teguh dan mampu mengikuti rejimen pelatihan yang keras. Meski
dikatakan seperti itu, mereka masihlah anak-anak sehingga Brain masih tidak yakin apakah
mereka bisa memenuhi harapannya. Tentunya jika mereka terus berlatih seperti ini, mereka
akan bisa, paling tidak, mencapai level Climb.

Anak-anak itu berkeringat tetapi itu tidak menganggu Brain. Bagaimanapun, dia juga pasti
sama setelah latihan, ini merupakan bukti jika anak-anak telah bekerja keras.

“Oy oy, kalian. Apakah kalian sudah selesai latihannya?"


"Istirahat-"

"Aku sudah banyak berlatih—"

"Tanganku-"

Karena mereka semua menjawab serempak, sulit untuk sepenuhnya memahami apa yang
mereka coba katakan, tetapi mereka telah menyelesaikan pelatihan mereka, yang dia
mengerti.

“Sekarang, istirahatlah. Ingat, aku katakan kepada kalian istirahat juga merupakan bagian
dari pelatihan ok?”

Anak-anak setuju sembari menjawabnya dengan berisik.

"Sesaat lagi aku akan menemani kalian untuk berlatih, jangan bilang kalau kalian terlalu
lelah untuk berlatih, mengerti?"

Anak-anak, sekali lagi, menyetujuinya sembari menjawabnya dengan berisik.

"Baik! Ingatlah untuk minum. Dan juga, jangan lupa untuk makan!"
(TLer: Saya kurang yakin ama kalimat diatas, butuh RAWnya)

Beberapa anak berkata "Kami sudah mengerti" atau "Os-san sangat cerewet" tetapi
mayoritas dari mereka menjawab jika mereka mengerti.

"Bagus, sekarang bubar. Oh benar. Sebelum kalian pergi, dua orang itu dimana?"

Yang tertua dari kelompok itu, perwakilan mereka, mengatakan kepadanya, "di halaman
belakang."

Brain menjawab dengan "oh", mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anak, dan
berjalan menuju halaman belakang.

Anak-anak kembali ke rumah untuk memakan makanan dan minuman yang mereka terima
dari pasangan lansia yang telah menunggu mereka dan mungkin tidur siang sesudahnya.

Olahraga yang baik, diet yang baik, dan tidur yang baik. Itulah bagaimana otot-otot yang
sangat baik dibangun.
Brain mengangguk puas. 

"Kau membuatku menunggu terlalu lama."

Suara seorang wanita memanggil saat Brain memasuki halaman belakang.

"Ah, maafkan aku. Aku harus bersiap-siap terlebih dahulu untuk menemani Yang Mulia
Putri pada pertemuannya dengan para bangsawan, pedagang, dan sebagainya, jadi aku
agak terlambat.”

Ada seorang pria dan seorang wanita di sana, yang telah mengajar anak-anak sebelum dia
tiba.

Wanita yang berbicara dengan Brain menggulung rambutnya menjadi bentuk roti, terlihat
seperti gaya rambut yang disebut 'Magay' di Selatan.
(TLer: pengucapan tidak lengkap dari 'Marumage', gaya rambut tradisional wanita jepang)

Penampilannya, cukup menjadi apa yang biasanya dianggap indah oleh seseorang,
memberi kesan dirinya dingin dan tajam. Dia tidak terlalu tinggi, mungkin sedikit lebih
pendek dari kebanyakan wanita seusianya.

Orang lain di sana, pria itu, tetap diam.

Meskipun dia memiliki sikap acuh tak acuh yang dapat membuat seseorang berpikir dirinya
tidak bahagia, walaupun aslinya tidak begitu. Dia mengangkat tangan sebagai bentuk
salam untuk Brain.

Dia kurang bagus mengekspresikan dirinya. Brain sebenarnya pernah mendengarnya


berbicara beberapa kali dahulu kala, tetapi suaranya sekecil semut.

Pria itu juga tidak terlalu tinggi. Dia memiliki kaki pendek tetapi sebaliknya secara fisik
sehat, tetapi jika rumor tersebar tentang dirinya yang merupakan keturunan dwarf, dia tidak
akan memiliki banyak bukti untuk menentangnya.

Keduanya dihitung dalam Six Great Disciples dari dojo pendekar pedang yang dikenal
sebagai Vesture Croff di Leoghain. 

Brain memiliki keraguan tentang bagaimana mereka mengajar, dalam benaknya, pelatihan
ilmu pedang praktisnya lebih berguna daripada latihan ilmu pedang performatif mereka.

Dibandingkan melambaikan udara sekitar beberapa ratus kali, latihan dengan pedang
sungguhan - bahkan jika itu pedang tiruan - jauh lebih efektif. Brain percaya jika metodenya
akan memungkinkan seseorang mendapatkan lebih banyak memori otot daripada hanya
melatih tubuh seseorang.

Namun, ini adalah cara yang baik untuk memungkinkan mereka mempelajari teknik terlebih
dahulu dan membangun fondasi yang cukup kuat sehingga kecil kemungkinannya mereka
akan mati dalam pertempuran yang sebenarnya.

Sulit mengatakan secara pasti sisi mana yang benar atau salah.

Meskipun mereka semua telah mendapatkan kekuatan, mereka memiliki cara hidup yang
sangat berbeda.

Akan merepotkan bagi Brain jika anak-anak mati dalam pertempuran sebelum mereka
bahkan memiliki kesempatan untuk sepenuhnya menyadari bakat mereka. Itulah sebabnya
dia memilih untuk melatih anak-anak dengan keduanya, sembari membagikan
pengalamannya sendiri; akibatnya, rejimen pelatihan anak-anak menjadi lebih keras.

"Apakah akomodasi mereka sudah beres?"

“Yup, mereka akhirnya selesai. Mereka dijadwalkan melakukan perjalanan ke barat laut -
dengan sekelompok pedagang yang beroperasi di kota dekat dengan Council State."

Wanita itu sedikit mengernyit.

“Sudah dua minggu sejak Sorcerous Kingdom menyatakan perang terhadap kita, tetapi
belum ada berita tentang mobilisasi pasukan kedua kerajaan. Menurut beberapa rumor
yang kudengar, Sorcerous Kingdom hanya ingin memaksa Kingdom untuk menyerah dalam
beberapa negosiasi dan tidak benar-benar ingin bertarung dalam pertempuran habis-
habisan? Jika itu benar, bukankah itu akan membuat upaya Tuan Unglaus sia-sia?”

"Apakah Sorcerer King itu benar-benar melakukan hal seperti itu?"

Jika Brain tidak bertemu langsung dengan Sorcerer King, dia akan percaya ini hanyalah
taktik negosiasi juga. Tetapi sebagai saksi dari pertempuran tragis itu, sulit baginya untuk
tidak meragukan Sorcerer King sedang merencanakan sesuatu. Mungkin dia sedang
bersiap untuk merapalkan mantra itu lagi.

Apakah kegelisahan Brain menyebar padanya? Wanita itu berbicara dengan nada pelan,

"...Tuan Unglaus pernah bertemu dengan Sorcerer King itu?"

"Aku tidak hanya bertemu dengannya, aku menjadi saksi duelnya dengan Gazef ... hmmm,
aku masih tidak tahu apa yang terjadi pada Gazef sampai hari ini."
Pandangannya beralih ke pinggang Brain.

Tersarung di sisinya merupakan salah satu harta Kingdom, Razor Edge.

Ini merupakan sesuatu yang diberikan kepadanya ketika perang diumumkan, meskipun dia
telah menolaknya dalam banyak kesempatan. Bagi Brain, pedang ini terlalu berat untuk dia
tanggung sehingga dia memperlakukannya sebagai sesuatu yang dipercayakan kepadanya
hanya untuk diamankan. Dia tidak bermaksud untuk menghunuskan pedang ini.

Meskipun pedang ini seperti kentang panas yang dia lebih suka berikan kepada orang lain,
jika orang itu tidak bisa menyamai kemampuan Gazef Stronoff, dia tidak bermaksud untuk
memberikannya begitu saja.

"Duel dengan Tuan Stronoff? Aku..."

Dia berhenti sendiri sebelum dia bisa menyelesaikan kalimat itu.

Mungkin dia ingin mengatakan sesuatu di seperti, "Aku berharap aku ada di sana untuk
menyaksikannya juga." Brain tidak terlalu memikirkannya, lagipula dia juga seorang warrior.
Berharap menjadi saksi duel Gazef merupakan hal yang wajar bagi mereka.

Tidak, lebih tepat untuk dikatakan dirinya ingin pria itu menyaksikannya juga. Dia baru saja
mengatakan dirinya masih tidak bisa mencari tahu apa yang terjadi selama duel itu, jadi jika
orang lain bisa menjelaskan padanya itu hal yang bagus.

“Aku pikir Sorcerer King sedang merencanakan sesuatu, tetapi aku tidak yakin apa yang
sebenarnya dia rencanakan, lagipula aku tak memiliki dasar untuk pemikiran itu. Naluriku
membunyikan alarm saat ini, dan aku cenderung sangat mempercayai naluriku.”

"Jika itu merupakan naluri warrior dari seseorang seperti Tuan Unglaus, maka itu mungkin
benar..."

"Aku tidak terlalu yakin dengan spesifik ... lagipula, kita harus mengeluarkan bocah-bocah
ini dari tempat ini secepat mungkin. Bahkan jika aku mati, mereka masih bisa hidup sendiri
dengan ilmu pedang yang telah aku ajarkan kepada mereka - bahkan jika itu bukan
keahlian yang signifikan.”

“... sebenarnya, sensei kami telah memberi tahu kami hal yang sama dengan Tuan
Unglaus, Sorcerous Kingdom merencanakan sesuatu dibalik layar. Maka, ketika anak-anak
harus dikirim pergi—" wanita itu memandang ke arah pria yang diam di sebelahnya," —
bisakah kau memintanya pergi bersama mereka?"

"Apa? Apakah dia akan melakukan itu? "


Dia melirik pria yang memberinya anggukan bisu. Dia tampak kesal, tapi mungkin bukan itu
masalahnya.

Tidaklah tepat untuk mengatakan jika pria ini menyukai anak-anak.

Meskipun semua Six Great Disciples telah berada disini, yang paling disukai anak-anak
dari mereka semua adalah dirinya.

“Ya, sensei sepertinya sudah mempertimbangkannya. Selama dia hidup, ilmu pedang kita
bisa terus diturunkan dari generasi ke generasi.”

Dengan kata lain, mereka memiliki pemikiran yang sama dengan Brain.

Jika itu masalahnya, dia tidak punya alasan untuk menolak permintaan mereka.

“Aku tidak keberatan selama akhirmu baik-baik saja dengan itu. Karena itu, aku berterima
kasih untuk kalian semua. Aku akan berbicara dengan para pedagang yang akan
membawa mereka pergi."

Brain mendengar pria itu mengatakan sesuatu dengan suaranya yang kecil, mungkin
sesuatu seperti, "tolong jaga dirinya" atau sesuatu seperti itu.

Brain mengangkat tangannya sebagai tanggapannya, yang mana ditanggapi balik oleh pria
itu dengan mengangguk dalam.

“Lalu sekarang, setelah anak-anak nakal selesai istirahat, giliranku untuk melatih mereka.
Maaf telah merepotkan kalian berdua untuk melatih mereka saat aku pergi.”

Terimakasih merupakan satu-satunya hal yang mengalir keluar dari mulutnya. Meskipun
dia belum membayar mereka, mereka masih meluangkan waktu untuk mengajar anak-
anak.

Sensei Vesture mereka mungkin telah mempertimbangkan kenyataan Brain ialah


seseorang yang menggunakan ilmu pedang yang luar biasa dan ingin memperkenalkan Six
Great Disciples kepadanya, mungkin dalam prosesnya membuat Brain berutang budi
padanya, maka rasa terima kasih Brain tidak sebesar itu. Disisi lain Keenam Six Great
Disciples menanggapinya berbeda, mungkin mereka memiliki minat mereka pada prospek
untuk dapat melatih anak-anak jika seseorang yang dapat mengalahkan mereka dengan
mudah, Brain, telah dinilai memiliki potensi, atau mungkin mereka hanya tertarik untuk
mewariskan keterampilan mereka untuk anak-anak agar bisa mereka gunakan untuk
bertahan hidup? Bagaimanapun, dari awal mereka termotivasi untuk membantu anak-anak
tanpa motif tersembunyi.

Karena dia telah bertindak sebagai pengawal pribadi sang putri, dia pastilah berhubungan
dengan para bangsawan yang menjengkelkan itu. Inilah sebabnya mengapa orang-orang
sejelas Six Great Disciples bersinar bahkan lebih terang di matanya.

"... Aku harus mengatakan aku cukup terkesan karena ternyata Tuan Unglaus sangatlah
murah hati. Dengan mengadopsi anak-anak ini dan mengajari mereka keterampilan
sehingga mereka mampu bertahan hidup...”

Ekspresi Brain menjadi gelap.

Dia belum melakukan amal yang layak dipuji.

“Berhenti menyanjungku. Aku bukan pria yang baik. Meskipun benar aku mengambil anak-
anak ini dari permukiman kumuh, itu untuk suatu tujuan. Ada beberapa yang berada di
ambang kematian tetapi aku masih berjalan melewati mereka tanpa mengangkat satu jari
untuk membantunya. Jika kau ingin memuji seseorang untuk amal mereka, lakukan itu
kepada seseorang yang benar-benar layak mendapatkannya - misalnya seperti putri.”

Dia bisa melihat wanita itu memiliki ekspresi bingung, tetapi dia tidak yakin apa yang
menyebabkannya.

“Apakah kau membicarakan tentang Putri Renner-sama? Tentang bagaimana dia


mendanai panti asuhannya? Memang benar sang putri telah melakukan sesuatu yang luar
biasa, tetapi aku percaya Tuan Brain juga telah mencapai apa yang tidak dapat dilakukan
orang lain. Bukankah kalian berdua sama-sama layak dipuji?”

“Sepertinya aku tidak bisa membantahmu. Pikirkan apa pun yang kau inginkan, tetapi
jangan lakukan itu di depanku. Aku malah merasa bersalah karenanya."

"Kalau begitu aku minta maaf."

“... Tidak, jangan terlalu memikirkannya, itu hanya lelucon. Aku tidak cukup polos untuk
merasa bersalah karena sesuatu yang begitu kecil.”

Brain mengalihkan pandangannya dari ekspresi kaget di wajah wanita itu dan memandang
ke arah tempat tinggal Gazef Stronoff, saat ini ditinggali Brain.

Dalam benaknya, terpikir anak-anak yang sudah kenyang dan mungkin sedang tertidur
saat ini.
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 3

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

  Di salah satu ruangan yang terletak di lantai 9 Makam Besar Nazarick, sekitar sebulan
setelah peperangan diumumkan. 
Di salah satu ruangan yang tadinya disediakan untuk anggota guild baru, berkumpulah
para Guardian dan Ainz. Mereka duduk di sekitar meja yang disusun menyerupai huruf U,
membaca dokumen-dokumen yang disiapkan untuk rapat ini.

Ngomong-ngomong, tidak hanya para guardian yang berada di ruangan ini. Dibelakang
setiap guardian terdapat juga para maid. Dan yang ada dibelakang Ainz adalah Pestonya.
Para maid fokus membantu menyelesaikan pekerjaan tanpa sepatah katapun. 

Ainz tidak bisa memahami alasan mereka begitu sunyi, tetapi ini merupakan tanda dari
keinginan mereka untuk diperlakukan sebagai alat.

"Umu..." 

Dengan itu, Ainz hanya akan mengabaikannya sesuai keinginan mereka sendiri. 

Ainz membaca materi rapat dengan sungguh-sungguh. Dan Pestonya yang berdiri di
belakangnya membuatnya merasa terganggu, namun dia berusaha untuk tetap
berkonsentrasi. 
Karena mereka akan berdiskusi setelah ini. Akan terasa memalukan jika Ainz hanya
mengatakan sesuatu yang konyol, dan itu membuatnya gelisah. 

Bagaimanapun, ini berbeda dari dokumen-dokumen yang biasanya Albedo kirimkan dari
Nazarick mengenai politik, ekonomi, dan hukum, sesuatu seperti ini jauh lebih mudah untuk
dipahami olehnya.

Bahkan jika diutarakan dengan sopan, Ainz hanya memiliki kecerdasan rata-rata. Jika
meminta seseorang untuk menemukan kualitas dalam dirinya yang akan membuatnya
memenuhi syarat untuk memerintah suatu kerajaan itu merupakan hal yang mustahil.
Bukan berarti dirinya pemalas, pada kenyataannya dia merupakan tipe yang rajin untuk
mencoba yang terbaik dalam segala hal yang dilemparkan kepadanya. Ini semakin
diperburuk oleh kesalahpahaman yang dipegang oleh NPC Nazarick, yang kecerdasannya
jauh lebih tinggi daripada miliknya. Untuk memenuhi harapan mereka, Ainz tidak bisa
bermalas-malasan.

Pada awalnya, dia melakukannya karena keinginannya untuk menjaga kesetiaan NPC,
tetapi saat ini lebih dari keinginannya sebagai sosok ayah untuk tidak mengecewakan anak-
anaknya.

Hal ini sampai pada titik di mana dirinya membaca buku tentang pengembangan diri dan
bisnis. Dia juga telah mencoba yang terbaik untuk meningkatkan dirinya pada strategi
pertempuran, satu-satunya mata pelajaran yang bisa dirinya anggap keahliannya.

Meskipun aman untuk menyerahkan semuanya kepada Albedo dan yang lainnya, masih
ada banyak hal yang mereka anggap perlu untuk dikonsultasikan dengan Ainz. Jika dia
mengatakan sesuatu yang bodoh ketika waktu itu tiba dan mereka harus menanggapi
dengan, "Seperti yang Ainz-sama inginkan, itu akan dilakukan," dan segera melakukannya,
itu cukup bisa mengakibatkan kerusakan yang parah. Untuk menghindari hasil itu,
perkembangan individu Ainz sangatlah penting.

Karena itu, Ainz menaruh minat khusus pada dokumen ini dan bahkan lebih fokus pada
dokumen itu daripada biasanya.

Ainz, setelah menyelesaikan sebagian besar dan mengkonfirmasi waktu yang ditentukan
telah tiba, berkata,

"Sekarang. Apakah semua orang sudah selesai membaca? "

"Ya, Ainz-sama."

Sebagai perwakilan mereka, Albedo melirik semua orang dan menjawab.


“Bagus sekali. Sekarang - tunggu, sebelum itu. Meskipun sudah sebulan sejak kita
mendeklarasikan perang melawan Kingdom, mereka belum menyadari invasi kita sama
sekali. Mereka pasti masih berpikir pasukan kita masih bersembunyi di E-Rantel. Demiurge,
kerja bagus. Kemampuanmu untuk sesegera mungkin mengurus semuanya sehingga tidak
ada satupun informasi yang bocor benar-benar mengesankan.”

"Saya sangat bersyukur menerima pujian masterku."

"Dan juga pada hal yang sama, mengancam sebagian bangsawan Kingdom untuk
memberontak juga merupakan prestasi luar biasa, Albedo."

"Terima kasih banyak, Ainz-sama."

Albedo, seperti Demiurge, menundukkan kepalanya.

“—Umu. Masalah saat ini lebih penting, jadi laporkan kepadaku secara rinci tentang apa
yang telah kalian lakukan setelah ini. "

Ainz mengetuk salah satu halaman di dokumen dengan punggung jarinya dan
mengkonfirmasi mereka berdua mengerti apa yang dirinya maksud. Dia mengangguk
dengan cara yang cocok dengan statusnya sebagai penguasa dan mengamati para
guardian di depannya. Meskipun para maid yang berada di dalam penglihatannya sedang
menatapnya dengan mata serius, dia menahan keinginan untuk memperhatikan mereka.

“Baiklah, mari kita bertukar pendapat tentang masalah ini. Pertama-tama, kenyataan kita
dapat menaklukkan kota-kota bahkan ketika taktik ini diterapkan sangat membuatku
senang. Cocytus, kau sudah melakukannya dengan baik."

"Saya. Berterimakasih. Atas. Pujiannya. Master. Ku. Namun. Ini. Hanya. Bisa. Terjadi.
Karena. Pasukan. Undead. Yang. Di. Pinjakman. Ainz. Sama. Bisa. Di. Katakan. Ini.
Merupakan. Prestasi. Ainz. Sama. Tidak. Salah. Juga. Mengatakan. Saya. Tidak.
Melakukan. Apa. Apa."

"Seperti yang dikatakan Cocytus—"

Ainz mengulurkan tangannya untuk menghentikan Albedo sebelum dia bisa menyelesaikan
kalimatnya.

“—tak perlu menyanjungku. Cocytus, hanya terimalah apresiasi dariku. Aku sudah
mengatakannya berulang kali, kali ini kau melakukan pekerjaan dengan sangat baik."

"Ya!. Terima. Kasih. Banyak!"


“Bagus sekali. Lalu, sekarang, kita telah menaklukkan kota-kota Kingdom tanpa kesulitan
sama sekali.”

Pada permulaan perang antara Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown dan Kingdom,
mereka telah mengadopsi strategi untuk menyerang bagian timur terlebih dahulu dan
kemudian bergerak menuju utara. Sisi barat Kingdom - di mana ibukota berada - sama
sekali tak di incar.

Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mencegah bala bantuan dari kerajaan-kerajaan
lain yang ikut campur dalam perang ini, dan untuk mengepung Kingdom dengan
mendapatkan kontrol atas perbatasan dengan Council State dan lainnya.

Ini merupakan strategi Cocytus, sebuah langkah yang Ainz sendiri juga anggap luar biasa.

“Hasil ini sangatlah memuaskan - Lalu, Demiurge dan Albedo, mengenai penguncian
informasi, laporan menunjukkan sangat mungkin rencana itu akan berhasil. Pertanyaanku
adalah, dalam kondisi apa itu akan gagal? Demiurge, sebagai perwakilan berikan
jawabanmu.”

"Ya! Kami telah sepenuhnya membangun penjagaan di setiap jalan, kami juga mengirim
shadow demons untuk mengintai kota-kota tetangga. Namun, jika ada hermit atau druid,
orang-orang seperti mereka, kita tidak akan bisa mengawasi mereka. Jika informasi bocor,
pastilah dari mereka.”

"Kalau begitu diskusikan masalah ini dengan Albedo, perkuat jaring pengintai sampai
mereka yang kau sebutkan juga bisa ditemukan."

"Ya!"

"Lalu, selanjutnya merupakan—" Ainz mengganti dokumen dan terus membalik, "umu ...
beberapa kota telah musnah, ya?"

Di dalam halaman-halaman ini terdapat dokumentasi lengkap tentang siapa yang


menggunakan strategi untuk menghancurkan suatu kota tertentu. Halaman yang dia lihat
saat ini merupakan tentang kota yang dihancurkan oleh Cocytus.

"... Menyerang kota dengan kekuatan kecil, menghancurkan kota dengan sempurna, dan
membantai semua penduduknya. Seperti yang dilakukan Cocytus, kalian semua juga telah
memikirkan berbagai macam cara untuk menaklukkan kota demi kota dan desa demi desa.
Aku benar-benar terkesan.”
Sorcerous Kingdom telah memulai perang brutal di mana kebijakan mereka adalah untuk
sepenuhnya menghancurkan setiap kota dan desa dengan cara mereka dan membantai
semua penduduknya. Semua yang tertinggal setelah serangan pasukan Sorcerous
Kingdom yang tak terduga hanyalah tumpukan puing dan abu tak bernyawa.

Omong-omong, Ainz tiba-tiba menjadi lebih sadar akan tatapan seseorang, yang
seharusnya terpaku padanya.

Dia tidak melakukan tindakan yang mengerikan dan kejam ini karena keinginannya, ada
tujuan di baliknya. {Semoga dia bisa memahaminya,} Ainz mengatakan pada dirinya
sendiri.

"Terima kasih banyak, Ainz-sama." Albedo menundukkan kepalanya, menyuruh Floor


Guardian  lainnya untuk mengikutinya. "Untuk memenuhi harapan Ainz-sama mulai hari ini,
kami akan mengabdikan diri kami dengan sepenuh hati untuk semakin meningkatkan diri."

“—Ah, umu. Aku dengan sepenuh hati menerima tekad dan kesetiaan setiap Floor
Guardian. Selanjutnya adalah— ”

{Itu saja kan?}

Ainz pura-pura batuk dan melanjutkan,

"—Tapi, aku khawatir tidak ada di antara kalian yang gagal."

Sebelum para guardian bisa bereaksi dengan ekspresi bingung mereka, Ainz
menambahkan,

“Cocytus, kau merasakan kekalahan selama pertempuran dengan lizardmen. Aku


berasumsi jika dirimu mempelajari banyak hal dari pengalaman itu?"

"Seperti. Yang. Ainz. Sama. Harapkan. Saya. Mempelajari. Banyak. Hal. Dari.
Pengalaman. Itu."

“Itulah yang aku bicarakan, kau belajar lebih banyak dari kegagalanmu. Tidak, aku
berasumsi ada beberapa pelajaran yang hanya bisa dipelajari dari kegagalan."

Seperti halnya di Yggdrasil, seseorang hanya akan berpikir bagaimana mereka dapat
meningkat jika mereka menghadapi kegagalan.
Mengatur ulang job, peralatan yang berbeda, dan strategi baru. Jika seseorang selalu
menang, mereka akan menjadi puas diri, mati rasa dan ceroboh. Mereka akan kehilangan
dorongan untuk memperbaiki diri.

{Meskipun ada pengecualian untuk aturan ini seperti Touch Me-san.}

Dia belum pernah mengalami kekalahan berturut-turut namun dirinya terus berupaya untuk
menjadi lebih kuat. Seorang pria yang mencari sinergi job terbaik untuk memaksimalkan
kinerjanya sampai di titik terobsesi, dianggap seorang maniak oleh rata-rata para player.

Mengesampingkan pengecualian itu, Ainz yakin ada beberapa hal yang hanya bisa kau
pelajari melalui kekalahan.

Itulah sebabnya dia mengharapkan beberapa kegagalan dalam usaha penaklukan kota
mereka.

Ini adalah bagian dari rencana di mana kegagalan tidak akan berarti banyak, mereka bisa
mencoba sebanyak yang mereka inginkan. Mereka harus bersiap untuk pertempuran di
masa depan yang pasti akan terjadi, di mana jika mereka kalah, itu akan berarti kekalahan
total. Mereka harus gagal saat ini untuk mendapatkan pengalaman yang cukup untuk
menghindari kegagalan ketika saatnya tiba.

Karena mereka telah menghilangkan banyak kehidupan, itu pasti akan mendatangkan
manfaat bagi Nazarick. Itu benar, nyawa yang hilang harus digunakan dengan cara yang
paling bermanfaat.

Ada satu hal lagi - Ainz memutuskan dirinya harus membuat persiapan untuk ini setelah
dia mendengar keinginan mereka berdua.

{Kalau begitu, hal selanjutnya akan menentukan apakah aku menang atau kalah.}

"Mereka yang bijaksana—" Dia tidak bisa memikirkan apa yang harus dikatakan setelah
itu, dia lupa naskah yang telah disiapkannya. “Lupakan itu. Mereka yang bodoh, belajar
melalui pengalaman mereka. Sekarang aku tidak mengatakan kalian semua bodoh, tetapi
aku menunjukkan fakta jika bahkan orang bodoh pun bisa memahami perlunya
mengumpulkan pengalaman.”

Ainz kecewa pada dirinya sendiri.

Mengapa dia lupa apa yang ingin dia katakan pada saat genting ini? Kenapa dia ini tidak
berguna?
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 4

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

  Mengapa mereka yang pandai berbicara juga pintar? Bagaimana mereka bisa
mengutarakan kalimat dan frasa yang mereka pelajari tanpa henti? Biasanya, bahkan jika
seseorang lupa apa yang akan mereka ucapkan, mereka tidak akan berhenti di sana kan?

Hanya ada satu kemungkinan kesimpulannya, otak mereka dibuat secara berbeda.

"... Haaah ... Tak masalah jika kita menghancurkan kota-kota Kingdom maupun membantai
warganya, itu tidak terlalu merepotkan mengingat kekuatan Makam Besar Nazarick.
Namun, kita harus fokus untuk mendapatkan banyak pengalaman. Sehingga jika kita
menghadapi situasi yang jauh lebih sulit, pelajaran yang telah kalian pelajari dari perang ini
bisa membantu."

Ainz memiliki pengalaman meluncurkan serangan ke markas musuh dan mengepung kota
selama perang guild terakhir dan event serupa lainnya. Namun, itu semua hanya di
Yggdrasil. Pengetahuan yang dia peroleh dari game harus diimplementasikan dalam
kenyataan dengan tepat.

Dalam konteks itu, pengalaman yang mereka peroleh dari berbagai metode yang mereka
gunakan untuk menghancurkan berbagai jenis kota tidak diragukan lagi akan berguna di
masa depan.
Makam Besar Nazarick harus memperkuat dirinya sendiri. Sangatlah naif jika meyakini
Ainz Ooal Gown dan Makam Besar Nazarick merupakan satu-satunya guild dan markas
guild di dunia ini. Ainz ada di dunia ini, oleh karena itu pasti ada player dan guild lain di
dunia ini, mungkin mereka akan muncul di masa depan.

Untuk mempersiapkan masa depan itu, merupakan suatu keharusan bagi organisasi ini
untuk meningkatkan kekuatannya sendiri.

Memang, sangatlah penting bagi mereka semua untuk mendapatkan pengalaman pribadi
dalam masalah ini.

Ainz melanjutkannya lagi pada para Guardian yang mendengarkannya dengan sungguh-
sungguh,

“Berbicara tentang situasi kita saat ini, aku bisa merasakan beban tanggung jawab telah
menjadi semakin meningkat pada masing-masing Floor Guardian. Pada saat yang sama,
jumlah orang seperti kalian yang bisa aku percayakan pekerjaan ini jauh lebih sedikit.”

Para Floor Guardian - tidak termasuk Victim - semuanya merupakan makhluk berlevel 100
yang kekuatannya bisa membuat Ainz melarikan diri demi uangnya. Dibandingkan Floor
Guardian, para Area Guardian lebih lemah sehingga Ainz merasa tidak nyaman dengan
saran membawa mereka ke luar, di mana mungkin ada musuh yang kuat. Inilah sebabnya
mengapa jumlah tugas yang diberikan kepada para Floor Guardian semakin meningkat.
(TLer: Idiom itu, belum nemu pengganti yg cocok)

“Namun, jika kita mempertahankan status quo, banyak masalah akan mulai muncul. Ketika
Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown muncul untuk menaklukkan wilayah yang cukup luas,
Area Guardian akan mengambil tanggung jawab untuk berbagai tugas. Mungkin suatu hari
akan tiba ketika bahkan manajemen perang harus didelegasikan kepada seseorang.”

“—bisa dikatakan jika master kita mengharapkan mereka yang tak punya pengalaman
harus menciptakan sejarah mereka sendiri benar?”

Demiurge mulai menyemburkan hal-hal yang tidak dapat dipahami lagi. Tapi, apa yang dia
katakan tentang menciptakan sejarah mereka sendiri kurang lebih mengenai sasarannya.
Kedengarannya keren juga.

"-Itu benar. Seperti dugaanmu, Demiurge.”

Meskipun dia tidak merasa seolah-olah itu bisa disampaikan dengan benar, Ainz masih
tersenyum sembari mempraktikan latihannya, intonasi berupa 'Suatu Omong Kosong Yang
Terdengar Seperti Seorang Penguasa!'.
Omong-omong, biasanya jika dia mendengar dirinya sendiri menggunakan suara itu
melalui rekaman, dia tidak akan mampu menahan ke cringe-an dirinya sendiri, namun saat
ini dia tidak terlalu memikirkannya. Bagaimanapun, dirinya merasa emosinya akan ditekan
dengan cepat jika dia membayangkan suara yang dirinya gunakan.

Bagaimanapun, ide 'sejarah' Demiurge merupakan ide yang bagus.

Mereka telah memperoleh pengetahuan tentang berbagai jenis metode untuk mengepung
kota selama invasi melawan Kingdom ini, dan mereka harus mencatat seluruhnya dalam
sebuah buku atau yang lainnya. Dengan Area Guardian sebagai fokus mereka, para
penghuni Makam Besar Nazarick pastilah bisa mendapatkan pengetahuan melalui
pengalaman-pengalaman bersama ini kan?

Tentu saja, seperti kata pepatah, 'sebuah gambar bernilai ribuan kata', mereka yang telah
mengalami sesuatu secara langsung dapat belajar lebih banyak darinya daripada mereka
yang hanya mendengarnya setelah itu. Namun, dia merasa mereka tidak akan
mendapatkan lebih banyak peluang seperti ini lagi.
(TLer: 'ide kompleks dapat disampaikan hanya dengan satu gambar')

“Lalu sekarang untuk para Floor Guardian, mulai hari ini dan seterusnya, cobalah untuk
membuat strategi unik dalam mengepung kota. Demiurge dan Albedo, kalian berdua terlalu
brilian untuk ini, jadi dengarkan saja dan catat proposal yang lainnya. Dari sudut
pandangku, sampai saat ini Shalltear-lah yang paling kreatif dalam strateginya.”

"A-apakah Ainz-sama merujuk pada bagaimana saya menggunakan frost dragon untuk
membinasakan para tentara dari langit-arinsu?"

"Itu benar. Aku yakin itu merupakan hasil dari Shalltear yang kupercayakan semua tugas
yang berhubungan dengan transportasi sehingga dia dapat menemukan ide itu. Dengan
taktik ini sebagai dasarnya, kita dapat mengatur - sesuatu yang dinamakan? Pasukan terjun
payung? Mampu memikirkan sesuatu seperti itu sama sekali tidak buruk.”

Dia tidak hanya menggunakan serangan napas dragon untuk strategi hit-and-run, tetapi
juga untuk menjatuhkan soul eater dari 500 meter di atas kota. Soul eater bisa
menyembuhkan diri mereka sendiri, lalu mengamuk di kota membunuh kerumunan orang
dengan aura mereka.

Bahkan jika itu merupakan soul eater, menjatuhkan mereka dari ketinggian 500 meter pasti
akan memberikan damage. Di dunia ini, akselerasi karena gravitasi sepertinya tidak
terpengaruh oleh hambatan udara sehingga kecepatan jatuh bebas seseorang dapat
meningkat tanpa batas. Itu sepertinya bisa terjadi atau malah tidak akan terjadi, tetapi Ainz
tidak ingin menghabiskan waktu dan upaya untuk eksperimen semacam itu, maka dia tidak
memiliki informasi terperinci tentang itu.
Soul eater mampu mengaktifkan aura dari jiwa yang mereka konsumsi untuk
mengubahnya menjadi HP, yang berarti strategi ini termasuk cara untuk meniadakan
damage jatuh yang diterima oleh unit secepat mungkin.

“Meskipun rencana itu gagal dalam beberapa aspek - tetapi itu merupakan pelajaran yang
bagus untuk dipelajari di masa depan. Singkat cerita, mereka malah menabrak atap."

Aura tertawa ketika dia membaca laporan dan Ainz melakukan hal yang sama dalam
benaknya. Tentu saja, mereka tidak menertawakan strategi Shalltear, itu hanya sesuatu
yang tidak mereka harapkan, tetapi sangat jelas Ainz sudah memahami apa yang terjadi.

Dari para soul eater yang dijatuhkan dari atas, salah satu diantaranya memantul dari
beberapa atap yang runcing, terbang ke arah yang salah, dan menerima lebih banyak
damage dari yang mereka duga. Itu masih lebih baik dibandingkan dengan salah satu yang
menabrak atap, mencoba mendobrak pintu, dan akhirnya tersangkut.

Dari empat yang dijatuhkan, hanya satu dari mereka yang tak bisa bergerak. Jumlah
samplenya sedikit, tetapi hasil  tingkat kegagalannya cukup tinggi.

"Akan lebih bagus untuk melakukan percobaan ini beberapa kali lagi, kita mungkin bisa
mendapatkan data berharga dari pasukan yang dijatuhkan ini."

"Ya!"

"Aku akan menyerahkannya padamu, pilih beberapa kota untuk di ujicoba."

"Seperti yang diinginkan Ainz-sama, saya akan menyusun dan melaksanakan rencana
tersebut secepatnya."

Rincian lain yang menarik perhatian Ainz termasuk bagaimana 300 elder liches digunakan
untuk membombardir sebuah kota dengan menyinkronkan mantra [ Fireball ] mereka dan
bagaimana assassis dikirim untuk membunuh kepala kota, dimana invasi akan dimulai
sementara kota itu jatuh dalam kekacauan. 

Catatan-catatan tentang metode yang mereka gunakan untuk menghancurkan kota-kota


tidak hanya berguna untuk mendidik Guardian Area, tetapi mereka juga berguna sebagai
studi tentang strategi apa yang bisa digunakan musuh untuk menyerang Nazarick.

Ainz menghela nafas dalam benaknya.

Mungkin para guardian berpikir dirinya terlalu paranoid.

Jika Nazarick benar-benar tak terkalahkan, tidak perlu melakukan hal-hal ini, tetapi itu tidak
mungkin.
Sangat tidak mungkin.

"—Ini untuk mempersiapkan pertarungan kita yang tak terhindarkan melawan guild yang
sama kuatnya atau lebih kuat dari kita."

Setelah Ainz selesai berbicara, para guardian menjawab jika mereka akan mematuhinya.

"Lalu - sudah saatnya kita memulai pengepungan berikutnya."

Ainz melirik Albedo - karena Ainz tidak memiliki bola mata, kebanyakan orang tidak bisa
melihat pandangannya tertuju pada mereka. Selama ini dirinya harus menoleh untuk
berbicara dengan mereka, namun tanpa melakukan itu Albedo cukup peka untuk
menyadarinya- Albedo mengangguk dengan cara yang sepertinya menyampaikan pesan,
"Seperti yang dikatakan Ainz-sama."

"Omong. Omong. Ainz. Sama,. Jumlah. Pasukan. Yang. Kami. Gunakan. Untuk.
Pertempuran. Ini, Sepertinya. Kurang.. Untuk. Alasan. Apakah. Itu?."

Ainz seketika membeku.

Dia tidak bisa memikirkan jawaban untuk pertanyaan logis semacam itu. Sejujurnya, dia
berpikir akan bisa mengendalikan situasi tidak seburuk ini. Demiurge dan Albedo tidak
mengajukan pertanyaan, dirinya mengharapkan Cocytus dan yang lainnya juga akan
melakukan hal yang sama—

{—jadi itu sebabnya. Karena Cocytus telah mengalami kekalahan selama pertempuran
dengan lizardmen, aku telah menginstruksikannya saat itu untuk berpikir sendiri.}

Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, sumber kesengsaraannya selalu seperti yang dia
katakan sebelumnya. Lalu bagaimana? Tidak, apa yang dia katakan saat itu benar. Dari
perspektif dirinya yang ingin memperkuat Nazarick, pernyataannya sudah bagus. Dahulu
dia pernah mengatakan bahwa Cocytus dapat semakin bertumbuh sampai dirinya yang
saat ini.

Mengapa Ainz menyusun sejumlah pasukan yang tidak bisa menjamin kemenangan
mereka? Penjelasannya tidak serumit itu, tapi itu bukan penjelasan yang bisa dia ceritakan
pada para Floor Guardian.

Kenapa begitu? Itu karena penjelasannya bisa membawa kehancuran Nazarick.


Ainz menelan ludahnya (yang tidak ada).

Dirinya membisu terlalu lama. Dia harus mengatakan sesuatu, sesuatu yang kelihatannya
masuk akal.

"Omong-omong, hal sama juga berlaku ketika kita menyerbu kota-kota tetangga. Sedikit
orang diizinkan untuk melarikan diri kan? Apakah itu ada alasannya?”

"Pertanyaan Cocytus dan Aura sudah diduga, mungkin ada diantara kalian yang
memikirkan pertanyaan yang sama." Ainz mensurvei orang-orang di depannya dengan
menatap setiap Floor Guardian yang mengangguk. "...Saya mengerti. Baiklah, mari kita
amati bagaimana pertempuran pertama kita akan berlangsung. Setelah itu, aku akan
memberi tahu kalian alasannya.”

Ainz hanya menyeret semuanya, meninggalkan masalah yang menyusahkan ini untuk
masa depannya.

----

Berada di ujung utara Kingdom yang menghadap ke laut Rhynd merupakan kota E-Naüru.

Itu merupakan kota terbesar di dalam wilayah Earl Naüa, sebuah kota yang diberkati oleh
laut.

Meskipun itu merupakan kota terbesar dalam hal luas wilayahnya, jika kau menuju ke timur
melintasi perbatasan wilayah, kau tidak akan terlalu jauh dari kota yang terkenal dengan
pelabuhan angkatan lautnya, Re-Urovua. Kota itu memiliki lebih banyak daratan dan kapal-
kapal berlabuh di dalam pelabuhannya, satu-satunya keuntungan yang dimiliki E-Naüru
atas kota itu mungkin adalah memiliki tangkapan ikan yang lebih bagus. Dengan kata lain,
E-Naüru sama sekali tidak memiliki tujuan strategis.

Bisa disimpulkan para gourmet merupakan orang-orang yang menonjolkan nilai


sebenarnya dari E-Naüru. Earl Naüa dikenal dengan penelitian makanan laut mereka
selama beberapa generasi dan mereka selalu membual memiliki makanan laut terbaik di
seluruh Kingdom. Ada yang mengatakan mereka penemu saus, itu dibuat dengan
mencampurkan kecap dan madu, yang digunakan untuk glasir atas bahan lainnya. Saat
proses mengolahnya, panasnya harus dikontrol dengan tepat untuk mencegah sausnya
terbakar. Semua usaha itu menciptakan ikan bakar khas E-Nauru, cerita ini sudah tersebar
luas.
Suasana kota seperti itu tetap sama terlepas dari deklarasi perang hingga beberapa hari
yang lalu. Nelayan masih berlayar untuk mencari ikan dan pasar masih penuh dengan
orang-orang yang berbelanja ikan segar dan kerang. Selain berkurangnya jumlah pedagang
keliling di jalanan, di kota ini kehidupan berjalan seperti biasanya.

Tidak dapat dihindari jika tidak ada yang mengambil tindakan khusus.

Mereka telah menerima berita tentang Sorcerous Kingdom yang menyatakan perang
terhadap Kingdom dari seorang utusan yang dikirim dari ibukota sekitar sebulan yang lalu,
tetapi mereka tidak mempercayai Sorcerous Kingdom akan menyerang hingga ujung utara
Kingdom. Dengan logika konvensional, sebelum itu terjadi, ibu kota akan diambil alih dan
mengakhiri perang.

Ada juga kota-kota besar lainnya yang berdekatan dengan mereka yang termasuk dalam
wilayah orang lain, dan tidak lupa terdapat banyak desa di dalam wilayah mereka sendiri.
Sorcerous Kingdom harus melewati mereka sebelum mereka sampai di kota ini.

Jika dan ketika perang mencapai mereka, mereka pastilah menerima permintaan bantuan
dari kota-kota itu terlebih dahulu. Itu sebabnya mereka tidak berusaha untuk meningkatkan
pertahanan, yang paling mereka lakukan adalah membuat persiapan untuk mengirim
pasukan bantuan mereka.

Namun - skenarionya tidak berjalan seperti yang mereka harapkan.

Baron tetangga, beberapa bawahannya, dan anggota keluarganya yang lain dengan
tergesa-gesa melarikan diri ke E-Naüru.

Penjelasan Baron sederhana, "beberapa undead tiba-tiba muncul dan membantai setiap
warga sipil di wilayah ku."

Para undead bisa muncul secara alami dan yang bisa menghancurkan seluruh desa tidak
pernah terdengar sebelumnya.

Tetapi, untuk undead kuat yang secara alami akan muncul seharunya butuh waktu yang
lama. Terkecuali dataran Katze, seharunya ada lebih banyak undead lemah yang muncul
dahulu sebelum undead kuat muncul.

Dia berkata, jika wilayahnya dikelola dengan baik, akan sangat mudah untuk menahan
para undead disana sebelum mereka mendatangi wilayah ini.

Itulah sebabnya undead kuat biasanya tidak pernah terlihat di dekat tempat tinggal
manusia. Hanya ada dua pengecualian untuk aturan ini.

Entah ada seorang evil magic caster yang bisa mengendalikan undead di dekatnya, atau
undead itu melintasi wilayah ini dari suatu kerajaan yang jauh.

Jika itu masalahnya, hanya ada satu orang yang terpikirkan.


Ainz Ooal Gown, sang Sorcerer King.

Mereka juga pasti menerima informasi perang diumumkan. Jika mereka menganggap para
undead itu sebagai bagian dari pasukan Sorcerous Kingdom, semuanya masuk akal.
Kecuali, pertanyaan terus muncul satu demi satu.

Bagaimana dengan kota-kota tetangga lainnya?

Berapa banyak kekuatan musuh? Pasukannya seperti apa?

Apa yang terjadi dengan ibu kota?

Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan, tetapi ada hal-hal yang lebih penting
untuk dijawab sebelum mereka dapat menyimpulkan jawaban atas pertanyaan itu.

Setelah mereka mendengarkan Baron menceritakan kembali secara rinci dan menganalisa
informasi yang mereka miliki, mereka memprediksi jika E-Naüru berada di jalur yang akan
dilalui oleh undead untuk menyerang Kingdom.

Mereka segera mengirim utusan dengan kuda cepat ke setiap desa dan kota di wilayah
mereka, memerintahkan warga untuk mengungsi.

Dengan informasi yang mereka miliki, mereka tidak bisa mengatakan untuk tujuan apa
tentara Sorcerous Kingdom dikerahkan menuju pelabuhan terpencil seperti ini. Mungkin itu
karena Sorcerous Kingdom merupakan kerajaan yang terkurung daratan dan ingin segera
mendapatkan kota pelabuhan, sehingga mereka memilih untuk menyerang tempat yang tak
terbentengi. Mungkin mereka berharap untuk menggunakan E-Nauru sebagai ujung tombak
rencana perang masa depan mereka.

Meskipun masih berbahaya bagi warga untuk mengungsi ke kota, tak banyak yang bisa
berlari lebih cepat dari pasukan Sorcerous Kingdom yang terus merambah dan berhasil
mencapai wilayah lainnya.

Pada akhirnya, sebagian besar warga memilih untuk tetap berada di dalam tembok
pertahanan E-Naüru.

Lima hari setelah evakuasi warga di dalam wilayah mereka berakhir, mereka melihat siluet
undead dari atas menara pengawas E-Naüru.
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 5

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

          Dini hari, tiga hari semenjak hari itu, seorang pria berdiri di atas menara pengawas.

    Dia terlihat berusia lebih dari empat puluh tahun, memiliki kulit yang kecokelatan, dan
aromanya lebih mirip dengan sebuah ombak yang menerpa perahu kecil, jelas berbeda dari
para tentara. Dari aromanya saja kau bisa mengetahui dirinya merupakan pria yang
hidupnya bergantung pada laut.

    Meskipun bagian atas kepalanya benar-benar botak, pinggiran dan belakang kepalanya
masih memiliki sisa-sisa dari ketampanan masa mudanya. Dia sedang mencoba yang
terbaik untuk menyisirnya ke atas untuk menutupi tanah lapang yang merupakan bagian
atas kepalanya.

    Meskipun penampilan fisiknya mengatakan dirinya seorang nelayan, pakaian yang dia
kenakan merupakan milik bangsawan kelas satu; dengan demikian, seseorang dapat
dengan mudah membedakan statusnya.

    "Woooah - mereka ada di mana-mana-"

    Nada suaranya sama sekali tidak sesuai dengan penampilannya dan pada umumnya
tidak bermartabat, tetapi orang ini merupakan sang penguasa wilayah: Earl Naüa.
    Dalam garis pandangannya sekelompok besar zombie yang jumlahnya kira-kira dua
puluh kali lebih banyak dari pasukan pertahanan E-Naüru. Pasukan undead menghentikan
serangan mereka seperti menunggu sisa pasukan mereka yang tertinggal, tetapi
kelihatannya penambahan zombie ke dalam formasi mereka telah mereda, mungkin saja itu
sudah keseluruhan dari pasukan mereka. Mengingat itulah situasinya, perang hanya tinggal
sehelai rambut.
(TLer: bentar lagi)

    “—Mesikupun begitu, mereka hanya segerombolan zombie. Ini bukan masalah besar.”

    Seseorang yang menyatakan itu merupakan seorang wanita yang berdiri di sebelah Earl.

    Rambut putih bersihnya menari tertiup angin.

    Ada yang mengatakan, rambut putihnya bukan hasil daripada umurnya, dia sengaja
mengecatnya.

    Warna asli rambutnya berwarna emas yang menjadi pemandangan umum di seluruh
Kingdom. Beberapa tahun yang lalu dia telah mengecat rambutnya berwarna hitam.

    Rambutnya yang dicat bukan untuk kekinian atau untuk bersenang-senang, dia
menggunakan penampilannya yang mencolok sebagai semacam iklan untuk party
petualangnya. Petualang seperti dirinya bukan hal yang tidak biasa, bahkan ada yang akan
mewarnai rambut mereka dengan warna merah muda supaya menjadi terkenal.

    Karena alasan itulah dia mengubah warna rambutnya dari hitam menjadi putih.

    Dari party petualang peringkat adamantite yang aktif sudah terdapat tim dengan julukan
'Red' dan 'Blue', tetapi baru-baru ini julukan 'Black' juga telah diambil. Di dalam komunitas
petualang, saat kau menyebutkan warna hitam, pemikiran kebanyakan orang secara alami
akan mengacu pada Momon of Darkness. Namun, karena tidak banyak orang yang melihat
penampilan Momon yang sebenarnya, dia mempertimbangkan apakah menjaga rambut
hitamnya akan berdampak positif pada publisitas mereka atau tidak. Dia menyerah pada
ide itu setelah dia mengetahui jika pasangan Momon memiliki rambut hitam yang indah.

    Akibatnya, warna timnya juga berubah dari hitam menjadi putih. Sedangkan untuknya,
Skama Herbelot, dia hanya senang jika mereka tidak memasukkan warna ke dalam nama
tim mereka, tetapi mereka menamai diri mereka Four Armaments.

    "Mereka jelas tidak tercipta secara alami. Banyak dari mereka terlihat seperti petani,
maka mereka tidak mungkin berasal dari Sorcerous Kingdom. Mereka pasti telah
menghancurkan desa-desa di sekitarnya dan mengubah mayat mereka menjadi zombie.
Sungguh menjijikkan."
    Skama berbicara seolah dia akan muntah.

    Meskipun ada juga beberapa di antara mereka yang memiliki peralatan yang lebih baik -
armor kulit, chainmail, dan sejenis armor ringan lainnya - yang memberi kesan jika mereka
merupakan tentara yang berubah menjadi zombie, sebagian besar dari mereka hanya
mengenakan pakaian biasa, pakaian itu bahkan tidak berkualitas.

    "Bisakah seseorang melakukan itu?"

    “Entah mungkin atau tidak untuk menciptakan zombie sebanyak ini, aku tidak tahu.
Tetapi, karena mantra untuk menciptakan undead itu ada, seharusnya itu mungkin kan?”

    "Oh, haaaaaaaah—"

    Earl Naüa menghela nafas dari lubuk hatinya.

    Dalam masa-masa sulit ini, suaranya tidak memiliki sedikit pun urgensi. Ini bisa membuat
marah beberapa orang, namun ekspresi Skama tetap tidak berubah.

    "Jika itu masalahnya, tidak bisakah kita membuat pasukan undead kita sendiri untuk
menahan mereka?"

    “Jika ada lusinan dari mereka yang menyukai necromancy diluar arcana eksotis dan bisa
menggunakan mantra tingkat tinggi karenanya, itu tidak akan sepenuhnya mustahil. Sayang
sekali tidak ada di kota ini~.”

    Ada alasan mengapa dia begitu yakin pada dirinya sendiri.

    Earl Naüa telah mengirim permintaan ke Guild Mage, Kuil, Guild Adventurer dan lainnya
— dia pada dasarnya mengirim permintaan ke setiap magic caster di kota untuk bergabung
dengan mereka dalam menyiapkan pertahanan, dengan harapan dirinya dapat membentuk
unit yang seluruhnya terdiri dari magic caster.

    Karena kenyataannya Guild Adventurer memiliki banyak magic caster dan para
petualang yang memiliki pengalaman dalam bertempur, party petualang peringkat tertinggi -
Four Armaments Skama - dipilih untuk memimpin unit caster ini. Karena alasan itulah,
Skama memiliki pengetahuan mendetail tentang setiap magic caster di dalam kota.

    "Begitukah? Lalu— semuanya akan mulus kan? Selama seratus dua puluh tahun — kota
ini tidak pernah dikepung semenjak awal didirikan sebagai sebuah desa. Kita benar-benar
tidak memiliki pengalaman menghadapi pengepungan.”
    Ini bukan sesuatu yang seharusnya dikatakan penguasa kota ini saat ini.

    Tetap saja, Skama kelihatannya tidak marah dengan ini. Seperti yang dia katakan,
seperti biasa, tidak ada satu pun rasa hormat yang bisa terdengar dalam suaranya ketika
dia menjawab,

    "Semuanya akan mulus? Kurasa tidak~, Earl. Jika kita tidak bisa memikirkan rencana
tentang ini, semua orang akan berubah menjadi undead ~. Semua orang berusaha yang
terbaik untuk membantu kita karena mereka ingin menghindari hasil itu~”

    “Aku mengerti— mengapa hal seperti ini harus terjadi selama waktuku. Kalau saja ini
tidak terjadi selama 5 tahun lagi, pada saat itu putra tertuaku mungkin akan
menggantikanku.”

    “Sial ~. Baiklah, kau sudah mengatakannya, tetapi itu sama bagi kami. Mengapa,
mengapa ini harus terjadi ketika kami memilih untuk datang ke kota ini. Jika itu terjadi untuk
bulan-bulan mendatang, kami mungkin akan berpindah ke kota lain - kota yang lebih
besar~”

    "Apa— Tunggu sebentar oke? Ayo kita berpikir dengan jernih. Tolong jangan tinggalkan
kota ini!"

    “Jika kita benar-benar ingin melarikan diri, sekarang merupakan waktu terbaik! Lihatlah,
di sana."

    Skama menunjuk ke arah dua undead yang berada di pucuk pimpinan pasukan zombie.

    Mereka cukup mudah dikenali mengingat tingginya sekitar dua kepala lebih tinggi dari
zombie di sekitarnya. Sehubungan dengan tekanan yang luar biasa dan membuat mereka
semakin terlihat menonjol akan kehadirannya, kekuatan mereka terlihat jelas.
  
    Para undead membawa bendera di tangan mereka.

    "Sorcerous Kingdom."

    "Yup ... apakah Earl berpartisipasi pada pertempuran di dataran Katze?"

    "Hmm? Aku hanya mengirim beberapa bawahan tepercayaku pada pertempuran itu. Baik
diriku maupun keluargaku tidak berpartisipasi... tetapi, sepertinya mereka tidak akan pernah
kembali.”

    "Umm ... Semoga mereka bisa beristirahat dengan tenang di sisi Tuhan. Hanya dua
undead spesial yang dikirim oleh Sorcerer King, yang mampu membantai 200.000 tentara...
Apakah kau mempercayai mereka lemah?"
    "Kurasa tidak." mendesah. "-mereka pasti sangat kuat—"

    "Benar ... Apakah kau tidak marah? Jika mereka menilai hanya membutuhkan dua
undead untuk menghancurkan kota ini?”

    "Tiiidak— Daripada itu, aku hanya memikirkan bagaimana kita bisa selamat dari semua
ini."

    Sebagai penguasa wilayah ini, kata-kata itu cukup tidak pantas, namun sederhananya,
itu merupakan kebenaran.

    "Meskipun aku ingin mengirim utusan untuk menyatakan keinginan kita untuk menyerah,
aku sangat meragukan itu akan berhasil."

    “Tidak bisakah melarikan diri melalui laut? Kau mungkin sudah mempersiapkan itu kan?”

    Skama bertanya apa yang ada dalam pikiran semua orang selama pertemuan mereka
sebelumnya, tetapi tidak ada yang mengatakan dengan keras.

    Earl tersenyum dengan ekspresi pahit dan tidak segera menanggapi. Daripada
menyembunyikan sesuatu, itu lebih mungkin dirinya hanya mencoba untuk mencari tahu
apa yang sebenarnya dimaksud oleh Skama dengan pertanyaan itu.

    Meskipun dia tidak terlalu mengenal Earl, keduanya memiliki cukup banyak interaksi
karena pekerjaan mereka. Dia tahu sejak saat itu bahwa Earl cukup cerdas.

    Apa yang disayangkan adalah meskipun putra Earl merupakan pengganti yang cocok
untuknya, dia tidak sehebat ayahnya. Bahkan, ada seseorang yang mempercayai jika
putranya bisa sehebat ayahnya dengan mendapatkan beberapa pengalaman.

    "Ahem. Tentu saja, tetapi kita tidak bisa membawa semua orang keluar dari kota ini
menggunakan kapal. Bahkan jika kita melakukan banyak upaya untuk mendaratkan warga
menuju pantai terdekat, apa yang akan kita lakukan dengan kondisi pangannya? Ke mana
kita bisa melarikan diri? Dan lebih banyak pertanyaan terus muncul..."

    "Tetapi jika itu hanya Earl dan keluarganya, mereka seharusnya bisa keluar dengan
aman kan?"

    Earl merenung sejenak dan menjawab,


    "Kurasa, tapi itu akan menjadi pilihan terakhir. Ucapan seperti 'semua warga tolong
mengevakuasi menuju kota, keluargaku dan aku akan keluar dari sini lebih dulu' atau
sesuatu seperti itu akan sangat membebani pikiranku— "

    Biasanya ketika sebuah kota telah diambil alih, penguasanya akan dibantai atau dipaksa
tunduk. Warga di sisi lain - meskipun harta mereka mungkin dijarah - hanya akan berada di
bawah manajemen baru. Membantai warga sipil di kota itu sama dengan membunuh angsa
yang bertelur emas.

    Terkecuali jika meratakan kota memiliki manfaat bagi penjajahnya, mereka tidak akan
pernah melakukan hal seperti itu.

    Namun-

    “Pasti kau sudah mendengarnya kan? Ucapan Baron yang telah berhasil lolos dari
Sorcerer King — invasi Sorcerous Kingdom menuju tempat ini dan ucapan para pengungsi
dari desa-desa di wilayahku. Situasi ini tidak terlihat terlalu bagus untuk kita.”

    "Maksudmu seharusnya ada lebih banyak pengungsi kan?"

    "Ya, benar," jawab Earl.

    Mereka yang telah mengungsi lebih dulu sudah ada di sini, tetapi jumlahnya terlalu
sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk di daerah sekitarnya. Apa yang terjadi pada
orang-orang yang tertinggal atau tidak bisa keluar?

    Apakah mereka tidak ingin melarikan diri karena mereka sekarang hidup di bawah
utopia? Atau apakah mereka di bawah kondisi pengawasan di mana tidak ada semut pun
yang bisa melarikan diri? Atau apakah mereka semua dibawa menuju Sorcerous Kingdom?
Ketiganya merupakan satu-satunya hasil optimis yang bisa dia pikirkan.

    Tetapi, setelah melihat zombie yang berubah menjadi petani, dia merasa tidaklah
mungkin Sorcerous Kingdom memperlakukan mereka dengan baik.

    "Meskipun dia memerintah E-Rantel, sepertinya dia masih monster yang tidak bisa
mentolerir mahluk hidup—"

    “Jadi tujuan dari perang ini adalah untuk mengubah musuh-musuh mereka yang kalah
menjadi tentara untuk meningkatkan pasukan mereka. Tentara yang tidak tidur, tidak
makan, tidak lelah, tidak takut, dan benar-benar setia. Huh, masuk akal mengapa mereka
tidak menunjukkan belas kasihan kepada musuh mereka kan?”

    “Itu masuk akal, untuk musuh kali ini. Jika mereka mencoba menaklukkan sebuah kota
dan memaksa warganya untuk bekerja untuk mereka, mereka tidak akan melakukan
sesuatu seperti ini ... Mungkin mereka tidak berniat membiarkan penduduk Kingdom tetap
hidup. Jika itu masalahnya, lalu bagaimana kita bisa melarikan diri?”

    Apakah Earl mencoba berempati dengan dirinya atau membuatnya berempati


dengannya?

    Skama mengambil sesuatu.

    Dia merupakan petualang terkuat di kota ini. Jika dirinya meninggalkan kota ini, apa yang
bisa menjadi kemenangan bisa berubah menjadi kekalahan. Itulah sebabnya Earl berusaha
membuatnya berpikir jika tidak ada tempat untuk melarikan diri.

    Ketika Skama hendak mengatakan sesuatu, beberapa gangguan telah terjadi di suatu
tempat di dekat mereka.

    Demi privasi - atau lebih baik untuk dikatakan demi mempersiapkan pertahanan,
keduanya menyelinap pergi untuk mengamati formasi musuh.

    Orang-orang yang muncul di depan Skama merupakan rekan satu timnya. Timnya, Four
Armaments, memiliki empat anggota termasuk dirinya. Rasio pria dan wanitanya sama.
Selain Skama yang sebagai warrior, terdapat juga rogue, priestess, dan seorang magic
caster dari sekolah pembangkitan. Komposisi tim mereka cukup seimbang.

    Di belakang rekan satu timnya merupakan para magic caster yang berkumpul dari
seluruh kota.

    Jumlah magic caster kurang dari lima puluh, tetapi jumlahnya tersusun sebagai tentara-
tentara hebat.

    Alasan mengapa mereka bisa mengumpulkan begitu banyak magic caster karena ada
celah pada aturan yang tak terucapkan di antara para petualang- mengenai aturan
bagaimana mereka tidak bisa berpartisipasi dalam perang antar kerajaan.

    Hal ini tidak akan mungkin terjadi jika Sorcerous Kingdom mengirim tentara manusia,
tetapi pasukan mereka terdiri dari undead - yang hampir pasti mereka merupakan warga
sipil Kingdom yang dijadikan undead.

    Mereka pada dasarnya bisa memperlakukannya sebagai suatu kebetulan pasukan


undead ini membawa bendera Sorcerous Kingdom.

    Mereka menggunakan alasan itu karena mau bagaimanapun aturan itu tidak bisa dipakai
jika lawan mereka ini merupakan undead yang mampu mengubah jasad penduduk desa
menjadi undead lain.

    Terbentuknya unit caster dari orang-orang yang berada disini menyiratkan bahwa
mereka bersama- yah, tidak semuanya mempelajari sihir itu, maka ini sekedar hipotetis -
bisa mengadopsi strategi terus-menerus menghujani [ Magic Arrow ] pada musuh, yang
secara teoritis bisa membunuh para dragon.

    Tidak seperti panah biasa, [ Magic Arrow ] terjamin akan terhindar dari skill evoker.
Melemparkan skill yang berlevel lebih tinggi hanya akan meningkatkan jumlah proyektil
yang dihasilkan dan juga output damage individual dari masing-masing proyektil. Meski
begitu, output damage satu proyektil masihlah sangat kecil. Sangat tidak mungkin bagi
mereka untuk mengalahkan musuh dengan sekali lempar.
(TLer: skill untuk aggro momon)

    Output damage tidak bergantung dari tempat dimana mantra itu mengenai musuh, yang
mungkin itu bisa dianggap sebagai keuntungan.

    Dengan semua itu di dalam benaknya, mantra itu cukup lumayan untuk digunakan dalam
sebuah kelompok. Jika mereka membentuk pasukan tentara dari orang-orang yang
mempelajari mantra itu, peluang keberhasilannya akan tinggi. Namun, tidak ada catatan
sejarah tentang strategi seperti ini pernah digunakan.

    Hal ini dikarenakan untuk mempelajari mantra itu bahkan ditingkat pemula memerlukan
banyak upaya dan bakat, tak bisa dihiraukan waktu yang harus diinvestasikan untuk
mendidik magic caster. Mengingat lamanya waktu dan sumber daya yang sama, lebih
menguntungkan untuk melatih seratus pemanah daripada satu orang magic caster.

    Jika ada beberapa organisme yang secara bawaan bisa menggunakan [ Magic Arrow ]
dan mereka membentuk pasukan, potensinya akan sangat menakutkan. Jika bahkan
persyaratan bakatnya tak dapat terpenuhi - tidak, lebih aman untuk dikatakan jika itu
sangatlah mustahil, karena tidak mungkin ada organisme yang membentuk pasukan dan
hanya terdiri dari magic caster, sejatinya itu hanyalah khayalan semata.

    Di balik khayalan tentang unit tentara seperti itu terdapat para prajurit di bawah pimpinan
Earl dan para petualang yang terampil dalam memanah dan persenjataan jarak jauh
lainnya.

    Artinya, mereka yang berkumpul di tembok kota bertujuan untuk menyerang pasukan
Sorcerous Kingdom terlebih dahulu.

    Earl Naüa, berdiri di depan mereka semua, megeluarkan suaranya dan berkata,

    “Aku berterimakasih untuk semua orang yang telah berkumpul di sini! Aku ingin
mengucapkan terima kasih kepada kalian semua atas bantuan yang kalian berikan."

    Skama tidak bisa lagi merasakan perasaan tidak dapat diandalkan dari nada bicaranya,
yang tersisa hanyalah martabat dan kepercayaan diri yang pantas bagi seorang pemimpin.
  
    Sikapnya, merupakan hasil dari menjalani gaya hidup bangsawan, membuat Skama
kagum.
    "Terimakasihnya dalam bentuk yang lebih jelas donk!"

    Salah satu teman Skama, sang magic caster, menjawab. Gelombang tawa bisa
terdengar di belakangnya. Earl bukanya tidak senang mendengar apa yang dikatakan salah
satu perwakilan petualang. Sebaliknya, senyum yang terwujud wajahnya tulus.

    “Serahkan itu padaku! Kupastikan kalian akan dihargai, bahkan jika petualang lainnya
memaksamu untuk mentraktir mereka, kalian tidak akan kehabisan uang. Aku akan
menyerahkan hadiah kalian di depan semua orang, di tempat terbuka."

    "Woooo," semua orang mulai bersorak.

    "Tentu saja, itu juga berlaku untuk pasukanku. Meskipun gajimu mungkin tidak sebanyak
para petualang, aku memberikan bonus yang cukup besar sehingga kalian tidak perlu lagi
khawatir tentang masa depan istri dan anak-anakmu! Tetapi— "Earl beralih ke nada main-
main untuk mengatakan," —kalian tidak berpikir untuk menyia-nyiakan kekayaan barumu
kan~?"
(TLer: kalimat terakhir ini sepertinya maksudnya 'nyoba yg ena-ena ditempat bordil',
CMIIW)

    Dia bisa melihat ekspresi tegang pada tentaranya sedikit mereda.

    "Aku sedang memikirkan bentuk alternatif kompensasinya. Tentunya Earl memiliki


beberapa magic item sebagai peninggalan keluarga atau sesuatu seperti itu kan? Lagipula
keluarga anda memiliki sejarah yang panjang.”

    Seseorang yang mengatakan itu merupakan seorang wanita yang memancarkan aura
seksual. Di lehernya tergantung simbol suci Dewa Bumi, yang terjepit di antara dadanya
yang menggairahkan. Ini bisa disebut penistaan kan?.

    Wanita ini, Lilynette Piani, juga salah satu dari teman Skama dan pastinya bukan
(mengacu kalimat selanjutnya), dia tidak mengenakan pakaian priestess itu karena dirinya
merupakan seorang pelacur yang melayani fetish kliennya atau sesuatu seperti itu.

    "Huhhh. Peninggalan magic item rasanya sangat sulit. Itu memang ada, aku memiliki
magic item yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sudah banyak orang yang
mengetahuinya, sering disebut Holy Sword of Pentechromata.”
    Itu merupakan pedang panjang yang dimantrai dengan elemen api, petir, asam, sonik,
dan es yang memberikan tipe damage tiap jenis elemen ke target yang terpotong.

    Tapi, bilahnya tak runcing sehingga hanya bisa digunakan sebagai senjata tumpul,
seperti pedang boneka untuk latihan ilmu pedang. Dia tidak tahu mengapa seseorang akan
menciptakan pedang seperti itu. Yang lebih membingungkan, pedang itu tidak memberikan
divine damage padahal sebutannya pedang suci, mungkin nama itu diubah generasi
setelah penciptaannya sehingga tidak terlalu penting.

    "Aku menginginkan itu ~"

    Lagi pula, itu masih barang yang berharga, maka untuk memberikannya kepada seorang
petualang sebagai kompensasi sepertinya sama sekali tidak pantas.

    "Kau menginginkan itu? Hmm, tergantung situasinya aku tidak akan


mengesampingkannya sepenuhnya.” Earl melanjutkan dalam lantunan terengah-engah,
"anakku - aku berharap kau bisa menjadi selir anakku."

    Ekspresi Skama berubah khawatir.

    Earl telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dia katakan.

    Beberapa petualang memandang ke arah Earl dengan mata terbuka lebar, mereka
merupakan orang-orang yang telah mengejar-ngejar cinta Lilynette. Sebagai contohnya,
salah seorang yang menatapnya mirip seperti tatapan elang.

    Mungkin lelucon itu telah melewati batas. Tepat ketika Earl Naüa membuka mulutnya
untuk meminta maaf, Lilynette bertanya,

    “Earl punya empat anak kan? Istri anda melahirkan putra tertua dan putra ketiga anda.
Selir anda melahirkan putra kedua dan putri sulung anda. Um, yang tersulung tak perlu
dipertanyakan lagi, maka maksud anda anak mana?”

    Nada suaranya telah berubah sepenuhnya. Dari sikap cerobohnya saat itu hingga
keseriusan yang diharapkan dari seorang petualang. Inilah kepribadiannya yang
sebenarnya.

    Yang berarti Lilynette benar-benar serius.

    Ekspresi Skama semakin gelap. Dia melirik rekan satu timnya yang lain dengan hati yang
dingin menghindari kontak mata dengannya.
    Pengecut itu.

    "... Yang ku maksud yaitu putra ketigaku."

    “Putra ketiga anda? Tapi bukankah anak itu baru berumur dua belas tahun? Seseorang
yang bulunya saja belum tumbuh? Menjadi selir anak itu?"
(TLer: Doujinable, I LOVE THIS ONE!!)

    Earl hendak menganggukkan kepalanya ketika dia tiba-tiba membeku.

    "...tunggu sebentar. Bagaimana kau mengetahui usia anakku? Bahkan tanggal lahir putra
ketiga seorang bangsawan lokal... Apakah itu informasi yang penting? Atau apakah kalian
semua petualang peringkat atas seperti ini?”

    "T-tidak", "Um, tidak", dan penyangkalan lainnya datang dari para petualang lainnya.
Lilynette mengabaikan mereka semua dan melanjutkannya sembari mengangkat
rambutnya,

    “Hah, baiikkk laaaah. Ahem. Baiklah kalau begitu, aku akan menjadi selir putramu untuk
Holy Sword of Pentechro.”

    Earl mengamati Lilynette secara mendetail dan mengalihkan pandangannya menuju


Skama seolah-olah dia memiliki pertanyaan yang dirinya ingin dijawab tepat pada saat ini.

    Skama tahu apa pertanyaan itu, dia tahu betul.

    “Padahal akulah yang mengemukakan saran itu. Tunggu, mengapa dia malah ngiler?
Apakah dia benar-benar mengejar anakku atau magic item?”

    "Itu yang pertama," Skama mencoba untuk mengatakan, tetapi sebelum kata-katanya
dapat mencapai siapa pun, suara riuh terdengar,
(TLer: AND ANOTHER ONE)

    "Dasar bodoh! Buah mentah merupakan buah yang paling memikat dari semuanya kan?”

    Suasana sunyi terpecah saat mereka tahu suara siapa itu. Pada saat yang sama,
beberapa petualang telah jatuh ke tanah, akibat fantasi mereka dihancurkan oleh
kenyataan yang pahit ini.

    Skama bisa berempati dengan kesedihan para petualang itu.


    {Maaf,} pikirnya. Mereka yang telah mengejarnya pastinya telah memahami pada titik ini
mengapa mereka tidak pernah berhasil.

    Preferensi usia.

    "Kupikir kau akan bertanya, 'mengapa selir,' atau yang lainnya."

    Lilynette menanggapi Earl Naüa, yang bergumam pada dirinya sendiri,

    “Ah, ayah mertua-sama. Bahkan jika dia putra ketiga anda, dia masih terlahir dari istri
anda. Jika semuanya berjalan dengan baik, ia seharusnya bisa mendapatkan gelar Baron
dan sepetak kecil tanah kan? Dengan mengingat hal itu, akan sangat kurang ajar meminta
petualang untuk menjadi istrinya, bahkan jika itu merupakan yang terkuat kan? Meskipun
saya memiliki koneksi dengan kuil, itu masih, anda sudah tahu kan. Anda berencana untuk
mengatakan sesuatu seperti 'jika kontribusimu luar biasa dalam pertempuran ini, aku akan
mempertimbangkan untuk membiarkanmu menjadi istrinya,' kan? Tetapi jika saya harus
puas dengan tawaran menjadi istrinya sendiri, maka tidak akan ada cara saya bisa
mendapatkan Holy Sword of Pentechromata. Bagaimanapun, istri putra ketiga anda yang
mewarisi harta peninggalan keluarga akan mengguncang kedamaian keluarga kita~”

    Dia sudah memanggilnya ayah mertua.

    "... Aku telah meremehkanmu ... Jika kau mengatakannya dari awal, aku akan
menjadikanmu selir putra sulungku."

    "Ah, lima belas ... tunggu dulu ... tujuh belas tahun ke atas akan terlalu tua bagiku, ayah
mertua-sama."
(TLer: ANOTHER ONE!!)

    Earl terus melirik Skama namun gadis itu mencoba untuk mengabaikannya. Ekspresi
Earl Naüa terlihat seolah-olah dirinya baru saja menerima pukulan berat dan ingin
meneriakinya licik, bahkan dia pun tak mendapat simpati dari kerumunan orang.

    "Umm, sesuatu yang harus aku tanyakan— bahkan jika itu merupakan putra ketiganya,
masih akan ada hari ketika dia berusia melewati 17 tahun!"

    “Itu benar— kalau saja dia ras dengan umur yang lebih panjang. Tetapi jika itu yang
terjadi, bukankah aku yang akan menua lebih cepat ...? Jadi, apa yang kau katakan dapat
diterima olehku."
    “Kau pikir itu layak untuk ditekankan !? Kau berpikir, dari semua hal yang telah aku
katakan sejauh ini, itu merupakan hal yang paling layak untuk ditekankan!?”

    "Eh? Ayah mertua-sama. Tenangkan diri anda, kenapa anda menjadi tidak tenang?"

    "... Kau adalah orang terakhir yang ingin aku dengar mengatakan hal itu."

    Berdasarkan penilaian pribadi Skama, Lilynette merupakan seseorang yang jujur dan
peduli sehingga dia pastilah menjadi istri yang baik. Namun, tak ada yang bisa ditunjukkan
saat ini.

    Jika ini berlanjut lebih lama lagi, itu tidak hanya akan memalukan temannya, tapi itu akan
membuat reputasi seluruh timnya mendapati julukan yang aneh. Skama tidak ingin rambut
putihnya diidentifikasi untuk konotasi negatif.

    "... Maka, Earl. Meskipun kami menghargai usaha anda untuk mengurangi ketegangan
kami dengan candaan, kami harus melanjutkan persiapan kami untuk pertempuran.
Bisakah saya meminta anda untuk kembali ke pusat komando?"

    Bahkan jika dia tetap disini, dirinya, yang tak memiliki keterampilan tempur tidak akan
bisa berbuat banyak. Pekerjaannya lebih baik dilakukan di tempat lain. Earl Naüa
mengangguk pada proposal logis ini, mungkin karena keinginannya untuk berada sejauh
mungkin dari Lilynette.

    “Baiklah, kalau begitu. Semuanya, mohon kerjasamanya!”


OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 6

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

          Dari sudut pandang di dalam tembok kota, terlihat seolah-olah musuh tidak benar-
benar memiliki formasi tetapi hanya kumpulan zombie di satu tempat saja. Ini akan
memudahkan petualang berperingkat Mythril seperti Skama untuk membersihkannya, jika
saja monster-monster itu tidak ada di sana.

"Tidak ada gerakan yahhh? Jadi - apakah ada yang mengenali undead itu?”

Dua undead berdiri di tempat yang ditunjuk Skama.

Salah satunya memegang perisai besar dengan satu tangan dan pedang besar di tangan
lainnya, sementara undead satunya lagi menggunakan pedang ganda.

Magic caster di sekelilingnya menggelengkan kepala setelah dia mengajukan


pertanyaannya. Skama mengalihkan pandangannya ke arah Lilynette.

Para priest biasanya berpengetahuan luas tentang sesuatu yang terkait dengan undead,
entah itu undead biasa atau undead langka. 
Dengan responnya mengangkat bahu, hanya ada dua kemungkinan.

Salah satunya merupakan jenis undead yang sangat langka atau spesies baru - untuk saat
ini abaikan saja *nomenklatur - undeadnya.
(TLer: penamaan spesies)

Kemungkinan kedua mereka sangatlah mengkhawatirkan. Biasanya, pada titik ini


petualang akan melarikan diri.

Situasi lain di mana mereka akan mempertimbangkan mundur adalah jika undead itu
memiliki kemampuan khusus yang dapat melakukan 'one hit KO' atau dapat melepaskan
serangan fatal.
(TLer: KO bukan berarti langsung tewas)

Ini merupakan skenario di mana mereka sama sekali tidak memiliki informasi untuk
menyusun strategi.

Sebagai contoh, para Ghoul memiliki serangan cakar yang dapat melumpuhkan lawan
mereka melalui racun ketika mereka memberikan damage menggunakan serangan itu.

Jika seseorang tidak mengetahui tentang efek paralitiknya dan tidak bersiap melawannya,
mereka bisa lumpuh masal atau bahkan *TPK. Apa yang akan terjadi pada sebuah party
yang tidak mengetahui entang kemampuan Wraith untuk mencuri kehidupan? Atau
bagaimana dengan party yang tidak mengetahui tentang werewolve dan resistensi monster
serupa lainnya untuk setiap serangan yang tidak dilakukan dengan logam tertentu? Atau
bagaimana dengan monster yang bisa beregenerasi jika kau tidak menyerangnya dengan
serangan api atau asam?
(TLer: Total Party Kill, istilah di mmorpg 1 party tewas kena sekali serangan)

Informasi merupakan senjata ofensif dan defensif. Jika seseorang bertarung tanpa
informasi untuk mendukung mereka, jumlah bahaya yang akan mereka terima pastilah
banyak.

"... Ini benar-benar buruk. Kita harus mencoba untuk menyerang dengan segala macam
serangan untuk melihat apa yang akan efektif, ada yang keberatan?"

Tak ada yang menjawab.

“Lalu, itulah yang akan kita lakukan - secara spesifik tentang siapa yang casting dan apa
yang mereka casting, aku akan serahkan pembahasannya kepada kalian para profesional.
Buatlah penilaian berdasarkan apa yang menurut kalian mampu untuk mengalahkan
mereka didasarkan dari kemampuannya. Pertama-tama, mereka berdua terlihat seperti
petarung jarak dekat.”
Kedua undead memang terlihat seperti itu, maka harapan mereka terhadap undead itu tak
akan melenceng terlalu jauh kan? Bukannya monster yang bisa menyembunyikan
kemampuan mereka tidak ada, hanya saja Skama belum melihatnya secara langsung.

“Mereka kelihatannya memiliki kemampuan pertahanan yang tinggi, kupikir akan


berbahaya jika melakukan pertempuran jarak dekat dengan mereka. Jikat itu yang terjadi,
kita akan menyerang mereka dari jauh, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi
panah fisik mungkin tidak memiliki efek yang begitu besar. Kita mungkin masih harus
melibatkan para petarung jarak dekat, sehingga jumlah damage yang bisa kita lepaskan
pada sihir itu sebelum mencapai dinding akan menentukan apakah kita menang atau kalah
dalam pertarungan ini. Tapi karena kita juga harus mempersiapkan kemungkinan musuh
menghancurkan tembok dan terjadinya perang ditengah kota, kita harus menyisihkan
beberapa caster untuk memberikan buff pada garda depan dan juga sihir ofensif.”

Dahulu, dia sudah memperingatkan mereka untuk tidak terlalu pelit menggunakan mana.

"Jika tidak ada yang punya ide yang lebih bagus, kita akan melakukannya seperti ini.
Baiklah, mari kita mulai."

Magic caster mulai bertukar pendapat mereka sesuai dengan perintah Skama.

Skama berpindah ke suatu tempat yang agak jauh, dan kemudian berkumpul kembali
dengan teman-temannya - meskipun ada satu yang tidak hadir. 

"Jadi, pemimpin, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Skama menjawab, "apa maksudmu?" untuk pertanyaan tidak jelas itu.

Dia sudah mengetahui tentang rencana pertempuran yang telah dijelaskan kepadanya,
maka dia pasti bertanya tentang sesuatu selain itu.

Pertanyaan "apa yang harus kita lakukan?" terlalu samar untuknya.

"'Seberapa keras kita harus berusaha untuk kota ini' merupakan apa yang aku maksud.
Karena sebagian besar musuh merupakan zombie dan seluruh sisi kota tidak akan
terkepung, jika kita ingin lari, dengan kemampuan yang kita miliki, kita pasti dapat melarikan
diri dengan mudah kan? Mencuri salah satu kapal dan melarikan diri dengan itu bukanlah
ide yang buruk kan? Makanan sudah disiapkan sesuai pesanan yakan?”
"Bodoh," jawab Lilynette dengan nada kesal, "kau tahu, lawan kita ini undead? Itu tidak
akan mengejutkanku jika mereka menyergap dari laut~”

Karena ujung utara kota ini menghadap ke laut dan ditutupi dengan dermaga, tidak ada
dinding yang menutupi sisi kota itu. Jika musuh mereka benar-benar cerdas, mereka akan
memilih untuk menyerang dari sisi itu. Mungkin saja pasukan utama mereka sedang
menunggu untuk keluar dari laut.

"Ah - begitu ya? Itu-sangat mengkhawatirkan. Sudahkah kalian memberi tahu Earl tentang
ini?"

"Tidak, tidak akan membantu jika aku melakukannya. Bahkan jika kita hanya memasang
penghalang jalan, cakupannya terlalu lebar... sejatinya itu akan menciptakan kepanikan
yang tidak perlu di kota. Mungkin ada alasan mengapa mereka tidak mengepung kita
sepenuhnya. Seperti, bagaimana jika mereka menyiapkan kita sebuah lubang kecil di
pengepungan mereka dan jika kita mencoba melarikan diri ke sana, itu akan menjadi
jebakan?”

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Jika kau ingin lari, lakukan itu lewat sana," kata Skama sembari menunjuk ke arah
sekelompok musuh, "Sangat mudah untuk memecah formasi jika mereka hanyalah para
zombie, skenario terburuk kita hanya perlu mengintai kesana dengan [ Fly ] untuk
memastikan kekuatan utama musuh tidak ada yang siembunyikan lagi."

"Aku mengerti, kau sudah memikirkan ini ya?" kata rouge, tidak menyadari tatapan kedua
teman wanitanya, seolah-olah mereka mencoba mengatakan 'itu karena dari awal kaulah
satu-satunya yang belum memikirkan hal ini.' Rouge itu melanjutkan, “Jadi, jika kita lari, ke
mana kita lari? Kota tetangga atau di suatu tempat dekat ibukota?”

"Kami baru saja menyerah pada kerajaan ini."

"Kalian serius!?"

"Teriakanmu terlalu kencang," Skama melanjutkannya setelah mengkonfirmasi lingkungan


disekitar mereka telah aman lalu mengatakan, "... ya."

Untuk tetap disini dan diperintah oleh Sorcerous Kingdom, kerajaan yang akan mengubah
begitu banyak penduduk menjadi undead (meskipun mereka merupakan warga kerajaan
musuh), pasti akan menghasilkan akhir yang tidak bahagia untuk mereka semua.

Pertanyaannya sekarang adalah: ke mana mereka harus melarikan diri?

Meskipun mungkin mudah bagi mereka sebagai party petualang untuk melarikan diri,
pemimpin party masih harus mempertimbangkan berbagai skenario.
Tiga kerajaan yang bertetangga dengan Kingdom selain Sorcerous Kingdom: Council
State, Holy Kingdom, dan Empire.

Dengan proses eliminasi, satu yang tersisa ialah Council State karena Holy Kingdom
kelihatannya membuka tangan terhadap Sorcerous Kingdom dan Empire merupakan
kerajaan bawahannya. Keuntungan memilih Council State yaitu karena relatif dekat dengan
tempat mereka berada, tetapi selain itu, pilihan mereka mungkin City State Alliance atau
Theocracy. Draconic Kingdom sedang tidak dalam kondisi bagus dari kabar terakhir yang
dia dengar dan kerajaan-kerajaan lainnya manusia memiliki populasi minoritas. Dan lagi, di
Council State juga City State Alliance populasi manusia hanyalah minoritas.

Jika mereka harus memperhitungkan persentase populasi yang dimiliki manusia dalam
suatu negara, mereka haruslah menghapus Council State dari daftar kerajaan tempat
mereka melarikan diri. Dia telah mendengar populasi manusia di kerajaan itu kurang dari
10%.

Jika jarak bukanlah masalah, City State Alliance sepertinya menjadi pilihan terbaik mereka.
Rupanya setengah dari populasi City State Alliance merupakan manusia.

"Hufff—, apakah kita benar-benar melarikan diri? Skama, kau harus berusaha lebih keras
untuk mengejar kebahagiaanmu sendiri~ ”

"... Jadi kau tidak serius ketika tadi mengatakan sesuatu tentang anak itu?"

Keinginan untuk membantu dan keinginan untuk melarikan diri, emosi yang saling
bertentangan itu tumbuh pada Skama. Tepat ketika Skama menyadari bahwa para caster
telah menyelesaikan pembahasan mereka.

"Pemimpin! Kami sudah selesai di sini~”

“Aku mengerti! - Sekarang, akankah kita? Bertindak sesuai rencana, jika yang terburuk
menjadi yang terburuk - lompatlah turun dan cobalah untuk menerobos kerumunan
zombie.”

Untuk melompat turun dari ketinggian seperti itu akan menimbulkan rasa sakit bahkan
pada seseorang yang dilapisi armor seperti Skama. Masalah ini diselesaikan oleh magic
caster mereka, yang akan memberikan [ Falling Control ] padanya untuk membiarkannya
turun dengan aman.

Skama dan yang lainnya berpindah menuju pos mereka dan menunggu tindakan musuh.

Haruskah mereka menganggap diri mereka beruntung karena musuh memilih untuk tidak
menunggu sampai malam hari untuk bergerak?
Tidak ada sinyal khusus yang menandakan dimulainya pertempuran.

Tidak ada pernyataan yang dibuat oleh pertukaran panah, tidak ada pihak yang
menyatakan pembenaran mereka, hanya kerumunan besar zombie tertahan di tembok
kota. Itu tidak terlihat seperti bagaimana pertempuran normal dimulai.
(TLer: Etiket perang)

Sekumpulan mayat yang berjalan dengan cepat mendekati mereka pastilah pemandangan
yang menakutkan bagi beberapa orang, tetapi bagi seseorang seperti Skama ini
merupakan pemandangan yang menggelikan. Jika itu merupakan ras zombie selain
manusia seperti giant, dragon, atau monster raksasa lainnya, ini akan menjadi situasi yang
sama sekali berbeda. Bahkan petualang pemula tidak akan takut hanya pada zombie
manusia. Bagaimanapun, tembok kota ini bukanlah sesuatu yang zombie dari kaliber ini
bisa tembus.

Para zombie, meskipun mereka memiliki lebih banyak kekuatan, daya tahan, dan stamina
daripada rata-rata manusia baisa, mereka masih lebih buruk daripada seorang petualang
dengan sedikit pengalaman dan kepintaran.

Sementara pemanah menyiapkan busur mereka, tatapan para petualang menempel pada
dua undead.

Mereka tidak bergerak sama sekali. Mengapa? Apakah mereka sama sekali tidak
berencana untuk bergerak?

Akhirnya, ketika mereka mengkonfirmasi bahwa zombie hampir tidak berada dalam
jangkauan mereka, para pemanah melonggarkan panah mereka pada sinyal Skama.

Normalnya, mereka akan menunggu sampai jarak di antara mereka lebih pendek
dibanding jarak saat ini untuk mulai menembak agar memastikan mereka bisa mengenai
target mereka, tetapi karena ini merupakan zombie, kuantitas lebih penting daripada
akurasi.

Seperti yang diharapkan dari para tentara yang percaya diri dengan keterampilan
memanah mereka, mereka cukup akurat bahkan dari jarak ini. Mungkin hanya dua dari
sepuluh anak panah yang meleset dari sasaran mereka, yang merupakan kerugian yang
tidak signifikan.

Namun, itu bukan seolah-olah zombie akan musnah dengan satu panah. Bagaimanapun,
mereka bisa membabat sebagian kehidupan palsu yang dimiliki lawan mereka selama
mereka mendaratkan serangan.

Serangan kedua dan ketiga mulai memusnahkan banyak musuh.

Para petualang dan tentara tidak merasa senang saat melihat dan mendengar suara
zombie menghantam tanah, belum ada yang terjadi di luar harapan mereka.
Masalah utama mereka tetap kedua undead itu.

Monster yang kuat bisa mengubah gelombang pertempuran sendirian.

"—Mereka bergerak."

Undead yang memakai perisai mulai bergerak. Dengan kecepatan yang jauh lebih cepat
daripada zombie biasa saat dia bergegas menuju gerbang kota. Undead yang membawa
perisai menghantam para zombie tanpa banyak pertimbangan saat menerjang mereka
dengan perisai di depannya.

Skama, dikejutkan oleh kecepatan luar biasa dari lawan mereka, lalu memberikan
perintahnya,

"Lakukan serangan!"

Mantra magic caster terbang pada saat yang sama.

Di antara mereka, yang paling merusak merupakan [ Fireball ] milik rekan Skama, seperti
yang dia duga.

[ Fireball ] terbang di udara dan meledak dengan undead yang tidak diketahui di pusatnya,
bola api besar muncul dari ledakan dan menyelimuti zombie di sekitar titik itu. Bahkan jika
dia berada di belakang perisai yang akan mengurangi jumlah damage yang diterima,
kobaran api berikutnya dari serangan itu pastilah bisa menelannya.

Berbagai mantra ditembakkan ke arah "Shield-Bearer".

Namun kecepatannya tak melambat, masih sama seperti sebelumnya seolah-olah tak
menerima damage sama sekali. Hal itu menyebabkan beberapa keributan di dalam formasi
para tentara.

"Jangan panik!" teriak seorang petualang.

Bagi para petualang, ini merupakan hasil yang logis. Gerakan undead tak terpengaruh oleh
jumlah damage yang mereka terima. Tidak peduli berapa banyak damage yang mereka
terima - bahkan jika itu cukup untuk membawa makhluk hidup ke jurang kematian - mereka
bisa bergerak seperti biasa selama kehidupan palsu mereka tidak ditiadakan.

Bahkan mantera terkenal [ Fireball ] tidak tertandingi dalam output damagenya. Beberapa
petualang tangguh dapat menahan mantra itu dan masih hidup, yang lebih kuat bahkan
bisa menerima banyak serangan.
Sihir sekaliber ini tidak cukup untuk menjatuhkan Shield-Bearer, petualang yang tidak
mempertimbangkan kemungkinan ini seharusnya telah dipecat sejak lama.

Namun, masih ada pertanyaan.

Memangnya undead itu benar-benar menerima damage atau tidak? Tidak mungkin mereka
bisa mengetahuinya.

Karena itulah Skama memusatkan perhatiannya pada hal itu.

Biasanya, damage mantra tidak dapat dihindari, meskipun diberi barrier, atau dikurangi
dengan armor fisik. Serangan mantra berbasis energi murni seperti itu pastilah efektif
melawan musuh dengan beberapa armor atau pengguna *exoskeleton. Tetap saja, itu tidak
seperti monster dengan resistensi sihir atau elemen tidak ada.
(TLer: alat semacam pakaian tambahan yang bertujuan tidak hanya untuk melindungi,
tetapi juga meningkatkan kemampuan penggunanya)

Jika dia harus memikirkan contoh di antara undead.

Ada yang terkenal, sangat berbahaya yang dikenal sebagai Skeletal Dragon yang memiliki
kekebalan absolut terhadap semua sihir. Ada juga monster yang bisa mengurangi jumlah
damage elemen api yang diterimanya atau bahkan menyembuhkan dari serangan.

Bukan tidak mungkin bagi undead itu untuk memiliki kemampuan semacam itu.

Jika serangan sihir tidak berhasil, mereka harus secara drastis mengubah rencana
pertempuran mereka.

"Tidak apa-apa! Serangan kita efektif!"

Temannya, seseorang yang melemparkan [ Fire Ball ] berteriak.

Caster satu-per-satu dapat merasakan dengan intuisi mereka jika serangan mereka
menghasilkan damage dan mulai berpadu mengatakan "itu bekerja", "serangan kita
mempan", dan frasa serupa lainnya.

"Skama! Setiap jenis serangan sihir sepertinya efektif pada mahluk itu!”

Skama menghela napas lega mendengar berita terbaik yang diterimanya sepanjang hari
ini. Mungkin mereka memiliki kesempatan untuk menang.

"Aku mengerti! Sekarang - teruslah menyerang!"


Lawan masih berlari ke arah mereka dengan kecepatan sangat tinggi. Dia berdoa agar
mereka bisa mengalahkannya sebelum mencapai gerbang. Jika mereka
mempertimbangkan bila makhluk ini tidak memiliki resistensi, maka jumlah damage yang
telah dimilikinya pastilah sudah terlihat jelas, ini menandakan musuh yang mereka hadapi
saat ini bukanlah undead biasa.

{Aku tidak ingin bertarung dengan mahluk itu dalam jarak dekat!}

Seolah setuju dengan pikiran Skama, gelombang mantra lainnya dilemparkan.

Banyak zombie telah musnah pada saat ini namun Shield-Bearer terus maju.

Kebanyakan undead akan ditaklukkan setelah beberapa lusin mantra.

Skama merasakan hawa dingin di punggungnya.

{Dia lebih kuat dari yang diharapkan ... tidak, dia terlalu kuat ... mahluk ini, bisakah kita,
benar-benar mengalahkannya?}

Shield-Bearer bukan satu-satunya musuh yang harus mereka waspadai, ada juga satu lagi
yang masih menunggu di tempat. Mengapa dia tidak bergerak, mereka tidak
mengetahuinya—

{Apakah mereka kartu truf Sorcerous Kingdom? Itu sebabnya hanya ada dua ...? Atau
apakah bisa dikatakan seluruh kota ini termasuk kami cukup lemah sehingga hanya dua
dari mereka yang diperlukan?}

Rasa dingin lainnya meluncur ke tulang punggungnya.

Bagaimana jika Sorcerous Kingdom telah menerima informasi dari setiap petualang di
kota, termasuk Four Armaments Skama dan telah mengirim pasukan dalam jumlah yang
tepat untuk menjamin kemenangan mereka? Dan 'pasukan' yang dimaksud bukanlah para
zombie melainkan Shield-Bearer?

Seolah-olah untuk menyangkal kekhawatirannya sebagai paranoia, Skama menggigit


bibirnya dan menahan keinginan untuk berteriak, "Bunuhlah secepat mungkin!"

Semua orang sudah fokus pada undead itu dan berusaha yang terbaik. Efek apa yang
akan diterima dalam pikiran para tentara jika dirinya, petualang terkuat di sini, sampai
berteriak?
Meskipun dampak negatif, itu mungkin akan menurunkan moral mereka.

Dia harus menolak desakannya untuk saat ini.

Skama mempersembahkan doa kepada Tuhannya, Dewa Api, namun itu tidak bisa
membuat senyum di wajahnya.

Shield-Bearer sudah berada di gerbang.

Undead itu telah berada di blinspot para caster, di mana mereka tidak bisa membidiknya
dengan sempurna.

Skama mempertimbangkan apakah dia harus melompat dari tembok kota dan melarikan
diri.

Saat melihat kearah lain, undead yang tidak bergerak membunuh gagasan itu.

Jika undead satunya secepat Shield-Bearer, dia bisa dengan mudah menyusulnya.

Bukan tidak mungkin baginya untuk bertahan hidup, dia sudah menggunakan [ Fly ] untuk
mencari di luar pasukan zombie dan tidak menemukan apa pun selain dua undead itu.

Jadi jika mereka menggabungkan [ Gate ] dengan [ Floating Board] atau menarik musuh ke
kota dan menyelinap keluar dalam kekacauan, itu bisa berhasil. Selama tidak ada pasukan
undead lainnya yang siaga, tidak ada yang bisa menghentikannya.

Jika mereka melakukan rencana yang terakhir dan memikat musuh menuju kota, itu pasti
akan membebani mereka semua dengan rasa bersalah yang jauh lebih kuat daripada jika
mereka hanya meninggalkan kota. Mungkin rasa bersalah itu dapat menyebabkan
penyesalan seumur hidup.

Saat Skama menggertakkan giginya, dia mendengar suara 'Boom!' dari gerbang kota,
seolah-olah seekor domba jantan baru saja menabrak gerbang.

Mereka kehabisan waktu.

Skama membuat pilihannya.

"... Sekarang giliran kita! Kalian tetap awasi undead yang tak bergerak itu dan apa yang
ada di bawah tembok! Aku akan menjadi umpan agar kalian dapat melihatnya. Begitu kalian
bisa melihatnya, segera lemparkan mantra kalian!”

Setelah perintah singkat kepada rekan satu timnya dan rincian perintah kepada para
tentara dan para caster, Skama berlari menuju tangga yang menuju ke bagian bawah
tembok kota. Temannya, yang masih memiliki mantra [ Fly ]-nya aktif, mengikuti dari
belakangnya.

"Mahluk itu memiliki tingkat resistensi yang luar biasa, tapi seharusnya sudah cukup
banyak damage yang dia terima!"

{Namun apakah itu benar ...? Apakah kesimpulannya tidak terlalu optimis? Tapi...}

Skama menampilkan ekspresi senyum pahit.

{Seorang undead yang telah menerima begitu banyak serangan mantra. Aku tidak merasa
bisa cukup untuk membeli waktu sehingga mantra itu selesai dan dapat menyerangnya.}

Tapi, dia harus melakukannya bahkan jika dia harus mempertaruhkan hidupnya pada
cobaan ini.

Gerbang kota merupakan sebuah pintu raksasa tunggal sederhana yang terbuat dari kayu
kokoh. Itu akan menjadi titik kebanggaan bagi desa nelayan, tetapi sekarang tidak seperti
itu mengingat situasi saat ini.

Serangan dari seekor domba jantan mungkin akan menghancurkan engselnya. Karena
mereka tidak bisa menggantinya dengan sesuatu yang lebih kuat mengingat jumlah waktu
yang mereka miliki, mereka hanya bisa memperkuatnya dengan papan kayu dan menyegel
pinggirannya. Ketebalan gerbang itu sekitar dua kali lipat dari yang dulu.

Dari ujung pintu semacam itu, suara tubrukan berulang bergema.

"Kekuatan macam apa ini ..."

Dengan "Crack!", Sebagian bala bantuan papan kayu mulai runtuh.

Ada celah di antara dobrakan, mungkin Shield-Bearer mundur untuk memulai berlari
sebelum mendobrak gerbang lagi.

"Apa yang harus kita lakukan? [ Lightning ] bisa mengenai mahluk itu melalui gerbang,
haruskah kita melakukannya?"

Pintu seperti ini dapat bertahan terhadap serangan berbasis petir tetapi bukan mengartikan
jika pintu itu benar-benar tidak akan menerima damage dari mantra semacam itu.
Potensi damage mantra seperti itu bisa dilakukan pada pintu harus dibandingkan dengan
apa yang bisa dilakukan pada makhluk hidup. Perlu juga mempertimbangkan manfaat dari
casting [ Lightning ] saat ini maupun menyimpan mana untuk mantra lain setelah Shield-
Bearer menembus gerbang.

Tidak, pertimbangan tidak perlu.

Mereka seharusnya tidak mencoba menghadapi musuh secara langsung tetapi untuk
memberikan sebanyak mungkin damage pada musuh saat ini.

Skama menganggukan kepalanya dan temannya segera memulai perannya.

"[ Lightning ]"

Sebuah busur petir melesat keluar dan melewati pintu, seharusnya memberikan beberapa
damage pada Shield-Bearer.

"Owoahwoahwoahwoah!"

Entah mahluk itu merasa kesal atau tidak, undead mulai meraung cukup keras hingga
suaranya menembus gerbang. Raungan itu memiliki tekad yang cukup di belakangnya
untuk membuat seseorang lupa bernapas.

Garis keringat mengalir di wajah Skama.

Tidak ada kemampuan berbasis teriakan yang digunakan, tetapi raungan itu masih bisa
membuat tubuh seseorang gemetaran, jadi ini pasti dari perbedaan kekuatan mereka
sendiri - alam bawah sadarnya telah memahami perbedaan kekuatan di antara mereka.

{Tidak bagus, ini, ini tidak bagus sama sekali... itu tidak lagi pertanyaan apakah kita bisa
menang atau tidak. Jika Sorcerer King bisa mendominasi undead semacam ini ... ahhh, itu
masuk akal. Lagipula, dia merupakan monster yang bisa membunuh lebih dari seratus ribu
orang dalam sekejap mata.}

Sulit membayangkan bagaimana seseorang bisa mengendalikan beberapa undead di level


ini. Mungkin undead ini merupakan kartu truf Sorcerous Kingdom.

Apakah kota ini layak dijadikan investasi semacam itu?

Mengapa dia berada di kota yang begitu mengerikan? Skama menyesali nasib buruknya.
"Boom!" suara keras lain terdengar, beberapa balok yang diperkuat sudah patah.

"[ Lightning ]"

Deretan petir bersinar, meninggalkan seberkas cahaya putih, namun suara dobrakan
berulang gagal untuk berhenti.

Satu-satunya hal yang berubah adalah gerbanya. Kayu-kayu kokoh itu telah terbelah
menjadi dua, papan-papan penguatnya tertiup angin, dan hanya paku engsel yang terpilin
yang tersisa di pinggirannya.

“Sudah cukup dengan serangan mantranya. Bisakah kalian memberikan buff padaku
saja?”

"... Ahhh"

Skama menghindari serpihan kayu sebaik mungkin sembari juga bergerak mundur. Dia
menerima buff Divine dan Arcane dari kedua temannya.

Mereka menggunakan mantra tingkat satu [ Anti-Evil Protection ], mantra tingkat dua
[ Lesser Strength ] dan [Lesser Dexsterity ], mantra tingka tiga [ Haste ], dan banyak lagi.
Dibandingkan dengan mantra untuk melawan kemampuan spesial, lebih banyak mantra
digunakan untuk meningkatkan kemampuan tubuhnya.

Gerbang akhirnya memberi jalan setelah mereka selesai memberi buff dan menghantam
tanah dengan suara keras.

Di dalam awan debu yang perlahan mengendap yang baru saja tertiup, sepasang mata
merah cerah muncul. Ketakutan yang tak tertahankan menyebar ke seluruh tubuhnya
setelah menerima tatapan mata ganas itu.

Giginya gemerincing dan tangannya bergetar. Untuk menyembunyikan fakta ini dari yang
lain, dia harus menekannya sampai hampir pingsan.

Tingkat teror ini tidak bisa dirasakan di atas tembok kota, itu merupakan sesuatu yang
harus kau hadapi untuk menghadapi monster ini. 

"Apa yang aku lihat ...? Hanya satu dari mereka bisa berhasil merobohkan gerbang yang
sudah diperkuat ... Sang Sorcerer King mendominasi undead semacam ini... ”

"Aku mengatakan ini dari lubuk hatiku, kita tidak boleh menjadikan Sorcerer King sebagai
musuh di waktu berikutnya."
Skama menjawab teman-temannya setelah menelan banyak air liur.

Meskipun dia sudah mendengar bagaimana Sorcerer King menghancurkan pasukan lebih
dari seratus ribu orang, dia tidak merasakan ketakukan dan bukti nyatanya. Apa yang
terjadi di depan matanya, bagaimanapun, memengaruhi ketakutannya terhadap Sorcerer
King yang memiliki kendali atas makhluk ini.

Dia sama sekali tidak ingin melawan undead ini. Jujur, dia ingin lari sejauh mungkin.

Tapi, tidak mungkin undead yang sedang meremehkan mereka akan membiarkan mereka
melakukan itu.

Bagaimanapun, satu-satunya harapan mereka untuk bertahan hidup adalah melakukan


sesuatu terhadap undead ini.

Perwujudan kematian yang mengerikan menyapu debu dari mereka menggunakan


perisainya, melangkahi puing-puing gerbang, dan bergerak ke arah mereka.

Mereka akhirnya menembus tembok.

Fakta jika undead di depan mereka telah memerintah zombie di sekitar gerbang menuju ke
sini merupakan keberuntung bagi mereka, tetapi tidak ada keraguan dalam pikiran mereka
keberuntungan mereka akan segera berakhir.

Skama mengangkat tomahawknya. Menilai dari kecepatan undead itu, dia harus
menganggap dirinya berada dalam jangkauan serangannya.

Setelah mengaktifkan kemampuan kapaknya, salinan *senjata ethereal itu muncul di


sebelahnya. Ini merupakan kemampuan senjatanya, Doppel, yang menciptakan salinan
dirinya sendiri untuk melayang pada jarak yang tidak terlalu dekat atau terlalu jauh dari
pengguna. Bisa secara otomatis menyerang musuh dengan tingkat akurasi dan kecepatan
yang sama dengan penggunanya.
(TLer: Intinya senjatanya bisa bikin copyan, nah copyan nggak perlu dipegang ama si
pengguna, melayang-layang otomatis nyerang, bentuknya kek spirit, tinjuannya Badang
hero mobile legend)

Senjata ethereal ini tidak bisa dihancurkan dengan serangan fisik, untuk
menghancurkannya akan membutuhkan kemampuan penghancuran senjata khusus;
sebagai hasilnya, itu bahkan bisa bertahan lebih lama dari pertarungan Skama.

Meskipun kemampuan ini tak memiliki kelemahan nyata, senjata ini hanya bisa
memberikan setengah damage dari senjata aslinya.

"Owoahwoahwoahwoah !!"
Sang undead mengeluarkan raungan lain yang membuat mereka gemetar ketakutan.

Apakah mahluk itu sedang merayakan keberhasilannya setelah membantai manusia?


Mahluk itu mengangkat perisai tinggi di atas kepalanya sendiri dan menghantamkannya ke
bawah menuju serpihan gerbang.

Pecahan kayu itu terbang ke arah mereka dengan momentum yang luar biasa, tetapi
Skama melambaikan senjatanya untuk dengan mudah menangkisnya.

Tindakannya sepertinya menarik perhatian Shield-Bearer, yang melangkah


menghampirinya.

Mahluk itu menyiapkan pedang berbilah ombak saat menerjang ke arahnya dengan
perisai.

{Ini, buruk ... Omong-omong, mengapa mahluk ini belum mati setelah menerima begitu
banyak serangan mantra? Bukankah ini terlalu tidak adil?}

Itu merupakan kebohongan yang terlihat jelas jika dirinya menepis semua serpihan kayu itu
dengan mudah. Dia nyaris tidak berhasil melakukannya padahal sudah diberi sihir buff.

"Semuanya, perlahan—"

Shield-Bearer menyerang ke arah mereka. Kesenjangan di antara mereka ditutup dalam


sekejap, seolah-olah ada tembok yang melesat ke arah mereka, seolah-olah berencana
menggunakan perisainya untuk menghancurkannya sampai mati.

Tapi-

Skama tidak cukup mahir menggunakan [ Impenetrable Fortress ] jadi dia memilih
menggunakan [ Fortress ] sebagai gantinya untuk menghentikan perisai dengan tomahawk-
nya. Shield-Bearer dengan cerdik menepis tomahawk dengan perisainya, bermaksud untuk
merobohkan postur Skama. Ini merupakan manuver sulit yang membuat Skama merasa
seolah-olah kapaknya tersedot menuju perisainya. Skama menyerah melawan
kekuatannya, berguling ke samping, dan menggunakan kekuatan aksi balasan dari
tindakan itu untuk mundur.

Kapak ethereal berayun dari atas ke bawah tetapi ditepis oleh pedang berbilah gelombang.
Pada saat yang sama, undead itu menghampiri Skama.

Dia bahkan tidak punya waktu untuk bernapas. Terpaksa melakukan pertahanan lagi,
Skama menangkis serangan dengan tomahawk-nya dan menyerang lawannya.
Jika lawannya sebesar ini, kadang-kadang akan lebih baik untuk maju menyerangnya
daripada diam menunggu saja.

"[ Sunlight ]!"

Seolah ingin mendorongnya maju dalam keputusannya, kilatan cahaya yang menyilaukan
dipancarkan dari belakangnya. 

Ini merupakan mantra divine tingkat tiga.

Cahaya menyilaukan itu tidak hanya membutakan musuh, tetapi juga memberikan damage
pada undead. Meskipun ada mantra dari tingkat sama yang disebut [ Holy Light ] yang akan
memberikan damage penuh pada iblis, itu tidak akan membutakan mereka. [ Sunlight ]
mungkin dipilih untuk mendukungnya daripada digunakan untuk melancarkan damage
murni.

Caster terbang mengirim tiga kilatan cahaya menuju undead dengan [ Magic Arrow ].

Meskipun dia menerima dukungan, perisai undead itu masih memblokir segala sesuatu
seperti halnya dinding dan tidak meninggalkan celah untuk dieksploitasi. Skama
menyarangnya dengan tomahawk-nya, tetapi dengan mudah ditepis.

{Sial! Gerakannya terlalu halus. Dia tidak sekuat ini ketika menggunakan pedangnya -
kemampuannya dengan perisai terlalu tinggi! Jadi spesialis utamanya merupakan
pertahanannya? Hah? Tetapi, bagaimana dengan serangan kuat itu? Tidak, mustahil...}

Ketakutan akan apa yang dia sadari, Skama perlahan mundur. Tak perlu dikatakan, ini
supaya caster di atas tembok bisa menembak dengan jelas. Dia tidak boleh bergerak terlalu
jauh agar undead itu tidak mengabaikannya dan berlari menuju kota. Itu merupakan
skenario yang harus dihindari dengan cara apa pun mengingat seberapa cepat mahluk itu
berlari, baik Skama maupun yang lain tidak akan bisa mengejarnya jika itu terjadi.

Jika itu terjadi, kota yang tak berdaya ini akan menerima banyak sekali korban jiwa.

Lebih baik berada di sisi yang aman. Rouge di tim Skama sedang menunggu di pinggiran,
malah tidak membantunya dalam strategi mengejar monster jikalau undead itu memilih
untuk berlari menuju kota. Itu merupakan rencana untuk menghentikan lawan agar tidak
pergi, tetapi kemampuan fisiknya membuat kegagalannya sangatlah mungkin.

Dia perlahan-lahan menirunya sembari memperhatikan setiap gerakannya. Kelihatannya


reouge itu tidak menyadarinya dan dirinya mengikuti dari kejauhan.

Saat mereka hendak membawanya menuju barisan api, teriakan bisa terdengar dari atas
mereka.
"Tidak! Satunya lagi sedang menuju kearah kita! Orang-orang sedang menyerangnya
disana!”

Implikasi dari ucapan itu perlahan meresap ke dalam kepalanya. {Ah ... skakmat}, pikir
Skama.

--------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 7

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

          Jika "Dual-Wielder" berada pada level yang sama dengan Shield-Bearer, tak akan
ada cara Skama dan yang lainnya dapat menangani keduanya pada saat bersamaan.
Tidak, mungkin mereka akan mati saat mereka bersentuhan dengan lawan.

"Skama, apa yang harus kita lakukan!?"

"... Ayo rawat orang ini dulu."

Skama mengatakannya dengan penuh tekad setelah suara panik temannya agak
menenangkannya. Jika mereka bahkan tidak bisa menggores mahluk ini, sangatlah
mustahil bagi mereka untuk melarikan diri. Mereka hanya bisa berharap serangan mantra
itu sudah mengurangi HP mahluk ini hingga tersisa sedikit.

Setelah dia berhenti mundur, Skama berbalik menghadap Shield-Bearer dan melesat
kearahnya.
Tomahawknya mudah diblokir oleh perisai dan begitu juga ethereal copynya. Serangan
Skama tidak cukup untuk menghancurkan pertahanan Shield-Bearer.

Dia berharap serangannya akan digagalkan, hanya itu yang harus dia lakukan.

Serangan sebenarnya yaitu [ Magic Arrow ] dan [ Shockwave ] yang mengikuti.

Serangan mantera diikuti oleh rogue, yang melemparkan botol ke sisi kaki undead.

Cairan yang keluar dari pecahan botol milik rekannya merupakan lem yang bisa dibuat
oleh alkemis atau sejenisnya. Ini merupakan strategi yang hanya bisa bekerja jika musuh
berdiri di atas batuan yang halus.

Tidak peduli seberapa tinggi pertahanan yang dimiliki oleh Shield-Bearer, kemampuannya
untuk menghindar tidak berfungsi pada botol yang dilemparkan padanya.

Undead itu tertahan ditempatnya karena lem.

Bahkan jika itu hanya untuk sesaat, lawan mereka tidak bisa bergerak. Ini merupakan
strategi umum yang mereka gunakan ketika bertarung dengan musuh yang jauh lebih kuat
daripada mereka.

Skama berputar menuju lengan Shield-Bearer yang tidak memegang perisai, yaitu tangan
yang memegang pedang berbilah gelombang, dan mulai menyerang.
(TLer: Disini wave-bladed sword diterjemahin seperti itu, karna disini posisinya masih make
sudut pandang petualang, mereka nggak tau jenis pedang atau sebutannya, gambar
pedang)

Shield-Bearer mengayunkan pedang besarnya, dia sangat ahli dalam menangkis setiap
serangan yang datang. Meskipun kedua kakinya benar-benar terpaku di tanah dan Skama
telah menggunakan martial arts dalam rangkaian serangannya, Skama tidak bisa
mendaratkan satu seranganpun.

{Mahluk ini, seperti dinding logam!}

Skama melihat dari sudut penglihatannya menyaksikan undead menggunakan kekuatan


ganasnya untuk mencabut kakinya yang telah terpaku dengan tanah. Dua mantra yang
lebih ofensif dilemparkan namun itu masih gagal menggoresnya.

{—Kemampuan abadi? Atau kemampuan seperti dapat menyembuhkan dirinya sendiri dari
waktu ke waktu?}

Terdapat monster seperti Hydra atau Troll yang memiliki kemampuan regenerasi. Bagi
mereka, kau tidak bisa hanya memberikan damage dari serangan biasa secara terus
menerus tetapi harus mendaratkan satu serangan fatal yang bisa mengurangi HP monster
sampai nol.

Sangatlah sia-sia jika melanjutkan serangan panik mereka.

Skama bahkan tidak bisa mendaratkan satu serangan pun padanya.

{Persetan!}

  "—Dia datang!"

Skama tak bisa mengabaikannya dan mengalihkan pandangannya setelah mendengar


teriakan rogue itu. Siluet yang berdiri di depan gerbang merupakan undead yang satunya.

Dual-Wielder.

Skama merasakan perutnya bergejolak, tekanan gabungan dari keduanya membuatnya


ingin muntah.

{Disinikah aku mati!?}

Rogue yang telah melakukan kombo bersama Skama tak bisa menangani tekanan dan
mundur ke sisinya. Dual-Wielder merespons dengan baik dan berjalan ke sisi Shield-
Bearer.

"... Mereka tidak menyerang. Yang berarti ... sial. Kedua mahluk ini sangat kuat.”

Skama merasa seolah dia bisa merasakan senyuman dari wajah busuk Dual-Wielder.
Shield-Bearer telah menunjukkan kepada mereka serangan yang tidak pada level yang
sama dengan kemampuan pertahanannya, tetapi mungkin dia hanya menanamkan
keputusasaan pada mereka hanya untuk membeli waktu agar Dual-Wielder sampai disini.

Kedua musuh ada di sana, ini merupakan kesempatan terbaik untuk menggunakan
serangan mantra AOE. Namun, mantra itu tidak pernah dilemparkan. Tidak, mungkin lebih
baik dikatakan jika mereka tidak bisa memulai merapalnya.

Alasan mengapa itu terjadi seharusnya jelas. Meskipun mantra serangan telah terbukti
efektif, itu juga akan memprovokasi kedua undead untuk memulai serangan mereka.

Takdir mereka hanyalah mati.


Bahkan jika pihak mereka menunda menyerang, musuh mereka akan melakukannya cepat
atau lambat. Tapi, mereka tidak bisa membangun keberanian untuk mempertaruhkan
takdirnya di tangan mereka sendiri.

Setelah dia menderita karena hal ini, Skama membuat keputusan.

"Kalian berdua, larilah!" Dia menepuk pinggang rogue, "kami akan memberi kalian waktu."

"Hah? Sungguh!? Aku juga!? Tunggu, kau ingin aku melakukan itu!?”

Si rogue meratap tetapi Skama mengabaikannya.

Terdapat dua lawan, jika setidaknya mereka tidak memiliki dua orang untuk menahannya,
mereka hanya akan— 'boom' terdengar di telinga mereka.

 "...hah?"

Para undead di depan mereka, kepala Shield-Bearer telah ditusuk oleh apa yang tampak
seperti jarum panjang.

Tunggu, tidak.

Apa yang menembus kepala Shield-Bearer bukanlah sebuah jarum; benda yang
menembus tengkoraknya dan saat ini tertancap ke tanah di bawahnya merupakan sesuatu
seukuran jari telunjuk.

Itu berarti benda itu begitu cepat sehingga penglihatan kinetik Skama benar-benar tidak
bisa melihatnya terbang di udara, tetapi hanya bisa menyaksikan bayangannya, yang
tampak seperti jarum.

Shield-Bearer bergetar, kakinya yang menginjak tanah goyah, nyaris tidak membiarkannya
berdiri. Alasan hal ini terjadi mungkin karena dia merupakan undead yang bisa tetap berdiri
walaupun kepalanya tertusuk.

Skama dan yang lainnya mau tidak mau mengalihkan pandangan mereka dari musuh
dihadapan mereka dan melihat ke mana serangan itu berasal. Para undead tidak berusaha
untuk menyerang mereka selama waktu ini karena merekapun melihat ke arah yang sama.

Serangan lain menusuk kepala Shield-Bearer lagi dan dengan itu, kerangka raksasa
Shield-Bearer musnah.

Hanya butuh dua tembakan. Tidak, mungkin karena dia sudah menerima begitu banyak
serangan mantra dan sudah melemah. Tetapi, siapa yang bisa mencapai hal seperti itu—

Siluet seorang pria bisa terlihat di udara—


"A-Apa?"

—Suara siapa itu?

Entah itu Skama sendiri atau teman-temannya? Dia sangat terkejut sehingga dia tidak bisa
lagi mengatakan hal yang begitu sederhana.

Di depan mereka terdapat sesosok armor raksasa.

Setinggi sekitar tiga meter yang mengenakan armor merah darah aneh terbang di udara.
Di tangannya ada item berbentuk semacam *seruling yang dipegangnya layaknya panah,
mungkin salah satu item sebesar jari telunjuk barusan.
(TLer: Senjata tembakan yang digundam-gundam)

Karena telah menyerang Shield-Bearer, mereka dapat menyimpulkan sosok itu bukanlah
musuh mereka, bahkan jika sosok itu bukan sekutu mereka pun.

Skama dan yang lainnya perlahan-lahan menjauh dari Dual-Wielder. Jika mereka terjebak
dalam pertempuran keduanya, dia sangat yakin, dirinya dan teman-temannya akan mati
ditempat itu.

Mungkin saja Dual-Wielder sudah kehilangan minat pada kelompok Skama atau mungkin
karena sosok armor raksasa di udara merupakan satu-satunya ancaman yang layak
diperhatikan, apa pun alasannya, dia tidak berusaha menghentikan upaya mundurnya.

Dan kemudian, pertempuran dimulai.

Saat ini giliran Dual-Wielder.

Dia melemparkan salah satu pedangnya.

Dia melempar pedang dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga tak mungkin Skama
bisa menghindarinya. Jika dia mencoba untuk memblokirnya, serangan itu masih akan
memberikan damage mematikan.

Armor itu tidak mencoba menghindarinya tetapi menahan dengan tubuhnya sendiri.
Mungkin tidak bisa menghindarinya, atau mungkin benar-benar tidak merasa perlu untuk
menghindari serangan itu?

Suara logam yang menusuk telinga berbenturan dengan logam berdering ketika pedang
yang dilemparkan memantul dari armor raksasa. Kemudian menghilang seolah-olah
pedang itu menguap di udara, dan muncul kembali di tangan Dual-Wielder.

Pedangnya tidak kembali ke tangannya. Melainkan, penggantinya yang muncul.


Armor di udara mengarahkan seruling kepada Dual-Wielder dengan gerakan halus, seolah-
olah lemparan pedang barusan tidak sama sekali tidak merusaknya.

Seruling menemukan targetnya dan kemudian - mengeluarkan sesuatu setelah kilatan api
dan listrik. 

Apa yang tadinya merupakan serangan sekali pakai berubah menjadi rentetan proyektil
yang tak terhitung jumlahnya. 'Grakatatata', suara gemuruh tembakan dapat terdengar di
mana-mana.

Menghadapi proyektil yang tidak diketahui, Dual-Wielder mengayunkan pedangnya. Suara


'ting' yang kencang dari entah apa itu terbang ke arahnya undead, suara logam yang saling
beradu dapat terdengar. Tetapi serangan itu ada batasnya.

Dua buah pedang tidak mungkin mampu menahan lusinan atau bahkan ratusan proyektil.
Proyektil kecil terbang dengan kecepatan yang mengejutkan saat menembus musuh. Dual-
Wielder mulai bergetar seolah-olah dia mengalami kejang otot dan seperti Shield-Bearer
sebelumnya, dia menghilang.

Kedua undead telah menghilang dalam sekejap mata.

Skama benar-benar, dari lubuk hatinya, terdiam.

Sejujurnya, dia tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi.

Tapi Skama mengerti satu hal, armor itu sangat kuat, lebih kuat dari semua orang yang
dirinya kenal. 

Dia tidak bisa berhenti berkedip.

Tidak ada yang terasa nyata. Sulit baginya untuk menerima kenyataan jika mereka telah
diselamatkan. Keputusasaan dan kesiapan mereka untuk pengorbanan diri hancur begitu
saja, pikirannya tidak bisa mengikuti sama sekali.

"A-Apa-apaan itu?"

"... Hei, bukankah itu plate dari Guild Adventurer?"

"Hah?"

Dia memicingkan matanya dan kembali tersadar setelah rogue mengatakan itu dan melihat
ke arah leher armor - meskipun dia hampir tidak bisa melihat bentuknya - sebuah kalung
yang terdapat plate logam. Meskipun ukurannya hampir sama dengan milik Skama,
platenya terlihat sangat kecil pada sosok raksasa itu. Seperti yang diharapkan dari rogue
bisa melihat sesuatu yang tak dirinya sadari.
Plate logam pada kalung armor itu warnanya tak dikenali.

Dia telah melihat warna Orichalcum sebelumnya, maka dengan proses eliminasi ini,

"Seorang petualang peringkat Adamantite?"

Ada tiga kelompok peringkat Adamantite di Kingdom dan warnanya membuat dirinya
menyadari bagian dari tim mana armor itu.

"Mungkinkah dia seseorang dari Red Drop...?"

Setelah mendengar pertanyaan Lilynette, Skama menjawab, "seharusnya." Jika dia


merupakan seseorang dari Blue Rose atau Darkness, dia akan mengoceh tentang
mengapa mereka memilih warna armor seperti itu.

Armor terbang itu membelakangi Skama.

"T-Tunggu!"

Armor itu menanggapi suaranya dan berbalik perlahan.

Dia mengangkat tangan kirinya, meluruskan telunjuk dan jari tengahnya, dan mengarahkan
mereka ke dahinya. Seolah-olah armor itu mengucapkan selamat tinggal, armor itu
megangguk pada mereka dengan lembut.

Kemudian terbang begitu saja.

Skama menatap langit yang kosong dan bertanya kepada rogue,

"...Tadi itu apa?"

"Siapa yang tahu..."

Dia tidak bisa mengerti sama sekali, tetapi seseorang dari Red Drop datang untuk
membantu mereka, itu mungkin yang terjadi.

“Tapi, umm, aku mengerti satu hal. Jika kita memiliki seseorang yang sekuat dirinya -
mungkin invasi Sorcerous Kingdom akan berakhir di sini. Tentu saja, ini dengan harapan
armor itu masih bersedia untuk melanggar Kode Etik Petualang dan akan terus
berpartisipasi dalam pertempuran sejak saat ini dan seterusnya."

-----------

Dia merasa seolah-olah dia baru saja mendengar suara, "eh?". Ainz berpikir suaranya
seperti itu karena berasal dari dirinya sendiri.

Seorang Death Knight dan Death Warrior, dua undead tiba-tiba mati. Seseorang yang
mengalahkan mereka juga mengenakan item dari Yggdrasil, Power Suit.

Ainz merasa dia telah kehilangan dua kontak - meskipun perasaan itu tidak terlalu kuat
mengingat seberapa banyak koneksi yang dirinya miliki saat ini - yang mana dia telah
belajar mengetahuinya jika itu bukan ilusi.

Keheningan memenuhi ruangan.

Dia merasakan tatapan setiap Floor Guardian - mungkin juga para maid - padanya.

Ainz merupakan perancang strategi pengepungan ini, maka tidak salah untuk menganggap
ini sebagai kekalahan Ainz.

Meskipun sesuatu yang tak terduga telah terjadi, pasukan lemah yang mereka kirimkan
kesana musnah, bukanlah suatu masalah besar. Jadi Ainz berharap mereka tidak akan
bertindak begitu terburu-buru dan selalu berhati-hati.

Namun, mengingat situasi saat ini, jika dia mengatakan kepada mereka tidak apa-apa
kalah dalam pertempuran itu, ini akan terdengar lebih seperti alasan seorang pecundang.
Dirinya haruslah selalu sempurna.

Keyakinan dirinya bahwa dia tidak akan melakukan hal seperti itu haruslah meningkat.

Ainz memutuskan untuk menggunakan keterampilan aktingnya yang telah lama


dipraktikkannya, tentu saja, dia dapatkan dengan berlatih di depan cermin ketika para maid
tidak ada.

"Hmmm ... seperti yang aku duga, mmm."

Situasi terkendali.

Ainz menunjukkan kesan arogansi seperti bos-bos mafia yang tiba-tiba berbicara sendiri
ketika mereka menikmati aroma anggur merah dari gelas anggur mereka.
Bagian terpenting dari tindakan ini yaitu untuk tidak berbicara dengan suara kencang.
Suara yang kencang akan sangat timpang tindih saat ini. Triknya adalah bertindak seolah-
olah dirinya hanya bergumam sendiri.

Aktingnya, hasil penelitian kerasnya, menyebabkan riak keributan yang bergema di sekitar
ruangan.

Ainz menelan ludahnya yang tidak ada.

Apakah dia berhasil atau tidak tergantung pada respons Demiurge.

"Saya. Mengerti. Jadi. Itulah. Mengapa...."

{-Apa!? Cocytus!?}

Sementara Ainz panik, Shalltear menjawab, "Ya ya ya!" karena kedua tangannya
terangkat. Meskipun sepertinya Shalltear telah mengerti Ainz, dia hanya cari perhatian saja.
Shalltear tersenyum bangga ketika tatapan semua orang menimpanya.

“Saya juga mengerti itu-arinsu! Ainz-sama memprediksi sesuatu seperti itu akan terjadi-
arinsu! Karena itu kita mengirimkan pasukan yang lemah, apa aku benar-arinsu!?”

Ini terasa berbeda dari biasanya.

Apakah ini berhasil atau gagal? Ainz melirik Demiurge, tapi dirinya hanya tersenyum
misterius sembari menganggukkan kepalanya.

"Seperti yang diharapkan dari kalian berdua."

Mereka berdua mengangkat kepala tinggi-tinggi setelah menerima pujian Demiurge.


Mungkin Demiurge sudah sampai pada kesimpulan ini tetapi menyerahkan kepada mereka
berdua untuk menjawab terlebih dahulu.

Ainz menghela nafas lega.

Ini sepertinya sukses.

Albedo melanjutkan,
“Informasi dari Sebas, Demiurge, dan juga pendukung kita di ibukota menyebutkan jika
Red Drop berada di ujung utara Kingdom. Karena itu, Ainz-sama memutuskan untuk
mengerahkan pasukan yang lemah untuk memancing mereka keluar. Sejumlah pasukan
yang menghantam tempat pancingan dengan mudah dikalahkan oleh orang itu, tetapi pada
saat yang sama cukup untuk menaklukkan kota tanpa bantuan mereka. Sasuga Ainz-sama.
"

"Seperti. Ikan. Yang. Terjerat..."

{Eh? Itu Red Drop? Bisakah kita mempercayai informasi itu? Adakah kemungkinan jika dia
seorang player?}

Jika dia memakai Power Suit dari Yggdrasil, bukankah kemungkinananya cukup tinggi
bahwa dia seorang player?

Apakah mereka sudah yakin itu Red Drop? Jika begitu, bukankah sebagian informasi itu
seharusnya sudah dia ketahui?

Tidak, tunggu— Sepertinya lebih mungkin jika Ainz hanya melupakan potongan informasi
itu saat dia membaca dokumen. Karena alasan itu, Ainz berpura-pura jika semua ini sesuai
dengan rencananya dan tertawa lembut.

Tak perlu dikatakan, dia juga telah beberapa kali mempraktikkan tertawa seperti ini.

"-hehe. Mmm, aku tidak berpikir dia benar-benar akan muncul. Aku juga sangat terkejut ...
Kupikir mungkin mereka sedang menyiapkan pasukan mereka untuk pertempuran di
ibukota."

"Ainz-sama selalu bisa memikirkan situasi yang tidak bisa kami pikirkan!"

Ucap Aura saat Mare bergumam, "luar biasa," kepadanya.

Pandangan hormat yang tak tercemar dari mereka berdua merupakan pukulan besar bagi
perasaan Ainz yang saat ini telah rapuh seperti kaca.

{Benar-benar tidak seperti itu.}

Tapi, dia tidak pernah bisa mengucapkan kalimat itu.

Ainz tidak pernah menganggap hal seperti itu bisa terjadi. Meskipun dia memiliki pola pikir
jika kalah itu bagus dan menangpun juga bagus, itu untuk alasan yang berbeda dari apa
yang mereka pikirkan saat ini.
Ainz mengenang tentang pertemuan antara dirinya, Sebas, dan yang lainnya, pertemuan
yang membuat Ainz bertanggung jawab atas pertempuran ini.

----

“Ada apa, Sebas? Apakah ada yang salah?"

Ainz baru saja kembali ke Nazarick dan di depannya adalah Sebas, yang seharusnya
bersiaga di E-Rantel, maka wajar baginya untuk bertanya.

Ainz tidak ingat akan isi perintah terakhirnya kepadanya, apalagi perintah kemunculannya
saat ini. Mungkin dia ada di sini atas kehendaknya sendiri, Ainz juga baik-baik saja dengan
itu.

Meskipun Sebas ditempatkan di E-Rantel, dia masih diberi kebebasan cukup banyak. Hak
untuknya kembali ke Nazarick kapanoun diberikan.

Namun, jika tujuannya adalah untuk bertemu dengan Ainz, dia bisa melakukannya di E-
Rantel. Ini pasti tentang sesuatu yang penting dan mendesak.

"Saya benar-benar minta maaf, Ainz-sama. Apakah anda akan berbaik hati untuk
meluangkan waktu anda yang berharga — atau lebih tepatnya, dapatkah saya
mengganggu anda sebentar?”

Ainz merasa seolah ada sesuatu yang tidak menyenangkan tersembunyi dalam pilihan
kata Sebas yang kacau. Dia memerintahkan maid yang paling dekat dengannya - yang
ditugaskan untuk Ainz hari itu - untuk meninggalkan mereka. Maid itu, bersama dengan
maid lainnya yang ditugaskan di ruangan ini, dengan lembut menundukkan kepala mereka
dan meninggalkan ruangan.

Ainz memandang ke arah Eight-Edge Assassins di langit-langit.

"Kalian semua, tinggalkan kami berdua."

Eight-Edge Assassins terjun dari langit-langit seolah-olah mereka benar-benar tak memiliki
berat dan dengan tenang keluar dari ruangan.
Jika Ainz memerintahkan mereka untuk tidak pernah berbicara tentang apa yang dikatakan
di ruangan ini, mereka mungkin akan mengikuti perintah itu sampai mati, tetapi di dunia ini
terdapat sihir yang dapat membuat seseorang mendominasi pikiran mereka dan
mengekstrak informasi melalui cara-cara itu. Tak perlu dikatakan, meskipun Ainz tidak akan
pernah membiarkan hal itu terjadi, masih lebih baik untuk berjaga-jaga.

"Ainz-sama, saya sangat berterima kasih."

Jika Sebas yang memerintahkan mereka untuk pergi, itu bisa menyiratkan bahwa Sebas
tidak mempercayai rekan-rekannya, para maid.

Maka, rasa terima kasihnya mungkin diarahkan pada pertimbangan Ainz untuk tidak
memulai ketegangan di antara mereka.

Ainz dengan lembut menggelengkan kepalanya untuk menanggapi apa yang dikatakan
Sebas. Agar mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang ada dalam pikirannya, Ainz
bertanya lagi,

“Jadi, ada apa? Sepertinya itu bukan masalah biasa. Mungkinkah keadaan darurat?"

"Ya, ahem, tidak. Saya tidak terlalu yakin apakah ini dianggap darurat atau tidak ...
Seseorang ingin berkomunikasi dengan Ainz-sama secara pribadi ... Saya diminta untuk
meminta kehadiran Ainz-sama atas permintaan mereka."

“Jadi mereka menginginkan aku menemuinya? Mereka tidak bisa menemuiku di


ruanganku?” Mengingat jika Ainz merupakan Supreme Beings dari Makam Besar Bawah
Tanah Nazarick, ini merupakan permintaan yang tidak biasa. "... Ini bukan tentang manusia
itu kan?"

“Tidak, itu bukan Tsuare. Dia merupakan seorang guardian yang belum menerima izin
untuk meninggalkan wilayah mereka. Mereka mengetahui bahwa ini tidak sopan, tetapi
mereka masih ingin merepotkan Ainz-sama sebentar...”

Sebas memandang ke arah Ainz dengan ekspresi minta maaf.

"Ahhh, aku mengerti." Ainz mengerti.

Jika itu adalah Area Guardian, maka semuanya masuk akal.

Tentu saja, jika dia memerintahkan mereka untuk datang, mereka kemungkinan besar
akan melakukannya. Beberapa NPC mungkin merespons secara negatif karena perintah
sebelumnya dari sekutu Ainz, yang merupakan pencipta mereka dan yang mereka sebut
sebagai Empat Puluh Satu Supreme Beings. Namun, sebagian besar akan mematuhi
perintah Ainz.

Ada juga yang tidak bisa pergi.

Salah satu contohnya Area Guardian di lantai tujuh, Guren.

Karena aura pasifnya, dirinya pasti akan menyebabkan banyak kerusakan di sepanjang
jalan ketika bergerak ke lantai sembilan. Sesuatu seperti karpet wol yang terbakar masih
baik-baik saja, tetapi jika harus melewati makhluk seperti para maid, mereka pasti akan
menerima banyak luka.

Jika itu masalahnya, lebih baik bagi Ainz untuk menemuinya daripada sebaliknya. Ainz
tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Selain itu, dirinya tidak memiliki tugas yang
harus ditangani secepatnya. Setidaknya itulah yang dipikirkan Ainz.

"Aku mengerti. Aku akan menemui mereka. Jadi, siapa yang mencariku?"

"Beliau adalah Nigredo-sama dan Pestonia"

Sebas merupakan seseorang yang memanggil orang lain dengan penambahan "-sama"
namun dia tidak melakukannya pada Pestonia, apakah itu karena mereka merupakan rekan
kerja?

"Hanya mereka berdua ..."

Ekspresi Ainz berubah muram dan dia mencoba yang terbaik untuk menyembunyikan
kenyataan itu. Meskipun rupa skeletal Ainz tidak bisa menunjukkan ekspresi apa pun,
sepertinya seolah-olah beberapa guardian terpilih benar-benar bisa membaca ekspresinya.
Albedo merupakan salah satunya. Sebagai catatan, Demiurge sepertinya akan selalu
menafsirkan ekspresinya dengan cara yang aneh.

Apakah itu disengaja?

Ainz berpikir dia telah menyembunyikan emosinya dengan cukup baik, tetapi kelihatannya
Sebas masih bisa menangkap beberapa petunjuk yang lolos dari nada suaranya. Ekspresi
Sebas menjadi semakin meminta maaf.
{Meskipun aku merasa kasihan pada Sebas ... tapi jujur, aku tidak mau pergi~}

Tidak ada yang bagus dari ini.

Dia yakin bisa menyatakan itu.

Bayangkan jika kau berada di kantor dan seseorang memberi tahumu, “orang-orang dari
departemen lain sedang mencarimu. Mereka tidak ingin memanggilmu tetapi meingingkan
dirimu menemui merekaa. " Delapan atau sembilan kali dari sepuluh itu akan merepotkan.
(TLer: Kerjaan w nih)

Meski begitu, Ainz tidak punya pilihan lain. Jika masalah yang lebih besar muncul karena
dia telah mengabaikan masalah yang lebih kecil, tanggung jawab atas konsekuensinya
akan jatuh pada dirinya.

Sementara memanglah benar Ainz merupakan penguasa mutlak Nazarick, baginya untuk
berpuas diri sangatlah tidak pantas.

Ainz mengingkan supaya tidak ada NPC yang membencinya, tetapi juga Ainz hanya
mengingkan dirinya dikagumi layaknya seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya.

"...Ayo pergi. Mengenai jadwalku ... ”Ainz mengeluarkan sebuah buku catatan untuk
memeriksa apa yang telah dia jadwalkan hari ini. Dia merupakan seseorang yang akan
menunda tugas-tugas yang dia anggap menjengkelkan tetapi juga seseorang yang
berharap urusan menjengkelkan itu akan diselesaikan sesegera mungkin. “Ada slot waktu
disini, tak ada sesuatu yang perlu aku kerjakan. Bisakah kita pergi ke sana sekarang?”

Nigredo dan Pestonia. Meskipun mereka berdua merupakan Area Guardian, dengan apa
yang baru saja dikatakan Sebas, Ainz sangat mengetahui apa yang mereka inginkan. Itu
sebabnya dia masih bisa menyampaikan pemikirannya kepada Sebas bahkan dengan
setengah pertanyaan ini.

"Jika kita membiarkan Pestonia tiba lebih dulu, bagaimana kalau satu jam lagi?"

"...Tidak apa-apa. Sepertinya - tidak pantas membawa Albedo dan Demiurge.”

"Ya. Meskipun saya lancang untuk mengatakan ini, mereka berharap Ainz-sama akan
menemui mereka sendirian.”

Ainz mengangguk.
"Bagaimana dengan boneka itu?"

"Saya akan meminta Pestonia untuk mengurus masalah itu, seharusnya tidak ada
masalah."

"Bagus. Satu jam lagi... hmm? Sebas, akankah kau ikut juga?”

"Ya. Saya berharap anda akan mengizinkannya. Apakah saya diizinkan?"

Sebas menundukkan kepala putihnya setelah menerima persetujuan Ainz.

Satu jam kemudian, Ainz menggunakan kekuatan cincinnya untuk berteleportasi menuju
Penjara Beku di lantai lima.

Tidak ada yang menemaninya. Dia telah mengatakan kepada maid yang ditugaskan
kepadanya jika dirinya memiliki hal-hal penting untuk diperhatikan dan telah memerintahkan
mereka untuk menjaga rahasia dan tetap tinggal.

Awalnya dia memprotes dengan mengatakan, “Saya akan berpura-pura tidak melihat apa-
apa sama sekali. Anda bisa mengabaikan kehadiran saya sepenuhnya, jadi tolong bawa
saya bersama Anda." Sementara Ainz menemukan sarannya dapat dipercaya, dia
sepertinya sudah benar-benar pro untuk diabaikan.

Ainz telah membicarakan hal ini dengannya di masa lalu dan jawabannya adalah bagi Ainz
untuk mengobjektifikasi mereka, akan menyiratkan bahwa mereka telah menyelesaikan
tugas mereka sebagai maid terbaik. Mereka rupanya juga aktif mencari interaksi semacam
itu. Dan lagi, Ainz hanya bertanya pada salah satu dari mereka jadi mungkin dia satu-
satunya - tidak, dia pastilah satu-satunya yang memiliki fetish seperti itu.

Bahkan jika itu merupakan seorang maid seperti dirinya, untuk memastikan dirinya tidak
mengabaikan bahkan 1% dari kemungkinan jika hal ini bisa menjadi bola salju dan menjadi
masalah di kemudian hari, Ainz menguatkan dirinya sendiri.

{Aku harus melakukan sesuatu yang akan membuatnya lebih bahagia ketika aku
kembali ... mungkin menugaskannya untuk beberapa tugas sulit dan kasar ... sehingga dia
akan bahagia atau sesuatu yang seperti itu. Ya, aku malah bingung ...}

Ada terlalu banyak orang di Nazarick yang berperilaku seperti maid ini, itu sebabnya tidak
ada liburan jangka panjang dan kebijakan menggaji saat sedang berlibur. Jika ini terus
berlanjut, harapan dan impian Ainz pasti akan gagal.

--------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 8

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

          Ainz membuka pintu es berbalut gaya chateau layaknya pintu di istana suatu
dongeng. Sama seperti sebelumnya, hawa dingin berhembus keluar dari dalam, namun
Ainz, sebagai undead dengan kekebalan mutlak dari temperatur dingin, tidak terganggu
akan hal tersebut. 

Ainz berjalan sendirian melewati koridor menyeramkan. Selain memeriksa lubang di langit-
langit sembari dirinya berjalan, dia melangkah tanpa henti menuju pintu yang berdiri
sebagai pusat *mural raksasa yang membentang keseluruhan dinding.
(TLer: lukisan dinding)

Sama seperti sebelumnya, plester pada titik-titik tertentu mural sudah terjatuh. Itu terlihat
sangat menyedihkan.

Pintu didorong dengan satu dorongan dan perlahan terbuka, ketiga penghuni ruangan
berdiri untuk menyambut Ainz.

Pemilik ruangan, Nigredo.

Maid berkepala anjing, Pestonia.


Dan yang terakhir dari trio tersebut, yaitu Sebas.

"Selamat datang, Ainz-sama."

Dengan pemilik ruangan, undangan Nigredo, Ainz mendekati meja tempat mereka duduk.

Terakhir kali dia berada di ruangan ini, yang dia dapatkan hanyalah sebuah *buaian.  Kali
ini buaiannya tidak terlihat, hanya sebuah meja dan empat kursi.
(TLer: jaring buat tidur2 di pantai, yg harus di iket ke 2 pohon)

Kursi itu mungkin diambil dari ruangan lain di Frozen Prison.  Sebagai catatan, Nigredo
hanya Area Guardian dari bagian atas tanah Frozen Prison, Neuronist merupakan Area
Guardian untuk bagian bawah tanah 
(TLer: maksudnya di Frozen Prison, wilayah Nigredo di permukaan sedangkan Neuronist di
bagian bawah atau bawah tanah)

Setelah Ainz duduk, Pestonia segera menyiapkan teh. Uap yang keluar dari cangkir di
depannya membawa aroma teh hitam yang ada di dalamnya. Sebas mengeluarkan
beberapa biskuit pada saat yang bersamaan.

Tentu saja, Ainz tidak bisa mengkonsumsi apa pun dengan kondisi tubuhnya, tetapi dia
dengan senang hati menerima keramahan mereka. Setelah itu, Ainz memerintahkan
mereka bertiga yang masih berdiri untuk duduk.

Biskuit yang diberikan pada Ainz sama sekali tidak mewah, hanya dibungkus kotak biasa. 
Itu bisa dikatakan pemandangan langka di Nazarick.

Apakah ini eksperimen seseorang? Ainz memandang ke arah Sebas dan bertanya tentang
itu melalui tatapannya sendiri, menyuruh Sebas untuk menjawab,

“Itu bukan dari Nazarick, tetapi barang-barang yang saya bawa dari E-Rantel.  Karena
banyaknya bahan-bahan segar dan murah yang dibawa ke kota, budaya makanan perlahan
berkembang di sana. Biskuit ini merupakan salah satu makanan yang sedang
dikembangkan. Ada yang pernah mengatakan, sebelumnya biskuit itu lebih keras, tetapi
saat ini sudah cukup lembut."

"Saya sudah pernah mencicipinya, kualitas rasanya sudah di tingkap dapat diterima
sebagai camilan, woff."

"Hmmm."

Ainz mengambil biskuit dan menggigitnya.  Memang, itu tidak sekeras yang dia harapkan.
Biskuit itu patah menjadi dua ketika Ainz menangkap remah-remah dari bagian dalam
rongga rahangnya dan meletakkan serpihannya di sebelah cangkir teh hitam.

Dia bisa mengetahui tekstur biskuitnya, tetapi tidak dengan rasanya, sungguh
mengecewakan tubuh ini.

Akan tetapi, dari sudut pandang Ainz sama sekali tidak demikian. Itu secara khusus
dikarenakan kenyataan bahwa tubuh ini tidak mempunyai libido, nafsu makan, dan
membutuhkan tidur, berkat itu dirinya bisa berhasil dalam perannya sebagai penguasa
Nazarick.

Jika salah satu aspek itu berlaku untuknya, tentunya  sejak awal dirinya akan berada pada
kegagalan tanpa henti menjadi seorang penguasa.

“Jika Ainz-sama menyewakan lebih banyak undead untuk tujuan pertanian, maka pasti
akan ada perkembangan dalam perbaikan jenis makanan. Budaya makanan pasti akan
berkembang dan mungkin mereka bahkan bisa menghasilkan makanan dengan kualitas
yang sama sebanding dengan kualitas sajian Nazarick.”

“Itu akan bagus, karena tubuhku, aku tidak bisa memeriksa buff yang diberikan dari
berbagai macam food item. Jika kita menanamkan lebih banyak sumber daya untuk ini,
maka akan membantu memperkuat nazarick. Tetapi- jika itu masalahnya, aku berasumsi
mereka yang tidak memiliki level pada [ Cook ] tak bisa memasak sama sekali kan?”

“Kami juga mengkhawatirkan tentang itu, maka akan lebih baik untuk menyelamatkan
sebanyak mungkin ras sebisa kami.”

Ainz mengangguk setuju dalam menanggapi saran Nigredo.


   
Tiba-tiba, Ainz teringat mengenai *biodomes eropa di masa lalu dan konflik yang muncul
setelahnya. Meskipun dia tidak terlalu tertarik pada topik saat itu, Blue planet sangat kesal.
(TLer: model yang dibangun untuk mewakili lingkungan tertentu dan komunitas organisme
yang hidup di sana)

“Ah, ya. Itu akan lebih baik. Satuan tugas harus dibentuk untuk mengatasi masalah
tersebut.” Dia mungkin harus mengusulkan ide ini pada Albedo. “Sekarang – sudah saatnya
kita membahas topik utamanya. Katakan kepadaku. Mengapa kalian mengundangku
kesini?”

Nigredo, sebagai perwakilan mereka,berbicara,

“Ya, mengingat situasi saat ini, bukankah sudah saatnya kita menghentikan pembantaian
warga Kingdom?”
   
“Ditolak, bagaimanapun, bukankah ini adalah sesuatu yang seharusnya kalian tanyakan
kepada atasanmu langsung, Floor Guardian, daripada diriku?”

Ainz menjawab seketika.

Penghuni Nazarick – terutama Area Guardian – telah diinformasikan, secara tertulis,


tindakan Floor Guardian dan tujuan dibaliknya.

Jika mereka memiliki saran, seharsunya mereka melapor kepada atasannya, Floor
Guardian. Ini untuk menyatukan seluruh penghuni Nazarick, untuk mendapatkan pendapat
dari mereka yang memiliki sudut pandang yang berbeda dan untuk menarik minat dan
keingintahuan mereka semua.

Namun, meskipun Nigredo menyatakan pendapatnya seperti yang dia harapkan, dia
seharusnya melapor kepada atasannya, Floor Guardian lantai 5 Cocytus. Jika Ainz
menerima sarannya secara langsung, itu akan merugikan otoritas Cocytus.
   
Sebagai *konformis sosial, dia sama sekali tidak bisa melakukan itu.
(TLer: suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku
mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada)

Jika beberapa dari kalian tidak mengerti, jangan melewatkan atasanmu sendiri dan
mengajukan petisi yang lebih tinggi dari departemen lain semau kalian. Apakah kalian
mengerti sekarang? Tak ada hal baik yang akan datang setelahnya.

Dari sudut pandang tersebut, Ainz, sebagai kepala dewan direktur – puncak hirarki
perusahaan atau bisa disebut guild master – harus dapat melakukannya, tetapi untuk
membangkitkan perselisihan antara bawahannya dapat membuat perusahaan berada pada
situasi yang sulit dan karenanya harus dihindari dengan cara apapun.

Jika konsekuensinya hanya menyerahkan Floor Guardian lantai 4, Gargantua, sebagai


gantinya, Ainz akan bersedia melakukannya.

“Ainz-sama benar. Maka, izinkan juga saya untuk mengajukan saran ini, woff."

Dalam arti tertentu, atasan pestonia yaitu Sebas.

Jika Floor Guardian ditugaskan sampai lantai  9 dan 10, Sebas akan menjadi Floor
Guardian lantai 9 dan Albedolah yang akan menjaga lantai 10.

Karena Sebas yang mengundang Ainz, seharusnya sejak awal tak ada masalah mengenai
penghinaan.
“-Aku mengerti, Aku memahami perasaanmu sekarang, tetapi aku mau mengajukan satu
pertanyaan. Perang ini merupakan eksperimen besar-besaran untuk kebaikan kita dalam
memperkuat Makam Besar Bawah Tanah Nazarick, rumah kita. Itu tidak akan berhenti
hanya karena berkah pengampunan, maka apakah saran mu berdasarkan atas alasan
tersebut?”

Jangan salah, Makam Besar Bawah Tanah Nazarick – Sorcerous Kingdom Ainz Ooal
Gown tidaklah unik, juga tidaklah tak terkalahkan. Jika mereka bertemu Guild lain yang juga
dikirim ke dunia ini, mereka bisa kalah.

Untuk berasumsi jika mereka bukanlah satu-satunya yang dikirim ke tempat ini. . .
sangatlah terlalu optimis.

Sejujurnya, dia sudah merasakan kehadiran World Class Item yang lain maka asumsi
bahwa beberapa guild berada di tempat lain bukanlah sekedar imajinasi belaka.

Ini sebabnya, untuk menjamin kemenangan dalam perang guild yang tak terhindarkan, itu
merupakan tugasnya untuk memperkuat Nazarick sebanyak yang dia bisa.

“Tak bisakah kita memberikan berkah agar mereka diselamatkan karena belas kasihan
saja? woof.”

“. . .uh. Apa maksudmu? Jika ada manfaat yang bisa dipetik dari saranmu, katakanlah,
kalau itu sesuatu seperti ‘jika kita menyelamatkan sebanyak mungkin yang kita bisa,
makhluk yang kuat mungkin akan terlahir di masa depan’ aku tidak akan
memperalatkannya. Sepanjang sejarah Kingdom, tidak ada yang lebih kuat dari peringkat
petualang Adamantite. Dalam hal kekuatan murni, mungkin itulah batasan manusia. Jika itu
masalahnya, akan lebih baik memilih dragon atau ras kuat lainnya.”

“Semua bayi memiliki potensi, Ainz-sama.”

Pestonia memberikan tatapan dingin pada Nigredo – setidaknya Ainzmengira itu hanya –
lirikan.

“Bukan hanya bayi, woof.”

Nigredo memiliki titik lemah pada bayi, bahkan mungkin melampaui Pestonia. Namun,
belas kasihnya hanya sebatas pada bayi. Begitu mereka berumur 2 tahun, dia melihat
mereka hanya sebagai sekarung daging untuk dibuang.

Untuk alasan itu, balita yang telah diselamatkan selama penyerangan di ibukota sudah tak
dirawat Nigredo dan ditempatkan dibawah pestonia setelah mereka berusia 2 tahun.
Saat ini mereka mungkin dikirimkan ke panti asuhan milik Yuri.

    
“Begitu, itu benar. Tetapi, bukankah hal yang sama juga berlaku untuk capung?”

“Aku mengerti, itu benar. Tapi, bukankah hal yang sama juga berlaku untuk dragonling?”
(TLer: ini keknya semacam ras)

“Apa yang baru saja kita bicarakan, meningkatkan jenis makanan, bukankah itu juga
berlaku untuk manusia? Jika kita menerapkan teknik berbeda yang kita miliki di Nazarick
untuk memperkuat mereka, tentu saja variasi manusia yang lebih kuat dapat dibuat. Plus,
nilai ras bukan hanya dalam kekuatan mereka, kecenderungan manusia untuk kreativitas
dalam ciptaan mereka... anda bisa menyebutnya kemampuan pengembangan budaya,
saya percaya mereka memiliki kemampuan itu. Jika kita harus mengurangi populasi mereka
hingga tak tersisa, bukankah itu kerugian bagi Nazarick? "

Apakah itu sebabnya mereka memberi Ainz biskuit? Jika itu masalahnya, semuanya telah
berjalan seperti yang mereka inginkan. Tidak, itu tidak masalah. Selama mereka bisa
meyakinkan Ainz, itu akan menjadi kemenangan mereka.

“Memang, itu patut dipertimbangkan. Namun, aku tidak ingin penghuni dunia ini menjadi
terlalu kuat, bahkan aku mempercayai jika peradaban mereka berkembang, itu akan
menjadi suatu ancaman." Ainz mengepalkan tangannya. “Mereka yang kuat tetapi tidak
bisa menjadi lebih kuat dan mereka yang lemah tetapi masih memiliki ruang untuk
berkembang, pembalikan nasib harus dihindari dengan cara apa pun. Begitu kita
menemukan kemungkinan sekecil apa pun dari hal itu terjadi, kita harus mencegahnya
dengan cara apa pun. Ini semua untuk kebaikan Nazarick... benar kan?”

Mereka berdua terdiam. Ainz mengalihkan pandangannya pada Sebas.

Daritadi Sebas tak mengatakan apapun.

“Saya berterimakasih karena Ainz-sama bersedia datang ke sini dan mendengarkan


pemikiran mereka. Itu sebabnya saya tidak akan membuat permintaan lebih lanjut."

"Hmmm..."

Ainz menangkupkan dagunya dan mengalihkan pandangannya kepada mereka berdua.


"Mmmm, memang benar, itu akan merugikan kita jika mendorong umat manusia menuju
ambang kepunahan. Ketika dorongan datang untuk mendorong, mereka akan melakukan
apa saja untuk menjadi lebih kuat karena putus asa. Untuk alasan itu, tindakan terbaik
untuk kita yaitu memusnahkan semua yang memiliki pengalaman semacam itu. Jika kalian
ingin mengasuh mereka, kembangkan mereka yang belum melalui pengalaman-
pengalaman seperti itu - mereka yang tidak memiliki dorongan untuk memperkuat diri
mereka sendiri.” Ainz mengalihkan pandangannya di antara mereka berdua. “Apakah kita
sudah selesai di sini? Haruskah aku kembali ke ruanganku?”

"Ya, woof!"

Suara Pestonia agak terlalu keras. Dia menundukkan kepalanya karena malu dan berkata,
"Saya sangat menyesal."

"Tidak apa-apa. Daripada meminta maaf, katakan saja.”

"Ya - Ainz-sama. Saya telah mendengar strategi anda kali ini disebut Permen dan Cambuk,
untuk memberitahu kerajaan-kerajaan di sekitar kita tentang perbedaan hasil antara Empire
yang memilih untuk menjadi pengikut kita dan Kingdom yang memilih untuk menganggap
kita sebagai musuh. Apakah itu merupakan alasan pembantaian saat ini, woff?” Pestonia
melanjutkan setelah Ainz mengangguk, “Jika semakin banyak orang yang berhasil
melarikan diri dari pembantian ini, bukankah persepsi tentang betapa bodohnya tidak
mematuhi Ainz-sama, atau lebih tepatnya Sorcerous Kingdom, menjadi semakin meluas?
Uh, woof."

"Kau menyarankan agar aku sengaja membiarkan beberapa dari mereka lolos karena itu?"

"Ya, woof."

Jika itu masalahnya, ada beberapa nilai yang memungkinkan mereka untuk melarikan diri.

Namun.

Dia tidak percaya jika Albedo dan Demiurge belum mempertimbangkan hal ini. Keduanya
merupakan tipe yang tidak menjalankan rencana sampai mereka memikirkan kemungkinan
semacam ini. Jika Ainz membiarkan itu, dia akan menjalankan rencana yang Albedo dan
Demiurge tinggalkan karena suatu alasan.

Bagaimana mereka berdua, yang selalu mengira tindakan Ainz sebagai orang jenius,
bereaksi terhadap ini?

Perut Ainz yang tidak ada terasa sesak saat dia memikirkan hal ini.
Tunggu sebentar, dia telah mengatakan kepada mereka, "Aku akan membuat kesalahan
dengan sengaja," jadi bahkan jika sesuatu yang luar biasa terjadi, itu masih bisa berjalan
dengan baik pada akhirnya. Namun, pertama-tama masalah sebenarnya terletak pada apa
yang akan terjadi sesudahnya, khususnya tindakan mereka yang akan menyebut warna
putih sebagai hitam dan sebaliknya.

{Jika mereka menyerah pada rencana karena kesalahan fatal dan aku memerintahkan
mereka untuk melaksanakannya, itu bisa menyebabkan kerugian besar di pihak kita.}

Itu akan sama dengan perusahaan yang mengalami kerugian besar karena
ketidakmampuan CEO sementara karyawan tidak berdaya untuk menghentikannya.

{Bahkan jika mereka memulihkan kerugian, seseorang seperti diriku akan terlalu lemah
lembut dan tidak berdaya untuk melakukan apa pun. Seseorang yang bahkan tidak bisa
memikul tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan mereka seharusnya tidak
melakukan sesuatu seperti ini.}

Tetapi bahkan jika dia ingin menolaknya, dia tidak bisa memastikan apa yang salah
dengan saran Pestonia.

Meskipun "tidak" yang sederhana mungkin sudah cukup.

{... Jadi aku seharusnya dengan paksa membawa Albedo dan Demiurge ya? Tapi...}

Dia tidak melakukan itu karena dia kurang lebih mengetahui tujuan pertemuan ini setelah
mengetahui yang ingin ditemui adalah Nigredo dan Pestonia.

Inilah sebabnya mengapa itu berubah menjadi situasi yang sulit.

Karena, keduanya pernah dipenjara sebelumnya. Saat itu, Albedo sudah menyarankan
untuk mengeksekusi mereka. Dia takut jika hal yang sama terjadi lagi, Albedo akan sangat
meminta untuk mengeksekusi mereka. Dia juga takut akan perpecahan yang tidak bisa
didamaikan di masa depan.

Sebuah organisasi yang kelihatannya tangguh bagi orang luar masih bisa runtuh dari
dalam.

Itulah sebabnya mereka harus menghindari apa pun yang dapat mengancam mereka.

Maka, apa yang harus dia lakukan saat ini?


Akal sehatnya menyuruhnya untuk menolak saran mereka tetapi sesuatu masih
mengganggunya: masa depan.

Meskipun Makam Besar Bawah Tanah Nazarick hanya akan menerima satu set orang luar
ke dalam pasukan mereka, Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown telah menyerap sejumlah
besar orang luar. Meskipun mereka mungkin tidak memegang jabatan penting dalam
organisasi, itu mungkin hanya berlaku sementara.

Jika orang luar itu ingin menjadi pejabat tinggi, mereka tentu akan memiliki banyak
pendapat yang berbeda. Mungkin juga akan ada saran untuk kebajikan yang akan
membuat Albedo dan sisanya menyebut mereka "berkemauan lemah" atau sesuatu yang
serupa.

Apakah mungkin untuk menugaskan Nigredo dan Pestonia dengan mengintegrasikan


pendapat-pendapat semacam itu?

Jika itu masalahnya, mengabaikan saran mereka saat ini dapat menyebabkan masalah di
kemudian hari.

Jika orang-orang dengan pendapat yang sama seperti mereka merupakan pengecualian di
Nazarick, maka dia harus mengalihkan perhatian lebih ke masalah ini.

Juga-

{Aku sudah membayar kebaikan yang ditunjukkan Touch Me-san kepadaku, jadi jika aku
menganggap ini sebagai balasan kebaikan Mochi-chan dan Tabula-san, ini seharusnya
baik-baik saja.}

"... Meskipun aku mempercayai kalian semua saat ini sudah mengetahui tentang hal ini,
aku akan mengulanginya lagi. Aku tidak pernah bermaksud untuk memusnahkan setiap
manusia dari Kingdom. Yang benar adalah, kita telah meyakinkan banyak bangsawan
untuk bergabung dengan pihak kita... paling banyak, hanya sekitar 90% dari mereka yang
akan terbunuh."

"Maka beberapa orang yang terpilih untuk selamat akan hidup di bawah kekuasaan
Nazarick, woof. Saya tidak yakin hal itu akan mengiklankan pesan lebih luas dibandingkan
jika kita membiarkan orang-orang yang tak terpilih melarikan diri."

Dia bisa memahami keinginan Pestonia untuk membantu mereka yang belum dipilih oleh
mereka.

“Aku benar-benar mengerti apa yang ingin kau katakan. Jika itu bukan karena belas
kasihan, tetapi untuk kebaikan yang lebih besar dari Nazarick, ada ruang untuk
dipertimbangkan ... Aku akan mempertimbangkan untuk membiarkan beberapa dari mereka
melarikan diri."

"Kami berterimakasih sedalam-dalamnya."

"Kami berterimakasih sedalam-dalamnya, woof."

Sebas juga dengan tenang menundukkan kepalanya.

Namun, meskipun dia mengatakan itu, dia tidak mengetahui tepatnya bagaimana dia harus
melakukan ini. Hati Ainz bertambah berat.

Dia harus memikirkan solusi. Mungkin dia hanya perlu membiarkan beberapa ratus orang
melarikan diri untuk menenangkan mereka..

--------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 2 - Part 9

Translator: Sai Kuze

Chapter 2 - Hitungan Mundur Menuju Pembinasaan

          Meskipun ini benar-benar tak terduga, kenyataannya sebagian besar penduduk


kota selamat. Selama dia membiarkan mereka melarikan diri, dia akan memenuhi janjinya
kepada mereka berdua. Bisa dikatakan, mereka tidak akan dihitung sebagai orang-orang
yang selamat karena melarikan diri dari pembantaian.

Haruskah dia mengirim undead yang lebih kuat untuk mencobanya lagi?

Tidak, ada sesuatu yang harus dia konfirmasi terlebih dahulu.

"Ahem! Lalu, Albedo. Meskipun kau telah mengatakan dia ini merupakan anggota Red
Drop, seberapa dapat dipercaya sumber informasi kita untuk yang satu ini?”

"Saya benar-benar minta maaf, Ainz-sama. Memang benar, kami tidak memiliki bukti
konkret dari klaim itu. Kesimpulan itu hanya didasarkan dari plate Adamantite pada armor
dan juga warnanya.”

Albedo berdiri dan membungkuk serendah-rendahnya.


"Berdirilah. Aku hanya ingin memeriksa apakah kau memiliki akses informasi yang tidak
aku miliki. Aku tidak terlalu terganggu dengan itu."

Sementara dia senang akan keloyalan Albedo, diperlakukan seperti itu biasanya
membuatnya sangat tidak nyaman. Bagi Ainz, manifestasi konsep kegagalan, ini bukan
masalah besar. Namun, apa yang baru saja ditunjukkan Albedo tidaklah bisa dikategorikan
sebagai kegagalan.

"Saya sangat berterimakasih, Ainz-sama."

"Umu ... Jadi itu Red Drop, atau rencana seseorang yang menginginkan kita mempercayai
mereka adalah Red Drop? Floor Guardian, utarakan pendapat kalian.”

Dari pendapat singkat mereka, kebanyakan dari mereka mendukung yang pertama. Ainz
juga berpikir kemungkinan yang pertama.

“Maka - aku harus menanyakan sesuatu kepada kalian sekali lagi. Adakah yang tahu
tentang spesifikasi Powered Suit? Jika kalian semua tidak terlalu yakin akan hal itu, aku
akan menjelaskannya."

Ainz mengkonfirmasi jika para guardian tidak mengetahui tentang Powered Suit dan mulai
menjelaskan apa yang dia ingat tentang kemampuan Powered Suit.

Kembali pada game Yggdrasil, Powered Suit tidak ada pada awalnya tetapi kemudian
ditambahkan sebagai item untuk player baru agar bisa menaikan level dengan cepat.
(TLer: Leveling coy, game MMORPG mana yg nggak ngasih item ginian)

Juga, game pertarungan mecha sangat populer saat itu, jadi itupun pasti merupakan upaya
untuk menarik player pecinta genre tersebut.

Meskipun dirinya tidak bisa memastikan apakah itu berkontribusi pada pendapat ini atau
tidak, kemampuan Powered Suit cukup tinggi.

Pertama-tama, seperti yang terlihat, suit itu memiliki kemampuan untuk terbang di udara
dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada [ Fly ]. Suit itu dapat bertahan selama lebih
dari satu jam di bawah air tanpa ada kerusakan dan pada dasarnya kebal terhadap hampir
semua *damage lingkungan.
(TLer: damage lingkungan itu seperti, dungon elemen api, kalo make armor biasa, HP bisa
berkurang perlahan-lahan, tetapi kalo make armor khusus resisten api nggak bakal nerima
damage)
Suit itu bahkan bisa diaplikasikan dan diaktifkan pada pundak, punggung - dan tergantung
pada jenisnya, bahkan pergelangan tangan dan kakinya - berbagai jenis mantra ofensif.

Meskipun ini mungkin terlihat jelas, suit itu memiliki pelengkap seperti jari manusia yang
bisa - jika tangannya tidak berubah menjadi senjata itu sendiri - memegang senjata.

Persenjataan sihir dapat secara bebas disesuaikan pada pengaturan Powered Suit, tetapi
setengahnya merupakan transaksi mikro eksklusif sementara setengah lainnya
membutuhkan grinding.
(TLer: kemungkinan membutuhkan item cash dan juga nyari bahan sendiri supaya bisa di
craft dan dipasang di powered suit)

Meskipun kustomisasi itu bisa dilakukan hampir di mana saja di luar pertempuran, masih
ada beberapa batasan pada powered suit.

Tingkatan mantra tertinggi yang dapat disimpan pada armor adalah tingkat sepuluh dan
pemakaian mantra tersebut dikenakan batasan satu jam per penggunaan. Mantra yang
lebih kuat bahkan pemakaiannya lebih terbatas. Meskipun ada beberapa mantra yang
dapat digunakan secara berulang, sepertinya suit itu memiliki batasan dimana mantra yang
disimpan di dalamnya tidak dapat ditukar ketika masih cooldown meskipun cooldownnya
hanya sebentar.

Damage fisik dan sihir armour tersebut ada di tingkat tinggi, terlepas dari kemampuan
penggunanya. Hal yang sama berlaku untuk kemampuan bertahan dan mengelak.

Kau bisa menyebutnya armor yang jelas-jelas menutup celah antara si lemah dan si kuat.

Berbicara tentang kelemahan, ada dua kelemahan armor itu.

Salah satunya yaitu karena dihitung sebagai Full-Body Armor, maka tidak dapat
dikombinasikan dengan potongan armor lainnya. Namun, kalung dan peralatan dekoratif
lainnya masih bisa dikenakan dengannya.

Satunya lagi yaitu fakta karena tidak bisa menyimpan *metamagic di dalamnya. Tapi,
karena mantra itu masih bisa ditingkatkan melalui peralatan, ini sebetulnya tidak bisa
dianggap sebagai kelemahan.
(TLer: penggunaan strategi dalam game yang di luar dari permainan pada umumnya)

Namun, jika penggunanya player lemah, kelemahan suit itu sangatlah jelas.

HP dan MP.

Meskipun output damage dari suit itu dapat mengimbangi statistik rendah pemakainya, nilai
HP dan MP dari penggunanya tetap tidak berubah meskipun memakainya.

Dengan kata lain, player lemah yang memakai armor akan memiliki kemampuan
pertahanan yang tinggi tetapi juga total HPnya sedikit. Tentu saja, jika lawan mereka tidak
bisa menembus pertahanan armor yang relatif tinggi, itu sama sekali bukan kelemahan.
Jika disangkutpautkan pada Nazarick, seorang Floor Guardian seharusnya benar-benar
tidak akan kesulitan melawannya.

Ancaman baru timbul kepada NPC seperti Pleiades, yang tidak begitu kuat. Jika mereka
bertarung dengan suit itu, mereka harus memilih untuk mundur.

Ainz menyimpulkan penjelasannya dan mulai mengambil pertanyaan.

Yang pertama mengajukan pertanyaan yaitu Albedo.

"Jadi selama kami yang menanganinya, itu akan baik-baik saja benarkan?"

"Benar. Bahkan Powered Suit terkuat hanya bisa memiliki kemampuan ofensif yang setara
dengan karakter level delapan puluh. Namun, itu bergantung pada wawasanku tentang
Powered Suit. Hipotetisnya, jika ada powered suit yang lebih langka atau kelas Artifact, itu
akan menjadi situasi yang sama sekali berbeda. Jika itu masalahnya, mungkin ada
Powered Suit yang jauh lebih kuat daripada yang aku jelaskan.”

"Tidak bisakah anda mengetahuinya dari penampilannya saja?"

"Umu, aku minta maaf, Aura. Karena sejujurnya aku tidak terlalu terbiasa dengan Powered
Suit, aku tidak bisa mengatakan kemampuannya hanya dari penampilannya saja. Juga,
meskipun seseorang tidak akan diizinkan untuk mengubah terlalu banyak penampilannya,
masih ada sedikit perubahan yang bisa dilakukan oleh penggunanya."

Sementara Powered Suit mungkin berguna untuk player yang lebih lemah, itu sama sekali
tidak berguna untuk player yang lebih kuat.

Tak perlu senjata kelas Divine, bahkan peralatan kelas Legendary yang cocok dengan
kekuatan player bisa mengungguli Powered Suit. Itulah sebabnya ketika Powered Suit
diperkenalkan kedalam Yggdrasil, Ainz dan teman-temannya, yang sudah mencapai level
maksimal, tidak tertarik.

Masalah terbesar bagi Ainz saat itu adalah dia hampir tidak bisa menggunakan mantra.

“Apakah ada dua atau tiga? Seharusnya ada beberapa set Powered Suit di Nazarick, aku
nanti akan mengunjungi Ruang Harta untuk memeriksanya. Mungkin semua orang harus
merasakan bagaimana rasanya mengenakannya.”

Dia ingat jika item itu seharusnya masih ada di sana, sesuatu yang diperoleh
Amanomahitotsu setelah mengetahui jika bahkan mereka yang memiliki job berbasis
manufaktur dapat ikut berperang dengan mereka. Rupanya dia diam-diam cukup percaya
diri karena dia juga memainkan game pertempuran udara, tetapi kemudian dia dengan
mudah dihancurkan oleh Peroroncino dalam pertempuran tiruan. Item itu tak pernah terlihat
lagi setelahnya.

Dia juga mengingat bagaimana Nishikienrai mengatakan, "Mainkan saja Aberage", sembari
tertawa.

Ainz tenggelam dalam ingatannya ketika dia kembali pada kesadaranya.

Jika Red Drop memiliki Powered Suit dari Yggdrasil - pedang hitam dari pemimpin tim
peringkat Adamantite lainnya, Blue Roses, bisa memiliki level kekuatan yang sama.

Menurut informasi yang mereka kumpulkan dari pembantu mereka di ibukota, senjata yang
dia gunakan dikatakan cukup kuat untuk meratakan seluruh kota. Meskipun pembantu itu
menganggap informasi tersebut tidak masuk akal, informasi itu memang berasal dari
anggota tim itu sendiri.

Ainz selalu berpikir jika orang itu berbohong kepada teman satu timnya, atau hanya
mengada-ada.

Tetapi mengingat apa yang dia ketahui saat ini - mungkin, informasi itu benar.

Dia telah mendengar pemimpin Blue Roses dan Red Drop berkerabat.

Jika mereka memiliki hubungan, maka memiliki tingkat peralatan yang sama seharusnya
tidak aneh sama sekali.

Tentu saja, Ainz tidak cukup paranoid untuk mempercayai Floor Guardian bisa langsung
kalah dengan serangan apapun, tetapi dia juga tidak memiliki bukti hal itu benar-benar
mustahil. Mungkin pertahanan guardian bisa dengan mudah dihancurkan oleh beberapa
senjata kuat dari dunia ini.

Ainz tidak ingin menderita konsekuensi parah karena mendesak lawannya ke titik sampai
orang itu dengan putus asa menggunakan kekuatan pedangnya.

Jika pertempuran dengan Blue Roses terjadi, dia mungkin harus menggunakan monster
panggilan untuk memancing keluar kemampuan itu dan kemudian mengalahkan mereka.

Namun, itu akan menjadi pilihan terakhir.

Dia mengingat suatu peryantaan tentang 'Bagian terbaik dari keberanian, merupakan
kebijaksanaan', dia harus mengikuti saran itu.

Lagipula, tujuan utama menghancurkan Kingdom bukanlah untuk mengakhiri Blue Roses,
tetapi jika mereka ingin menghalanginya, dia tidak akan keberatan membunuh mereka. Bisa
dikatakan, yang terbaik adalah tidak membuat gerakan terburu-buru sebelum mereka
mengetahui seluruh kemampuan dari pedang wanita itu. {Aku harus minta maaf pada
Entoma dan berharap dia mengerti.}
Ainz secara mental menghela nafas pada dirinya sendiri ketika dia menggelengkan
kepalanya dalam upaya untuk mengembalikan pemikirannya ke jalur yang benar.

Ini bukan saatnya untuk memikirkan sesuatu semacam itu.

"Ada pertanyaan lain?"

Ainz melihat sekeliling, kelihatannya tidak ada guardian yang memiliki pertanyaan lain.

“Jika itu masalahnya, kita akan menghentikan sementara diskusi mengenai Powered Suit
untuk saat ini. Lalu, Demiurge, bagaimana kita harus berurusan dengan kota ini? Menurut
pendapatku, memberi umpan pada mereka sangatlah memuaskan.”

“Akan sangatlah buruk bagi mereka jika menyangka bahwa mereka telah mengalahkan
Sorcerous Kingdom. Kita harus mengirim entitas yang lebih kuat dan membayar kembali
hutang kita."

"Hmmm, itu juga tidak apa-apa ..."

Tidak, itu tidak bagus sama sekali.

Jika mereka melakukannya, dia harus berusaha ekstra keras untuk menyelamatkan
beberapa kota lain untuk menepati janji yang telah dirinya buat kepada mereka berdua.
Meskipun dia berhasil melewati masa ini, untuk mencapainya lagi akan sangat sulit.

Demi Pestonia, yang telah berdiri di belakangnya dan mendengarkan, dia harus
menyelamatkan orang-orang di kota ini untuk memenuhi janji mereka.

"Tidak, Demiurge. Jangan kita jangan melakukan itu. Itu akan menuntun kita pada situasi
yang serupa jika terjadi lagi. Bagaimanapun, sudah saatnya kita mengepung ibukota. Mari
kita tutup tirai pada pertempuran ini. Kita akan baik-baik saja selama kita secara sistematis
menghanguskan seluruh kota. Bagaimana menurutmu?"

Dia memberi penduduk kota ini kesempatan dan waktu untuk melarikan diri. Jika mereka
terbunuh setelahnya karena mereka tidak melarikan diri, mereka berdua seharusnya tidak
memiliki masalah dengan itu kan?

"Jika Ainz-sama berkata demikian, itulah yang terbaik."


Meskipun sepertinya Demiurge bersikap sarkastik, dia bukan orang yang melakukan hal
seperti itu pada Ainz.

Beberapa orang selalu bisa mendengar segala macam nada dalam ucapan orang lain,
Ainz merupakan salah satunya, mereka yang biasanya menyembunyikan sesuatu.

  “Jangan mengatakan seperti itu, Demiurge. Jika kau memiliki ide yang lebih bagus maka
itu yang harus kita terapkan.”

"Seperti yang diharapkan dari Ainz-sama. Saya benar-benar kagum akan bertapa rendah
hatinya anda.”

Pendapat Ainz tentang Demiurge yang membungkuk menjadi kacau.

Pertama-tama, apa yang dia katakan merupakan dari segi akal sehat, tidak ada artinya
untuk dipuji.

Meskipun dia merasa tersanjung, dia merasa seolah-olah diperlakukan lebih seperti anak
kecil jika bahkan hal-hal sepele yang telah dia katakan dan lakukan disanjung seperti itu.

Mungkin itu hanya karena harga dirinya yang rendah.

"... Apakah ada guardian lain yang memiliki pendapat berbeda?" Ainz menoleh pada
Shalltear setelah memastikan bahwa tidak ada keberatan, "Tarik kembali undead yang kita
kirim menggunakan [ Gate ]. Lalu, kumpulkan pasukan kita di E-Rantel dan lakukan
pengepungan di ibu kota.”

"Ya rajaku. Saya akan segera melakukannya-arinsu.”

"Apakah pasukan utama termasuk orang-orang dari Nazarick?"

“Kirimkan Penjaga Utama Nazarick dan penjaga elit lainnya. Mereka tidak terlalu kuat
secara individu tetapi sudah cukup untuk  dilihat sebagai satu kesatuan.”

"Diengerti."

“Bagus sekali. Kita akan menaklukkan kota-kota satu per satu dan menggelar pertempuran
terakhir di ibukota sesuai rencana. Setelah itu, meskipun saat ini mungkin sudah diluar
rencana, kita akan selesai membantai penduduk semua kota yang tidak berguna. Melalui
unjuk kekuatan ini, dunia akan memahami konsekuensi dari tidak tunduk pada kekuatan
Nazarick."

Seluruh Floor Guardian merespons dengan percaya diri. Ainz mengangguk dengan tegas.
"Baiklah kalau begitu, Floor Guardian—" Ainz memikirkan masa depan sebentar dan
membuka mulutnya lagi untuk berkata, "tidak, sebagian dari guardian harus tetap di
belakang layar. Semuanya, tunjukkan padaku kekuatan kalian yang sebenarnya.”.

----------------------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Intermission

Translator: Awang Khairullah
Editor: Sai Kuze

Intermission

            Di kota yang dibentuk menjadi bagian dari Karnassus City-State Alliance,
Bebad.

     Kota kediaman walikota perempuan diterangi seperti biasa.

     Pemilik tempat tinggal, Ri Kista Kaberia, mengambil dokumen yang tertumpuk dan mulai
membaca.

     City State Alliance terdiri dari-

     Karnassus.

     Beppo Allo.

     Gaith Timur.

     Gaith Barat.
     Veneria.

     Greater Listaran.

     Orcneas.

     New Orcneas.

     Grand whythes.

     Ris.

     Franklin.

     Dan terakhir, Bebad.

     Kota ini merupakan bagian dari dua belas kota yang telah disebutkan membentuk
aliansi. Setiap kota - termasuk wilayah lain yang mereka miliki - rata-rata memiliki populasi
400.000. Kota terbesar merupakan rumah bagi 600.000 orang.

     Di antara kota-kota ini, Bebad merupakan pengecualian karena kota-kota lain tidak
pernah memiliki ras tunggal yang menjadi mayoritas lebih dari 40% dari populasi. City-State
Alliance adalah persatuan berbagai ras dan kota. Jika seseorang ingin memundurkan waktu
kembali beberapa abad, mereka akan menemukan bangsa besar yang merupakan asal-
usul City-State Alliance.

     Karena banyaknya kerjaaan yang runtuh, empat belas city-state muncul dengan masing-
masing kota pusatnya, Setelah itu terjadi, ada banyak pertumpahan darah antara city-state
atau lebih tepatnya, kerajaan-kerajaan kecil. Situasi ini berlanjut menyatukan dan
memecahkan Ad Nauseam sampai peristiwa yang mereka sebut Great Debate, dimana
hasilnya berupa aliansi saat ini antara kedua belas city-state terbentuk.

     Meskipun begitu, masih sulit bagi semua orang untuk meninggalkan dendam terhadap
satu sama lain. Meskipun seabad yang lalu merupakan masa lalu bagi ras dengan rentang
hidup yang lebih pendek, bagi beberapa ras yang berumur panjang itu masihlah menjadi
kenangan yang baru saja terjadi.

     Untuk alasan ini, turnamen empat tahun sekali diadakan sebagai jalan keluar bagi
mereka yang masih menyimpan dendam dari masa lalu dan akan segera dimulai.

     Kota yang terdaftar untuk menjadi tuan rumah pertandingan berikutnya adalah Bebad.

     Meskipun benar jika membutuhkan waktu persiapan selama empat tahun, mereka hanya
diberi waktu empat tahun.

     Turnamen ini memiliki enam belas acara, salah satunya mengumpulkan lebih banyak
perhatian daripada yang lain.
     Connelier - atau pertempuran tiruan. Itu juga dikenal sehari-hari sebagai Mutual Wallop.

     Setiap city-state mengirim sepuluh pejuang terkuatnya yang kemudian akan bertarung
dengan pejuang lainnya di bawah perlindungan item sihir yang dikenal sebagai Standard of
Peace.

     Ini merupakan acara yang paling menghibur dan mencolok dan cukup populer di
kalangan masyarakat. Itu telah sampai pada titik di mana sebagian besar orang merasa
tidak apa-apa untuk melewatkan semua acara kecuali yang ini. Itulah sebabnya mereka
tidak bisa membiarkan kesalahan sekecil apa pun terjadi selama acara ini.

     Itu bukan metafora, kerusuhan dengan korban besar telah terjadi di masa lalu ketika
city-state Orcneas belum sepenuhnya siap untuk acara tersebut. Meskipun empat puluh
tahun telah berlalu sejak saat itu hingga saat ini, frasa “Penyelenggara Orcneas” tetap
menjadi gelar penghinaan bagi seseorang yang tidak kompeten.

     Meskipun mengacaukan salah satu acara bisa memicu kemarahan, Connelier


merupakan satu-satunya acara di mana tidak boleh ada kesalahan sedikitpun.

     Namun, pemerintah tingkat atas di masing-masing kota mengetahui penyelenggara


Orcneas tidak terlalu buruk, masalah mereka terletak pada lemahnya kewaspadaan mereka
terhadap Vanquished Spectre.
(TLer: salah satu tipe undead)

     Tidak ada bukti nyata untuk mendukung keberadaan Vanquished Spectre. Bahkan jika
itu merupakan pertama kalinya mereka muncul, kesalahan yang mereka sebabkan
sangatlah fatal.

     Kista menggosok-gosok matanya setelah selesai membaca dokumen.

     Terakhir kali Bebad menjadi tuan rumah turnamen itu, sekitar lima puluh tahun yang lalu.
Para anggota tim inti yang bertanggung jawab mengatur pertemuan sudah lama tiada.

     Meskipun dia telah menguatkan diri untuk mempelajarinya dari awal, dia masih merasa
seolah-olah dia bisa pingsan karena stres dan tekanan dari seluruh cobaan ini.

     Dia sering kurang tidur karena selalu membayangkan turnamen bisa berakhir dengan
kegagalan.

     Kista tidak bisa apa-apa lagi tetapi hanya terkekeh.

     Dia masih memiliki empat tahun lagi tetapi sudah dalam kondisi saat ini. Seperti apa dia
saat menjelang upacara pembukaan?

     Dia sudah jengkel karenanya.

      Tetapi, ketika dia membaca dokumen-dokumen yang ditinggalkan oleh para


pendahulunya dan menuliskan semua pikiran dan idenya, ada momen singkat pelipur lara.
     Saat Kista hendak mengambil segenggam dokumen lagi, seseorang mengetuk pintunya.

     Dia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu. Di sisi lain itu merupakan wajah yang
dikenalnya seperti yang dia harapkan. Itu adalah kakeknya, mantan walikota, Ri Berun
Kaberia.

     Tidak hanya dia orang hebat yang bertanggung jawab atas perdamaian abadi Bebad,
dia juga walikota saat turnamen terakhir diadakan di Bebad.

     "Ojii-sama,” Kista menyapanya sembari tersenyum, “Apakah  anda datang ke sini


dengan sengaja atau hanya berkeliling saja? Aku akan langsung menemuimu jika anda
menyuruhku."
(TLer: Ojii-sama = Kakek, Oji-sama = Paman)
   
     “Tidak apa-apa, tidak apa-apa, aku hanya berolahraga demi punggungku. Bahkan jika
kakiku tidak berfungsi seperti dulu, jika aku harus dikurung di rumah selamanya, aku akan
mati lebih cepat. Selain itu, Kista, maaf telah mengganggu pekerjaanmu tetapi apakah
kamu baik-baik saja? "

      "Mmmm, tentu saja aku baik-baik saja, ojii-sama. Silakan masuk."

     Kista memimpin kakeknya menuju sofa, di mana mereka duduk berhadapan satu sama
lain

    Berun menuangkan teh panas ke dalam dua cangkir teh yang disiapkan Kista untuk
mereka. Cairan hijau pucat mengeluarkan aroma ringan dan menyegarkan yang meresap
ke seluruh ruangan.

     "Lalu, Kista. Aku mendengar dari salah satu pelayan kalau akhir-akhir ini kamu tidak
tidur dengan nyenyak?"

     Meskipun dia tidak ingin kakeknya khawatir, dia tidak bisa menyembunyikannya lagi.

     “Ya, ojii-sama. Sulit bagiku untuk tertidur setiap kali aku teringat tentang apa yang bisa
terjadi dalam empat tahun ke depan..."

     Kebanyakan orang akan menertawakan jika seseorang sangat mengkhawatirkan


sesuatu yang akan terjadi empat tahun lagi, mungkin mereka bahkan akan mengatakan
dirinya terlalu cemas. Namun Berun, tidak tertawa. Beban-beban yang dipikul oleh seorang
walikota merupakan perasaan yang secara alami dia kenal dengan sangat baik dari masa-
masa panjangnya sebagai walikota kota ini.
     "Kista. Jika kamu sudah dalam kondisi ini, tidak baik untuk kesehatanmu. Ini adalah teh
herbal yang akan membantu menenangkanmu. Minumlah dan tidurlah lebih awal. Seorang
pemimpin yang luar biasa bukanlah orang yang dapat mencapai hasil maksimal dalam
waktu singkat, tetapi orang yang mengerti bagaimana mendelegasikan tanggung jawab
mereka dengan baik kepada bawahan yang tepat. Jangan membandingkan diriku
denganmu, memangnya seberapa banyak pencapaian yang bisa diraih hanya dengan diri
sendiri?”

      "Terima kasih banyak. Tapi... aku masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus
diselesaikan secepatnya."

      “Apakah ada hubungannya dengan kota-kota tetangga? Tapi aku tidak ingat pernah
mendengar mengenai Equestrian King yang membuat gerakan?"

     Musuh dari City-State Alliance merupakan seseorang yang menduduki dataran luas di
timur, Equestrian King. Karena Bebad tidak berada di dekat dataran, setiap kali kerajaan
diserang, mereka hanya harus mengirim kontribusi pasukan mereka.

     "... Berita Empire baru-baru ini yang menjadi kerajaan bawahan, pasti anda sudah
pernah mendengarnya. Masalah tentang seberapa tepatnya kita seharusnya menjadi
pengawal melawan Sorcerous Kingdom merupakan sesuatu yang harus diselesaikan
secepat mungkin.”

     "Ah, Sorcerous Kingdom..."

     Ekspresi Berun berubah memprihatinkan.

     Kerajaan yang menundukkan Empire namun hanya memiliki satu kota sendiri. Ada juga
rumor yang beredar mengatakan mereka telah menambahkan organisasi pembunuh ke
dalam pasukan mereka.

     Ada segala macam rumor dan gosip yang beredar, apakah itu benar atau salah, sulit
untuk diceritakan.

     Kista teringat akan seseorang.

     Kaisar Empire, Jircniv Rune Farlord El Nix.

     Kaisar muda yang telah diberi gelar Bloody Emperor, dia pernah bertemu dengannya
sekali sebagai bagian dari misi diplomatik - sebagai pejabat tinggi yang di utus menuju
Empire. Mereka telah berbicara satu sama lain di acara penyambutan yang diadakan
sesudahnya.
     Dia merupakan seseorang yang kaya akan kecerdasan, kekayaan, dan pesona seperti
yang diharapkan dari pemimpin suatu kerajaan. Bagaimana seseorang seperti dirinya
menjadi pengikut kerajaan lain?

     Seharusnya ada alasannya - dia pasti menginginkan sesuatu.

     "Sehubungan dengan proses pengumpulan informasi di Sorcerous Kingdom, bisakah


aku merepotkan ojii-sama untuk menarik beberapa benang?"

     Berun, sebagai wali kota yang berkuasa lama, memiliki banyak koneksi, jauh melebihi
apa yang dimiliki Kista. Tentu saja, dia telah bertemu dengan sebagian besar koneksinya
ketika dia mewarisi jabatannya, tetapi jika Berun yang meminta informasi semacam itu,
bukan dirinya, itu akan jauh lebih efektif.

     "Tentu saja, Kista. Meskipun ini bukan melalui koneksiku, aku telah mendengar
mengenai beberapa petualang brilian yang baru saja berimigrasi dari Empire ke sini,
haruskah aku bertanya kepada mereka tentang hal itu?"

     "Ya tolong, maaf merepotkanmu - ojii-sama, terima kasih banyak."

     Kista menundukkan kepalanya. Bahkan jika mereka merupakan kerabat, dia masihlah
seseorang yang hampir berusia delapan puluh tahun namun masih bisa berperan sebagai
walikota tanpa masalah sama sekali. Dia bahkan diberi gelar kehormatan sebagai 'Eagle of
Bebad' di daerah sekitarnya. Itu merupakan sesuatu yang dia ingat sejak kecil.

     "Berterima kasih padaku akan terlalu - tidak masalah, aku menerima rasa terima
kasihmu, Kista. Mulai hari ini, meski hanya sementara, tidurlah lebih awal. Sudahkah kamu
mengerti?"

     “—Ya, ojii-sama. Terima kasih atas semua kasih sayang yang telah anda berikan
kepadaku sejauh ini."

----------------------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 3 - Part 1

Translator: Sai Kuze

Chapter 3 - Raja Terakhir

          Sejumlah besar dokumen dikumpulkan di ruang kerja ini bersama dengan


beberapa pejabat urusan internal. Ekspresi mereka sulit digambarkan, alasannya karena
meningkatnya beban kerja mereka telah mengambil banyak korban. Alasan lain untuk ini
yaitu tekanan yang mereka rasakan dari pengetahuan mereka mengenai kondisi Kingdom
yang berbahaya.

Zanac meremas tangan kanannya yang telah menandatangani begitu banyak dokumen
sehingga mulai terasa sakit dan menggerakkan bahunya berputar-putar. Dia bisa
mendengar tubuhnya berderit ketika dirinya melakukan itu.

Kelihatannya kondisi tubuhnya, seperti yang lainnya, sangat ingin beristirahat.

Meskipun saat ini dia ingin istirahat, jumlah pekerjaan yang dikirimkan ke ruang kerja ini
sayangnya terus meningkat.

Karena itu masalahnya, dia harus meminta lebih banyak bantuan untuk berurusan dengan
ini atau membagikan pekerjaannya kepada yang lain. Sayangnya, tidak ada orang di sana
yang bisa didelegasikan oleh Zanac untuk pekerjaannya. Jika ada yang mengambil alih
beban kerja Zanac, itu haruslah anggota keluarga kerajaan lainnya.
Zanac memiliki alasan sendiri untuk tidak meminta bantuan dari ayahnya atau Renner.

Kebenarannya adalah, dia memiliki akses yang bisa dimintai bantuan tetapi tidak bisa
memintanya.

Zanac mengangkat penanya lagi, memindai dokumen yang diletakkan di depannya, dan
menandatangani dan mencapnya.

Setelah mengulangi rutinitas yang sama untuk kedelapan kalinya, terdengar ketukan di
pintu.

Desahan bisa terdengar dari beberapa pejabat. Mungkin ini merupakan pengiriman
dokumen lain yang lebih banyak lagi.

Salah satu petugas, yang napasnya berat terdengar tidak wajar seperti pekikan babi,
berdiri dan berjalan menuju pintu dengan kecepatan setara siput. Gerakannya sangat
lamban sehingga seolah-olah dirinya mempercayai jika semakin lambat dia bergerak,
semakin sedikit yang harus dia kerjakan.

Seorang knight berdiri di luar pintu.

"Saya benar-benar minta maaf karena mengganggu kalian di masa sibuk ini, tetapi
Renner-sama ingin berbicara dengan Yang Mulia."

Bukan itu yang dia harapkan, tetapi itu masih masalah yang sama merepotkannya.

“Aku sibuk, jadi tidak bisa. Jika dia ingin mengatakan sesuatu, katakan padanya untuk
berbicara denganku saat makan malam.”

Sejak saudaranya hilang, Zanac dan keluarganya telah berusaha untuk makan bersama
sebanyak mungkin. Beberapa hari terakhir ini merupakan pengecualian, mungkin Renner
beberapa hari ini telah makan sendirian.

Dia tidak mungkin merasa kesepian. Di saat-saat ketika ada kekurangan pelayan, dia akan
makan malam dengan Climb dan Brain sebagai gantinya. Dia mungkin lebih bahagia saat
ini daripada sebelumnya, mungkin lebih bahagia daripada Zanac atau ayah mereka.

"Baik, Yang Mulia."

Knight menutup pintu dan pergi, tetapi Zanac mengetahui Renner benar-benar tidak akan
menerima alasan itu.
Zanac berhenti menulis dan memerintahkan pejabat yang akan berjalan kembali ke posnya
untuk tetap di tempatnya.

Setelah sekitar satu menit berlalu, pintu itu diketuk lagi dan knight yang sama ada di
belakangnya dengan pesan yang sama persis seperti sebelumnya.

"Saya sangat menyesal, Yang Mulia. Sang putri, berkata... Jika anda tidak menginginkan
dirinya menyebarkan desas-desus yang mungkin benar atau mungkin tidak benar, segera
menemui dirinya."

Apakah dia serius menggunakan ancaman? Zanac tersenyum masam. Meskipun dia tidak
mempercayai saudara perempuannya benar-benar akan melakukan apa yang
dikatakannya, jika saudarinya sampai mengancamnya, dirinya mungkin harus
mendengarkan apa yang harus dikatakannya. Jika desas-desus benar-benar tersebar, tidak
diragukan lagi beban kerjanya akan semakin meningkat.

Dia hanya harus bertindak seolah-olah dia dipaksa melawan kehendaknya.

"Aku paham, biarkan dirinya masuk namun hanya Renner seorang. Dua orang sisanya,
biarkan mereka menunggu di ruangan sebelah.”

"Baik, Yang Mulia."

Dari respon cepat knight, Zanac bisa mengatakan ramalannya benar, mereka berdua telah
mengikutinya.

Brain merupakan warrior terbaik Kingdom, tak tertandingi dalam kekuatannya. Climb juga
jauh lebih kuat dari seorang warrior biasa. Memiliki keduanya berada di dalam istana
sepanjang hari dan menjadi pengawal Renner terasa seperti membuang-buang bakat.

Keduanya tidak dipekerjakan langsung oleh istana tetapi dibayar dengan uang saku
Renner dan dengan demikian merupakan bawahan langsungnya. Zanac tidak mengatakan
tentang tugas mereka.

Setelah knight itu menutup pintu, Zanac menoleh ke para pejabat yang masih bekerja
keras di ruangan itu dan berkata,

“Kalian semua, saudara perempuanku akan segera tiba, karena itu kalian tahu kan apa
yang ku maksud? Bersukacitalah, karena kalian semua boleh istirahat. Tiga jam mulai dari
sekarang. Beristirahat dan bugarkan kembali diri kalian."
Para petugas memberikan senyum lelah mereka dan berjalan dengan langkah berat
seolah-olah mereka adalah zombie.

Putri Renner masuk segera setelah itu. Berbeda dengan pejabat yang baru saja pergi, dia
tersenyum cerah.

"Onii-sama, maafkan aku karena berbicara tidak pada giliranku, tetapi para pejabat urusan
internal bisa jauh lebih efisien jika dirimu membiarkan mereka beristirahat dengan nyenyak.
Seseorang cenderung membuat lebih banyak kesalahan ketika mereka lelah. Omong-
omong, onii-sama baik-baik saja?”

Zanac menggosok dagunya yang tertutup janggut. Dia telah bekerja dalam jumlah waktu
yang sama dengan para pejabat itu sehingga dia secara alami kelihatan lelah seperti
mereka. Dia memang ingin beristirahat, tetapi sebagai atasan, terlalu banyak hal
bergantung padanya.

"Jujur aku pikir kita harus mempekerjakan seseorang yang bisa memalsukan tanda
tanganku."

"Ada seseorang yang bisa memalsukan tanda tangan ayah, haruskah aku
menjemputnya?"

Renner menatap Zanac dalam diam. Dia tahu apa yang dimaksud pertanyaannya, tetapi
lebih baik memeriksa untuk memastikan.

"-apa maksudmu?"

"Apakah ayah kita masih sehat?"

Zanac tersenyum masam.

"Oy oy ... kau pikir aku akan merencanakan untuk membunuh ayah kita? Dalam situasi
saat ini ...? Ayah sedang tidak enak badan, dia beristirahat di ruangannya. Aku ragu dia
bisa beristirahat dengan nyenyak jika dirinya diingatkan mengenai tugasnya sebagai raja.
Itulah sebabnya kau, sebagai putrinya, tidak boleh bertemu dengannya untuk saat ini.
Maaf~”

Senyum Renner cocok dengan senyumnya. Setelah melihat itu, dia tahu saudarinya
mengerti semuanya.
“Onii-sama, di antara kita, tidak perlu berbohong. Onii-sama, tanpa tentara Marquis
Raeven, sudah cukup untuk menempatkan ayah kita di bawah pengawasan. Para menteri
urusan dalam negeri dan militer pasti sudah bergabung dengan pihak onii-sama ...
Memangnya ayah mau merencanakan apa lagi?”

"Dia masih ingin membicarakannya dengan Sorcerous Kingdom."

Karena itu, Zanac harus bertindak sebagai pengganti Raja dan mengurus segala hal lain
sebaik mungkin.

Karena dia telah mengurung ayahnya, dia harus mengambil semua masalah ini ke
tangannya sendiri. Jika dia masih meminta bantuan dari ayahnya mengingat keadaan ini,
dia benar-benar akan menjadi seseorang yang paling menyedihkan.

"Mmmm ... Tetap saja, aku mengerti cara berpikir ayah. Lagipula, dia telah menyaksikan
200.000 orang secara langsung di musnahkan di medan perang..."

Ditambah lagi, dia telah kehilangan Gazef Stronoff dan putranya sendiri. Zanac tidak
menyuarakan pikiran itu tetapi hanya menggerutu dalam hatinya.

"Bukannya aku tidak bisa menghubungkan keinginannya untuk menyelesaikan ini melalui
diplomasi, untuk mengurangi jumlah korban hingga serendah mungkin, tetapi segalanya
telah berkembang ke tahap di mana resolusi melalui diplomasi tidak lagi dimungkinkan."

Zanac mengeluarkan selembar kertas besar dan membentangkannya di atas meja.

Itu bukan potongan kertas biasa, tetapi selembar kertas putih dan tipis yang mewah. Di
atasnya ada peta lengkap Kingdom yang dibuat menggunakan mantra [ Copy ].

"Lihat. Ini merupakan kota-kota di Kingdom yang telah ditaklukkan oleh Sorcerer King.”

Banyak tanda 'X' menghiasi sisi utara dan timur Kingdom, lebih dari setengah total jumlah
kota ditandai. Seseorang yang berpengalaman dalam kartografi mampu mengetahui dari
ukuran kota-kota itu saja, mereka merupakan tempat tinggal sejumlah besar penduduk.
Mereka yang cukup pintar seharusnya menyadari jika peta ini memasukkan desa, jumlah 'X'
akan jauh lebih banyak.

Zanac menelusuri jejak di peta dengan jari-jarinya.


"Meskipun Sorcerous Kingdom kelihatannya belum bergerak sejak perang dimulai, mereka
sebenarnya telah menyerang utara."

Renner menatap jari Zanac yang berhenti ditanda sebuah kerajaan.

"Untuk memberi tekanan pada tetangga kita seperti Council State, untuk mencegah bala
bantuan dikirim ke sini kan?"

"Itu benar. Kita mengira mereka tidak bergerak sama sekali dan deklarasi perang hanyalah
ancaman kosong. Sementara ayah kita yang naif mencoba bernegosiasi dengan mereka,
banyak hal telah berkembang ke tahap ini. Kota-kota hancur dan orang-orang kita dibantai
secara massal.”

Zanac menggertakkan giginya dan mengeluarkan suara hingga terdengar.

"... Kebiadaban seperti itu. Benar-benar tak termaafkan."

Mereka yang bisa mentolerir perlakuan semacam ini tidak layak disebut keluarga kerajaan.

“Jadi Sorcerous Kingdom tidak memiliki keinginan untuk berkomunikasi dengan kita.
Tentunya mereka merencanakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya?
Benarkan?"

"Kau benar, apa yang akan terjadi selanjutnya - mungkin tindakan agresi yang lebih
terbuka."

Zanac mengangguk.

Itulah sebabnya dia sibuk merumuskan strategi untuk mengirim senjata ke setiap
bangsawan di kerajaan ini.

“Katakan padaku, wahai saudariku, tolong gunakan pikiranmu yang cemerlang itu.
Mengapa kita tidak menyadari invasi Sorcerous Kingdom? Mengapa kita tidak menerima
informasi penting mengenai invasi sebelum kota utara E-Naüru menangkis serangan
musuh?”

Ketika Sorcerous Kingdom mengepung sebuah kota, ada yang mengatakan tidak ada satu
jiwa pun yang selamat dari pembantaian yang terjadi. Namun, untuk memastikan tidak ada
kebocoran yang terjadi merupakan suatu prestasi yang sangat mustahil. Bagaimanapun,
para pedagang dan pelancong masih berlalu-lalang bahkan selama masa perang.

Apa yang telah mereka lakukan untuk menutup mulut semua orang?

Apakah itu semacam mantra Sorcerer King?

“Onii-sama juga bisa mencium aroma itu kan? Sorcerous Kingdom telah mengunci seluruh
sumber informasi kita.”

"Ah ... jadi kau juga berpikir begitu. Maka jika itu masalahnya, tanda 'X' ini mungkin juga
tidak benar.”

“Jika ini bukan sesuatu yang dilakukan Sorcerous Kingdom, segalanya akan lebih mudah
dijelaskan. Disisi kita mungkin ada seorang pengkhianat."

Kemungkinan utamanya adalah beberapa pejabat urusan internal telah mengkhianati


mereka dan melaporkan informasi palsu. Kemungkinan lain yaitu beberapa bangsawan
Kingdom telah berpindah haluan menuju sisi Sorcerous Kingdom dan mengirimkan laporan
palsu.

Jari Zanac terus menelusuri garis-garis pada peta. Dia merenung, bangsawan mana yang
bisa memanipulasi sejumlah besar informasi palsu.

Jari Zanac berhenti di sebuah kota dan dia memindahkannya ke samping untuk tidak
memblokirnya.

"... Oh saudariku, pasti kau sudah menemukan jawabannya, bangsawan mana yang telah
mengkhianati kita?"

"Tidak bisakah itu kemungkinan lain?"

Renner bisa sepenuhnya menyadari apa yang diharapkan Zanac. Meskipun di masa lalu
dia mendapati kecerdasan adik perempuannya mengganggu, dia merasa lebih bisa
diandalkan saat ini daripada yang lainnya.

“... Aku bisa menghitung di satu sisi jumlah orang yang akan memiliki kendali informasi
sebanyak ini yang mengalir ke ibukota. Menteri urusan militer misalnya, tetapi dia bahkan
tidak bisa mengendalikan arus pedagang dan pelancong yang keluar masuk ibukota.
Mustahil bagi siapa pun di ibu kota yang memiliki kemampuan untuk mengunci informasi
kita seperti itu.”
"Jika dirimu mengerti ini, pasti onii-sama sudah memikirkan jawabannya... Yaitu Marquis
Raeven."

"-Sungguh? Mustahil."

----------------------

OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 3 - Part 2

Translator: Sai Kuze

Chapter 3 - Raja Terakhir

          Zanac langsung menolak gagasan itu, meskipun jarinya telah bersandar pada
posisi E-Libera.

"Apakah dirimu benar-benar percaya itu tidak mungkin? Marquis Raeven merupakan
seseorang yang menyayangi putranya. Bagaimana jika, seseorang menculik putranya dan
menyanderanya?"

"... Begitukah cara mereka mengancam Marquis Raeven? Sungguh biadab!"

"Padahal, anggapanku dirinya mungkin telah mengkhianati kita hanya karena dia berpikir
'untuk siapa mahkota itu ditakdirkan'."
Meskipun Zanac tidak mau mempercayai pengkhianatan Marquis Raeven, tidak ada
bangsawan lain yang sekuat dirinya. Dia hanya perlu memanggil beberapa bantuan dari
bangsawan lain yang dekat dengannya sebelum dirinya benar-benar dapat memotong
aliran informasi yang masuk dan keluar dari kota pilihannya. Orang-orang yang selamat
juga akan memilih untuk mencari perlindungan dan tempat berlindung dari kota-kota besar,
E-Libera akan menjadi pilihan yang sangat bagus dalam hal itu.

Apakah karena faktor-faktor itulah Sorcerous Kingdom telah mengarahkan perhatian


padanya?

"... Kau pikir orang macam apa Sorcerer King itu?"

“Cara berpikirnya sangat fleksibel, seseorang yang memiliki kecerdasan dan tipu daya
seluruh bangsa. Apa yang paling menakutkan tentang dirinya yaitu kenyataan jika dia tidak
hanya mengandalkan kekuatannya yang luar biasa, tetapi dengan cermat merencanakan
setiap langkah yang akan dilakukannya. Orang biasa menganggap dirinya monster yang
konsep arogansinya benar-benar diluar nalar.”

{Hoh?} Zanac memandang Renner, ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Ekspresinya
sama seperti biasanya, tetapi suaranya membawa emosi yang tidak biasa, yaitu rasa
kagum dan hormat.

“Juntaian jaring langkah yang terbentang di depan mata kita mungkin dianyam pada
Kingdom bertahun-tahun yang lalu. Kita hanyalah ngengat yang terjebak.”

"Aku lebih suka dikatakan kupu-kupu."

“Bagaimanapun, kita berada dalam belas kasihan mereka, tidak masalah jika onii-sama
lebih suka menggunakan kupu-kupu dalam metafora itu atau tidak. Bahkan jika kita
menyelinap melalui jaring-jaring ini tanpa terluka, akan ada lapisan lain di bawahnya ... itu
benar-benar menakutkan. Aku tidak mempercayai seseorang seperti dirinya bisa ada di
dunia ini. Bagaimana jika seluruh tindakan yang telah kita lakukan sudah dalam
perhitungannya?"

"Jadi maksudmu dia lebih baik darimu?"

Renner tertawa dan tidak menanggapi.


“Mari kita kembali ke topik sebelumnya, onii-sama mungkin berpikir untuk mencari tahu
tentang itu di kediaman Marquis Raeven kan? Aku tidak berpikir dirimu dapat menemukan
sesuatu yang substansial di sana."

"Itu benar, tapi tentunya kita tidak bisa hanya diam kan?"

Mengingat seberapa besar kemungkinan Marquis Raeven mengkhianati mereka, mereka


harus melakukan sesuatu. Dia masih mengharapkan mereka dapat menemukan sekecil
apapun petunjuk tentang semua ini.

“Sebelum kita melakukan itu, aku punya pertanyaan untuk onii-sama. Jika situasi saat ini
berlanjut, Sorcerous Kingdom pasti akan memulai pertempuran terakhir di dekat ibukota.
Akankah onii-sama memerintahkan tentara untuk mempertahankan kota atau mengirim
mereka keluar untuk menerima serangan? Bagaimana kita akan meningkatkan kekuatan
kita?"

"Aku sudah menerima tanggapan yang memuaskan dari para bangsawan tetangga kita."

Mereka yang lebih jauh belum menjawab. Itu bukan karena mereka belum menerima
pesannya, tetapi karena mereka hanya ingin mengamati. Mereka mungkin ingin melihat
keluarga kerajaan dimusnahkan sehingga mereka bisa tunduk pada Sorcerer King sebagai
subyek barunya. Atau mungkin itu karena mereka tidak ingin menerima kemarahan
Sorcerous Kingdom dengan membela Kingdom.

Mungkin kereta pemikiran itu sedikit naif.

Keyakinan mereka jika mereka dapat menjauhkan diri dari hal ini merupakan bukti atas
kebodohan mereka sendiri.

Tidak, dia tidak seharusnya mengejek kebodohan mereka. Jika mereka mengetahui betapa
kejamnya Sorcerous Kingdom, mereka tidak akan melakukannya. Mereka semua
merupakan korban penguncian informasi.

Begitu ibukota jatuh, tidak ada keraguan dalam benaknya Sorcerous Kingdom akan
memperluas kebrutalannya menuju kota-kota lain. Para bangsawan yang ingin menjauhkan
diri dari pertempuran ini akan berakhir dengan kekalahan.

"Apakah dirimu percaya... kita bisa menang?"

Zanac tersenyum masam dan menjawab dengan tenang pertanyaan yang berbelit-belit ini.
“Ini bukan masalah apakah kita menang atau kalah, kita tidak punya pilihan selain
menghadapi mereka dalam pertempuran. Sorcerous Kingdom akan menghanguskan setiap
inci dari kerajaan ini dan membantai semua warga kerajaan kita. Ini merupakan pertaruhan
terakhir kita untuk bertahan hidup.”

"... Onii-sama... ucapanmu layaknya seorang raja ya?"

"Apa? Apa maksudmu? Apakah yang kau maksud aku terlalu menyombongkan diri
sendiri?"

"... Umm, jika kita dikalahkan dalam pertempuran ini, bukankah Kingdom akan
dihancurkan? Jika itu yang terjadi maka warga Kingdom tidak akan aman ke mana pun
mereka melarikan diri. Meskipun aku tidak mempercayai pilihan onii-sama untuk
mempertaruhkan semuanya dalam pertempuran ini merupakan kesalahan, Marquis Raeven
mungkin telah mengkhianati kita karena alasan ini juga, untuk menyelamatkan warga.”

"Begitu ... jadi kotanya bisa menjadi tempat perlindungan bagi para pengungsi, hmmm,"

“Tapi aku ragu Sorcerer King akan membiarkan itu terjadi. Mungkin dia juga telah
memerintahkan Marquis Raeven membunuh orang-orang yang mencari perlindungan di
kotanya untuk menguji kesetiaannya.”

Mengapa Marquis Raeven akan mengkhianati mereka? Tidak, sudahkah dia mengkhianati
mereka? Mungkin ini juga merupakan strategi Sorcerer King yang lain, dengan menabur
benih keraguan di antara mereka untuk memancing Renner dan dirinya.

Zanac mengingat Marquis Raeven yang hanya menginginkan masa depan yang lebih baik
untuk Kingdom.

Mungkin dia harus menulis surat kepadanya dan mengadakan pertemua untuk bicara
secara empat mata dengannya, tetapi itu bisa menjadi langkah yang berbahaya.

Seorang pengkhianat yang terus menerima surat-surat dari majikan sebelumnya. Itu pasti
akan menyebabkan Sorcerer King meragukannya.

Itu bisa menjadi strategi yang bisa dia gunakan untuk melawan mereka, tetapi lebih
amannya untuk membuat Marquis Reaven bergerak bersama pasukan Sorcerer King. Ini
bukan waktu terbaik untuk melakukan hal seperti ini. Jika Marquis Raeven benar-benar
dipaksa menggunakan ancaman atas keselamatan keluarganya, dia tidak bisa
menyalahkannya.

Zanac mengingat Marquis Raeven yang terlalu memuja putranya.

Dia mencoba mengingat-ingatnya sehingga matanya nyaris menyipit sampai dirinya


tersentak kembali ke dunia nyata karena melihat saudara perempuannya.
"Pengungsi ...? Omong-omong, ayah menginginkanmu... yah, dia menginginkan kita
mencari perlindungan dari City-State Alliance sebagai perwakilan Kingdom. Itu jauh
sebelum aku melakukan pengawasan pada ayah. Jika kau masih ingin melakukannya,
secepatnya pergilah dari ibukota."

Tak lama kemudian dia harus menyusun strategi semampunya dan menghadapi
pertempuran penentu melawan Sorcerous Kingdom. Jika dia boleh jujur, mereka benar-
benar tidak memiliki peluang. Kekalahan berarti ibukota dan kota-kota lainnya akan
dihancurkan menjadi abu.

Itu menyiratkan tak ada tempat di dalam Kingdom yang aman. Mungkin mereka harus
mengikuti saran ayah mereka dan meninggalkan kerajaan.

Dalam keadaan normal, ada dua cara yang bisa dilakukan seorang pemenang dengan
mantan keluarga kerajaan.

Salah satunya yaitu mencampurkan garis keturunan mereka melalui pernikahan politik,
pilihan keduanya yaitu membunuh semua orang yang memiliki darah keluarga kerajaan
hingga tak tersisa. 

Sorcerous Kingdom pasti akan memilih yang terakhir.

"Itu ide yang bagus, akankah onii-sama melakukannya juga?"

“Pada titik ini, bagaimana mungkin aku... Jika kakak lelaki kita masih di sini aku juga akan
memilih untuk lari. Jangan pedulikan aku, apa yang akan kau lakukan? Sorcerer King
merupakan undead maka dirinya mungkin tidak akan tertarik pada wanita, karena itulah
merekapun pasti akan terbunuh.”

"Jika Sorcerous Kingdom menyerang kita, akupun bisa diserang oleh orang-orang kita
sendiri yang sudah cukup merasa putus asa."

Zanac menunjukkan rasa jijik di wajahnya setelah mendengar betapa tenangnya saudara
perempuannya mengatakan ucapan seperti itu. Tetapi, dia harus mengakui adiknya juga
bersikap realistis.

Kecantikan Renner terkenal, tak perlu diragukan lagi orang-orang seperti itu pasti ada.

"Kalau begitu untuk saat ini ingatlah jangan jauh-jauh dari Climb dan Unglaus."

"Mmm, oke, aku tidak akan membiarkan Climb meninggalkan sisiku."

"Tak ada orang lain selain kita berdua disini dan aku tak ingin mengatakannya disutasi
seperti ini, tapi kau harus menjawabku dengan 'mereka berdua'."
Mengapa Brain Unglaus memilih untuk melayani wanita ini?

Meskipun dia telah mendengar desas-desus Brain tertarik pada Climb, dia tidak kelihatan
sedikitpun menjadi seorang gay. Namun, setelah beberapa kali menyelidikinya, sepertinya
dia sama sekali tidak memiliki wanita - nggak mungkin kan kalau dia cuma tertarik pada
anak-anak?
(TLer: akwkawawkawkawkawkawk)

Dia tidak menyuarakan pemikiran itu mengingat betapa menakutkannya adiknya. Jika
mereka berdua mencari tahu tentang itu, itu akan merepotkan.

“Ngomong-ngomong, aku tidak bermaksud melarikan diri. Sebagai seorang putri, aku akan
menghadapi kematian dengan anggun dan bermartabat."

Itu tak terduga.

Dia telah memikirkan hal ini di masa lalu, mengenai bagaimana adiknya menjalani
kehidupan indahnya bersama Climb. Kemungkinan adiknya sudah berencana dan bersiap
untuk melarikan diri.

{Dia akan menjadi seseorang yang melakukan itu...}

"Tetapi bahkan mayat masih bisa dieksploitasi oleh Sorcerer King."

"Mungkinkah, onii-sama akan memimpin pasukan melawan Sorcerer King?"

"Ah, benar. Meskipun kehadiranku benar-benar tidak akan membuat perbedaan, tentara
membutuhkan kerajaan untuk memimpin mereka - aku harus mengambil sikap.”

Zanac memandang ke arah langit-langit.

"Dahulu kau telah mengatakan sesuatu yang menyatakan jika aku merupakan seseorang
yang akan menjadi raja, itu sebabnya tanggung jawab ini jatuh padaku... semoga ayah
akan mengurus pemakamanku... Kapanpun kau dapat memilih untuk melarikan diri."

Meskipun dia telah melewati sebagian besar waktu bersama saudara perempuannya yang
menjengkelkan, mereka masih berbagi darah yang sama. Untuk melakukan apa yang
seharusnya dilakukan seorang saudara, paling tidak itulah yang bisa dilakukannya.
Mungkin dia bisa menerima belas kasih Tuhan setelah kematiannya.
"Aku mengerti. Aku akan melakukannya ketika saatnya tiba."

Ketika Zanac mengalihkan pandangan ke arahnya, dia melihat Renner menjawab dengan
senyumnya yang biasa.

----------------------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 3 - Part 3

Translator: Sai Kuze

Chapter 3 - Raja Terakhir

       Sorcerous Kingdom akhirnya memulai invasi ke barat. Kota demi kota dan desa
demi desa hangus disepenjang jejak mereka. Pasukan mereka kini menuju ibukota,
meskipun dengan kecepatan yang sangat lambat.

Semakin besar pasukan, semakin lambat ia bergerak. Namun, menurut rekannya, Evileye,
ini seharusnya tidak berlaku untuk pasukan Sorcerous Kingdom, yang sepenuhnya terdiri
dari undead. Dia yakin ini dilakukan untuk menekan penduduk Kingdom.

Tekanan dari pasukan invasi telah menyebabkan pecahnya kericuhan di ibukota dan
banyak yang tewas sebagai akibatnya. Setelah itu terjadi, orang-orang di ibukota memiliki
dua pilihan.

Yang pertama adalah meninggalkan ibukota dan bergerak ke arah yang berlawanan dari
E-Rantel - barat.

Pilihan lainnya adalah tetap di ibukota, menutup pintu, dan tidak pernah keluar dari
persembunyian.
Mengenai opsi mana yang lebih populer, mayoritas orang memilih yang terakhir. Mereka
yang memilih pilihan pertama merupakan semua orang yang memiliki harta, koneksi, atau
keterampilan untuk menjamin kelangsungan hidup mereka bahkan di negeri yang jauh.

Itulah sebabnya lebih dari 95% populasi ibu kota memilih untuk tinggal.

Tapi, itu hanya berlaku sampai kemarin.

Keluarga kerajaan telah membuat keputusan.

Dekrit itu muncul karena pasukan Sorcerous Kingdom yang terus merambah, kota
membutuhkan lebih banyak tenaga untuk mempertahankannya. Semua pria berbadan
sehat harus berpartisipasi dalam pertempuran. Itu pada dasarnya konsep.

Tentu saja, ada orang-orang yang takut pada medan perang dan masih memilih untuk
bunuh diri, tetapi jumlah orang yang meyakini jika mereka tidak berkontribusi pada perang
ini, menghasilkan orang-orang yang mereka cintai akan mati, memegang mayoritas.

Gairah yang berapi-api dari para penduduk mulai menyebar di ibukota, mereka yang
terkena dampaknya mulai sangat bersemangat. Jalanan dipenuhi oleh orang-orang yang
bersiap untuk berperang. Para ayah dan putra mereka menjadi tentara. Mereka yang
menginginkan ransum yang rasanya lebih lezat untuk perang menjadikan industri kuliner
mengalami ledakan kreasi. Ini semua diperburuk oleh informasi yang beredar jikalau
keluarga kerajaan telah memerintahkan setiap pedagang di kota untuk menjaga harga
makanan tetap rendah.

Para anggota Blue Roses menyelinap melewati kerumunan.

Lakyus menyarankan sesuatu kepada teman-temannya di belakangnya.

“Seperti yang kubilang, teman-teman, aku bisa menanganinya sendiri. Permintaan itu tidak
menentukan siapa yang harus menanganinya, tetapi itu bukan berarti kita semua yang
harus menanganinya. Aku yakin semua orang sedang sibuk kan? Bagaimana kalau kita
berpisah di sini?"

"... Ada apa denganmu, Lakyus? Apakah ada alasan mengapa kau tidak ingin kami ikut?”

Lakyus dengan paksa membuat senyuman setelah mendengar apa yang dikatakan
Evileye. Meskipun dalam benaknya dia berpikir, "kepo banget sih kamu!" dia tidak
menyuarakan pemikiran itu. Evileye tidak salah mengenai itu, Tina dan Tia jauh lebih tajam
daripada dirinya. Syukurlah, dia tidak menghadapi mereka.

        "Aku mengerti perasaan Lakyus saat ini. Kudengar Azuth-danna akan datang juga
kan?"
        Lakyus merasakan jantungnya berdebar sesaat.

        Itu benar. Paman Lakyus, pemimpin kelompok petualang Red Drop peringkat
Adamantite, Azuth Aindra diundang bersama mereka.

        "Oh, yah karena keluargamu. Pasti ada banyak yang ingin kalian berdua diskusikan
kan? Kami mengerti."

        Bagus, kebingungan mereka membuat mereka menjauh dari alasan sebenarnya.


Lakyus setuju dengan apa yang dikatakan Gagaran,

        "Benar. Bisakah kalian lakukan ini untukku? Dia bahkan tidak mencariku setelah
dirinya sampai di ibukota. Begitu-"

        "Sungguh membingungkan."

        "Tak dapat dipercaya."

        "Eh?"

        Lakyus memandang ke arah si kembar.

        "Kalian berdua memiliki hubungan dan juga merupakan pemimpin kelompok petualang
berperingkat Adamantite. Mengingat situasi saat ini, dia masih tidak memberi tahumu
mengenai kepulangannya ke ibukota, jadi bagaimana pemohon kita mengetahuinya?"
(TLer: Ini sepertinya guild adventurer masih aktif, ampe bisa ngirim quest ke Blue Roses)

        "Jika dia berhubungan dengan Red Drop, dia seharusnya mengatakannya. Tapi,
pemohon itu tidak mengatakan apa-apa.”

        Tadi malam, seorang lelaki bertubuh tidak proposional muncul di penginapan tempat
Blue Roses menginap, memberi tahu mereka jika mereka memiliki permintaan pekerjaan,
dan mendatangi lokasi ini. Untuk meminta mereka secara langsung daripada melalui Guild
Adventurer merupakan tindakan yang cukup mencurigakan sehingga membuat Lakyus
ingin menolak tawarannya. Namun, setelah mengetahui Azuth dari Red Drop akan ada di
sana juga, mau tak mau dirinyapun harus kesana.

        "Ya. Ini sangat mencurigakan, ini bahkan bisa disebut konspirasi. Bisa jadi itu
kebohongan untuk memancing kita atau ada sesuatu yang lain.”
        "Ya. Mengingat kemungkinan ini bisa menjadi jebakan - meskipun kau kuat, masih ada
beberapa hal yang tidak dapat kau tangani sendirian. Jika pihak lain ini mencoba untuk
menyakiti kita, kita harus berusaha untuk tidak dikalahkan satu per satu.”

        "Teman-teman ..."

        Lakyus senang semua orang sangat mengkhawatirkan dirinya. Tetapi-

        "Juga, kami juga ingin bertemu dengan hero-senpai itu."

        "Aku dulu hanya mendengar namanya tetapi belum pernah bertemu dengannya. Jika
kau memiliki hubungan dengannya, seharusnya mudah bagi kami untuk bertemu
dengannya kan?”

        Lakyus merasakan perutnya tiba-tiba sakit.

        Meskipun pamannya bukan orang jahat, dia juga tidak bisa disebut orang baik. Secara
keseluruhan, apa yang dia yakini yaitu kebenarannya pamanya merupakan seseorang yang
hanya bisa menjadi pengaruh buruk pada anak-anak.

        Ketika Lakyus bertemu dengannya dahulu ketika dirinya masih kecil, pamannya
terlihat seperti orang biasa namun itu mungkin karena dia hanya menyembunyikan sifat
aslinya. Sekrupnya lepas selama petualangannya?
(TLer: ungkapan yang menyiratkan kalo dia nih dah nggak kek orang normal)

Dia hanya punya satu solusi untuk masalah yang tak dapat dirinya pahami - meskipun ini
bukan sesuatu yang Tuhan inginkan - yaitu berdoa. Selain itu, tidak ada yang bisa dia
lakukan untuk itu.

        Pamannya merupakan tipe seseorang yang bersikap jujur dan sopan ketika bertemu
seseorang untuk pertama kalinya. Dia juga tipe seseorang yang melontarkan kalimat klise
seperti, "jika kau merindukan seorang pahlawan, maka tugas pahlawanlah untuk
mengabulkan keinginanmu."
(TLer: hilih kintil)

        Dia hanya bisa berharap pamannya akan melakukan hal yang sama kali ini.

        Lakyus dan kawan-kawan tiba di penginapan tempat mereka diminta datangi.

        Bisnis di sekitar sini sepertinya cukup buruk dan tempat itu terlihat kumuh.

        Pintu-pintu penginapan dibuat dengan bagus dan sangat kokoh.

        Tepat setelah Lakyus mendorong pintu hingga terbuka, Tia dan Tina mengetuk
pinggangnya dua kali.
        Itu merupakan sinyal baginya untuk waspada. Mereka pasti menyadari sesuatu.

        Di seberang pintu merupakan meja resepsionis namun mereka tidak bisa melihat
tanda-tanda bar sedang dijalankan di sini.

        Itu menyiratkan tempat ini cukup terpencil sehingga tempat ini tidak dapat beroperasi
sebagai sebuah bar, tetapi hanya sebagai sebuah penginapan.

        Lakyus merasa semua orang telah beralih mode karena keseraman tempat ini. Mereka
siap untuk pecahnya pertempuran kapan saja.

        Lakyus berbicara kepada pria yang menyendiri di belakang meja.

        "... Kami Blue Roses, di sini untuk bertemu dengan klien kami."

        "Pergilah ke ruangan 301. Tuan Azuth dari Red Drop sudah ada di sana."

        Apakah dia benar-benar di sini? Sudah waktunya untuk mencari tahu.

        Lakyus mengucapkan terima kasih dan segera menaiki tangga di sebelah.

        Penginapan itu sangat sunyi. Mereka tidak berpapasan dengan orang lain sepanjang
langkahnya di sana, juga tidak mendengar suara apa pun. Apakah itu karena dindingnya
memiliki sifat isolasi suara yang mengagumkan atau apakah karena penginapan itu benar-
benar kosong?

        Kelompok itu mencapai lantai tiga dan ternyata jumlah ruangan di lantai itu sangat
sedikit. Ruangan-ruangan di lantai ini mungkin sangat besar.

        Lakyus mengetuk pintu yang memiliki tanda bertuliskan 301.

        "Paman, aku Lakyus!"

        Setelah memfokuskan telinganya, dia samar-samar mendengar suara seorang pria di


sisi lain pintu berkata, "masuk." Volume suaranya begitu rendah sehingga dia tidak bisa
memastikan apakah itu suara pamannya atau bukan.

        Setelah memblokir Tia dan Tina, Lakyus mendorong membuka pintu sendiri.

        Interior ruangan itu sangat berbeda dari eksteriornya.


        Ruangan itu dipenuhi dengan meja kursi yang indah dan kokoh, jauh lebih mewah dari
penginapan Lakyus. Sejujurnya, itu membuatnya gelisah. Penginapan ini sangat
mencurigakan.

        Mereka bahkan belum selesai mengamati seluruh ruangan ketika sebuah suara
diarahkan pada Lakyus.

        “Ah, Lakyus! Lama tidak bertemu!"

        "Paman ..."

        Itu memang suara pamannya.

        Lakyus dengan paksa membanting pintu hingga menutup asal suara pamannya.

        "A-apa yang terjadi, Lakyus?"

        Gagaran merupakan yang pertama berbicara.

        Semua orang pasti sudah mendengar suara pamannya. Sulit baginya untuk
mengatakan tidak ada yang terjadi setelah kejadian itu.

        "Kawan, aku merasa harus bertemu dengan pamanku sendirian."

        "Gadis ini ... Apa kau serius mengatakan hal seperti itu bahkan setelah kami datang
jauh-jauh ke sini."

        Suara Evileye yang tercengang sudah bisa diduga.

        Lakyus melihat ekspresi semua orang. Evileye telah mengatakannya sebagai


perwakilan mereka, dia bisa mengatakan mereka semua memiliki pemikiran yang sama dari
masing-masing ekspresinya.

        Maka-

        "Huh, kawan. Biarkan aku menjelaskannya. Pamanku merupakan seseorang yang


aneh."

        "... Pemimpin Red Drop?"


        Lakyus memasang ekspresi tegas seperti yang diharapkan dari seorang pemimpin dan
mengangguk setelah mendengar apa yang dikatakan Tina, dia kemudian melihat ke arah
yang lain. Mereka bingung, tetapi sudah lama mengenal Lakyus, mereka mengetahui
dirinya berkata jujur. Setelah dia mengurai itu dari ekspresi mereka, Lakyus membuka pintu
lagi.

        Ada sofa beludru mengkilap di ruangan itu.

        Di atasnya duduk seorang pria, seorang pria yang dikenalnya dengan baik - yaitu
Azuth Aindra.

        Tubuh bagian atasnya benar-benar terbuka, seseorang dapat dengan jelas melihat
perutnya yang kencang dan ototnya yang mengembang. Ini bukanlah penampilan yang
tepat untuk seseorang yang akan menemui kliennya, tetapi itu bukan alasan mengapa
Lakyus menghentikan teman-temannya untuk maju.

        Di atas tubuh Azuth, di sebelah kiri dan kanannya, ada dua wanita setengah telanjang
yang memeluk dirinya.

        Tidak, mereka tidak bisa disebut setengah telanjang. Dada menggairahkan mereka
sepenuhnya terbuka dan meskipun mereka mengenakan pakaian dalam, itu cuma tali yang
nyaris tidak menutupi apa pun.

        Dari penampilan mereka, mereka terlihat seperti pelacur kelas atas.

        Pakaian erotis yang kemungkinan dilepaskan beberapa saat yang lalu berserakan di
lantai. Azuth memegang kedua wanita di masing-masing lengannya, tangannya terjepit di
payudara mereka, menggosok-gosok mereka.

        “Paman ... keponakanmu dipanggil ke sini oleh klien yang sama. Tidak bisakah kau
menyambutku dengan cara yang lebih tepat?" Ucap Lakyus.

        Namun, tangan Azuth tidak meninggalkan payudara wanita-wanita itu saat dia terus
meremasnya tanpa banyak mempedulikannya. Para wanita sepertinya benar-benar tidak
keberatan dengan kelompok Lakyus tetapi hanya tanpa sadar melanjutkan dengan erangan
lembut mereka.

        Sikap ini jujur saja membuat Lakyus sedikit marah. Jika para wanita ini dipesan oleh
klien mereka, Lakyus ingin berbicara dengan mereka.
        “Naaah, kupikir kalian akan datang agak lama lagi. Uhh, akupun sebenarnya tidak
melakukannya di tempat tidur, jadi mengapa itu penting?”

        "Tentu saja itu penting!" Lakyus tidak repot-repot berbalik untuk memeriksa ekspresi
temannya.

        "...Benarkah?" Ekspresi Azuth kebingungan, namun dia tidak berhenti menggosok-


gosok para wanita. “Cara berpikirmu terlalu tidak fleksibel!" Sudah menjadi sifat setiap pria
menginginkan bercinta dengan wanita cantik. Anak-anakku juga mungkin akan dilahirkan
dengan hadiah yang sama. Apa kau tak tahu, sangatlah penting untuk memastikan
keturunan kita terus berlanjut kan?"

        "Hmmm, meskipun kau sudah dewasa, mentalitas seperti ini masih tertanam dalam
hatimu?"

        Setelah mendengar apa yang dikatakan Evileye, Azuth memasang ekspresi tidak
senang dan menatapnya. Meskipun mereka bisa merasakan tekanan dari pandangannya
sendiri, tidak ada Blue Roses yang mundur. Bagi Evileye, rasanya seperti angin sepoi-
sepoi. Dia melanjutkan,

        "...Huh. Dari ekspresimu sendiri aku tahu itu tepat sasaran. Mereka memanggilmu
pahlawan, tetapi kau tidak berbeda dengan anak-anak. Sebenarnya, mungkinkah alasan
mengapa kau meninggalkan statusmu sebagai seorang bangsawan dan memilih hidup
sebagai seorang petualang justru karena sifatmu yang seperti itu...? Bagaimanapun, ini
bukan sikap untuk menerima klienmu. Nona-nona, pergilah.”

        “—Apa-apaan dengan anak ini?”

        Wanita yang berbaring di sebelah kanan menatap Evileye.

        “Huh, sungguh merepotkan. Hei, Aindra... Apakah ruangan di sebelah situ masih
kosong?”

        Evileye menunjuk ke arah pintu yang bukan diarah koridor.

        "Ahhh. Itu kamar tidur, aku sudah memeriksanya.”

        "Begitukah? Lalu suruh mereka ke sana."

        “Ada apa dengan anak ini? Apa yang dia coba lakukan?" Wanita di sebelah kiri itu
menatap Evileye dengan ekspresi marah. "Saat ini jangan bertingkah sombong dan sok
kuat, kau hanya anak nakal yang bahkan tidak berani menunjukkan wajahmu."

        "...huh. [ Charm Person ]. Pergilah."

        "Ah, ya. Saya mengerti.”

        Wanita di sebelah kiri segera berdiri, membuat wanita di sebelah kanan merubah
ekspresinya menjadi terkejut dengan mulut terbuka lebar—
        "Kau juga. Jangan lupakan pakaian kalian di lantai.”

        Sebelum wanita itu bisa menjawab, [ Charm Person ]-nya sudah dilemparkan. Para
wanita patuh berjalan menuju kamar di dekat mereka.

        Azuth cemberut dan mengangkat bahunya. Dari sudut pandang seorang petualang,
apa yang telah dilakukan Evileye tidak berbeda dengan seseorang yang menarik pedang
mereka, namun dia kelihatannya tidak menyalahkannya karena hal itu. Meskipun dia tidak
mau mengakuinya, Evileye kelihatannya cukup toleran dalam hal itu.

        "Siapa mereka?"

        “Kami dahulu dilatih untuk melakukan sesuatu seperti itu juga. Wanita yang tidak
berbakat dalam kekuatan mentah atau bakat misterius hanya bisa menggunakan senjata
feminitas mereka. Meskipun Gagaran tidak bisa dihitung, aku masih akan menjelaskan
metode mereka. Pertama-"

        Evileye mengabaikan penjelasan Tia dan berbicara kepada Lakyus sebagai gantinya.

        “Akan merepotkan jika itu tidak dilakukan. Yah, aku tidak akan mengganggumu
dengan topik ini lagi. Tanyakan saja apa yang kau inginkan.”

        “Terima kasih, Evileye. Sekarang ... haaaah ..." dia sudah kelelahan sebelum dia
mengucapkan sepatah kata pun, "Lalu, paman, klien kita kali ini sangat mencurigakan.
Siapa mereka?"

        "Hmm? Oy oy, kau datang ke sini tanpa mengetahui tentang mereka? Hmm, mereka
seseorang dengan latar belakang organisasi besar, mungkin.”

        "Mungkin? Omong-omong, apakah mereka seseorang yang kau kenal?"

        “Aku belum pernah menemui mereka secara langsung. Jika mereka memiliki sopan
santun, mereka akan memberitahuku nama mereka. Hmmm, jika mereka bermaksud
menyembunyikan identitas mereka, maka—" Azuth tersenyum, "mereka pasti seseorang
yang mencurigakan. Jadi, apa yang akan kau rencanakan?”

        "Apa maksudmu dengan apa yang aku rencanakan?"

        "Jika kalian ingin pergi— tinggalkan tempat ini, kau bisa menggunakan jalan yang
sudah aku rencanakan."

        "Kami tidak bermaksud pergi."


        Lakyus merasakan pandangan semua orang padanya.

        "... Pfff. Pikirkan itu. Tentara Sorcerer King telah membunuh setiap penduduk sipil di
sepanjang jalan menuju ke sini dan juga meruntuhkan kota-kota. Untuk berpikir jika ibukota
akan berbeda, bukankah kau terlalu naif?"

        "Kalau begitu, paman, mari kita bertarung bersama!"

"Tidak mungkin. Karena aku tidak mengkonfirmasi kekuatannya secara langsung, aku tidak
bisa mengatakan dengan pasti. Tapi jika rumornya benar, aku— kita tidak bisa menang
melawan pria itu. Hanya monster yang bisa melawan monster itu, tidaklah bijaksana
seorang manusia untuk menanganinya."

        Azuth menghela nafas dengan lelah. Lakyus belum pernah melihat pamannya seperti
ini.

        “... Aku tahu ini buang-buang waktu, itu sebabnya aku tidak membawa sisa tim. Aku
juga menyuruh saudaraku untuk melarikan diri.”

        "Tapi ... tidak ada yang melakukannya kan?"

        "Haaah. Banyak sekali ... idiot. Tetapi, dia memang menempatkan anaknya di bawah
pengawasanku. Mereka dibawa oleh teman-temanku menuju Council-State dan mungkin
sudah sampai di sana."

        Sama seperti emosi yang rumit muncul dalam hati Lakyus, Tia dengan gugup berkata,
"bos". Pada saat yang sama, suara seorang pria datang dari koridor, "Kalian semua tepat
waktu!"

        Tiga orang yang berdiri di dekat pintu, Tia, Tina, dan Gagaran, terlihat terdorong oleh
kekuatan tak terlihat ke dalam ruangan. Seorang pria dan seorang wanita mengikuti
mereka.

        Orang terdepan yang berjalan masuk merupakan seorang pemuda.

        Sepuluh jarinya dihasi cincin. Senyum lembut bersinar dari wajahnya.

        Di belakangnya merupakan wanita yang terlihat kelelahan. Pakaiannya longgar dan


dia berjalan dengan cara yang mengatakan dirinya tidak ingin berjalan sedikitpun. Sebuah
topi yang luar biasa besarnya berada di kepalanya, menutupi sebagian besar wajahnya.
(TLer: kemungkinan topi witch)

        Lakyus meningkatkan kewaspadaannya.


        Teman-temannya ditekan pada tingkat biologis - yaitu, dari kekuatan mentah saja.
Kedua pengunjung itu mampu membuat Lakyus, petualang peringkat Adamantite yang
terkenal di dunia merasakan ketakutan yang tak bisa di ungkapkan.

        Namun, begitu seseorang di belakang mereka muncul, suasananya berubah lebih dari
sebelumnya.

        Tubuh raksasa pria itu perlahan menyelinap masuk ke dalam ruangan. Panampilannya
layaknya barbarian pemakai kampak. Tekanan kuat dan luar biasa berasal darinya yang
membuat mereka merasa seolah-olah ruangan di sekitar mereka terdistorsi.

        Kedua orang di depan mereka memang kuat.

        Tetapi, pria itu jauh lebih kuat dari mereka berdua.

        Lakyus tidak bisa bergerak, seolah-olah dia sedang mati lemas.

        Sebagai petualang peringkat Adamantite, dia telah mengalahkan banyak monster dan
demihuman kuat namun mereka semua tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pria
ini. Dia bahkan mungkin lebih kuat dari iblis pemakai tengkorak yang muncul selama
serangan Jaldabaoth.
(TLer: yang dilawan ama Lakyus & Gazef)

        Pria itu mungkin merupakan pengawal dari keduanya.


        Seseorang sekuat mereka, jika mereka bukan milik organisasi manapun, pasti akan
menyebabkan tersebarnya desas-desus tentang mereka. Jika itu masalahnya, apa yang
ada di belakang mereka pastilah sebuah organisasi tingkat nasional yang sangat besar
untuk dapat menyembunyikan informasi tentang mereka sepenuhnya.

        "...Keputusan kita benar untuk membawa perlengkapan."

        "... setiap orang dari mereka lebih kuat dari kita."

        "Haaah. Aku tidak ingat pernah mendengar tentang orang-orang seperti mereka di
dalam Kingdom.”

        “Oy oy oy, kau sudah terlambat jadi jangan berkeliling menyebarkan aura berbahaya
itu. Apakah manajemen menyuruhmu melakukannya? Lakukan sesuatu yang
membosankan ini?”

        Azuth mengejek keberatan pada wanita itu,

        “Untuk membawa pelacur, benar-benar mengesankan, pak tua. Ini bukan hotel cinta~”

        Azuth langsung membalasnya,

        "Hmph, tempat ini merupakan alasan tepat mengapa aku memanggil mereka, aku
ingin kalian semua menjadi jijik sepertiku."

        "Che-" Wanita itu menggertakkan giginya saat dia membuat ekspresi yang sulit untuk
dilihat.

        Dia tidak keberatan dengan apa yang dikatakan Azuth, artinya penginapan ini
memang terhubung dengan mereka. Hanya ada dua kerajaan yang memiliki kemampuan
untuk mendirikan organisasi tingkat nasional. Salah satunya Council-State, satu lagi
Tehocracy.

        Yang terakhir jauh lebih mungkin.

        "Baiklah, jika kalian semua akan mengakhiri ini sekarang, aku akan sangat senang."

        "Quie-chan ... huh, Quie-chan yang memimpin kali ini jadi aku akan
mendengarkanmu."
(TLer: Quiesce, saudara Clementine)
        Setelah dimarahi oleh pria itu, wanita itu memaksa dirinya untuk mengangkat bahu
dan mengangguk.

        "Azuth-sama benar sekali. Anda meluangkan waktu anda yang sibuk untuk bertemu
dengan kami namun kami malah datang terakhir. Saya meminta maaf kepada kalian orang-
orang terhormat sekalian."

        "Hmph.".

----------------------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 3 - Part 4

Translator: Sai Kuze

Chapter 3 - Raja Terakhir

       Azuth mencibir sedikit, namun senyum pria itu tidak pernah goyah.

        "Maka, maaf atas keterusterangan saya - mari kita bahas topiknya, Azuth Aindra-sama
dan anggota Blue Rose yang hadir,"

        Lakyus menyipitkan matanya.

        Pamannya telah meninggalkan gelarnya sebagai seorang bangsawan, tetapi karena


dia masih mempertahankan gelar sebagai knight kehormatan, etiket yang tepat harusnya
dirinya disebut dengan nama lengkapnya. Namun, Azuth merupakan tipe yang tidak suka
dipanggil dengan nama lengkapnya.

        Mereka yang bertemu dengannya untuk pertama kali dan ingin membangun hubungan
baik akan jatuh ke dalam perangkap ini.
        Namun pria ini, berhasil menghindarinya. Ini berarti pria ini telah melakukan
penyelidikan menyeluruh, tidak, mungkin lebih akurat untuk dikatakan orang-orang di
belakang pria ini yang telah melakukan penyelidikan.

        “Lakyus Alvein Dale Aindra-sama. Evileye-sama. Tia-sama. Tina-sama. Gagaran-


sama. Kami di sini bermaksud membujuk kalian untuk bergabung dengan pihak kami.
Meskipun berjuang sampai nafas terakhirmu di sini merupakan pilihan yang terhormat, kami
memohon semua orang di sini untuk mempertimbangkan masa depan.”

        "Ugh. Orang yang tidak sopan. Jadi, kerajaan mana yang mengirimmu?”

        “Tidak masalah dari kerajaan mana kami berasal. Ini semua hanyalah—“

        Tiba-tiba, sebuah tangan muncul dari belakang wanita itu dan menutup mulutnya.

        "Tidak mungkin!"

        Tia dan Tina menarik senjata mereka karena terkejut.

        Di belakang wanita itu berdiri seorang pria mengenakan pakaian aneh. Seluruh
tubuhnya, termasuk wajah dan tangannya, tertutup. Plate logam melapisi pakaiannya agar
pertahanannya lebih baik.

        "Tidak bagus, dia assassin di luar liga kita."

        "Tidak bagus, dia jauh lebih kuat dari kita."

        Keduanya merupakan assassin terkuat - paling ganas - yang diketahui Lakyus, tetapi
pria ini lebih kuat dari mereka berdua.

        "Tolong jangan khawatir dan tolong sarungkan senjata kalian. Jika tujuan kami adalah
kematian kalian, kami tidak akan memperkenalkan diri dengan metode sepele seperti itu."

        Pria itu benar. Untuk memasuki ruangan ini dengan cara yang tidak bisa dideteksi oleh
para petualang berperingkat Adamantite itu termasuk penggunaan kemampuan yang
mampu sepenuhnya menyembunyikan diri sendiri. Mengungkap diri dengan cara bodoh
seperti itu menyiratkan dirinya tidak ada di sana untuk membunuh mereka.        
        Atau mungkin ini juga bagian dari strategi mereka. Mereka mengingatkan para
petualang Kingdom jika tidak bergabung dengan pihak mereka, assassin yang luar biasa
kapanpun dapat menghabisi para petualang Kingdom di ruangan ini.

        "Juga, untuk masalah ucapan teman saya yang sedikit tidak pantas, saya benar-benar
meminta ma—"

        “—Oy oy. Apa gunanya kalian menyembunyikan kenyataan itu? Kalian berasal dari
Theocracy kan?”

        "Apakah mereka benar-benar dari Theocracy...? Aku tidak percaya orang-orang


seperti ini ada di sana.”

        Kata Evileye yang terkejut. Lakyus sama terkejutnya.

        Mereka telah bertarung melawan unit yang membakar desa demihuman di masa lalu
dan mereka kuat. Terutama kapten unit itu, yang lebih kuat dari Lakyus pada waktu itu.
Namun, tidak ada seorang pun dari unit itu yang sekuat orang-orang di depan mereka.

        "Kau tidak tahu? Kupikir kalian setidaknya telah mendengar desas-desus tentang
mereka... mereka merupakan kebanggaan Theocracy, unit pahlawan mereka, Black
Scripture. Kemungkinan mereka semua telah mencapai ranah para pahlawan.”

        Azuth melihat ke arah barbarian.

        Pria itu memasang senyum yang seharusnya dimiliki binatang buas sebelum dia
memakan mangsanya.

        "Hahahaha ... Sepertinya kau tahu sedikit tentang kami. Tapi, tidakkah kau juga
memilikinya? Seseorang sepertiku, atau bahkan lebih kuat dariku?" Dia menunjuk ke arah
Evileye, “Evileye dari Blue Rose. Kau seseorang yang sulit dihadapi.”

        Namun sikapnya tidaklah seperti mengakui kekalahan, melainkan, ekspresinya


mengatakan kepada mereka dirinya memandang Evileye setara dengannya.

        "... Hmph. Ada orang yang lebih kuat dariku ... Hmm ... selain iblis, dari semua
manusia dan demihuman, hanya Momon-sama yang lebih kuat."

        "Hanya Momon? Hmmm…"


        Si barbarian bergumam pada dirinya sendiri sementara senyum tipis terbentuk di
wajahnya, dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

        "Sekali lagi kutanya. Orang-orang dari unit rahasia Theocracy. Kenapa kalian tidak
bertarung bersama kami melawan Sorcerer King?”

        "Mungkin wanita itu juga... tidak, itu ..." Evileye terus bergumam pada dirinya sendiri,
tetapi Azuth mengabaikannya dan bertanya pada pria itu, yang menjawab dengan
senyumnya yang tak tergoyahkan.

        “Menerima undangan dari kalian para orang-orang terhormat merupakan suatu


kehormatan bagi kami semua. Namun, kami berada di sini dalam misi kilat untuk
meyakinkan kalian para orang-orang terhormat untuk bergabung dengan kami. Itulah
sebabnya kami hanya dapat memilih untuk secara seremonial menolak saran anda.
Lagipula, tentara yang berpartisipasi dalam pertempuran karena keinginan egois mereka
sendiri hanya akan membahayakan organisasi mereka.”

        “Mencoba menggunakan perintahmu sebagai kambing hitam, begitu ya. Tetap saja,
aku tertarik untuk mendengar pendapat pribadi kalian.”

        "Sungguh membosankan - Bukankah banyak hal yang lebih sederhana jika kita hanya
mengikuti perintah atasan kita?"

        Kata wanita yang kesal itu. Senyum pria itu memudar ketika digantikan dengan
ekspresi bermasalah.

        "Aku bertaruh kau merupakan tipe orang yang menganggap proses berpikirmu sendiri
itu menyebalkan."

        “Itu benar. Selama aku menjalankan perintahku, tanggung jawab untuk itu akan selalu
menjadi tanggung jawab atasanku. Terlalu menjengkelkan untuk memikul tanggung jawab
sendiri, jadi aku tidak peduli dengan itu. Aku cukup pandai dalam mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain, aku bahkan menerima pujian untuk itu~”

        "Mereka tidak memujimu."

        Si barbarian berbisik seperti gumaman.

        "Hehe. Lalu, Aindra-sama ... maaf. Azuth-sama, kami mengerti apa yang anda
maksud. Jadi, bagaimana dengan anggota Blue Rose?”
        "Sebelum itu, bisakah kami mengajukan pertanyaan? Bagaimana kami bisa melarikan
diri dari sini?"

        "Saya akan memberitahu kalian  caranya setelah kalian bergabung dengan kami.
Ngomong-ngomong, kami telah memperluas tawaran ini ke banyak kelompok petualang
lainnya dan mereka semua telah menerimanya. Kelompok-kelompok itu telah dipindahkan
ke lokasi yang lebih aman agar tidak terlibat.”

        "... Oy. Apakah kalian menggunakan kekerasan atau ancaman untuk memaksa
mereka bergabung padamu?"

        Seperti yang dikatakan Gagaran, jika seseorang sekuat mereka mengancam orang
lain, akan sulit bagi mereka untuk menolak.

        “Dari lubuk hati kami yang terdalam, kami sangat menginginkan berkawan dengan
kalian semua. Ini merupakan kerja sama untuk masa depan kita - untuk masa depan umat
manusia.”

        Pria itu sepertinya tidak berbohong sama sekali, kepribadiannya mungkin merupakan
alasan mengapa dirinya terpilih menjadi negosiator.

        "...Aku menolak."

        Lakyus bahkan tidak punya waktu untuk meminta pendapat orang lain sebelum
Gagaran menjawab.

        "Tidak perlu untuk 'aku' ... kami semua akan mengikuti keputusan pemimpin."

        Teman-temannya mulai mengangguk setuju setelah mendengar apa yang dikatakan


Gagaran.

        "Benarkah…? Sepertinya tidak ada yang bisa saya katakan akan mempengaruhi
pendapat kalian. Sepertinya saya kehabisan pilihan.”

        Pria itu menerima penolakan mereka dengan santai. Lakyus menurunkan postur
tubuhnya kalau-kalau dia terpaksa bertarung.

        Setelah melihat apa yang telah dilakukan Lakyus, pria itu tersenyum masam.
        "Tolong, tidak perlu khawatir, Lakyus-sama. Kami tidak berencana menggunakan
kekerasan. Kami berharap semua orang di sini bisa membalas dendam kepada mereka
yang telah dibunuh Sorcerer King. Kami telah meninggalkan bayaran untuk permintaan ini
di meja resepsionis, mohon diterima sebelum anda kembali. Maka - kami akan berada di
jalan kami."

        Setelah pria itu memberi perintah, orang-orang Theocracy mulai berjalan menuju pintu
keluar. Sepertinya semuanya telah selesai dengan damai. Tepat ketika Lakyus menghela
nafas lega, Azuth memanggil pria itu,

        "Oy, ngomong-ngomong ... Tuan yang bernama Rufus atau Roof-Ass, apakah dia
masih baik-baik saja?"

        "Ru ...? Saya sangat menyesal. Kerajaan kami mencakup wilayah yang luas maka dari
itu saya tidak mengetahui siapa yang anda maksud... Jika anda bisa sedikit lebih spesifik—"

        “—Ah, benarkah begitu. Kukira itu wajar bagi orang-orang di peringkatmu untuk tidak
mengenal namanya. Jadi, bagaimana kalian biasanya mengatasi undead itu? Milord atau
sesuatu?"

        Setiap anggota Black Scripture terpana dan kemudian dipenuhi dengan kebencian.
Seluruh ruangan tiba-tiba dipenuhi dengan aura haus darah yang membuat mereka merasa
seolah-olah pertempuran akan pecah kapan saja. Pria itu merupakan yang pertama
bergerak.

        Dia mengulurkan kedua tangannya untuk menghentikan orang-orang di belakangnya.

        “Quie-chan. Kenapa? Apakah kita tidak membunuh mereka?"

        Pria itu menatap Azuth dengan mata dingin dan tidak bergerak dan dengan tenang
menjawab wanita itu,

        "Dia menggertak. Jangan bertindak atas kemauanmu sendiri. Ini perintah." Nafsu haus
darah yang terpancar dari mereka menghilang secepat kemunculannya. Tatapan bermata
dingin pria itu tetap pada Azuth, "... meskipun saya sangat ingin tahu sejauh mana
pengetahuan anda tentang masalah ini... Saya akan melaporkan ini kepada atasan saya.
Semuanya, ini saatnya bagi kita untuk pergi.”
        Para anggota Black Scripture tidak menurunkan kewaspadaan ketika mereka berjalan
keluar ruangan tetapi mempertahankan sikap jika kelompok Lakyus akan mengambil
tindakan apa pun, mereka akan membalas dengan cara yang sama.

        Setelah beberapa saat, sesudah Lakyus yakin Black Scripture telah pergi, dia mulai
mengomel pada Azuth.

        "Paman ... kau yang terlemah dari kita semua. Tolong berhenti memprovokasi orang
lain."

"Hah ...? Memang, itu cukup berbahaya. Aku tidak berharap mereka memusuhi kita sampai
sejauh itu. Jika bukan karena lelaki dengan senyum palsu itu, aku pasti sudah mati. Mereka
mungkin sedang memikirkan sesuatu, 'daripada mengotori tangan kita sendiri, itu akan
lebih bermanfaat jika kita membiarkan Sorcerer King mendapatkan isinya terlebih dahulu
sebelum sebelum mengambil bagian kita' atau sesuatu seperti itu. Meski aku ragu kita
layak mendapat pertimbangan semacam itu.”

        Lakyus dengan sengaja mengarahkan keluhannya ke arah Azuth, yang tertawa keras.

        Benarkah itu masalahnya?

        Pamannya mengungkapkan kepada Black Scripture dirinya memiliki semacam


informasi penting tentang Theocracy, tidak akan aneh bagi mereka untuk membunuhnya
supaya mencegah informasi itu masuk ke tangan Sorcerer King. Kemungkinan hasil lainnya
adalah mereka menculiknya untuk menginterogasinya atau menggunakan sihir yang bisa
mengeluarkan informasi itu dari dirinya.

        Akar permasalahannya adalah mengapa pamannya membiarkan Theocracy


mengetahui dirinya memiliki informasi semacam itu. Jika dia tidak melakukannya,
percakapan itu akan berakhir dengan tidak ada lagi yang terjadi.

        Kenapa dia sengaja meresikokan dirinya sendiri?

        Azuth bukanlah seseorang yang tidak bisa melihat suatu rencana yang lebih besar.
Karena memang itu masalahnya, pasti ada sesuatu di balik layar yang tidak diketahui
Lakyus.

        Dia tidak akan mendapat jawaban dari memikirkannya sendiri. Lakyus menghentikan
kereta pikiran yang tidak berguna itu.

        "Demi Tuhan... Jadi, apa yang paman rencanakan selanjutnya?"

        "Hah? Aku berencana untuk menunggu sampai pasukan Sorcerer King menuju ke sini.
Anak laki-laki besar di sana sepertinya berencana mengirim tentara ke wilayah tetangga
untuk membuat pasukan. Sejujurnya, aku tidak berpikir mereka memiliki kesempatan untuk
menang. Sorcerer King dan bawahannya akan datang ke sini cepat atau lambat... kau tidak
cukup kuat untuk bertukar pukulan dengannya, lari saja.”

        Dia telah memperjelas niatnya.

        "Meski begitu, aku tidak akan meninggalkan kota ini untuk melarikan diri. Paman..."

        Jika ada sesuatu yang bisa mengalahkan Sorcerer King, itu bukan serangan tentara,
melainkan tikaman seorang assassin. Justru karena itu, Lakyus harus mengepalkan giginya
dan hanya menyaksikan gelombang manusia dikirim untuk bertahan melawan serangan
Sorcerer King.

        "Jika kau ingin mengundangku untuk bertarung bersamamu, aku menolak. Aku punya
rencana sendiri."

        "Benarkah?"

        "Ya. Aku akan melakukan yang terbaik, dan kau harus melakukan yang terbaik.
Namun, demi keponakan manisku, aku akan mengulanginya lagi. Yang terbaik bagi kalian
semua adalah melarikan diri. Kalian semua bukan apa-apa di hadapan kekuatan Sorcerer
King.”

        “... hmph, apa artinya itu? Apakah kau mencoba mengatakan  peluang
kemenanganmu lebih tinggi dari kami?"

        Menghadapi pertanyaan Evileye, Azuth tertawa seolah dia tidak punya jawaban untuk
itu.

        “Memang, bahkan aku tidak bisa menang melawan Sorcerer King. Aku hanyalah
manusia biasa. Tapi, bahkan jika Sorcerer King mengepung seluruh ibukota, aku sendiri
masih bisa melarikan diri.”

        Azuth berdiri.

        "Baiklah, aku akan pergi ke ruangan lain untuk menggerakan pinggulku, apa yang
akan kalian lakukan?"
(TLer: Ngentot terossssss)

        Lakyus menyadari apa yang dimaksud pamannya dan mengerutkan alisnya.


        “Kami akan kembali. Lagipula, masih ada sesuatu yang perlu kami persiapkan.”

        Lakyus mengucapkan selamat tinggal pada pamannya dan menuruni tangga dengan
hati-hati bersama anggota kelompoknya yang lain. Mereka mengambil upah mereka di
lantai pertama dan meninggalkan penginapan. Black Scripture tak terdeteksi sedang
menunggu melakukan penyergarapan.

----------

        Pada jarak yang jauh dari ibukota yang rata-rata membutuhkan waktu tiga hari bagi
para pelancong untuk menyeberang, pasukan Sorcerous Kingdom sudah bisa terlihat.
Laporan ini mendarat di tangan Zanac. Untuk menerima serangan tentara Sorcerous
Kingdom, seluruh pasukan Kingdom telah dikerahkan di bawah komando Zanac.

        Di dataran yang berjarak sekitar setengah hari untuk mengerahkan pasukan keluar
dari ibukota, pasukan Kingdom telah membentuk formasi pertahanan awal setelah
menerima berita Sorcerus Kingdom sedang menyerbu dari barat. Menurut rencana
pertempuran mereka, mereka harus menunggu pasukan Sorcerus Kingdom di sana.

        Formasi pertahanan awal disusun disepanjang jalan yang akan pasukan Sorcerous
Kingdom lalui. Jika pasukan Sorcerous Kingdom melanjutkan lintasan lurus mereka saat ini,
ini akan menjadi yang paling efektif. Namun, jika Sorcerous Kingdom mengubah arah
lintasan mereka, akan ada kebutuhan untuk membentuk formasi baru. Meskipun mereka
khawatir tentang kemungkinan itu, semua laporan menunjukkan Sorcerous Kingdom telah
bergerak langsung ke arah mereka. Sepertinya mereka tidak perlu khawatir tentang
kemungkinan itu menjadi kenyataan.

        Namun tidak ada yang bersukacita karenanya.

        Tentara Kingdom yang akan menghadapi pasukan Sorcerous Kingdom kali ini terdiri
dari retribusi dari para bangsawan tetangga, milisi ibukota, dan orang-orang berbadan
sehat yang direkrut dari para pengungsi. Tidak salah menyebut tentara ini sebagai harapan
terakhir Kingdom.

        Secara total, ada lebih dari 400.000 orang.


        Untuk membentuk pasukan sebesar itu merupakan sesuatu yang layak dipuji, namun
kenyataannya mereka merupakan sekumpulan orang yang tidak berguna di medan perang.
Tidak banyak yang memiliki peralatan layak, kebanyakan bersenjatakan pemukul.
(TLer: agak mendingan daripada pasukannya Philip)

        Bahkan di bawah situasi ini, semangat juang mereka tinggi. Namun, alasan untuk itu
murni karena mereka memiliki jiwa binatang yang terpojok. Mereka tahu sejauh mana
kekejaman yang ditunjukkan Sorcerous Kingdom dan karenanya mengangkat senjata
melalui kekuatan keinginan untuk melindungi apa yang mereka sayangi. Jika keberanian
mereka entah bagaimana hancur, pasukan Kingdom pasti akan segera runtuh.

        Ukuran pasukan merupakan sebuah senjata dan penyemangat pasukan itu sendiri,
barisan panjang tentara saja mengeluarkan tekanan luar biasa tanpa mereka melakukan
apa-apa. Jadi, untuk tujuan apa tentara Sorcerous Kingdom bergerak langsung menuju
pasukan dengan total 400.000 ini?

        Bahkan mereka yang tidak terlalu ahli dalam strategi pertempuran akan mengetahui
menghadapi pasukan sebesar itu bukanlah strategi terbaik. Bagi Sorcerous Kingdom,
strategi terbaik mereka merupakan 'tidak melakukan apa-apa'. Pasukan mereka seluruhnya
terdiri dari undead, yang tidak memerlukan perlengkapan sama sekali. Sebagai
perbandingan, kekuatan 400.000 Kingdom itu mirip dengan binatang raksasa namun
kelaparan. Selama pasukan Sorcerous Kingdom berhasil mengepung seluruh musuhnya
dan memberikan tekanan ke dalam, binatang raksasa ini akan segera mati karena
kelaparan.

        Namun pasukan Sorcerous Kingdom bergerak dalam lintasan lurus, menghancurkan


segala sesuatu di jalan mereka. Dia sangat mengetahui gambaran lebih besar kelicikan
Sorcerer King, maka sulit membayangkan mereka telah melakukannya benar-benar tanpa
tujuan.

        Sorcerous Kingdom sangat percaya diri pada kemenangan yang akan mereka raih.

        Untuk sesuatu seperti Sorcerous Kingdom, ini bukanlah perilaku ceroboh. Bagi mereka
yang bisa mengalahkan 200.000 pasukan dengan satu mantra, pasukan mereka ini bisa
dihancurkan hanya dengan menggunakan dua mantra.

        Tentu saja, Zanac, sebagai jenderal, tidak mau mempercayai itu bisa terjadi. Namun,
orang-orang, terutama bangsawan, yang mempercayai gagasan itu juga bukan minoritas.

        Dia mengerti mengapa mereka menyarankan agar pasukan mereka harus dipecah
menjadi kelompok-kelompok kecil. Meskipun mereka bisa kalah satu per satu, mereka juga
menghindari kemungkinan seluruh pasukan mereka dimusnahkan menggunakan satu
mantra.

        Tetapi mereka tidak bisa melakukan itu.

        Karena kekalahan telak yang mereka alami selama pertempuran di dataran Katze
serta invasi saat ini oleh Sorcerous Kingdom, tidak banyak bangsawan yang memiliki
keterampilan untuk memimpin sejumlah besar tentara dan kavaleri yang tersisa. Memecah
pasukan mereka tidak akan menciptakan pasukan yang lebih kecil, pasukan 400.000
tentara ini tiba-tiba akan berubah menjadi 400.000 rakyat jelata.

        Justru karena mereka memiliki banyak orang ini berkumpul - maka banyak kawan
seperjuangan - di satu sisi seseorang memiliki keberanian untuk menghadapi Sorcerous
Kingdom.     

        Saat ini mereka telah menjaga formasi ini selama dua hari.

        Banyak waktu telah dikorbankan untuk menyiapkan orang sebanyak ini.

        Setelah kedua belah pihak telah menyusun formasi mereka, pasukan Sorcerous
Kingdom telah mengambil sikap sombong yang mengatakan dengan keras dan jelas, "kami
memberi kalian cukup waktu untuk mempersiapkan diri".

        Pasukan mereka berjumlah sekitar 10.000, terdiri dari 3-4 jenis undead. Ini merupakan
angka yang sangat kecil di hadapan 400.000 orang. Namun, dalam hal kekuatan individu,
pasukan Sorcerous Kingdom tidak diragukan lagi memiliki keuntungan luar biasa dibanding
mereka.

        "Yang Mulia."

        "Aku tahu."

        Zanac memberi balasan segera kepada menteri urusan militer.

        Gerakan menteri kaku, hampir lucu kadang-kadang, karena tidak terbiasa dengan
armor yang dikenakannya. Tetapi, Zanac pun tak pantas mengatakannya.

        Dia mengenakan apa yang dulunya armor yang dikenakan Gazef, salah satu harta
Kingdom. Zanac tahu itu sama sekali tidak cocok untuknya, dia jauh dari kelas Gazef.

        Tapi, Zanac berterima kasih atas armor sihir ini.

        Beberapa hari terakhir ini, Zanac melangsingkan dirinya karena kebiasaan makannya
yang membuat stres. Jika bukan karena sifat enchant dari armor, dia harus meminta
blacksmith untuk menambah satu inci daerah pinggang armornya.

        "Bawa kudaku!"

        Sebuah kuda dibawa ke tenda besar Zanac oleh seorang knight yang mengikuti
perintahnya.
        Zanac butuh sedikit usaha untuk menaiki kuda kesayangannya, yang tidak terlihat
cocok untuk Zanac. Dia tidak membawa pengawal bersamanya saat dia berkuda dari tenda
dan menuju pasukan Sorcerous Kingdom.

        Bahkan jika dia membawa pengawal, jika Sorcerer King ingin membunuhnya,
pengawal akan sama sekali tidak berguna. Mereka sama sekali tidak bisa berfungsi
sebagai perisainya.

        Itulah mengapa mengendarai solo secara efektif menunjukkan keberanaiannya untuk


orang-orang yang melihat. Jika dia terbunuh saat mengendarai solo, itu akan merusak citra
publik Sorcerer King.

        {Pahlawan Re-Estize ... sebutan yang sangat bagus}

        Zanac mencapai titik tengah antara kedua pasukan tanpa hambatan sama sekali. Dia
mengaktifkan magic item untuk memperkuat suaranya.

        “Aku adalah pangeran Re-Estize Kingdom, Zanac Valleon Igana Ryle Vaiself! Aku
ingin berbicara dengan Yang Mulia Sorcerer King!!”

        Zanac tidak berencana untuk berperang melawan Sorcerer King. Banyak hal telah
sampai pada titik di mana itu sama sekali tidak berarti.

        Dia hanya ingin mencari tahu proses pemikiran seperti apa yang akan menuntun
Sorcerer King untuk melakukan apa yang telah dia lakukan.

----

        Ainz mengamati formasi garda depan pasukannya dari tenda terpal tiga sisi. Karena
kenyataannya pasukan Sorcerous Kingdom terdiri dari undead yang tidak membutuhkan
makanan, garda depan yang mereka bentuk jauh lebih kecil daripada yang dimiliki pasukan
konvensional.

        Dari perspektif obyektif, tidak perlu membangun garda depan sama sekali dan
beberapa orang bahkan menyarankan ini kepadanya. Namun, Ainz percaya menyusun
garda depan juga merupakan pengalaman berharga untuk didapatkan.

        Sebenarnya, dari beberapa formasi garda depan yang telah mereka bentuk, yang ada
di depannya saat ini jauh lebih kuat daripada yang mereka miliki di awal.
        Pada awalnya, formasi-formasi garda depan ini dibentuk dengan bantuan sihir Mare,
tetapi karena alasan tertentu, Mare telah terdegradasi untuk hanya menonton para tentara
membentuk formasi di sisi Ainz.

        Aura juga memperhatikan para tentara di sampingnya, tetapi kelihatannya dia hanya
mengamati pelayannya sendiri.

        Tidak masalah apakah itu garda depan atau tendanya, sihir selalu dapat menghasilkan
hasil dengan kualitas yang lebih tinggi. Namun, karena alasan yang sama seperti di atas,
Ainz telah memesan tenda ini yang saat ini digunakan sebagai markas bergerak mereka
untuk diangkut ke lokasi ini melalui sarana fisik.

        {Mungkin ide yang bagus untuk menyerahkan semua tugas teknik sipil di masa
mendatang pada Mare.}

        Di antara populasi Sorcerous Kingdom, ada banyak ras demihuman dan heteromorph
yang mahir menggali terowongan. Itu akan menjadi ide yang bagus untuk membuat mereka
bekerja dibawah Mare. Bisa dikatakan, Albedo atau orang lain mungkin juga punya ide ini
dan sudah mulai bertindak. Jika seseorang telah melakukannya, maka dokumentasi yang
relevan untuk ini seharusnya sudah dibaca oleh Ainz. Ada kebutuhan baginya untuk
menanyakan Albedo tentang hal ini secara tidak langsung nanti.  

        Apakah dia tak mau mengatakannya? Albedo, yang seharusnya bekerja keras untuk
membangun formasi, telah kembali dengan Cocytus.

        "Ainz-sama. Sepertinya manusia telah mengirim utusan. Bagaimana kita akan


menanggapinya?"

        “Bukan utusan untuk menyatakan dimulainya pertempuran? Siapkan pertemuan...


Siapkan minuman untuk menghormatinya juga."

        Ketika Albedo mulai menyiapkan meja, kursi, dan semacamnya, seorang pria yang
mengenakan full-plate armor dengan menunggang kuda memasuki garis pandang Ainz.

        Ainz mengenali armor yang dikenakan oleh pria itu.

        {Itu... SKupikir itu armor Gazef Stronoff. Apakah pria ini Vice-Warrior Captain? Dia
sangat berbeda dari deskripsi yang aku dengar.}

        Utusan itu berhenti di antara kedua pasukan dan mulai meneriakkan kata pengantar.
        “Aku adalah pangeran Re-Estize Kingdom, Zanac Valleon Igana Ryle Vaiself! Aku
ingin berbicara dengan Yang Mulia Sorcerer King!!”

        Dia bisa mendengarnya dengan jelas bahkan dari jarak ini. Dia pasti menggunakan
suatu jenis magic item.

        "Apa yang harus kita lakukan, Ainz-sama? Jika dia tidak di sini untuk menyatakan
dimulainya pertempuran maka itu akan membuang-buang waktu untuk berbicara
dengannya. Haruskah kita memulai pertempuran seperti ini?”

        "Tidak,. Albedo. Kita. Tidak. Bisa. Melakukan. Itu. Lawan.  Berkeinginan. Untuk.
Melakukan. Pertempuran. Akal. Dengan. Ainz. Sama,. Jika. Kita. Menolaknya. Itu. Akan.
Mencerminkan. Kesan. Negatif. Pada. Orang. Orang. Tentang. Kemurahan. Hati. Ainz.
Sama."

        "Seberapa besarnya nilai rumor itu?" Albedo mencibir, "Mereka semua sekumpulan
orang yang akan mati, memangnya darimana rumor itu bisa terdengar?"

        Ainz tidak terlalu tertarik pada pertempuran akal atau apa pun itu, pasti keluarga
kerajaan ini tidak akan kalah darinya dalam hal lain selain kecakapan tempur. Tetap saja-

        "Albedo. Sudahkah kau lupa? Tentang kemungkinan rumor itu bisa disebarkan melalui
sihir?”

        "... Saya benar-benar minta maaf."

        "Hmm ... kalau begitu aku akan pergi. Keluarga kerajaan dari musuh kita datang
sendiri. Jika aku tidak melakukan hal yang sama, itu tidak akan mencerminkan kebaikan
kita."

        "Apakah anda yakin itu akan baik-baik saja? Ainz-sama."

        "Aku tidak punya ide. Aura, jika aku dicuci otak atau pikiranku dikendalikan, kau harus
menggunakan World Class Item untuk melindungiku.”

        orld Class Item Ainz yang biasanya ada di penyimpanan Nazarick, jadi jika Aura
menggunakan [ Depiction of Nature and Society ] padanya, dia akan terperangkap di
dalamnya. Dengan cara ini, bahkan jika dia dicuci otak, mereka tidak bisa menculiknya
menggunakan teleportasi atau metode serupa lainnya.

        "Saya mengerti!"
        "Umu," Ainz menjawab Aura dan meninggalkan formasi menunggangi Soul Eater.
Perlu dicatat setelah Ainz berlatih menunggang kuda, dia terlihat cukup bagus saat
melakukannya. Namun, karena dia tidak terlalu ahli dalam hal itu, untuk mencegah
membuat kesalahan di depan dua pasukan, Ainz masih memilih untuk menunggangi Soul
Eater agar lebih aman.

        Pihak lain sedang menunggu Ainz di sebelah kudanya, maka Ainz pun turun dari Soul
Eater setelah tiba di tujuannya. Tidak peduli seberapa buruk ini akan terjadi padanya, Ainz
menguatkan dirinya untuk melakukan pada orang lain apa yang telah mereka lakukan
padanya.

        Lawannya merupakan seorang pria gemuk. Riasan wajah menutupi wajahnya untuk
menutupi lingkaran hitam di bawah matanya.

        “Senang bertemu denganmu, Yang Mulia Sorcerer King. Namaku Zanac Valleon Igana
Ryle Vaiself.”

        “Senang bertemu denganmu, aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Senang
bertemu denganmu. Lalu, berbicara sembari berdiri disini tidaklah menyenangkan." Ainz
mengucapkan mantra dua kali, menghasilkan dua singgasana hitam yang saling
berhadapan. Karena itu dibuat dengan sihir, kedua singgasana itu secara alami identik.

        “Meskipun itu keras dan terbuat dari logam, kita harus tetap duduk dulu. Bagaimana
perasaanmu tentang itu?"

        "Aku akan senang, Yang Mulia."

        Saat mereka berdua duduk di atas takhta, Ainz melemparkan mantra lain untuk
membuat meja hitam reflektif di antara mereka.

        Sementara Ainz mulai memberikan sihir pada saat mereka bertemu, Zanac terlihat
tidak waspada sama sekali. Sepertinya dia tidak memiliki niat untuk membunuh Ainz.

        Setelah itu, Ainz mengeluarkan dua cangkir dan sebuah wadah berisi es dari
inventrorynya.

        "Bagaimana dengan segelas air? Alkohol sepertinya kurang pantas mengingat situasi
kita saat ini, jadi bagaimana dengan jus jeruk...?”

        "Terima kasih banyak, Yang Mulia. Air mineral saja sudah cukup."

        "Sekarang, kita sudah siap untuk bicara. Lalu apa yang harus kita diskusikan?
Mungkin mengenai justifikasi invasi kami?"
        "Itu tidak perlu, Yang Mulia. Aku lebih tertarik pada alasan mengapa anda bersikeras
melakukan tindakan keji seperti itu? Mengapa anda menolak tawaran kami untuk
menyerah?"

        Itu merupakan pertanyaan alami baginya untuk tanyakan. Meskipun bagi Ainz,
alasannya jelas dan bisa dibenarkan, bagi mereka itu seperti pembantaian yang tidak
masuk akal.

        "Umu," Ainz mengangguk. Mengingat bagaimana keadaannya, tidak ada gunanya


menyembunyikan tujuan tersembunyinya lagi. Dia mulai mengekspos rencana Sorcerous
Kingdom pada Zanac.

        “Karena kami berada di posisi tidak mendapatkan apa-apa dari itu. Aku bermaksud
mengorbankan orang-orangmu sebagai contoh bagi dunia tentang apa yang akan terjadi
pada mereka jika mereka menentang Sorcerous Kingdom. Untuk itu, kalian semua akan
dimusnahkan dan Kingdom akan menjadi gunung abu. Gunung itu akan terus berfungsi
sebagai peringatan setelah berabad-abad, setelah ribuan tahun, tentang betapa bodohnya
tindakan untuk melawan Sorcerous Kingdom.”
(TLer: Tolong koreksi kalimat pertama, 'stood' disitu sepencarian saya artinya posisi)

        "... Anda sepertinya tidak bercanda."

        "Tentu saja tidak, aku hanya menyatakan apa yang akan terjadi."

        "Mengapa?"

        "Apa maksudmu?"

        Ainz tidak bisa membaca yang tersirat dari Zanac dan dengan demikian menjawab
dengan sebuah pertanyaan.

        “Yang Mulia Sorcerer King memiliki kekuatan yang sangat besar. Bahkan jika anda
tidak melakukan apa yang anda katakan, orang-orang di dunia akan tetap mengetahui
kekuatan anda yang luar biasa.” Zanac membasahi bibirnya, menelan seteguk air liur, dan
bertanya, "Mengapa anda menganggapnya seremeh ini?"

        "Remeh ya?"

        Zanac menegang karena kemungkinan dia membuat Ainz marah, tetapi Ainz tidak
marah sama sekali.
        "Apa tujuanmu?"

        Ainz menggerutu pada dirinya sendiri, "apa {tujuan} mu?"

        Di masa lalu, bagi Ainz— tidak, bagi Satoru, untuk bertemu dengan teman-teman yang
dimilikinya dalam game Yggdrasil merupakan contoh dari seluruh kehidupannya. Itu
merupakan kenangan yang luar biasa sehingga yang dia inginkan hanyalah bertemu
kembali dengan teman-temannya lagi.

        Ketika tombol shutdown game hendak ditekan, ketika semua ini dimaksudkan untuk
sia-sia, dia malah dipindahkan ke dunia ini.

        Penutupan server ternyata sama sekali bukan menjadi akhir,

        Tetapi sebaliknya, itu merupakan awal yang baru.

        NPC yang dibuat oleh teman-temannya mulai menunjukkan kehendak bebasnya. Dari
setiap gerakan mereka, dia bisa merasakan sisa-sisa mantan sahabatnya. Tidak, jujur saja,
kejutan yang dia alami pada awalnya sangat membingungkannya sehingga dia terus-
menerus mengkhawatirkan pengkhianatan mereka. Menengok ke belakang, itu merupakan
kebodohannya. Saat ini, dia tidak pernah mempertanyakan kesetiaan mereka lagi.

        Namun, sepertinya Ainz bukan satu-satunya yang dikirim ke dunia ini. Dia bisa melihat
jejak kaki yang ditinggalkan oleh player lain.

        Mungkin wajar untuknya menduga teman-temannya, orang-orang yang berbagi masa-


masa indah dengannya, bisa datang ke dunia ini juga. Wajar untuknya mengharapkan itu.
Tentu saja, Ainz tahu dirinya dikirim ke dunia ini di saat-saat terakhir game di operasikan,
kemunculuan teman-temannya di dunia ini tidaklah mungkin.

        Sebenarnya, melalui penggunaan beberapa mantra dan sumber informasi, dia samar-
samar bisa merasakan kurangnya kehadiran mereka. Namun, karena dia tidak memiliki
bukti konkret dari kepercayaan itu, kemungkinan hal itu terjadi masih ada.

        Seseorang mungkin menyebutnya idiot karena berpegang pada harapan sia-sia


seperti itu, seseorang juga bisa menyebutnya pecundang.

        Tetapi bagi Ainz di masa lalu, hanya itulah yang ada dalam hidupnya.

        Dan saat ini mimpi itu secara bertahap memudar.

        Tentu teman-temannya penting baginya, tetapi saat ini, NPC juga penting baginya.

        Mereka pada dasarnya merupakan anak-anak yang ditinggalkan oleh teman-


temannya.
        Ainz, sebagai satu-satunya yang tersisa, memiliki tugas untuk melindungi mereka
dengan segala cara.

        Karena itu, Ainz rela mengorbankan segalanya untuk memastikan tidak ada kerugian
yang pernah terjadi pada NPC. Untuk memastikan Nazarick tidak akan pernah kalah oleh
pasukan luar, dia harus memprioritaskan pemberdayaan setiap aspek organisasi.

        Dahulu Shalltear di cuci otak oleh beberapa entitas yang tidak dikenal. Meskipun Ainz
telah berhasil mendapatkan kembali kendali atas dirinya, jika keadaan menjadi lebih buruk
pada saat itu, informasi penting mengenai Nazarick bisa diketahui oleh orang luar;
akibatnya, itu bisa menyebabkan kehancuran guild.

        Dia tidak bisa membiarkan hal seperti itu terjadi lagi.

        “Kau menanyakan, apa tujuanku? Saya mencari sesuatu yang sulit namun juga mudah
didapat. Yang aku inginkan ... adalah satu hal. Yaitu, kebahagiaan.”

        "Kebahagiaan?"

        Zanac berulang kali berkedip karena terkejut.

        Ainz tertawa kecil sebagai tanggapan. Dia tidak menemukan apa yang dia katakan
sangat keterlaluan.

        "Tidak masalah apakah kau manusia atau bukan, mengejar kebahagiaan merupakan
tujuan akhir kan?"

        Ainz melepas aktingnya dan mulai berkomunikasi dengan Zanac seolah-olah dia
adalah teman dekatnya.

        "Dan anda akan melangkahi kebahagiaan orang lain untuk mencapai kebahagian
anda sendiri?"

        "Bukankah itu jelas? Jika kebahagiaan orang-orang yang aku sayangi dapat dijamin,
orang-orang lain sama sekali tidak penting bagiku. Jika kau bisa mengamankan
kebahagiaan rakyatmu dengan menimbulkan penderitaan pada rakyat dari kerajaan lain,
apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan berkata, lupakanlah kebagian itu?”

        "Itu ekstrem!" Zanac menjadi tenang ketika kalimat itu berakhir, dia menundukkan
kepalanya dan berkata, “Sepertinya aku telah lancang. Aku minta maaf, Yang Mulia."

        Ainz kembali menjadi kepribadian penguasanya.


        "Tidak apa-apa, tidak perlu mengkhawatirkannya."

        "Apakah bahkan dengan kecerdasan dan kekuatan Yang Mulia Sorcerer King, tidak
ada metode lain yang mungkin untuk menjamin kebahagiaan?"

        "... Mungkin, tapi, aku hanya bisa mengatakan 'mungkin'. Jika kau memiliki metode
yang bisa menjamin mendapatkan kebahagiaan, apa pilihan yang lebih baik? Untuk
mencari suatu yang tidak ada metode sekunder atau bertahan dengan apa yang telah
dicoba-dan-benar? Seperti pepatah mengatakan, 'Dewi Keberuntungan itu bagian belakang
kepalanya botak', kan?"
(TLer: Pepatah Romawi, lihat Disticha Catonis II, 26. Di Inggrisnya setara dengan idiom
"Take Time By the Forelock". Indonya " Untuk menerima sebuah kesempatan tanpa ragu-
ragu")

        Zanac benar-benar tidak mempercayainya.

        “Dewi yang aneh. Maaf, aku tidak bermaksud meremehkan Dewi yang anda percayai.
Tolong maafkan aku.”

        "Haha, aku tidak keberatan sama sekali. Itu bukan sesuatu yang aku yakini, hanya
pepatah yang aku ingat. Baiklah kalau begitu, sejauh itulah semuanya. Demi kebahagiaan
rakyatku, aku harus mengorbankan rakyatmu. Ini merupakan dasar untuk perang ini,
apakah kau memahaminya?”

        "Kurasa begitu. Aku mengerti dengan keinginan Yang Mulia. Mengejar kemajuan
kerajaan sendiri dan jaminan kebahagiaan rakyatnya sendiri, bisa dikatakan sebagai satu-
satunya tanggung jawab penguasa. Jika pemusnahan rakyat kami menjamin kebahagiaan
rakyat Sorcerous Kingdom, aku mengerti mengapa anda tidak menerima penyerahan kami.
Aku kira itu tidak bisa dielak lagi."

        "Benarkan? Kau mengerti. Lalu, sekarang giliranku untuk bertanya, tapi aku tidak
benar-benar memiliki pertanyaan..."

        Ainz melihat sekeliling sembari merenung, “Ah, benar. Armor yang kau kenakan
mengingatkanku akan hal itu, jadi aku akan menanyakan tentang pedang itu. Pedang yang
dipegang Gazef Stronoff, siapa yang saat ini memilikinya?”

        "Saat ini di bawah perlindungan seorang pria bernama Brain Unglaus."

        “Brain Unglaus? Ahh, pria itu."


        Ketika dia berduel dengan Gazef, ada seseorang dengan nama itu di antara dua orang
yang menyaksikan duel mereka. Namun, mengingat sudah berapa lama itu terjadi, dia
hampir tidak bisa mengingat penampilannya.

        Meskipun dia berencana untuk mengubah ibukota menjadi abu, dia masih berencana
untuk memulihkan beberapa item, salah satunya pedang Gazef.

        "Pria itu, apakah dia juga datang ke sini?"

        "Tidak, dia belum kesini, Yang Mulia. Dia harus tetap berada di ibukota."

        "Begitukah? Maka kau tidak akan keberatan dengan sihir macam apa yang aku
gunakan untuk menghancurkan kalian semua kan?”

        Yang bertanggung jawab atas pengepungan ibukota merupakan Cocytus sehingga dia
harus memerintahkannya untuk menjaga pedang nanti.

        "Sementara aku tidak punya niat untuk kalah dalam pertempuran ini, aku akan
berterima kasih selamanya jika Yang Mulia menggunakan sihir yang akan menimbulkan
paling sedikit penderitaan pada rakyatku."

        "... Hmm. Kau ternyata memiliki sebuah maksud. Aku mengerti. Lagipula, percakapan
yang menyenangkan seperti ini sulit didapat. Untukmu khususnya, aku akan mencoba yang
terbaik untuk membunuhmu selembut mungkin.”

        "Terima kasih banyak."

        Zanac tersenyum cerah padanya membuat Ainz tidak bisa menahan rasa kagum
padanya.

        Keberanian pria ini cukup besar. Jika Ainz ada di posisinya, akankah dia bisa
melakukan hal yang sama?

        {—Kurasa tidak. Seperti yang diharapkan dari seseorang dengan darah kerajaan. Ini
sangat mendidik.}

        Zanac mengambil cangkir kaca di depannya dan menenggak air dalam sekali teguk,
seolah-olah dia sama sekali tidak mengkhawatirkan diracuni.
        "Lezat, Yang Mulia. Katakan, aku harap anda bisa menjawab satu pertanyaan
terakhirku - apakah Yang Mulia yang membunuh saudaraku, atau apakah itu salah satu dari
bawahan Yang Mulia?"

        "Saudaramu?"

        Ainz memiringkan kepalanya dan setelah beberapa saat, teringat pangeran Kingdom
yang telah mereka buang. Dia tidak bisa mengingat namanya, tetapi ingat jika itu sangat
panjang.

        "Itu mungkin salah satu bawahanku."

        "Apakah itu benar ... jadi dia sudah mati ... Aku merasa seperti beban besar telah
diangkat dari pundakku ... Yang Mulia, terima kasih telah memberitahuku. Aku kira sudah
saatnya bagi kita untuk mengucapkan selamat tinggal.”

        Setelah mengatakan itu, Zanac mulai berjalan menuju kudanya.

        Ainz berjalan menuju Soul Eater setelah dia merapikan segalanya, dan menemukan
Zanac masih menunggu dengan kudanya.

        Ainz bertanya dalam benaknya mengapa dia belum naik ke kudanya ketika dia
menaiki Soul Eater. Baru setelah dia melakukannya, Zanac menaiki kudanya.

        Antara pangeran dan raja, mudah untuk mengatakan siapa yang memiliki status lebih
tinggi, jadi dia mungkin melakukannya untuk menghindari memandang rendah Ainz dari
kudanya yang tinggi. Bagi Ainz, seseorang yang belum mempelajari etiket berkuda, ini
merupakan aturan yang tepat yang harus diusahakan untuk diikuti oleh bangsawan. Posisi
Zanac di benaknya sedikit meningkat.

        {Sepertinya mempelajari etiket kelas atas sudah menjadi kewajiban... apa yang kurang
di titik ini? Apakah jumlah hal yang harus aku pelajari akan berkurang...?}

----

        "Yang mulia!"

        Semua bangsawan keluar untuk menyambut Zanac kembali, hampir setiap


bangsawan yang menjawab panggilannya ada di sana.
        Tidak ada yang menghentikan langkahnya dari depan, namun saat ini rasanya dia
tidak bisa kembali jika dia mencoba. Itu berarti semua orang mengantisipasi kabar baik,
yang terbaik adalah jika Sorcerer King setuju untuk melakukan—

        Zanac menjawab pertanyaan mereka dengan balasan singkat.

        “Aku tidak bisa melakukannya. Yang Mulia Sorcerer King berencana untuk membunuh
kita semua, itu tidak bisa dinegosiasikan dengannya.”

        Sesuatu yang mengejutkannya adalah kenyataan masih ada bangsawan yang menjadi
pucat mendengar berita ini. Apakah mereka masih berharap semuanya akan baik-baik saja
bahkan dengan situasi saat ini?

        Zanac turun dari kudanya dan meninggalkan para bangsawan itu di belakang, yang
semuanya menggigit bibir bawah mereka dan tenggelam dalam kontemplasi, untuk berjalan
menuju tendanya sendiri.

        Setelah dia memasuki tenda, menteri urusan militer menyambutnya, senyum sarkastik
muncul di wajahnya.

        "Itu tidak terlihat seperti kabar baik."

        "Dengan kata lain, seperti yang kita duga, tapi, yah, satu hal memang sedikit
mengejutkan."

        "Benarkah? Ngomong-ngomong, saya belum pernah bertemu dengan Sorcerer King,


monster seperti apa dirinya itu?”

        Zanac tersenyum.

        "Tak seperti yang kuduge, dia ternyata lebih manusiawi."

----------------------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 3 - Part 5

Translator: Sai Kuze

Chapter 3 - Raja Terakhir

              Menteri Urusan Militer terkejut dengan jawaban ini, matanya membuka sangat
lebar sehingga hampir membentuk lingkaran. Mungkin itulah pertama kalinya Zanac
melihatnya berekspresi.

        Zanac mulai mengingat pertemuannya dengan Sorcerer King.

        Memang benar dari luar, dia terlihat seperti monster yang menakutkan, memancarkan
aura menindas. Zanac bahkan tidak bisa memahami seberapa mahal harga pakaian yang
dimilikinya. Namun, meski begitu, satu-satunya prioritasnya, alasan di balik semua
tindakannya, adalah untuk kebahagiaan orang-orang yang dia sayangi. Bukankah itu
keinginan yang paling biasa?

        Jujur, itu seharusnya bukan tanggapan dari seorang undead, musuh bebuyutan
mahluk hidup. Dia terlalu manusia.

        Dia tidak bisa memahami tingkat pertimbangan yang Sorcerer King berikan pada
masalah ini sehingga sampai pada kesimpulan ini, tetapi dari sedikit percakapan itu, dia
dapat sedikit bersimpati padanya.
        “Haha, ya, memang. Seperti manusia biasa."

        Zanac mengalihkan pandangannya dari menteri menuju bagian luar tenda.

        Jika dikatakan, sebelum - sebelum semuanya berubah seperti ini, mungkin dia bisa
memikirkan metode yang lebih baik untuk menangani hal ini. Namun, mereka sudah
melewati titik tidak bisa kembali.

        "... Jadi bagaimana susunan hierarki komando dan persiapan pertempurannya?"

        "Bawahan Yang Mulia- mereka yang berasal dari ibu kota sudah siap untuk segera
bergerak, menyebarkan orang-orang kita di antara tempat tinggal di ibukota terbukti efektif.
Namun kecepatan retribusi para bangsawan bodoh, sangatlah lamban. Mereka masih
memperdebatkan siapa yang harus menjadi garda depan.”

        Menteri urusan militer terus mengoceh tanpa menyembunyikan penghinaannya.

        “Hmmm, mau bagaimana lagi. Mereka tidak di bawah perintah kita. Beberapa
bangsawan bahkan belum menyatakan kesiapan mereka mengorbankan diri. Kita hanya
bisa berharap bahwa mereka tidak akan memulai pertempuran sebelum kita semua siap.
Semakin rendah harapan kita, semakin tidak kecewa kita nantinya.”

        Memang merepotkan jika mereka bahkan tidak bisa menyinkronkan pasukan mereka
sendiri untuk pertempuran ini. Bisa dikatakan, tanpa pasukan para bangsawan, mereka
akan kehilangan seperempat prajurit mereka yang bisa digerakan. Skenario itu akan sama
merepotkannya.

Bahkan jika mantra Sorcerer King hanya membunuh 200.000 orang seperti terakhir kalinya,
dengan asumsi setengah dari bangsawan dan pasukan mereka yang bertahan hidup,
seberapa banyak tanggung jawab yang akan dilimpahkan kepada seperempat dari pasukan
mereka saat ini?

      
          "Jadi, apa strategi kita saat ini?"

        "Sama sekali tidak ada, Yang Mulia." Menteri Urusan Militer tertawa dengan cara yang
lelah dan apatis. “Kami tidak terpikirkan sebuah rencana, kami hanya akan secara membabi
buta menerjang mereka. Karena itu ... Jika kita tidak melakukan apa pun untuk mencegah
tentara kehilangan moral mereka, hal itu tidak bagus... Haruskah saya membentuk pasukan
anti-melarikan diri?"

        "Tidak perlu. Daripada itu, para knight kerajaan harus ditempatkan di depan, dan—"
        "—Yang Mulia, maafkan saya karena mengatakan sesuatu diluar topik, bagaimana jika
kita menjadi garda depan."

        Zanac memandang ke arahnya dengan tatapan yang mengatakan, {apakah kau
yakin?}. Mengesampingkan kondisinya sendiri, sulit baginya untuk membayangkan pria
kurus dan pesimistic ini bisa mengayunkan pedang.

        "Jika seseorang harus berdiri di depan, tolong izinkan saya menjadi pria itu. Yang
Mulia harus memerintah dari belakang."

        Zanac dan menteri saling memandang sebentar dan dia mengangguk.

        "Saya sangat senang anda bisa mengerti ..." Tatapan menteri mengarah ke langit-
langit tenda. Tidak ada sesuatu yang penting disana, tak bisa juga melihat langit, namun dia
menatapnya sejenak dan dia bergumam pada dirinya sendiri.

        "Sejujurnya, saya tidak pernah menyukai pria itu, Stronoff, namun tidak satu hari pun
berlalu di mana aku tidak berharap dia bisa berada di sini..."

        “Aku tau rasanya. Bedanya, aku cukup menyukainya.”

        Sama seperti menteri yang dengan lemah lembut tersenyum, keributan perlahan dapat
terdengar dari luar.

        "Apa yang sedang terjadi? Apakah Sorcerous Kingdom membuat pergerakan?”

        "Bukan..." Zanac memfokuskan telinganya dan tertawa, "Benar-benar bukan itu."

        Sekelompok orang yang dipenuhi dengan kemarahan menyerbu tenda.

        Bangsawan yang wilayah kekuasaannya ada di sekitar - meskipun agak jauh dari -
ibukota. Di antara mereka merupakan para bangsawan yang beberapa saat yang lalu
berekspresi pucat dan apa yang terlihat seperti tentara bayaran memegang pedang
bernoda darah.

        “Apa yang ingin kalian lakukan dengan pedang terhunus di tenda Yang Mulia!
Mundur!"
        Tak satu pun dari para bangsawan menjawab keluhan menteri urusan militer. Mereka
semua memandang ke arah Zanac seperti tikus yang terpojok.

            Zanac ingin memegangi perutnya dengan tertawa lepas.

        Dia cukup banyak merasakannya ketika memasuki tenda, dia benar-benar mengerti
apa yang dipikirkan kebodohan mereka.

        Dia telah menunjuk para knight di bawahnya untuk menduduki posisi memerintah,
maka bagi mereka yang dijauhkan dari sisinya merupakan sebuah penghinaan. Ini
merupakan pemberontakan yang dipicu oleh hilangnya hak terpilih mereka, namun dirinya
tidak berharap mereka bersekongkol melawannya terutama dalam situasi seperti ini. Dia
tidak bisa menduga rasionalitas manusia telah jatuh serendah ini.

        Tidak, itu tidak akurat.

        Tindakan mereka dalam arti tertentu, dibenarkan. Mereka hanya mencoba
keberuntungan mereka untuk kesempatan bertahan hidup.

        Zanac hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Dia tidak bisa berempati dengan
mereka, dia tidak bisa memuaskan keraguan mereka, dia tidak bisa menyatukan mereka di
bawah bendera yang sama.

        Apa yang akan dilakukan ayahnya? Zanac hampir menghancurkan wajah serius yang
telah dia buat dengan usaha terbaiknya menahan tawa terbahak-bahak.

        "Mundur! Dasar bodoh!”

        "...Kumohon hentikan! Menteri!"

        "Tetapi! Yang mulia!"

        "Aku bilang hentikan! Kaulah yang seharunya mundur."

        "Saya tidak bisa menerima perintah itu."

        "Menteri-"

        "—Inilah akhirmu, Yang Mulia. Sekarang tidak ada gunanya mengulur waktu."

        "... Hmph. Aku tidak merencanakan hal seperti itu.”

        Meskipun dia mengenakan armor yang merupakan harta kerajaan, Zanac tidak terlatih
dengan baik untuk pertempuran. Jika itu merupakan saudaranya, ini akan menjadi cerita
yang berbeda, tetapi tidak mungkin bagi Zanac sendiri untuk membunuh setiap musuh di
sini.

        Jika pengkhianatan mereka bukanlah pemicu saat ini tetapi telah direncanakan
dengan baik sejak awal, dia tidak akan memiliki kesempatan sama sekali untuk selamat.

         Dia memusatkan pandangannya pada mereka dan melihat mereka ketakutan.

     Sangat memalukan. Jika mereka benar-benar percaya pada diri mereka sendiri, mereka
akan mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi. Itulah sebabnya Zanac mengangkat
kepalanya tinggi-tinggi, untuk menyampaikan gertakannya.

        “Jadi, adakah topik penting untuk di bahas yang membuat kalian mendatangi tendaku?
Apakah kalian tidak mengerti apa artinya mengacungkan pedang di sini, di hadapanku?”

        “—Tentu saja, Yang Mulia. Tolong, hentikan perang ini.”


      
          Zanac tersenyum.

        "Buang-buang waktu jika kalian berpikir untuk menyerah pada Yang Mulia Sorcerer
King. Aku telah menerima pesannya dengan keras dan jelas, dia tidak akan pernah
menerima kepatuhan kita... Meskipun kalian mungkin tidak mempercayaiku, satu-satunya
keinginan kita yaitu kekalahan Yang Mulia Sorcerer King."

        "Tak ada jalan kita bisa menang..."

        Salah satu bangsawan bergumam dan Zanac menyetujuinya.

        “Meski begitu, kita tidak punya pilihan selain bertarung. Aku telah menyarankan
penundukan kerajaan, tetapi tidak ada gunanya. Akan aku tegaskan, satu-satunya harapan
kita untuk bertahan hidup yaitu melewati pertempuran ini."

        "... Mungkin itu yang terjadi untuk Yang Mulia, tetapi, mungkin jika kami memberikan
kontribusi yang cukup, mereka akan membiarkan kami hidup - tolong korbankan dirimu 
supaya kami berkemungkinan bertahan hidup."

        Para bangsawan mulai bergabung dalam kesepakatan.

        “Semua ini bermula karena orang-orang yang menghalangi transportasi gandum
Sorcerous Kingdom. Kami seharusnya tidak dimintai pertanggungjawaban karenanya!”

        "Kami akan menjanjikan kesetiaan kepada Sorcerer King."


        Bagi Zanac, apa yang mereka katakan tidak berbeda dengan apa yang dikatakan
wanita bangsawan tentang ksatria ideal mereka selama pesta teh. Namun, dia mengerti
dari mana pemikiran itu berasal.

       “Biarkan aku mengatakan satu hal, tidak ada gunanya kalian membawa diriku
kepadanya. Aku, sebagai anggota keluarga kerajaan, telah memutuskan untuk berjuang
sampai akhir. Kalian yang ingin mati di sini, cobalah!”

        Yareyaredaze.

        Menyerang teman sendiri, benar-benar lucu.

        Tidak, dia harus menganggap dirinya beruntung karena orang-orang bodoh ini akan
memenuhi tujuan mereka di sini. Tentunya mereka tidak bisa membebani saudara
perempuan atau ayahnya setelah ini kan? 

        Yah, lagipula saudara perempuannya akan aman dari para idiot ini karena warrior itu
berada di sisinya.

        "Mereka yang ingin mengambil kepalaku, datanglah jika kalian berani!!"

        Zanac menarik pedangnya dan berdiri membelakangi menteri.


(TLer: mempercayakan pundaknya)

        Sementara dia tidak yakin dengan ilmu pedangnya, armornya bukanlah hanya sekedar
sebagai hiasan saja.

        Zanac menatap para bangsawan, mereka membeku tak bergerak.

        "Apa!? Kalian anemia ya!? Bukankah seharusnya kalian setidaknya sudah siap untuk
mengotori tangan, bahkan jika kalian mencekokiku dengan racun!? Bukankah seharusnya
tekad kalian sudah bulat?!"

    Para bangsawan saling memandang.

    Mereka bahkan tidak menghiraukannya, sungguh menyedihkan. Apakah hidupnya benar-
benar akan diakhiri oleh para bajingan tak kompeten seperti mereka?

        Akhir hari itu, setelah menyaksikan kekuatan militer Sorcerer King, pastilah ketakutan
yang membuat mereka begitu picik sehingga tidak dapat memberikan alasan.
        Lagipula dia tidak cocok untuk memerintah. Dia tidak memiliki kebajikan seperti
ayahnya, karisma seperti kakaknya, atau kecerdasan seperti adiknya. Dia tidak punya apa-
apa, namun itu tak apa. Dia tidak ingin menjadi raja, dia hanya menginginkan Kingdom
berfungsi.

        Benar.

        Untuk memberi kerajaan ini, rakyatnya, dan keluarganya.

        Untuk memberi mereka kebahagiaan.

        Lalu, salah satu bangsawan memanggil orang-orang di luar tenda dan beberapa
tentara bayaran yang terlihat tangguh masuk.

        Zanac memutar-mutar lidahnya dan mengingat kembali bayangan kakaknya yang
mengayunkan pedang. Dia menirukan gerakan kakaknya dan mengacungkan pedang pada
para bangsawan.

----

       Di tenda mereka, Cocytus, Aura, dan Mare baru saja membahas pengepungan ibukota
yang akan dilaksanakan ketika Albedo, yang seharusnya melakukan pemeriksaan akhir
formasi, tiba dengan ekspresi bermasalah. {Apa yang terjadi?} Albedo menanggapi tatapan
pertanyaannya.

        "Ainz-sama, sepertinya ada keributan di tenda musuh."

        "...Apa? Keributan? Apa yang terjadi?"

        Ainz berdiri dan berjalan keluar dari tenda. Terlihat memang ada semacam masalah di
sana, atau lebih tepatnya dikatakan perpecahan telah terjadi diantara mereka.

        Pada akhirnya, sekelompok kavaleri muncul dari tenda musuh. Mereka tidak terlihat
seolah-oleh sebagai garda depan yang bersemangat.

        Saat Ainz memperhatikan mereka dengan seksama, kelompok itu dengan cepat
mencapai garda depan Sorcerous Kingdom. Mereka merupakan tentara bayaran yang
dilengkapi dengan semua jenis peralatan, serta beberapa bangsawan.
        Seorang pria di masa jayanya, yang memiliki aura seorang bangsawan, melangkah
keluar dari kelompok itu. Pria itu mulai berteriak hampir histeris, suaranya yang ditunjukkan
pada Ainz terbawa oleh angin.

        “Saya memiliki sesuatu yang harus di diskusikan dengan Yang Mulia Sorcerer King!
Kumohon!"

        Zanac tidak ada di antara mereka. Keributan di tenda mereka ditambah beberapa
bangsawan dalam kelompok ini memberi tahu Ainz semua yang perlu dia ketahui.

        "... Albedo, bawa mereka."

        Dia tidak melihat ke arah Albedo yang membungkuk, tetapi sebaliknya kembali ke
tendanya di mana tubuhnya ambruk dengan kencang ke atas takhta sementaranya. Tiga
guardian berdiri diam di sebelah Ainz.

        Setelah beberapa saat, sepuluh bangsawan dibawa oleh Albedo. Tentara bayaran
yang melayani sebagai pengawal kelihatannya telah ditinggalkan.       

        Mereka dikejutkan oleh pemandangan Ainz di atas singgasananya, lebih dikejutkan
oleh pemandangan Cocytus di sisinya, dan kebingungan oleh kehadiran Aura dan Mare.

    "Berlututlah seperti yang seharusnya dilakukan ketika menemui penguasa."

        Para bangsawan Kingdom menekuk lutut di dekat pintu masuk tenda dan
menundukkan kepala mereka ke arah Ainz.

        "Angkat kepala kalian."

        Ucap Albedo, yang saat ini berdiri di sebelah Ainz.

        "Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda, Yang Mulia."

        Yang tertua dari para bangsawan mulai berbicara. Dari ekspresi yang lain, dia
sepertinya merupakan pemimpin pagar betis ini.
        “Kami kagum akan kebesaran Yang Mulia dan ingin melayani di bawah pemerintahan
anda. Pertama-tama, kami memiliki penawaran untuk Yang Mulia..."

        Salah satu bangsawan mengeluarkan benda seperti karung dari punggungnya. Albedo
hendak merespon sebelum Ainz menghentikannya. Dia berdiri perlahan - seperti yang telah
dia lakukan berkali-kali - dari tahtanya dan melangkah ke arah bangsawan.

        Karung itu diserahkan padanya.

        {Sepertinya bukan jebakan ya...}

        Ainz yang kecewa melihat karung itu.

        Aroma darah merebak dari dalam karung, dia sudah bisa menebak apa yang ada di
dalamnya.

        Ainz membukanya untuk melihat isinya.

        Matanya bertemu dengan mata Zanac.

        Ainz mengamatinya dengan seksama. Mereka baru saja bertemu, jadi sulit baginya
untuk mengatakan apakah ini tubuh tiruan atau bukan. Namun, mengingat bagaimana
mereka bertindak, tidak mungkin ini merupakan kepala peniru.

        Ainz menutup karungnya, berjalan kembali ke singgasananya untuk menyerahkan


karung itu pada Albedo, dan berkata,

        "Beri dia pemakaman yang layak."

        Dirinya memiliki banyak mayat lain yang bisa dia gunakan untuk menciptakan undead,
melepaskan jasad Zanac tidaklah apa-apa.

        "Jadi, apa yang terjadi pada armor yang dia kenakan?"

        Para bangsawan memandang ke arah Ainz dengan ekspresi bingung setelah
mendengar pertanyaan Ainz. Mereka mungkin berpikir kepala jenderal mereka lebih dari
cukup diberikan sebagai hadiah.

        "Apa? Apa kalian tak memiliki jawaban untuk pertanyaan Ainz-sama?"
        "T-Tidak! Ya, itu, armor itu masih ada di mayat sang pangeran di tendanya.”

        Bangsawan yang bertindak sebagai perwakilan mereka dengan tergesa-gesa


menjawab pertanyaan Albedo, yang tanpa ekspresi.

        "Begitukah…? Aku mengerti... Kalian semua. Kerja bagus."

        Para bangsawan menjawabnya dengan "Ya!" saat kelegaan mencuat di wajah mereka
dan saat mereka menundukkan kepala.

        “Aku akan memberi hadiah yang pantas atas pencapaian kalian. Jadi, apa yang kalian
inginkan?”

        “Tolong, lepaskan saya dan keluarga saya! Yang Mulia Sorcerer King! Saya
bersumpah kesetiaan mutlak saya untuk anda!"

        Tiba-tiba, bangsawan di belakang perwakilan mulai berteriak, membuat perwakilan


menjadi kesal dan menggonggong,

        "Orang ini! Saya juga! Yang Mulia! Kumohon berikan juga karunia yang sama kepada
saya!”

        Semakin banyak gonggongan "saya juga!”. Ainz melambaikan tangannya dengan
murah hati untuk membungkam permohonan mereka.

        "-Aku mengerti. Aku mengerti. Aku benar-benar mengerti kalian semua. Semua orang
di sini menginginkan hal yang sama, benar?” Para bangsawan mulai menganggukkan
kepala mereka dengan gila, “begitkah? Yah, kalau begitu aku tidak akan membunuh kalian.
Albedo - kirim mereka pada Neuronist."

        "—Baik."

        "Yang Mulia, bagaimana dengan keluarga kami...?"

        Ainz tidak mengabaikan salah satu bangsawan yang berusaha berbisik kepadanya.
        "Keluargamu juga?" Ainz tersenyum. Tentu saja, mereka tidak punya cara untuk
memahami itu. "Untuk kalian. Albedo, tanyakan di mana keluarga mereka dan kirim juga
mereka.”

        "Baik, Ainz-sama. —Kalian semua, kemarilah.”

        Para bangsawan dibawa pergi dari tenda oleh Albedo. Setelah mereka pergi, Ainz
memberi isyarat agar Aura keluar dan memberikan perintah berikut,

        “Mereka yang tidak ingin mati, jangan berikan kepada mereka. Itu perintah."

        "Ya, Ainz-sama!"

        Ainz menangkap tangan Aura saat dia hendak pergi. Dia melanjutkannya pada Aura
yang kebingungan.

        "Bahkan jika mereka menginginkan kematian, jangan berikan itu pada mereka untuk
saat ini."

        "Baik!"

        Setelah dia melepaskan tangannya dan setelah dia memastikan dirinya tidak memiliki
perintah lain, Aura mengejar Albedo.

        Tatapan Ainz tetap terpaku di punggung Aura saat dia memberi perintah kepada dua
guardian yang tersisa.

        “Aku kehilangan minat. Dengan Cocytus sebagai komandan dan Mare sebagai
komandan kedua, aku mengizinkan kalian berdua untuk menggunakan kemampuan kalian
sepenuhnya. Jangan biarkan satu pun penduduk Kingdom tanpa terluka.”

        Keduanya merespons dengan tegas.

        Satu jam kemudian - tentara yang merupakan harapan terakhir Re-Estize Kingdom
menghilang sepenuhnya dari muka dunia ini.

----------------------
OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 4 - Part 1

Translator: Sai Kuze

Chapter 4 - Perangkap Yang Dipersiapkan Dengan Baik

                      Suara langkah kaki berdenting ketika Hilma memimpin tiga rekannya dari
Eight Fingers di sepanjang koridor sebuah mansion. Mereka berjalan menuju ruang raksasa
yang dipilih salah satu bawahan Sorcerer King.

        Sisanya sudah ada di sana, menunggu kedatangan utusan Sorcerer King.

        Mereka melakukannya karena meskipun bawahan Sorcerer King telah menentukan
hari mereka harus berkumpul di mansion ini, bawahan Sorcerer King tidak menentukan
spesifik waktunya. Karena alasan itu, Hilma dan anggota Eight Finger lainnya sedang
berjaga bergiliran di aula untuk mencegah skenario di mana utusan itu tiba disini dan
menemukan mansion ini kosong.

        Jika mereka membuat utusan itu menunggu, itu akan sangat tidak sopan. Ada
kemungkinan mereka akan dijebloskan ke neraka lainnya. Tidak peduli seberapa kecil
kemungkinan itu, mereka harus menghindarinya dengan cara apa pun.

        Saat ini, keempatnya berjalan dalam diam sudah selama satu menit.

        Meskipun itu sebagian karena ukuran besar mansion ini, itu juga karena mereka telah
mempersiapkan ruangan yang jauh dari aula utama untuk menjadi ruang istirahat mereka.
Meskipun mungkin lebih baik menyiapkan ruangan yang lebih dekat ke aula untuk menjadi
ruang istirahat, setelah mereka membahas masalah ini, mereka akhirnya memutuskan
untuk menggunakan ruangan yang dekat dengan aula sebagai ruang istirahat.

        Keheningan itu sebenarnya tidak tertahankan, tetapi salah satu dari mereka - Perianne
Porson - mulai berbicara.
        "Bukankah ini sedikit, berisik?"

        Hilma berkonsentrasi.

        Dia memang bisa mendengar suara anak-anak sedang bermain. Bisa dikatakan, itu
terdengar seperti sesuatu yang terlalu jauh dari mansion. Tempat ini cukup tenang
sehingga kalian tidak bisa mendengarnya kecuali kalian berkonsentrasi. Ini karena aula
jauh dari hirukpikuk keramaian, itu juga alasan mengapa mereka memilih untuk
menggunakan ruangan yang dekat dengan aula sebagai ruang istirahat.

        Namun, bahkan jika Hilma dan kawan-kawan tidak menganggapnya menganggu, jika
utusan Sorcerer King merasa terganggu dengan ini, mereka bahkan tidak bisa
membayangkan konsekuensi yang akan di berikan.

        "... Mungkin sedikit. Haruskah kita menyuruh mereka diam?"

        Semua orang setuju dengan Olin. Jika mereka ingin memperingatkannya pada
penjaga di giliran berikutnya, seharusnya penjaga sebelumnya sudah memperingatkan
tentang anak-anak itu pada saat giliran mereka untuk beristirahat.

        Apakah beban telah terangkat dari pundak Olin karena dia sudah angkat bicara? Dia
melanjutkan untuk mengatakan apa yang ada dalam pikiran setiap orang tetapi tidak akan
pernah memberikan suara.   

        "... Namun... Akankah dia benar-benar datang untuk menyelamatkan kita?"

        Dia mungkin tidak bermaksud mengatakan itu, tetapi tekanan karena harus menunggu
utusan dari Sorcerous Kingdom mungkin telah membuatnya putus asa.

        Sudah tujuh hari sejak 400.000 pasukan besar Kingdom memulai pergerakan mereka.
Tidak lama setelah itu terjadi, mereka mendengar desas-desus pasukan Sorcerous
Kingdom telah mulai berkemah di dekat ibukota. Meskipun itu hanya sehari yang lalu,
tekanan mental yang mereka alami jauh melebihi juga kelelahan fisik yang mereka alami.

        Mereka telah menerima perintah dari salah satu bawahan Sorcerer King sekitar
sebulan yang lalu, ketika perang baru saja dimulai.

        Mereka diberitahu, dahulu ketika Sorcerous Kingdom telah memulai penyerbuan
mereka menuju ibu kota, untuk memilih sekitar seribu orang dari Kingdom yang bersedia
setia kepada mereka untuk disisihkan sehingga orang-orang itu dapat melayani mereka di
masa depan. Yang terpilih kemudian akan dibawa ke lokasi yang aman.

        Karena alasan itu, seribu orang yang terkait dengan Eight Fingers berkumpul di tempat
ini.

        Tidak diragukan lagi Eight Eight Fingers merupakan organisasi raksasa jika kau
menghitungnya dari dengkuran tidur mereka. Dari jajaran mereka, Hilma dan yang lainnya
memilih kumpulan orang luar biasa dan setia, serta juga anggota keluarga mereka. Itu
sebabnya di sini terdapat anak-anak.

        Apa yang mereka tidak yakin, yaitu apakah utusan Sorcerous Kingdom benar-benar
datang untuk menyelamatkan mereka atau tidak.

        Peringkat capo pada organisasi Eight Fingers merupakan semua orang yang telah
berjanji kepada orang lain jika mereka akan diselamatkan namun mereka akan dibuang
begitu mereka tidak lagi digunakan. Apakah saat ini giliran mereka? Dugaan-dugaan ini
terus melekat dalam pikiran mereka, keraguan tak tergoyahkan.

        Hilma tidak melihat ke arah rekannya, tetapi berkata,

        "Aku mempercayai ucapan Yang Mulia Sorcerer King."

        Olin panik dan mulai berkata— Tidak, dia malu. Bagi Hilma, apa yang diceritakan Olin
merupakan ketidakpercayaannya pada ketulusan Sorcerer King.

        "A-Aku juga berpikir begitu! Apa yang aku katakan tadi tidak dimaksudkan untuk
*mendiskreditkan Yang Mulia Sorcerer King.”
(TLer: tidak mempercayai)

        Suara Olin menutupi setiap suara yang bisa dibuat oleh anak-anak saat bergema
melalui koridor. Olin menyadari apa yang baru saja dia lakukan dan segera menutup
mulutnya dan menundukkan kepalanya.

        Tidak ada orang lain yang berbicara di sepanjang jalan menuju aula.

        Ketika pintu terbuka, yang menyambut mereka yaitu apa yang mereka harapkan:
senyum lelah rekan-rekan mereka yang lain.

        Utusan Sorcerous Kingdom belum tiba.

        Emosi campuran antara kelegaan dan ketidaksabaran muncul dalam hati Hilma.
Tentunya teman-temannya merasakan hal yang sama.

        "Karena kalian sudah disini, kami akan beristirahat. Jika utusan itu tiba—"
        Magic item dalam bentuk bel tangan berdering yang letaknya di tempat Noah Zweden
pandang.

        Jika salah satu dari keduanya dibunyikan, yang lain juga akan berdering.

        Namun, jika jarak di antara mereka terlalu jauh, itu tidak akan berpengaruh sama
sekali. Selain itu, itu merupakan satu-satunya cara keduanya dapat saling mempengaruhi
sehingga itu bukan alat terbaik untuk komunikasi. Tugas ini cukup mudah sehingga mereka
dapat menggunakannya untuk tujuan ini.

        "Ahhh, serahkan pada kami."

        Sebagai perwakilan mereka, Perianne menjawabnya.

        "-katakan. Apakah aku masih harus menunggu di sini? Kami sudah menyia-nyiakan
cukup banyak waktu untuk Yang Mulia... Sorcerer King. Aku tahu, aku tahu. Tidak perlu
menatapku dengan mata menakutkan seperti itu.”

        Seorang pria botak dan tinggi berkata.

        Dia merupakan kepala divisi perdagangan budak, Cocco Doll.

        Garda depan tentara Kingdom telah didukung oleh para tahanan yang telah ditahan di
ibukota. Ketika mereka dibebaskan, selama kekacauan dan kebingungan beberapa hari itu,
Cocco Doll telah diselamatkan dan dibawa ke mansion ini.

        Pada awalnya, mereka memiliki dua cara untuk berurusan dengan Cocco Doll.

        Jika dia dikirim untuk melawan Sorcerous Kingdom, dalam benak mereka tak akan
ragu jika dirinya akan mati, maka tentu saja penyelamatannya tidak kontroversial. Yang
kontroversial yaitu bagaimana mereka harus memperkenalkannya kepada Sorcerer King.

        Beberapa orang berpikir karena dia merupakan kepala divisi biasa, tak akan ada
masalah jika mereka tidak memperkenalkannya sama sekali. Yang lain berpikir jika
Sorcerer King sudah mengenalnya dan mereka tidak akan mengenalkannya kepadanya, itu
akan berakhir dengan tragedi.

        Mereka ingin menghindari membahayakan diri mereka sendiri, tidak peduli seberapa
kecil kemungkinannya, dan karenanya mereka mengeksekusi pilihan terakhir.

        Kesempatan mereka untuk memperkenalkannya - untuk menempatkannya di atas


altar persembahan - akan segera tiba.

        Mereka semua sepakat diinya merupakan orang pertama yang harus mereka
perkenalkan, untuk menghilangkan keraguan jika mereka berusaha menyembunyikannya.

        "Kau harus menunggu di sini agar utusan Yang Mulia Sorcerer King bisa melihatmu
dengan baik."

        Untuk alasan itu, dia harus menunggu di ruangan ini. Mereka tidak tahu kapan utusan
itu akan tiba. Dia makan dan tidur di ruangan ini, dan benar-benar muak karenanya.

        "Maksudku, aku memang sangat berterimakasih pada kalian, terimakasih karena telah
menyuap para penjaga agar mereka tidak memperlakukanku dengan kasar di penjara, dan
terimakasih juga karena menyelamatkanku dari wajib militer - untuk menyelamatkan orang
miskin, dan tua bangka ini."

        "Apa yang ingin kau katakan, Cocco Doll?"

        Terhadap pertanyaan Noah, Cocco Doll menanggapinya dengan tatapan tajam.

        “Untuk mengambil langkah yang tak terduga dengan menyelamatkan seseorang yang
telah kehilangan semua kekuatan, koneksi, dan anak buahnya, bukankah itu terlalu
mencurigakan? Apa tujuan kalian? Mengapa kalian mengumpulkan semua orang yang
terkait dengan Eight Fingers di sini? Apakah kalian berencana untuk membunuhku?"

        "—Hah?"

        Hilma membeku. Tidak, bukan hanya Hilma, semua orang di ruangan selain Cocco
Doll itu sama.

        Jika mereka sama-sama bersalah, tidak ada dari mereka yang bisa mencuci tangan
bersih-bersih dari darahnya, mungkin itu yang dia maksudkan—

        "A-Apa? Dari raut wajahmu. Tepat sasaran... kan?”

        Hilma mengamati sekelilingnya. Semua orang memiliki ekspresi yang sama, yang
mengatakan, 'pria ini akan segera mendapat masalah'. Dia berbicara sebagai perwakilan
mereka.

        “Apa yang kau bicarakan, Cocco Doll? Tidak, Apéritif. Bukankah kita rekan?”

        "—Hah?"
        Kali ini giliran Cocco Doll yang terkejut. Ekspresinya mendera, hampir lucu.

        “Jadi, apa tujuan kaian!? Ah, aku mengerti, kalian semua monster mengenakan kulit
mereka! Karena itulah setiap kata-kata yang keluar dari mulut kalian merupakan pujian
untuk Sorcerer King!”

        Teriak Cocco Doll dengan ekspresi yang merupakan persilangan antara panik dan
ketakutan. Monster yang dia bicarakan merupakan sebuah dongeng yang biasanya
digunakan para ibu untuk menakuti anak-anak mereka ketika rewel di malam hari.
Sebagian besar petualang sepakat monster seperti itu benar-benar tidak ada.

        “Aku pikir ada yang salah sejak awal! Kenyataan jika kalian melakukan diet pada saat
yang sama cukup mencurigakan. Bahkan jika aku mengakui hal itu, sosok Hilma sangat
tidak menawan! Dia terlalu kurus untuk dibilang sehat. Ini semua bisa dijelaskan jika kalian
hanya monster yang mengenakan kulit mereka!”

        Hilma memandang ke arah Cocco Doll dengan kehangatan di matanya. Kebahagiaan
yang belum pernah  mengalami apa itu neraka.

        "A-apa? Ekspresimu..."

        “Tidak, jangan pedulikan aku, Apéritif. Memang. Aku tersanjung oleh pengamatanmu."

        "-Hah?"

        "Apa?"

        “Tidak, tidak, tidak ada ... tidak ada sama sekali ... Aku serius, aku tidak bertanya
kepadamu. Apakah kau benar-benar Hilma? Hilma Cygnaeus? Bukan kembarannya atau
semacamnya? Apakah kau sudah dicuci otak?"

        "Apakah aku benar-benar berubah sebanyak itu?"

        Coco Doll tidak merujuk pada betapa kurusnya dirinya. Dia mungkin merujuk pada
kepribadiannya, Hilma cukup kalem dari sebelumnya. Biasanya, itu akan menjadi
perubahan positif, jadi kecurigaannya terhadap Hilma agak sedikit mengejutkan.

        "... Tentu saja, sepertinya kau orang yang benar-benar berbeda. Tidak, itu berlaku
untuk kalian semua. Apakah monster benar-benar mencuri kulit kalian?”
        "Aku hanya bisa mengatakan kami mengalami hal-hal tertentu yang membuat kami
menjadi seperti ini."

        Semua orang setuju dengan apa yang dikatakan Noah. Cocco Doll sangat ketakutan.

        "Apa, yang terjadi ... Meskipun aku tidak ingin mendengarnya, aku masih ingin tahu.
Kalian-"

        Kegelapan samar, tak berujung, dan melingkar tiba-tiba muncul di ruangan itu. Sebuah
objek semi-oval mulai muncul di atas lantai.

        Hilma mengenali ini sebagai mantra [ Gate ] yang telah membawanya berkali-kali. Itu
merupakan mantra tingkat tinggi, cukup tinggi sehingga tidak ada magic caster di dalam
Kingdom yang mampu melakukannya. Hanya bawahan Sorcerer King yang bisa
melakukannya. Kenyataan akan mantra ini yang dirapalkan mengartikan jika—

        Hilma buru-buru menekuk lutut. Setelah beberapa saat, dia merasa Cocco Doll
melakukan hal yang sama.

        Hilma menundukkan kepalanya dan mengepalkan genggamannya.

        Ada dua kemungkinan hasilnya.

        Mereka dibuang, atau diselamatkan.

        Langkah kaki seseorang dapat didengar.

        "Sekarang, kalian bisa mengangkat kepala."

        Di depan [ Gate ] merupakan seorang gadis yang ukuran payudaranya tidak cocok
dengan penampilan usiannya. Meskipun dia belum mendengar utusan itu mengatakan
namanya secara langsung, Hilma tahu namanya adalah Shalltear. Tidak ada seorang pun
di sini yang cukup berani untuk menyebut namanya, bahkan seseorang yang tidak
mengetahui apa-apa yaitu Cocco Doll bisa mengetahui hanya dari suasana ruangan itu.

        "Aku di sini untuk menjemput kalian semua. Meskipun aku mendengar akan ada
seribu atau lebih dari kalian-arinsu, bisakah kalian mengumpulkan mereka secepatnya-
arinsu?”

        “Kami mengerti! Tolong tunggu sebentar!"


        Olin berlari keluar ruangan secepat yang dia bisa. Dia memiliki stamina terbaik dari
mereka semua.

        "-Shadow Demon."

        Shalltear memanggil dan iblis segera muncul dari bayang-bayang. Kapan itu
memasuki ruangan? Mungkin sudah lama memantau mereka. Ini sama sekali tidak
mengejutkan mereka. Sebaliknya, mereka semua berpikir, { jadi begitu }.

        Shadow Demon itu mulai berbisik ke telinga Shalltear. Mereka kemudian
mendengarnya merespons dengan gumaman. Setelah percakapan mereka berakhir, Noah
mulai berbicara dengan suara bergetar,

        "... U-Umm ... Olin memerlukan waktu untuk mengumpulkan semua orang di sini.
Sebelum itu selesai, ada seseorang yang ingin kami perkenalkan kepada anda. Apakah
anda memperbolehkannya?”

        “Tidak perlu-arinsu. Daripada melakukan itu, kudengar kalian memiliki barang bawaan
untuk dibawa-arinsu, pindahkan itu dulu. Kudengar ada cukup banyak, mungkin akan lebih
cepat jika pelayanku melakukannya untuk kalian. Bagaimana dengan itu-arinsu?”

        "Kami akan menyerahkannya pada anda."

        Shalltear menjawab dengan ketus, "tentu saja" sebelum mengucapkan mantranya. Itu
mungkin sihir pemanggilan. Beberapa undead kuat mulai muncul di sekitar mereka.
Mengikuti perintah mereka, mereka keluar dari ruangan dan kembali dengan sejumlah
besar barang bawaan, yang mereka pindahkan menggunakan [ Gate ].

        Barang bawaan dipindahkan dengan kecepatan yang luar biasa. Begitu mereka
selesai mengerjakan itu, mereka bisa mendengar suara banyak langkah kaki.

        Meskipun ini mungkin ruangan terbesar di mansion, namun tidak dapat menampung
seribu orang.

        “Sekarang, masuki pintu itu sesuai dengan perintah yang sudah ditentukan
sebelumnya. Di dalamnya ada sebuah desa di dalam hutan-arinsu. Kalian akan dikeluarkan
di tempat seperti alun-alun kota. Tunggulah di sana."

        Mereka mengikuti perintahnya dan memasuki pintu dengan tertib.

        Meskipun kecil kemungkinan tidak ada dari mereka yang ragu-ragu untuk memasuki
portal, semua orang di sana sudah diperingatkan untuk mengikuti perintah mereka yang
sebenarnya; sebagai hasilnya, seperti yang diduga ada sedikit kebingungan.

        Sebagai perbandingannya, anak laki-laki di sekitar usia {itu} berhenti dan memerah
merupakan masalah yang lebih besar. Juga anak perempuan yang menjadi cemburu
karena reaksi anak laki-laki menjadi masalah.

        Kecantikan Shalltear berada di kelas dunia.

        Jadi, mereka jatuh cinta pada pandangan pertama bukanlah fenomena yang tidak
biasa, demikian juga kecemburuan para wanita.

        Namun - Hilma telah mengukir kenyataan di dalam hatinya.

        Jika anak-anak itu melakukan sesuatu yang bodoh, dia yang akan bertanggung jawab.
Untuk mencegah hal itu terjadi, dia harus mengawasi mereka. Perhatiannya terutama
terfokus pada gadis yang tangannya memegang dada mereka, mencoba untuk
membandingkan ukurannya dengan Shalltear.

        Tangan anak-anak itu diambil oleh wali mereka dan dipimpin menuju [ Gate ].
Untungnya, tidak ada masalah.

        Hilma dan rekan-rekannya adalah yang terakhir memasuki [ Gate ]. Seperti yang
utusan itu jelaskan, di depan mereka ada rumah-rumah kayu dan lingkungan mereka terasa
seperti hutan.

    Di alun-alun tempat undead menumpuk barang-barang mereka, ada keributan. Atau
apakah itu kesenangan? Mengingat jumlah pemuda di sana, yang terakhir lebih mungkin.

        Apakah ini reaksi mereka terhadap pertama kalinya mereka melewati [ Gate ]?

        "Perhatian!"

        Teriak Noah. Berangsur-angsur - lebih cepat dari yang Shalltear duga - kebisingan
mereda.

        Apakah itu dilakukan agar mereka melihat Shalltear? Shalltear perlahan terbang ke
langit dan berkata,

        “Saat ini desa masih dalam pengembangan. Kalian akan dibawa ke sana sekitar satu
minggu lagi. Sebelum itu terjadi, kalian akan tinggal di sini. Supaya kalian bisa mengelola
desa dengan efektif, kami akan meminjamkanmu empat Golem. Gunakanlah untuk
memindahkan benda-benda berat ke tempat lain, biarkan mereka melakukannya. Undead
saat ini mengelilingi desa, jika kalian ingin keluar dari area ini dan mencoba masuk kembali,
mereka akan menyerang kalian. Untuk alasan itu, tolong jangan melewati area yang
dikelilingi oleh para undead.”

        Shalltear melihat dengan seksama untuk memeriksa apakah mereka semua
memahaminya, dan melanjutkan,

        "Selain itu, kalianlah yang akan menentukan bagaimana cara kalian menghabiskan
waktu satu minggu ini. Kami telah menyiapkan makanan-arinsu senilai untuk dua minggu,
jadi kalian harus siap menghadapinya. Aku akan kembali dalam tiga hari lagi, jika kalian
memiliki masalah, aku akan mendengarkannya."

        Shalltear turun ke tanah dan melihat sekeliling, tatapannya jatuh pada Cocco Doll.

        "Kau salah satu dari capo kan-arinsu?"

        "Eh? Eeeh? A-, tidak, ya, apa yang bisa saya lakukan untuk anda?"

        Cocco Doll telah memahami perbedaan status antara dirinya dan Shalltear, jadi dia
mencoba yang terbaik untuk bersikap ramah.

        "Kau juga harus pergi ke ruangan Kyuokukou-arinsu."

        "Eh?"

        Shalltear menutup [ Gate ] lama dan membuka yang baru.

        Apakah itu instingnya? Sesuatu mengatakan kepada Cocco Doll jika sesuatu yang
buruk akan terjadi padanya, menyebabkan dia melihat kesekitarnya dengan ekspresi tak
berdaya.        

        Setelah tatapannya bertemu, Hilma mengalihkan pandangannya. Dia tidak bisa
menentang keputusan Shalltear. Kepala lainnya juga sama, tidak ada yang berani
mengeluarkan suara.

        "Tu-Tunggu, Tunggu! Tidak! Kenapa kalian bereaksi seperti ini!? Selamatkan aku!"

        "Ya, ya. Ayo pergi-arinsu! ”

        Shalltear menyeret pergi Cocco Doll yang berteriak. Menghadapi kekuatan semacam
itu, dia telah kehilangan semua dorongan untuk melawan.
        "Ahh! Tidak! Selamatkan aku!"

        "Maaf, Cocco Doll."

        Hilma berbisik kepada Cocco Doll, yang menghilang melewati [ Gate ]. Setelah itu,
[ Gate ] menghilang.

        Namun, suasana tegang tidak pernah usai. Mereka semua memahami keheningan
yang menyesakkan itu.

        Seribu orang, yang tidak menyadari neraka itu, menempati alun-alun ini. Meski begitu,
mereka secara naluriah dapat mengetahui nasib apa yang menunggu Cocco Doll yang baru
saja diambil dari mereka. Itu sebabnya tidak ada yang berani bergerak.

        Mereka mengerti jika mereka telah dibawa ke tempat ini bukan karena kemurahan hati
seseorang, dan mulai memahami betapa mengerikannya tempat ini.

        "... Kita tidak bisa menyelamatkan Cocco Doll."

        Hilma berkata kepada Noah, yang berjalan menghampirinya.

        Dia tidak ingin orang lain mengalami neraka itu. Itulah yang ada dalam pikirannya,
tetapi itu tidak mungkin. Rasa bersalah yang kuat menyapu dirinya.

        "Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu. Tetap saja, itu tidak berarti kematian ...
akan lebih tepat untuk disebut pembaptisan. Setelah itu, dia bisa... memahami mengapa
kita sangat menghargai satu sama lain."

        "Pembaptisan ... benar... jika aku memikirkannya seperti itu, itu akan mengurangi
banyak rasa bersalah yang kurasakan."

        "Kalian berdua, sementara aku bisa mengerti betapa khawatirnya kalian terhadap
Cocco Doll, kita harus mendiskusikan masa depan kita sekarang."

        Mereka harus membebaskan orang-orang di sana dari kekhawatiran mereka.

        Hilma memimpin.

        Jika tujuan Sorcerous Kingdom adalah membunuh mereka semua, mereka pasti
sudah melakukannya dan tidak membawa mereka ke tempat ini ... atau mengambil Cocco
Doll.
        Itu mengartikan Sorcerer King menetapi kesepakatannya, dilihat dari tindakan
Shalltear.

        "Terima kasih banyak, Yang Mulia Sorcerer King."

        Hilma menunduk. Tentu saja, dia tidak tahu dimana dirinya sekarang atau di mana
Sorcerer King berada, tetapi ini merupakan satu-satunya hal yang dapat dia pikirkan dan
dapat dengan tepat mengungkapkan rasa terima kasihnya mengingat situasi mereka.

        Gumaman seperti memanjatkan doa.

----

        Tiga Floor Guardian melangkah keluar dari pasukan yang mereka susun di depan
ibukota.

        Seseorang yang bertanggung jawab atas pengepungan ibukota, Cocytus. Seseorang
yang bertanggung jawab atas fasilitas penting, Aura. Dan terakhir, seseorang yang
bertugas melemparkan mantra AOE ofensif untuk membuat seluruh ibukota menjadi
gunung abu, Mare.

        Ketiganya masing-masing memiliki bawahan sendiri.

        Mare memiliki bawahan Hanzo, Cocytus memiliki Frost Virgin, dan Aura memiliki
magic beast.

        Tempat yang mereka tuju, ibukota, sangat sunyi. Apakah mereka berkabung? Atau
mungkin mereka gemetar ketakutan karena melihat pasukan Sorcerous Kingdom?

        Hanya beberapa hari telah berlalu sejak pertempuran mereka sebelumnya, namun
moral pasukan ibukota sudah hancur karenanya. Dari lokasi kamp strategis yang didirikan
Ainz di dekat ibukota, tidak banyak tentara terlihat berjaga di luar tembok kota, dan mereka
juga sepertinya tidak berniat melakukan perlawanan.

        Meskipun benar jumlah mereka sedikit, kamp Ainz sama-sama tidak terlihat hidup.
Tentara bayaran tingkat tinggi tak ditemukan, bahkan Master Guarders Nazarick pun tidak
bisa terlihat. Kamp itu ditempati oleh Ainz, Albedo, dan sekitar sepuluh dari Death Knight
Ainz.

        Albedo mengenakan full-body armor dan memegang kapak perangnya di tangannya.
World Class Item miliknya juga seharusnya sudah dikenakan hanya sebagai tindakan
pencegahan.

        "... Apakah tinggal menunggu waktu?"

Ainz bertanya pada Albedo setelah para guardian meninggalkan kamp. Mereka tersebar
untuk mengelilingi ibukota.

        "Itulah seharusnya. Para guardian telah bergerak agak jauh. Jika mereka benar-benar
ingin melakukan perlawanan, ini akan menjadi kesempatan terakhir mereka. Mengingat
kurangnya gerakan dari pihak mereka, meskipun itu disayangkan, kali ini pun mereka tidak
muncul disini."

        "Begitukah," jawab Ainz dan mengalihkan pandangannya ke arah ibukota.

        Dia melihat siluet terbang ke arah mereka dari ibukota. Setelah dia memeriksanya,
kelihatannya itu merupakan satu-satunya entitas yang mendatangi mereka. Seseorang
yang memiliki keberanian untuk melawan Sorcerer King, seseorang yang membantai
200.000 pasukan dengan satu mantra. Dari informasi yang telah mereka kumpulkan, hanya
satu orang yang cocok dengan deskripsi itu.

        Powered Suit - kemungkinan Red Drop.

        Ainz memicingkan matanya untuk fokus pada entitas yang mendekat dengan cepat
dan bergumam, "maka."

        Jika itu masalahnya, mereka bisa beralih ke tahap kedua dari rencana. Namun, Ainz
agak gelisah.

        Bagaimanapun, ini merupakan rencana terpenting. Harus ditangani dengan hati-hati,
seperti selembar es tipis. Apakah dia benar-benar mampu melakukan rencana seperti itu?
Huh, dia juga tidak bisa menyerahkan sesuatu yang sepenting ini kepada orang lain.

        Siluet semakin mendekat. Jujur, apakah dia tidak mempertimbangkan kemungkinan
jika mereka memiliki pasukan udara juga? Atau apakah dia berpikir Floor Guardian tidak
akan memperhatikannya jika dia terbang cukup tinggi? Atau apakah itu semacam hasil dari
buah pemikiran orang bodoh lainnya? Ainz terpana dengan strategi bodoh lawannya. Tidak,
mungkin dia sudah menyadarinya tetapi tidak punya pilihan lain.

        Jadi, apakah dia menyadari ini merupakan jebakan, tetapi punya nyali dan tekad untuk
melawannya? Atau mungkin-

        “—Apakah dia tidak paham situasinya atau karena harga dirinya? Atau mungkin ...
Apa pun itu, tidak masalah. Kita akan mencari tahu begitu dia sampai di sini."
        "Benar," jawab Albedo.

        "... Kalau begitu, aku akan menyerahkan semuanya padamu?"

        "Ya, tolong serahkan semuanya padaku."

        Jawabannya pendek dan langsung pada intinya. Ainz tidak mengetahui kondisi mental
Albedo saat ini. Namun, Dia cukup sadar untuk mengatakan Albedo tidak terlalu senang
dengan ini.

        Ainz melihat kembali ke arah siluet. Butuh waktu cukup lama baginya untuk mencapai
di mana mereka berada, mereka bisa membiarkannya mendekat sebelum melakukan
penyergapan. Saat pikiran itu terlintas di benak Ainz, dia menyadari jika dirinya telah
melakukan kesalahan.

        Kemungkinan besar dia merupakan pion yang bisa dibuang.

        "Apakah dia mengetahui diriku? Atau apakah dia tidak memiliki petunjuk sama sekali?"

        "Entah yang mana, tidak masalah kemungkinan yang akan dia lakukan, rencananya
telah memasuki tahap ketiga. Apakah ini sudah waktunya untuk kita mengeksekusinya?”

        "... Semuanya telah sempurna. Aku akan menyelesaikan tugasku dengan segenap
kemampuanku, kau juga harus melakukan yang terbaik.”

        "Ya - ah, tidak. Tolong serahkan semuanya pada saya, Ainz-sama.” Albedo menjawab
tepat ketika siluet itu mencapai di depan Sorcerous Kingdom, melayang seratus meter di
udara dan sekitar seratus meter jauhnya dari mereka.

        Dia bisa dengan jelas melihat penampilan lawannya saat ini. Bisa dikatakan, pada titik
ini tidak perlu untuk mengkonfirmasi penampilannya.

        Powered Suit merah terang itu berhenti tiba-tiba di udara dan tetap di sana. Meskipun
Ainz tidak bisa melihat wajahnya, dia bisa mengatakan dirinya sedang diamati.

        Albedo mengangkat lengannya dan para Death Knight di sekelilingnya mulai bergerak
untuk membentuk dinding perisai di depannya.

        Bahu kanan Powered Suit yang sedang terbang mulai mengeluarkan cahaya pada
objek berbentuk kotak. Cahaya diubah menjadi petir dan kemudian dilepaskan.  

        "- [ Chain Dragon Lightning ]."


        Tepat ketika Ainz menggumamkan nama mantera itu, petir sudah terbentuk menjadi
bentuk naga dan menyerang salah satu Death Knight. Petir itu memberikan elemental
damage yang cukup parah pada Death Knight sebelum menyambar Death Knight di
sebelahnya.

        Setelah cahaya yang menyilaukan dari petir mereda, undead itu tidak terlihat. Mereka
semua dimusnahkan dalam satu serangan, yang tidak mencapai Ainz dan Albedo. Itu
mungkin kebetulan bukan langkah yang diperhitungkan oleh lawan mereka.

        "Dasar biadab! Perkenalkan dirimu!”

        Albedo meraung dengan nada geram. Volume suaranya cukup tinggi sehingga Ainz
ingin menutupi telinganya. Mengingat seberapa jauh lawan mereka, dia seharusnya masih
bisa mendengarnya, tetapi orang itu tidak menanggapi sama sekali. Yah... tidak, dia
merespons, itu hanya tergantung pada definisi seseorang tentang merespons.

        Hal berikutnya yang mereka tahu, tempat senjata di bahu kirinya diaktifkan. Cahaya
terbentuk lagi saat mantra lain dilemparkan.

        Tornado api menyelimuti Ainz dan Albedo, topan itu  terdengar seperti lolongan
serigala.

        Ini merupakan mantra divine serangan AOE, [ Firestorm ].

        Api merupakan kelemahan Ainz, tetapi karena mantera itu belum ditingkatkan dengan
kemampuan khusus, juga casternya tidak selevel Ainz, tornado itu tidak begitu banyak
memberikan damage. Tetap saja, dia tidak bisa begitu saja menahan serangan seperti itu
sepanjang hari.

        Ainz memberikan perintahnya.

        "Pergilah! Albedo. Jangan biarkan dia melarikan diri!"

        "Baik!"

----

        Albedo terbang sembari menggenggam erat kapak perangnya.


        Sayap hitamnya yang murni mengepak satu kali dan itu sudah lebih dari cukup
baginya untuk menutup celah di antara mereka.

        Albedo tidak yakin apakah itu karena celah di antara mereka tertutup sangat cepat,
menyebabkan Powered Suit berbalik dengan gerakan slow motion.

        Albedo hampir memasukkan kapak perangnya ke punggungnya yang tidak terlindungi
sebelum Powered Suit terbang menjauh. Dia tidak terbang menuju ibukota, tetapi malah
bergerak ke utara.

        Albedo mengingat geografi lingkungan mereka.

        Dia tidak bisa mengingat sesuatu yang istimewa tentang arah yang powered suit tuju,
tidak ada lokasi yang bisa memfasilitasi penyergapan.

        Di balik pelindung kepalanya, Albedo geram.

        {Yang benar saja, apakah kau pikir kami buta? Kau benar-benar berpikir kami tidak
dapat menyadari apa yang kau coba lakukan? Atau mungkin ... Jika dia percaya diri
mengetahui rencananya telah terungkap ... Aku harus mewaspadai ini ...}

        Albedo memutar kepalanya, mengalihkan pandangannya dari bahunya ke kamp


Sorcerous Kingdom, di mana dia baru saja berada. Dia bisa melihat siluet sendirian, itu
adalah Ainz sendiri. Bahkan jika dia mengikuti perintahnya, dia seharusnya menjadi
seseorang yang menjaganya, terutama mengingat beliau adalah masternya yang terakhir.
Namun dia telah meninggalkan seseorang yang seharusnya dia lindungi, hal itu
membuatnya sangat gelisah.

        Apa yang lebih tidak menyenangkan yaitu kenyataan dirinya tidak diizinkan untuk
membuat musuh mereka membayar kekurangajarannya dengan nyawanya.

        "Cih," Albedo mendecakkan lidahnya dan menatap Powered Suit yang mundur.

        Ada benda yang menyerupai ransel di bagian belakang Powered Suit. Memiliki enam
pipa, masing-masing mengeluarkan cahaya putih yang membentuk jejak cahaya, seperti
bintang jatuh.

        Mereka yang tidak terbiasa dengan Powered Suit mungkin akan menganggap jika pipa
itu dihancurkan, lawan mereka akan kehilangan kemampuan mereka untuk terbang dan
dengan demikian jatuh ke tanah.

        Namun, master Albedo sudah mengatakan kepadanya, "Itu hanya hiasan semata."
        Itu karena kemampuan terbang Powered Suit bekerja dengan cara yang mirip seperti
mantra [ Fly ]. Menurut masternya, meskipun benar jika dikatakan benda itu tidak akan
kehilangan kemampuannya untuk terbang begitu pipanya dihancurkan, nyatanya fungsinya
tidak seperti yang terlihat. Masternya telah menambahkan, "setidaknya itu masalahnya,"
menyiratkan jika beliau belum menguji teori ini sendiri.

        {Namun, berapa lama dia akan terbang? Kita sudah sangat jauh dari - kamp? Apakah
aku targetnya yang sebenarnya?}

        Perlahan-lahan, jarak di antara mereka mulai tersingkap.

        Jika ini terus berlanjut, lawannya akan berhasil melarikan diri.

        Albedo tidak memiliki kemampuan yang dapat meningkatkan kecepatan terbangnya
sendiri. Biasanya, ketika dia terlibat dalam pengejaran, dia akan mengendarai War Bicorn-
nya, tetapi itu bukan lagi pilihan. Itu sebabnya dia terbang dengan sayapnya sendiri, yang
hanya mampu secepat ini.

        Meski begitu, Albedo telah bersiap untuk ini. Dia telah meminjam item dari masternya
yang dapat meningkatkan kecepatan terbangnya. Selama dia memakai itu, dirinya bisa
dengan mudah menutup celah di antara mereka. Jadi mengapa dia belum melakukannya?
Jawabannya adalah karena dia menunggu untuk melihat langkah yang akan diambil
lawannya.
        Jika dia hanya mencoba melarikan diri, Albedo bisa menangani itu dengan mudah.

        Saat dia dengan tenang menganalisis siluetnya, lawannya berbalik.

        Dia mulai memasang senjata yang mirip dengan Arcane Rifle milik Shizu.

        "Hmph."

        Albedo mempersiapkan dirinya menerima serangan sembari mengejek lawannya.

        Dibandingkan dengan jenis assault rifle milik Shizu  yaitu Arcane Rifle, Arcane Rifle
musuh ini lebih mirip heavy machine gun menurut Cocytus. Kemampuan destruktifnya lebih
tinggi dari senjata Shizu.

        Suara deretan gemuruh menyertai sejumlah besar peluru yang ditembakkan dari
senjata.

        Peluru itu lebih besar dari biji pohon ek dan ditembakkan dengan kecepatan sangat
tinggi, sulit baginya untuk menghindarinya.

        Namun, setidaknya Albedo bisa mengatasinya, dengan cara mementalkan peluru
kembali ke arah lawannya. Tidak hanya ini akan merusak senjata lawan, ada juga
penambahan damage dari kapak perang Albedo. Dikombinasikan dengan damage yang dia
terima dengan kemampuannya, ini seharusnya memberikan damage cukup besar pada
musuh.       

        Namun - Albedo tidak mengaktifkan kemampuan khusus apa pun. Dia
mengencangkan cengkeramannya pada kapak perang dan menutup jarak antara dia dan
musuhnya, tidak lebih.

        Dia berniat untuk menerima seluruh serangan dengan tubuhnya sendiri.

        Peluru yang ditembakkan oleh musuh akan terhubung dengan armor Albedo—

        {oops ... ada cukup besar kesalahan perhitungan...}

        —Dia mengira armornya akan mengurangi sebagian besar damage, tetapi bahkan
tidak perlu untuk itu.

        Tidak ada satu pun peluru yang mendarat di tubuhnya, semuanya terpental.

        Sepertinya tidak ada peluru yang di enchanted.

        Pada level Floor Guardian, seseorang akan memiliki kekebalan penuh terhadap
unenchanted proyektil. Jika senjatanya tidak di enchanted, dia seharusnya dari awal tidak
menggunakan itu.

        {Aku ingin menguji kemampuan destruktif senjatanya... tetapi pada akhirnya
memperlihatkan salah satu dari kemampuanku. Karena itu, selanjutnya dia pasti akan
menggunakan serangan yang sudah di enchanted...}

        Dari bahasa tubuhnya, pandangan Albedo yang tajam bisa mengatakan lawannya
cukup terguncang. Namun, banyak hal berkembang seperti yang dia harapkan. Lawannya
melepaskan Arcane Rifle-nya dan mengulurkan sesuatu ke depan.

        Serangan berikutnya sepertinya berbasis sihir.

        "Bagus, lalu bagaimana?" Saat dia merenung. Albedo tidak menggunakan
kemampuan spesialnya saat dia memperpendek jarak di antara mereka. Jika dia
menggunakannya, bahkan dengan jarak saat ini di antara mereka, lawannya masih akan
berada dalam jangkauan serangannya. Namun, Albedo belum ingin mengekspos kartunya.

        Dari tangan kanan musuh, cahaya hijau terang melesat keluar, terbang menuju
Albedo, dan menghantamnya.

        Tiba-tiba, tubuh Albedo - dan armornya - mulai bersinar dengan cahaya yang sama.
Namun, cahaya itu tidak memiliki efek apa pun dan segera menghilang.

        Dia tidak terluka. Bahkan, dia tidak merasakan apa-apa sama sekali.

        Ini bukan karena dia secara aktif bertahan melawan mantra itu, tetapi karena mantra
itu bahkan tidak bisa menembus resistensi sihir pasif Albedo.    

        Kemungkinan ini merupakan salah satu spesialisasi masternya, necromancy,


khususnya mantra instant death.

        Beberapa mantra seperti itu tidak hanya dipengaruhi oleh skor kemampuan,
kemampuan pasif, kemampuan khusus, dan kemampuan perlengkapan, tetapi juga
dipengaruhi oleh resistensi yang diperoleh melalui level, penalti, dan sebagainya. Jika
mantra itu di lemparkan pada musuh dengan level yang sama, sangatlah sulit untuk mantra
itu memberikan efek jika mantra itu sama sekali tidak di enchanced.

        Tidak hanya Albedo yang dibuat sebagai NPC level 100, dia telah dilengkapi banyak
item yang memperkuat dirinya sendiri. Mantra selevel Powered Suit itu tidak bisa
memengaruhinya sama sekali.

        Mungkin musuhnya sedang mencoba mengukur perbedaan kekuatan di antara


mereka, dan itulah sebabnya dia memulainya dengan melempar mantra instant-death.
Namun, kenyataan jika musuhnya bahkan berpikir mantra rendah ini bisa berfungsi sebagai
penyeimbang di antara mereka membuat Albedo kesal.

        Albedo harus menunjukkan perbedaan level diantara mereka.

        Saat dia dengan cepat mendekati musuhnya, Albedo mengayunkan lengannya untuk
memukul.

        Dia bermaksud untuk mengejek lawannya dengan tidak menggunakan kapak perang
di tangannya. Alasan lain untuk pukulan itu yaitu dia tidak bisa secara akurat mengukur
jumlah damage yang musuhnya terima jika dia menggunakan kapak perangnya.

        Lawannya berusaha untuk memblokirnya dengan Arcane Rifle, tetapi serangan Albedo
jauh lebih cepat.

        Meskipun dia sedikit menahan, serangan dari Albedo yang berlevel 100 masih sangat
efektif.

        Gooong. Suara logam terdengar saat lawannya terpental terbang.

        Suit itu, tingginya lebih dari 3 meter, terpental terbang oleh pukulan Albedo meskipun
dia satu meter lebih pendek darinya. Bukan hanya terpental terbang aja, suit itu juga mulai
bergetar tak terkendali. Itu adalah pemandangan yang lucu untuk dilihat.

        {... Sepertinya aku memberikan terlalu banyak damage daripada yang diperkirakan.
Dia lebih lembek dari pada tofu...}
(TLer: tofu itu tahu nya jepang)

        Dia tentu saja, tanpa diduga—

        {Lemah...}

        —Albedo merasa frustrasi sembari tertawa.

        “—Ahahaha, sekarang kau akan mengerti betapa bodohnya dirimu menyerang Ainz-
sama. Aku akan memotong-motong keempat anggota tubuhmu, mematahkan setiap gigi di
mulutmu sehingga kau bahkan tidak bisa bunuh diri dengan menggigit lidahmu... tetapi
mungkin aku akan memberikanmu sedikit pukulan lagi. Entah bagaimana, aku akan
membawamu kepada Ainz-sama lalu meminta maaf atas kejahatanmu.”

        "—cih."

        Albedo mendengar bunyi decakan dari mulut pria itu.


        "Apakah kau mendecikan lidahmu padaku...? Kasar sekali. Terserahlah, kau benar-
benar bajingan yang bernai-beraninya menyerang kami tanpa menyebutkan namamu
sendiri, aku benar-benar kagum dengan kesombonganmu.”

        "Apa yang kau bicarakan? Pembunuh? Tak perlu sopan santun untuk menyerang iblis
sialan seperti dirimu."

        "Cih. Kupikir kau merupakan orang barbar buta huruf yang telah menyerang kami
tanpa mengatakan apa-apa. Tidak kusangka... tidak tunggu dulu, penduduk Kingdom tak
ada bedanya dari orang-orang barbar kan?"
(TLer: di overlord tu keknya ada job barbarian, barbar disini bukan itu yak, lebih ke sebutan
orang yang kasar, kejam, beringas)

        "Aku tak mau mendengar kata-kata itu darimu, Perdana Menteri Sorcerous Kingdom,
Albedo."

        Albedo menghitung pro dan kontra dari menyeret percakapan ini dan menyimpulkan
jika ini merupakan situasi yang dapat dieksploitasi.

        {Jika yang ada disini itu Ainz-sama atau Demiurge, mereka mungkin bisa melanjutkan
percakapan yang lebih baik...}

        Albedo percaya diri dalam menangani masalah-masalah urusan dalam negeri, tetapi
dia tidak terlalu percaya diri pada kemampuannya untuk merencanakan atau menangani
masalah-masalah urusan luar negeri. Tetap saja, dia saat ini sendirian tanpa ada
seseorang yang membantunya sehingga dirinya harus mengandalkan kepalanya sendiri.

        "Omong kosong apa itu Red Drop? Maaf, aku tidak bisa menyimpan nama seorang
petualang di ingatanku."

        "Hmph, bagaimana seseorang sepertimu cocok menjadi Perdana Menteri suatu
kerajaan."

        Apakah dia benar-benar salah satu dari Red Drop? Atau dia mencoba
membingungkan Albedo?

        Bagaimanapun, Albedo harus melanjutkan pembicaraan. Dari serangannya di sana,


dia sudah memahami sepenuhnya kemampuan lawannya. Bahkan jika pertarungan mereka
berlanjut, dia benar-benar tidak akan memiliki masalah berurusan dengannya.

        Albedo secara mental mempersiapkan dirinya untuk menjebaknya dalam percakapan
ini.

        {Sungguh cara yang merepotkan untuk mengulur waktu...}

        Lagipula, agar tidak membangkitkan kecurigaan lawannya, Albedo harus benar-benar
mengadopsi karakter sosok kuat yang angkuh.

----------------------

Anda mungkin juga menyukai