SUPLEMEN VITAMIN A Dan RESIKO ATOPIK
SUPLEMEN VITAMIN A Dan RESIKO ATOPIK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak
Disusun oleh :
Gindy Aulia M.
30101206632
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
SUPLEMEN VITAMIN A dan RESIKO ATOPIK: FOLLOW UP JANGKA
PANJANG STUDI ACAK TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN VITAMIN A
PADA UMUR 6 DAN 9 BULAN
Nicholas Kiraly1,2*, Aliu Balde1, Ida Marie Lisse1, Helle Brander Eriksen1,3, Peter
Aaby1,3 and Christine Stabell Benn1,3
ABSTRAK
Metode : Bayi-bayi di Guinea-Bissau secara acak diberikan salah satu yakni VAS atau
plasebo, yang diberikan pada bayi berumur 6 dan 9 bulan, atau hanya 9 bulan. Bayi 6
bulan selanjutnya secara acak diberikan vaksin campak dan vaksin polio inaktif.
Sedangkan ada bayi 9 bulan, seluruhnya diberikan vaksin campak. Kemudian di tinjau
ulang 7 tahun kemudian dan dilakukan skin prick test . Dapat diartikan atopi apabila
hasil reaksi skin prick test ≥ 3 mm.
Hasil : 40 dari 263 anak (15%) terjadi reaksi atopi. Secara keseluruhan pemberian VAS
tidak memiliki efek yang signifikan pada anak resiko atopi (Rasio prevalensi 1.23; 95%
CI 0.69-2.18). Rasio prevalensi untuk laki laki yaitu 1,60 (0,66-3,90) dan 1,00 (0,46-
2,15) untuk perempuan.
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang signifikan efek dari VAS pada bayi dengan
atopi yang muncul kemudian pada masa anak-anak. Peran dari VAS pada bayi dalam
perkembangannya untuk atopi masih belum jelas.
Pada penelitian khusus manusia dan atopi, penambahan VAS dosis tinggi pada
neonatal meningkatkan kemungkinan atopi hampir tiga kali. Efek ini ditemukan pada
umur 3-9 tahun, meskipun VAS pada neonatal tidak memiliki efek pada tingkat serum
vitamin A pada umur 6 minggu. Sehingga VAS diberikan pada awal kehidupan
memiliki efek jangka panjang pada perkembangan sistem imun.
Kami melaporkan follow-up jangka panjang dari penelitian di acak pada VAS
yang diberikan bersamaan dengan vaksin setelah 6 bulan. Penelitian dilakukan untuk
menilai efek adjuvan dari VAS terhadap antibodi spesifik campak. Tujuan dari
penelitian dengan followup yang baru adalah untuk menentukan apabila VAS diberikan
bersamaan dengan vaksin setelah 6 bulan berhubungan dengan atopi pada anak-anak.
METODE
Kelompok dibandingkan dengan analisis Chi Square atau Kruskall wallis. Efek
dari VAS di analisis dengan menggunakan Poisson Regretion dengan hasil rasio
prevalensi (RP) yang disesuaikan dengan jenis kelamin dan umur pada saat followup.
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Stata 11. Penelitian mendapatkan
persetujuan etik dari Kementrian Kesehatan, Guinea-Bissau.
HASIL
Dari 462 anak-anak yang diikutkan dalam penelitian awal 274 anak (59%)
memiliki hasil tes cukit pada saat di followup. 170 anak menerima vaksin tambahan dan
juga menerima dua dosis dari VAS atau plasebo (gambar1). 137 anak menerima VAS
dan 137 anak menerima plasebo. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
VAS dan kelompok plasebo dalam hal latarbelakang demografi atau antopometri (tabel
1). 10 anak hasil data tes cukit tidak ditemukan dan 1 anak tidak merespon pada kontrol
positif. Dari 263 anak memiliki hasil tes cukit yang valid , 40 (15%) merupakan atopik.
19 anak bereaksi terhadap d. Pterynissinus, 12 terhadap d.farinaeu, 21 terhadap
b.tropicalis, dan 3 terhadap b.germanica.
Secara keseluruhan VAS tidak memiliki efek yang signifikan pada atopi (RP
1,23; IC 95% 0,69-2,18, tabel1 ). Nilai RP 1,60 (0,66-3,90) untuk laki-laki dan 1,00
(0,46-2,15) untuk perempuan (P= 0,43 untuk efek VAS yang sama pada laki-laki dan
perempuan). Tidak ada perbedaan pada efek VAS terhadap atopi antara kelompok yang
menerima vaksin campak, IPV, atau yang tidak menerima vaksin pada umur 6 bulan
(data tidak ditunjukan). Dibandingkan dengan plasebo nilai RP berkaitan dengan satu
dosis dari VAS yaitu 1,18 (0,45-3.15) dan dengan 2 dosis dari VAS yaitu 1,22 (0,60-
2,49; p=0,96 untuk efek yang sama dari 1 atau 2 dosis dari VAS)
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Kami melaporkan peningkatan 2,8 kali pada atopi yang berhubungan dengan
pemberian VAS pada saat kelahiran. Penelitian baru-baru ini dengan menggunakan
VAS dosis tinggi (100000 IU di bandingkan dengan 25.000 IU), kami tidak menemukan
efek signifikan VAS yang diberikan setelah 6 bulan. Sejumlah faktor dapat menjelaskan
perbedaan hasil ini. Ini mungkin berkaitan dengan sistem imun yang sangat berpengaruh
terhadap efek dari pajanan secara langsung pada periode post natal. Hal lain, mungkin
dapat berpengaruh dengan pemberian lain dengan atau bersamaan dengan vaksinasi.
Dalam pekerjaan sebelumnya, efek bahaya dari VAS terjadi secara besar besaran pada
yang menerima vaksinasi BCG, dimana dalam hal tersebut anak anak menerima vaksin
campak atau IPV. Kami telah mengamati sebelumnya bahwa interaksi VAS dengan
vaksin dan hubungannya dengan mortalitas keseluruhan.
Efek apapun dari VAS dosis tinggi pada bayi terhadap atopi setelah anak anak
tidak berhubungan dengan tingkat Vitamin A, yang tidak berefek dengan VAS diatas
enam minggu. Sejumlah penelitian hewan menemukan hubungan yang positif antara
VAS dosis tinggi dan fenotip atopik pada saat suplementasi tapi tidak penelitian
laboratori yang menilai efek dari VAS dosis tinggi pada bayi dengan atopi yang muncul
setelahnya. Meskipun kami tidak menemukan efek signifikan dari VAS pada bayi
dengan atopi yang muncul kemudian pada anak anak pada penelitian terakhir, masih di
perdebatkan bahwa VAS dapat menyebabkan efek jangka panjang pada atopi dengan
pengaktivan dari RAR/RXR dengan asam retinoid yang memiliki kemampuan untuk
mengaktivasi transkripsi gen dan menyebabkan perubahan epigenetik yang stabil dalam
beberapa turunan sel imun. Kesimpulan, peran dari VAS dalam perkembangan untuk
atopik masih belum jelas, namun beberapa percobaan terhadap neonatal baru masih
berjalan, masih ada kemungkinan untuk percobaan lebih jauh.