Anda di halaman 1dari 10

7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh.

Isa Anwari BAH

1 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Mohammad Fajar Anwari ( Odil )


Kam is, 26 Januari 2012 Pengikut

Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH Join this site
w ith Google Friend Connect

Ditulis dan disampaikan oleh : Drs. H. Moh. Isa Anwari Bah

There are no members yet.


Be the first!
Subuh Ramadhan ke: 1.
TIPOLOGI MANUSIA MENYAMBUT RAMADHAN
Already a member? Sign in
Dalam menyambut tibanya bulan Suci Ramadhan, terdapat beberapa kategori dan model
dalam kaum muslimin, antara lain:
Pertama, golongan yang sangat antusias menyambut Ramadhan, karena sadar akan Mengenai Saya Arsip Blog
banyaknya bonus rahmat dan pahala yang akan mereka dapat di bulan itu. Mereka adalah yang
▼ 2012 (3)
menyadari sepenuhnya makna dan nilai yang ada dalam bulan Ramadhan. Sehingga, jauh-jauh
hari sebelum bulan suci ini hadir di hadapannya, mereka telah berkemas-kemas untuk mengarungi ▼ Januari (3)
perjalanan rohani yang demikian mengasyikkan.
Kuliah Subuh
Semua perbekalan untuk menjalani perjalanan rohani itu telah mereka persiapkan dengan ramadhan
sebaik-baiknya dan sematang-matangnya. Mereka menyadari bahwa perjalanan rohani yang akan oleh Drs.H.
ditempuhnya dalam sebulan itu bukan perjalanan yang mudah dan gampang, Ia memerlukan fajarodilanwari Moh. Isa
Anwari ...
stamina fisik dan rohani yang prima dan mapan, sehingga perjalanan itu bias dilakukan dan dilalui Lihat profil
dengan baik. lengkapku cara dapat
duit dari
Pelatihan-pelatihan pembuka dilakukan. Seperti melakukan puasa-puasa sunnah di bulan internet
Sya’ban, atau pada bulan Rajab. Pokoknya, kelompok ini betul-betul siap menghadapi perjalanan
rohani selama bulan Ramadhan.
Mereka mengerti benar peta perjalanan rohani itu dengan sebaik-baiknya. Sehingga, secara
mental mereka tidak terkejut dan bahkan merasakan hentakan kenikmatan, kala akan memasuki
bulan suci ini. Tapi kami memperkirakan bahwa golongan ini bukanlah golongan mayoritas di
tengah umat dewasa ini. Mereka adalah para pemburu takwa.
Kedua, mereka yang biasa-biasa saja dalam menyambut kedatangan bulan suci ini, tanpa
ekspresi dan tanpa apresiasi apa-apa. Karena mereka tidak mengerti apa sebenarnya yang ada
dalam bulan Ramadhan. Golongan ini adalah mereka yang biasa-biasa saja dalam menyabut
kedatangan bulan suci ini.

Tak ada riak spiritual dan gairah jiwa yang meluap-luap penuh gembira menyambut bulan ampunan
dan suci ini.
Kehadiran Ramadhan sama sekali tidak mempengaruhi kebangkitan spiritualnya, tidak
menggairahkan ‘urat-urat” kepekaan nuraninya. Tak ada yang berubah. Tak ada yang bergeser.
Jiwanya demikian dingin, walaupun suasana bulan suci telah memercikkan kehangatan-
kehangatan. Hati mereka tak lagi terangsang untuk memeluk erat sang tamu agung ini.
Di bulan suci ini, bukan tidak mungkin manusia semacam ini banyak jumlahnya. Bahkan,
bisa menjadi bagian paling besar dari lapisan umat ini. Namun, kita berharap dan berdo’a semoga
tidak. Untuk mereka, bonus-bonus Ramadhan tiada guna dan mereka memang tidak berhak
mendapatkannya.

Ketiga, adalah kelompok yang gembira dengan kehadiran bulan Ramadhan, karena mereka
merasa bahwa kedatangannya dianggap akan membuat mereka menangguk keuntungan besar.
Siapa mereka? Mereka adalah sosok-sosok pencari “nafkah” dengan kehadiran bulan suci.
Dibenaknya, yang bertaburan bukan pahala-pahala yang Allah turunkan dari langit karena amal-
amalnya yang sempurna, Yang terbayang dalam benaknya adalah “honor-honor” jutaan atau
amplop-amplop dalam sekali tampil di publik, di meda radio dan televisi, atau di mana saja yang
dianggap mendatangkan uang.
Hatinya sama sekali tidak terpaut dengan “imaan dan ihtisaab” di bulan Ramadhan. Yang
tertayang dalam benaknya adalah seberapa banyak penghasilan yag akan didapatkan dengan
kehadiran bulan suci ini. Baginya tak perlu apakah bulan ini bulan ampunan atau bukan bulan
ampunan, yang penting aliran uang mengalir deras ke kantong atau rekeningnya.
Sosok ini bisa menimpa seorang pedagang, bisa seorang artis, dan selebritis, bisa seorang
kiayi, bisa seroang ustadz ternama, bisa seorang qari dan qori’ah, bisa seorang dai’ kondang,
bisa seorang presenter, bisa seorang pengelola televise, radio, pengelola pengajian,

pengelola transportasi, dan siapa saja yang menjadikan uang sebagai target utama pada saat
Ramadhan datang menjelang..
Kelompok ini, ada dan bahkan jauh-jauh hari telah melakukan kalkulasi sejauh mana Ramadhan

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 1/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
kali ini dia bisa eksploitasi sebaik-baiknya.
Dia memang puasa, namun puasanya kosong dari makna dan spirit Ramadhan yang
sebanarnya. Mereka memang puasa, namuin puasa yang tidak memiliki bobot apa-apa. Alias
Hampa!

Keempat, kategori terakhhir, adalah sosok manusia yang demikian ketakutan dengan
kehadiran Ramadhan. Kelompok ini kita anggap sebagai kelompok yang sangat parah
dibandingkan dengan kelompok kedua dan ketiga.
Kelompok ini menjadikan Ramadhan sebagai momok yang selalu menghantui dirinya.
Sebulan sebelum Ramadhan datang, mereka telah menggigil karena akan tiba bulan suci ini.
Mereka merasa ngeri karena harus menahan makan dan minum, harus sembunyi-sembuni jika
mrreka tidak puasa, mereka harus malu jika kepergok sedang makan-makan.
Bahkan bukan itu saja, ada diantara mereka yang merasa terancam roda hidupnya dengan
kedatangan bulan susci ni. Mereka merasa bahwa Ramadhan telah menyumbat rzkinya.
Mereka bisa saja terdiri dari pelaku bisnis haram, para pengelola nait club ang diperintahkan
untuk ditutup selama Ramadhan. Mereka bisa saja adalah para pelacur kelas kakap yang setiap
harinya menjual kehormatan kepada para si hidung belang. Bisa saja mereka adalah para
pedagang makanan di pinggir-pinggir jalan, yang seakan hidup menjadi kiamat karena
penghasilan drastis berkurang. Mereka bisa saja pengelola restoran atau siapa saja yang
menganggap bahwa Ramadhan bukan bulan penyucian diri dan jiwa.
Mereka adalah bukan pemburu takwa, bukan pula manusia yang mengharap ridha Tuhannya.
Mereka tidak akan dapat nilai apa-apa di bulan mulia ini. Karena mereka adalah termasuk
kelompok manusia pongah yang dengan terang-terangan tampil di depan orang menampilkan
“keberaniannya”, bahwa mereka tidak puasa tanpa alasan apa-apa. Untuk yang terakhir ini, hanya
Allah yang bisa memasukkan mereka kedalam neraka.
Marilah kita, berdo’a, semoga kita masuk pada golongan pertama. Golongan yang semangat
menyambut kedatangan Ramadhan yang mulia. Semangat memeluk nilai-nilai dan semangat pula
memaknainya.

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan hari pertama, semoga Allah memberikan
kekuatan kepada kita semua. (mohisa). Jkt/1 Ramadahan 1431H/11 Agustus 2010

Kuliah Subuh Ramadhan-2


AGAR RAMADHAN PENUH RAHMAT, BERKAH
DAN BERMAKNA

Hari ini kita baru selesai melaksanakan shoum Ramadhan yang pertama. Banyak hikmah
yang bisa kita petik di bulan suci dan mulia ini, yang semuanya mengarah pada peningkatan
makna kehidupan, peningkatan nilai diri, maqam spiritual, dan pembeningan jiwa dan nurani.
Kewajiban puasa ini bukan sesuatu yang baru dalam tradisi keagamaan manusia. Puasa
telah Allah wajibkan kepada kaum beragama sebelum datangnya Nabi Muhammad saw. Ini jelas
terlihat dalam firman Allah berikut:
﴾١٨٣﴿ ‫ﻳﻦ ِﻣﻦ ﻗَـْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَـﺘﱠـ ُﻘﻮ َن‬ ِ‫ﱠ‬
َ ‫ﺐ َﻋﻠَﻰ اﻟﺬ‬
ِ
َ ‫ﺼﻴَ ُﺎم َﻛ َﻤﺎ ُﻛﺘ‬
‫ﺐ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ُﻢ اﻟ ﱢ‬ ِ ِ‫ﱠ‬
َ ‫ﻳَﺎ أَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﺬ‬
َ ‫ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮاْ ُﻛﺘ‬
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, QS. Al Baqarah [2]: 183

Ayat ini menegaskan tujuan final dari disyariatkannya puasa, yakni tergapainya takwa.
Namun, perlu diingat bahwa ketakwaaan yang Allah janjikan itu bukanlah sesuatu yang gratis dan
cuma-cuma diberikan kepada isapa saja yang berpuasa. Manusia-manusia takwa yang akan lahir
dari “rahim” Ramadhan adalah mereka yang lulus dalam ujian-ujian yang berlangsung pada bulan
diklat itu.
Tak heran kiranya jika Rasulullah bersabda: “banyak orang yang berpuasa yang tidak
mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan haus” HR An Nasai dan Ibnu Majah.
ِ ِِ ِ ِ ٍِ َ ‫ب‬
‫ رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬. ‫ﺶ‬ َ ‫ﺲ ﻟَﻪُ ﻣ ْﻦ ﺻﻴَﺎﻣﻪ اﻻﱠ اﳉُﻮعُ َو‬
ُ َ‫اﻟﻌﻄ‬ َ ‫ﺻﺎﺋﻢ ﻟَْﻴ‬ ‫ُر ﱠ‬
“Banyak sekali orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu selain
lapar dan dahaga” HR Ibnu Majah.

Mereka berpuasa, namun tidak melakukan pengendapan makna spiritual puasa, akan
kehilangan kesempatan untuk meraih kandungan hakiki puasa itu.
Lalu apa yang mesti kita lakukan? Beberapa hal berikut ini mungkin akan bisa membantu
menjadikan puasa kita penuh rahmat, berkah, dan bermakna, yaitu;

Pertama: Mempersiapkan persepsi yang benar tentang Ramadhan..


Bergairah dan tidaknya seseorang melakukan pekerjaan dan aktivitas, sangat korelatif dengan
sejauh mana persepsi yang dia miliki tentang pekerjaan itu. Hal ini juga bisa menimpa kita, saat
kita tidak memiliki persepsi yang benar tentang puasa.
Oleh karena itulah, setiap kali Ramadhan menjelang Rasulullah saw mengumpulkan para
sahabatnya untuk memberikan persepsi yang benar tentang Ramadhan itu. Rasulullah bersabda:
“Telah datang k epadamu bulan Ramadhan, bulan k eberk ahan, Allah mengunjungimu
pada bulan ini dengan menurunk an rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulk an
do’a. Allah melihat berlomba-lombanya k amu pada bulan ini dan membanggak an k alian
pada para malaik at-Nya. Mak a tunjuk k anlah k epada Allah hal-hal yang baik dari k alian.

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 2/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
Karena orang yang sengsara adalah orang yang tidak mendapat rahmat Allah di bulan ini.:
HR Ath Thabrani.
Ini Rasulullah sampaikan agar para sahabat dan tentu saja kita semua bersiap-siap
menyambut kedatangan bulan suci ini dengan hati berbunga. Maka menurut Rasulullah, sungguh
tidak beruntung manusia yang melewatkan Ramadhan ini dengan sia-sia. Berlalu tanpa kenangan
dan tanpa makna apa-apa.
Persepsi yang benar akan mendorong kita untuk tidak terjebak dalam kesia-siaan di bulan
Ramadhan. Saat kita tahu bahwa Ramadhan bulan ampunan, maka kita akan meminta ampunan
pada Sang Maha Pengampun. Jika kita tahu bulan ini bertabur rahmat, kita akan berlomba dengan
antuasias untuk menggapainya. Jika pintu surga dibuka, kita akan berlari kencang untuk
memasukinya. Jika pintu neraka ditutup kita tidak akan mau mendekatinya sehingga dia akan
menganga.

Kedua; membekali diri dengan ilmu yang cukup dan memadai.


Untuk memasuki puasa, kita harus memiliki ilmu yang cukup tentang puasa itu. Tentang
rukun yang wajib kita lakukan, syarat-syaratnya, hal yang boleh dan membatalkan, dan apa saja
yang dianjurkan.
Pengetahuan yang memadai tentang puasa ini akan senantiasa menjadi panduan pada saat
kita pusa. Ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan kita untuk meningkatkan kualitas
ketakwaan kita serta akan mampu melahirkan puasa yang berbobot dan berisi. Sebagaimana
yang Rasulullah sabdakan:
“Barangsiapa yang puasa Ramadhan dan mengetahui rambu-rambunya dan
memperhatikan apa yang semestinya diperhatikan, maka itu akan menjadi pelebur dosa
yang dilakukan sebelumnya: HR Ibn Hibban dan Al Baihaqi.

Agar puasa kita brtabaur rahmat, penuh berkah, dan bermakna, sejak awal kita harus siap
mengisi puasa dari dimensi lahir dan batinnya. Puasa merupakan “sekolah moralitas dan etika”,
tempat berlatih orang-orang mukmin. Latihan bertarung membekap hawa nafsunya, berlatih
memompa kesabarannya, berlatih mengokohkan sifat amanah. Berlatih meningkatkan semangat
baja dan kemauan. Berlatih menjernihkan otak dan akal pikiran.
Puasa akan melahirkan pandangan yang tajam. Seab, perut yang selalu penuh makanan
akan mematikan pikiran, meluberkan hikmah, dan meloyokan anggota badan.
Puasa melatih kaum muslimin untuk disiplin dan tepat waktu, melahirkan perasaan kesatuan
kaum muslimin, menumbuhkan rasa kasih sayang, solidaritas, simpati, dan empati terhadap
sesama.
Tak kalah pentingnya yang harus kita tekankan dalam puasa adalah dimensi batinnya.
Dimana kita mampu menjadikan anggota badan kita puasa untuk tidak melakukan hal-hal yang
Allah murkai.
Dimensi ini akan dicapai, kala mata kita puasa untuk tidak melihat hal-hal yang haram,
telinga tidak untuk menguping hal-hal yang melalaikan kita dari Allah, mulut kita pusa untuk tidak
mengatakan perkataan dusta dan sia-sia. Kaki kita tidak melangkah ke tempat-tempat bertabur
maksiat dan kekejian, tangan kita tidak pernah menyentuh harta haram. Pikiran kita bersih dari
sesuatu yang menggelapkan hati. Dalam pikiran dan hati tidak bersarang ketakaburan,
kedengkian, kebencian pada sesama, angkara, rakus dan tamak serta keangkuhan.
Sahabat Rasulullah Jabir bin Abdullah berkata, “Jika kamu berpuasa, maka hendaknya puasa
pula pendengar dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa. Tinggalkanlah menyakiti tetangga dan
hendaknya kamu bersikap tenang pada hari kamu berpuasa. Jangan pula kamu jadikan hari
berbukamu (saat tidak berpuasa) sama dengan hari kamu berpuasa”.
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan dia mengamalkannya maka Allah
tidak menghajatkan dari orang itu untuk tidak makan dan tidak minum” HR Bukhari dan Ahmad
dan lainnya.
Mari kita jadikan puasa ini sebagialangkah awal untuk membangun gugusan amal ke depan.
Semoga Allah meridloi kita semua.

Kuliah Subuh Ramadhan : 3


RAMADHAN, SAAT TEPAT BERAUBAT
Kemuliaan dan keistimewaan bulan Ramadhan telah disaari. Didalamnya ada rahmat,
keberkahan, kebaikan, keselamatan, ampunan yang tak terhingga, pahala yang berlipat ganda,
dan kenikmatan berlimpah ruah.
Karena itu, Rasulullah saw, menjelaskan dalam sabdanya.
“ seandainya manusia mengetahui k ebaik an dan k eistimewaan yang ada dibulan Ramadhan,
mak a merek a ak an mengingink an seandainya seluruh bulan yang ada menjadi bulan Ramadhan “.
Semangat berlomba – lomba dalam ibadah dan kebaikan menjadi cirri khas dari
Ramadhan. Secara umum, kecendrungan kaum muslimin meningkatkan ibadahnya sangat tinggi
dibulan Ramadhan. Orang awam pun berlomba – lomba meningkatkan ibadahnya, seperti :
Memakmurkan masjid, bersedekah, menambah sholat sunah, melaksanakan tarawih, memberikan
buka puasa, dan lain – lain. Semangat beribadah dan melakukan kebaikan belum sempurna bila
seseorang belum memiliki kepedulian terhadap usaha menghindari perangkap – perangkap dosa.
Bahkan, memelihara dan menjaga diri dari dosa dan menjauhkan segala perangkap –
perangkapnya, sangat besar fadhilah dan keutamaannya disisi Allah SWT. Mari kita renungkan
riwayat hadist Rasulullah SAW, yang menjelaskan tentang tujuh golongan yang akan dilindungi
oleh Allah SWT di akhirat kelak. Dimana tidaj ada perlindungan selain perlindungan Allah SWT.
Bulan Ramadhan disamping menyediakan banyak peluang ibadah dan kebaikan, ia juga
membuka lebar – lebar pintu untuk menjauhkan diri dari maksiat dan dosa. Upaya menjauhkan diri
dan membersihkan diri dari dosa dan maksiat tidak terlepas dari keharusan orang bertaubat dan

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 3/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
membersihkan diri dari dosa – dosa dan maksiat mereka yang pernah terjerumus kedalamnya.
Itulah istighfar dan taubat.

Urgensi Taubat
Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa, kecuali Rasulullah SAW.
Kenyataan ini mengharuskan setiap orang intropeksi diri dan kembali bertaubat kepada Allah
SWT. Rasulullah SAW sendiri yan telah bebas dari dosa selalu beristighfar dan bertaubat tidak
kurang dari tujuh puluh kali setiap hari. Dalam riwayat lain, seratus kali. ( HR. Bukhari Muslim )
Dalam Al-Quran ditemukan banyak ayat tentang pentingnya bertaubat. Diantaranya, “dan
bertaubatlah k alian semua k epada Allah SWT, wahai orang – orang yang beriman, agar k alian
meraih k emenangan”. ( An-Nur:30 )
Ayat ini turun di Madinah kepada generasi terbaik umat ini, dari Muhajirin dan Anshar. Bahwa
, bila mereka ingin meraih kemenangan, kejayaan, dan kebahagiaan, maka harus dengan syarat
bertaubat. Padahal, mereka telah mempersembahkan segalanya untuk perjuangan iman melawan
siksaan dan intimidasi kafir Quraisy, menghadapi segala rintangan dan penderitaan dalam
berhijrah, dan menghadapi kilatan pedang, serangan musuh, dan ancaman syahid dalam berjihad
dimedan perang.
Ayat ini seolah – olah menyatakan bahwa tidak cukup hanya dengan beriman, berhijrah, dan
berjihad untuk mencapai kemenangan. Tetapi, harus pula dengan banyak bertaubat.
Ayat lain menyatakan hakikat yang lebih menggetarkan hati. Allah SWT. Berfirman , “dan
barang siapa yang tidak bertaubat, mak a merek a pasti orang – orang yang zhalim”. ( Al-
Hujarat:11 )
Kewajiban Taubat dan Keutamaannya
Wahsyi. Pembunuh Hamzah, paman tersayang RasulullahSAW. Pernah ragu – ragu masuk islam,
karena takut dosanya tidak akan terampuni dan taubatnya tidak diterima oleh Allah SWT. Namun,
setelah mendapat jawaban dari Rasulullah SAW. Berdasarkan ayat – ayat Al-Quran, tampa ragu
diapun masuk islam an bertaubat menuju Madinah. Dari Abbas ra. Berkata :
“ sesungguhnya Wahsyi, pembunuh Hamzah ra. paman Rasulullah SAW. Menulis surat
kepada Rasulullah SAW dari Mekkah, yang menyebutkan bahwa sesungguhnya aku ingin masuk
islam, namun yang menjadi penghalangku dari masuk islam adalah ayat Al-Quran yang turun
kepada Anda, yaitu firman Allah SWT ”.
“ dan orang –orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allaj SWT dan tidak
membunuh jiwa yang diharamk an Allah SWT ( membunuhnya ) k ecuali dengan ( alasan ) yang
benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melak uk an demik ian itu, niscaya dia mendapat (
pembalasan ) dosa (nya ) “. ( Al-Furqon:68 )

Aku telah melakukan tiga perkara itu. Sekarang apakah aku berpeluang untuk bertaubat ?.
kemudian turun firman Allah SWT.
“ k ecuali orang – orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjak an amal saleh; mak a
k ejahatan merek a diganti Allah SWT dengan k ebajik an. Dan adalah Allah SWT Maha pengampun
lagi Maha penyayang “. ( Al-Furqon:70 )
Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu.
Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat, yaitu beramal
saleh, dan aku tidak tahu apakah aku dapat melakukan amal saleh atau tidak ?. kemudian turun
firman Allah SWT.
“ sesungguhnya Allah SWT tidak mengampuni dosa mempersek utuk an (sesuatu) dengan
Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dik ehendak i-Nya.
Barang siapa yang mempersek utuk an (sesuatu) dengan Ak llah SWT, mak a sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh – jauhnya “.(An-Nisa:116)
Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi menulis surat lagi
yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat yang juga terdapatdalam ayat tersebut, dan aku
tidak tahu apakah aku mendapatkan ampunan atau tidak ?.
Kemudian turun firman Allah SWT,.
“ k atak anlah : Hai hamba – hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri merek a
sendiri, janganlah k amu berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT
mengampuni dosa –dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun Lagi Maha
Penyayang “. (Az-Zumar:24)
Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat itu. Wahsyi tidak lagi melihat
ada syarat dalam ayat tersebut, maka dia pun bertolak menuju Madinah dan masuk islam.
Keadilan dan kebijakan Allah SWT menentukan bahwa setiap bani Adam berdosa,
sebagaimana disebutkandalam hadits Rasulullah SAW, dari Anas bin Malik. Rsulullah SAW
bersabda :
“ setiap anak Adam bersalah, dan sebaik – baik orang yang bersalah adalah orang –
orang yang bertaubat “. (HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hak im)
Namun Allah SWT tidak Zhalim terhadap manusia. Ketika mereka berpeluang untuk bersalah,
maka Allah SWT membuka lebar – lebar pintu untuk membersihkan dosa –dosanya.

Oleh karena itu Allah SWT telah mewajibkan taubat atas setiap hamba-Nya. Allah SWT berfirman.
“ dan bersegeralah k amu k epada ampunan dari Tuhanmu dan k epada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediak an untuk orang – orang yang bertak wa, (yaitu) orang –orang yang
mnafk ahk an (hartanya), baik diwak tu lapang maupun sepit, dan orang –orang yang menahan
amarahnya dan memaafk an (k esalahan) orang. Allah SWT menyuk ai orang –orang yang berbuat
k ebajik an. Dan (juga) orang –orang yang apabila mengerjak an perbuatan k eji atau menganiaya diri
sendiri merek a ingat ak an Allah SWT, lalu memohon ampun terhadap dosa –dosa merek a dan

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 4/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah SWT. Dan merek a tidak
menerusk an perbuatan k ejinya itu, sedan merek a mengetahui. Merek a itu balasannya ialah
ampunan dari Tuhan merek a dan surga yang didalamnya mengalir sungai – sungai, sedang
merek a k ek al didalamnya; dan itulah sebaik –baik pahala orang – orang yang beramal “. (Ali
Imran:133-136)
Rasulullah SAW mengilustrasikan keutamaan taubat dalam haditsnya mengenai diri beliau sendiri.
“ Ak u adalah nabi taubat dan nabi yang penuh k asih saying “. (HR. Muslim)

Rasulullah SAW juga menggambarkan orang – orang yang bertaubat kepada Allah SWT, bahwa
mereka disisi Allah SWT sangat mulia dan Allah SWT sangat senang dengan taubat
seseorang.lebih daripada senangnya seorang pengelana yang menemukan kembali onta beserta
perbekalannya yang hilang dipadang pasir, sedangkan dia sendiri tidak lagi memiliki perbekalan
lainnya selain itu. Sehingga saking gembiranya dia berseru;
“ Ya Allah SWT, Engk au hambak u, dan ak u adalah tuhan-Mu, tampa dia sadari
k ek eliruannya yang sangat fatal “.

Kuliah Subuh Ramadhan: 4


RAMADHAN BULAN LIMPAHAN KASIH SAYANG

Kasih sayang dan rahmat Allah Swt berlimpah dalam bulan Ramadhan. Pintu-
plintu rahmat terbuka lebar dan pintu-pintu kemurkaan-Nya tertutup rapat. Syaitan yang
menjadi sombol perusak dan pengganggu ketenteraman dan kasih sayang antar
amanusia, dibelenggu dengan erat di neraka. Kondisi telah dibuat sedemikian rupa,
sehingga kaum muslimin dapat menumbuhkan dan menyuburkan rasa kasih sayang
antar mereka, khususnya orang-orang yang butuh bantuan dan ditimpa kemalangan dari
orang-orang yang beriman.
Kasih sayang antar sesama umat Islam dan orang-orang yang beriman
merupakan salah satu factor penting dalam kesempurnaan iman. Diriwayatkan dari
Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“ Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak akan beriman
seorang dari kalian, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya (yang beriman)
sebagiamana apa yang dicintai untuk dirinya sendiri” HR Bukhari dan Muslim.
Rasulullah saw memberikan perumpamaan tentang cinta kasih sayang antara
orang beriman laksana sebatang tubuh yang saling bertenggang rasa, saling menopang,
saling megasihi, dan berbagi rasa. Sada beliau: “Perumpamaan orang-orang yang
beriman dalam cinta dan kasih sayang mereka adalah laksana sebatang tubuh, dimana
bila salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan
demam dan kesulitan tidur” HR Muslim.
Bahkan kasih sayang antara umat Islam merupakan salah satu karakter dan sifat
pokok atau utama yang ditetapkan Allah Swt atas umat Muhammad saw. Sifat ini sangat
dipuji oleh Allah sebagaimana firmanNya: dalam surat Al Fath: 29, yang artinya:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”.
Dalam bulan Ramadhan, rasa kasih sayang dan cinta antara umat Islam, sangat
tepat untuk disemai dan dipupuk kembali, sehingga tumbuh subur dan bersemi. Kasih
sayang itu berupa segala macam bentuk kebaikan dan pembelaan terhadap sesama
mukmin. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:“Barang siapa yang meutup aib
saudaranya yang muslim di dunia maka Allah swt akan menutup aibnya di dunia dan di
ahirat. Dan barangsiapa yang membantu menyelesaikan masalah yang menghimpit
saudaranya (yang beriman) di dunia, maka Allah swt akan menyelesaikan masalah yang
menghimpitnya pada hari kiamat. Dan Allah swt pasti menolong seorang hamba,
selama hambanya menolong saudara (yang beriman). HR Muslim.

Membina sifat kasih sayang.


Rasulullah saw memberikan contoh dan keteladanan berkenaan dengan kasih
sayang. Rasulullah saw adalah sosok yang penuh kasih dan sayang. Sifat kasih sayang
telah terbina dalam diri beliau sejak masih belia. Diantara factor yang sangata
berpengaruh dalam menunjukan sifat kasih sayang dalam diri beliau adalah kecintaan
dan kasih saying terhadap binatang, khususnya terhadap kambing yang beliau gembala.
Beliau menyebutkan bahwa tidak seorang nabi dan rasul pun yang diutus oleh Allah
Swt melainkan pernah menggembala kambing. Termasuk Rasulullah saw pernah
menggembala kambing beberapa tahun, ketika masih remaja. Hikmahnya yang tersirat
dalam aktivitas menggembala kambing adalah Allah Swt menguji dan mendidik mental
para nabi dan rasul agar bersabar dan bersifat kasih sayang terhadap binatang,
sehingga mereka lebih bisa mencintai dan lebih menyayangi manusia, umatnya, dan
sesama makhluk yang lain.

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 5/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
Dalam praktek para sahabat, dapat kita simpulkan betapa serius mereka membina
kasih sayang itu dalam diri mereka, dengan berusaha melayani sesama saudara.
Betapa menakjubkan gambaran kasih dan cinta yang terjalin antara para sahabat
Anshar terhadap

kaum Muhajirin. Sebagimana Allah menyatakan dalam firmanNya: Surat Al Hasyar-9


yang artinya:
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah
kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang muhajirin), dan mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa
yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah
orang –orang yang beruntung”
Oleh karena itu dalam potret diri Umar bin Khattab, seorang khalifah yang sangat
bijak dan kasih terhadap rakyatnya, kita temukan beberapa riwayat tentang cintanya
terhadap rakyatnya. Dari Anas bin Malik ra diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab ra
pada satu malam sedang keliling melakukan ronda. Dia melewati sekelompok orang
yang mampir untuk menginap ( di kota Madinah) . Dia sangat khawatir dan takut ada
orang yang mencuri barang-barang mereka. Kemudian Umar mendatangi Abdurrahman
bin Auf ra yang kaget dan bertanya, “apa yang membuat Anda datang pada larut malam
seperti ini, wahai Amirul Mukminin? Dia menjawab, “aku melewati sekelompok orang
yang mampir. Naluriku berkata, bila mereka bermalam dan tidur, aku takut mereka akan
kecurian. Maka ikutlah denganku agar kita menjaganya malam ini.” Keduanya pun
bertolak. Keduanya duduk dekat orang-orang itu semalam suntuk, untuk menjaganya,
hingga ketika melihat subuh telah tiba, Umar menyeru, “Wahai orang-orang, shalat
subuh….. shalat subuh….berkali-kali. Setelah melihat mereka telah bergerak dan
bangkit dari tidurnya, keduanyapun bangkit dan menuju ke masjid.
Bahkan para sahabt tidak hanya menyayangi orang-orang yang beriman. Kasih
sayang mereka juga tercurah bagi para ahli dzimmah, yaitu orang-orang non muslim
yang berlindung dalam khilafah Islam.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab melihat seorang laki-laki tua dari ahli
dzimmah yang meminta-minta dari satu pintu ke pintu yang lain. Umar berkata
kepadanya, :Kami telah berbuat tidak adil terhadap anda. Kami telah mengambil jizyah
(upeti) dari anda ketika anda masih muda, namun saat ini kami telah menyia-nyiakan
anda. Kemudian Umar memerintahkan agar mencukupi makanannya dari baitul mal
(gudang perbendaharaan Negara) milik kaum mslimin”.
Kasih sayang Rasulullah saw.
Allah swt selalu penuh perhatian terhadap hamba-hambaNya, dan diantara kasih
saying-Nya, Dia menganugerahkan risalahNya kepada manusia lewat pengutusan
seorang Rasul, yang sangat kasih dan cinta kepada umatnya. Allah swt menegaskan
hal itu dalam firmanNya; Surat At Taubah: 128; yang artinya: “Sesungguhnya telah
datang kepada kalian, seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas
kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman”
Dengan misi sebagi teladan bagi seluruh manusia, seorng Rasul haruslah orang
yang terbaik, Muhammad bin Abdullah adalah orang yang terbaik itu. Beliau memiliki
segala kelayakan dan keistimewaan sebagai seorang yang paling pantas dijadikan
teladan dan anutan. Dalam ayat diatas sergambar jelas sebagiansifat istimewa
Rasulullah saw itu.
Nah sudahkah kita menempatkan Rasulullah saw sebagai kekasih, teladan, dan
uswah tertinggi dari seluruh manusia lainnya. Ataukah kita masih lebih mengagungkan
kyai, ulama, pemimpin tokoh politik, negarawan dan lain-lain, melebihi pengagungan kita
kepada Rasulullah saw? Konsekwensi yang paling penting disadari oleh umat dari
meneladani Raulllah saw adalah mentaati dan mengikuti sunnah beliau. Mari kita ukur
sikap meneladani kita kepadaRaulullah saw dari sisi itu, khususnya dalam hal kasih
sayang dan cinta.

Kuliah Ramadhan ke: 5


KEISTIMEWAAN RAMADHAN DARI BULAN LAINNYA

Demikian banyak keistimewaan yang ada di dalam bulan Ramadhan ini bila dibanging dengan
bulan2 lainnya. Andaikata tersingkap semua hikmah bagi manusia di depan matanya dengan
telanjang, maka pastilah dia akan berharap sebelas bulan sisanya menjadi Ramadhan.
http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 6/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
Sederet keistimewaan bisa kita dapatkan dalam hadits-hadits Rasulullah saw yang secara
gamblang mengambarkan apa yang ada dalam bulan suci ini. Simaklah hadits riwayat Bukhori dan
Muslim berikut ini, yang artinya:
“Semua amal manusia untuknya, kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh hingga 700 kali.
Allah berfirman: “Kecuali puasa.Ia untuk-Ku dan Alu akan membalasnya. Sebab ia meninggalkan
syahwatnya, makanan dan minumannya karena Aku. “Orang yang berpuasa mendapatkan dua
kegembiraan: kegembiraan ketika berbuka dan kegembeiraan saat berjumpa Rabbnya.
Sesungguhnya bau mulut orang yang puasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan bau kesturi”.
Puasa demikian istimewa di mata Allah. Dia hargai puasa tanpa ada batas pahala, Allah akan
membalasnya sesuai dengan kadar takwa yang dia persembahkan kepadaNya. Sesuai dengan
apakah puasa yang dilakukannya seratus persen untuk Tuhannya atau karena hal lainnya.
Allah memberi harga yang demikian mahal, bahkan sampai bau mulut mereka yang berpuasa
lebih harum dari minyak kasturi. Sebuah penghargaan yang sangat luar biasa. Sebuah nilai yang
tiada tara. Puasa demikian special kedudukannya di sisi Allah Ta’ala.
Di bulan ini, do’a-doa yang dipanjatkan pada Allah saat berbuka, tak lagi ditolak. Waktu
berbuka menjadi sangat istimewa di bulan ini. Doa-doa yang terlontar dari mulut yang tidak lagi
kotor dan belepotan dengan kata-kata keji dan munkar, menjadi demikian berharga di sisi Allah
Ta’ala.
Doa mereka tidak akan tertolak. Doa mereka akan tembus menembus lais-lapis langit menuju
Sang Maha Pengabul doa. “Sesungguhnya orang yang berpuasa saat berbuka memiliki doa yang
tidak akan tertolak” HR Ibnu Majah. Doa mereka menjadi demikian mujarab. Doa mereka menjadi
demikian berbobot di sisi Allah Taala.

Bulan Ramadhan adalah penghulu bulan-bulan lainnya. Karena, bulan ini adalah bulan
merekahnya bunga ketaatan, semburatnya kedekatan pada Tuhan. Bulan ini adalah bulan
ampunan, rahmah dan keridlaan.
Orang-orang yang berpuasa akan menjadi tamu VIP surga, sehingga dia akan diperkenankan
masuk secara khusus dari sebuah pintu yang disebut dengan Ar Rayyan. Dalam sebuah hadis
ditegaskan, “Sesungguhnya di dalam surga itu ada sebuah pintu yag disebut Ar Rayyan. Darinya
orang-orang yang berpuasa akan memasuki surga dan tidak akan memasukinya kecuali orang
yang puasa” HR Bukhari Muslim.
Tatkala orang-orang yang berpuasa telah masuk secara keseluruhan, maka pintu itu akan
segera ditutup kembali, dan tertutuplah bagi siapa pun untuk memasukinya. Barangsiapa yang
masuk darinya, maka dia akan minum. Siapa yang minum, maka dia tidak akan haus untuk
selamanya.
Ramadhan menjadi demikian special, karena Allah turunkan Al Quran yang mulia di bulan ini.
sebagai Kitab Suci petunjuk bagi manusia. Dan Allah beri kesempatan kaum muslimin untuk
memburu malam seribu bulan di bulan yang suci ini, dengan melakukan i’tikaf di masjid-masjid.
Allah buka kesempatan manusia bisa menjadi laksana bayi yang baru dilahirkan ibunya, tatkala
dia sukses melakukan puasa.
Terbuka lebar bagi kita semua untuk bersih dari dosa-dosa masa lalu kita. Kemudian, kita
membangun gugus amal kita dengan lebih baik dan lebih indah. Kita hapus dosa-dosa kita
dengan amal-amal mulia yang Allah perintahkan dan kita jauhi semua larangan Allah dengan
sungguh-sungguh. Puasa akan menjadi perisai dari neraka, laksana seseorang yang memakai
perisai saat berperang. Puasa adalah perisai, Ia adalah benteng dari sekian banyak benteng kaum
muslimin (HR Thabrani).
Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan (HR Tirmidzi). Tak heran,
jika Allah menjanjikan kepada setiap orang yang memberi bukaan pada orang yang puasa, dia
akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang didapat oleh mereka yang puasa. Tanpa
dikurangi sedikitpun pahala itu dari orang yang puasa.

Puasa juga akan memberikan syafaat pada pelakunya di hari kiamat, sebagaimana sabda
Rasulullah Saw dalam HR Ahmad, yang artinya:
“Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafaat bagi seorang hamba di hari Kiamat. Puasa akan
berkata: Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari makan dan minum pada siang hari.
Sedangkan Al Quran akan berkata; Wahai Tuhanku, aku telah mencegahnya dari tidur di malam
hari, maka perkenankanlah syafaatku kepadanya. Maka syafaat keduanya diperkenankan”.
Diantara sekian banyak yang mungkin bisa kita tangkap dan rasakan dari ibadah puasa
adalah bahwa dia menjadi sarana pembersihan jiwa, latihan diri untuk menjauhi segala larangan-
Nya, melatih diri menyempurnakan ibadah kepada Allah semata. Puasa selain bisa membuat
jasmani menjadi sehat, sebagaimana dikatakan oleh para dokter, ia juga bias menjadikan aspek
kejiwaan manusia mengungguli aspek materi. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat kehewanan
menjadi terkuburkan. Sebab, saat itu setiap pelaku biasa dilatih untuk sabar dan ikhlas hanya
karena Allah semata.
Puasa membuat unsur tanah terkalahkan, sehingga dia tidak menjadi laksana binatang.
Ruhnya menguasai dirinya, sehingga dia melambung tinggi menuju derajat para malaikat. Dalam
pusa terdapat kemenangan ruh atas materi, akal dan pikiran atas nafsu syahwat. Puasa berfungsi
mematahkan gelora syahwat dan mengangkat sisi nalurinya.
Puasa akan menajamkan rasa syukur nikmat kepada Allah. Saat dia lapar, dia akan
merasakan bahwa kenyang demikian nikmatnya. Saat dia haus, dia akan merasakan betapa
nikmatnya regukan air. Perasaan syukur nikmat ini menjalarkan kerja-kerja solidaritas dan empati
yang demikian besar terhadap sesama. Puasa memiliki sisi hikmah ijtimaiyyah. Karena
pelaksanaan puasa Ramadhan akan mengajak pada kasih sayang, persamaan, lemah lembut
antara seorang muslim dengan muslim lainnya.
Puasa juga akan melahirkan kecerdasan-kecerdasan dan kepekaan pikiran. Sehingga
disebutkan, bahwa barangsiapa yang membuat perutnya lapar, maka pikiran-pikirannya menjadi

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 7/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
agung dan istimewa.

Sementara itu, Lukman al Hakim berkata kepada anaknya: “Wahai anakku jika perut telah penuh
sesak, maka pikiran akan tidur lelap dan hikmah (sikap bijak) akan keruan dan tubuh akan
menjadi demikian malas untuk beribadah”.
Maka sudah sangat pantas jika kita mengerti keistimewaan dan hikmah bulan Ramadhan,
jika kita semua bertekad bulat untuk menjadikan Ramadhan ini sebagai bulan zuhud, ta’abbud,
berbuat kebajikan terhadap orang-orang yang fakir dan miskin. Jadikanlah ia sebagai bulan
menjaga pencernaan, menjaga mulut, membersihkan jiwa dan raga. Jangan tunda untuk menjadi
hamba Allah yang selalu mengejar nikmat Allah. Mari kita telusuri lorong-lorong hikmah Ramadhan
itu dengan antusiasme ibadah dan amal sholeh yang membara. Semoga Allah memberikan
kemampuan kepada kita semua.

Naskah Kuliah Subuh Ramadahan ke:6


AKRAB DENGAN AL-QURAN

Al Quran adalah kitab suci terachir yang diturunkan oleh Allah Swt.Isinya merupakan
penyempurna dan pengoreksi semua isi kitab suci terdahulu. Dengan diturunkannya
ayat terakhir dari Al Qurn, berarti terhentilah wahyu dari langit dan berakhirlah
pengutusan para rasul ke dunia. Nabi Muhamad saw sebagai penerima wahyu terakhir
tersebut adalah pamungkas para Rasul. (QS Al Ahab: 40)
ً‫ﲔ َوَﻛﺎ َن اﻟﻠﱠﻪُ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َﻋﻠِﻴﻤﺎ‬ ِ َ ‫ﱠﻣﺎ َكا َن ُﳏ ﱠﻤ ٌﺪ أَﺑﺎ أَﺣ ٍﺪ ﱢﻣﻦ ﱢرﺟﺎﻟِ ُﻜﻢ وﻟَ ِﻜﻦ ﱠرﺳ‬
َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ َو َﺧ َﺎﰎَ اﻟﻨﱠﺒِﻴﱢ‬ ُ َْ َ َ َ َ
040. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
Al Quran merupakan undang-undang langit terakhir yang berfungsi mengubah
undang-undang samawi sebelumnya. Apa yang masihdianggap relevan dengan tuntutan
zaman masih tersirat dan atau tersurat di dalamnya, karena Al Quran adalah puncak
dari perundang-undangan Ilahi dan pamungkas wahyu samawi. Isi kitab samawi
sebelumnya yang telah diubah oleh tangan-tangan kotor manusia, dikoreksi dan
diluruskan. Undang-undang pokok yang dibutuhkan umat manusia sampai akhir zaman
untuk mengatur kehidupannya telah lengkap tercantum dalam Al Quran.
‫ﻒ ﱢِﻹ ٍْﰒ‬ َ ُ َ َ َ ْ ‫ﻴﺖ ﻟَ ُﻜ ُﻢ ا ِﻹ ْﺳﻼَ َم ِدﻳﻨﺎً ﻓَ َﻤ ِﻦ‬
ٍ ِ‫اﺿﻄُﱠﺮ ِﰲ ﳐَْﻤﺼ ٍﺔ َﻏ ْﻴـﺮ ﻣﺘَﺠﺎﻧ‬ ِ ِ
ُ ‫ﺖ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻧ ْﻌ َﻤِﱵ َوَرﺿ‬
ِ
ُ ‫اﻟْﻴَـ ْﻮَم أَ ْﻛ َﻤ ْﻠ‬
ُ ‫ﺖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ دﻳﻨَ ُﻜ ْﻢ َوأ َْﲤَ ْﻤ‬
ِ ِ
﴾٣﴿ ‫ﻴﻢ‬ ٌ ‫ﻓَﺈ ﱠن اﻟﻠّﻪَ َﻏ ُﻔ ٌﻮر ﱠرﺣ‬
003. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Maidah: 3)
Al Quran diturunkan berfungsi membenarkan dan meluruskan apa yang ada pada
kitab suci sebelumnya serta menyempurnakan risalah para Nabi terdahulu, untuk
dijadikan sebagai risalah universal yang mencakup semua kebutuhan manusia, kapan
dan dimana saja mereka berada (Al Maidah:48)
‫َﻧﺰَل اﻟﻠّﻪُ َوﻻَ ﺗَـﺘﱠﺒِ ْﻊ‬ ِ ِ ِ ِ ‫ﺎﳊ ﱢﻖ ﻣﺼﺪﱢﻗﺎً ﻟﱢﻤﺎ ﺑـﲔ ﻳ َﺪﻳ ِﻪ ِﻣﻦ اﻟ‬
ِ َ‫ْﻜﺘ‬ ِ َ‫ْﻜﺘ‬ ِ َ ‫وأَﻧﺰﻟْﻨَﺎ إِﻟَﻴ‬
َ ‫ﺎﺣ ُﻜﻢ ﺑـَ ْﻴـﻨَـ ُﻬﻢ ﲟَﺎ أ‬ْ َ‫ﺎب َوُﻣ َﻬ ْﻴﻤﻨﺎً َﻋﻠَْﻴﻪ ﻓ‬ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ َْ ‫ﺎب ﺑ‬ َ ‫ﻚ اﻟ‬ ْ ََ
ِ َ‫اﳊ ﱢﻖ ﻟِ ُﻜ ﱟﻞ ﺟﻌ ْﻠﻨَﺎ ِﻣﻨ ُﻜﻢ ِﺷﺮﻋﺔً وِﻣ ْﻨـﻬﺎﺟﺎً وﻟَﻮ َﺷﺎء اﻟﻠّﻪ َﳉﻌﻠَ ُﻜﻢ أُﱠﻣﺔً و ِاﺣ َﺪ ًة وﻟ‬
‫ـﻜﻦ ﻟﱢﻴَْﺒـﻠُ َﻮُﻛ ْﻢ ِﰲ َﻣﺎ‬ ِ َ ‫أَﻫﻮاءﻫﻢ ﻋ ﱠﻤﺎ ﺟ‬
َ َ ْ ََ ُ ْ َ َ َ َْ ْ ََ َْ ‫ﺎءك ﻣ َﻦ‬ َ َ ُْ َْ
﴾٤٨﴿ ‫ﲨﻴﻌﺎً ﻓَـﻴُـﻨَﺒﱢﺌُ ُﻜﻢ ِﲟَﺎ ُﻛﻨﺘُ ْﻢ ﻓِ ِﻴﻪ َﲣْﺘَﻠِ ُﻔﻮ َن‬
َِ ‫ات إِ َﱃ اﷲ ﻣﺮِﺟﻌ ُﻜﻢ‬
ْ ُ َْ
ِ ‫آﺗَﺎ ُﻛﻢ ﻓَﺎﺳﺘﺒِ ُﻘﻮا اﳋﻴـﺮ‬
َ َْ َْ

048. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang
telah kamu perselisihkan itu,

Kesempurnaan dan Kelengkapan Isi Al Quran.


Dalam surat Al Maidah ayat 3 diataqsa Allah menyatakan,
‫ﻒ ﱢِﻹ ٍْﰒ‬ َ ُ َ َ َ ْ ‫ﻴﺖ ﻟَ ُﻜ ُﻢ ا ِﻹ ْﺳﻼَ َم ِدﻳﻨﺎً ﻓَ َﻤ ِﻦ‬
ٍ ِ‫اﺿﻄُﱠﺮ ِﰲ ﳐَْﻤﺼ ٍﺔ َﻏ ْﻴـﺮ ﻣﺘَﺠﺎﻧ‬ ِ ِ
ُ ‫ﺖ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻧ ْﻌ َﻤِﱵ َوَرﺿ‬
ِ
ُ ‫اﻟْﻴَـ ْﻮَم أَ ْﻛ َﻤ ْﻠ‬
ُ ‫ﺖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ دﻳﻨَ ُﻜ ْﻢ َوأ َْﲤَ ْﻤ‬
ِ ِ
﴾٣﴿ ‫ﻴﻢ‬ ٌ ‫ﻓَﺈ ﱠن اﻟﻠّﻪَ َﻏ ُﻔ ٌﻮر ﱠرﺣ‬
003. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 8/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
Penyayang.
Ayat ini menyiratkan dua hal pokok. Pertama; Allah telah menyempurnakan isi Al Quran.
Dalam artian dari aspek kualitas ajaran Al Quran amat sempurna dan tidak terdapat kontradiski
sama sekali.
Kedua; Allah telah mencukupkan atau melengkapkan nikmat-Nya kepada Muhammad saw.
Diantara nikmat yang paling agung adalah nikmat Islam Berarti Allah telah melengkapkan ajaran
Islam.
Kelengkapan ajaran Al Quran ini ditinjau darisegi kuantita ajarannya. Menurut ayat tersebut
ajaran al Quran telah mencakup semua aspek hukum dan aspek kehidupan manusia.
Sebagaimana ditegaskan Allah dalam firmanNya:
﴾٣٨﴿ ‫ﺎب ِﻣﻦ َﺷ ْﻲ ٍء ﰒُﱠ إِ َﱃ َرﱢِ ْﻢ ُْﳛ َﺸ ُﺮو َن‬ ِ ‫ﱠﻣﺎ ﻓَـﱠﺮﻃْﻨَﺎ ِﰲ‬
ِ َ‫اﻟﻜﺘ‬
038. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab Al Quran ini, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.
Para ahli tafsir mengatakan maksud ayat ini, bahwa Allah tidak meninggalkan sedikit pun
masalah-masalah agama dalam Al Quran. Allah telah menjelaskan semuanya baik dengan
terperinci maupun secara global yang diterangkanoleh Rasulullah saw atau ijma’ dan qyas. (Al
Jami; Li ahkaamil Quran, Al Qurthubi, juz VI hal 4200).
Dalam ayat lain ditegaskan, “Dan telah Kami turunkan kepadamu Al-Quran untuk
menerangkan segala sesuatu” (Al Jami’ Li ahkaamil Quran, A; Qurthubi, Juz X hal 164).
Menurut ayat-ayat tersebut, segala sesuatu sudah ada dan diatur oleh Allah swt dalam al
Quran. Bagi orang yang mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ada dalam

al Quran, akan sempurna merasakan nikmat Allah dalam penghidupan dan kehiudupan di atas
duia ini.
Kalau kita bawa maksud al Quran ini kepada suatu konotasiyang lebih sempit, yaitu pedoman
hidup dan hukum, maka al Quran merupakan pedoman hidup dan aturan hukum yang sempurna
dan lengkap. Tidak ada lagi aturan atau hukum pokok yang dibutuhkan manusia yang tertinggal.
Apalagi manusia berpedoman pada al Quran, mengikuti dan menjalankan peraturan-peraturan
hukum yang ada di dalamnya, maka akan sempurnalah nikmat kehidupan umat manusia di dunia
ini. (Al Jami; Li ahkaamil Qurn, al Qurthubi, juz VI hal. 420).

Manusia membutuhkan petunjuk al Quran.


Totalitas dan kesempurnaan ajaran yang dimiliki Al Quran menuntut penganutnya agar
komitmen terhadap Islam secara total. Seorang Muslim tidak boleh mengambil satu aspek saja
dari ajarannya, akan tetapi ia harus mengambil semua asapek dari ajaran-ajaran Islam secara utuh
(kafah). Al Quran mencela Bani Israil yang menerima sebagian ayat dan menolak sebagian yang
lainya sesuai dengan kemauan dan hawa nafsu mereka.
‫اﳊَﻴَ ِﺎة اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َوﻳـَ ْﻮَم اﻟ ِْﻘﻴَ َﺎﻣ ِﺔ‬
ْ ‫ي ِﰲ‬ ِ ِ ِ َ ِ‫ﺾ ﻓَﻤﺎ ﺟﺰاء ﻣﻦ ﻳـ ْﻔﻌﻞ َذﻟ‬
ٌ ‫ﻚ ﻣﻨ ُﻜ ْﻢ إﻻﱠ ﺧ ْﺰ‬ ُ َ َ َ ََ َ
ِ ‫ﺾ اﻟ‬
ِ َ‫ْﻜﺘ‬
ٍ ‫ﺎب َوﺗَ ْﻜ ُﻔ ُﺮو َن ﺑِﺒَـ ْﻌ‬ ِ ‫أَﻓَـﺘُـ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن ﺑِﺒَـ ْﻌ‬
﴾٨٥﴿ ‫اب َوَﻣﺎ اﻟﻠّﻪُ ﺑِﻐَﺎﻓِ ٍﻞ َﻋ ﱠﻤﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن‬
ِ ‫َﺷ ﱢﺪ اﻟْﻌ َﺬ‬
َ َ ‫ﻳـَُﺮدﱡو َن إِ َﱃ أ‬
085. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian
yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
Untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini, manusia amat membutuhkan petunjuk al
Quran, karena kebutuhannya melebihi kebutuhan umat manusia terdahulu Ada beberapa alasan
yang menyebabkan kita amat membutuhkan petunjuk al Quran.
Pertama: Al Quran diturunkan kepada Rasulullah saw untuk membebaskan umat manusia
dari kegelapan menuju cahaya hidup yang terang benderang.
ِ ‫اﳊ ِﻤ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫ﻚ ﻟِﺘُﺨﺮِج اﻟﻨ‬ ِ َ ‫ﺎب أ‬ ِ
﴾١﴿ ‫ﻴﺪ‬ َْ ‫ﱠﺎس ﻣ َﻦ اﻟﻈﱡﻠُ َﻤﺎت إ َﱃ اﻟﻨﱡﻮِر ﺑﺈ ْذن َرﱢ ْﻢ إ َﱃ ﺻَﺮاط اﻟ َْﻌ ِﺰﻳ ِﺰ‬
َ َ ْ َ ‫َﻧﺰﻟْﻨَﺎﻩُ إﻟَْﻴ‬ ٌ َ‫اﻟَﺮ ﻛﺘ‬
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Kedua; Al Quran sebagai pedoman hidup penuntun ummat manusia ke jalan kehidupan yang
lurus:
﴾٩﴿ ً‫َﺟﺮاً َﻛﺒِﲑا‬ ِ ِ ‫إِ ﱠن ﻫـ َﺬا اﻟْ ُﻘﺮآ َن ﻳِﻬ ِﺪي ﻟِﻠﱠِﱵ ِﻫﻲ أَﻗْـﻮم وﻳـﺒﺸﱢﺮ اﻟْﻤﺆِﻣﻨِﲔ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻳـﻌﻤﻠُﻮ َن اﻟ ﱠ‬
ْ ‫ﺼﺎﳊَﺎت أَ ﱠن َﳍُْﻢ أ‬ َ ْ َ َ َ ْ ُ ُ َُ َ ُ َ َ ْ ْ َ

009. Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar,
Mengikuti petunjuk al-Quran adalah jaminan kebahagiaan pribadi dan masyarakat,
kebahagiaan dunia dan akhirat, karena pembuat petunjuk itu adalah Pencipta dan Yang Maha
Tahu tentang cipataan-Nya.
Pedoman dan petunjuk hidup itu berlakku bagi seluruh ummat manusia, baik bagi orang
Arab maupun orang non Arab, baik orang pandai ataupun orang biasa, baik kelas atas, menengah
atau pun kelas bawah. Oleh karena itu, Allah swt Yang Maha Bijakksana menurunkan al Quran ini
dengan uslub (susunan bahasa) yang mudah, yang dapat difahami oleh ummat manusia. Bahkan
al Quran sendiri mengulang ulang pernyataan ini empat kali dalam satu surat yaitu surat al
Qamar: 17, 22, 32 dan 40.
﴾١٧﴿ ‫َوﻟَ َﻘ ْﺪ ﻳَ ﱠﺴ ْﺮﻧَﺎ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن ﻟِﻠ ﱢﺬ ْﻛ ِﺮ ﻓَـ َﻬ ْﻞ ِﻣﻦ ﱡﻣ ﱠﺪﻛِ ٍﺮ‬
017. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 9/10
7/5/2014 Mohammad Fajar Anwari ( Odil ): Kuliah Subuh ramadhan oleh Drs.H. Moh. Isa Anwari BAH
yang mengambil pelajaran?
Para sahabat Nabi dengan berbagai macam jenis kemampuan penalaran mereka, dengan
mudah memahami, mencerna, dan mengamalkan al Quran, karena mereka siap mendengar,
menerima dan mentaatinya. Namun Rasulullah saw pernah mengadu kepada Allah swt tentang
sikap kaumnya terhadap al Qurn ini sebagaimana direkam oleh al Quran sendiri:
﴾٣٠﴿ ً‫ب إِ ﱠن ﻗَـ ْﻮِﻣﻲ ﱠاﲣَ ُﺬوا َﻫ َﺬا اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن َﻣ ْﻬ ُﺠﻮرا‬
‫ﻮل ﻳَﺎ َر ﱢ‬
ُ ‫َوﻗَ َﺎل اﻟﱠﺮ ُﺳ‬
030. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang
tidak diacuhkan".
Ibnu Katsir mengatakan bahwa tidak beriman dan tidak membenarkan al Quran termasuk
“mahjura”. Tidak mentadabbur (menelaah) dan tidak memahaminya adalah termasuk “mahjura”.
Tidak mengamalkannya dan tidak melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya adalah
termasuk “mahjura”.
Pengaduan itu terhadap kaumnya yang memusuhi Al Quran (orang-orang kafir), bagaimana
kalau terjadi pada ummatnya sendiri.
Oleh kakrena itu, marilah dalam bulan Ramadhan ini kita gunakan kesempatan sebaik-
baiknya untuk memahami al Quran, dan dilanjutkan pada bulan-bulan setelah Ramadhan. Supaya
kita tidak termasuk orang-orang yang mahjuura, yaitu yang tidak mengacuhkan alQuran.

Diposkan oleh fajarodilanw ari di 13.53

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Mempublikasikan...

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

http://fajaranwari.blogspot.com/2012/01/kuliah-subuh-ramadhan.html 10/10

Anda mungkin juga menyukai