NIM : 24020117130094
Tugas Mata kuliah EKOLOGI TERESTRIAL yang dibimbing oleh Dr. Mochamad Hadi ,M.si.
Hasil nilai IKR spesies burung pada tabel menunjukkan bahwa burung dengan spesies
Pycnonotus aurigaster memiliki nilai kemelimpahan tertinggi yaitu 13,24% pada lokasi Hutan
Kota dan 11,49% pada Hutan Kampus. Hal ini dikarenakan karena adanya kecocokan dalam
ketersediaan pakan serta kemampuan burung untuk memilih habitat. Menurut Wiens (1992)
menyatakan bahwa ketersediaan pakan dalam suatu tipe habitat merupakan salah satu faktor
utama bagi kehadiran populasi burung. Hal ini juga berkaitan dengan adanya kemampuan burung
untuk memilih habitat yang sesuai dengan ketersediaan sumberdaya untuk kebutuhan hidupnya.
Kemelimpahan jenis juga dipengaruhi oleh sifat burung yang suka hidup berkelompok dalam
mencari makan. Menurut Mackinnon(1998) mengatakan bahwa kemelimpahan suatu spesies
disebabkan oleh kondisi habitat yang cukup rapat seperti hutan sekunder serta perilaku ekologis
burung yang lebih suka beraktivitas secara berkelompok.
Jumlah Individu
NO Nama Spesies Lokasi Hutan
Lokasi Hutan Kota
Kampus
1 Ardeola speciosa 1 5
2 Passer montanus 10 14
3 Orthotomus sutorius 3 2
4 Orthotomus sepium 5 7
5 Streptopilia chinensis 14 20
6 Lonchura leucogastra 9 12
7 Lonchura punctulata 7 11
8 Lonchura maja 5 6
9 Nectarinia jugularis 10 8
10 Aethopyga siparaja 2 1
11 Artamus leucorhynchus 4 5
12 Ardea cinerea 3 2
13 Pycnonotus aurigaster 20 20
14 Lanius schah 9 8
15 Geopilia striata 2 5
16 Prinia familiaris 15 18
17 Amaurornis phoenicurus 5 2
18 Hirundo tahitica 17 15
19 Halcyon chloris 4 4
20 Alcedo caerulescens 2 3
21 Pycnonotus goaivier 4 6
Jumlah Jenis (S) 21 21
Jumlah Individu (N) 151 174
Indeks Keanekagaman SW (H') 2,789481154 2,796099659
Indeks Persebaran ( e ) 0,916229462 0,918403367
Indeks Kesamaan (IS) 1 1
H MAX 3,044522438
Tabel 2 menunjukkan adanya beberapa parameter dari data hasil pengamatan jumlah individu
tiap spesies pada dua lokasi yang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan adanya 21 spesies
yang sama dari lokasi Hutan Kota dan Hutan Kampus, namun memiliki jumlah individu yang
berbeda. Beberapa parameter yang ditunjukkan yaitu Indeks Keragaman Shannon wiener, indeks
persebaran, dan indeks kesamaan.
Indeks kemerataan jenis (e’) digunakan untuk menilai kemantapan atau kestabilan jenis
dalam suatu komunitas , kemantapan indeks tersebut dapat dilihat pada penyebaran spesiesnya,
semakin menyebarnya spesies maka semakin stabil. Penyebaran burung di kawasan tersebut
memiliki indeks sebesar 0,916229462 pada lokasi Hutan Kota dan 0,918403367 pada lokasi Hutan
Kampus. Hasil tersebut dapat dikatakan stabil karena nilai indeks kemerataan jenis (E) burung
yang nilainya mendekati 1. Menurut Partasasmita (1998) menjelaskan nilai indeks kemerataan
berkisar antara 0-1. Apabila nilai E mendekati 0 berarti kemerataan antar spesies rendah,
sedangkan apabila nilai E mendekati 1 maka distribusi antar spesies relatif seragam. Indeks
tergolong tinggi mencirikan bahwa persebaran merata, tidk ada dominansi suatu jenis, dan
peluang hidup merata / sama.Penyebaran burung yang cukup merata di kawasan tersebut
disebabkan oleh vegetasi penyusun habitat yang mendukung bagi kelangsungan hidup berbagai
jenis burung disana. Partasasmita (1998) mengatakan bahwa berbagai tipe hutan, seperti hutan
primer, hutan sekunder maupun lahan terbuka/semak belukar merupakan habitat bagi beragam
jenis burung. Beberapa jenis burung bahkan menggunakan berbagai tipe habitat tersebut untuk
mencari makan, reproduksi, dan menjaga kelangsungan hidupnya.
Indeks kesamaan jenis merupakan indeks perhitungan yang digunakan untuk mengetahui
kesamaan jenis antar dua komunitas contoh yang berbeda. Indeks ini dapat pula disebut sebagai
indeks kemiripan. Semakin besar nilai indeks kesamaan komunitas (S), maka kesamaan jenis
kedua komunitas yang dibandingkan semakin seragam komposisi jenisnya. Komunitas yang
sama dilihat dengan terdapatnya jenis yang sama pada dua habitat yang diperbandingkan.
Berdasarkan dari data hasil pengamatan menunjukkan bahwa indeks kesamaan jenis dari dua
lokasi menunjukkan angka 1, dimana komposisinya jenisnya sama 100%. Menurut Magurran
(1988) dalam Kartono (2006) Indeks Kesamaan ini akan memiliki nilai sama dengan 1 apabila
terdapat kesamaan secara penuh atau jika serangkaian spesies dari kedua komunitas yang
dibandingkan identik. Untuk menghitung Nilai Indeks digunakan data perjumpaan langsung dan
tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Kartono, Agus P. 2006. Diktat Kuliah Ekologi Kuantitatif. Departemen Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Ekowisata. Tidak diterbitkan
MacKinnon J., K. Phillips, dan B.V. Balen. 1998. Panduan Lapangan Burungburung di
Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Jakarta: Puslitbang BiologiLIPI.
Partasasmita, R. 1998. Ekologi Makan Burung Betet, Psittacula alexandri (L.) di Kawasan
Kampus IPB Darmaga. Bogor : IPB Press
Wiens, J. A. 1992. The Ecology of Bird Communitie. Foundations and Patterns. Cambridge :
University Press. 241-374