Anda di halaman 1dari 3

ERIC OCKI ARDINATA

24020117130094

1. Pembentukan jaringan otot yaitu dimulai pada saat neurulasi, Sel-sel yang bermigrasi melalui
bagian paling kranial dari garis primitif membentuk mesoderm Dorsal , yang akan memunculkan
somitomeres yang dalam proses somitogenesis akan berdiferensiasi menjadi somit yang akan
membentuk sklerotoma , miotom, dan dermatom. Kemudian miotom ini yang akan berubah menjadi
otot rangka.

2. Dalam organ jantung terdapat dua jenis sel khusus yang berperan penting dalam aktivitas kontraksi
otot jantung yaitu sel kontraktil dan sel otoritmik.

A. Sel Otoritmik : Adalah sel yang jumlahnya sedikit tetapi sangat penting dalam proses.
kontraksi otot jantung, karena dari sifatnya sel otoritmik adalah sel yang memulai potensial
aksi yang kemudian diteruskan kepada sel kontraktil untuk berkontraksi, dengan catatan
bahwa sel otoritmik tidak melakukan kontraksi untuk memompa darah.
B. Sel Kontraktil : Adalah 99% dari jumlah sel-sel otot jantung, sel ini bekerja memompa
darah secara mekanis. Sel kontraktil tidak dapat membentuk potensial aksinya sendiri.
Perbedaan sel otoritmik dengan kontraktil adalahfast sodium channel nya akan selalu
inaktif atau sudah dihambat sehingga tidak dapat terbuka.

3. Ototritmik terdapat di tempat-tempat berikut:


-Nodus sinuatrialis (nodus SA), di dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena kava superior.

-Nodus atrioventrikular (nodus AV), di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan
atrium dan ventrikel

-Berkas His (berkas atrioventrikular), sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk dan masuk ke
septum

-antarventrikel, terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum,
melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik ke arah atrium di sepanjang dinding
luar

-Serat Purkinje, serat-serat halus terminal dari berkas His, menyebar ke seluruh miokardium ventrikel

Sel otoritmik jantung berbeda dengan sel kontraktil yang memiliki fase istirahat yang konstan kecuali jika
sel otot dirangsang, sel otoritmik jantung tidak memiliki fase istirahat demikian. Sel ini malah
menunjukkan aktivitas memacu, yaitu dengan adanya mekanisme dimana potensial membrannya secara
perlahan-lahan terdepolarisasi, atau bergeser, antara potensial aksi sampai ambang tercapai, yaitu pada
saat membran mengalami potensial aksi. Pergeseran lambat potensial membran sel otoritmik ke sel
ambang ini disebut sebagai Potensial pemacu.
Potensial Pemacu dan Potensial Aksi di Sel Otoritmik.

Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik yang berbeda.
Perubahan terpenting dalam perpeindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah :

Penurunan arus K+ keluar disertai oleh arus Na+ masuk yang konstan. Peningkatan masuknya arus Ca2+

Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklus fluks pasi K+ keluar disertai
kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel otoritmik jantung permeabilitas
K+ tidak tetap diantara potensial aksi seperti di sel saraf dan sel otot rangka.

Permeabilitas membran K+ menurun diantara dua potensial aksi karena secara perlahan saluran K+
menutup pada potensial negatif. Penutupan lambat ni secara bertahap mengurangi aliran keluar ion
positif Kalium mengikuti gradien konsentrasinya. Juga tidak seperti sel otot rangka dan sel saraf, sel
otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltase.

Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka, sehingga permeabilitas terhadap Na+ pada potensial
negatif. Akibat dari ini adalah terjadinya influks pasif Na+ dalam jumlah kecil dan konstan pada saat yang
sama ketika kecepatan efluks K+ secara perlahan berkurang, karena itu bagian dalam secara gradual
menjadi kurang negatif, yaitu membran secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser menuju
ambang.

Pada kedua saluran pemacu, suatu saluran Ca2+ transien (Saluran Ca2+ tipe T), salah satu dari dua jenis
saluran Ca2+ berpintu voltase, membuka. Sewaktu depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini terbuka
sebelum membran mencapai ambang. Influks Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisasi membran,
membawanya ke ambang.

Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respons terhadap pengaktifan
saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lebih lama (Saluran Ca2+ tipe L) dan diikuti oleh influks
Ca2+ dalam jumlah besar.

Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan otot
rangka, yaitu influks Na+ dan bukan influks Ca2+ yang mengubah potensial ke arah positif. Sedangkan
fase turun disebabkan oleh efluks K+ yang terjadi ketika permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan
saluran K+ berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju
ambang akibat penutupan saluran K+ secara perlahan.

4. Pijat memiliki hubungan langsung atau tidak langsung dengan setiap struktur dan fungsi tubuh kita.
Kulit, jaringan penghubung, dan otot menjadi bagian yang terkena efek pijatan. Manfaat pijat antara lain
:

A. Pijat secara signifikan dapat mempengaruhi sistem saraf perifer, meningkatkan rangsangan dan
konduksi impuls saraf, melemahkan dan menghentikan rasa sakit dengan mempercepat proses
regenerasi (pemulihan) saraf yang cedera, serta mencegah gangguan pembuluh darah dalam hal
komunikasi dan suplai.
B. Pijat mempengaruhi jaringan tubuh untuk memperluas kapiler dan kapiler cadangan. Hal ini akan
meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ, meingkatkan proses reduksi oksidasi, memfasilitasi
jantung dan berkontribusi terhadap redistribusi darah dalam tubuh. Serta memberikan sedikit
peningkatan jumlah trombosit, leukosit, eritrosit dan hemoglobin tanpa mengganggu keseimbangan
asam-basa.

C. Pijat mempercepat aliran getah bening yang meningkatkan gizi jaringan, mengurangi stasis pada sendi
serta organ dan jaringan lain.

D. Pijat memiliki efek fisiologis yang beragam terhadap kulit dan fungsinya, seperti membersihkan
saluran keringat, kelenjar sebaceous, meningkatkan fungsi sekresi, ekskresi dan pernapasan kulit.
Setelah dipijat kulit akan menjadi lebih kenyal seta meningkatkan pengaruhnya terhadap suhu
(sensitifitasnya menurun terhadap suhu dingin).

E. Pijat bisa membuat otot menjadi fleksibel, meningkatkan fungsi kontraktil yang mempercepat
keluarnya metabolit (hasil metabolisme). Hal ini tergantung dari seberapa kuat dan cepat pijat yang
dilakukan.

F. Pijat membantu mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam otot-otot dan memulihkan keadaan
normalnya.

G. Piijat membantu memperbaiki sirkulasi dan menurunkan tekanan darah. Karena sirkulasinya
membaik, maka pada gilirannya organ-organ yang ada di dalam tubuh akan berfungsi dan bekerja lebih
baik.

H. Pijat bisa membantu mengatasi nyeri otot superfisial dan memperbaiki postur tubuh yang buruk, hal
ini karena pijat dapat bekerja memanipulasi otot dan sendi.

Seseorang tidak perlu terlalu banyak mendapatkan pijat. Efek terapi dan santai yang didapatkan dari
pijat sangat baik untuk tubuh, karenanya tubuh manusia akan merasa nyaman karena dipijat.

Anda mungkin juga menyukai