Anda di halaman 1dari 6

14,16 Januari 2020

Home visit pasien stroke

Latar belakang

Stroke termasuk gangguan cerebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian
jaringan otak (infrak cerebral) yang terjadi karena berkurangnya suplai darah dan oksigen ke otak.
Berkurangnya suplai darah dan oksigen ke otak dikarenankan adanya sumbatan, penyempitan ataupun
pecahnya pembuluh darah. Di Indonesia stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian
utama semua umur. Stroke bersama-sama dengan hipertensi dan penyakit jantung merupakan penyakit
tidak menilar penyebab utama kematian di Indonesia. Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh stroke
bagi kehidupan manusia pun sangat kompleks. Adanya gangguan-gangguan fungsi vital otak seperti
gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, gangguan kontrol postur, gangguan sensasi, dan
gangguan refleks gerak akan menurunkan kemampuan 3 aktifitas fungsional individu sehari-hari.
Pemahaman yang tepat pada penanganan pasien stroke penting untuk dilakukan.

Masalah

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang stroke

Masih banyak masyarakat melahirkan didukun bersalin

Perencanaan

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, kami melakukan kunjungan rumah

Pelaksanaan

Tanggal 14,16 Januari 2020 di porto, selesai dilakukan kegiatan posyandu Roos jm 12.00

Monitoring

Kegiatan home visit dilkakukan setiap bulan 3kali. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilihat dari
kepatuhan pasien untuk minum obat dan fungsi kerja otak ( alat pergerakan tubuh )
13 Januari 2020

Imunisasi bayi dan balita di Posyandu

Latar belakang

Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu . Imunisasi
adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Di Indonesia, imunisasi
yang telah diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana juga yang telah diwajibkan WHO antara lain;
imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campak dan Polio. Pelayanan imunisasi dapat diperoleh di unit pelayanan
kesehatan milik pemerintah, seperti Rumah Sakit, Puskesmas bahkan Posyandu yang tersebar diseluruh
tanah air.

Masalah

Salah satu program pemerintah yang diwajibkan

kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu bayi tentang pentingnya imunisasi itu sendiri turut
berperan penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan Imunisasi.

Perencanaan

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, kami menerapkan kegiatan imunisasi dasar di
posyandu

Pelaksanaan

Tanggal 13 Januari 2020 di posyandu

Monitoring

Kegiatan imunisasi dilkakukan disetiap kegiatan posyandu. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilihat dari
kehadiran masyarakat dalam kegiatan imunisasi posyandu.
6januari – 4 februari 2020

Posyandu lansia

Latar belakang

Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada lanjut
usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan
baik dan optimal apabila proses kepemimpinan terjadi proses pengorganisasian, adanya anggota
kelompok dan kader serta tersediannya pendanaan. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi
lanjut usia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kesehatan lanjut usia untuk mencapai masa tua
bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai
wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada lanjut usia, pemerintah telah mencanangkan
pelayanan pada lanjut usia melalui beberapa jenjang. Pelayanan ditingkat masyarakat adalah Posyandu
Lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan adalah Rumah Sakit.

Masalah

Jumlah penduduk lanjut usia menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun

Terdapat banyak masalah kesehatan di lansia terutama Penyakit tidak menular

Beberapa orang jarak rumah dengan puskesmas cukup jauh

Perencanaan

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka diadakan kegiatan rutin posyandu

Pelaksanaan

Tanggal 6 januari - 4 frbruari 2020 di posyandu

Monitoring

Kegiatan posyandu dilkakukan rutin setiap bulan. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilihat dari
kehadiran masyarakat dalam kegiatan posyandu.
13 Januari 2020

Posbindu PTM

Latar belakang

Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi penyebab utama kematian di dunia. Proposi kematian
karena PTM di dunia terus meningkat, pada tahun 2008 terjadi peningkatan, dari 57 juta kematian, 36
juta atau 63% disebabkan oleh PTM, terutama jantung, diabetes, kanker dan penyakit pernapasan
kronis. Kematian karena penyakit tidak menular sebanyak 29 juta (80%) terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah .

Sesuai Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM (Kemenkes RI 2012), bahwa saat ini
kenaikan kejadian penyakit tidak menular telah menjadi ancaman yang serius, khususnya dalam
perkembangan kesehatan masyarakat. Salah satu strategi yang dikembangkan pemerintah untuk
mengendalikan penyakit tidak menular ini kemudian dikembangkan model Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PTM) berbasis masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM
merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya untuk mengendalikan faktor risiko secara
mandiri dan berkesinambungan.Pengembangan Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya yang
telah terselenggara di masyarakat. Melalui Posbindu PTM, dapat segera mungkin dilakukan pencegahan
faktor risiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat Indonesia dapat dikendalikan.

Posbindu merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan peran masyarakat baik kader,
organisasi, kelompok masyarakat dan keagamaan. Penyelenggaraan kegiatan Posbindu oleh dan untuk
masyarakat khususnya kader.Peran kader Posbindu dalam pelaksanaan kegiatan sangat dominan karena
tenaga kesehatan hanya sebagai pendamping dan penerima rujukan, sehingga pengetahun dan
ketrampilan kader perlu ditingkatkan. Oleh karena itu dengan keterbatasan sarana prasarana dari dinas
terkait serta permasalahan kesehatan masyarakat yang begitu komplek maka diperlukan pemberdayaan
kader.

Masalah

Permasalahan kesehatan masyarakat yang begitu komplek terutama penyakit tidak menular

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko, gejala dan cara penanganan sedini mungkin
mengenai PTM.

Perencanaan

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka diadakan kegiatan rutin posbindu
Pelaksanaan

Tanggal 13 januari 2020 di posyandu

Monitoring

Kegiatan posyandu dilkakukan rutin setiap bulan. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilihat dari
kehadiran masyarakat dalam kegiatan posbindu.

Upaya Pengobatan Dasar Hipertensi Stage II

Angka penderita Hipertensi kian hari semakin mengkhawatirkan, seperti yang dilansir oleh The Lancet
tahun 2000 sebanyak 972 juta (26%) orang dewasa di dunia menderita Hipertensi. Angka ini terus
meningkat tajam, diprediksikan oleh WHO pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang dewasa di seluruh
dunia yang menderita hipertensi. Pada saat ini hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang
menyebabkan kematian dini, hipertensi berakibat terjadinya gagal jantung kongestif serta penyakit
cerebrovaskuler.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko, gejala dan cara penanganan sedini mungkin
mengenai PTM.

Tatalaksana pengendalian hipertensi dilakukan dengan pendekatan:

a.Promosi kesehatan

b.Preventif dengan cara larangan merokok, peningkatan gizi seimbang dan aktifitas fisik untuk
mencegah timbulnya faktor risiko menjadi lebih buruk dan menghindari terjadi rekurensi faktor risiko.

c.Kuratif dilakukan melalui pengobatan farmakologis

d.Rehabilitatif.
Pemberian terapi

farmakologis:

Captopril 12,5 mg 3x1 tab

Amlodipin 5 mg 1x1 tab

Antasida 3x1 tab

Edukasi Modifikasi gaya hidup: diet, olahraga, tidak merokok, minum alcohol

Apabila pasien datang untuk kontrol, dilakukan evaluasi apakah keluhan yang dialami sudah berkurang
atau belum.

Memeriksa tekanan darah pasien. Ditanyakan apakah obat masih ada atau tidak. Jika tekanan darah
masih belum memenuhi sasaran

setelah beberapa kali pengobatan dan modifikasi gaya hidup yang tepat atau ditemukan komplikasi dari
hipertensi, maka pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis

Anda mungkin juga menyukai