037 / KEBIDANAN
LAPORAN
PENELITIAN INTERNAL
TIM PENGUSUL
Lidia Aditama Putri, SST., M.K.M NIDN. 0705099103 (Ketua)
Munisah, SST., MPH NIDN. 0724087105 (Anggota)
Diyana Faricha Hanum, SST., MPH NIDN. 0719098604 (Anggota)
Hilda Indriani NIM. 1812006 (Anggota)
Rani Rosita NIM. 191104002 (Anggota)
Mengetahui,
Ketua LPPM
Analisis Determinan dan Efek Biopsikososial Kecanduan Smartphone Pada Anak Pra-
Sekolah di Indonesia.
2. IDENTITAS PENGUSUL
4. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada penggunaan komponen pembiayaan
sebagai berikut:
Jenis Pem- Satua
Komponen Item Vol. Biaya Satuan Total
belanjaan n
Bahan
Kertas A4 3 rim Rp. 45.000 Rp. 135.000
CD + cover 2 buah Rp. 10.000 Rp. 20.000
Tinta isi ulang warna 2 buah Rp. 43.000 Rp. 86.000
Tinta isi ulang Hitam 1 buah Rp. 43.000 Rp. 43.000
ATK 1 paket Rp. 100.000 Rp. 100.000
Pengumpulan Data
Pembuatan “Ethical
sertifi-
Clearance” (Kode Etik 1 kali Rp. 150.000 Rp. 150.000
kat
Penelitian)
Pelaporan
Jilid (lakban biasa)
1 paket Rp. 4.000 Rp. 4.000
proposal penelitian
Jilid (softcover)
2 paket Rp. 25.000 Rp. 50.000
proposal penelitian
Jilid (softcover) laporan
2 paket Rp. 25.000 Rp. 50.000
akhir
Luaran Buku Monograf
Desain layout 1 exp Rp. 100.000 Rp. 100.000
Pengurusan ISBN 1 exp Rp. 750.000 Rp. 750.000
Cetak buku 8 exp Rp. 64.000 Rp. 512.000
Luaran Wajib
6. LATAR BELAKANG
Generasi alfa adalah anak yang lahir setelah tahun 2010. Mereka adalah generasi yang
lahir dan tumbuh ketika teknologi dan informasi sedang berkembang pesat di dunia, tak
terkecuali di Indonesia. Generasi alfa telah akrab dengan adanya smartphone dan internet,
sehingga mereka cenderung menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
meskipun usianya masih sangat dini.
Adanya teknologi dan informasi yang saat ini berkembang dengan sangat pesat
memang menawarkan berbagai kemudahan. Orang tua biasanya telah mengenalkan
smartphone sebagai sarana belajar anak. Oleh sebab itu, anak di generasi alfa diharapkan
dapat menjadi generasi yang lebih pintar dibandingkan dengan anak yang lahir di generasi
sebelumnya.
Akan tetapi, dibalik kecanggihan dan kemudahan dalam mengakses teknologi dan
informasi melalui smartphone, ada bahaya yang mengintai para anak di generasi alfa.
Anak-anak tertarik pada teknologi baru dan terbiasa dengan pengoperasian perangkat
seperti itu lebih mudah daripada orang dewasa. Anak usia 3-6 tahun umumnya sangat
tertarik pada gambar yang bergerak dan bersuara seperti yang ditampilan pada
smartphone, sehingga kemungkinan anak menjadi kecanduan untuk memakai smartphone
secara terus menerus menjadi lebih besar.
Kecanduan smartphone adalah fenomena yang berkaitan dengan tidak terkontrolnya
penggunaan smartphone. Orang dengan masalah ini mengalami masalah sosial, psikologis,
dan kesehatan.[1]. Kecanduan smartphone pada anak dapat menyebabkan terjadinya
kelelahan, gangguan tidur, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan hubungan
anak dengan orang tua, bahkan dapat pula berakibat fatal yaitu terjadi gangguan
perkembangan dan depresi pada anak.[2] [3][4] [5] [6]
Di seluruh dunia, smartphone digunakan oleh 1,85 miliar orang pada tahun 2014.
Jumlah ini diharapkan menjadi 2,32 miliar pada 2017 dan 2,87 miliar pada 2020.[7] Data
yang didapatkan berdasarkan survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) Tahun 2018 menerangkan bahwa 264,16 juta penduduk Indonesia, sebanyak
171,17 juta orang menggunakan smartphone, ini artinya sebesar 64,8% penduduk
Indonesia yang berusia 5 tahun ke atas telah menggunakan smartphone.[8]
Meskipun hingga saat ini masih belum ada survei yang menunjukkan presentase
jumlah kecanduan smartphone pada anak, akan tetapi menurut dr Tjhin Wiguna, psikiater
anak dan remaja di Departemen Medik Kesehatan Jiwa FKUI RSCM
di Departemen Medik Kesehatan Jiwa FKUI RSCM menyatakan bahwa fenomena
anak kecanduan smartphone, mulai meningkat dalam tiga tahun terakhir. Jumlah orang
tua yang datang meminta konsultasi kasus kecanduan smartphone ke lembaga
lembaga perlindungan anak atau membawa anaknya ke psikolog dan psikiatri juga
meningkat. Lembaga Perlindungan anak menangani 17 kasus kecanduan smartphone pada
tahun 2003 sedangkan Komisi Nasional Perlindungan Anak telah menangani 42 kasus
anak yang kecanduan smartphone.[9]
Secara khusus, anak adalah kelompok berisiko tinggi untuk kecanduan smartphone.
Anak-anak tertarik pada teknologi baru dan terbiasa dengan pengoperasian perangkat
seperti itu lebih mudah daripada orang dewasa. Apalagi jika anak diberikan smartphone
pada usia dini tanpa ada kontrol dari orang tua, hal ini menjadikan salah satu faktor
tingginya risiko kecanduan smartphone pada anak pra-sekolah.[2] Selain faktor keluarga,
beberapa faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kecanduan smartphone pada anak
antara lain gender, usia, durasi penggunaan smartphone, use pattern, type sekolah,
personality, dan social network[10]
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada saat ini tidak dapat
dihindari oleh para orang tua. Kehadiran smartphone dan internet memang berguna untuk
sarana belajar anak, namun disisi lain hal ini juga berbahaya apabila anak secara
berlebihan menggunakan smartphone dan bahkan menjadi kecanduan. Oleh karena itu,
membesarkan dan mendidik anak di generasi alfa memiliki tantangan tersendiri bagi para
orang tua.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kecanduan smartphone pada
anak pra-sekolah dengan menggunakan analisis jalur.
7. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Smartphone
Menurut Cambridge Dictionary, smartphone didefinisikan sebagai “a mobile
phone that can be used as a small computer and that connects to the internet”, yang
jika diartikan dalam bahasa Indonesia bahwa smartphone merupakan sebuah telepon
genggam yang dapat difungsikan seperti komputer kecil yang terkoneksi dengan
internet.[11]
Sedangkan menurut Oxford Dictionary, definisi smartphone adalah “a mobile
phone that performs many of the functions of a computer, typically having a
touchscreen interface, Internet access, and an operating system capable of running
downloaded applications” (Sebuah ponsel yang menjalankan banyak fungsi
komputer, biasanya memiliki layar sentuh, akses internet, dan sistem operasi yang
mampu menjalankan aplikasi yang diunduh).[12]
Smartphone merupakan perangkat pribadi yang menunjukkan identitas dan
status sosial pemakainya, karena smartphone dapat memberikan akses terhadap
internet maka smartphone memberikan banyak fungsi, seperti kemampuan
bersosialisasi, hiburan, pencarian informasi, manajemen waktu, strategi koping, dan
pemeliharaan identitas sosial.[13]
Smartphone merupakan teknologi alat komunikasi terbaru yang memiliki fungsi
dan kemampuan yang hampir mirip dengan komputer kecil dengan akses internet
untuk berkomunikasi, pencarian informasi dan hiburan, menjalankan aplikasi,
bermain game, dan sebagainya.
Berikut ini adalah roadmap penelitian yang telah disederhanakan dalam bentuk
diagram di bawah ini :
Faktor Predisposisi :
1. Jenis kelamin
anak
2. Usia anak
3. Durasi
penggunaan
smartphone
4. Frekuensi
penggunaan
smartphone
5. Pola penggunaan
smartphhone
Kecanduan Efek
Faktor Pemungkin : Smartphone Biospsikososial
1. Kepemilikan
smarphone
2. Pendidikan orang
tua
3. Pekerjaan orang
tua
4. Penghasilan orang
tua
Faktor Penguat :
1. Kontrol orang tua
2. Peraturan sekolah
8. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak
usia 3-6 tahun yang tinggal di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuisioner yang disebarkan secara online ke seluruh Indonesia.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah usia ibu, pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, kepemilikan smartphone anak, kontrol orang tua, peraturan penggunaan
smartphone di rumah, dan peraturan penggunaan smartphone di sekolah. Kemudian
variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecanduan smartphone. Data dianalisis
menggunakan path analysis dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS STATA 13.
Sedangkan data mengenai efek biopsikososial penggunaan smartphone menggunakan
analisis univariat dengan menggunakan IBM SPSS 22.
Menentukan sampel
penelitian
Menyusun rencana
penelitian
Analisa data
Laporan hasil
penelitian
Gambar 1.3 Kerangka Penelitian Analisis Determinan Dan Efek Biopsikososial Kecanduan
Smartphone Pada Anak
Luaran wajib
TAHUN LUARAN JUMLAH
2021 - Artikel penelitian terbit dalam jurnal 1
internasional
10. JADWAL
Bulan
No Januari Feb Maret April Mei Juni
Rencana Kegiatan
. 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan izin penelitian dan
pembuatan "Ethical Clearance"
2 Pelaksanaan
a. Penyusunan instrumen
penelitian
b. Pengujicobaan instrumen
penelitian
c. Pengumpulan data penelitian
d. Pengolahan data penelitian
e. Analisis Data
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan laporan
b. Penyajian laporan
4 Publikasi
11. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari hingga Juni 2020. Penelitian
dilakukan di Indonesia, terutama dilakukan di kepulauan besar Indonesia, yaitu Pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Kepulauan Indonesia Bagian Timur.
Kuisioner disebarkan online melalui link https://forms.gle/gWfXDeeoa4b17xFWA
Sebanyak 1932 responden telah mengisi kuisioner tersebut dan didapatkan hasil
sebagai berikut :
Table 1.Characteristics of respondents
Characteristics Category N %
Domicily Sumatra Island 256 18.4
Java Island 373 26.7
Kalimantan Island 298 21.4
Sulawesi Island 268 19.2
Eastern Indonesia 197 14.3
Mother’s age < 35 years 984 70.7
≥ 35 years 408 29.3
Number of children < three 1072 77.0
≥ three 320 23.0
Child’s age 3 years 364 26.2
4 years 292 21.0
5 years 212 15.2
6 years 524 37.6
Child’s sex Male 689 49.5
Female 703 50.5
Child’s school level At Home 384 27.6
Play Group 280 20.1
Kindergarten 728 52.3
Mother’s education < Bachelor degree 333 23.9
≥ Bachelor degree 1059 76.1
Mother’s occupation Unemployed (housewife) 544 39.1
Employed 848 60.9
Family income* < average income Indonesia 728 47.7
≥ average income Indonesia 664 52.3
*Average income of Indonesian people is 59 million per year or Rp. 4.916.666 per month in 2020
Responden yang paling banyak berpartisipasi dalam penelitian ini berasal dari
Pulau Jawa yang merupakan pulau dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia , yaitu
sebanyak 373 orang (26.7%). Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah
berusia <35 tahun, yaitu sebanyak 984 ibu (70.7%) dan mempunyai anak kurang dari 2
orang. Berdasarkan usia anak, sebagian besar berusia 6 tahun, yaitu sebanyak 524 anak
(37.6%) dan sebagian besar dari mereka sedang menempuh pendidikan di Kelompok
Bermain TK (Kindergarten), yaitu sebanyak 728 anak (52.3%) (Table 1).
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu sebagian besar
merupakan lulusan sarjana, yaitu sebanyak 1059 orang (76.1) dan sebagian besar ibu
bekerja di luar rumah, yaitu sebanyak 848 (60.9%). Sedangkan berdasarkan besarnya
pendapatan, sebagian besar keluarga memiliki pendapatan di bawah penghasilan rata-rata
penduduk Indonesia pertahun, yaitu sebanyak 728 (47.7%).
binomial binomial
binomial
binomial
-.53
School_regulation Childs_personal_smartphone
School_regulation -.53
Childs_personal_smartphone
1.4
1.4
logit logit
logit
logit
.74
.74
.74
.74
binomial binomial
binomial
binomial
.77
family_smartphone_rules.77 Parents_control
family_smartphone_rules Parents_control
-1.4 -1.4 .59
logit logit .59 binomial
logit logit binomial
Smartphone_addiction_risk
Smartphone_addiction_risk
-1.9 -1.9
binomial binomial logit
logit
binomial binomial .52
.52
1.5
1.5
Mothers_Education
Mothers_Education Mothers_occupation
Mothers_occupation
-.71
-.71
logit
logit logit
logit
.89
.89
binomial
binomial
Mothers_age
Mothers_age
logit
logit
12. PEMBAHASAN
A. Pengaruh Usia Ibu Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak Usia Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang masih berusia
muda (<35 tahun) memiliki sebagian besar memiliki risiko tinggi kecanduan
smartphone pada anaknya. Ibu yang berusia muda memiliki risiko 2.12 kali lebih
besar memiliki anak dengan kecanduan smartphone dibandingkan dengan ibu yang
berusia lebih tua. Hasil analisis jalur dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh langsung usia ibu terhadap kecanduan smartphone pada anak.
Hal ini mungkin terjadi karena ibu yang memiliki usia lebih muda cenderung
lebih sering menggunakan penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari
dibandingkan dengan ibu yang berusia lebih tua. Ibu yang lebih muda umumnya lebih
familiar dalam penggunaan smartphone sebagai bagian dari norma sosial. Sehingga,
hal inilah mungkin menjadi penyebab anak cenderung menjadi kecanduan terhadap
smartphone karena sering melihat ibu menggunakan smartphone.
B. Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Kecanduan Smartphone Pada
Anak Usia Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan ibu
terhadap kecanduan smartphone pada anak melalui pekerjaan ibu. Pengaruh ini
bersifat positif dan secara statistik signifikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu
maka semakin baik pula pekerjaannya. Ibu yang memiliki pendidikan tinggi memiliki
1.54 kali lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.
C. Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak Usia
Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu
berpengaruh secara langsung terhadap kecanduan smartphone pada anak. Pengaruh ini
bersifat positif dan secara statistik signifikan. Ibu bekerja memiliki kemungkinan 1.69
kali lebih besar untuk memiliki anak dengan kecanduan smartphone dibandingkan
dengan ibu rumah tangga. Hal ini bisa disebabkan karena ibu yang sibuk dengan
pekerjaan di luar rumah tidak bisa mengontrol secara langsung aktivitas anaknya di
rumah, termasuk aktivitas menggunakan smartphone-nya. Selain itu, ibu bekerja yang
memiliki anak pre-school biasanya menitipkan anak pada pengasuh, sehingga anak
mungkin mendapati kecanduan smartphone dari pengasuh yang sering memberikan
smartphone agar anak diam dan tidak rewel.
D. Pengaruh Kontrol Orang Tua Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak
Usia Sekolah
Kontrol orang tua merupakan faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap
kecanduan smartphone pada anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu
dengan kontrol yang lemah terhadap aktivitas penggunaan smartphone anak di rumah
meningkatkan risiko 1.93 kali lebih besar menyebabkan terjadinya kecanduan
smartphone pada anak dibandingkan dengan ibu yang memiliki kontrol yang tinggi.
Ibu dengan kontrol yang lemah yaitu seringkali tidak mendampingi anaknya
ketika bermain smartphone, membiarkan anaknya bermain smartphone dalam waktu
yang lama, memberikan smartphone ketika anak tantrum. Alasan yang paling sering
adalah ibu memberikan smartphone pada anak agar dia bisa dengan leluasa
melakukan pekerjaan rumah tangga, atau sebaliknya yaitu ibu memberikan
smartphone agar bisa bersantai dan beristirahat dengan tenang tanpa diganggu oleh
anak.
Ibu dengan kontrol yang lemah dapat membuat anak berlama-lama
menggunakan smartphone kapanpun mereka mau. Penelitian ini menunjukkan hasil
yang cukup mencengangkan, dari 1392 responden yang mengumpulkan kuisioner,
sebagian besar anak usia pra sekolah bermain smartphone sehari sekali dalam waktu 1
hingga 2 jam. Semakin sering dan panjang durasi anak bermain smartphone, akan
semakin tinggi pula risiko anak untuk kecanduan smartphone[REFERENSI].
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
……………………………………………………………… Does parental
E. Kepemilikan Smartphone Pribadi Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak
Usia Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan smartphone
pribadi berpengaruh secara langsung terhadap kecanduan smartphone. Pengaruh ini
bersifat positif dan secara statistik signifikan. Anak yang memiliki smartphone pribadi
memiliki kemungkinan 1.69 kali lebih besar untuk mengalami kecanduan smartphone
daripada anak yang tidak memiliki smartphone. Hal ini mungkin terjadi karena anak
yang memiliki smartphone pribadi dapat membuat anak menjadi leluasa memainkan
smartphone, apalagi jika anak bisa menggunakan internet dengan smartphone
pribadinya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar anak
(58.9%) dapat mengakses internet melalui smartphone pribadinya dan/atau melalui
smartphone orang tuanya.
Kepemilikan smartphone pribadi juga berpengaruh secara terhadap kecanduan
smartphone melalui kontrol orang tua. Pengaruh ini bersifat positif dan secara statistik
signifikan. Hal ini terjadi karena kontrol orang tua terhadap anak menjadi semakin
lemah jika anak memiliki smartphone pribadi sebab anak jadi tidak perlu meminjam
smartphone orang tua.
F. Pengaruh Peraturan dalam Keluarga Terhadap Kecanduan Smartphone Pada
Anak Usia Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa peraturan keluarga
berpengaruh terhadap kecanduan smartphone pada anak melalui kontrol orang tua.
Pengaruh tersebut bersifat positif dan secara statistik signifikan. Peraturan dalam
keluarga mengenai penggunaan smartphone pada anak akan mempengaruhi kontrol
orang tua dalam mengawasi anak menggunakan smartphonenya. Keluarga yang tidak
menerapkan aturan penggunaan smartphone pada anaknya memiliki kemungkinan
1.96 kali lebih besar anaknya mengalami kecanduan smartphone daripada keluarga
yang menerapkan aturan. Anak yang terikat oleh peraturan keluarga di rumah tentang
penggunaan smartphone sehari-hari cenderung akan lebih disiplin dalam
menggunakan smartphone dengan memperhatikan aturan yang ada, sedangkan orang
tua dapat mengontrol penggunaan smarphone anak sesuai dengan aturan yang telah
disepakati bersama. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi risiko anak
mengalami kecanduan terhadap smartphone mereka.
G. Pengaruh Peraturan Sekolah Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak
Usia Sekolah
Hasil analisis jalur dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
peraturan sekolah terhadap kecanduan smartphone
13. PENUTUP
14. DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Heron and N. Shapira, “Time to log off: New diagnostic criteria for problematic
internet use.,” Curr. Psychiatry 2, vol. 4, no. 2, pp. 21–29, 2004.
[2] E. J. Lee and Y. Ogbolu, “Does Parental Control Work with Smartphone Addiction?:
A Cross-Sectional Study of Children in South Korea,” J. Addict. Nurs., vol. 29, no. 2,
pp. 128–138, 2018.
[3] M. Mehrnaz, M. Farahnaz, K. Gholamreza, K. Homa Mohseni, S. Seyed Homayoon,
and N. Majid, “Smartphone Addiction, Sleep Quality and Mechanism,” Int. J. Cogn.
Behav., vol. 1, no. 1, 2018.
[4] J. T. Chiang, F. C. Chang, K. W. Lee, and S. Y. Hsu, “Transitions in smartphone
addiction proneness among children: The effect of gender and use patterns,” PLoS
One, vol. 14, no. 5, pp. 1–12, 2019.
[5] I. H. M. Jennifer, “Social implications of children’s smartphone addiction: The role of
support networks and social engagement,” J. Behav. Addict., vol. 7, no. 2, pp. 473–
481, 2018.
[6] E. Bozzola et al., “Media devices in pre-school children: The recommendations of the
Italian pediatric society,” Ital. J. Pediatr., vol. 44, no. 1, pp. 1–5, 2018.
[7] Statista, “Number of smartphone users worldwide from 2014 to 2020,” 2017. [Online].
Available: https://www.statista.com/statistics/330695/number-of-smartphone-users-
worldwide/. [Accessed: 29-Jan-2020].
[8] APJII, “Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia Tahun 2018,” Apjii,
p. 51, 2019.
[9] Kominfo Indonesia, “Kecanduan Gawai Ancam Anak-Anak,” KOMINFO, 2018.
[Online]. Available: https://kominfo.go.id/content/detail/13547/kecanduan-gawai-
ancam-anak-anak/0/sorotan_media. [Accessed: 29-Jan-2020].
[10] L. Fischer-Grote, O. D. Kothgassner, and A. Felnhofer, “Risk factors for problematic
smartphone use in children and adolescents: a review of existing literature,”
Neuropsychiatrie, vol. 33, no. 4, pp. 179–190, 2019.
[11] Cambridge Dictionary, “Definition of Smartphone,” 2020. [Online]. Available:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/smartphone. [Accessed: 29-Jan-
2020].
[12] Oxford Dictionary, “Definition of Smartphone.” [Online]. Available:
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/smartphone?
q=smartphone. [Accessed: 29-Jan-2020].
[13] T. Panova and X. Carbonell, “Is smartphone addiction really an addiction?,” J. Behav.
Addict., vol. 7, no. 2, pp. 252–259, 2018.
[14] Y. H. Lin et al., “Proposed diagnostic criteria for Smartphone addiction,” PLoS One,
vol. 11, no. 11, pp. 1–11, 2016.
[15] S. S. Cha and B. K. Seo, “Smartphone use and smartphone addiction in middle school
students in Korea: Prevalence, social networking service, and game use,” Heal.
Psychol. Open, vol. 5, no. 1, 2018.