Anda di halaman 1dari 27

PENELITIAN INTERNAL

037 / KEBIDANAN

LAPORAN
PENELITIAN INTERNAL

ANALISIS DETERMINAN DAN EFEK BIOPSIKOSOSIAL


KECANDUAN SMARTPHONE PADA ANAK
DI INDONESIA

TIM PENGUSUL
Lidia Aditama Putri, SST., M.K.M NIDN. 0705099103 (Ketua)
Munisah, SST., MPH NIDN. 0724087105 (Anggota)
Diyana Faricha Hanum, SST., MPH NIDN. 0719098604 (Anggota)
Hilda Indriani NIM. 1812006 (Anggota)
Rani Rosita NIM. 191104002 (Anggota)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN INTERNAL UMG

Judul : Analisis Determinan dan Efek Biopsikososial


Kecanduan Smartphone Pada Anak di Indonesia.
Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 037/ Kebidanan
Ketua Pelaksana
a. Nama : Lidia Aditama Putri, SST., M.K.M
b. NIP / NIDN : 0705099103
c. Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar
d. Program Studi : Kebidanan
e. Nomor HP : 085230752110
f. Alamat Surel (Email) : liydyaputri@umg.ac.id
Anggota Peneiliti Dosen (1)
a. Nama : Munisah, SST., MPH
b. NIP / NIDN : 0724087105
c. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Gresik
Anggota Peneliti Dosen (2)
a. Nama : Diyana Faricha Hanum,SST.,MPH
b. NIP / NIDN : 0719098604
c. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Gresik
Anggota Peneiliti Mahasiswa (3)
a. Nama : Hilda Indriani
b. NIM : 1812006
Anggota Peneliti Mahasiswa (4)
a. Nama : Rani Rosita
b. NIM : 191104002
Lama Penelitiaan : Februari –Juni 2020
Biaya Penelitian
a. Dana internal PT : Rp. 3.500.000
b. Sumber Lain : -

Menyetujui, Gresik, 30 Juni 2020


PJs. KaProdi D-IV Kebidanan Ketua Tim,

(Luluk Yuliati, S.Si.T.,MPH) (Lidia Aditama Putri, SST., M.K.M)


NIDN. 0714078502 NIDN. 0705099103

Mengetahui,
Ketua LPPM

(Nur Fauziyah, M.Pd)


NIDN. 0707037801
1. JUDUL PENELITIAN

Analisis Determinan dan Efek Biopsikososial Kecanduan Smartphone Pada Anak Pra-
Sekolah di Indonesia.

Bidang Fokus Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang


RIRN/ Bidang Ilmu
Unggulan Perguruan
Tinggi
Kesehatan Kesehatan Anak Kesehatan

Kategori Skema Strata (Dasar/ SBK (Dasar, Target Lama


Penelitian Terapan/ Terapan, Akhir Penelitian
Pengembangan) Pengembangan) TKT (Tahun)
Dasar - Dasar Dasar Publikasi Satu tahun
Artikel
pada
jurnal
internasio
nal

2. IDENTITAS PENGUSUL

Nama, Peran Perguruan Program Bidang ID Sinta H-Index


Tinggi Studi Tugas
Lidia Universitas D-IV Kesehatan 688010 1
Aditama Muhammadiyah Kebidanan
Putri, Gresik
SST.,MKM
(Ketua
Pengusul)
Munisah, Universitas D-III - - 0
SST., MPH Muhammadiyah Kebidanan
(Anggota 1) Gresik
Diyana Universitas D-III - - 0
Faricha Muhammadiyah Kebidanan
Hanum, Gresik
SST., MPH
(Anggota 2)
Hilda Indriani Universitas D-III - - -
(Anggota 3) Muhammadiyah Kebidanan
Gresik
Rani Rosita Universitas D-IV - - -
(Anggota 4) Muhammadiyah Kebidanan
Gresik
3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam


melaksanakan penelitian adalah dosen STIKES Ngudia Husada Madura a.n Nurun
Nikmah, SST., M.Kes; dosen Universitas Borneo Tarakan a.n Ika Yulianti, S.SiT.,
M.K.M; dosen STIKES Griya Husada Sumbawa a.n Rafi’ah, S.Kep., M.KKK; dosen
Akademi Hiperkes Makassar a.n Rizky Maharja, S.KM., M.KKK; dan dosen STIKES RS
Haji Medan a.n Herlia Sumardha Nasution, SST., M.Keb.

4. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada penggunaan komponen pembiayaan
sebagai berikut:
Jenis Pem- Satua
Komponen Item Vol. Biaya Satuan Total
belanjaan n
Bahan          
  Kertas A4 3 rim   Rp. 45.000 Rp. 135.000
CD + cover 2 buah Rp. 10.000 Rp. 20.000
  Tinta isi ulang warna 2 buah   Rp. 43.000 Rp. 86.000
  Tinta isi ulang Hitam 1 buah   Rp. 43.000 Rp. 43.000
ATK 1 paket Rp. 100.000 Rp. 100.000

Pengumpulan Data      
Pembuatan “Ethical
sertifi-
  Clearance” (Kode Etik 1 kali Rp. 150.000 Rp. 150.000
kat
Penelitian)

Pelaporan      
Jilid (lakban biasa)
1 paket Rp. 4.000 Rp. 4.000
proposal penelitian
Jilid (softcover)
2 paket Rp. 25.000 Rp. 50.000
proposal penelitian
Jilid (softcover) laporan
2 paket Rp. 25.000 Rp. 50.000
akhir
Luaran Buku Monograf
Desain layout 1 exp Rp. 100.000 Rp. 100.000
Pengurusan ISBN 1 exp Rp. 750.000 Rp. 750.000
Cetak buku 8 exp Rp. 64.000 Rp. 512.000

Luaran Wajib      

  Translet jurnal ± 20  lembar   Rp. 80.000 Rp. 1.500.000

Total       Rp. 3.500.000


5. RINGKASAN
Kecanduan smartphone adalah fenomena yang berkaitan dengan tidak
terkontrolnya penggunaan smartphone. Orang dengan masalah ini mengalami masalah
sosial, psikologis, dan kesehatan. Secara khusus, anak adalah kelompok berisiko tinggi
untuk kecanduan smartphone. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
determinan dan efek kecanduan smartphone pada anak di Indonesia. Jenis penelitian ini
adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 3-
6 tahun yang tinggal di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuisioner yang disebarkan secara online ke seluruh Indonesia.

6. LATAR BELAKANG

Generasi alfa adalah anak yang lahir setelah tahun 2010. Mereka adalah generasi yang
lahir dan tumbuh ketika teknologi dan informasi sedang berkembang pesat di dunia, tak
terkecuali di Indonesia. Generasi alfa telah akrab dengan adanya smartphone dan internet,
sehingga mereka cenderung menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
meskipun usianya masih sangat dini.
Adanya teknologi dan informasi yang saat ini berkembang dengan sangat pesat
memang menawarkan berbagai kemudahan. Orang tua biasanya telah mengenalkan
smartphone sebagai sarana belajar anak. Oleh sebab itu, anak di generasi alfa diharapkan
dapat menjadi generasi yang lebih pintar dibandingkan dengan anak yang lahir di generasi
sebelumnya.
Akan tetapi, dibalik kecanggihan dan kemudahan dalam mengakses teknologi dan
informasi melalui smartphone, ada bahaya yang mengintai para anak di generasi alfa.
Anak-anak tertarik pada teknologi baru dan terbiasa dengan pengoperasian perangkat
seperti itu lebih mudah daripada orang dewasa. Anak usia 3-6 tahun umumnya sangat
tertarik pada gambar yang bergerak dan bersuara seperti yang ditampilan pada
smartphone, sehingga kemungkinan anak menjadi kecanduan untuk memakai smartphone
secara terus menerus menjadi lebih besar.
Kecanduan smartphone adalah fenomena yang berkaitan dengan tidak terkontrolnya
penggunaan smartphone. Orang dengan masalah ini mengalami masalah sosial, psikologis,
dan kesehatan.[1]. Kecanduan smartphone pada anak dapat menyebabkan terjadinya
kelelahan, gangguan tidur, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan hubungan
anak dengan orang tua, bahkan dapat pula berakibat fatal yaitu terjadi gangguan
perkembangan dan depresi pada anak.[2] [3][4] [5] [6]
Di seluruh dunia, smartphone digunakan oleh 1,85 miliar orang pada tahun 2014.
Jumlah ini diharapkan menjadi 2,32 miliar pada 2017 dan 2,87 miliar pada 2020.[7] Data
yang didapatkan berdasarkan survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) Tahun 2018 menerangkan bahwa 264,16 juta penduduk Indonesia, sebanyak
171,17 juta orang menggunakan smartphone, ini artinya sebesar 64,8% penduduk
Indonesia yang berusia 5 tahun ke atas telah menggunakan smartphone.[8]
Meskipun hingga saat ini masih belum ada survei yang menunjukkan presentase
jumlah kecanduan smartphone pada anak, akan tetapi menurut dr Tjhin Wiguna, psikiater
anak dan remaja di Departemen Medik Kesehatan Jiwa FKUI RSCM
di  Departemen  Medik  Kesehatan   Jiwa  FKUI RSCM menyatakan bahwa fenomena
anak kecanduan smartphone,  mulai  meningkat  dalam  tiga  tahun terakhir. Jumlah  orang
tua  yang  datang  meminta  konsultasi kasus kecanduan smartphone ke  lembaga
lembaga  perlindungan anak atau membawa anaknya ke psikolog dan psikiatri juga
meningkat. Lembaga Perlindungan anak menangani 17 kasus kecanduan smartphone pada
tahun 2003 sedangkan Komisi Nasional Perlindungan Anak telah menangani 42 kasus
anak yang kecanduan smartphone.[9]
Secara khusus, anak adalah kelompok berisiko tinggi untuk kecanduan smartphone.
Anak-anak tertarik pada teknologi baru dan terbiasa dengan pengoperasian perangkat
seperti itu lebih mudah daripada orang dewasa. Apalagi jika anak diberikan smartphone
pada usia dini tanpa ada kontrol dari orang tua, hal ini menjadikan salah satu faktor
tingginya risiko kecanduan smartphone pada anak pra-sekolah.[2] Selain faktor keluarga,
beberapa faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kecanduan smartphone pada anak
antara lain gender, usia, durasi penggunaan smartphone, use pattern, type sekolah,
personality, dan social network[10]
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada saat ini tidak dapat
dihindari oleh para orang tua. Kehadiran smartphone dan internet memang berguna untuk
sarana belajar anak, namun disisi lain hal ini juga berbahaya apabila anak secara
berlebihan menggunakan smartphone dan bahkan menjadi kecanduan. Oleh karena itu,
membesarkan dan mendidik anak di generasi alfa memiliki tantangan tersendiri bagi para
orang tua.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kecanduan smartphone pada
anak pra-sekolah dengan menggunakan analisis jalur.

7. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Smartphone
Menurut Cambridge Dictionary, smartphone didefinisikan sebagai “a mobile
phone that can be used as a small computer and that connects to the internet”, yang
jika diartikan dalam bahasa Indonesia bahwa smartphone merupakan sebuah telepon
genggam yang dapat difungsikan seperti komputer kecil yang terkoneksi dengan
internet.[11]
Sedangkan menurut Oxford Dictionary, definisi smartphone adalah “a mobile
phone that performs many of the functions of a computer, typically having a
touchscreen interface, Internet access, and an operating system capable of running
downloaded applications” (Sebuah ponsel yang menjalankan banyak fungsi
komputer, biasanya memiliki layar sentuh, akses internet, dan sistem operasi yang
mampu menjalankan aplikasi yang diunduh).[12]
Smartphone merupakan perangkat pribadi yang menunjukkan identitas dan
status sosial pemakainya, karena smartphone dapat memberikan akses terhadap
internet maka smartphone memberikan banyak fungsi, seperti kemampuan
bersosialisasi, hiburan, pencarian informasi, manajemen waktu, strategi koping, dan
pemeliharaan identitas sosial.[13]
Smartphone merupakan teknologi alat komunikasi terbaru yang memiliki fungsi
dan kemampuan yang hampir mirip dengan komputer kecil dengan akses internet
untuk berkomunikasi, pencarian informasi dan hiburan, menjalankan aplikasi,
bermain game, dan sebagainya.

B. Pengertian Kecanduan Smartphone


Istilah kecanduan sulit untuk didefinisikan, dan konsep kecanduan telah
tercermin sebagai hal yang dapat diperdebatkan; namun, definisi kecanduan yang
paling penting adalah ketergantungan pada suatu zat atau aktivitas. Ada dua macam,
kecanduan, yaitu (1) Kecanduan Zat, meliputi narkoba seperti alkohol; kafein; ganja;
halusinogen; inhalansia; opioid; obat penenang, hipnotik, dan ansiolitik; stimulan;
serta tembakau dan lain sebagainya; (2) Kecanduan Perilaku, seperti kecanduan game,
internet, bahkan smartphone.[3]
Kecanduan smartphone atau disebut juga dengan smartphone addiction
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang memiliki ketergantungan psikis
dan fisik terhadap smartphone.[13]

C. Kriteria Kecanduan Smartphone


Kecanduan ponsel terdiri dari empat komponen utama: penggunaan telepon
obsesif, perilaku seperti memeriksa berulang-ulang notifikasi pesan atau pembaruan;
toleransi atau penggunaan yang lebih lama dan lebih intens; penarikan atau perasaan
gelisah atau menderita tanpa telepon; dan gangguan fungsional atau gangguan dengan
aktivitas kehidupan lainnya dan tatap muka hubungan sosial.
Lin 2016 menngklasifikasikan smartphone addiction ke dalam 3 kriteria, yaitu
kriteria A, B, dan C.[14]
1. Kriteria A
Merupakan kriteria kecanduan smartphone dimana terjadi pola maladaptive
penggunaan smartphone, dimana jika ada 3 dari 7 tanda dan gejala berikut ini
selama 3 bulan terakhir seseorang dapat dikatakan menderita kecanduan
smartphone kriteria A, yaitu :
a. Kegagalan berulang untuk menahan dorongan untuk menggunakan
smartphone
b. Penarikan: seperti yang dimanifestasikan oleh disforia, kecemasan dan /
atau iritabilitas setelah periode tanpa penggunaan smartphone
c. Penggunaan smartphone untuk jangka waktu lebih lama dari yang
dimaksudkan
d. Keinginan yang terus-menerus dan / atau upaya yang gagal untuk berhenti
atau mengurangi penggunaan smartphone
e. Waktu berlebihan yang dihabiskan untuk menggunakan atau berhenti
menggunakan smartphone
f. Terus menggunakan smartphone secara berlebihan meskipun memiliki
pengetahuan tentang persisten atau
g. masalah fisik atau psikologis berulang yang disebabkan oleh penggunaan
smartphone yang berlebihan
2. Kriteria B
Merupakan kriteria kecanduan smartphone dimana terjadi gangguan fungsional.
Jika terdapat dua (atau lebih) dari gejala berikut, maka seseorang telah bisa
dikatakan menderita kecanduan smartphone kategori B, yaitu :
a. Penggunaan smartphone yang berlebihan mengakibatkan masalah fisik atau
psikologis yang persisten atau berulang.
b. Penggunaan smartphone dalam situasi yang secara fisik berbahaya
(misalnya, penggunaan smartphone saat mengemudi, atau menyeberang
jalan) ), atau memiliki dampak negatif lainnya pada kehidupan sehari-hari.
c. Penggunaan smartphone mengakibatkan gangguan hubungan sosial,
prestasi sekolah, atau kinerja pekerjaan
d. Penggunaan smartphone yang berlebihan menyebabkan tekanan subyektif
yang signifikan, atau memakan waktu berlebihan memakai smartphone
3. Kriteria C
Merupakan Kriteria pengecualian, yaitu perilaku kecanduan smartphone yang
tidak diperhitungkan pada penderita bipolar dan obsessive–compulsive disorder
(COD)

D. Determinan Kecanduan Smartphone


Literatur review yang dilakukan oleh Grote, et al. (2019)[10] membahas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kecanduan smartphone pada anak dan remaja, yaitu
sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Beberapa penelitian mengidentifikasi jenis kelamin perempuan sebagai faktor
risiko kecanduan smartphone dibandingkan dengan laki-laki. Bertentangan
dengan ini, beberapa penelitian melaporkan smartphone
kecanduan hanya pada anak laki-laki atau ditemukan skor yang lebih tinggi pada
anak laki-laki daripada perempuan. Akhirnya, tidak ada pengaruh gender
terdeteksi dalam penelitian lain. Selain itu, satu penelitian menunjukkan bahwa
anak laki-laki dan perempuan menggunakan telepon mereka karena alasan
berbeda: Anak perempuan membelanjakan lebih banyak waktu di media sosial
atau pesan teks, sedangkan anak laki-laki lebih tertarik pada permainan video,
berbagi media, bermain game, dan pencarian internet.
2. Usia
Sebagian besar penelitian menemukan bahwa usia seseorang berpengaruh
terhadap kecanduan smartphone. Sebagian penelitian menemukan bahwa remaja
perempuan yang lebih tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami
kecanduan smartphone. Sedangkan penelitian yang lain menunjukkan bahwa
kecanduan smartphone lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda daripada
anak yang lebih tua. Adapula penelitian yang tidak membahas tentang pengaruh
usia terhadap kecanduan smartphone.
3. Frekuensi dan Durasi Penggunaan Smartphone
Frekuensi penggunaan smartphone yang lebih tinggi dan
durasi penggunaan harian yang lebih tinggi (rata-rata
33.17 menit lebih lama dari pengguna yang sehat adalah faktor determinan
kecanduan smartphone yang ditemukan pada anak dan remaja. Demikian pula,
lebih banyak waktu dihabiskan untuk online dan jumlah lalu lintas data seluler
yang lebih tinggi ditemukan terkait dengan kecanduan smartphone.
4. Pola Penggunaan Smartphone
Menggunakan smartphone untuk layanan jejaring sosial
(SNS) dan durasi penggunaan smartphone untuk hal tersebut diprediksi
merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kecanduan smartphone.
Selain itu, bermain game secara berlebihan juga diprediksi sebagai salah satu
faktor determinan kecanduan smartphone.
Faktor determinan lain kecanduan smartphone adalah penggunaan smartphone
untuk mencari kesenangan dan hiburan via smartphone, seperti menonton video,
mendengarkan musik, dan/atau membaca ebook. Selain itu, anak dan remaja yang
kecanduan smartphone terbukti lebih banyak menggunakan smarphone untuk
tujuan menghilangkan stress atau keasyikan, untuk mendapatkan penerimaan
teman, dan untuk menghindari kesepian. Dan terakhir, salah satu studi
melaporkan bahwa pencarian informasi pada smartphone juga merupakan salah
satu faktor terjadinya kecanduan smartphone.
5. Sekolah
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan sekolah dan dan kepuasan
anak terhadap kehidupan sekolah, serta kebiasaan anak membaca buku
merupakan faktor yang dapat menurunkan terjadinya kecanduan smartphone.
6. Faktor Keluarga
Variabel sosiodemografi termasuk pendidikan orang tua latar belakang dan
pendapatan bulanan ditemukan tidak berpengaruh pada kecanduan smartphone
dalam satu studi, sedangkan studi yang lain menunjukkan signifikan
hubungan positif antara pendapatan keluarga dan penggunaan dan tagihan telepon
bulanan). Selanjutnya, hukuman orangtua, serta mediasi restriktif
oleh orang tua (mis., membatasi akses ke aplikasi), semua hal tersebut tampaknya
meningkatkan kemungkinan kecanduan smartphone pada anak-anak dan remaja,
sedangkan keterikatan pada orang tua dan demokratis gaya pengasuhan
[tampaknya berfungsi sebagai faktor pelindung. Efek signifikan juga telah
ditemukan untuk domestik kekerasan, kecanduan orang tua (penyalahgunaan zat
atau masalah judi), kelalaian orang tua, pelecehan psikologis, dan traumatis
secara emosional pengalaman, yang terakhir sebagian dimediasi
oleh ketidakpuasan citra tubuh, kecemasan sosial, dan depresi. Hubungan antara
pengabaian orang tua dan kecanduan smartphone tampaknya sebagian dimediasi
oleh hubungan disfungsional dengan guru, kecerdasan emosi, dan gaya koping
(sebagaimana ditentukan oleh frekuensi penggunaan).
7. Jaringan Sosial
Hubungan pertemanan di dunia nyata yang kurang memuaskan menyebabkan
terjadinya rasa kesepian yang berakibat anak dan remaja kemudian lebih nyaman
menggunakan media sosial sebagai jaringan pertemanan mereka. Hal inilah yang
merupakan cikal bakal terjadinya kecanduan smartphone.

E. Efek Kecanduan Smartphone


1. Efek Fisik
Efek fisik kecanduan smartphone dapat mempengaruhi kualitas tidur anak.
Berselancar di internet pada malam hari sebelum tidur dapat menyebabkan
terjadinya kesulitan tidur pada anak dan/atau anak tidak mendapatkan tidur yang
berkualitas. Selain itu, efek fisik kecanduan smartphone yang ditemukan pada
anak adalah mata kering dan/atau penurunan ketajaman penglihatan; nyeri pada
leher, pergelangan tangan, dan punggung; demensia, dan kelelahan kronis.[15]
2. Efek Psikologis
Kecanduan smartphone dapat menyebabkan terjadinya stress, cemas, dan depresi
pada seseorang, perilaku seperti mengecek smartphone setiap saat dan tidak
nyaman saat tidak membawa smartphone adalah salah satu ciri dari gangguan
psikis tersebut. Efek psikologis yang paling sering terjadi pada anak yang
kecanduan smartphone adalah mudah marah apabila dilarang menggunakan
smartphone oleh orang tua. bahwa anak-anak yang kecanduan smartphone dapat
berperilaku gugup, tempramen, mengalami gangguan mental, dan kemalasan.
Perilaku ini semakin buruk apabila anak telah mulai menggunakan smartphone
saat usia mereka terlalu dini.[15] [5] [4]
3. Efek Sosial
Jennifer (2018) dalam penelitiannya menuliskan tentang efek sosial kecanduan
smartphone pada anak. Anak-anak yang mengalami kecanduan smartphone dapat
mengganggu hubungan sosial dengan orang disekitarnya. Semakin banyak anak
kecanduan smartphone maka semakin sedikit interaksi yang dilakukannya dengan
orang lain. Anak yang kecanduan smartphone memiliki interaksi sosial offline
yang buruk sehingga mereka cenderung “lari” pada smartphone sebagai sarana
sosial online yang membuat mereka lebih merasa nyaman. Ketika anak-anak
“melarikan diri” menggunakan smartphone kemudian mengalami kecanduan,
maka mereka tidak aktif melakukan interaksi sosial dengan orang lain di dunia
nyata dan menjadi penyendiri.[5]

Berikut ini adalah roadmap penelitian yang telah disederhanakan dalam bentuk
diagram di bawah ini :

Faktor Predisposisi :
1. Jenis kelamin
anak
2. Usia anak
3. Durasi
penggunaan
smartphone
4. Frekuensi
penggunaan
smartphone
5. Pola penggunaan
smartphhone
Kecanduan Efek
Faktor Pemungkin : Smartphone Biospsikososial
1. Kepemilikan
smarphone
2. Pendidikan orang
tua
3. Pekerjaan orang
tua
4. Penghasilan orang
tua
Faktor Penguat :
1. Kontrol orang tua
2. Peraturan sekolah

8. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak
usia 3-6 tahun yang tinggal di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuisioner yang disebarkan secara online ke seluruh Indonesia.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah usia ibu, pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, kepemilikan smartphone anak, kontrol orang tua, peraturan penggunaan
smartphone di rumah, dan peraturan penggunaan smartphone di sekolah. Kemudian
variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecanduan smartphone. Data dianalisis
menggunakan path analysis dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS STATA 13.
Sedangkan data mengenai efek biopsikososial penggunaan smartphone menggunakan
analisis univariat dengan menggunakan IBM SPSS 22.

Berikut adalah Kerangka Penelitian yang disederhanakan:

Kecanduan smartphone dan efek biopsikososial


yang ditimbulkannya

Studi literatur tentang determinan kecanduan smartphone dan efek


biopsikososial yang ditimbulkannya

Analisis determinan dan


efek biopsikososial Merumuskan Ibu yang memiliki anak
kecanduan smartphone hipotesis usia 3-6 tahun di Indonesia
pada anak

Menentukan sampel
penelitian

Menyusun rencana
penelitian
Analisa data

Laporan hasil
penelitian

Gambar 1.3 Kerangka Penelitian Analisis Determinan Dan Efek Biopsikososial Kecanduan
Smartphone Pada Anak

Tabel 1. Pembagian Tugas Penelitian

No Nama Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Waktu (Jam/
Minggu)
1 Lidia Universitas D-IV 5 1. Memimpin jalannya
Aditama Muhammadiyah Kebidanan penelitian dan
Putri, SST., Gresik koordinasi anggota
M.K.M penelitian
(Ketua 2. Melakukan koordinasi
Pengusul) dengan mitra
kerjasama
3. Membuat proposal
penelitian
4. Membuat laporan
akhir penelitian
5. Melakukan
penyebaran kuisioner
dan merekap data
kuisioner
6. Melakukan analisis
data penelitian
7. Membuat naskah
luaran artikel jurnal
penelitian

2 Munisah, Universitas D-III 3 1. Membantu membuat


SST., MPH Muhammadiyah Kebidanan proposal penelitian
(Anggota 1) Gresik 2. Membantu membuat
laporan akhir
penelitian
3. Melakukan
penyebaran kuisioner
dan merekap data
kuisioner
4. Membantu melakukan
analisis data
penelitian
5. Membantu membuat
naskah luaran artikel
jurnal penelitian

3 Diyana Universitas D III 3 1. Membantu membuat


Faricha Muhammadiyah Kebidanan proposal penelitian
Hanum, Gresik 2. Membantu membuat
SST.,MPH laporan akhir
(Anggota 2) penelitian
3. Melakukan
penyebaran kuisioner
dan merekap data
kuisioner
4. Membantu melakukan
analisis data
penelitian
5. Membantu membuat
naskah luaran artikel
jurnal penelitian

4 Rani Rosita Universitas D-III 1 1. Melakukan


Amd,keb Muhammadiyah Kebidanan penyebaran kuisioner
(Anggota 3) Gresik dan merekap data
kuisioner

5 Alfu Lailah Universitas D-III 1 1. Melakukan


(Anggota 4) Muhammadiyah Kebidanan penyebaran kuisioner
Gresik dan merekap data
kuisioner

6 Nurun STIKES P Bidan 2 1. Melakukan


Nikmah, Ngudia Husada pengurusan “Ethical
SST., M.Kes Madura Clearance”
2. Melakukan
NIDN. penyebaran kuisioner
0712028901 dan merekap data
kuisioner
3. Membantu melakukan
analisis data
penelitian
4. Membantu membuat
naskah luaran artikel
jurnal penelitian
7 Ika Yulianti, Universitas D-III 2 1. Melakukan
S.SiT., Borneo Tarakan Kebidanan penyebaran kuisioner
M.K.M dan merekap data
kuisioner
NIDN. 2. Membantu melakukan
0626078601
analisis data
penelitian
3. Membantu membuat
naskah luaran artikel
jurnal penelitian
8 Rafi’ah, STIKES Griya S1 2 1. Melakukan
S.Kep., Husada Keperawata penyebaran kuisioner
M.KKK Sumbawa n dan merekap data
kuisioner
NIDN. 2. Membantu melakukan
0807119201
analisis data
penelitian
3. Membantu membuat
naskah luaran artikel
jurnal penelitian
9. Rizky Akademi Hiperkes 2 1. Melakukan
Maharja, Hiperkes dan penyebaran kuisioner
S.KM., Makassar Keselamatan dan merekap data
M.KKK Kerja kuisioner
2. Membantu melakukan
NIDN.
analisis data
0924119201
penelitian
3. Membantu membuat
naskah luaran artikel
jurnal penelitian
10. Herlia STIKES RS Sarjana 2 1. Melakukan
Sumardha Haji Medan Terapan penyebaran kuisioner
Nasution, Kebidanan dan merekap data
SST., M.Keb kuisioner
2. Membantu melakukan
NIDN.
analisis data
0105078703
penelitian
3. Membantu membuat
naskah luaran artikel
jurnal penelitian
9. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
a. Artikel penelitian terbit dalam jurnal internasional terindeks scopus atau setidak-
tidaknya terbit dalam jurnal internasional.
b. Buku dengan tema “Smartphone Addiction dan Penanganannya Pada Anak”
c. HaKI buku “Smartphone Addiction dan Penanganannya Pada Anak”

Luaran wajib
TAHUN LUARAN JUMLAH
2021 - Artikel penelitian terbit dalam jurnal 1
internasional
10. JADWAL

Bulan
No Januari Feb Maret April Mei Juni
Rencana Kegiatan
. 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan izin penelitian dan
pembuatan "Ethical Clearance"
2 Pelaksanaan
a. Penyusunan instrumen
penelitian
b. Pengujicobaan instrumen
penelitian
c. Pengumpulan data penelitian
d. Pengolahan data penelitian
e. Analisis Data
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan laporan
b. Penyajian laporan
4 Publikasi
11. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari hingga Juni 2020. Penelitian
dilakukan di Indonesia, terutama dilakukan di kepulauan besar Indonesia, yaitu Pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Kepulauan Indonesia Bagian Timur.
Kuisioner disebarkan online melalui link https://forms.gle/gWfXDeeoa4b17xFWA
Sebanyak 1932 responden telah mengisi kuisioner tersebut dan didapatkan hasil
sebagai berikut :
Table 1.Characteristics of respondents
Characteristics Category N %
Domicily Sumatra Island 256 18.4
Java Island 373 26.7
Kalimantan Island 298 21.4
Sulawesi Island 268 19.2
Eastern Indonesia 197 14.3
Mother’s age < 35 years 984 70.7
≥ 35 years 408 29.3
Number of children < three 1072 77.0
≥ three 320 23.0
Child’s age 3 years 364 26.2
4 years 292 21.0
5 years 212 15.2
6 years 524 37.6
Child’s sex Male 689 49.5
Female 703 50.5
Child’s school level At Home 384 27.6
Play Group 280 20.1
Kindergarten 728 52.3
Mother’s education < Bachelor degree 333 23.9
≥ Bachelor degree 1059 76.1
Mother’s occupation Unemployed (housewife) 544 39.1
Employed 848 60.9
Family income* < average income Indonesia 728 47.7
≥ average income Indonesia 664 52.3
*Average income of Indonesian people is 59 million per year or Rp. 4.916.666 per month in 2020

Responden yang paling banyak berpartisipasi dalam penelitian ini berasal dari
Pulau Jawa yang merupakan pulau dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia , yaitu
sebanyak 373 orang (26.7%). Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah
berusia <35 tahun, yaitu sebanyak 984 ibu (70.7%) dan mempunyai anak kurang dari 2
orang. Berdasarkan usia anak, sebagian besar berusia 6 tahun, yaitu sebanyak 524 anak
(37.6%) dan sebagian besar dari mereka sedang menempuh pendidikan di Kelompok
Bermain TK (Kindergarten), yaitu sebanyak 728 anak (52.3%) (Table 1).
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu sebagian besar
merupakan lulusan sarjana, yaitu sebanyak 1059 orang (76.1) dan sebagian besar ibu
bekerja di luar rumah, yaitu sebanyak 848 (60.9%). Sedangkan berdasarkan besarnya
pendapatan, sebagian besar keluarga memiliki pendapatan di bawah penghasilan rata-rata
penduduk Indonesia pertahun, yaitu sebanyak 728 (47.7%).

Table 2.Smartphone Use Behavior on Children in Indonesia, 2020


Characteristics Category N %
How much child using smarphone per day? Not every day 584 41.9
0 – 1 times 492 35.3
2 – 3 times 228 16.4
4 – 5 times 44 3.2
More than 5 times 44 3.2
How long child using smartphone per times? 15 – 30 minutes 443 31.8
31 – 59 minutes 161 11.6
1 – 2 hours 534 38.4
More than 2 hours 254 18.2
Can child use internet in own or parent’s Yes 820 58.9
smartphone? No 572 41.1
Application that are often accessed by children Photos and videos 19 1.4
Youtube 1181 84.8
Games 180 12.9
Social Media 12 0.9

Tabel 2 menunjukkan tentang kebiasaan penggunaan smartphone pada anak di


Indonesia. Tabel tersebut menunjukan bahwa sebagian besar anak di Indonesia memakai
smartphone setidaknya 1 kali sehari (35.3%) dalam waktu 1 – 2 jam (38.4%). Sebagian
besar anak bisa menggunakan internet melalui smartphone orang tuanyadan/atau melalui
smartphone milikinya sendiri, yaitu sebanyak 820 anak (58.9%). Pada umumnya, anak-
anak sebagian besar menonton tayangan youtube melalui smartphone yaitu sebanyak
1181 anak (84.8%).

Table 3. Univariate analysis on determinants of smartphone addiction on children


in Indonesia, 2020
Characteristics Category N %
Mother’s age Young mother 984 70.7
Old mother 408 29.3
Mother’s education Low education 333 23.9
High education 1059 76.1
Mother’s occupation Unemployed (housewife) 544 39.1
Employed 848 60.9
Parent’s control Low control 772 55.5
High control 620 44.5
Child personal smartphone Not have personal smartphone 376 27.0
Have personal smartphone 1016 73.0
Family smartphone rules No 1152 82.8
Yes 240 17.2
School regulation about
Not have regulation 908 65.2
smartphone use
Have regulation 484 34.8
Smartphone addiction Low risk 544 39.1
High risk 848 60.9
Tabel 3 menjelaskan tentang analisis deskriptif variabel penelitian, sebagian besar
responden penelitian berusia muda, yaitu 984 ibu muda (70.7%). Sebagian besar ibu
memiliki pendidikan yang tinggi (76.1%) dan memiliki pekerjaan di luar rumah (60.9%).
Berdasarkan kontrol orang tua terhadap penggunaan smartphone anak, sebagian besar
responden memiliki kontrol yang lemah, yaitu sebanyak 772 (55.5%). Sebagian besar
balita juga telah memiliki smartphone pribadi, yaitu sebanyak 1016 (73.0%). Penerapan
peraturan penggunaan smartphone di rumah sebagian besar masih belum dilakukan
dengan disiplin, yaitu sebanyak 1152 orang (82.8%). Di lingkungan sekolah, sebagian
besar belum memiliki peraturan tentang larangan penggunaan smartphone, yaitu
sebanyak 908 (65.2%). Sebagian besar anak memiliki risiko tinggi kecanduan
smartphone, yaitu sebanyak 848% (848%).

Table 4. Bivariate analysis on determinants of smartphone addiction on pree-


school children in Indonesia, 2020
Smartphone Addiction OR CI 95% p
Variables Category Low Risk High Risk Lower Upper
n % n % Limit Limit
Mother’s age Young 332 23.9 652 46.8 2.12 1.68 2.69 0.000
Old 212 15.2 196 14.1
Mother’s education Low 109 7.8 224 16.1 1.43 1.11 1.86 0.006
High 435 31.3 624 44.8
Mother’s Occupation Housewife 172 12.4 372 26.7 1.69 1.35 2.12 0.000
Employed 372 26.7 476 34.2
Parents control Low 248 17.8 524 37.6 1.93 1.55 2.40 0.000
High 296 21.3 324 23.3
Child personal No 114 8.2 262 18.8 1.69 1.31 2.17 0.000
smartphone Yes 430 30.9 586 42.1
Family smartphone No 480 34.5 672 48.3 1.96 1.44 2.68 0.000
rules Yes 64 4.6 176 12.6
School regulation No 388 27.9 520 37.3 1.58 1.25 1.98 0.000
about smartphone use Yes 156 11.2 328 23.6

Hasil analisis bivariate variabel independen terhadap variabel dependent penelitian


dengan menggunakan chi square ditunjukkan dalam tabel 2. Hasil dari analisis tersebut
menunjukkan bahwa ada hubungan usia ibu (OR= 2.12; 95% CI= 1.68 to 2.69; p=
0.000), pendidikan ibu (OR= 1.43; 95% CI= 1.11 to 1.86; p= 0.006), pekerjaan ibu
(OR= 1.69; 95% CI= 1.35 to 2.12; p= 0.000), pekerjaan ibu (OR= 1.69; 95% CI= 1.35 to
2.12; p= 0.000), kontrol orang tua terhadap penggunaan smartphone anak (OR= 1.93;
95% CI= 1.55 to 2.40; p= 0.00o), kepemilikan smarphone pribadi anak (OR= 1.69; 95%
CI= 1.31 to 2.17; p= 0.000), peraturan penggunaan smartphone dalam keluarga (OR=
1.96; 95% CI= 1.44 to 2.68; p= 0.001), dan peraturan penggunaan smartphone di sekolah
(OR= 1.58; 95% CI= 1.25 to 1.98; p= 0.000) terhadap risiko kecanduan smartphone
pada anak.
Gambar 1 menunjukkan model fit setelah estimasi dengan path analysis
menggunakan aplikasi IBM SPSS STATA 13. Ada pengaruh langsung positif
kepemilikan smartphone anak terhadap risiko kecanduan smartphone dan secara statistik
signifikan (b= 0.74; 95% CI= 0.46 to 1.01; p= 0.000) . Ada pengaruh langsung positif
kontrol orang tua terhadap risiko kecanduan smartphone dan secara statistik signifikan
(b= 0.59; 95% CI= 0.59 to 0.36; p= 0.000). Ada pengaruh langsung positif pekerjaan
orang tua terhadap risiko kecanduan smartphone dan secara statistik signifikan (b= 0.52;
95% CI= 0.28 to 0.76; p= 0.000). Ada pengaruh langsung positif umur ibu terhadap
risiko kecanduan smartphone dan secara statistik signifikan (b= 0.89; 95% CI= 0.63 to
1.14; p= 0.000), secara detail dapat dilihat pada tabel 5.
Ada pengaruh langsung negatif peraturan sekolah terhadap kepemilikan
smartphone pribadi anak dan secara statistik signifikan (b= -0.53; 95% CI= -0.80 to
-0.27; p= 0.000). Ada pengaruh langsung positif peraturan penggunaan smartphone di
rumah terhadap kontrol orang tua dan secara statistik signifikan (b= 0.77; 95% CI= 0.47
to 1.07; p= 0.000). Ada pengaruh langsung positif kepemilikan smartphone pribadi anak
terhadap kontrol orang tua dan secara statistik signifikan (b= 0.74; 95% CI= 0.49 to 0.99;
p= 0.000). Ada pengaruh langsung positif pendidikan ibu terhadap pekerjaan ibu dan
secara statistik signifikan (b= 1.54; 95% CI= 1.27 to 1.80; p= 0.000), secara detail dapat
dilihat pada tabel 5.

binomial binomial
binomial
binomial
-.53
School_regulation Childs_personal_smartphone
School_regulation -.53
Childs_personal_smartphone
1.4
1.4
logit logit
logit
logit

.74
.74
.74
.74
binomial binomial
binomial
binomial
.77
family_smartphone_rules.77 Parents_control
family_smartphone_rules Parents_control
-1.4 -1.4 .59
logit logit .59 binomial
logit logit binomial

Smartphone_addiction_risk
Smartphone_addiction_risk
-1.9 -1.9
binomial binomial logit
logit
binomial binomial .52
.52
1.5
1.5
Mothers_Education
Mothers_Education Mothers_occupation
Mothers_occupation
-.71
-.71
logit
logit logit
logit
.89
.89

binomial
binomial

Mothers_age
Mothers_age
logit
logit

Gambar 1. Path Analysis Determinan Kecanduan Smartphone


Table 5. Path analysis on determinants of smartphone addiction on pre-school
children in Indonesia, 2020
CI 95%
Path
Dependent Variable Independent Variables Lower Upper p
Coefficient
Bound Bound
Direct Influence
Smartphone addiction  Child personal smartphone 0.74 0.46 1.01 0.000
 Parents control 0.59 0.36 0.82 0.000
 Mother’s occupation 0.52 0.28 0.76 0.000
 Mother’s age 0.89 0.63 1.14 0.000
Indirect influence
Child personal 
School regulation -0.53 -0.80 -0.27 0.000
smartphone
Parents control  Family smartphone rules 0.77 0.47 1.07 0.000
Parents control  Child personal smartphone 0.74 0.49 0.99 0.000
Mothers occupation  Mothers education 1.54 1.27 1.80 0.000

Table 6. Multivariate analysis on smartphone addiction effect on pree-school children


in Indonesia, 2020
95% CI for odds ratio
Variables SE OR Lower p
Upper Bound
Bound
Tired body 0.13 1.43 1.12 1.85 0.005
Sleep disorder 0.14 2.44 1.87 3.17 0.000
Tantrum 0.12 5.60 4.40 7.14 0.000
Social disorder 0.13 0.74 0.55 0.90 0.005

Tabel 6 menunjukkan hasil analisis multivariate efek kecanduan smartphone pada


anak pra-sekolah di Indonesia. Ada pengaruh kelelahan badan terhadap efek kecanduan
smartphone (OR= 1.43; 95% CI= 1.12 to 1.85; p= 0.005). Ada pengaruh gangguan tidur
terhadap efek kecanduan smartphone (OR= 2.44; 95% CI= 1.87 to 3.17; p= 0.000). Ada
pengaruh anak tantrum terhadap efek kecanduan smartphone (OR= 5.60; 95% CI= 4.40
to 7.14; p= 0.000). Ada pengaruh gangguan sosial anak terhadap efek kecanduan
smartphone (OR= 0.74; 95% CI= 0.55 to 0.90; p= 0.005).

12. PEMBAHASAN
A. Pengaruh Usia Ibu Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak Usia Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang masih berusia
muda (<35 tahun) memiliki sebagian besar memiliki risiko tinggi kecanduan
smartphone pada anaknya. Ibu yang berusia muda memiliki risiko 2.12 kali lebih
besar memiliki anak dengan kecanduan smartphone dibandingkan dengan ibu yang
berusia lebih tua. Hasil analisis jalur dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh langsung usia ibu terhadap kecanduan smartphone pada anak.
Hal ini mungkin terjadi karena ibu yang memiliki usia lebih muda cenderung
lebih sering menggunakan penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari
dibandingkan dengan ibu yang berusia lebih tua. Ibu yang lebih muda umumnya lebih
familiar dalam penggunaan smartphone sebagai bagian dari norma sosial. Sehingga,
hal inilah mungkin menjadi penyebab anak cenderung menjadi kecanduan terhadap
smartphone karena sering melihat ibu menggunakan smartphone.
B. Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Kecanduan Smartphone Pada
Anak Usia Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan ibu
terhadap kecanduan smartphone pada anak melalui pekerjaan ibu. Pengaruh ini
bersifat positif dan secara statistik signifikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu
maka semakin baik pula pekerjaannya. Ibu yang memiliki pendidikan tinggi memiliki
1.54 kali lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.
C. Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak Usia
Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu
berpengaruh secara langsung terhadap kecanduan smartphone pada anak. Pengaruh ini
bersifat positif dan secara statistik signifikan. Ibu bekerja memiliki kemungkinan 1.69
kali lebih besar untuk memiliki anak dengan kecanduan smartphone dibandingkan
dengan ibu rumah tangga. Hal ini bisa disebabkan karena ibu yang sibuk dengan
pekerjaan di luar rumah tidak bisa mengontrol secara langsung aktivitas anaknya di
rumah, termasuk aktivitas menggunakan smartphone-nya. Selain itu, ibu bekerja yang
memiliki anak pre-school biasanya menitipkan anak pada pengasuh, sehingga anak
mungkin mendapati kecanduan smartphone dari pengasuh yang sering memberikan
smartphone agar anak diam dan tidak rewel.
D. Pengaruh Kontrol Orang Tua Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak
Usia Sekolah
Kontrol orang tua merupakan faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap
kecanduan smartphone pada anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu
dengan kontrol yang lemah terhadap aktivitas penggunaan smartphone anak di rumah
meningkatkan risiko 1.93 kali lebih besar menyebabkan terjadinya kecanduan
smartphone pada anak dibandingkan dengan ibu yang memiliki kontrol yang tinggi.
Ibu dengan kontrol yang lemah yaitu seringkali tidak mendampingi anaknya
ketika bermain smartphone, membiarkan anaknya bermain smartphone dalam waktu
yang lama, memberikan smartphone ketika anak tantrum. Alasan yang paling sering
adalah ibu memberikan smartphone pada anak agar dia bisa dengan leluasa
melakukan pekerjaan rumah tangga, atau sebaliknya yaitu ibu memberikan
smartphone agar bisa bersantai dan beristirahat dengan tenang tanpa diganggu oleh
anak.
Ibu dengan kontrol yang lemah dapat membuat anak berlama-lama
menggunakan smartphone kapanpun mereka mau. Penelitian ini menunjukkan hasil
yang cukup mencengangkan, dari 1392 responden yang mengumpulkan kuisioner,
sebagian besar anak usia pra sekolah bermain smartphone sehari sekali dalam waktu 1
hingga 2 jam. Semakin sering dan panjang durasi anak bermain smartphone, akan
semakin tinggi pula risiko anak untuk kecanduan smartphone[REFERENSI].
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
……………………………………………………………… Does parental
E. Kepemilikan Smartphone Pribadi Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak
Usia Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan smartphone
pribadi berpengaruh secara langsung terhadap kecanduan smartphone. Pengaruh ini
bersifat positif dan secara statistik signifikan. Anak yang memiliki smartphone pribadi
memiliki kemungkinan 1.69 kali lebih besar untuk mengalami kecanduan smartphone
daripada anak yang tidak memiliki smartphone. Hal ini mungkin terjadi karena anak
yang memiliki smartphone pribadi dapat membuat anak menjadi leluasa memainkan
smartphone, apalagi jika anak bisa menggunakan internet dengan smartphone
pribadinya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar anak
(58.9%) dapat mengakses internet melalui smartphone pribadinya dan/atau melalui
smartphone orang tuanya.
Kepemilikan smartphone pribadi juga berpengaruh secara terhadap kecanduan
smartphone melalui kontrol orang tua. Pengaruh ini bersifat positif dan secara statistik
signifikan. Hal ini terjadi karena kontrol orang tua terhadap anak menjadi semakin
lemah jika anak memiliki smartphone pribadi sebab anak jadi tidak perlu meminjam
smartphone orang tua.
F. Pengaruh Peraturan dalam Keluarga Terhadap Kecanduan Smartphone Pada
Anak Usia Sekolah
Hasil analisis jalur penelitian ini menunjukkan bahwa peraturan keluarga
berpengaruh terhadap kecanduan smartphone pada anak melalui kontrol orang tua.
Pengaruh tersebut bersifat positif dan secara statistik signifikan. Peraturan dalam
keluarga mengenai penggunaan smartphone pada anak akan mempengaruhi kontrol
orang tua dalam mengawasi anak menggunakan smartphonenya. Keluarga yang tidak
menerapkan aturan penggunaan smartphone pada anaknya memiliki kemungkinan
1.96 kali lebih besar anaknya mengalami kecanduan smartphone daripada keluarga
yang menerapkan aturan. Anak yang terikat oleh peraturan keluarga di rumah tentang
penggunaan smartphone sehari-hari cenderung akan lebih disiplin dalam
menggunakan smartphone dengan memperhatikan aturan yang ada, sedangkan orang
tua dapat mengontrol penggunaan smarphone anak sesuai dengan aturan yang telah
disepakati bersama. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi risiko anak
mengalami kecanduan terhadap smartphone mereka.
G. Pengaruh Peraturan Sekolah Terhadap Kecanduan Smartphone Pada Anak
Usia Sekolah
Hasil analisis jalur dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
peraturan sekolah terhadap kecanduan smartphone

13. PENUTUP
14. DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Heron and N. Shapira, “Time to log off: New diagnostic criteria for problematic
internet use.,” Curr. Psychiatry 2, vol. 4, no. 2, pp. 21–29, 2004.
[2] E. J. Lee and Y. Ogbolu, “Does Parental Control Work with Smartphone Addiction?:
A Cross-Sectional Study of Children in South Korea,” J. Addict. Nurs., vol. 29, no. 2,
pp. 128–138, 2018.
[3] M. Mehrnaz, M. Farahnaz, K. Gholamreza, K. Homa Mohseni, S. Seyed Homayoon,
and N. Majid, “Smartphone Addiction, Sleep Quality and Mechanism,” Int. J. Cogn.
Behav., vol. 1, no. 1, 2018.
[4] J. T. Chiang, F. C. Chang, K. W. Lee, and S. Y. Hsu, “Transitions in smartphone
addiction proneness among children: The effect of gender and use patterns,” PLoS
One, vol. 14, no. 5, pp. 1–12, 2019.
[5] I. H. M. Jennifer, “Social implications of children’s smartphone addiction: The role of
support networks and social engagement,” J. Behav. Addict., vol. 7, no. 2, pp. 473–
481, 2018.
[6] E. Bozzola et al., “Media devices in pre-school children: The recommendations of the
Italian pediatric society,” Ital. J. Pediatr., vol. 44, no. 1, pp. 1–5, 2018.
[7] Statista, “Number of smartphone users worldwide from 2014 to 2020,” 2017. [Online].
Available: https://www.statista.com/statistics/330695/number-of-smartphone-users-
worldwide/. [Accessed: 29-Jan-2020].
[8] APJII, “Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia Tahun 2018,” Apjii,
p. 51, 2019.
[9] Kominfo Indonesia, “Kecanduan Gawai Ancam Anak-Anak,” KOMINFO, 2018.
[Online]. Available: https://kominfo.go.id/content/detail/13547/kecanduan-gawai-
ancam-anak-anak/0/sorotan_media. [Accessed: 29-Jan-2020].
[10] L. Fischer-Grote, O. D. Kothgassner, and A. Felnhofer, “Risk factors for problematic
smartphone use in children and adolescents: a review of existing literature,”
Neuropsychiatrie, vol. 33, no. 4, pp. 179–190, 2019.
[11] Cambridge Dictionary, “Definition of Smartphone,” 2020. [Online]. Available:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/smartphone. [Accessed: 29-Jan-
2020].
[12] Oxford Dictionary, “Definition of Smartphone.” [Online]. Available:
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/smartphone?
q=smartphone. [Accessed: 29-Jan-2020].
[13] T. Panova and X. Carbonell, “Is smartphone addiction really an addiction?,” J. Behav.
Addict., vol. 7, no. 2, pp. 252–259, 2018.
[14] Y. H. Lin et al., “Proposed diagnostic criteria for Smartphone addiction,” PLoS One,
vol. 11, no. 11, pp. 1–11, 2016.
[15] S. S. Cha and B. K. Seo, “Smartphone use and smartphone addiction in middle school
students in Korea: Prevalence, social networking service, and game use,” Heal.
Psychol. Open, vol. 5, no. 1, 2018.

Anda mungkin juga menyukai