LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
2. Identitas Keluarga
Ayah
Usia : 34 tahun
Ibu
Usia : 30 tahun
Pekerjaan : IRT
3. Anamnesis
Anamnesis Terpimpin :
dialami sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, awalnya
1
bengkak pada kelopak mata sekitar 7 hari yang lalu, yang timbul pada
pagi hari namun kembali membaik pada siang atau sore hari. Demam
(-), nyeri kepala (-), batuk (-), sesak (-), nyeri perut (-), mual (-),
muntah tidak ada. BAB biasa, BAK (+) namun sedikit dan berwarna
Riwayat :
Trauma (-)
Tonsilofaringitis (-)
C. Riwayat Pengobatan
D. Riwayat Kehamilan
obatan atau jamu, dan ibu merasa sehat dan tidak ada mual atau
2
E. Riwayat Persalinan
G. Riwayat Imunisasi
4. Pemeriksaan Fisis
Tanda Vital
Pernapasan : 34 kali/menit
Suhu : 37.2 oC
Status Gizi
BB : 12 kg
BB koreksi : BB ukur x 20 %
: 12 x 20 %
: 9 kg
TB : 91 cm
LK : 51 cm
3
LD : 48 cm
LP : 53 cm
mudah dicabut
Mata : cekung (-), icterus (-), anemis (-), edema palpebral (+)
Thorax
Perkusi : Sonor
Abdomen
4
Lien tidak teraba
5. Pemeriksaan Penunjang
a) Urinalisa
b) Darah rutin
c) Kimia Darah
d) ASTO
6. Diagnosa Kerja
7. Diagnosa Banding
8. Terapi Awal
a. Non-Farmakologi
b. Farmakologi
5
9. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
Urinalisa
Kimia Darah
6
Kreatinin 0,2 mg/Dl Normal
Imunologi Infeksi
10. Resume
sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, awalnya bengkak pada
kelopak mata sekitar 7 hari yang lalu, yang timbul pada pagi hari namun
kembali membaik pada siang atau sore hari. BAB biasa, BAK (+) namun
tidak ada.
Abdomen :
7
Kimia Darah : Protein Total = 3.8 gr/dL
Albumin = 2 gr/dL
ASTO : Negatif
Furosemide 40 mg 2 x ¼
Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8
Terapi
Tanggal 15 Juli 22 Juli 29 Juli 05 Agt 12 Agt 19 Agt 26 Agt 02 Sep
Kontrol 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Keterangan :
FD = 2 mg/KgBB/har
Remis (+)
8
Proteinuria (-), Edema (-)
Prednison 13 mg/24jam
11. Prognosis
Dubia et Bonam
Tangga
SOA P
l
13 Juli S: IVFD Dextrosa 5% 8 tpm
O: Pemeriksaan Penunjang :
BB : 12 kg Urinalisa
Pernapasan : 34 kali/menit
9
Edem skrotum : (+)
Diagnosa Kerja :
Diagnosa Bnading :
GNAPS
14 Juli S: IVFD Dextrosa 5% 8 tpm
O:
BB : 10 kg
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 36.5 C
Pernapasan : 30 kali/menit
Asites : (+)
Diagnosa Kerja :
10
Diagnosa Bnading :
GNAPS
15 Juli S: Aff Infus
nyeri kepala (-), batuk (-), sesak (-), Prednison (18 mg/24 jam)
O: 1
BB : 10 kg
Suhu : 36.8 C
Pernapasan : 30 kali/menit
Asites : (+)
A : Sindrom Nefrtotik
11
Edem Skrotum Asites
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pendahuluan
tubulus yang normal (tubulus proksimal, ansa Henle, dan tubulus distal) untuk
12
dari kapiler masuk ke ruang Bowman. Tekanan intraglomerular diatur oleh
tunus arteriol aferen dan eferen, terutama tonus arteriol eferen. Renin
glomerulus yang dekat dengan arteriol aferen serta tubulus distal, sebagai
sekitar dua pertiga volume cairan, natrium, dan klorida. Glukosa, asam amino,
kalium dan fosfat diabsorpsi hamper seluruhnya. Sekital 75% bikarbonat yang
13
merupakan target utama hormon antideuretik (vasopresin), yang berperan
dalam pemekatan urin dan sekresi aktif ion hidrogen, yang bertanggung jawab
menghitung senjang anion urin. Adanya kesenjangan antara anion dan kation
rendah dibandingkan dengan bayi cukup bulan dan anak, serta dewasa.
Neonates dapat mengencerkan urin seperti dewasa, namun karena laju filtrasi
glomerulus rendah, kapasitas untuk mengsekresi air pun rendah. Nilai laju
filtrasi glomerulus yang sama seperti dewasa pada saat usia 1-2 tahun.
tubulus, semuanya masih terbatas pada bayi. Fungsi tersebut akan meningkat
medulla renalis sebagai respon terhadap hantaran oksigen yang rendah dan
berfungsi mendorong pembentukan sel darah merah oleh sumsung tulang. 1.2
14
Gambar 1 : Bagian-bagian Ginjal
15
Adanya proteinuria dalam sedimen urin tunggal dari anak dan remaja
penyakit kardiovaskular. 1
Pada anak sehat protein dalam urin ditemukan dalam jumlah sedikit
16
Insiden SN dipengaruhi oleh ras, dan geografis. Tipe HLA tertentu (HLA-
ini, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus tidak serta merta terganggu.
lipoprotein. 1.3.5
Pada anak berusia 7-16 tahun yang menderita SN, memiliki peluang 50%
17
untuk menderita SNKM, dan anak lekali terkena lebih sering daripada
perempuan (2:1). 2
menyerupai SNKM namun dengan proteinuria yang lebih ringan. Pada pasien
nefropati membranosa. Tipe ini lebih sering ditemukan remaja dan anak
Terdapat dua tipe, yaitu Tipe Finnish yang merupakan suatu kelainan
18
mesangial, dan kondisi yang terkait dengan obat atau infeksi. Awitan prenatal
masa anak.sekitar 50% dari sejumlah kecil protein ini adalah protein Tamm-
membentuk kurang dari 30% ekskresi protein urin total. Proteinuria ringan
biasanya tidak terdeteksi pada pemeriksaan dipstick rutin. Laju filtrasi protein
yang rendah disebabkan karena molekul protein serum yang besar (albumin,
19
tekanan onkotik plasma turun dan menyebabkan perpindahan cairan dari
ini, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus tidak serta merta terganggu.
lipoprotein. 6.7
20
Sindrom
Nefrotik
Hiperlipedmi
Hiperurisemia Edema
a
Hipertensi
yang dapat muncul seperti, Edema yang mungkin terlihat pada ektremitas,
abdomen, ruang pleura, skrotum atau labia mayora, atau area sekitar mata.
menyingkirkan peritonitis pada pasien dengan demam atau nyeri abdomen. 1.2
21
VI. Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis. Biakan urin hanya dilakukan bila didapatkan gejala klinis yang
Pemeriksaan darah
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang ditandai dengan gejala:
2+)
o Edema
22
VII. Terapi
edukasi orangtua. 4.
pemeriksaan berikut : 6
Schonlein.
edema anasarka yang berat atau disertai komplikasi muntah, infeksi berat,
gagal ginjal, atau syok. Tirah baring tidak perlu dipaksakan dan aktivitas
fisik disesuaikan dengan kemampuan pasien. Bila edema tidak berat, anak
boleh sekolah.
23
a) Non-Farmakologi 3.5
b) Farmakologi 4.5.6
Diuretik
natrium darah.
24
dosis 1 g/kgbb selama 2-4 jam untuk menarik cairan dari
asites berulang.
Albumin 20 % 1 gram/KgBB
IV diikuti dengan furosemid IV
25
Gambar 3 : Algoritma pemberian deuretik
Imunisasi
Kortikosteroid
Terapi Insial
26
pertama, dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan
27
Bila terdapat infeksi diberikan antibiotik 5-7 hari, dan
steroid
28
peningkatan ureum dan atau kreatinin, infeksi berat,
prognosis.
29
Gambar 7 : Protokol Methilprenison dosis tinggi
Terapi Non-Imunosupresan
direkomendasi di Indonesia.
30
Gambar 8 : Tatalaksana Sindrom Nefrotik
secara akut. Sindrom nefritik akut (SNA) adalah suatu kumpulan gejala klinik
31
berupa proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria & hipertensi
GNA dan SNA sering digunakan secara bergantian.2 GNA merupakan istilah
yang lebih bersifat histologik, sedangkan SNA lebih bersifat klinik. 7.8
gejala nefritik bukan hanya disebabkan oleh GNAPS, tetapi dapat pula
gejala dan tanda yang menyokong diagnosis GNAPS (C3↓, ASO↑, dll), maka
diagnosis menjadi GNAPS. Hal ini penting diperhatikan, oleh karena ada
nefritik. 6.9
Bila dijumpai full blown cases yaitu kasus dengan gejala nefritik yang
32
diagnosis GNAPS dapat ditegakkan, karena gejala tersebut merupakan gejala
GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan
jarang pada usia di bawah 2 tahun. GNAPS didahului oleh infeksi GABHS
melalui infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermi)
dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma. 7
melalui ISPA terdapat pada 45,8% kasus sedangkan melalui kulit sebesar
31,6%. 6
sampai gejala yang khas. Bentuk asimtomatik lebih banyak daripada bentuk
1 minggu.
33
Hematuri, Urin tampak coklat kemerah-merahan atau seperti
Hipertensi
Oligouria
Gejala Kardiovaskuler
Edema
√ √
Palpebra
√ √
Wajah
√ √
Pretrial
√ √
Asites
√ (-)/Jarang
Skorotum/Labia mayora
(Udem Anasarka)
Demam √
Infeksi saluran napas/Infeksi √
kulit
ASTO 34 √
IX. Komplikasi Sindrom Nefrotik
a. Hiperkoagulasi
b. Gagal ginjal
melaluin urin.
e. Infeksi
f. Dislipemia
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Marcdante KJ. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi Update VI.
2017 : 657-667.
2017 : 458-469.
2018 : 380-3.
6. Carapetis JR, Steer AC, Mullolans EK. The Global Burden Of Group A
685–94.
http//medicine.medscape.com/article/980685.overview.
36
9. Papanagnou D, Kwon NS. Acute Glomerulonephritis in Emergency
37