Anda di halaman 1dari 11

PROSEDUR PELAPORAN KONDISI

PASIEN PADA DOKTER

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Safety
Yang dibina oleh Ibu Ni Wayan Dwi R., APP. M.Kes

Disusun Oleh :
1. Maulidya Rahma P. (P17220193045)
2. Icha Maulidina W. (P17220193046)
3. Imrohhatus Sholeha (P17220194047)
4. Aminatus Zahro (P17220194056)
5. Nabilatur Rosidah (P17220194057)
6. Indriani (P17220194058)
7. Alda Chumaidah (P17220194067)
8. Ageng Patuh Pranata (P17220194068)
9. Novita Maulia P. (P17220194078)
10. Nur Cholif Wahyu N. (P17220194080)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
Maret 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dosen
dengan judul “Prosedur Pelaporan Kondisi Pasien Pada Dokter ”.
Tujuan kami menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen
Safety” guna untuk mengetahui dan memahami tentang Prosedur Pelaporan Kondisi Pasien Pada
Dokter yang telah diberikan oleh dosen.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih belum sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang berhubungan dengan makalah ini sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Malang, 21 Maret 2020


Penyusun

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SOP (Standar Operasional Prosedur) ...................................................... 5
2.2 Tujuan SOP ................................................................................................................ 5
2.3 Fungsi SOP ................................................................................................................ 5
2.4 SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Telepon .................................. 6
2.4.1 Pengertian ........................................................................................................ 6
2.4.2 Tujuan .............................................................................................................. 6
2.4.3 Pelaksana ......................................................................................................... 6
2.4.4 Prosedur ........................................................................................................... 6
2.5 SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Tatap Muka ............................7
2.5.1 Tujuan ............................................................................................................. 7
2.5.2 Pelaksana ......................................................................................................... 7
2.5.3 Prosedur ........................................................................................................... 8
2.5.3.1 Persiapan Prosedur .............................................................................. 8
2.5.3.2 Pelaksanaan Prosedur .......................................................................... 8
2.5.3.3 Pasca Pelaksanaan Prosedur ................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
3.2 Saran ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi dalam praktek keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat
dalam melaksanaan asuhan keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam
mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan keperawatan. Komuniksi adalah bagian bagian dari
strategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan pelayanan di rumah sakit khususnya pada unit
keperawatan. Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar
profesi kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan
pasien (Suhriana, 2012).
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat maupun tenaga kesehatan lainnya
kepada pasien dan keluarga di rumah sakit sangatlah penting untuk memperhatikan keselamatan
pasien. Melalui komunikasi efektif yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan baik
ketepatan waktu, keakuratan, kelengkapan, kejelasan serta pemahaman dari resepien ataupun
penerima dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi. Informasi tentang
asuhan pasien dan respon terhadap asuhan dikomunikasikan antara praktisi medis, keperawatan
dan praktisi kesehatan lainnya saat pergantian shift.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian SOP (Standart Operating Prosedur)?
2) Bagaimana tujuan SOP?
3) Apa saja fungsi SOP?
4) Bagaimana SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Telepon?
5) Bagaimana SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Tatap Muka?

1.3 Tujuan Masalah


1) Untuk mengetahui pengertian SOP
2) Untuk mengetahui tujuan SOP
3) Untuk mengetahui fungsi SOP
4) Untuk mengetahui SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Telepon
5) Untuk mengetahui SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Tatap Muka

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian SOP (Standar Operating Prosedur)


      SOP adalah suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
      SOP  merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
      Jadi, SOP (Standard Operating Procedures) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan serta
proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan secara tertulis yang
memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci dan sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut
haruslah mudah dipahami dan dapat di implementasikan dengan baik dan konsisten oleh pelaku.
Implementasi SOP yang baik akan menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses
pelayanan seluruhnya dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan pengaturan yang
seimbang.

2.2   Tujuan SOP
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap
mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi.
SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi
panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta
mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:30):
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan kemana
petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2.  Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.
3.  Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan mengurangi
konflik), keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4.  Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan. 
5.  Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan efektif. 
6.  Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait.
7.  Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi
suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga
sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas.
8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9.  Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru

2.3 Fungsi SOP


1.  Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2.  Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3.  Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4.  Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5.  Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

5
2.4 SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Telepon
2.4.1 Pengertian
Cara melaporkan kondisi pasien oleh dokter / perawat jaga kepada dokter konsulen melalui
telepon.
2.4.2 Tujuan
a. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien
b. Meningkatkan mutu pelayanan
c. Untuk menjalin kerjasama dokter dan perawat
2.4.3 Pelaksana
Ruang rawat inap, UGD, LAB, Fisioteraphy, Radiologi, OK, ICU
2.4.4 Prosedur
Persiapan alat:
1. Buku komunikasi
2. Pulpen
3. Pesawat Telepon
Pelaksanaan Prosedur
1. Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung dengan menanyakan langsung nama
pasien (pada keluarga bila pasien tidak sadar) dan melihat gelang identitas pasien
2. Perawat melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien
3. Siapkan di dekat pesawat telepon: status pasien, buku komunikasi dan pulpen
4. Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku komunikasi pasien
5. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter
6. Setelah telepon tersambung, ucapkan salam
7. Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan menggunakan teknik SBAR
8. Dokter/pemberi informasi akan memberikan respon atau jawaban pada saat itu juga
9. Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh dokter/pemberi informasi pada
buku komunikasi
10. Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan dengan membacakan ulang
kepada pemberi perintah/dokter. Eja ulang satu persatu hurufnya bila perintah
mengandung nama obat LASA (Look Alike Sound Alike) / NORUM (Nama Obat

6
Rupa dan Ucapan Mirip) dan obat High Alert, Daftar Obat LASA / NORUM dan High
Alert terlampir
11. Cantumkan tanda ceklis pada kolom membaca ulang isi laporan bila sudah dibacakan
ulang
12. Pemberi perintah/dokter harus mengkonfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah/dokter mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran
pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar”
13. Perawat/penerima informasi bertandatangan atas penerimaan informasi
14. Pindahkan data SBAR dan instruksi dokter tersebut pada buku status pasien dengan
cara menulis tanggal dan jam saat melapor kemudian mencantumkan kondisi pasien
dengan teknik SBAR dan distempel SBAR
15. Tulis instruksi yang disampaikan oleh dokter/pemberi informasi kemudian distempel
berbentuk form stempel TbaK
16. Penerima informasi/perawat bertandatangan pada form stempel TbaK
17. Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila laporan belum dibacakan ulang dan
konfirmasikan ulang isi perintah
18. Ucapkan terima kasih dan salam
19. Pelaksana instruksi harus bertandatangan pada form catatan perintah lisan/melalui
telepon
20. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang telah diberikan dengan
bertandatangan pada form TbaK pada hari berikutnya atau maksimal 1 X 24 jam

2.5 SOP Pelaporan Kondisi Pasien pada Dokter Melalui Tatap Muka
2.5.1 Tujuan
Memastikan bahwa DPJP/supervisor medik mendapatkan data pasien yang berkualitas
untuk memutuskan tindakan selanjutnya bagi pasien
2.5.2 Pelaksana
Seluruh Dokter Jaga, Perawat dan Bidan di Rawat Inap, R. Bayi, R. Bersalin dan
HCU/ICU RS Olahraga Nasional

7
2.5.3 Prosedur
Prosedur ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan,
3) tahap pasca pelaksanaan
2.5.3.1 Persiapan Prosedur
Siapkan peralatan yang diperlukan yaitu
1. Pulpen dengan tinta biru dan status pasien
2. Hasil pemeriksaan penunjang terbaru yang akan dilaporkan
3. Form catatan perkembangan pasien terintegrasi (lampiran 7)
4. Formulir konsultasi yang telah ditulis oleh dokter jaga/DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pasien) jika ada permintaan konsultasi
5. Formulir lainnya (jika diperlukan)
2.5.3.2 Pelaksanaan Prosedur
1. Bacalah SOAP yang ditulis oleh petugas shift sebelumnya pada form catatan
perkembangan pasien terintegrasi di dalam status pasien
2. Lakukan kunjungan dan pengkajian ulang ke setiap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya pada awal shift
3. Buatlah asuhan keperawatan pasien tersebut sesuasi SOP Pembuatan Asuhan
Keperawatan
4. Laporkan kondisi pasien terakhir setelah dilakukan pengkajian kepada dokter
jaga atau DPJP
5. Tanyakan tentang rencana visite pasien kepada dokter jaga atau DPJP
6. Dampingi setiap visitasi dan pemeriksaan pasien yang dilakukan oleh dokter
jaga dan DPJP
7. Berikan formulir yang diperlukan oleh dokter jaga/DPJP/dokter konsul saat
visite berlangsung
8. Minta dokter jaga/DPJP menuliskan hasil visit pada form catatan
perkembangan pasien terintegrasi. Pastikan dokter jaga/DPJP telah menuliskan
nama dan tandatangannya
9. Minta dokter konsul untuk menuliskan hasil visit pada formulir konsultasi.
Pastikan dokter konsul telah menuliskan nama dan tandatangannya

8
10. Catat hasil visitasi pada buku visit dokter, kemudian pindahkan ke dalam form
catatan perkembangan pasien terintegrasi. Tandatangani dan berikan nama
petugas pendamping visite
11. Laporkan kepada dokter jaga dan DPJP setiap ada perubahan status klinis
pasien dan setiap ada hasil pemeriksaan penunjang terbaru dari pasien
12. Tingkatkan frekuensi pengkajian pasien jika kondisi klinis pasien tidak stabil
atau buruk, dan laporkan kepada dokter jaga dan DPJP, baik secara langsung
atau melalui telepon sesuai dengan SOP Komunikasi Melalui Telepon dengan
Metode TBaK
13. Catat setiap ada instruksi baru yang diperintahkan pada form catatan
perkembangan pasien terintegrasi yang ada pada status pasien. Tandatangani
dan berikan nama petugas yang menerima instruksi
14. Jalankan setiap tindakan dan instruksi yang diberikan oleh DPJP/dokter konsul
15. Lakukan koordinasi dengan unit-unit terkait sesuai kebutuhan pasien:
laboratorium, radiologi, fisioterapi, farmasi, kamar bedah, atau HCU/ICU
2.5.3.3 Pasca Pelaksanaan Prosedur
1. Rapikan dan kembalikan alat tulis dan status pasien ke tempat semula
2. Selesai

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah bagian dari strategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan
pelayanan di rumah sakit khususnya pada unit keperawatan. Komunikasi terhadap berbagai
informasi mengenai perkembangan pasien antar profesi kesehatan di rumah sakit merupakan
komponen yang fundamental dalam perawatan pasien (Suhriana, 2012). Pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh perawat maupun tenaga kesehatan lainnya kepada pasien dan keluarga di
rumah sakit sangatlah penting untuk memperhatikan keselamatan pasien. Untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan tenaga medis khususnya perawat harus melakukan segala
sesuatu sesuai dengan SOP.
SOP (Standard Operating Procedures) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan serta
proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan secara tertulis yang
memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci dan sistematis. Tujuan pembuatan SOP adalah
untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang
berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang
mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru,
penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara
bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengalami beberapa hambatan dalam penulisan ini.
Namun, dengan bantuan berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Demi kemajuan selanjutnya maka penulis menyarankan :
1. Bagi Pembaca
Diharapkan penulis makalah ini memberi masukan dan dapat diaplikasikan di kehidupan
dan membaca serta dapat memahami.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penulis makalah ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan
pembuatan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-sop.html

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Permenkes Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien

Permenpan Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintah

11

Anda mungkin juga menyukai