Anda di halaman 1dari 3

A.

Metabolisme Protein
Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan Katabolisme.
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang membutuhkan
energi (ATP), katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul
kecil yang melepaskan energi (ATP).
Proses penguraian protein dalam tubuh meliputi reaksi deaminasi, dekarboksilasi
dan transaminasi. Proses ini juga berkaitan dengan siklus urea, beberapa biosintesis
asam-asam amino dan bagaimana keterkaitan antara metabolisme protein dengan
metabolisme karbohidrat dan lipid ( Murray, 2001).
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan
kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh
lain mempunyai waktu paruh (half-life) antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat
pada jaringan otot mempunyai waktu paruh = 120 hari. Rata-rata tiap hari  1,2 gram
protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain.

Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu (Stryer,2000) :


 Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme
dan dibentuk sel-sel baru.
 Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein
baru, tanpa ada sel yang mati.
 Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.

a) Protein Dalam Makanan


Protein dalam makanan nabati terlindungi oleh dinding sel yang terdiri atas
selulosa yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan kita, sehingga daya cerna
sumber protein nabati umumnya lebih rendah dibandingkan sumber protein hewani.
Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas nilai gizi lebih tinggi
dibandingkan dengan protein nabati. Namun demikian, campuran beberapa makanan
sumber protein nabati dapat menghasilkan komposisi asam amio yang secara
keseluruhan nya mempunyai kualitas cukup tinggi. Seperti contohnya campuran nasi
dengan kacang kedelai, bubur kacang hijau dengan ketan hitam, mie bakso dan masih
banyak lagi adalah komposisi yang baik untuk mendapatkan campuran asam-asam
amino bernilai protein tinggi.
Memasak makanan dengan memanaskannya akan merusak dan memecah dinding
sel, sehingga protein yang terdapat di dalam sel menjadi terbuka dan dapat dicapai
oleh cairan pencernaan daluran gastrointestinal
b) Pencernaan
1. Lambung, pencernaan atau hidrolisis dimulai dalam lambung. Asam
klorida/HCl lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi) sehingga
enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptide. HCl mengubah enzim
pepsinogen tidak aktf dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif
pepsin. Pencernaan protein hanya terjadi hingga berbentuk campuran
polipeptida, protease, dan pepton.
2. Usus Halus, pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus oleh
campuran enzim protease. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit
basa dan mengandung berbagai precursor protease, seperti tripsinogen,
kimotripsinogen, prokarboksipeptidase dan proelastase. Enzim-enzim ini
menghidrolisis ikatan peptide tertentu. Enzim-enzim pancreas ini memecah
protein dan polipeptida menjadi peptide lebih pendek, yaitu tripeptida,
dipeptide dan sebagian menjadi asam amino.
c) Absorpsi dan Transportasi
Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino ini segera
diabsorbsi dalam waktu 15 menit setelah makan. Absorbs terutama terjadi dalam
usus halus berupa empat system absorbsi aktif yang membutuhkan energy, yaitu
masing-masing untuk asam amino netral, asam amino dan asam basa, serta untuk
prolin dan hidroksiprolin. Asam amino yang diabsorbsi memasuki sirkulasi darh
melalu vena porta dan dibawa ke hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah
dibawa ke sel-sel jaringan.
Sebagian besar asam amino telah diabsorbsi pada saat asam amino sampai di
ujung usus halus. Hanya 1% protein dimakan ditemukan dalam feses. Protein
endogen yang berasal dari sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna
dan diabsorbsi.
d) Sekresi
Oleh karenaa sesuatu sebab, absorbsi protein mungkin tidak terjadi secara
komplet. Beberapa jenis protein, karena struktur fisika atau kimianya tidak dapat
dicerna dan dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Disamping itu absorbs
asam amino bebas dan pepida mungkin tidak terjadi 100%, terutaa bila fungsi usus
halus terganggu, seperti pada infeksi saluran cerna atau kehadiran faktor-faktor
antigizi seperti lesitin atau protein yang mencegah terbentuknya tripsin dalam
makanan. Protein yang tidak diabsorbsi ini masuk ke dalam usus besar. Dalam usus
besar terjadi metabolism mikroflora kolon dan produknya dikeluarkan melalui feses
terutama dalam bentuk protein bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana dan Bambang Wijatmadi. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta :
Kharisma Putra Utama

Sediaoetama, Achmad Djaeni. (2010). Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat

https://www.gurupendidikan.co.id/metabolisme-protein/

Anda mungkin juga menyukai