Makalah Sistem Hematologi
Makalah Sistem Hematologi
BAB 1
PENDAHULUAN
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen
dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke
organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang
disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung,
dan pembuluh darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima
yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis
warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut
mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut
mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna
merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein
pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
B. Tujuan
1. Mampu mendreskipsikan bagian-bagian darah.
2. Mengetahui fungsi darah.
3. Mengetahui hubungan darah dengan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral,
oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea,
asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
Pada gambar 1.1 Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah
terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah
sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu
cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat
membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu,
erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian
sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang
mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen
yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin
melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang
dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-
laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam
amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam
tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin
dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea,
yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat
pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih
seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya
sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan
jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25
trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel
darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya
sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit
diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi
partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan
oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi
dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk
membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan
laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon
eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu
pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang
belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari
semua darah yang beredar.
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah
sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3
darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih
memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan
dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar
limfa, dan limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak
tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis).
Fagosit terdiri dari dua macam:
a) T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
b) B Limfosit (B Sel)
Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui
kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak
berdiam diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat
memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini
dapat mencengah terjadinya serangan virus.
Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling
kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam
sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah
terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut
trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit
hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika
trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya
trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya.
Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di
dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang
fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera
membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah).
Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi
utama darah adalah sebagai berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ
tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel –
sel darah :
1. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan
hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan
meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena
setiap satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat
menstruasi. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala
terasa melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah
satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen
penambah darah.
2. Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses
pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan
perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan
kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain
kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan transplantasi sumsum tulang, namun
transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena memerlukan pendonor
sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi.
3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat
diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan
akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia
sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada
pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami kecelakaan, maka penderita
hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya para
penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa
menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki,
tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
http://ida-diyanti.blogspot.com/2012/01/makalah-darah-hematologi.html (Diakses 30
oktober 2012)
http://anemiadefisiensibesi.blogspot.com/2011/03/makalah-gangguan-sistem-
hematologi.html (Diakses 30 oktober 2012)
http://id.scribd.com/doc/101836134/makalah-hematologi (Diakses 30 oktober 2012)
http://anemiadefisiensibesi.blogspot.com/2011/03/makalah-gangguan-sistem-
hematologi.html (Diakses 30 oktober 2012)
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI
A. Pengertian Hematologi
Ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah
merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk
cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskul.
B. Darah
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah
berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah merupakan bagian penting
dari system transport karena darah mengalir keseluruh tubuh kita dan berhubungan langsung
dengan sel-sel tubuh kita.Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya
oksigen dan karbondioksida didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam
tubuh.
Karakteristik fisik darah meliputi:
Viskositas atau kekentalan darah 4,5-5,5
Temperature 38 C
PH 7,37- 7,45
Salinitas 0,9%
Berat 8 % dari berat badan
Volume 5-6 liter (pria) 4-5 liter (wanita)
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya atau pompa jantung. Selama
darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya
maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan
kedalam darah tersebut sedikit obat anti pembekuan atau sitras natrikus
1. Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.
2. Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus keseluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.
4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit,antibodi, dan
subtansi protektif lainnya.
5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ satu ke organ lainnya.
6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
7. Mengatur suhu tubuh.
8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotic
9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
10. Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh
b. Tempat Pembentukan Sel Darah
1. Pembentukan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional, sebagian besar
pada hati dan sebagian kecil pada limpa.
2. Dari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung dalam 3
tahap, yaitu:
a. Pembentukan di saccus vitellinus.
b. Pembentukan di hati, kelenjar limfe, dan limpa
c. Pembentukan di sumsum tulang
3. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20 masa
embrionik.
4. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada
sumsumtulang dan peranan hati dan limpa semakin berkurang.
5. Sesudah lahir, semua sel darah dibuat pada sumsum tulang, kecuali limfosit yang
jugadibentuk di kelenjar limfe, tymus, dan lien.
6. Selanjutnya pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar sumsum tulang
(extramedullary hemopoiesis) masih dapat terjadi bila sumsum tulang mengalami kerusakan
atau mengalami fibrosis.
7. Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya semua tulang dapat menjadi tempat
pembentukan sel darah. Tetapi sumsum tulang dari tulang panjang, kecuali bagian proksimal
humerus dan tibia, tidak lagi membentuk sel darah setelah usia mencapai 20 tahun.
8. Setelah usia 20 tahun, sel darah diproduksi terutama pada tulang belakang, sternum, tulang
iga dan ileum.
9. 75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit) dan hanya 25%
menghasilkan eritrosit.
10. Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500 kali lebih banyak dari leukosit. Hal ini disebabkan oleh
karena usia leukosit dalam sirkulasi lebih pendek (hanya beberapa hari) sedangkan erotrosit
hanya 120 hari
C. Komponen Darah
1. TROMBOSIT
Trombosit adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan
bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari
megakariosit.
Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel
dalam prosespembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah
normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat
menyebabkanpendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan
risiko trombosis.
Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih
kecil darieritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Keping darah
tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel yang
menimbulkan pembekuan darah (trombus). Disfungsi atau jumlah keping darah yang sedikit
dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan risiko
trombosis. trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti,
berukuran lebih kesil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar.
Trombosit berjumlah 250.000 samapai 4000.000 per milimeterkibik. Bagian ini merupakan
fragmen sel tanpa nukleus yang berhasal dari megakariosit dalam sumsum tulang.
· Struktur
Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus
suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan
proses koagulasian darah.
Fungsi
Trombosit berfungsi dalam hemostasis ( penghentian perdarahan) dan perbaikan pembuluh
darah yang robek.
Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah:
1. Vasokontriksi pembuluh darah
Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepaskan serotonoi dan
tromboksan A2 (prostagladin), yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah
berkontraksi. Hal ini pad awalnya akan mengurangi darah yang hilang
3. ERITROSIT
Sel darah merah, eritrosit (bahasa Inggris: red blood cell (RBC), erythrocyte) adalah jenis sel
darahyang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh
lewat darah dalamhewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin,
sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen
dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh
kapiler.
Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya
adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu
membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah
merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Sel darah merah atau
yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah
dan kytos yang berarti selubung/sel).
Jumlah Normal :
Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)
Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)
Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)
Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)
Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)
Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)
Struktur Eritrosit
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak
berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam
sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Pembentukan Eritrosit
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang
selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari.
Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk.
Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke
dalam sirkulasi darah.
Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau
karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu
pembentukan eritrosit.
Masa Hidup Eritrosit
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati
dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru
yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan
limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada
200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah
eritrosit secara keseluruhan.
Eritrosit pada manusia
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil
daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume
sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270
juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit
per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran
tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah
merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi
dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya
memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-
400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan
lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah.
Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65%
kandungan besi di dalam tubuh manusia.
3. Basofil
Granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil daripada eosinofil, tetapi
mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula
yang besar, banyaknya kira-kira 0,5% di sumsum merah.
Neutrofil, eosinofil, dan basofil berfungsi sebagai fagosit untuk mencerna dan
menghancurkan mikroorgnisme dan sisa sisa sel. Selain itu, basofil bekerja sebagai sel mast
dan mengeluarkan peptide vasoaktif.
b. Granulosit.
Granulosit terdiri atas limfosit dan monosit.
1. Limfosit.
Limfosit memiliki nucleus besar bulat dengean menempati sebagian besar sel limfosit
berkembang dalam jaringan limfe. Ukuran bervariasi dari 7 sampai 15 mikron. Banyaknya
20-25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk kedalam jaringan
tubuh.
Limfosit ada 2 macam, yaitu limfosit T dan limfosit B.
Limfosit T.
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang lama, kemudian bermigrasi
menuju ke timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini beredar dalam darah sampai mereka
bertemu dengan antigen-antigen di mana mereka telah diprogramkan untuk mengenalinya.
Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini menghasilkan bahan-bahan kimia yang
menghancurkan mikroorganisme yang memberitahu sel-sel darah puti lainnya bahwa telah
terjadi infeksii.
Limfosit B.
Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai antigen dimana
mereka telah diprogramkan untuk mengenalinya. Pada tahap iini, limfosit B mengalami
pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibody.
2. Monosit.
Ukurannya lebh besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-abu, serta
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang. Monosit dibentuk
di dalam sumsum tulang, masuk kedalam sirkulasi dalam bentuk imatur dan mengalami
proses pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke jaringan. Fungsinya sebagai fagosit.
Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di sel darah putih.
THALASEMIA
A. PENGERTIAN
Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari
ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk
hemoglobin (komponen darah).
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah
mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari).Akibatnya penderita
thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering
lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang.
B. PATOFISIOLOGI
Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, mengandung zat besi (Fe). Kerusakan sel
darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi akan tertinggal di dalam
tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal dalam tubuh digunakan untuk
membentuk sel darah merah baru.
Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang rusak itu
menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever). Jumlah zat besi yang
menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan mengganggu fungsi organ
tubuh.Penumpukan zat besi terjadi karena penderita thalasemia memperoleh suplai darah
merah dari transfusi darah. Penumpukan zat besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat
membahayakan karena dapat merusak jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada
akhirnya bisa berujung pada kematian.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hematologi dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk
darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Setiap orang
mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka
lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan
segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak
sederhana dan biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka
menunjukkan, peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya
satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan
menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna
merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut mengandung
banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut mengandung
sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada darah
disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein)
yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-
molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing
ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
1.2. Tujuan
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk
darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang
berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel
darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk
darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka
atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung, gumpalan
darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang
mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia.
Penelitian mereka menunjukkan, peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat
rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun
padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah
pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit
pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera
terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan
luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang
menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka
keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian.
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan antara
sel dan lingkungan eksternal atau antara sel itu sendiri. Warna merah darah keadaannya tidak tetap
bergantung pada banyaknya oksigen dan carbondiosida di dalamnya. Darah yang banyak
mengandung CO2 warnanya merah tua. Adanya O2 dalam darah diambil melalui pernafasan, dan zat
ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme dalam tubuh. Visikositas atau
kekuatan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041 − 1,067, temperatur 38⁰C dan
pH 7,37 – 7,45.
Karena darah sangat penting maka harus terdapat mekanisme yang dapat memperkecil
kemungkinan kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah, trombosit (keping darah)
penting dalam hemostasis perhentian pendarahan dari suatu pembuluh darah yang cedera. Darah
membentuk sekitar 8% berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5
liter pada laki-laki.
Volume darah di dalam tubuh manusia kurang lebih 1/14 atau 8% dari berat badan. Pada
prinsipnya darah berfungsi sebagai alat pengangkut zat-zat makanan, sisa-sisa metabolisme, dan
hormon. Selain itu, darah juga berperan dalam mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh dan
menyebabkan panas tubuh yang berlebihan dari suatu bagian tubuh merata ke bagian tubuh yang
lainnya, bahkan darah berperan pula dalam perlindungan tubuh.
Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung 90% air,
sedangkan selebihnya adalah protein-protein darah (albumin, globulin, dan fibrinogen), bermacam-
macam garam, zat-zat makanan dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme yang diangkut
menuju alat ekskresi, hormon, dan gas-gas yang terlarut.
3. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Eritrosit disebut juga sebagai sel darah merah. Warna merah pada eritrosit disebabkan oleh
adanya hemoglobin. Hemoglobin tersusun dari senyawa besi hemin dan suatu jenis protein, yaitu
globin. Peranan utama eritrosit adalah sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Peranan lain eritrosit adalah menjaga keseimbangan asam-basa cairan darah dan juga mengangkut
O2 di dalam tubuh. Setiap molekul hemoglobin (Hb) mengandung 4 atom besi dan setiap atom besi
dapat mengangkut 1 molekul oksigen (O2). Molekul-molekul oksigen tersebut diangkut oleh Hb
dalam bentuk oksihemoglobin.
Jumlah eritrosit pada seorang pria dewasa ± 5.400.000 sel per mm3 dan pada seorang
wanita dewasa ± 4.800.000 sel per mm3. Diameter sel-sel ini sekitar 7 mikron dengan ketebalan 2
mikron, sedangkan kadar hemoglobin normal berkisar antara 14 sampai 16 gram per 100 milimeter
darah. Pembentukan eritrosit terjadi di dalam sumsum tulang pipih (tulang belakang) dan tulang
pipa. Umur eritrosit rata-rata 120 hari, setelah itu akan dihancurkan di dalam limpa dan hati. Kurang
lebih 3 juta sel yang dihancurkan setiap detiknya dan sebanyak itu pula harus dihasilkan eritrosit
yang baru. Senyawa hemin dari hemoglobin yang sudah dihancurkan diubah menjadi pigmen
empedu berupa biliverdin dan bilirubin. Sebagian besar zat besi dari penghancuran haemoglibin
tersebut diangkut kembali ke dalam sumsum tulang untuk pembentukan eritrosit baru.
Leukosit atau sel darah putih tidak mengandung pigmen, diameternya rata-rata lebih besar
daripada eritrosit, yaitu berkisar antara 8 sampai 15 mikron dan masing-masing mengandung inti sel.
Pembentukan leukosit terjadi pada limfa, kelenjar-kelenjar limfoid, dan sumsum merah pada tulang.
Pada seorang dewasa dalam keadaan normal, jumlahnya lebih kurang 5.000 sampai 10.000 sel per
mm3 darah.
Jumlah leukosit dapat meningkat dengan cepat pada penderita penyakit tertentu, keadaan
ini disebut leukositosis, misalnya pada penderita radang paru-paru. Pada penderita leukimia, jumlah
leukosit dapat mencapai 1 juta per mm3 atau lebih dan ini sangat berbahaya karena sel-sel pada
sumsum tulang yang menghasilkan eritrosit digantikan oleh sel-sel leukimia sehingga menghambat
pembentukan eritrosit. Lain halnya dengan penyakit tipus, jumlah leukosit menurun karena penyakit
ini merusak jaringan-jaringan limfoid yang banyak terdapat pada dinding usus. Kekurangan sel-sel
darah putih ini disebut leukopeni.
a. Limfosit mengandung sedikit cairan sel dan mempunyai sifat amuboid sehingga dapat keluar dari
pembuluh darah. Jenis sel darah putih ini sangat berperan dalam melawan bakteri penyebab
penyakit karena kemampuannya untuk menghasilkan zat-zat antibodi.
b. Monosit mengandung banyak cairan sel dan bersifat fagosit terhadap bakteri. Jumlahnya
menempati urutan ketiga paling banyak setelah neutrofil dan limfosit.
c. Neutrofil merupakan jenis leukosit yang paling banyak, yaitu antara 65 sampai 705 dari seluruh
jumlah leukosit. Bentuk intinya beraneka ragam dan pada cairan sel terdapat butiran-butiran yang
menyerap zat warna netral Neutrofil bersifat amuboid dan fagosit.
d. Eosinofil memiliki inti yang terdiri dari dua belahan dan butiran-butiran pada cairan selnya dapat
menyerap zat warna eosin yang bersifat asam. Eosinofil bergerak lambat dan bersifat fagosit
terhadap partikel-partikel asing di sekitarnya. Jumlah eosinofil meningkat pada keadaan alergi,
misalnya asma dan infeksi cacing tambang.
e. Basofil memiliki inti yang berbentuk seperti huruf S, butiran-butiran pada cairan selnya dapat
menyerap zat warna yang bersifat basa. Geraknya lambat dan peranannya masih belum jelas.
Komponen darah yang satu ini berupa kepingan-kepingan (platelet) yang tidak berinti. Oleh
karena itu, kurang tepat jika disebut sebagai trombosit yang berarti sel darah pembeku. Keping-
keping darah bentuknya tidak beraturan dengan ukuran lebih kecil daripada eritrosit serta tidak
berwarna dan juga tidak dapat bergerak sendiri, tetapi hanya mengikuti aliran darah. Dalam keadaan
normal jumlahnya ± 250.000 keping per mm kubik. Keping darah ini berasal dari megakaryosit di
dalam sumsum merah pada tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah.
Proses pembekuan darah merupakan suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak faktor
antihemofili, yaitu faktor-faktor yang berperan untuk menghentikan perdarahan. Proses pembekuan
darah dimulai ketika terjadi kerusakan pada pembuluh darah yang menyebabkan keping-keping
darah keluar dari pembuluh bersama-sama dengan komponen darah lainnya. Keping-keping darah
mudah pecah setelah bersinggungan dengan udara atau permukaan yang kasar sehingga enzim
tromboplastinogenase yang terdapat di dalamnya keluar dan bercampur dengan plasma darah.
Pada plasma darah terdapat tromboplastinogen yang merupakan salah satu komponen
globulin, zat ini diaktifkan oleh enzim tromboplastinogenase menjadi tromboplastin. Sementara itu
pada plasma darah terdapat pula protrombin yang dihasilkan hati dengan bantuan vitamin K.
Protrombin hanya dapat berperan dalam proses pembekuan darah jika telah diaktifkan menjadi
enzim trombin. Untuk mengaktifkannya dibutuhkan pula tromboplastin dan ion kalsium (Ca2+).
Peranan enzim trombin ialah mengubah fibrinogen, yaitu salah satu protein darah yang larut dalam
plasma darah menjadi fibrin berbentuk jalinan serat-serat halus yang akan menjaring sel-sel darah.
Dengan demikian, terjadilah gumpalan darah pada bagian pembuluh darah yang rusak dan gumpalan
ini menghalangi darah agar tidak ke luar dari pembuluh tersebut.
Proses pembekuan darah tidak akan terjadi jika salah satu dari faktor-faktor antihaemofili
tidak tersedia. Artinya pendarahan tidak dapat dihentikan atau dikenal sebagai hemofilia. Namun,
jika proses pembekuan terjadi di dalam pembuluh darah maka gumpalan darah (embolus) dapat
menyumbat pembuluh-pembuluh darah. Keadaan yang disebut embolisme ini menghambat
pemberian zat-zat makanan dan oksigen bagi jaringan sehingga dapat menyebabkan kematian
jaringan tersebut.
Pada keadaan yang normal, darah yang keluar dari pembuluh darah akan mengalami proses
pembekuan. Namun, darah yang diambil dari seseorang untuk dipindahtugaskan harus diupayakan
agar tidak membeku, salah satu cara di antaranya, yaitu dengan menambahkan senyawa organik
tertentu, misalnya natrium sitrat yang akan mengikat ion Ca2+ sehingga menghambat pembekuan
trombin. Selain itu, perlu juga penyimpanan pada ruang bersuhu rendah agar enzim-enzim yang
berperan sebagai faktor antihemofili tidak berfungsi.
1. Sebagai alat pengangkut. Ini dimaksudkan darah sebagai alat tranportasi dalam tubuh.
2. Mengambil oksigen atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan
tubuh.
3. Mengangkat karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
4. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk di edarkan dan di bagikan keseluruh
jaringan tubuh.
5. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibody atau zat-zat anti racun.
6. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah manusia. Di
bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah :
1. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel
darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat
kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel
darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap
satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi.
Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu
tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.
2. Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel
menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga
melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang
cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup
tinggi.
3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat diturunkan
pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena
darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan,
karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja
mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya
sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam
ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita
oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk
darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang
berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli. Dalam
arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah, organ
pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah.
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan antara
sel dan lingkungan eksternal atau antara sel itu sendiri. Warna merah darah keadaannya tidak tetap
bergantung pada banyaknya oksigen dan carbondiosida di dalamnya. Darah yang banyak
mengandung CO2 warnanya merah tua. Adanya O2 dalam darah diambil melalui pernafasan, dan zat
ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme dalam tubuh. Volume darah di
dalam tubuh manusia kurang lebih 1/14 atau 8% dari berat badan. Pada prinsipnya darah berfungsi
sebagai alat pengangkut zat-zat makanan, sisa-sisa metabolisme, dan hormone.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Www.debiputry.wordpress.com/2010/12/10/makalah-sistem-peredaran-darah-manusia/.
(Diakses tanggal 16 Mei 2014)
Anonim. Www.gurungeblog.wordpress.com/2008/10/31/sistem-transportasiperedaran-darah-pada-
manusia/. (Diakses tanggal 16 Mei 2014)
Anonim. Www.organisasi.org/definisi-pengertian-darah-plasma-darah-dan-fungsi-alat-sistem-transportasi-
manusia. (Diakses tanggal 16 Mei 2014)