PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindrom
geriatric, dalam arti insidens dan akibatnya pada usia lanjut yang cukup
significant.
Kondisi ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang peduli, hal ini
terjadi karena ketidaktahuan pasien terhadap osteoporosis dan akibatnya.
Beberapa hambatan dalam penanggulangan dan pencegahan osteoporosis
antara lain karena kurang pengetahuan, kurangnya fasilitas pengobatan, factor
nutrisi yang disediakan, serta hambatan-hambatan keuangan. Sehingga
diperluan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga kesehatan, dokter dan
pasien. Pengertian yang salah tentang perawatan osteoporosis sering terjadi
karena kurangnya pengetahuan.
1
Peran dari petugas kesehatan dalam hal ini adalah dokter dan perawat
sangatlah mutlak untuk dilaksanakan. Karena dengan perannya akan
membantu dalam mengatasi peningkatan angka prevalensi dari osteoporosis.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berperan dalam upaya
pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis,
penyebab dan gejala osteoporosis serta pengelolaan osteoporosis. Berperan
juga dalam meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan serta
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam
melaksanakan pengobatan osteoporosis. Peran yang terakhir adalah
peningkatan kerja sama dan system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas
pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai posistif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian asuhan keperawatan pada kelayan dengan osteoporosis di panti
werha
2. Tujuan Khusus :
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai factor
antara lain :
Faktor genetic
3
Faktor mekanik
Faktor genetic
Factor mekanis
Faktor lain
- Kalsium
4
- Protein
- Estrogen
- Alkohol
C. PATOFISIOLOGI
5
Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D
penting untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet
mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan
remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang
tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa
tulang dan pertumbuhan osteoporosis.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu
memberikan informasi menganai massa tulang pada tulang belakang dan
panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi tulang osteoporosis dan
mengkaji respon terhadap terapi.
F. PENATALAKSANAAN
G. PENGKAJIAN
7
pernafasan dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot.
Konstipasi dapat terjadi akibat inaktifitas.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
8
J. EVALUASI
9
BAB III
KELOMPOK LANSIA
Data Umum
Karakteristik Penghuni :
10
Data Khusus
Biologis
Keadaan Kesehatan
Pola Tidur
Pola tidur kelayan di wisma Liposos bervariasi untuk tidur malam antara
jam 20.00 WIB jam 22.00 WIB. Tidak ada keluhan saat tidur malam. Sedangkan
untuk Bangun bagi dari jam 01.00 WIB 05.00 WIB kemudian mereka mulai
membersihkan wisma. Untuk tidur siang semua kelayan selalu tidur siang
walaupun jamnya tidak pasti.
11
Semua kelayan yang ada di wisma Liposos Grati mandi setiap 2 kali
sehari dibantu oleh pengasuh panti. Mandi menggunakan sabun mandi sendiri-
sendiri, sedangkan untuk gosok gigi dari 6 kelayan, 2 kelayan gosok1 kali sehari
dan 4 kelayan 2 kali sehari. Kebersihan secara umum semua kelayan cukup.
Keadaan Emosi
Ada kelayan Tn.A yang merasa kurang diperhatikan, terutama dari pihak
keluarga.
Ada kelayan Ny.H sukanya menyendiri karena kurang pendengaran sehingga dia
malu untuk berinteraksi dengan kelayan yang lainnya.
Ada 3 kelayan (ny S, Ny.R, ny s) emosinya stabil, persepsinya masih cukup baik
sehingga masih dapat diajak berkomunikasi atau berinteraksi dengan baik.
Pengambilan Keputusan
Rekreasi
12
Aktivitas Rekreasi dilakukan untuk menghabiskan waktu, diantaranya
adalah : duduk-duduk di depan atau di serambi sambil melihat pemandangan,
mengikuti pengajian di aula pada hari Rabu dan Sabtu, rebahan di kamar tidur,
seminggu sekali menyanyi bersama dengan kelayan wisma lainnya di aula yang
dilakukan oleh pihak panti, dan jalan-jalan keluar kota kurang lebih satu kali
dalam setahun dengan para pengasuh panti dan kelayan wisma lainnya.
Ketergantungan obat
Dari Keenam kelayan yang ada di wisma Liposos Grati tidak ada yang
mempunyai ketergantungan obat atau mengkonsumsi obat secara terus menerus
kecuali bila ada keluhan pusing dan tekanan darah meningkat biasanya mereka
diberi obat anti hipertensi dan vitamin dari poliklinik.
Kecacatan
Untuk kecacatan mental dari enam kelayan di Wisma Surti Kanti tidak ada yang
mengalami atau menderita cacat mental.
Keadaan Ekonomi
13
Kegiatan organisasi sosial yang biasa di ikuti oleh kelayan wisma Liposos
mengikuti kegiatan panti yaitu: untuk yang beragama Islam pengajian yang
dilaksanakan 2 kali seminggu pada hari Jum’at dan Sabtu bertempat di aula,
sedangkan untuk yang beragama Kristen mengikuti kegiatan kebaktian 2 kali
seminggu juga pada hari Jum’at dan Sabtu yang bertempat tinggal di Wisma
Noroyono. Kegiatan non keagamaan yang dikerjakan secara bersama-sama adalah
mengikuti senam pagi yang dilakukan setiap hari Jum’at pukul 05.00 WIB.
Ada 2 kelayan yang biasanya dengan kelayan wisma lain yaitu Tn. A dan
Ny. S Kelayan di Wisma Liposos kurang berinteraksi dan berkomunikasi dengan
kelayan di wisma lain. Mereka tidak punya kebiasaan untuk saling berkunjung
kecuali pada acara tertentu yang dilakukan oleh panti misalnya rekreasi bersama
di aula.
Spiritual
14
Ketaatan Beribadah
Dua kelayan yang beragama Kristen di Wisma Liposos juga taat beribadah
dengan dikunjungi gereja pada setiap hari ada juga yang hanya pada hari Minggu,
Rabu dan Jumat secara rutin serta mengikuti kegiatan kebaktian yang di pimpin
oleh Pastur / Pendeta yang mendatangi panti setiap hari Jum’at dan Sabtu.
Bagi kelayan sebenarnya kesehatan sangat penting. Hal itu bisa dilihat dari
perilaku kelayan yang tidak nyaman setiap kali sakit. Keyakinan terhadap
kesehatan kelayan di Wisma Liposos bila mereka masa ada keluhan sakit akan
datang ke Poliklinik panti yang di buka setiap hari Jum’at. Biasanya setleah
memeriksakan sakitnya akan berkurang. tetapi mereka menganggap bahwa
penyakit mereka adalah hal yang wajar terhadap pada usia lanjut. Semua kelayan
yakin dengan penyembuhan atau pengobatan secara alternative misalnya dengan
pijat.
Kultural
Tabu-tabu
15
Mereka menghindari makan makanan yang mengandung banyak garam
dan minum kopi tetapi oleh kelayan peraturan tersebut dilanggar. Di Wisma
Liposos untuk beragama Islam biasanya sehabis mengharib mereka akan masuk
ke kemarnya masing-masing.
Penerangan
Perangan di Wisma Liposos cukup baik dengan adanya lampu neon yang
mendukung pencahayaan di malam hari. Untuk kamar tidur lampu 10 watt, ruang
santai 15-20 watt, dan untuk kamar mandi 10 watt. Sedangkan penchayaan di
siang hari didukung dengan adanya jendela kaca sehingga sinar matahari dapat
masuk ke dalam ruangan.
Sirkulasi Udara
Air minum berasal dari air PAM. Kondisi air minum memenuhi standar
kesehatan (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak mengandung
endapan kotoran). Untuk minum dimasak terlebih dahulu oleh bagian dapur.
16
Penerangan Halaman
Sarana pembuangan air limbah adalah melalui saluran got yang tidak
tertutup dan aliran saluran limbah lancar.
Pembuangan sampah
Sanitasi
Sumber pencemaran
17
18
Pemeriksaan Fisik
19
bersih, melihat anemis, mata sebelah kiri bersih, anemis,
penglihatan agak pandangan post op katarak, pandangan baik. pandangan baik.
kabur. sedikit kabur mata sebalah kanan
kabur, mata kiri
goyang tangan 5
meter. Mata sebelah
kanan goyang
tangan sampai tak
terhingga
Hidung Bersih, tidak ada Bersih,tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
pembesaran septum deviasi pholip pholip pholip pholip
pholip.
Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, Tidak ada serumen, Bersih, Tidak asa
serumen, serumen, pendengaranbaik pendengaran pendengaran serumen,
pendengaran pendengaran menurun kurang pendengaran
kurang kurang kurang
Mulut Bersih, gigi Bersih, gigi Bersih, gigi Bersih, gigi tangga, Bersih, gigi Bersih, gigi
tanggal, mukosa tanggal tanggal semua, mukosa merah tersisa geraham tanggal semua
merah muda, mukosa lembab jambu, ada karies bawah kanan 2 musoca lembab
bibir agak kering gigi, stomatitis tidak
ada
20
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, tiroid, dan tidak ada kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada pembesaran vena dan tidak ada dan tidak ada
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran vena jagularis pembesaran vena pembesaran vena
jagularis jagularis jagularis jagularis jagularis
Dada Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak ada Simetris, tidak Simetris, tidak
ada ictus cordis, ada ictus cordis, ada ictus cordis, ictus cordis, tidak ada ictus cordis, ada ictus cordis,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri ada nyeri tekan tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan tekan tekan tekan tekan
21
Paru Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
vesikuler, irama vesikuler, irama vesikuler, irama vesikuler, irama vesikuler, irama vesikuler, irama
pernafasan teratur pernafasan teratur pernafasan teratur pernafasan teratur pernafasan teratur pernafasan teratur
Jantung Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara
jantung abnormal jantung abnormal jantung abnormal jantung abnormal jantung abnormal jantung abnormal
Abdomen Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),
asietas (-), luka asietas (-), asietas (-), massa asietas (-), massa asietas (-), massa asietas (-), massa
bekas operasi (-) massa(-), luka (-), luka bekas (-) luka bekas (-), luka bekas (-), luka bekas
bekas operasi (-) operasi (-) operasi (-) operasi (-) operasi (-)
Genetalia Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
Esktremitas Ekstremitas Untuk Ekstremitas Ekstremitas bawah Ekstremitas Ekstremitas
mengalami ekstremitas mengalami bila berjalan terasa mengalami bawah
kelemahan, bawah bagian kelemahan,tidak sakit, kekuatan otot gangguan, mengalami
lumpuh paha kiri terasa mampu brjalan 2 kekuatan otot 2 kelemahan,
sakit, kekuatan berjalan dengan
otot 5 walker, kekuatan
otot 3
LAB - - - - - -
Informasi - - - - - -
22
penunjang
Terapi medis - - - - - -
A. ANALISA DATA
Pasien Liposos
23
NO DATA MSL KEPERAWATAN
1 DS : Kelayan mengatakan malas untuk berjalan jauh dan lutut terasa sakit kaku Nyeri berhubungan dengan spasme
untuk berjalan 60% otot
DO : Kelayan tampak tiduran di atas tempat tidur, makan siang diambilkan oleh
teman sekamarnya, kelayan tidak bisa maksimal mengangkat kaki, jalan kelayan
sangat pelan dan menggunakan tongkat. 70%
24
diharapkan nyeri berkurang Batasi aktivitas
dengan criteria hasil : Berikan alternatif posisi yang nyaman saat duduk, tidur,
Pasien mengungkapkan berdiri
merasa nyaman pada Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti
pinggang dan lutut posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi
Klien dapat beraktifitas tanpa Hindari konstipasi
terasa nyeri
CATATAN PERKEMBANGAN
25
dengan kemampuan Kelayan mengatakan tidak
Memotivasi teman sekamarnya untuk banyak pekerjaan yang dapat
membantu kelayan dalam memenuhi dilakukan semenjak sakit 90%
kebutuhan Teman sekamar kelayan
Memberikan alternatif posisi yang mengatakan memang biasanya
nyaman saat duduk, tidur, berdiri dia yang membantu
Mengajarkan tehnik napas dalam kebutuhannya 70%
Menganjurkan untuk membayangkan Kelayan mengatakan saat
yang menyenangkan , missal : sewaktu sewaktu merawat anak bu Tiwi
merawat anak bu Tiwi (pengasuh) (pengasuh)
memang saat yang
menyenangkan 20%
O:
Kelayan biasa duduk dengan
bersandar 50%
Kelayan tidak biasa tidur siang,
tidur malam tidak tahu jamnya
asal sudah ngantuk ya tidur 60%
Kelayan mempraktekkan napas
dalam yang diajarkan 80%
26
A:
Kelayan berusaha untuk mengurangi
rasa nyeri kepala dengan anjuran
perawat 70%
P:
Pertahankan dan lanjutkan tindakan
yang sudah direncanakan 80%
27
minum obat apa-apa 80%
O:
Kelayan sering memegang
lututnya 50%
Kelayan tampak capek/lelah 70%
A:
Kelayan mengalami penurunan status
kesehatan. 70%
P:
Berikan tindakan untuk mengatasi
keluhan dan lanjutkan dengan
tindakan keperawatan yang telah
direncanakan 80%
Jumat Nyeri berubungan Mengkaji kondisi kelayan hari ini S :
15-9-2006 dengan spasme otot mengenai istirahat tidur, makan, tehnik Kelayan mengatakan hari ini lutut
Jam serebral relaksasi yang sudah diajarkan dan pinggangnya masih terasa
07.45 WIB Mengkaji kondisi kelayan berkaitan sedikit nyeri 70%
dengan kondisi nyeri yang diderita Kelayan mengatakan semalam
kurang bisa tidur karena lututnya
masih terasa nyeri 70%
Kelayan mengatakan kurang bisa
28
menikmati sarapan pagi 60%
Kelayan mengatakan lupa apa itu
tehnik napas dalam 30%
O:
Kelayan sering terlihat
memegangi lututnya 70%
Kelayan tampak capek/lelah 70%
TD : 150/90 mmHg 60%
A:
Kelayan mengalami penurunan status
kesehatan 70%
P:
Kelayan mengalami peningkatan
dalam kewaspadaan pada saat
berjalan sehingga resiko fraktur dapat
dihindari 80%
P:
Pertahankan tindakan keperawatan
80%
29
30
Sabtu Nyeri berubungan Mengkaji kondisi kelayan hari ini S :
16-9- 2006 dengan spasme otot mengenai istirahat tidur, makan, tehnik Kelayan mengatakan hari ini
Jam 07.30 relaksasi yang sudah diajarkan sudah mendingan 60%
Mengkaji kondisi kelayan berkaitan Kelayan mengatakan semalam
dengan nyeri yang diderita bisa tidur meski tidak nyenyak
Mengajarkan tehnik relaksasi dalam 50%
mengurangi rasa pusing dengan napas Kelayan mengatakan sarapan
dalam, posisi tidur yang rata, massage pagi sudah dimakan 40%
perlahan Kelayan mengatakan nanti akan
dicoba 50%
O:
Kelayan masih sering terlihat
31
memegangi lututnya 70%
Kelayan tampak lebih segar 50%
Kelayan mengikuti gerakan
tehnik relaksasi 80%
A:
Kelayan mengalami perbaikan status
kesehatan 80%
P:
Pertahankan dan lanjutkan rencana
tindakan 80%
32
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Osteoporosis Adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume, sehingga tidak mampu melindungi atau
mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh berkurangnya ketebalan
korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang.
Penurunan Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya perusakan (destruksi) atau
kombinasi dari keduanya (Hadi-Martono, 1996).
33
Osteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain, yang dibedakan lagi atas :
- Osteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulang terutama dibagian trabekula
- Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda denganpenyebab yang tidak diketahui
Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada /akibat penyakit lain, antara lain hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid
dan lain-lain.
Kondisi ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang peduli, hal ini terjadi karena ketidaktahuan pasien terhadap
osteoporosis dan akibatnya. Beberapa hambatan dalam penanggulangan dan pencegahan osteoporosis antara lain karena kurang
pengetahuan, kurangnya fasilitas pengobatan, factor nutrisi yang disediakan, serta hambatan-hambatan keuangan. Sehingga
diperluan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga kesehatan, dokter dan pasien. Pengertian yang salah tentang perawatan
osteoporosis sering terjadi karena kurangnya pengetahuan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Jakarta, EGC, 2002
R. Boedhi Darmojo, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
35