ERAWATI.,S. Kep,
144 2019 1005
CI LAHAN CI INSTITUSI
(________________) (________________)
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun, dimana pada usia ini
diri anak pada kehidupan dewasanya.Sekolah menjadi pengalaman inti pada anak,
karena dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan
dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lainnya. Pada usia ini anak suka
berkelompok (gang age), anak sudah mulai mengalihkan perhatian dari hubungan
intim dalam keluarga dan mulai berkerjasama dengan teman dalam bersikap atau
belajar dengan demikian Anak usia sekolah mulai dominan menghabiskan waktu
dengan teman sebayanya. Orang tua mempunyai harapan agar anaknya mempunyai
agar anak menjadi survive, serta anak mampu mengembangkan bakat dan minatnya,
sehingga anak berguna bukan hanya bagi keluarga tapi bangsa dan negara.Anak
membutuhkan dukungan lebih dari orang tua dan pemerintah untuk bisa menciptakan
penerus bangsa yang mempunyai perilaku dan intelektual yang baik.Perilaku anak yang
baik dapat tercipta jika anak mampu melakukan tugas tumbuh kembang anak sesuai
usianya. Pada pertumbuhan yang dilihat adalah pembentukan secara fisik diantaranya
adalah tinggi badan, berat badan sesuai usia, kerentanan terhadap penyakit, dan
status kesehatan yang ada (cacat tubuh). Pada perkembangan anak dilihat dari
delapan aspek perkembangan yaitu perkembang kognitif (tahap operasi konkret) anak
berkompetisi dalam kelompok, perkembangan perilaku sesuai peran dan identitas diri
anak, perkembangan fisiologis dimana anak memiliki tinggi dan berat badan yang
sesuai, serta keadaan tubuh yang baik, perkembangan motorik (anak mampu bermain
bersosialisasi dengan teman sebaya, keluarga dan masyarakat), moral spiritual dimana
anak mampu bersikap dan bertindak sesuai norma yang berlaku, serta anak mampu
menjalankan ibadah sesuai dengan aturannya (Stuart, 2016). Keseluruhan aspek tumbuh
kembang anak dapat berjalan dengan baik jika anak mempunyai kesadaran diri
mengenai dirinya dalam proses berkembang. banyak permasalahan yang dihadapi dalam
respon proses tumbuh kembang anak diantaranya pada perkembangan kognitif (anak
(rendah diri teha dap kondisi tubuhnya), perkembangan motorik (rendah diri dan
(anak terlalu banyak berharap). Perilaku (anak tidak jujur dan perilaku antisosial).
Moral (sering melangar peraturan karena inggin dihargai). Spiritual (anak tidak mau
berdoa karena merasa doanya tidak pernah terkabul). Semua masalah pada aspek
tumbuh kembang terkait dengan peran teman sebaya dan persepsi diri, oleh karena itu
diperlukan konsep diri yang adaptif, sehingga anak mempunyai gambaran citra tubuh,
identitas diri, ideal diri, peran diri serta harga diri yang sesuai pada anak untuk
maladaptif, dimana individu cenderung memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya,
tidak mampu berbuat apa-apa, menarik diri, bahkan cendrung bersikap psimistik, serta
menyalahkan diri sendiri dan orang lain hal ini dapat berdampak pada timbulnya
perilaku kenakalan anak. Perilaku kenakalan yang dilakukan anak bisa disebabkan
karena ketidak sinambungan delapan aspek tumbuh kembang anak terhadap konsep diri
anak, masalah kenakalan anak itu biasanya terpusat pada 4 hal dasar yaitu: malas
belajar, senang melanggar peraturan, putus sekolah dan melakukan prilaku kekerasan
pada siswa lain (Kusumaningrum, 2016), dengan demikian terlihat hubungan yang erat
antara konsep diri untuk mencegah perilaku kenakalan pada anak usia sekolah.
kenakalan anak seperti malas belajar, suka melangar peraturan (trouble maker),
putus sekolah dan melakukan prilaku kekerasan pada siswa lain (bullying),
umumnya disebabkan karena anak ingin mencari perhatian dari orang sekelilingnya,
pembiaran dari sekolah serta pola asuh orang tua yang otoriter.Pola asuh orang tua
berpengaruh terhadap motivasi pada anak disekolah. Anak usia 6-12 tahun akan mudah
belajar berbagai kebiasaan baik atau kebiasaan yang buruk, yang berasal dari lingkungan
lingkungan ini terbawa anak sampai selanjutnya dan menjadi sifat dasar bagi masa
depan anak. Respon konsep diri yang adaptif untuk anak usia sekolah dasar (6 – 12
Tahun), ialah anak selalu berhubungan dengan kelompok sebaya, anak merasa harga
dirinya tumbuh dan meningkat, anak memiliki kemampuan baru serta anak akan
menyadari kekurangan dan kelebihannya (Muhith, 2015). Konsep diri yang maladaptif
mengeksplorasi prasaan, dan pikiran terkait dengan stressor yang dialami, ketiga ialah
klien yang salah, keempat mengidentifikasi solusi atau alternative yang ada
(latihan/bermain peran). Peran perawat jiwa sangat penting disini untuk meningkatkan
konsep diri yang adaptif pada anak, (anak mampu meningkatkan gambaran diri, ideal
diri, harga diri, penampilan peran dan identitas diri yang adaptif) dengan melatih anak
sesuai usianya dan terhindar dari perilaku kenakalan anak di usia sekolah, prestasi
2.TUJUAN.
pada anak, karena dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam
hubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain. Orang tua mempunyai
kemampuan prilaku yang baik yang akan berguna untuk mengatasi persoalan dalam
untuk menjalani.Kehidupan anak agar anak menjadi survive, serta anak mampu
mengembangkan bakat dan minatnya, sehingga anak berguna bukan hanya bagi
keluarga tapi bangsa dan negara.Anak membutuhkan dukungan lebih dari orang tua dan
pemerintah untuk bisa menciptakan penerus bangsa yang mempunyai perilaku dan
intelektual yang baik.Perilaku anak yang baik dapat tercipta jika anak mampu
melakukan tugas tumbuh kembang anak sesuai usianya. Pada pertumbuhan yang dilihat
adalah pembentukan secara fisik diantaranya adalah tinggi badan, berat badan sesuai
usia, kerentanan terhadap penyakit, dan status kesehatan yang ada (cacat tubuh).
Pada perkembangan anak dilihat dari delapan aspek perkembangan yaitu perkembang
kognitif (tahap operasi konkret) anak mampu berpikir logis. Semua masalah pada aspek
tumbuh kembang terkait dengan peran teman sebaya dan persepsi diri, oleh karena itu
diperlukan konsep diri yang adaptif, sehingga anak mempunyai gambaran citra tubuh,
identitas diri, ideal diri, peran diri serta harga diri yang sesuai pada anak untuk
membangun kedelapan aspek perkembangan secara komperhensif.
Konsep diri yang maladaptif dapat diubah menjadi adaptif dengan lima tingkatan
individu untuk mampu mengeksplorasi prasaan, dan pikiran terkait dengan stressor
yang dialami, ketiga ialah evaluasi diri, perawat melakukan konfrontasi, membujuk,
dan menentang persepsi klien yang salah, keempat mengidentifikasi solusi atau
alternative yang ada (latihan/bermain peran). Peran perawat jiwa sangat penting disini
untuk meningkatkan konsep diri yang adaptif pada anak, (anak mampu meningkatkan
gambaran diri, ideal diri, harga diri, penampilan peran dan identitas diri yang adaptif)
dengan melatih anak melakukan teraphy supportive sehingga anak mampu melakukan
tumbuh kembang sesuai usianya dan terhindar dari perilaku kenakalan anak di usia
sekolah, prestasi akademik anak meningkat, serta anak memiliki kepribadian yang baik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.Pengertian
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai berikut : bertambah besar dalam arti fisik
sebagai akibat dari perbanyakan dari jumlah sel dan membesarnya sel itu sendiri di dalam
berkaitan sehingga sulit mengadakan pemisahan. Sejak masa bayi hingga masa remaja
terjadi pertumbuhan dan perkembangan dalam segi-segi jasmani, mental, dan intelektual
Tahap perkembangan dibagi menjadi lima bagian yang memiliki prinsip atau ciri
dalam setiap perkembangannya yaitu masa pralahir, masa neonates, masa bayi, masa anak
dan masa remaja. (Supartini, 2004). Di sini akan membahas tentang tumbuh
a. Perkembangan Biologis
pertahun untuk berat badan. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, anak
b. Perkembangan Proporsional
Postur tubuh lebih tinggi dari pada anak usia pra sekolah untuk memfasilitasi
lokomotor dan efisiensi dalam menggunakan lengan tubuh, sehingga proporsi ini
memudahkan untuk beraktifitas seperti memanjat, bersepeda dll. Perubahan wajah,
proporsi wajah berubah pada saat wajah tumbuh lebih cepat terkait pertumbuhan
tulang tengkorak yang tersisa. Semua gigi primer (susu) telah tanggal.
c. Kematangan Sistem
darah dengan lebih baik, dan peningkatan kapasitas lambung yang memungkinkan
retensi makanan lebih lama. Kebutuhan kalori anak lebih sedikit dibandingkan usia
pra sekolah. Kapasitas kandung kemih: umumnya lebih besar pada anak perempuan
disbanding laki-laki. Denyut jantung dan frekuensi pernafasan akan terus menurun
dan tekanan darah meningkat. Sistem imun lebih kompeten untuk melokalisasi infeksi
dan menghasilkan respon antigen dan antibody. Tulang terus mengalami pengerasan
tetapi kurang dapat menahan dan tarikan otot disbanding tulang yang sudah matur.
d. Perkembangan Psikososial
dideskripsikan oleh Freud sebagai periode laten, yaitu waktu tenang antara fase
odipus pada masa kanak-kanak awal dan erotisme masa remaja, membina hubungan
dengan teman sebaya sesama jenis setelah pengabaian pada tahun-tahun sebelumnya
e. Perkembangan Kognitif
untuk menggambarkan mental anak yang dapat diungkapkan secara verbal maupun
f. Perkembangan Moral
Mengintrepesantikan kecelakaan dan ketidakberuntungan sebagai hukuman atau
g. Perkembangan Spiritual
Berfikir dalam batasan konkret tetapi merupakan pelajar yang baik dan memiliki
kemauaan besar untuk mempelajari Tuhan. Mereka tertarik pada konsep surga dan
neraka, dengan perkembangan kesadaran diri dan perhatian terhadap peraturan, anak
h. Perkembangan Sosial
Selain orang tua dan sekolah, kelompok teman sebaya memberi sejumlah hal yang
rahasia, adat istiadat, dan kode etik yang yang meningkatkan rasa solidaritas
kelompok dan melepaskan diri dari orang dewasa. Orang tua merupakan pengaruh
menetapkan sistem nilai yang biasanya mendominasi ketika terjadi konflik antara
Konsep diri yang positif membuat anak merasa senang, berharga, dan mampu
diri, kepercayaan diri, dan perasaan bahagia secara umum. Perasaan negatif
menyebabkan keraguan terhadap diri sendiri. Anak usia sekolah memiliki persepsi
yang cukup akurat dan positif tentang keadaan fisik mereka sendiri.
j. Bermain
2.Etiologi
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu:
a. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down,
b. Faktor Lingkungan
insulin)
5) Radiasi
7) Stres
8) Imunitas
1) Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
metabolisme, hormon.
2) Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi,
3) Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-
orang tua.
4) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga,
Hubungan dengan orang lain, konsep diri, fisik, jaringan otot, jaringan lemak,
rambut, gigi.
4.Penatalakasanaan
1) Anamnesis
2) Evaluasi bicaradanbahasaanak
Pemeriksaan fisik
5.Pencegahan
Deteksi dini
b. Tindakan klinis langsung yang bertujuan mencegahan kerusakan lebih lanjut dan
6.Komplikasi
a. Interaksi social
b. Kecelakaan diri
B. Konsep Keperawatan
1 Pengkajian
a. Identitas klien
e. Riwayat psikososial
f. Pemeriksaan fisik
g. Pemeriksaan penunjang
Analisa: data penunjang apa yang dikeluhkan dan data observasi berupa data subyektif
Diagnosa keperawatan:
b. Keterbatasan lingkungan
c. Inkonsistensi respon
d. Pengabaian
f. Defisiensi stimulus
e. Afek datar
1.Pengkajian
Data yang didapatkan dari pasien maupun keluarga untuk membuat diagnosa
keperawatan.
2.Diagnosa Keperawatan
komunitas terhadap masalah kesehatan ataun proses kehidupan aktual dan potensial.
3.Rencana Keperawatan
Mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas.Sesuai
4.Implementasi keperawatan
e.Evaluasi
Tidakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan ,rencana tindakan,dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai.
Konsep Tumbuh kembang Keluarga
A.Definisi Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Setiadi, 2017).
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain. (Harmoko, 2017).keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari
tiap anggota.
1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi ;
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain ;
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial sebagai suami, isteri, anak, kakak, dan adik ;
4. Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
B.Tipe Keluarga
C.Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman ada 5 yaitu :
1. Fungsi afektif adalah fungsi untuk mempertahankan kepribadian.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi sosialisasi menfasilitasi stabilisasi prime
anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang
produktif serta memberikan status anggota pada keluarga.
3. Fungsi reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas keluarga
selama beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup
dimasyarakat.
4. Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang
cukup, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses
pengambilan keputusan.
5. Fungsi perawatan keluarga adalah fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh
orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tingga, perawatan
kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya.
D.Struktur Keluarga
Struktur keluarga adalah :
1. Patrineal adalah keluarga yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur ibu.
3. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
4. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah istri.
2. Struktur Peran
3.Struktur Kekuatan
Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2 hingga 6
tahun)
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga 13
tahun).
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 25 tahun).
Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir) yang meninggalkan rumah.
Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada
anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun) hingga pasangan yang sudah
mengenalinya.
8.Tugas-Tugas Perkembangan.
Faktor penting lain yang menciptakan perbedaan mengenai dampak sakit atau
cacat terhadap perkembangan keluarga adalah sumber-sumber formal dan informal yang
digunakan oleh keluarga. Sebuah sistem pendukung sosial yang baik dari keluarga besar
dan teman-teman, dan juga dukungan psikososial dan kesehatan yang kompeten akan
memperbesar pengertian keluarga untuk kembali pada jalur perkembangan agar lebih
cepat.Bila bekerja dengan sebuah keluarga dengan sakit yang serius atau cacat, adalah
sangat bermanfaat untuk membandingkan tugas-tugas perkembangan keluarga yang
“ideal” dalam suatu tahap siklus kehidupan yang sesuai dengan tingkah laku keluarga
yang aktual. Tipe perbandingan ini bermanfaat untuk mengevaluasi dampak yang
mungkin dari sakit atau cacat pada keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, M & Wirjatmadi, B. 2014. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana
Setiadi, 2017 . Konsep & proses keperawatan keluarga .Graha Ilmu ISBN
Supartini. 2013. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Nurarif . A.H dan Kusuma (2015 – 2017).Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &