Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

JURNAL READING KOMUNITAS


TEONG NEGERI SENTRALITAS FOLKLORE NAMA LOKAL
KOMUNITAS DALAM JEJARING SOSIO-KULTURAL ISLAM-
KRISTEN DI MALUKU

ERAWATI, S. Kep
144 2019 1005

PRECEPTOR INSTITUSI
Ns.SAPARUDDIN S,kep M.Kes

KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
Journal Reading

Judul :
Teong Negeri: Sentralitas Folklore Nama Lokal Komunitas Dalam
Jejaring Sosio - Kultural Islam-Kristen Di Maluku
Author :
Revaldo Pravasta Julian MB. Salakory
Tahun terbit,Nomor dan Volume:
- VOL. 22 NO. 01 (JUNE 2020)
Dol: http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/
Alamat Jurnal,Hari,jam,dan Tanggal Mengunduh :

http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/view/196/135
(Selasa,14 juli 2020 Pkl.09.30)

HASIL ANALIS
Pengambilan jurnal ilmiah ilmiah ini dari database yaitu google
https://docs.google.com/viewerng/viewer?
url=http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/view
File/196/135+ dengan kata kunci “ Jurnal komunitas masyarakat Maluku
“dengan jumlah literatur yang di dapat sekitar Sekitar 121hasil dengan
rentan tahun 2020 Tidak ada kriteria Inklusi dan Eksklusi dalam
pengambilan literatur ini, saya hanya melihat kesesuaian antara literatur
yang akan saya telaah. Dari judul ini penulis mengambil lingkup yang
lebih kecil agar lebih mudah saat meneliti. Penelitian ini Sudah baik
karena penulis mencantumkan tempat penelitian dan tahun penelitian.
Pendahuluan
Hasil Review

Pembahasandalampendahuluansudasesuaidengankaidahpenulis
anjurnal yang baikyaitutidaklebihdari 2 halamanketik.
 Pendahuluanmemuattigahalpokok, yaitu: latarbelakang,
tinjauanpustaka, dantujuanpenelitian.
Alineaberikutnyadaripaparanpendahuluandibuatmenjorokkedal
amsesuaidenganpenulisanaliniabarupadaumunya (LIPI, 2013).
Jurnalinitelahmencangkuptigahalpokoktersebutdansetiapalinia
baru di jorokan.
  Identifikasijudulpenelitian( umumdankhusus )
sudahtepatsesuaidenganpenelitiannya.
  Judul, PermasalahandanTujuanPenelitiansudahkonsisten

Penilaian Elemen Dasar


a. Gaya Penulisan
Hasil Review
Gaya penulisan yang digunakan penulis adalah Times New
Roman dengan ukuran font 9,5, dengan spasi 1. dalam jurnal
tersebut tidak terdapat singkatan, rumus ataupun jargon yang
digunakan oleh penulis.
b. Penulis ( Kualitas dan Kredibilitas )
Hasil Review
Nama penulis jurnal dicantumkan tanpa gelar akademik dan
ditempatkan dibawah judul jurnal. Penulis harus mencamtumkan
institusi asal dan alamat email (bagi penulis utama) untuk
memudahkan komunikasi. Nama penulis utama berada urutan
paling depan. Pada jurnal ini penulis nama sudah sesuai dengan
kaidah penulisan jurnal yang baik karena sudahmencamtumkan
alamat penulis utama, dan nama  dibuat tanpa menggunakan gelar.
Penulis juga mencantumkan alamat nama perguruan tinggi tempat
studinya.
c. Judul Jurnal
Hasil Review
 Judul jurnal penelitian tidak lebih dari 14 kata dalam
bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris ,
dan pada jurnal penelitian ini terdapat 14kata dalam
bahasa indonesia (sudah sesuai dengan penulisan
kaidah penulisan jurnal yang baik yaitu tidak lebih 14
kata dalam bahasa indonesia dan 10 kata dalam bahasa
inggris) Judul jurnal mengurucut kebawah seprti
piramida
 Judul jurnal penelitian cukup jelas, akurat dan tidak
ambigu serta menggambarkan apa yang akan di teliti.
Dan sudah memenuhi prinsip 5 W 1 H yaitu peneliti
mencantumkan kapan penelitian tersebut diadakan.
d. Abstrak
Hasil Review
 Abstrak dibuat dalam dua bahasa (indonesia dan
inggris), tidak melebihi 250 kata, ditempatkan sebelum
pendahuluan, diketik dengan jarak 1 (satu) spasi. Pada
jurnal ini sudah terdapat dua bahasa yaitu bahasa
indonesia 155 kata dan 178 kata dalam bahasa inggris.
 Jurnal penelitian ini mampu mengambarkan secara jelas
mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian,
metodologi dan hasil yang didapatkan dan Jurnal
tersebut telah memenuhi IMRAD (introduction,
Metode, Result, Analize, Discussion).
 Jurnal ini juga mencantumkan kata kunci. (Teong
Negeri; Folklore; Community Local Name; Socio-
Cultural Networks ).
e.Metodelogi
Jenis dan metode penelitian kualitatif etnografi digunakan untuk memperoleh data
hasil temuan di lapangan secara mendalam berdasark pemahaman-pemahaman para
informan. Data yang diperoleh akan diuraikan dengan kata-kata menurut
pernyataan informan dan kemudian akan dianalisis secara ilmiah dengan kata-kata
yang melatarbelakangi perilaku informan terkait cara berpikir, berperasaan dan
bertindak (Creswell, 2010).

Pembahasan:
a. Folklore Teong Negeri dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut cerita, leluhur dari Negeri Haya dipercaya memiliki kemampuan
khusus merubah dirinya menjadi seekor Harimau. Maka dengan keperkasaannya
kemenangan dimiliki oleh leluhur dari Negeri Haya, sehingga dengan
kemenangan tersebut masyarakat Haya dapat hidup dengan tentram dan damai.
Dengan demikian, Teong Negeri dari Negeri Haya yaitu Nakajarimau; Naka
artinya naga dan Jarimau artinya harimau, bagi masyarakat adat artinya
negeri yang perkasa. Beberarapa literatur tentang folklore antara lain: menurut
William Thoms folklore merupakan pengetahuan rakyat.Secara khusus, cerita
rakyat ditransmisikan secara lisan misalnya bahasa, teknik berburu,dan aturan
perkawinan adalah upaya memberikan pengetahuan bagi generasi pene-
rus, Ada beberapa bentuk cerita rakyat yang dimanifestasikan dan
dikomunikasikan hampir secara eksklusif dalam bentuk tertulis sebagaikebalikan
dari bentuk lisan, seperti syair buku ayat, marginalia buku, epitaf, dan huruf
tradisional (misalnya, surat berantai). Bagi para folklorist cerita rakyat yang
ditransmisikan dari individu ke individu, sering kali secara langsung melalui kata
atau tindakan, tetapi kadang-kadang secara tidak langsung. Ciri-ciri pengenal
menurut Dundes folk merupakan komunitas yang memiliki identitas yang sama
misalnya secara fisik tubuh memiliki kulit, rambut, bahasa, agama dan cerita
rakyat(folklore) adalah jembatan antara masyarakat melek huruf dan non-melek
huruf. Dia melihatfolklore atau cerita rakyat berfungsi untuk memberikan sanksi
dan memvalidasi lembaga Agama, sosial, politik dan ekonomi, sehingga
dapat memberikan perangkat edukatif dalam mentransmisikan dari generasi ke
generasi. Bagi Bascom, mitos, legenda, dongeng, peribahasa,teka-teki, teks
balada, lagu lainnya. Seni rakyat, tarian rakyat, musik rakyat, kostum rakyat, obat
rakyat, adat, kepercayaan merupakan bagian terpenting dalam kebudayaan.
Dengan demikian penulis melihat berda- sarkan kepada Teong Negeri yang adalah
folklore pengetahuan bagi masyarakat lokal,selalu dijaga melalui kebiasaan
bercerita (tradisional), upaya tradisi lisan ini berfungsi sebagai bentuk
pemeliharaan budaya-budaya lokal yang ditransmisikan terhadap generasi muda,
agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang
bersifat integrasi masyarakat.

b. Teong Negeri sebagai Jejaring Sosio- Kultural


Jaringan sosial adalah jaringan ikatan sosialyang mengelilingi seseorang.
Analisis jejaring sosial dikembangkan dalam bidang antropologi dan sosiologi
sebagai tanggapan terhadap pengamatan bahwa hubungan yang dipelihara orang
tidak selalu dijelaskan dengan pola kekerabatan atau keanggotaan dalam
kelompokatau kelas sosial tertentu. Dari temuan dalam artikel ini terkhususnya di
negeri Haya masyarakat lokal telah belajar dalam Habitus mereka untuk mampu
berelasi dengan orang dari luar. Jejaring yang dilakukan dalam tindakan
keseharian saling membantu satu lain menciptakan trust (kepercayaan) mendalam
dalam satu masyarakat.

c. Folklore Teon Negeri Menjaga Jejaring Sosio-Kultural Islam-


Kristen di Maluku.

Penulis melihat bahwa nama Teong Negeri begitu penting bagi mayoritas
negeri adat diMaluku sebagai pranata budaya yang harus dilestarikan. Teong
Negeri sendiri memiliki nilai yang kuat karena merupakan warisan yang
merupakan dari simbol negeri yang memiliki nilai sakralitas yang begitu tinggi
bagi masyarakat maluku. Meskipun demikian belum mampu mengganggu
stabilitas dari kohesi sosial masyarakat maluku sendiri yaitu Pela. Menurut Lattu,
Pela merupakan identitas masyarakat Maluku yang diwariskan dari satu generasi
kegenerasi penerus yang lain dan dipelihara sebagai ingatan kolektif yang harus
dipertahankan. kata Pela terbagi atas tiga. Pertama, pulau Haruku misalnya negeri
Pelauw, Kailolo,Kabauw, Ruhumoni dan Hulali kata pela berarti sudah , dan di
Pulau Ambon misalnya Negeri Tulehu, Tengah-tengah dan Tial, Pela
berarti“cukup”. Ada juga Istilah “Pela nia” memiliki artisampe jua (berhenti
bertengkar). Kedua, Kata pela menurut masyarakat di pulau seram di ambildari
salah satu tradisi kakehang (suatu proses pembentukan jati diri terhadap laki-laki)
yang berati saudara. Ketiga. Kata Pela artinya laha (orang tatua) yang memiliki
ikatan. Sehingga kata pela di percaya berasal dari moyang dulu (para

leluhur).

Kesimpulan :

Teong Negeri merupakan simbol identitas bagi negeri-negeri di Maluku


yang menggunakan bahasa daerah, setiap negeri selalu dikenal dengan nama lokal
mereka,sehingga dapat menjaga jejaring sosio-kultural yang mampu
menghubungkan mereka dengan daerah yang lain dalam ikatan pela. Dalam cerita
rakyat negeri Wassu Erihatu Samasuru, memiliki pela negeri Haya (Nakajarimau)
kakak tertua, bagi ketiga saudaranya, negeri Hatu (Silalou) dan negeri Tehua
(Lounusa Amalatu). Teong Negeri dilihat memiliki makna yang kuat, saling
percaya satu sama lain. Sehingga bagi keempat negeri di Maluku tengah Wassu
Haya, Hatu dan Tehua menggunakan simbol identitas Teong Negeri untuk
menjaga eksistensi hubungan relasi ikatan kekerabatan (Pela Gandong).

Teong Negeri menjadi sakral bagi keempatnegeri ini karena adalah bagian
dari mnemonicdevice yang dilisankan. Teong negeri memilikinilai-nilai sakral
karena berbicara tentang sejarah awal mula negeri ini didirikan sampai pada
konteks saat ini teong negeri digunakan dalamritual-ritual adat misalnya upacara
pertemuanpela gandong; pelantikan raja, kegiatan yang berkaitan dengan
keagamaan, dan sebagai salam untuk memperkenalkan dari mana dirinya berasal.
Teong Negeri menjadi suatu simbol identitas sentral terhadap negeri adat yang
mampu mengatur sistem sosio-kultural setiap negeri di Maluku. bukan hanya bagi
setiap masyarakat yang memiliki ikatan persaudraanatau sesama etnis. Akan tetapi
menjadi simbol universal ketika, sebagai modal sosio-kultural yang mampu
menjembatani masyarakat dari luar (migran buton) berdasarkan kepada dialog
lintas generasi yang dilakukan generasi awal masyarakat Maluku penduduk asli
denganpenduduk pendatang Buton (migran) di Maluku agar memiliki
pengetahuan tentang hubungan yang harmonis.

Referensi :

 Daftar Pustaka tidaktersusun berdasarkan abjad,tidak sesuai dengan format


penulisan daftar pustaka
 Literatur yang digunakan hampir 50% menggunakan literatur terbaru.
Kesimpulan
Hasil Review
 Kelebihan :
 Isi
kesimpulanpenelitimerupakanjawabandaritujuanpenelitiandankesimpu
lannyasudahringkas, jelasdanpadat.
 Kelemahan:
 Penelititidakmencantumkan saran yang merupakanharapanpeneliti.
AgarPembacadapatmengambildampakpositifnyadaripenelitiantersebut
denganinformasi- informasidanilmu- ilmupengetahuan yang terbaru.
Penelititidakmencantumkan saran didalam, Sistematika saran
- Saran bagiinstitusipendidikannya
- Saran bagipenelitianselanjutnya.
Peneliti tidak memberikan rekomendasi kepada instansi terkait yang
berhubungandenganpenelitiannya.Dimananantinyadapatdigunakanuntukpenelitian
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai