Anda di halaman 1dari 3

A.

Efek Latihan Fisik pada Tubuh


Cara yang paling sederhana untuk meningkatkan kekebalan tubuh adalah
dengan melakukan latihan fisik/ olahraga serta istirahat dan tidur yang cukup. Latihan
fisik ringan sekalipun, seperti aerobik selama 30 menit, mampu mengaktifkan kerja
sel darah putih, yang merupakan komponen utama kekebalan tubuh pada sirkulasi
darah. Idealnya melakukan latihan aerobik selama 30 menit, lima kali seminggu.
Tetapi, jangan melakukan olahraga berlebihan, karena justru akan mengakibatkan
tertekannya kekebalan tubuh.
Latihan fisik yang benar, teratur, berbeban individual dan menyenangkan dapat
memperbaiki dan menghambat penurunan fungsi organ tubuh, menyehatkan tubuh
serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi (Kumae, 1987: 65).
Pemberian rangsang fisik yang berulang pada sistem tubuh akan menyebabkan proses
adaptasi yang dapat mencerminkan peningkatan kemampuan fungsional tetapi jika
besarnya rangsang tidak cukup untuk proses pembebanan, maka tubuh tidak akan
terjadi proses adaptasi. Sebaliknya jika rangsang terlalu besar yang tidak dapt
ditoleransi oleh tubuh akan menyebabkan jejas dan mengganggu keadaan homeostasis
pada sistem tubuh (Setyawan,1995: 96)
Riset membuktikan bahwa perubahan-perubahan positif akan terjadi di dalam
sistem kekebalan tubuh selama berolahraga secara moderat atau sedang-sedang saja.
Selsel sistem kekebalan tubuh akan bersirkulasi dengan lebih cepat di dalam tubuh,
dan kemungkinan juga ada dorongan sementara di dalam produksi macrophage, yakni
sel-sel yang menyerang bakteri. Perubahan ini mungkin akan berakhir hanya beberapa
jam setelah berolahraga, namun ada keuntungan kumulatif bagi yang berolahraga
secara moderat dan teratur. Seseorang yang berolahraga secara teratur lebih sedikit
kemungkinan untuk jatuh sakit dibandingkan yang samasekali tidak berolahraga.
Namun, berolahraga yang berlebihan, atau terlalu sering, malah bisa mengurangi
kekebalan tubuh.

Daftar putaka
Yuliarto Hari, 2008, Latihan Fisik Kekebalan Tubuh
B. Prinsip Senam HIV
Adapun prinsip-prinsip senam HIV yaitu;
1. Pilih olahraga yang aman
Sebaiknya pengidap HIV memilih jenis olahraga yang tidak terlalu menguras tenaga.
Olahraga yang disarankan bagi pengidap adalah yoga. Olahraga yang satu ini tidak akan
membuat pengidap kelelahan. Malah melakukan yoga secara rutin dapat membantu
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan menghindari pengidap dari tekanan darah
tinggi, kegelisahan serta depresi. Olahraga ringan lainnya yang juga diperbolehkan untuk
pengidap HIV adalah bersepeda dan berjalan kaki.
2. Tidak Memforsir Tubuh
Kunci yang harus diperhatikan pengidap HIV saat berolahraga adalah jangan memforsir
tubuh atau melakukan olahraga sampai overtraining. Walaupun jenis olahraga yang
dilakukan tergolong ringan, tapi jika dilakukan secara berlebihan, maka juga bisa
berdampak buruk bagi kondisi kesehatan pengidap. Jadi, hentikan kegiatan olahraga dan
beristirahatlah sebentar jika kamu sudah merasa kelelahan.
3. Gerakan Olahraga yang Harus Dihindari
Walaupun pengidap HIV boleh latihan mengangkat beban, asal tidak berlebihan, namun
ada beberapa gerakan olahraga yang tidak boleh dilakukan, yaitu lunges, squat,
dan deadlift.
4. Perbanyak Minum Air Putih dan Makan yang Cukup
Sama seperti orang sehat pada umumnya, pengidap HIV juga perlu minum cukup banyak
air putih saat berolahraga untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh dan
mencegah dehidrasi. Selain memenuhi cairan dalam tubuh, pengidap HIV juga
dianjurkan untuk makan yang cukup setelah melakukan aktivitas yang berat.

5. Jangan Berolahraga Saat Sedang Sakit


Pengidap sebaiknya tidak berolahraga jika sedang sakit, seperti flu atau batuk.
Kondisi tubuh pengidap yang lemah karena penyakit akan bertambah buruk jika
tetap memaksakan diri berolahraga. Selain itu, pengidap juga berpotensi
menularkan virus penyakit ke orang-orang di sekitar ketika berolahraga. Jadi,
beristirahatlah dulu ketika sedang sakit agar kondisi tubuh dapat cepat pulih.
C. Manfaat senam bagi penderita HIV
olahraga tak hanya dianjurkan bagi orang sehat saja. Baru-baru ini ada sebuah
penelian yang menyebutkan jika olahraga dapat meningkatkan kesehatan otak
pengidap HIV. Sudah lama diketahui jika virus HIV menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia. Sehingga, mereka yang mengidapnya memiliki daya tahan tubuh yang
kurang kuat serta gampang terkena infeksi. Adapun beberapa manfaat dari senam HIV
1. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya
2. Memperbaiki ketahanan jantung dan paru
3. Meningkatkan tenaga sehingga kita merasa segar kembali
4. Mengurangi stres
5. Meningkatkan rasa kesejahteraan
6. Meningkatkan kekuatan tulang
7. Mengurangi kolesterol LDL (‘buruk’) dan trigliserid 
8. Meningkatkan kolesterol HDL (‘baik’)
9. Mengurangi lemak pada perut
10. Meningkatkan nafsu makan
Baca selengkapnya: https://www.indosport.com/multisport/20151201/baik-dan-buruk-
olahraga-untuk-penderita-hivaids/manfaat-untuk-penderita
D. CONTOH SENAM PADA KLIEN HIV
1. Olahraga ketahanan
Latihan ketahanan bisa membantu penderita HIV/AIDS untuk
mengimbangi otot yang “dilahap” penyakit tersebut. Sebab, latihan
ketahanan dapat membantu membentuk masa otot dan meningkatkan
kekuatan tubuh secara menyeluruh.
Latihan kekuatan melibatkan pengerahan kekuatan dengan memindahkan
(mendorong atau menarik) objek berat. Untuk ini, Anda bisa mengangkat
barbel atau beban di pusat kebugaran. Jika ingin praktis, benda-benda di
rumah juga bisa dimanfaatkan, misalnya mengangkat ember berisi air. Di
sisi lain, Anda dapat menggunakan berat badan Anda sendiri dalam
latihan, seperti push-up atau pull-up.
2. Aerobik
Latihan aerobik baik untuk penderita HIV/AIDS karena dapat membantu
menguatkan paru-paru dan jantung. Pada gilirannya, olahraga jenis ini
akan meningkatkan seberapa banyak darah dan oksigen yang dipompa
jantung ke otot. Beberapa jenis olahraga aerobik yang bisa dijadikan
pilihan adalah joging, lari, berenang, dan bersepeda.

Anda mungkin juga menyukai