Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Skenario Kasus
Seorang anak SMA yang bersekolah di salah satu Sekolah
Menengah Atas di Ibukota,anak tersebut berusia 15 tahun,memeriksa
keadaan nya ke rumah sakit terdekat karena demam disertai menggigil,
badan terasa lemah, keluhan nyeri saat kencing disertai perasaan panas
didaerah saluran kencingnya, pasien juga mengeluhkan kadang air
kencingnya berwarna kemerahan yang dirasakan sejak seminggu yang
lalu. Saat pulang sekolah pasien sering menahan kencingnya dalam waktu
yang lama karena sedang asyik memainkan game online dan menunda
untuk BAK dan sedikit minum air putih di setiap hari. Ia juga menderita
rasa sakit skala 3terus menerus Nyeri di bagian bawah perut. Pemeriksaan
fisik terasa nyeri ketika di palpasi pada bagian bawah perut pemeriksaan
fisik terasa nyeri ketika di palpasi pada bagian perut bawah. Pemeriksaan
fisik TTV : BP 110 / 90 mmHg , RR 20x / menit , N 90x / menit, T 38,5°
C, disuria. Pemeriksaan kulture urin menunjukkan adanya bakteri E.colli,
sehingga terjadi infeksi pada saluran.
B. Analisa Kasus
1. Langkah 1
- Dysuria
- Skala 3
- Pemeriksaan Kultur urin
2. Langka 2
- Penyebab infeksi saluran kemih ?
- Pemeriksaan palpasi bagian mana untuk kasus isk ?
- Apa penyebab kencing merah ?
- Penyebab deman tinggi pada isk ?
- Pemeriksaan kultur urin apa saja yang di lakukanan ?
- Apa penyebab terjadinya nyeri saat kecing ?
3. Langkah 3
- Dysuria adalah keadaan seseorang kesulitan buang air
kecing yang disebabkan oleh lemahnya saluran kemih yang
memicu buang air kecing yang meangkibatkan infeksi
saluran kemih.
- Skala 3 sering disebut skala nyeri pada seseorang biasanya
dengan perioritas mulai dari skala 1-10, untuk skala 3
dikatagorikan skala ringan.
- Pemeriksaan Kultur urin adalah test yang dilakukan untuk
mengetahui adanya bakteri atau kuman yang ditemukan di
dalam urin yang menunjukkan adannya infeksi salura
kemih.
4. Langkah 4

Mikroorganisme

Masuk ke saluran kemih

Inflamasi

Menekan termoreguler Pembengkakan jaringan

Obstruksi saluran kemih


Hipertermi

Infeksi
Iritasi ureteral Nyeri saat berkemih

Nyeri akut
Oliguria

Perubahan pola
eliminasi urine

5. Langkah 5
- Karena terjadinya factor usia, gender, prevalasia bacteriuria
dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal dan jenis
mikroorganisme menyebabkan isk : Pseudomonas,
Escherichia coli, Enterobacter. Dan wanita cenderung
mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki factor
postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari uretha
dekat kepada rectum kurang proteksi sekresi prostat
dibandingkan dengan pria.
- Dilakukan palpasi kandung kemih pada daerah supra pubis,
bila teraba maka urin dikandung kemih terasa penuh atau
distensi dan sakit saat dipalpasi.
- Hemaruria (kecing merah) bila positif terdapat 5-10
eritrosit sediment di air kemih yang disebabkan oleh
berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasi.
- Demam merupakan mekanisme yang terjadi dalam tubuh
sebagai respon ketidak seimbangan yang terjadi pada pasen
isk, yang disebabkan oleh karena infeksi baik dari virus
maupun bakteri.
- Pemeriksaan Laboratorium :
- Urinalisis yang dinilai eritrosit, silinder dan pyuria.
- Bakteriologis yang dinilai mikroskopis dan biakan bakteri.
- Kultur urin untuk mengidentifikasi adanya organisme
spesifik.
- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat
mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga
menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan
resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjdai
media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan
mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian
keadaan ini secara hematogen menyebar ke seluruh traktur
urinarius.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
 Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang
biaknya mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan
normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau
mikroorganisme. (Amin & Hardhi, 2013)
 Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembang biaknya
mikoorganisme di saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak
mengandung bakteri atau virus lainnya. (Sudoyo Aru, dkk ,2009)
 Infeksi saluran kemih merupakan suatu keadaan terdapat bacteriuria
yaitu mikroorganisme pathogen pada urine pancaran tengah yang
dikumpulkna secara benar. (Price and Wilson, Pantofisiologis edisi 6
Vol 2 hal 918, 2005)
B. Etiologi
ISK terjadi tergantungbanyak factor seperti : usia, gender, prevalasia
bacteriuria, dan factor predisposisi lainnya yang menyebabkan perubahan
stuktur saluran kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis
mikroorganisme dan usia.
1) Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabbkan ISK antara lain:
- Pseudomonas, proteus
- Escherichia Coli
- Enterobacter, staphylococcuc epidemidis
2) Pada umumnya factor-faktor resiko yang berhubungan dengan
perkembangan infeksi saluran kemih adalah:
- Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan
laki-laki. Factor-faktor postulasi dari tingkat infrksi yang
tinggi terdiri dari uretha dekat kepada rectum dan kurang
proteksi sekresi prostat dibandingkan dengan pria.
- Penyakit koris seperti Gout, DM, Hipertensi
- Abnomalitas struktur dan fusngsional, mekanisme yang
berhubungan termasuk stasis urin yang merupakan media
untuk kultur bakteri, refluks urin yang infeksi lebih tinggi
pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.
C. Klasifikasi
Klasifikasi infeksi saluran kemih (ISK) sebagai berikut
1) Kandung kemih (sistitis)
2) Uretra (urethritis)
3) Postat (prostatitis)
4) Ginjal (pielonefritis)
D. Patofisiolog
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1) Penyebaran endogen adalah kontak langsung dari tempat terdekat
saluran kemih yang terinfeksi.
2) Hematogen adalah penyebaran mikroorganisme pathogen yang
masuk melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi
saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay jantung ke
ginjal.
3) Limfogen adalah kuman masuk melalui kellenjar getah bening
yang disalurkan melalui helium ginjal.
4) Eksogen sebagian akibat pemakaian alat berupa keteter atau
sistoskopi.
E. Pemeriksaan Diagnostic
1) Urinalisis
Leokosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting pada
ISK. Hematuria bila positif terdapat 5-10eritrosit/LPB sediment air
kemih.
2) Bakteriologis : mikroskopis & biakan bakteri.
3) Kultur urine untuk mengindentifikasi adanya organisme spesipik.
4) Hitung koloni.
5) Metode tes.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah berkembang biaknya suatu
mikroorganisme yang terdapat di saluan kemih yang terdapat bakteri dan
virus lainny.
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma Hardhi, dkk, 2013. Nanda Nic Noc Jilid 2, Jogyakarta; mediaction jogja.
Kusuma Hardhi, dkk, 2015. Nanda Nic Noc Edisi 2, Jogyakarta; mediaction jogja.
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. (Edisi ke-12). Jakarta: EGG.
Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Alih Bahasa: Agus Waluyo Edisi 8 Jakarta:
EGG.
LAPORAN KELOMPOK
8 (KELAS B)

MAKALAH TUTORIAL
SKENARIO 1

PENYUSUN
1. SUBAHAN SANUSI NPW: 1814201210091 (KETUA)
2. STEFINA MERRYSA C. NPW:1814201210090(SEKERTARIS)
3. TANTRI MELYYANA NPW: 1814201210092
4. TRI WAHYUNI N NPW: 1814201210093
5. TRIYANA SARI NPW: 1814201210094
6. VIVY RIDAYANTI NPW: 1814201210095
7. WAHYU JULIANTO NPW: 1814201210096
8. YOGA PRATAMA NPW: 1814201210097
9. YULINDA PURWANTI NPW: 1814201210098
10. YUNAN ARRASYID NPW: 1814201210099
11. YUSTINA ARISTA DEVI NPW: 1814201210100
12. RISDAYANTI NPW: 1814201210101
13. DICKY WAHYUDI S. A NPW: 1814201210102
14. NOR HAIR NPW: 1814201210103
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Skenario ........................................................................................
B. Analisa Kasus ................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian .....................................................................................
B. Etiologi .........................................................................................
C. Klasifikasi .....................................................................................
D. Patofiologis ...................................................................................
E. PemeriksaanDiagnostik ................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
DAFTRA PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai