Karena stenosis yang terjadi pada katup pulmonal ( tipe valvuler ), atau pada
pangkal arteri pulmonal ( tipe supravalvuler ), atau pada infundibulum ventrikel
kanan ( tipe subvalveler ), maka ventrikel kanan akan menghadapi beban tekanan
berlebihan yang kronis. Dilatasi pasca stenotik pada arteri pulmonal merupakan
pertanda yang karakteristik bagi stenosis pulmonal tipe valvuler dan tidak ditemukan
pada tipe stenosis pulmonal yang lain. Katup pulmonal tampak doming pada waktu
systole, tebal dan mengalami fibrosis, tapi jarang sekali disertai klasifikasi. Jika
ditemukan proses klasifikasi, biasanya disebabkan oleh infiksi endokarditis bacterial.
Adanya hipertrofi ventrikel kanan menunjukkan bahwa stenosis pulmonal cukup
signifikan. Bagian infundibuler akan mengalami hipertrofi pula dan hal ini akan
memperberat stenosis pulmonal. Tekanan akhir diastolic dalam ventrikel kanan pun
meninggi. Elastisitas miokard berkurang dan akhirnya timbul gejala gagal jantung
kanan.
Stenosis pulmonaris
Elastisitas
Nyeri dada
Penurunan curah jantung
Nyeri akut Suplay O2
Hipoksemia menurun
Intoleransi Aktivitas
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN STENOSIS
PILMONAL (SP)
1. Pengkajian
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER
Website:http://www.unmuhjember.ac.id e-mail:
Kantorpusat@unmuhjember.ac.id
Kode A
FORMAT PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Bahasa : Madura
Alamat : Balung
B. Keluhan Umum
Klien menyatakan nyeri dibagian dada bahakan sampai tubuhnya lemas selama
beberapa hari. Lalu pada saat melakukan aktifitas yang lumayan berat rasa sesak dan
nyeri terasa seperti di tekam dan irama nafas yang tidak teratur
E. Riwayat Keluarga
Genogram:
8 th
th
F. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit
Minuman :
3. Pola eleminasi
Eliminasi Uri
Ideal diri: pasien ingin cepat sembuh agar dapat melakukan aktivitasnya lagi
seperti biasanya
Identitas diri: pasien menyadari bahwa apa yang terjadi padanya adalah takdir
dari Allah swt.
Harga diri: pasien senang keluarga mendukungnya dan ingin cepat sembuh
H. Pemeriksaan Fisik
1. Status kesehatan umum
Keadaaan / penampilan umum : Post op open heart
Kesadaran : Somnolen
BB sebelum sakit : 16 Kg
BB saat ini : 10 Kg
BB ideal : 18 Kg
TTV:
Suhu : 36,2 c
TD : 110/70 mmHg
Nadi: 79 x/menit
RR : 25 x/menit
Anamnesa : Pasien terlihat sesak nafas pola nafas tidak teratur frekuensi
nafas melebihi normal
Hidung : Bunyi nafas adventisius ( krekels dan mengi ), secret/ ingus
tidak ada, oedem pada mukosa tidak ada
2. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir tidak sianosis, alat bantu nafas ETT ada sinus
paranasalis
Inspeksi : Pemeriksaan sinus paranasalis normal
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
3. Leher
4. Dada :
Inspeksi :
8. Anus – genetalia:
Kulit sekitar pantat, genetalia tampak kemerahan (bintik-bintik merah), sedikit
terkelupas
9. Pemeriksaan neurologis
GCS 6, gerakan sangat lemah
I. Pemeriksaan diagnostik
1. Laboratorium
2. Radiologi
Terapi Oral
No Nama obat ( ditulis lengkap ) Dosis / hari
Indometasin intravena:
Penelitian (n=10)
Lebih dari 2 tahun: 1-2.5 mg/ kg/ hari
diberikan dalam 2-3 dosis terpisah dalam
rata-rata waktu 6 minggu (rata-rata 2-16
minggu).
Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 25-75 mg
terbagi menjadi 2-3 dosis. Dosis
dapat ditingkatkan hingga 100-
150 mg terbagi menjadi 2-3 dosis
setelah 2 minggu penggunaan.
Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg
dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Dosis pemeliharaan 75-150 mg
dosis terbagi. Dosis maksimal 450
mg perhari.
Parental
1.
2.
3.
Lain – lain, sebutkan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………..
NIM. ……………………………
I. Pemeriksaan Fisik
Suhu : 36,2 c
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 79 x/menit
RR : 25 x/menit
ANALISA DATA
DO :
- RR 52
x/menit
- Nadi 135
x/menit
-Suhu 36,0 C
-CRT 3 detik
-Ada oedema
-Warna kulit
pucat
12 Oktober DS : - Ketidakefektifan Penurunan suplai
2019 / DO : Perfusi Jaringan oksigen ke
10.00 WIB - Sianosis Perifer jaringan perifer
- Akral dingin
- Denyut nadi
perifer tidak
teraba
DO :
-BB : 8 kg
-TB : 75 cm
-LK : 43 cm
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi