Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

SIKLUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIABETES MELITUS”

DISUSUN OLEH

HERMAYUNITA, S.Kep

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
DAFTAR ISI

A. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT DIABETES MELITUS.................................. 3


1. Defenisi ......................................................................................................................... 3
2. Etiologi.......................................................................................................................... 3
3. Manifestasi Klinis ......................................................................................................... 4
4. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik ...................................................................... 5
5. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan.................................................................... 7
6. Komplikasi .................................................................................................................. 10
7. WOC ........................................................................................................................... 11
B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS ... 12
1. Pengkajian ................................................................................................................... 12
2. Pemeriksaan fisik ........................................................................................................ 12
3. Pola kesehatan fungsional menurut Gordon ............................................................... 13
4. Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC, NIC ................................................................. 15
5. Evaluasi Keperawatan ................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21
LAPORAN PENDAHULUAN

A. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT DIABETES MELITUS


1. Defenisi
Diabetes melitus merupakan gangguan kesehatan yang berupa
kumpulan gejala yang disebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah
akibat kekurangan ataupun resistensi insulin (Bustan, 2015).
Diabetes melitus merupakan suatu kondisi kronis yang ditandai
dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala
utama yang khas yaitu urine yang berasa manis dan jumlah yang besar
(Donelly, 2015)
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer,
2013).

2. Etiologi
a) DM tipe 1 (IDDM/ Insulin Dependent Diabetes Melitus)
a. Faktor genetik / herediter
Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibody
autoimun pada penghancuran sel-sel beta
b. Faktor Imunologi
Respon autoimun abnormal, anti bodi akan menyerang jaringan normal
yang dianggap jaringan asing
b) DM tipe 2 (NIDDM/ Non Insulin Dependent Diabetes Melitus atau Adult
Onset Diabetes)
a. Obesitas
Obesitas akan menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh, insulin yang tersedia ditubuh menjadi kurang efektif
dalam meningkatkan efek metabolic
b. Usia
Resistensi insulin meningkat pada usia diatas 65 tahun
c. Riwayat keluarga yang menderita DM tipe 2
c) DM Malnutrisi
Kekurangan protein kronik akan menyebabkan hipofungsi pankreas
d) DM tipe lain
a. Penyakit pankreas : Pankreatitis, Ca pankreas
b. Penyakit hormonal : Acromegali yang merangsang sekresi sel-sel
beta sehingga hiperaktif dan rusak
c. Obat-obatan :
 Aloxan, streptozoksin : Sitotoksin terhadap sel-sel beta
 Derivat thiazide : menurunkan sekresi insulin

3. Manifestasi Klinis
Menurut American Diabetes Association (ADA, 2019) tanda dan gejala
umum diabetes melitus antara lain :
1) Poliuria
2) Polidipsi
3) Poliphagia
4) Penurunan berat badan
5) Kelelahan ekstream
6) Pandangan kabur
7) Memar yang lambat untuk disembuhkan
8) Kesemutan, rasa sakit, atau mati rasa pada ekstremitas
9) Rasa gatal dan peradangan kulit yang bersifat menahun

4. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik


a. Peningkatan Glukosa dalam darah
Kriteria diagnostik menurut WHO pada dewasa yang tidak hamil,
dilakukan pemeriksaan minimal 2 kali pemeriksaan yaitu :
1) Glukosa plasma sewaktu / random > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma puasa / nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian
sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial)>
200mg/dl
b. Tes toleransi glukosa
Tes toleransi glukosa merupakan Tes yang dilakukan yang mana
pasien mengkonsumsi makanan tingi karbohidrat (150-300 gr) selama 3
hari sebelum tes dilakukan, sesudah puasa pada malam hari keesokan
harinya sampel darah diambil, kemudian karbohidrat sebanyak 75 gr
diberikan pada pasien.
1) Aseton Plasma (keton) : positif
2) Asam lemak bebas : Peningkatan pada kadar lipid dan kolesterol
3) Osmolaritas serum : peningkatan kurang dari 330 mosm/dl
4) Elektrolit :
Natrium : normal, meningkat ataupun turun
Kalium : normal, peningkatan semu, kemudian menurun
Fosfor : menurun
Haemoglobin glikosilat : meningkat 2-4 kali lipat
5) AGD : PH rendah dan penurunan HCO3(asidosis metabolik) dengan
kompensasi alkalosis respiratorik
6) Trombosit darah : peningkatan HT, leukositosis, hemokonsentrasi
7) Ureum/kreatinin : dapat normal ataupun meningkat
8) Amilase darah : meningkat
9) Insulin darah : menurun sampai tidak ada (pada tipe 1) dan meninggi
pada tipe 2
10) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktifitas hormon tiroid
11) Urine : gula darah aseton positif, peningkatn berat jenis dan
osmolitas
12) Kultur dan sensitifitas : ISK, infeksi pada system nafas dan infeksi
pada luka
13) Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/dl
Diagnosis diabetes melitus umumnya difikirkan dengan adanya
gejala khas berupa poliuria, polidipsi, poliphagia, lemas dan
penurunan berat badan. Apabila keluhan dan gejala khas ditemukan
dan pemeriksaan glukosa darah sewaktu lebih dari 216 mg/dl sudah
cukup untuk menegakkan diagnose. Kadar darah sewaktu dan puasa
sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Kadar glukosa darah Bukan DM Belum pasti DM


(mg/dl) DM
Kadar glukosa darah
sewaktu:
Plasma vena < 110 110 - 199 > 200
Darah kapiler < 90 90 - 199 > 200
Kadar glukosa darah
puasa:
Plasma vena < 110 110 - 125 > 126
Darah kapiler < 90 90 - 99 > 100
5. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan
Tujuan utama terapi diabetes melitus adalah mencoba menormalkan
aktifitas insulin dan kadar glukosa dalam darah upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan teraupetik pada setiap tipe
diabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Komponen dalam penatalaksanaan diabetes yaitu:
a) Diet
Penatalaksanaan nutrisi dimulai dari menilai status nutrisi. Penilaian
status gizi dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk melihat
apakah seseorang mengalami obesitas, normal atau kurang gizi. IMT
normal orang dewasa : 18,5-25 (Damayanti, 2015).
Prinsip diet diabetes melitus (3J) :
a. J 1 : Jumlah kalori sesuai kebutuhan, jangan dikurangi atau ditambah
b. J 2 : Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya
c. J 3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari
Diet diabetes melitus tipe 2 yang telah disesuaikan dengan kandungan
kalorinya :
1) Diet DM I : 1100 kalori
2) Diet DM II : 1300 kalori
3) Diet DM III : 1500 kalori
4) Diet DM IV : 1700 kalori
5) Diet DM V : 1900 kalori
6) Diet DM VI : 2100 kalori
7) Diet DM VII : 2300 kalori
8) Diet DM VIII: 2500 kalori
Keterangan :
Diet I s/d III : diberikan pada penderita yang terlalu gemuk
Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja dan
diabetes komplikasi.
Perhimpunan Diabetes Amerika dan persatuan Dietetik Amerika
merekomendasikan : 50-60% kalori yang berasal dari :
 Karbohidrat : 60-70 %
 Protein : 12-20 %
 Lemak 20-30 %
b) Latihan
 Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju
metabolisme istirahat, dapat menurunkan berat badan, stress dan
menyegarkan tubuh.
 Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas
bawah, dan menghindari latihan ketika udara sangat panas /
dingin, serta pengendalian pada saat metabolic buruk.
 Menggunakan alas kaki yang tepat dan setiap hari setelah
melakukan latihan upayakan selalu memeriksa kaki.
c) Pemantauan (monitoring)
Melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
d) Terapi farmakologi
 Obat Anti diabetik oral atau Oral Hypoglikemik Agent (OH)
Jenis obat antidiabetik oral : sulfoinilrea (bekerja merangsang sel beta
pankreas untuk mengeluarkan insulin) seperti glibenclamid,
tolbutamid, klorpropamid dan biguanida (bekerja dengan
menghambat penyerapan glukosa di usus) obatnya seperti metformin
dan glukopage. Obat-obatan tersebut bekerja pada hati, otot, dan
jaringan lemak serta berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam
darah
 Insulin
Indikasi :
 DM dengan penurunan berat badan
 Ketoasidosis asidosis laktat dengan koma hyperosmolar
 DM yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi
berat)
 DM dengan kehamilan atau DM gestasional yang tidak
terkendali dalam mengatur pola makan
 DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik
oral dengan dosis maksimal (kontra indikasi dengan obat
tersebut)
e) Edukasi (pendidikan kesehatan)
 Pendidikan kesehatan yang diberikan untuk mengajarkan
penderita dalam merawat diri sendiri untuk menghindari
fluktuasi glikosa darah secara mendadak.
 Penderita harus melakukan preventif secara mandiri dalam life
style (gaya hidup) untuk menghindari komplikasi diabetes
mellitus jangka panjang.
 Penderita harus memiliki pemahaman tentang nutrisi, manfaat
dan efek samping terapi, latihan, perkembangan penyakit, strategi
pencegahan dan monitoring gula darah.
6. Komplikasi
a. Komplikasi Metabolik
 Ketoasidosis Diabetik
 HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
b. Komplikasi vaskuler
 Mikrovaskular kronik : Penyakit ginjal, penyakit mata dan
neuropati
 Makrovaskular : MCI, Stroke, penyakit vaskuler perifer
7. WOC
Diabetes Melitus

Produksi glukosa berlebih dalam hati


dan Glukosa makanan tetap dalam darah

Hiperglikemia

Penurunan kadar
Sistem Sirkulasi Sistem Neurologi Sistem Perkemihan Sistem Pencernaan Sistem Muskuloskeletal
glukosa darah

Defisiensi insulin Defisiensi insulin Defisiensi insulin Defisiensi insulin Defisiensi insulin
Sel otak tdk
memperoleh cukup
Sel tidak dapat Penimbunan sorbitol, Penimbunan glukosa Terganggunya proses Sel menjadi kehilangan bahan bakar
fruktosa dan me↓nya glikogenesis dan fosfat dan magnesium
mengambil glukosa mioinositol dijar saraf Hiperosmolalitas glukoneogenesis Lemah,pusing,
Pemecahan protein diaphoresis,
Hiperosmolalitas Neuropati Transport max Hiperglikemia menjadi asam amino pucat,takikardia,
menyebabkan fungsi diekskresikan dlm urine otot dan jaringan
Terjadi pemecahan tremor,dan perubahan
limfosit terganggu RESIKO KERUSAKAN
lemak menyebabkan mental
INTEGRITAS KULIT Diuresis Osmotik
benda keton me↑ KELELAHAN
RESIKO Kehilangan Na, K dan air Hipoglikemia
INFEKSI Ketidakseimbangan
KEKURANGAN elektrolit dan asam-basa
Dehidrasi, Rasa haus
VOLUME KETIDAKSTABILAN
NUTRISI KURANG
CAIRAN Nyeri abdomen, mual muntah GLUKOSA DARAH
DARI KEB. TUBUH
B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES
MELITUS
1. Pengkajian
1) Pengkajian umum
Identitas Pasien, Nama, Umur, Alamat, Pekerjaan, Nomer Register,
Tanggal Masuk, Tgl Pengkajian, Dx. Medis
2) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien biasanya mengatakan badan terasa lemas, polipagi, polidipsi dan
poliuri
2) Riwayat penyakit sekarang
Pasien biasanya mengatakan badannya sering lemas,  badan terasa
dingin, mengantuk, dan pasien terasa haus terus, ingin minum, buang air
kecil sering, lapar terus menerus.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien biasanya mengatakan mempunyai penyakit diabetes mellitus
sejak dulu dan pasien juga pernah sakit seperti yang diderita pasien saat
ini kadang disertai riwayat hipertensi, dan penyakit lain-lain.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Didalam kelurga pasien biasanya ada keluarga pasein yang memiliki
riwayat diabetes
2. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
b. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,
perubahan tekanan darah
c. Integritas Ego (Stress, ansietas)
d. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
e. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
g. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
h. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
i. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

3. Pola kesehatan fungsional menurut Gordon


1) Pola persepsi dan manajemen terhadap kesehatan
Biasanya klien tidak menyadari penyakit yang dideritanya, jika gejala
yang diderita semakin parah klien baru akan membawa ke rumah sakit
2) Pola nutrisi dan metabolic
Sebelum masuk rumah sakit biasanya pasien makan 3x sehari dengan
menu nasi, sayur, lauk pauk tetapi setelah masuk rumah sakit pasien
nafsu makan menurun, porsi makan habis tidak ada ½ porsi karena
bila makan terasa mual.
3) Pola cairan dan metabolic
Pasien biasanya mengalami banyak minum dan sering buang air kecil
4) Pola istirahat dan tidur
Pola tidur klien akan terganggu karena sering terbangun pada malam
hari yang disebabkan oleh keinginan buang air kecil terus menerus
5) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pasien tidak sering beraktivitas karena pasien badannya
terasa lemas dan mudah lelah dan apabila melakukan aktivitas
membutuhkan bantuan keluarga
6) Pola eliminasi
Klien biasanya BAK ±5-7 tiap hari
7) Pola persepsi dan kognitif
Pasien biasanya menggalami nyeri pada ulkus, pengurangan indra
penglihatan, penurunan dalam sensasi rasa sehingga klien mengalami
cedera yang tidak disadari.
8) Pola persepsi dan konsep diri
Pasien biasanya mengalami cemas terhadap penyakitnya dan
kehilangan harga diri karena adanya luka yang sukar sembuh
9) Pola reproduksi dan seksual
Biasanya klien akan mengalami gangguan dalam aktivitas seksual
akibat penyakit yang dideritanya.
10) Mekanisme koping
Biasanya aklien mengalami kecemasan terhadap penyakitnya dan
selalu bertanya kepada tenaga kesehatan.
11) Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Biasanya adanya keyakinan budaya yang mempengaruhi seperti
pantangan terhadap makanan
4. Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC, NIC
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Perubahan Nutrisi Status Gizi : Asupan Monitor gizi
Kurang dari Makanan Dan Cairan Aktivitas yang dilakukan :
Kebutuhan Tubuh Klien diharapkan mampu 1. Amati kecenderungan
b.d Penurunan untuk : pengurangandan dan
Insulin a. Mempertahankan berat penambahan BB
badan 2. Monitor jenis dan jumlah
b. Mempertahankan masa latihan yang dilaksanakan
tubuh dan berat badan 3. Monitor respon emosional
dalam batas normal klien ketika ditempatka
c. Memiliki nilai pada suatu keadaan yang
laboratorium dalam ada makanan
batas normal 4. Monitor lingkungan
d. Melaporkan tingkat tempat makanan
energi yang adekuat 5. Monitor mual dan muntah
6. Monitor tingkat energi,
rasa tidak enak
badan,kelatihan dan
kelemahan
7. Monitor masukan kalori
dari bahan makanan
Manajemen Nutrisi
Aktivitas yang dilakukan :
1. Kaji apa klien ada alergi
makanan
2. Kerja sama dengan ahli
gizi dalam menentukan
jumlah kalori, protein dan
lemak secara tepat sesuai
dengan kebutuhan klien.
3. Ajari klien tentang diet
yang bener sesuai
kebutuhan tubuh
4. Monitor catatan makanan
yang masuk atas
kandungan gizi dan
jumlah kalori
5. Timbang BB secara teratur
6. Pasyikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi untuk
mencegah sembelit
7. Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi
kebutuhan
Manajemen Hiperglikemia
Aktivitas yang dilakukan :
1. Monitor guladarah
sesuaiindikasi
2. Monitor tanda dan gejala
poliuri, polidipsi,
polifagia. Keletihan,
pandangankabur atausakit
kepala
3. Monitor TTV sesuai
indikasi
4. Batasi latihan ketika gula
darah besar dari 250mg/dl
khusus nya adanya keton
dalam urin
5. Monitor status cairan
intake output sesuai
kebutuhan

2 Kelebihan Keseimbangan Elektrolit Manajemen Asam-Basa


Volume Cairan dan asam-Basa Aktivitas yang dilakukan :
b.d Diuresis Klien diharapkan mampu 1. Monitor status
Osmotik untuk menormalkan : hemodinamik termasuk
a. Albumin serum CVP (tekanan vena
b. pH serum sentral), MAP (tekanan
c. Kreatinin serum arteri rata-rata), PAP
d. Bikarbonat serum (tekanan arteri paru)
e. pH Urine 2. Dapatkan hasil labor untuk
menganalisa
Keseimbangan Cairan keseimbangna asam basa
Klien diharapkan mampu seperti ABG, urin dan
untuk menormalkan : level serum
a. Tanda-tanda 3. Pantau ketidakseimbangan
dehidrasi tidak ada elektrolit yang semakin
b. Mukosa mulut dan buruk dengan mengoreksi
bibir lembab ketidakseimbangan asam
c. Balan cairan basa
seimbang 4. Dorong pasien dan
keluarga untuk aktif dalam
Hidrasi pengobatan
Klien diharapkan mampu ketidakseimbangan asam
menormalkan : basa
a. Hidrasi kulit Manajemen Cairan
b. Kelembaban Aktivitas yang dilakukan :
membran mukosa\ 1. Timbang BB tiap hari
c. Haus yang abormal 2. Pertahankan intake yang
d. Pengeluaran urin akurat
e. Tekanan darah 3. Monitor status hidrasi
(seperti :kelembapan
mukosa membrane, nadi)
4. Monitor status
hemodinamik termasuk
CVP,MAP, PAP
5. Monitor hasil lab. terkait
retensi cairan
(peningkatan BUN, Ht ↓)
6. Monitor TTV
7. Monitor adanya indikasi
retensi/overload cairan
(seperti :edem, asites,
distensi vena leher)
8. Monitor perubahan BB
klien sebelum dan sesudah
dialisa
9. Monitor status nutrisi
10. Monitor respon pasien
untuk meresepkan terapi
elektrolit

Pemantauan Cairan
Aktivitas yang dilakukan :
1. Kaji tentang riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
pola eliminasi
2. Kaji kemungkinan factor
resiko terjadinya imbalan
cairan (seperti :
hipertermia, gagal jantung,
diaforesis, diare, muntah,
infeksi, disfungsi hati)
3. Monitor BB, intake dan
output
4. Monitor nilai elektrolit urin
dan serum
5. Monitor osmolalitas urin
dan serum
6. Monitor membrane
mukosa, turgor dan rasa
haus
7. Monitor warna dan
kuantitas urin

3 Intoleransi Toleransi Aktivitas Terapi Aktivitas


Aktivitas b.d Klien diharapkan mampu Aktivitas yang dilakukan :
Kelemahan untuk menyeimbangkan : 1. Monitor program aktivitas
a. Denyut nadi saat klien.
beraktivitas. 2. Bantu klien untuk
b. Jumlah pernafasan saat melalukan aktivitas yang
beraktivitas. biasanya ia lakukan.
c. Tekanan darah sistolik 3. Jadwalkan klien untuk
saat beraktivitas. latihan-latihan fisik secara
d. Tekanan darah rutin.
diastolic saat 4. Bantu klien dengan
beraktivitas. aktivitas-aktivitas fisik.
e. Warna kulit. 5. Monitor respon fisik, sosial,
f. Kekuatan tubuh bagian dan spiritual dari klien
atas. terhadap aktivitasnya.
g. Kekuatan tubuh bagian 6. Bantu klien untuk
bawah. memonitor kemajuan dari
Daya Tahan Tubuh pencapaian tujuan.
Klien diharapkan mampu Pengajaran : Penentuan
untuk menyeimbangkan : Aktivitas dan Latihan
a. Aktivitas Aktivitas yang dilakukan :
b. Daya tahan otot Ajarkan klien tentang :
c. Hemoglobin 1. Tujuan dan kegunaan
d. Hematocrit aktivitas dan latihan.
e. Glukosa darah 2. Bagaimana cara melakukan
f. Serum elektrolit suatu aktivitas.
g. Rasa lelah 3. Bagaimana cara memonitor
toleransi aktivitas.
4. Bagaimana menjaga latihan.
Perawatan Diri : 5. Berikan informasi kepada
Aktivitas-aktivitas sehari- klien bagaiamana teknik-
hari teknik untuk menyimpan
Klien diharapkan mampu energi.
untuk menyeimbangkan : 6. Berikan informasi-
a. Pola makan. informasi seputar kesehatan
b. Berjalan. fisik klien.
c. Aktivitas Mengontrol berat badan
Aktivitas yang dilakukan :
1. Diskusikan dengan klien
hubungan antara intake
maknan, latihan,
peningkatan berat badan
dan kehilangan berat badan
2. Diskusikan dengan klien
kondisi pengobatan yang
mempengaruhi berat badan
3. Diskusikan hubungan
resiko berat badan normal
dan tidak normal
4. Beri informasi kepada klien
tentang berat badan yang
ideal
5. Diskusikan bersama klien
metode tentang intake
makanan sehari-hari
6. Minta informasi dari klien,
apakah ada dukungan luar
yang mempengaruhi berat
badannya
7. Kaji peningkatan
keseimbangan makanan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan
pasien.
S = Subjektif
O = Objektif
A = Analisa
P = Planning
DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2019). Standar Of Medical Are In Diabetes 2019 (1st ed., Vol. 42, pp. 2–6).
USA: American Diabetes Association. Retrieved from
https://care.diabetesjournals.org/content/42/Supplement_1

Bustan, M. N. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit tidak Menular. Jakarta:


Rineka Cipta.

Butcher, Howard.K,. Bulechk. Gloria. M., Docterman, Joanne M,.& Wagner Cheril,
(2018). Nursing Intervention Classification, edisi 7, Jakarta: ELSEVIER

Hadi, Purwanto. (2016). Keperawatan Medical Bedah II. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.

Moorhead, Sue., Swanson, Elizabeth, Jhonson, Marion & Maas Merdean L.(2018).
Nursing Outcomes Classification, edisi 6, Jakarta : ELSEVIER

Nanda, (2018). Diagnosis keperawatan Defenisi dan klasifikasi tahun 2018-2020.


Jakarta: EGC

Richard Donelly, Rudy Bilous. (2015). Buku Pegangan Diabetes. (B. Bariid, Ed.)
(4th ed.). Jakarta: Bumi Medika

Smeltzer, S. C. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 (5th ed.). Jakarta: Interna
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai