Anda di halaman 1dari 5

KLIPING

10 SATWA HARAPAN

OLEH :
KELOMPOK 2
AFIFAH KHAIRUNNISA
AULIA
AHMAD ADRIANSYAH
MUH. ARI
ALFEN JASTIN TAPA
MUH. IKMAL

SMP NEGERI 1 WUNDULAKO


2020
1. Cacing tanah
Cacing tanah atau lumbricus terretris Mempunyai
ukuran panjang antara 9 sampai 30 cm.  banyak
tersebut tergantung dari pada Ungu, makanan dan
lingkungan sekitarnya. Dari bentuk tubuh cacing tidak
mempunyai tangan, mata maupun kaki. Di bumi ini 
ada kurang lebih 2.700 jenis cacing tanah.
Cacing tanah  merupakan jenis hewan berdarah dingin
yang bisa  menumbuhkan kembali ekornya apabila
terpotong tetapi cacing tanah tidak bisa menumbuhkan
lagi kepalanya.  ketika pertama kali dilahirkan cacing
tanah berukuran tidak lebih besar dari sebutir beras.  Meskipun  tidak memiliki mata tetapi
cacing bisa menangkap sinar, karena ada bagian khusus di kepalanya yang berfungsi untuk
menangkap sinar itu, biasanya cacing tanah bergerak menjauhi sinar karena kulitnya akan jadi
kering jika terkena sinar lebih dari 1 jam.
Cacing tanah bisa hidup dengan baik apabila dilingkungannya tersedia air, makanan, oksigen,
dan temperatur yang sesuai. Apabila dibudidayakan maka setiap hektarnya bisa kita temukan
sekitar 1 juta  ekor cacing tanah. Setiap cacing tanah mempunyai kemampuan untuk membuat
lubang yang bisa menembus kedalaman  tanah. cacing tanah memproduksi kotoran hara nitrogen
yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Kotoran tersebut juga bisa mengikat partikel-partikel
tanah sehingga menjadi agregat-agregat yang memperbaiki struktur tanah agar menjadi lebih
baik.

2. Jangkrik
Hewan ini merupakan salah satu jenis serangga yang
mempunyai kedekatan dengan spesies belalang. Struktur
tubuh jangkrik berbentuk rata dengan adanya antena
yang panjang di kepalanya. Jangkrik mempunyai suara
yang khas dan digunakan oleh  jangkrik jantan untuk
menarik perhatian betinanya. Suara tersebut jika
semakin keras maka berarti suhu  sekitarnya sedang
naik.
Indonesia memiliki sekitar 123 jenis spesies jangkrik.
Sedangkan jangkrik yang sering dibudidayakan adalah
jenis Gryllus mitratus dan Gryllus testaclusIndah untuk makanan burung dan ikan. Khasiat bagi 
burung apabila jaringan makan jangkrik akan lebih rajin berkicau dan tubuhnya menjadi sehat.
Sedangkan bagi ikan Arwana bisa membuat tubuhnya menjadi lebih berkilau dan indah.
Siklus hidup seekor jangkrik bermacam-macam tergantung jenisnya.  Biasanya Jangkrik jantan
memiliki umur lebih pendek daripada jangkrik betina. Misalnya umur jangkrik jantan Gryllus
mitratus  sekitar 78 hari Sedangkan untuk yang betina bisa berumur 105 hari. Selain itu ukuran
tubuh betina lebih panjang jika dibandingkan dengan jantan.
3. Lebah madu
Hewan yg termasuk serangga yang bersifat sosial dan
hidup secara koloni. Setiap Lebah memiliki peranan
yang khusus dalam koloninya. Dalam struktur koloni
lebah terdapat tiga tingkatan : yang pertama seekor ratu,
yang kedua beberapa ratus jantan dan yang ketiga adalah
ribuan  lebah pekerja. Ada beberapa jenis lebah madu
yang biasa diternakkan,  seperti Apis indica yang berasal dari Asia, apis adonsonii dari Afrika
dan Apis mellifera yang berasal dari Eropa.
Dalam koloninya, setiap lebah  mempunyai ciri khas fisik dan tugas yang berbeda. pada lebah
jantan memiliki pantat yang tumpul dan tidak memiliki sengat, sedangkan lebah pekerja
memiliki pantat yang runcing dan mempunyai sengat. Lain halnya dengan lebah Ratu yang
mempunyai badan panjang, pantat  runcing dan mempunyai sengat.
Sarang lebah pada habitat alami dibentuk pada dahan pohon atau cabang-cabang tumbuhan
besar. Terdapat dua bagian pada sarang yaitu pada bagian atas berfungsi untuk menyimpan
madu sedangkan untuk bagian bawah berfungsi untuk mengerami telur.

4. Ulat sutra
Hewan ini merupakan jenis serangga yang
mempunyai ukuran tubuh yang besar dan
banyak ditemui di hutan tropis & subtropis. Ulat
sutra  bisa kita temukan di beberapa negara Asia
seperti Cina, Malaysia, Thailand dan Indonesia.
Ulat sutra atau attacus Atlas adalah hewan
polivoltin  yang bisa hidup sepanjang tahun dan
juga merupakan serangga polifagus yang bisa
hidup di 90 jenis tanaman sebagai makanan
Larvanya. Sama seperti ulat lainnya,  ulat sutra
mengalami metamorfosis secara sempurna.

5. RUSA TIMOR (Cervus timorensis)


Rusa Timor merupakan salah satu rusa asli
Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan
menjangan. Rusa Timor yang mempunyai nama
latin Cervus timorensis diperkirakan asli berasal
dari Jawa dan Bali, kini ditetapkan menjadi fauna
identitas provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB).Rusa timor sering juga disebut sebagai rusa
jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor
mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa,
Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor
Deer. Rusa Timor ditetapkan menjadi fauna identitas NTB, mempunyai bulu berwarna coklat
kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna
putih. Rusa Timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi
badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa Timor (Cervus timorensis) mempunyai berat badan
antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot
sekitar 140 kg. Ukuran rusa timor ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor)
namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya seperti Rusa Bawean, dan Menjangan, ukuran
tubuh rusa timor lebih besar. Rusa jantan memiliki tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk
akan tumbuh pertama kali pada anak jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi
sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing. 

6. ANOA (Bubalus sp)
Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi, Indonesia.
Anoa juga menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi
Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri
sebenarnya teridiri dari dua spesies (jenis) yaitu: anoa
pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah
(Bubalus depressicornis). Kedua satwa ini tinggal dalam
hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa
tersebut hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia.
Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering
diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya. Anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis) mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih gemuk dibandingkan saudara
dekatnya anoa pegunungan (Bubalus quarlesi). Panjang tubuhnya sekitar 150 cm dengan tinggi
sekitar 85 cm. Tanduk anoa dataran rendah panjangnya 40 cm. Sedangkan berat tubuh anoa
dataran rendah mencapai 300 kg. Anoa dataran rendah dapat hidup hingga mencapai usia 30
tahun yang matang secara seksual pada umur 2-3 tahun.

7. Burung Cendrawasih (Paradisaeidae sp)  

Burung Cenderawasih adalah burung khas Papua


dan merupakan anggota famili Paradisaeidae dari
ordo Passeriformes. Habitat aslinya di hutan-hutan
lebat yang umumnya terletak di daerah dataran
rendah. Burung yang hanya terdapat di Indonesia
bagian timur, Papua Nugini dan Australia timur ini
dikenal sebagai Bird of Paradise atau Burung
Surga. Burung Cenderawasih sudah dapat dikatakan
langka, maka diperlukan usaha untuk melestarikan burung Cenderawasih. Di Indonesia,
beberapa jenis Cenderawasih masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU
No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Diantaranya Cenderawasih raja (Cicinnurus
regius),Cenderawasih Merah atau Red bird of paradise (Paradisaea rubra). Pada umumnya
bulu burung Cenderawasih berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti; hitam,
putih, coklat, merah, orange, kuning, hijau, dan ungu. Burung ini semakin molek dengan
keberadaan bulu memanjang dan unik yang tumbuh dari paruh, sayap, atau kepalanya. 
8. Buaya

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang


hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi
seluruh spesies anggota suku Crocodylidae,
termasuk pula buaya sepit (Tomistoma
schlegelii). Meski demikian nama ini dapat
pula dikenakan secara longgar untuk
menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan
gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang
berlainan suku.

Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya
muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat
melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala
menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia
Tenggara hingga ke Australia utara.
9. Lintah

Lintah (Hirudinea) adalah hewan air seperti


cacing, berbadan pipih bergelang-gelang,
berwarna hitam atau cokelat tua, pada kepala dan
ujung badannya terdapat alat untuk mengisap
darah.

Hewan ini tergabung dalam filum Annelida dalam


kelas Hirudinea. Lintah atau Hirudinea
merupakan Upakelas yang membawahi berbagai
jenis spesies lintah dan pacet. Anggota jenis
cacing ini tidak mempunyai rambut, parapodia,
dan seta.

Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya,
Oligochaeta, mereka memiliki klitelum untuk menyimpan telur-telur pada segmen-segmen
tertentu. Seperti Oligochaeta, lintah juga hermafrodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa,
Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara
medis.

Bentuk tubuh lintah ini pipih, bersegmen, mempunyai warna kecokelatan, dan bersifat
hemaprodit. Pada musim kawin, klitelum akan keluar. Setelah terjadi perkawinan, alat tersebut
mensekresikan kokon untuk menyimpan telur dan sperma. Selain itu lintah juga dapat digunakan
untuk pengobatan.

10. Kupu-Kupu

Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga


yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga
bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap).

Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias


kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri
fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang
(diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu
malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap
dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu
biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu.
Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah
tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005).

Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih
dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar
lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi
salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.

Anda mungkin juga menyukai