Dosen Pembimbing :
Sunanto S.K.M.,M.Kes
Disusun Oleh :
1. Ike Nur Hikmatillah (14401.17.18012)
2. Ima Izkarimah (14401.17.18013)
3. Imroatus Sholehah (14401.17.18014)
4. Indah Yuliana Sabrina (14401.17.18015)
5. Indrayani Putri Salsabil (14401.17.18016)
6. Lalatul Badriyah (14401.17.18017)
7. Linda Rofi’ah (14401.17.18018)
8. M. Hendra Kurniawan (14401.17.18019)
9. Moh. Fauzi (14401.17.18020)
10. Muhammad Ibnoe F. (14401.17.18021)
2
2. Wawancara dengan orang tua penderita, pelaksanaan program imunisasi
dan, pelaksanaan program surveilans tingkat puskesmas, kontak di
sekolah, medis dan pramedis yang merawat di RS
3
Auskultasi thorax : Rh -/- ; Wh -/- ; Tonsil T3 Hyperemis, membrane
putih menutupi thonsil (photo terlampir) dan akral hangat.
4
5. Riwayat berkunjung penderita ke daerah tertular Difteri (-), tetapi
sebelum sakit penderita bersama orang tua pernah berpergian ke
Desa Sukapura Kec. Sukapura Kab. Probolinggo Provinsi Jawa
Timur untuk menghadiri satu pesta.
6. Pada 2 (dua) minggu terakhir sebelum penderita sakit, tidak ada
tamu atau keluarga yang datang berkunjung ke rumah mereka.
5
2. Adanya pergantian petugas Program Imunisasi puskesmas Dringu
(tahun 2017), sehingga pengetahuan dan keterampilan petugas yang
baru belum memadai.
3. Data cakupan imunisasi di puskesmas Dringu tidak terarsip dengan baik
selang 5 (lima) tahun terakhir
I.6 Pembahasan
Berdasarkan penyelidikan epidemologi KLB Difteri di Desa Sumber
Agung wilayah Puskesmas Dringu Kec. Dringu Kab. Probolinggo dapat
diperoleh data tentang faktor resiko kemungkinan penyebab KLB Difteri antara
lain:
1. Cakupan imunisasi DPT dan DT di Desa Sumber Agung pada kurun waktu
3 (tiga) tahun terakhir adalah masih rendah yaitu <80%.
2. Tidak ada kartu kontrol/matriks untuk mencatat suhu penyimpanan vaksin
(cold chain) setiap hari di Puskesmas Dringu
3. Data Cakupan Imunisasi di Puskesmas Dringu tidak terarsip dengan baik
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir karena adanya pergantian
pengelola program Imunisasi.
1.8 Kesimpulan
1. Telah terjadi KLB suspek difteri di desa Sumber Agung Kec. Dringu Kab.
Probolinggo, dengan di laporkannya 1 kasus difteri klinis (usia 7 tahun)
dengan status imunisasi sesuai pengakuan orang tua adalah lengkap (tidak
di butuhkan dengan kms).
6
2. Kontak kasus terdiri dari kontak serumah yaitu 3 orang kontak dan kontak
teman sekolah ada 8 orang (teman kelas 7 orang dan 1 orang wali kelas)
dengan status imunisasi ada yang tidak lengkap.
3. Cakupan munisasi DPT-HB-Hib, DT dan Td di kota Probolinggo dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir masih rendah (<80%)
4. Chold chain di Puskesmas Probolinggo tidak memiliki kartu kontrol suhu,
sebagai salah satu bagian SOP dari manajemen rantai dingin vaksin
5. Pelaksana program imunisasi di puskesmas Dringu masih baru (mulai
tahun 2017)
6. Hasil laboratorium swap hidung dan tenggorokan pada penderita adalah
negatif Negatif Corynebacterium diphteriae
7. Hasil laboratorium swap hidung pada kontak serumah (ayah, ibu, dan
kakek) semua Negatif Corynebacterium diphteriae, tetapi pada hasil
laboratorium dari ayah penderita ditemukan jenis bakteri lain yang satu
family dengan Corynebacterium yaitu corynobacterium
psydodiptheriticum ini dapat menginfeksi penderita yang jika kekebalan
tubuh rendah, kemungkinan bakteri spesies pseudodiptheriticum ini
dapat menginfeksi penderita yang jika kekebalan tubuh rendah,
kemungkinan dapat menimbulkan demam, kemungkinan muncul
pseudomembran putih seperti gejala pada kasus difteri
8. Hasil laboratorium swap hidung pada kontak teman sekolah dari penderita
adalah semua Negatif Corynobacterium diphteriae
1.9 Rekomendasi
Beberapa usulan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk pemasalah yang
ditemukan dilapangan diatas antara lain :
1. Meningkatkan cakupan imunisasi DPT-HB-Hib rutin <95% dan imunisasi
DT dan Td anak sekolah (BIAS), hal ini dapat dilakukan pada bulan
September dan November yang secara kebetulan bertepatan dengan BIAS
tahun 2017
2. Pengadaan alat pengukur suhu dan karu kontrol suhu untuk Cold Chain di
Puskesmas Dringu
3. Peningkatan kapasitas semua SDM pelaksana program imunisasi dan cold
chain di tingkat Puskesmas Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo (bukan
7
hanya pelaksana surveilans) untuk melakukan PE KLB melalui pelatihan
PE Penyakit Menular Potensial KLB
4. Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini terhadap KLB Penyakit yang
Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD31) Secara umum
5. Meningkatkan akurasi data cakupan imunisasi secara kumulatif maupun per
desa di Puskesmas Dringu dengan melakukan validasi data secara triwulan
6. Peningkatan peran kader dan masyarakat melalui KIE tentang Imunisasi dan
koodinasi dengan lintas sektor yaitu Kepala Desa dan Camat
7. Meningkatkan koordinasi dengan Toga dan Toma terkai pentingnya
imunisasi bagi bayi/balita
PENUTUP
Demikian laporan hasil penyelidikan KLB difteri ini dibuat kiranya
bermanfaat bagi semua pihak.