Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR  

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyusun kliping yang berjudul “Simbol, Alat, Dan Peraturan Dalam
Laboratorium” ini  tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Saya berharap agar kliping ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang apa saja
simbol, alat-alat laboratorium dan peraturan dalam laboratorium.

Dalam hal ini saya selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan dalam penyusunan kliping ini, untuk itu saya meminta maaf atas segala
keterbatasan waktu dan kemampuan saya dalam menyelesaikan kliping ini. Segala kritik dan
saran yang membangun senantiasa saya harapkan demi peningkatan kualitas kliping ini.

                                                                    Kefamenanu, Agustus 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................2

BAB II PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................3
B. Tujuan.................................................................................................3
C. Manfaat...............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Alat-Alat dan Fungsinya di Laboratorium.........................................4
B. Simbol-Simbol di Laboratorius........................................................14
C. Peraturan dalam Laboratorium.........................................................18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................20
B. Saran.................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Labolatorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pembelajaran
IPA. Di dalam labolatorium terdapat banyak peralatan yang mendukung percobaan
yang dilakukan oleh siswa. Supaya alat labolatorium bisa digunakan dalam jangka
panjang maka peralatan memerlukan perawatan secara berkala.
Alat dan bahan praktik IPA bagi seorang guru IPA merupakan sarana yang
sangat penting daam meaksanakan kegiatan beajar mengajar. Rasanya suit untuk
diperoleh hasil pengajaran yang baik jika kegiatan beajar mengajar IPA itu
diaksanakan tanpa melibatkan penggunaan alat dan bahan IPA. Kita tahu bahwa IPA
tidak bisa lepas dari kegiatan eksperimen di Laboratorium, karena apabila tanpa
adanya eksperimen maka kita akan banyak meminta siswa untuk menghafal fakta-
fakta yang kita informasikan, dengan eksperimen siswa sendiri kan menemukan fakta-
fakta itu dan dengan demikian mudah untuk mengingatnya.
Alat-alat fisika umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu dan kaca.
Perawatan alat tersebut dilakukan dengan cara menyimpan alat pada tempat yang
cukup kering ( tidak lembab ) dan tidak terkena cahaya matahari. Perawatan alat
sebaiknya dilakukan secara kontinu bergantung pada kondisi ruang penyimpanan alat
dan penempatan alat pada posisi yang tepat.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan kliping ini yaitu :
1.     Siswa dapat mempelajari alat-alat yang ada di laboratorium.
2.     Siswa dapat mengenali simbol-simbol berbahaya.
3. Siswa dapat mengetahui peraturan dalam laboratorium

C. Manfaat
Adapun manfaat dari kliping ini dapat digunakan sebaik mungkin untuk
memenuhi tugas fisika, keselamatan kerja di laboratorium maupun sebagai tambahan
pengetahuan umum bagi yang membacanya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alat-Alat dan Fungsinya di Laboratorium


Alat laboratorium umumya terbagi dalam beberapa jenis seperti : alat
glassware(gelas), alat titrasi, alat mikrobiologi, dll. Alat laboratorium perlu
pemahaman fungsi dan cara kerjanya serta  harus dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum/kegiatan lainnya di laboratorium.
Berikut adalah alat – alat laboratorium beserta fungsinya:
1. Erlenmeyer
 Meracik dan melarutkan bahan-bahan
komposisi media,
 Tempat kultivasi mikroba dalam kultur
cair,
 Tempat untuk melakukan titrasi bahan
 Erlenmeyer dengan tutup asah
digunakan untuk titrasi dengan
Fungsi tabung erlenmeyer adalah untuk pengocokkan kuat, dihubungkan dengan
: alat ekstraksi, alat destilasi dan
 Mengukur dan mencampur bahan- sebagainya.
bahan analisa,  Erlenmeyer tanpa tutup asah
 Menampung larutan, bahan padat digunakan untuk titrasi dengan
ataupun cairan, pengocokkan lemah hingga sedang.
2. Labu destilasi

fraksionasi dan distilasi sederhana


adalah adanya kolom fraksionasi.
 Destilasi uap – digunakan pada
campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C
atau lebih Selain itu destilasi uap dapat
Fungsi  Labu destilasi adalah untuk : digunakan untuk campuran yang tidak
 Destilasi sederhana – larut dalam air di semua temperatur, tapi
digunakan untuk memisahkan zat cair dapat didestilasi dengan air.
yang titik didih nya rendah, atau  Destilasi vakum – digunakan jika
memisahkan zat cair dengan zat padat senyawa yang ingin didestilasi tidak
atau minyak. Hasil dari destilasi ini tidak stabil, dengan pengertian dapat
benar-benar murni. terdekomposisi sebelum atau mendekati
 Destilasi bertingkat – titik didihnya atau campuran yang
digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih di atas 150 °C.
memiliki titik didih yang  Destilasi azeotrop – Digunakan dalam
berdekatan.Pada dasarnya sama dengan memisahkan campuran azeotrop
destilasi sederhana. Perbedaan distilasi (campuran campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan karena

4
komponen-komponennya memiliki titik  Destilasi kering – digunakan
didih yang konstan). Dalam proses untuk memanaskan material padat untuk
destilasinya digunakan senyawa lain mendapatkan fasa uap dan cairnya.
yang dapat memecah ikatan azeotrop.
 3. Gelas beaker

 Sebagai wadah untuk


menyimpan dan membuat larutan.
 Sebagai wadah untuk memanaskan
bahan diatas hot plate, khusus untuk
beker glass yang terbuat dari kaca
borosilat
 Gelas Beaker biasa digunakan untuk
Fungsi  Gelas beaker adalah untuk : tempat mencampur, memanaskan cairan,
 Untuk mengukur volume mereaksikan bahan, dan membawa
larutan atau bahan yang tidak sampel cair atau padat.
membutuhkan tingkat ketelitian yang  Gelas beaker juga digunakan untuk
tinggi. menampung cairan titrasi dan filtrat
hasil penyaring
4. Corong gelas

 Sebagai alat bantu dalam melakukan


penyaringan, yaitu sebagai tempat
meletakkan kertas saring
 Corong digunakan untuk memasukan
atau memindah larutan air satu tempat
ke tempat lain dan digunakan pula untuk
Fungsi Corong gelas adalah untuk proses penyaringan setelah diberi kertas
 Sebagai alat bantu untuk saring pada bagian atas.
memindah / memasukkan larutan ke  Untuk menyaring campuran kimia
wadah / tempat yang mempunyaai dengan gravitasi.
dimensi pemasukkan sampel bahan
kecil.
5. Corong bucher

Fungsi corong gelas adalah untuk menyaring


larutan dengan dengan bantuan pompa vakum.

6. Buret

5
Fungsi Buret adalah untuk titrasi, tapi pada
keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk
mengukut volume suatu larutan.

7. Corong Pisah

Fungsi corong pisah adalah untuk


memisahkan dua larutan yang tidak bercampur
karena adanya perbedaan massa jenis. Corong
pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.

8. Labu ukur leher panjang

Fungsi Labu ukur leher panjang adalah untuk


membuat dan atau mengencerkan larutan
dengan ketelitian yang tinggi.

9. Gelas ukur

Fungsi Gelas ukur adalah untuk mengukur


volume larutan. Pada saat praktikum dengan
ketelitian tinggi gelas ukur tidak
diperbolehkan untuk mengukur volume
larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi
dilakukan menggunakan pipet volume.
10. Kondensor

Untuk destilasi larutan.


Lubang lubang bawah tempat air masuk,
lubang atas tempat air keluar.

11. Filler (karet pengisap)

6
Untuk menghisap larutan yang akan dari botol
larutan.
Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan
karet pengisat yang telah disambungkan pada
pipet ukur.

12. Pipet Ukur

Untuk mengukur volume larutan

13. Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik

Digunakan untuk mengambil larutan dengan


volume tertentu sesuai dengan label yang
tertera pada bagian pada bagian yang
menggembung.

14. Pipet Tetes


Untuk meneteskan atau mengambil larutan
dengan jumlah kecil.

15. Pengaduk

Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik


akan direaksikan mapun ketika reaksi
sementara berlangsung.

16. Tabung reaksi

Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

7
17. Spatula
bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi
dengan logam digunakan spatula plastik
sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi
dengan dengan logam dapat digunakan
Untuk mengambil bahan-bahan kimia spatula logam.
dalam bentuk padatan, misalnya dalam
18. Kawat Nikrom

untuk uji nyala dari beberapa zat.

19. Pipa kapiler atau kaca kapiler

Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan


digunakan pula dalam penentuan titik lebur
suatu zat.

20. Desikator 

Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus


bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis desikator
yaitu desikator biasa dan desikator vakum.

21. Indikator universal

Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.


Caranya: setelah kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna yang ada pada
kotak kertas universal.

22. Gelas arloji

 Sebagai penutup saat melakukan


pemanasan terhadap suatu bahan kimia
 Untuk menimbang bahan-bahan kimia
 Untuk mengeringkan suatu bahan dalam
  
desikator.
23. Hot hands

8
Untuk memegang peralatan gelas yang masih
dalam kondisi panas.

 24. Klem dan statif


Sebagai penjepit, misalnya:
• Untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi
• Menjepit buret dalam proses titrasi
• Untuk menjepit kondensor pada
proses destilasi.
25. Ring 

Untuk menjepit corong pemisah dalam proses


pemisahan dan untuk meletakan corong pada
proses penyaringan.

26. Clay triangle

Untuk menahan wadah, misalnya krus pada


saat pemanasan ataau corong pada waktu
penyaringan.

27. Kaca mata pengaman

Untuk melindungi mata dari bahan yang


menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari
percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut
dan zat-zat kimia yang meletup ketika
dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.
28. Pemanas spiritus

Untuk membakar zat atau memmanaskan


larutan.

29. Pemanas atau pembakar bunsen

9
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu
proses.

30. Hot plate

Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk


larutan yang mudah terbakar.

31. Oven 

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum


digunakan dan digunakan untuk mengeringkan
bahan yang dalam keadaan basah.

32. Tanur 

Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi,


sekitar 1000 °C.

33. Inkubator 

Digunakan untuk fermentasi dan


menumbuhkan media pada pengujian secara
mikrobiologi.

34. Rotavapor

10
Untuk memisahkan zat dari suatu campuran.
Misalnya untuk memisahkan pelarut n-
heksana yang digunakan untuk megektraksi
minyak dari suatu bahan.

35. Cawan petri

Digunakan untuk membiakkan sel. Cawan


petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak
kecil sebagai wadah dan yang lebih besar
merupakan tutupnya

36. PH meter

Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman


dari suatu zat.

37. Multimeter 

Untuk mengukur kuat arus listrik atau


hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat
arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam
sel galvani.

38. Ozon Generator

Untuk membuat ozon dalam laboratorium


dengan bahan dasar oksigen (O2) murni

39. Lup

11
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk
mengamati kenaikan atau penurunan suhu
pada termometer terutama termometer raksa
yang tidak berwarna.
40. Botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan bahan
kimia atau sering juga di gunakan untuk
menyimpan indikator asam basa seperti
fenolftalin.

41. Kertas saring

Untuk menyaring larutan.

42. Kaki tiga

Kaki tiga sebagai penyangga pembakar


spirtus.

43. Kawat kasa

Sebagai alas atau untuk menahan labu atau


beaker pada waktu pemanasan menggunakan
pemanas spiritus atau pemanas bunsen

44. Rak tabung reaksi

Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan


pada saat melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun
dalam mereaksikan zat yang menggunakan
tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak
tabung reaksi demi keamanan diri sendiri
maupun orang lain.

12
45. Penjepit

Untuk menjepit tabung reaksi.

46. Stirer 

Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk


larutan. Batang-batang magnet diletakan di
dalam larutan kemudian disambungkan arus
listrik maka secara otomatis batang magnetik
dari stirer akan berputar.
47. Mortal dan pastle

Menghaluskan zat yang masing bersifat


padat/kristal.

48. Krusibel 

Terbuat dari persolen dan bersifat inert,


digunakan untuk memanaskan logam-logam.

49. Evaporating dish

Digunakan sebagai wadah. Misalnya


penguapan larutan dari suatu bahan yang
tidak mudah menguap.

50. Botol semprot

13
Menyimpan aquadest dan digunakan untuk
mencuci atau membilas alat-alat dan bahan

51. Plat tetes

Tempat untuk mereaksikan zat dalam jumlah


kecil

52. Lemari asam

Menyimpan larutan yang bersifat asam

53. Naraca analitic

Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat


ketelitian lebih tinggi dari neraca timbangan.

54. Centrifuge 

Memisahkan dan mengendapkan padatan dari


larutan

55. Desikato/Eksikator 

Fungsi Desiaktor adalah untuk mengeringkan


kadar air pada zat/objek

14
56. Mikropipet 

Fungsi Mikropipet adalah untuk


memindahkan cairan dengan volume yang
sangat kecil

57. Piknometer

Fungsi Piknometer adalah untuk mengukur


nilai massa jenis atau densitas fluida.

58. Mikroskop

Fungsi mikroskop adalah untuk mengamati


benda-benda renik yang terlihat sangat kecil
sehingga terlihat lebih besar dari aslinya

59. Neraca atau timbangan

Neraca atau timbangan berfungsi untuk


pengukuran massa suatu benda

60. Gold meter


Gold meter berfungsi untuk :
 Memeriksa kadar emas pada suatu
objek
 membedakan emas dengan bahan
campuran lainnya
 menimbang massa emas

B. Simbol-Simbol di Laboratorium

15
Simbol Keterangan

Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak
langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan  dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung
dengan kulit. Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya
bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan Atripin.
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari
benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan
bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan
api.
Contoh : Minyak terpentin.

16
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta
hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara
yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive. Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang
dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor,
serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

17
Nama : Flammable Liquid
Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi
mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.
Nama : Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan
material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.
Nama : Spontaneously Combustible Substances
Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau sumber
api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.
Nama : Dengerous When Wet
Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak
lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak dengan
material lain yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium
dichromate.
Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang digunakan
dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide, Dicetyl
perdicarbonate.
Nama : Non Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
bahan-bahan yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon tetrachloride.
Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

18
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.
Nama : Inhalation Hazard
Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau
pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.
Nama : Infection Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.
Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material
lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
Nama : Marine Pollutant
Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai yang
mengalir ke laut.

C. Peraturan Dalam Laboratorium


1.     Selama di Laboratorium
a.     Pastikan kalau kita bekerja di laboratorium harus dengan ijin guru karena
ruangan laboratorium harus bersih dan rapi.
b.     Sebaiknya kita tidak makan dan minum di laboraturium. Selain membuat
kotor, kita bias salah makan/minum bahan kimia di laboratorium.
2.     Sebelum Memulai Eksperimen
a.     Bacalah petunjuk pemakaian bahan dan alat dengan teliti, untuk
menghindari kesalahan.
b.     Siapkan dan aturlah penempatan bahan serta alat laboratorium supaya
semuanya cepat dan mudah di ambil.
3.     Selama Eksperimen
A.    Selalu bertanya bila tidak mengerti atau tidak tahu pasti tentang cara kerja
alat – alat laboratorium.
B.     Jangan menghirup atau mencicipi bahan kimia apapun tanpa seijin guru.
BAHAYA!! Kalau memang harus mencium baunya, cukup kibaskan tangan
mu dekat tabung reaksi yang di arahkan ke hidung.
C.     Jangan mengarahkan tabung reaksi berisi bahan kimia yang sedang
dipanaskan kepada orang lain. Arahkanlah ke tempat kosong, karena bias
meledak! BAHAYA!!
D.    Gunakan kacamata laboratorium saat memanaskan dan mencampur bahan
kimia.

19
E.     Bersihkan semua tumpahan bahan kimia yang masih tercecer. Tanyakan
pada guru apakah perlu mencairkan tumpahan dengan air dulu sebelum
dibersihkan.
4.     Setelah Eksperimen
A.    Bersihkan semua peralatan, kembalikan ke tempat semula.
B.     Buanglah sisa – sisa eksperimen ke tempat pembuangan yang benar.
Jangan membuang bahan korosif (dapat membuat berkarat) ke wastafel atau
toilet.
C.     Cucilah tangan dengan bersih sebelum meninggalkan laboratorium.
D.    Jangan memindahkan bahan – bahan kimia dan peralatan dari
laboratorium.
5.     Bila terjadi kecelakaan waktu kita sedang bekerja di laboratorium, apa yang
harus kita lakukan?
a.     Laporkan semua kecelakaan, bila ada yang pecah dan tumpah kepada
guru secepatnya.
b.     Bila bahan kimia masuk ke mulut dengan tidak sengaja, cepat keluarkan.
Berkumur sebanyak mungkin bilaslah mulut dengan air minum dan
beritahukan kepada guru.
c.      Bila bahan kimia tumpah lalu kena badan atau baju kita, segera
bersihkan dengan air dan laporkan pada guru.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
  Adapun kesimpulan dari kliping ini antara lain adalah :
1.         Penggunaan alat sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus difahami
oleh semua penggunanya, baik itu guru, laboran maupun siswa. Hal ini dapat
dilakukan dengan membaca dan memahami buku manual penggunaan alat sehingga
ketika percobaan dilakukan tidak terjadi kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-
alat laboratorium.
2.         Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan
untuk memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu
juga dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat
peraga.
3.         Penggunaan laboratorium sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap siswa
agar alat dan bahan praktik bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing

B. Saran
Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus
diketahui petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat
laboratorium IPA fisika yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.
Perlu diadakan survey / studi lapangan ke beberapa sekolah sampel sebelum
dilakukan penulisan naskah, agar penulis dapat berinteraksi langsung dengan pekerja
laboratorium (guru, laboran, dan siswa). Dengan adanya survey / studi lapangan
tersebut diharapkan penulis lebih peka dan lebih fokus membahas mengenai alat-alat
laboratorium apa saja yang biasanya menjadi permasalahan dalam perawatan,
penyimpanan, dan perbaikan.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://alatlabor61.wordpress.com/2018/08/03/60-macam-alat-laboratorium-dan-
fungsinya/

http://anaqahhamid.blogspot.com/

http://rangkumanbiologideb.blogspot.com/2013/05/peraturan-laboratorium.html

http://sains-inaction.blogspot.com/2014/09/simbol-simbol-bahaya-di-
laboratorium.html

22

Anda mungkin juga menyukai