Anda di halaman 1dari 23

“KEPERAWATAN HOME CARE PADA KELUARGA DENGAN MASALAH

KESEHATAN HIPERTENSI”

Analisis Jurnal

Oleh

MEYSKE BUMULO

NIM : 841719020

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau

lebih dan tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan

darah persisten, di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg

dan tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut WHO 2010, batasan tekanan darah normal

orang dewasa adalah maksimum 140/90 mmHg. Apabila tekanan darah seseorang di atas

angka tersebut pada beberapa kali pengukuran di waktu yang berbeda, orang tersebut bisa

dikatakan menderita hipertensi. (Ibrahim,2010).

Menurut Yonata (2016), Diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4 % orang

diseluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi

29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju

dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia. Komplikasi

hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian diseluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi

menyebabkan setidaknya 45% kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian

karena stroke. Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, terutama

penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3

juta kematia pada tahun 2030 (Infodatin Jantung, 2014). Hasil laporan Badan Litbangkes

untuk registrasi penyebab kematian di 15 kabupaten/kota tahun 2011, proporsi penyebab

kematian kelompok lansia (umur 55-64 tahuin dan >65 tahun) yang paling tinggi adalah
stroke dan ischemic heartdiseases (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI,

2013).

Fakor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi menurut AHA (2016) yaitu

gen, usia, obesitas, mengkonsumsi sodium (garam) terlalu banyak, 4 mengkonsumsi

alkohol terlalu banyak, diabetes dan tidak beraktivitas fisik. Menurut WHO (2012),

aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya gerakan tubuh

manusia, aktivitas ini memenuhi semua kehidupan manusia. Aktivitas fisik sangat

mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan

fisik cendrung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi, hal tersebut

mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha

otot jantung dalam memompa darah, maka semakin besar pula tekanan yang dibebankan

pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikan

tekanan darah (Triyanto, 2014). Permasalahan yang sering muncul pada pasien hipertensi

primer yang menjalani perawatan di rumah yaitu, sebagian besar pasien tidak mengambil

obat antihipertensi, tidak mengubah aktivitas fisik dan tidak mematuhi diet setelah

didiagnosis hipertensi disebabkan perawat hanya melakukan komunikasi saat memulai

rekomendasi pengobatan dengan pasien dan kurang memberikan penyuluhan serta

pemantauan tindak lanjut di rumah, alasan lain pasien karena cemas pada efek samping

obat antihipertensi dan pasien kurang mendapatkan dukungan social dari lingkungan

sekitarnya (Shima, 2014).

Sebagai salah satu solusi untuk menekan kejadian hipertensi ini dapat dilakukan

dengan Pemberian home care yang dilaporkan dapat memberikan pemahaman yang lebih

kepada pasien tentang penyakit yang diderita dan dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien. Home Care, perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari

perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional

maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan (Aulya, 2016).

Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan

kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan

dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang

bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk

penyakit terminal (Asmi, 2019). Menurut (Ode,2012) Tujuan primer dari pelayanan home

care sebenarnya adalah promosi kesehatan dan edukasi, tetapi saat ini sebagian pasien

juga melakukan pelayanan kesehatan dirumah karena adanya kebutuhan perawatan dan

atau layanan medis. Fokus pelayanan ini adalah kemandirian pasien dan keluarganya,

Perawat menangani pemulihan dan stabilitasi penyakit di rumah dan mengidentifikasi

masalah yang berhubungan dengan gaya hidup, keamanan, lingkungan, dinamika

keluarga, dan praktik layanan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membuat analisis

jurnal dengan judul Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan

Hipertensi.

1.2. Tujuan

Untuk Menganalisis Gambaran Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah

Kesehatan Hipertensi
1.3. Manfaat

1.3.1 Manfaat Praktis

Menambah ilmu pengetahuan perawat tentang Gambaran Keperawatan Home

Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan Hipertensi

1.3.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pemberian intervensi keperawatan

gerontik yaitu Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan

Hipertensi
BAB II

METODE DAN TINJAUAN TEORITIS

2.1 Metode Pencarian

Analisis jurnal dilakukan dengan mengumpulkan artikel hasil publikasi ilmiah tahun

2015-2020 dengan penulusuran menggunkan data based Google Cendekia Scholar dengan

alamat situs https://scholar.google.co.id.

Strategi pencarian literature penelitian yang relevan untuk analisis jurnal dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Kata Kunci Hasil Pencarian


Keperawatan Home Care 7.810
Masalah Kesehatan Keluarga 4.200
Hipertensi 20.100

Jurnal yang dipilih : Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan

Masalah Kesehatan Hipertensi

2.2 Konsep tentang Tinjauan Teoritis

1. KONSEP DASAR HIPERTENSI

a. Definisi

Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan

tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg (Ferri, 2017). Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi

adalah salah satu jenis penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama

terjadinya hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering

dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi, 2014), sedangkan menurut Setiati (2015),
hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem

kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya disebabkan oleh beberapa faktor/ multi

faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor tunggal (Setiati, 2015).

b. Etiologi

Menurut Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, hipertensi terbagi atas

dua bagian, yaitu :

1) Hipertensi Primer (Esensial) Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi

dewasa antara 90% - 95%. Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang

dapat diidentifikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor (Smeltzer,

2013; Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014). Hipertensi primer tidak bisa

disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini,

faktor genetik mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan

bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap selama

bertahun-tahun (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).

2) Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan

darah dan disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,

kehamilan, medikasi tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa

bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya perubahan pada curah

jantung

c. Faktor Resiko

Menurut Fauzi (2014), jika saat ini seseorang sedang perawatan penyakit hipertensi

dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang tersebut dalam keadaan normal, hal itu
tidak menutup kemungkinan tetap memiliki risiko besar mengalami hipertensi kembali.

Lakukan terus kontrol dengan dokter dan menjaga kesehatan agar tekanan darah tetap

dalam keadaan terkontrol. Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu :

1) Tidak dapat diubah:

 Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada orangtua atau

saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi menjadi lebih

besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi

pada kembar identik dibandingkan kembar tidak identik. Selain itu pada sebuah

penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah

tekanan darah tinggi.

 Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambahnya usia semakin besar pula

resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan

regulasi hormon yang berbeda

2) Dapat diubah

 Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan tubuh

menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah.

 Kolesterol, Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah menyebabkan

timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah

menyempit, pada akhirnya akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.

 Kafein, Kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah. Setiap cangkir

kopi mengandung 75-200 mg kafein, yang berpotensi meningkatkan tekanan

darah 5-10 mmHg.


 Alkohol, alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah. Ini akan

menyebabkan tekanan darah meningkat.

 Obesitas, Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal, memiliki

peluang lebih besar terkena hipertensi.

 Kurang olahraga, Kurang olahraga dan kurang gerak dapat menyebabkan tekanan

darah meningkat. Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi namun

tidak dianjurkan olahraga berat.

 Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang cenderung

meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress telah berlalu

maka tekanan darah akan kembali normal.

 Kebiasaan merokok, Nikotin dalam rokok dapat merangsang pelepasan

katekolamin, katekolamin yang meningkat dapat mengakibatkan iritabilitas

miokardial, peningkatan denyut jantung, serta menyebabkan vasokonstriksi yang

kemudian meningkatkan tekanan darah.

 Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme rennin

aldosteron-mediate volume expansion, Penghentian penggunan kontrasepsi

hormonal, dapat mengembalikan tekanan darah menjadi normal kembali.

Walaupun hipertensi umum terjadi pada orang dewasa, tapi anakanak juga

berisiko terjadinya hipertensi. Untuk beberapa anak, hipertensi disebabkan oleh masalah

pada jantung dan hati. Namun, bagi sebagian anak-anak bahwa kebiasaan gaya hidup

yang buruk, seperti diet yang tidak sehat dan kurangnya olahraga, berkonstribusi pada

terjadinya hipertensi (Fauzi, 2014).

d. Patofisiologi
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total resistensi/ tahanan

perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output didapatkan melalui

perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung)

dengan hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi

untuk mempertahankan pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan suatu

abnormalitas dari kedua faktor tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan curah

jantung dan resistensi perifer yang juga meningkat (Kowalak, 2011; Ardiansyah, 2012).

Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada pasien hipertensi dapat

menyebabkan beban kerja jantung akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan

resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat,

ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung

juga meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat

mempertahankan curah jantung yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis

arteri koronaria, maka jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat aliran darah

yang menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul angina pektoris atau infark

miokard. Hipertensi juga mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah yang semakin

mempercepat proses aterosklerosis dan kerusakan organorgan vital seperti stroke, gagal

ginjal, aneurisme dan cedera retina (Kowalak, 2011).

e. Manifestasi Klinis

Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki tanda/ gejala

khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada gejala ringan yaitu
pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat

marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah,

mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah di hidung) (Fauzi, 2014; Ignatavicius,

Workman, & Rebar, 2017).

Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi, diantaranya adalah

(Smeltzer, 2013):

 Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain selain tekanan

darah tinggi.

 Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat, penyempitan arteriol,

dan bintik katun-wol (cotton-wool spots) (infarksio kecil), dan papiledema bisa

terlihat pada penderita hipertensi berat.

 Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling berhubungan

dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah yang terganggu.

 Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan angina atau infark

miokardium.

 Terjadi Hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal jantung.

 Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN, serta kadar

kreatinin).

 Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik transien [TIA]

[yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau kemampuan bicara, pening,

kelemahan, jatuh mendadak atau hemiplegia transien atau permanen]).

f. Penatalaksanaan
Setiap program terapi memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencegah kematian dan

komplikasi, dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang

dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau penderita

penyakit ginjal kronis) kapan pun jika memungkinkan (Smeltzer, 2013).

1) Pendekatan nofarmakologis mencakup penurunan berat badan; pembatasan alkohol

dan natrium; olahraga teratur dan relaksasi. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension) tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti

menurunkan tekanan darah tinggi (Smeltzer, 2013).

2) Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek samping terkecil, dan peluang

terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia sebagai terapi lini pertama :

diuretik dan penyekat beta (Smeltzer, 2013).

3) Tingkatkan kepatuhan dengan menghindari jadwal obat yang kompleks (Smeltzer,

2013). Menurut Irwan (2016), tujuan pengobatan hipertensi adalah mengendalikan

tekanan darah untuk mencegah terjadinya komplikasi, adapun penatalaksanaannya

sebagai berikut :

 Medikamentosa Pengendalian faktor risiko. Promosi kesehatan dalam rangka

pengendalian faktor risiko, yaitu :

 Turunkan berat badan pada obesitas

 Pembatasan konsumsi garam dapur (kecuali mendapat HCT)

 Hentikan konsumsi alcohol

 Hentikan merokok dan olahraga teratur

 Pola makan yang sehat

 Istirahat cukup dan hindari stress


 Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah) diet hipertensi.

 Medikamentosa meliputi : Hipertensi ringan sampai sedang, dicoba dulu diatasi

dengan pengobatan non medikamentosa selama 2-4 minggu. Medikamentosa

hipertensi stage 1 mulai salah satu obat berikut :

 Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg/hari dosis tunggal pagi hari

 Propanolol 2 x 20-40 mg sehari

 Methyldopa

 MgSO4

 Kaptopril 2-3 x 12,5 mg sehari

 Nifedipin long acting (short acting tidak dianjurkan) 1 x 20-60 mg

 Tensigard 3 x 1 tablet

 Amlodipine 1 x 5-10 mg

 Diltiazem (3 x 30-60 mg sehari) kerja panjang 90 mg sehari.

g. Komplikasi

Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ, antara lain sebagai berikut (Irwan,

2016) :

1) Serebrovaskuler: stroke, transient ischemic attacks, demensia vaskuler, ensefalopati

2) Mata : retinopati hipertensif

3) Kardiovaskuler : penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau hipertrofi ventrikel kiri,

penyakit jantung koroner, disfungsi baik sistolik maupun diastolik dan berakhir pada

gagal jantung (heart failure)

4) Ginjal : nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis

5) Arteri perifer : klaudikasio intermiten.


h. Pencegahan

Menurut Riyadi (2011), pencegahan hipertensi terbagi atas dua bagian, yaitu :

1) Pencegahan primer Faktor risiko hipertensi antara lain: tekanan darah di atas rata-rata,

adanya riwayat hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardia, obesitas,

dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk :

 Mengatur diet agar berat badan tetap idel juga untuk menjaga agar tidak terjadi

hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan sebagainya.

 Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

 Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.

 Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

2) Pencegahan sekunder. Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui

menderita hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang bisa dilakukan berupa :

 Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun tindakan-

tindakan seperti pencegahan primer.

 Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal atau

stabil mungkin.

 Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol.

 Batasi aktivitas

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No Author Judul Metode Hasil Source


1 Asmi (2019) Keperawatan Studi kasus Hasil penelitian menunjukan Google
Home Care Pada dengan bahwa dalam penyusunan sholar
Keluarga dengan menggunakan rencana asuhan keperawatan
Masalah pendekatan keluarga, penulis
Kesehatan proses memperoleh pengalaman
Hipertensi keperawatan nyata tentang penerapan
keluarga yang asuhan secara langsung pada
sistematis untuk keluarga binaan. Kesimpulan
memperoleh pada perawatan keluarga
data yang hendaknya menggunakan
lengkap pendekatan yang sistematis
dengan metode; untuk mengindentifikasi
wawancara, masalah
observasi. kesehatan secara tepat dan
peningkatan informasi yang
diberikan oleh petugas
kesehatan guna
meningkatkan pemahaman
keluarga dan masyarakat
terhadap suatu penyakit yang
dialami dan masalah
kesehatan yang terkait
dengan kehidupan orang
banyak, melalui preventif,
dan promosi kesehatan

2 Rina (2016) Pengalaman Fenomenologi Hasil penelitian ini


Pasien Hipertensi deskriptif. menggambarkan tentang
Primer Suku Metode yang gambaran yang mendalam
Minang Yang digunakan pasien hipertensi primer suku
Menjalani dalam penelitian Minang yang menjalani
Perawatan Di inimenggunakan perawatan di rumah meliputi
Rumah metode Colaizzi pandangan pasien tentang
yang terdiri dari hipertensi yang dipengaruhi
7 langkah oleh pengetahuan, kebiasaan
yang dijalani, rutinitas sehari-
hari dalam pengendalian
tekanan darah di rumah,
perasaan dan keyakinan
terhadap kesehatan,
hambatan dalam
pengendalian tekanan darah
di rumah, dukungan
yang diperoleh dalam
pengendalian tekanan darah
di rumah serta kepercayaan
terhadap penggunaan obat
alternatif (alami)
3 Meilianingsih Pelayanan Home Quasi Terdapat perbedaan yang
(2016) Care Terhadap Experiment bermakna pada tingkat
Tingkat Dengan kemandirian keluarga dalam
Kemandirian Pendekatan Pre- merawat anggota keluarga
Keluarga Dalam Post-Test dengan DM tipe 2 sebelum
Merawat Anggota Control Group dan setelah dilakukan
Keluarga Dengan Design pelayanan home care pada
Diabetes Melitus kelompok perlakuan(p=0,00),
Tipe 2 selanjutnya terdapat
perbedaan yang bermakna
juga antara kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan
(p=0,00).
Simpulan: pelayanan home
care dapat meningkatkan
kemandirian keluarga dalam
merawat anggota keluarga
dengan DM tipe 2.

4 Kholifah Home Care Penelitian Hasil penelitian menyatakan


(2012) Evaluasi Pelaksanaan Home Care
sendiri merupakan aplikasi
dari berbagai macam ilmu
keperawatan yang
mempelajari manusia baik
sebagai individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Perawatan di rumah
merupakan kunjungan rumah
yang dilakukan oleh perawat,
dilaksanakan untuk
membantu individu, keluarga
dan masyarakat, mencapai
kemandirian dalam
menyelesaikan masalah yang
mereka hadapi. Lamanya
kunjungan rumah disesuaikan
dengan kebutuhan klien.
Manfaat home care bagi klien
dan keluarga membantu
meringankan biaya rawat
inap, Mempererat ikatan
keluarga, Merasa lebih
nyaman

5 Punitha The Effectiveness Exploratory Hasil penelitian menyatakan


(2019) of Home Based Study dengan Perawatan di rumah
Nursing Care in atau Home care memiliki
Treatment of kesempatan untuk mencegah
Hospital Acquired timbulnya ulkus tekan yang
Pressure Ulcer baru, selain itu itu, dengan
(HAPU) in dilakukannya home care
Participants perawat juga lebih efektif
Seeking dalam mengelola dan
Home Health mengembangkan rencana
Services: An keperawatan dalam
Exploratory Study menangani ulkus. Dengan
home care juga dapat melatih
kemandirian pasien serta
dapat meminimalkan resiko
membruknya luka

3.2 Pembahasan

1. Jurnal ini dipublikasikan oleh Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol, 10, No, 2,

Desember 2019, yang disusun oleh Asmi (2019) dengan judul penelitian Keperawatan

Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan Hipertensi. Tujuan Penelitian

memperoleh gambarannyata tentang pelaksanaan studi kasus home care pada keluarga

dengan masalah kesehatan Hipertensi. Metode penelitian yang akan digunakan adalah studi

kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga yang sistematis

untuk memperoleh data yang lengkap dengan metode; wawancara, observasi. Hasil

penelitian menunjukan bahwa dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga,

penulis memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan asuhan secara langsung pada

keluarga binaan. Kesimpulan pada perawatan keluarga hendaknya menggunakan

pendekatan yang sistematis untuk mengindentifikasi masalah kesehatan secara tepat dan

peningkatan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan guna meningkatkan

pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap suatu penyakit yang dialami dan masalah
kesehatan yang terkait dengan kehidupan orang banyak, melalui preventif, dan promosi

kesehatan.

2. Jurnal ini disusun oleh Rina (2016) dengan judul penelitian Pengalaman Pasien

Hipertensi Primer Suku Minang Yang Menjalani Perawatan Di Rumah, Yang

Dipublikasikan Oleh Ners Jurnal Keperawatan,Volume 12, No.1, Maret 2016. Penelitian

ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman pasien hipertensi primer suku

Minang yang menjalani perawatan di rumah. Jenis penelitian ini adalah fenomenologi

deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Colaizzi

yang terdiri dari 7 langkah. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 15 partisipan.

Hasil penelitian ini menggambarkan tentang gambaran yang mendalam pasien hipertensi

primer suku Minang yang menjalani perawatan di rumah meliputi pandangan pasien

tentang hipertensi yang dipengaruhi oleh pengetahuan, kebiasaan yang dijalani, rutinitas

sehari-hari dalam pengendalian tekanan darah di rumah, perasaan dan keyakinan terhadap

kesehatan, hambatan dalam pengendalian tekanan darah di rumah, dukungan yang

diperoleh dalam pengendalian tekanan darah di rumah serta kepercayaan terhadap

penggunaan obat alternatif (alami).

3. Jurnal yang dipublikasikan oleh JPPNI Vol.01/No.01/April-Juli/2016 yang disusun oleh

Meilianingsih dengan judul penelitian Pelayanan Home Care Terhadap Tingkat

Kemandirian Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Diabetes Melitus

Tipe 2 Hasil penelitiannya menytakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada

tingkat kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 sebelum
dan setelah dilakukan pelayanan home care pada kelompok perlakuan (p=0,00),

selanjutnya terdapat perbedaan yang bermakna juga antara kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan (p=0,00). Untuk mencapai hasil yang maksimal perlu peningkatan

pelayanan keperawatan keluarga dalam bentuk Home Care secara berkesinambungan

sehingga kemandirian keluarga dalam mengenal dan mengatasi masalah kesehatan di

keluarganya semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

pelayanan home care dapat meningkatkan kemandirian keluarga dalam merawat anggota

keluarga dengan DM tipe 2.

4. Jurnal yang dipublikasikan oleh Jurnal Keperawatan ini disusun oleh Kholifah tahun 2012,

dengan judul penelitian Home Care. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Home Health

Care/Home Care merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan termasuk pada

asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan di rumah. Pelaksanaan Home Care

sendiri merupakan aplikasi dari berbagai macam ilmu keperawatan yang mempelajari

manusia baik sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawatan di rumah

merupakan kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat, dilaksanakan untuk membantu

individu, keluarga dan masyarakat, mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah

yang mereka hadapi. Lamanya kunjungan rumah disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Home care dimulai dengan fase preinisiasi, inisiasi, implementasi, terminasi dan kunjungan

rumah. Jenis layanan yang diberikan meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan

perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial

maupun aktual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat

(Prevensi primer, sekunder dan tertier). Manfaat home care bagi klien dan keluarga
membantu meringankan biaya rawat inap, Mempererat ikatan keluarga, Merasa lebih

nyaman.

5. Jurnal ini merupakan jurnal internasional yang dipublikasikan oleh International Journal

of Studies in Nursing; Vol. 4, No. 2; 2019 yang disusun oleh Punitha dengan judul

penelitian The Effectiveness of Home Based Nursing Care in Treatment of Hospital

Acquired Pressure Ulcer (HAPU) in Participants Seeking Home Health Services.

Desain penelitian ini merupakan Exploratory Study. Hasil penelitian menyatakan dengan

Perawatan di rumah atau Home care memiliki kesempatan untuk mencegah timbulnya

ulkus tekan yang baru, selain itu itu, dengan dilakukannya home care perawat juga lebih

efektif dalam mengelola dan mengembangkan rencana keperawatan dalam menangani

ulkus. Dengan home care juga dapat melatih kemandirian pasien serta dapat

meminimalkan resiko membruknya luka

3.3 Implikasi keperawatan

Implikasi keperawatan bagi perawat, dengan adanya pemberian intervensi Home Care ini

diharapkan perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat memahami respon dan pengalaman

pasien hipertensi yang menjalani perawatan di rumah, sehingga perawat dan tenaga kesehatan

lainnya dapat meningkatkan pengendalian tekanan darah di rumah dan memberikan penjelasan
tentang perawatan pasien dengan hipertensi primer di rumah melalui pengendalian tekanan darah

di rumah.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari kelima jurnal diatas masing-masing menyatakan bahwa Tujuan primer dari

pelayanan home care sebenarnya adalah promosi kesehatan dan edukasi, Fokus
pelayanan ini adalah kemandirian pasien dan keluarganya, Perawat menangani pemulihan

dan stabilitasi penyakit di rumah dan mengidentifikasi masalah yang berhubungan

dengan gaya hidup, keamanan, lingkungan, dinamika keluarga, dan praktik layanan

kesehatan.

4.2 Saran

 Bagi pihak RS, diharapkan analisis jurnal ini dapat menambah ilmu pengetahuan

perawat tentang Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan

Hipertensi

 Bagi perawat, diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan referensi dalam

pemberian intervensi keperawatan Komunitas khusunya Keperawatan Home Care

Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Asmi, syamsinar. 2019. Keperawatan Home Care Pada Keluarga Dengan Masalah Kesehatan
Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada

Aulya, Rosiana. 2016. Pengaruh Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan
Diet pada Penderita Hipertensi Di Kampung Sanggrahan.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 : Laporan Nasional
2013. Jakarta : Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan DepKes RI

Djafaar. 2017. The Home Care Model And Monitoring Card In Improving Families’
Independence On Non-Communicable Disease At Public Health Centre In Manado City.
Department of nursing, manado health polytechnic, ministry of health

Ibrahim, M. 2010. Hubungan gaya Hidup dengan kejadian Hipertensi Bumiayu Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Berkala Epidemiologi

Rina. 2016. Pengalaman Pasien Hipertensi Primer Suku Minang Yang Menjalani Perawatan Di
Rumah. Ners jurnal keperawatan,volume 12, no.1

Shima, Putri. 2014. Studi Kasus : Pola kebiasaan makan orang lanjut usia penderita penyakit
hipertensi sukubangsa minangkabau di Jakarta

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth,
edisi 8. Jakarta : EGC

Triyanto, S. 2014. Gambaran manajemen pelayanan rawat Rumah lanjut usia di “ Home Care
Graha Bali “. Skripsi. Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta

Utami, Pinasti. 2019. Pengaruh Edukasi Home Pharmacy Care Terhadap Kualitas Hidup Pasien
Hipertensi Di Puskesmas. Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis

Wahyu, Utaminingrum. 2017. Pengaruh Home Care Apoteker Terhadap Kepatuhan Pasien
Hipertensi. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Yonata. 2016. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS : Makassar.

Anda mungkin juga menyukai

  • Woc HPP
    Woc HPP
    Dokumen1 halaman
    Woc HPP
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Woc HPP
    Woc HPP
    Dokumen1 halaman
    Woc HPP
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii PDF
    Bab Ii PDF
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii PDF
    Suriansi Eka95
    Belum ada peringkat
  • Asnia Kamba
    Asnia Kamba
    Dokumen13 halaman
    Asnia Kamba
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • 2revisi Jurnal Asnia Kamba
    2revisi Jurnal Asnia Kamba
    Dokumen12 halaman
    2revisi Jurnal Asnia Kamba
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Judul Ayum
    Judul Ayum
    Dokumen2 halaman
    Judul Ayum
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • 2revisi Jurnal Asnia Kamba
    2revisi Jurnal Asnia Kamba
    Dokumen12 halaman
    2revisi Jurnal Asnia Kamba
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • 2revisi Jurnal Asnia Kamba
    2revisi Jurnal Asnia Kamba
    Dokumen12 halaman
    2revisi Jurnal Asnia Kamba
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa Asnia Kamba 2
    Askep Jiwa Asnia Kamba 2
    Dokumen14 halaman
    Askep Jiwa Asnia Kamba 2
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Kronik Ginjal
    Kronik Ginjal
    Dokumen3 halaman
    Kronik Ginjal
    efielyariza
    0% (1)
  • Asnia Kamba
    Asnia Kamba
    Dokumen13 halaman
    Asnia Kamba
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL
    PROPOSAL
    Dokumen13 halaman
    PROPOSAL
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Undangan Taajiah Ka Iyam
    Undangan Taajiah Ka Iyam
    Dokumen1 halaman
    Undangan Taajiah Ka Iyam
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Musik
    Sap Terapi Musik
    Dokumen8 halaman
    Sap Terapi Musik
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen2 halaman
    ABSTRAK
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Ansietas
    Leaflet Ansietas
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Ansietas
    Anonymous XQJwjGxJt
    100% (1)
  • Examination of Vital Signs
    Examination of Vital Signs
    Dokumen3 halaman
    Examination of Vital Signs
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Examination of Vital Signs
    Examination of Vital Signs
    Dokumen3 halaman
    Examination of Vital Signs
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL
    PROPOSAL
    Dokumen13 halaman
    PROPOSAL
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Anjur Meyske
    Anjur Meyske
    Dokumen14 halaman
    Anjur Meyske
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Ansietas
    Leaflet Ansietas
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Ansietas
    Anonymous XQJwjGxJt
    100% (1)
  • Askep BBLR Nicu
    Askep BBLR Nicu
    Dokumen38 halaman
    Askep BBLR Nicu
    ditamanda
    100% (3)
  • Analisi Swot Fixxxx
    Analisi Swot Fixxxx
    Dokumen28 halaman
    Analisi Swot Fixxxx
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Bonsai
    Jurnal Bonsai
    Dokumen17 halaman
    Jurnal Bonsai
    sweetygirl-1
    Belum ada peringkat
  • Anjur Ike
    Anjur Ike
    Dokumen13 halaman
    Anjur Ike
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen9 halaman
    Daftar Pustaka
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Aspek
    Pengaruh Aspek
    Dokumen73 halaman
    Pengaruh Aspek
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen9 halaman
    Daftar Pustaka
    Anonymous XQJwjGxJt
    Belum ada peringkat