KESEHATAN HIPERTENSI”
Analisis Jurnal
Oleh
MEYSKE BUMULO
NIM : 841719020
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diatolik 120 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten, di mana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut WHO 2010, batasan tekanan darah normal
orang dewasa adalah maksimum 140/90 mmHg. Apabila tekanan darah seseorang di atas
angka tersebut pada beberapa kali pengukuran di waktu yang berbeda, orang tersebut bisa
Menurut Yonata (2016), Diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4 % orang
diseluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju
hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian diseluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi
menyebabkan setidaknya 45% kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian
penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3
juta kematia pada tahun 2030 (Infodatin Jantung, 2014). Hasil laporan Badan Litbangkes
kematian kelompok lansia (umur 55-64 tahuin dan >65 tahun) yang paling tinggi adalah
stroke dan ischemic heartdiseases (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI,
2013).
alkohol terlalu banyak, diabetes dan tidak beraktivitas fisik. Menurut WHO (2012),
aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya gerakan tubuh
manusia, aktivitas ini memenuhi semua kehidupan manusia. Aktivitas fisik sangat
mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan
fisik cendrung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi, hal tersebut
mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha
otot jantung dalam memompa darah, maka semakin besar pula tekanan yang dibebankan
pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah (Triyanto, 2014). Permasalahan yang sering muncul pada pasien hipertensi
primer yang menjalani perawatan di rumah yaitu, sebagian besar pasien tidak mengambil
obat antihipertensi, tidak mengubah aktivitas fisik dan tidak mematuhi diet setelah
pemantauan tindak lanjut di rumah, alasan lain pasien karena cemas pada efek samping
obat antihipertensi dan pasien kurang mendapatkan dukungan social dari lingkungan
Sebagai salah satu solusi untuk menekan kejadian hipertensi ini dapat dilakukan
dengan Pemberian home care yang dilaporkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
kepada pasien tentang penyakit yang diderita dan dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien. Home Care, perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari
perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional
dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
penyakit terminal (Asmi, 2019). Menurut (Ode,2012) Tujuan primer dari pelayanan home
care sebenarnya adalah promosi kesehatan dan edukasi, tetapi saat ini sebagian pasien
juga melakukan pelayanan kesehatan dirumah karena adanya kebutuhan perawatan dan
atau layanan medis. Fokus pelayanan ini adalah kemandirian pasien dan keluarganya,
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membuat analisis
jurnal dengan judul Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan
Hipertensi.
1.2. Tujuan
Untuk Menganalisis Gambaran Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah
Kesehatan Hipertensi
1.3. Manfaat
gerontik yaitu Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan
Hipertensi
BAB II
Analisis jurnal dilakukan dengan mengumpulkan artikel hasil publikasi ilmiah tahun
2015-2020 dengan penulusuran menggunkan data based Google Cendekia Scholar dengan
Strategi pencarian literature penelitian yang relevan untuk analisis jurnal dapat dilihat
a. Definisi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg (Ferri, 2017). Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah salah satu jenis penyakit yang mematikan di dunia dan faktor risiko paling utama
terjadinya hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
dijumpai pada usia senja/ usia lanjut (Fauzi, 2014), sedangkan menurut Setiati (2015),
hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamik suatu sistem
faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor tunggal (Setiati, 2015).
b. Etiologi
1) Hipertensi Primer (Esensial) Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi
dewasa antara 90% - 95%. Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang
dapat diidentifikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor (Smeltzer,
2013; Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014). Hipertensi primer tidak bisa
disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan terapi yang tepat. Dalam hal ini,
faktor genetik mungkin berperan penting untuk pengembangan hipertensi primer dan
bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap selama
darah dan disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,
kehamilan, medikasi tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga bisa
bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya perubahan pada curah
jantung
c. Faktor Resiko
Menurut Fauzi (2014), jika saat ini seseorang sedang perawatan penyakit hipertensi
dan pada saat diperiksa tekanan darah seseorang tersebut dalam keadaan normal, hal itu
tidak menutup kemungkinan tetap memiliki risiko besar mengalami hipertensi kembali.
Lakukan terus kontrol dengan dokter dan menjaga kesehatan agar tekanan darah tetap
dalam keadaan terkontrol. Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu :
Keturunan, faktor ini tidak bisa diubah. Jika di dalam keluarga pada orangtua atau
saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi menjadi lebih
besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi
pada kembar identik dibandingkan kembar tidak identik. Selain itu pada sebuah
penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah
Usia, faktor ini tidak bisa diubah. Semakin bertambahnya usia semakin besar pula
resiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan
2) Dapat diubah
Obesitas, Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal, memiliki
Kurang olahraga, Kurang olahraga dan kurang gerak dapat menyebabkan tekanan
darah meningkat. Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi namun
Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil seperti cemas, yang cenderung
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress telah berlalu
Walaupun hipertensi umum terjadi pada orang dewasa, tapi anakanak juga
berisiko terjadinya hipertensi. Untuk beberapa anak, hipertensi disebabkan oleh masalah
pada jantung dan hati. Namun, bagi sebagian anak-anak bahwa kebiasaan gaya hidup
yang buruk, seperti diet yang tidak sehat dan kurangnya olahraga, berkonstribusi pada
d. Patofisiologi
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total resistensi/ tahanan
perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil Cardiac Output didapatkan melalui
perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung)
dengan hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal berfungsi
abnormalitas dari kedua faktor tersebut yang ditandai dengan adanya peningkatan curah
jantung dan resistensi perifer yang juga meningkat (Kowalak, 2011; Ardiansyah, 2012).
Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada pasien hipertensi dapat
menyebabkan beban kerja jantung akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan
resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat,
ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung
juga meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat
arteri koronaria, maka jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat aliran darah
yang menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul angina pektoris atau infark
miokard. Hipertensi juga mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah yang semakin
mempercepat proses aterosklerosis dan kerusakan organorgan vital seperti stroke, gagal
e. Manifestasi Klinis
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak memiliki tanda/ gejala
khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk diamati seperti terjadi pada gejala ringan yaitu
pusing atau sakit kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal, cepat
marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah,
Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi, diantaranya adalah
(Smeltzer, 2013):
Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain selain tekanan
darah tinggi.
Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat, penyempitan arteriol,
dan bintik katun-wol (cotton-wool spots) (infarksio kecil), dan papiledema bisa
Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan angina atau infark
miokardium.
Terjadi Hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal jantung.
Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan BUN, serta kadar
kreatinin).
[yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau kemampuan bicara, pening,
f. Penatalaksanaan
Setiap program terapi memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencegah kematian dan
komplikasi, dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau kurang
dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau penderita
dan natrium; olahraga teratur dan relaksasi. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension) tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti
2) Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek samping terkecil, dan peluang
terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia sebagai terapi lini pertama :
sebagai berikut :
Methyldopa
MgSO4
Tensigard 3 x 1 tablet
Amlodipine 1 x 5-10 mg
g. Komplikasi
Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ, antara lain sebagai berikut (Irwan,
2016) :
penyakit jantung koroner, disfungsi baik sistolik maupun diastolik dan berakhir pada
Menurut Riyadi (2011), pencegahan hipertensi terbagi atas dua bagian, yaitu :
1) Pencegahan primer Faktor risiko hipertensi antara lain: tekanan darah di atas rata-rata,
adanya riwayat hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardia, obesitas,
Mengatur diet agar berat badan tetap idel juga untuk menjaga agar tidak terjadi
menderita hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang bisa dilakukan berupa :
Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun tindakan-
Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal atau
stabil mungkin.
Batasi aktivitas
BAB III
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
1. Jurnal ini dipublikasikan oleh Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol, 10, No, 2,
Desember 2019, yang disusun oleh Asmi (2019) dengan judul penelitian Keperawatan
Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan Hipertensi. Tujuan Penelitian
memperoleh gambarannyata tentang pelaksanaan studi kasus home care pada keluarga
dengan masalah kesehatan Hipertensi. Metode penelitian yang akan digunakan adalah studi
untuk memperoleh data yang lengkap dengan metode; wawancara, observasi. Hasil
penulis memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan asuhan secara langsung pada
pendekatan yang sistematis untuk mengindentifikasi masalah kesehatan secara tepat dan
pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap suatu penyakit yang dialami dan masalah
kesehatan yang terkait dengan kehidupan orang banyak, melalui preventif, dan promosi
kesehatan.
2. Jurnal ini disusun oleh Rina (2016) dengan judul penelitian Pengalaman Pasien
Dipublikasikan Oleh Ners Jurnal Keperawatan,Volume 12, No.1, Maret 2016. Penelitian
ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman pasien hipertensi primer suku
Minang yang menjalani perawatan di rumah. Jenis penelitian ini adalah fenomenologi
deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Colaizzi
yang terdiri dari 7 langkah. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 15 partisipan.
Hasil penelitian ini menggambarkan tentang gambaran yang mendalam pasien hipertensi
primer suku Minang yang menjalani perawatan di rumah meliputi pandangan pasien
tentang hipertensi yang dipengaruhi oleh pengetahuan, kebiasaan yang dijalani, rutinitas
sehari-hari dalam pengendalian tekanan darah di rumah, perasaan dan keyakinan terhadap
Tipe 2 Hasil penelitiannya menytakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada
tingkat kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 sebelum
dan setelah dilakukan pelayanan home care pada kelompok perlakuan (p=0,00),
selanjutnya terdapat perbedaan yang bermakna juga antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan (p=0,00). Untuk mencapai hasil yang maksimal perlu peningkatan
pelayanan home care dapat meningkatkan kemandirian keluarga dalam merawat anggota
4. Jurnal yang dipublikasikan oleh Jurnal Keperawatan ini disusun oleh Kholifah tahun 2012,
dengan judul penelitian Home Care. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Home Health
Care/Home Care merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan termasuk pada
sendiri merupakan aplikasi dari berbagai macam ilmu keperawatan yang mempelajari
manusia baik sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawatan di rumah
merupakan kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat, dilaksanakan untuk membantu
yang mereka hadapi. Lamanya kunjungan rumah disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Home care dimulai dengan fase preinisiasi, inisiasi, implementasi, terminasi dan kunjungan
rumah. Jenis layanan yang diberikan meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan
perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial
maupun aktual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat
(Prevensi primer, sekunder dan tertier). Manfaat home care bagi klien dan keluarga
membantu meringankan biaya rawat inap, Mempererat ikatan keluarga, Merasa lebih
nyaman.
5. Jurnal ini merupakan jurnal internasional yang dipublikasikan oleh International Journal
of Studies in Nursing; Vol. 4, No. 2; 2019 yang disusun oleh Punitha dengan judul
Desain penelitian ini merupakan Exploratory Study. Hasil penelitian menyatakan dengan
Perawatan di rumah atau Home care memiliki kesempatan untuk mencegah timbulnya
ulkus tekan yang baru, selain itu itu, dengan dilakukannya home care perawat juga lebih
ulkus. Dengan home care juga dapat melatih kemandirian pasien serta dapat
Implikasi keperawatan bagi perawat, dengan adanya pemberian intervensi Home Care ini
diharapkan perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat memahami respon dan pengalaman
pasien hipertensi yang menjalani perawatan di rumah, sehingga perawat dan tenaga kesehatan
lainnya dapat meningkatkan pengendalian tekanan darah di rumah dan memberikan penjelasan
tentang perawatan pasien dengan hipertensi primer di rumah melalui pengendalian tekanan darah
di rumah.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dari kelima jurnal diatas masing-masing menyatakan bahwa Tujuan primer dari
pelayanan home care sebenarnya adalah promosi kesehatan dan edukasi, Fokus
pelayanan ini adalah kemandirian pasien dan keluarganya, Perawat menangani pemulihan
dengan gaya hidup, keamanan, lingkungan, dinamika keluarga, dan praktik layanan
kesehatan.
4.2 Saran
Bagi pihak RS, diharapkan analisis jurnal ini dapat menambah ilmu pengetahuan
perawat tentang Keperawatan Home Care Pada Keluarga dengan Masalah Kesehatan
Hipertensi
Bagi perawat, diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan referensi dalam
DAFTAR PUSTAKA
Asmi, syamsinar. 2019. Keperawatan Home Care Pada Keluarga Dengan Masalah Kesehatan
Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Aulya, Rosiana. 2016. Pengaruh Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan
Diet pada Penderita Hipertensi Di Kampung Sanggrahan.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 : Laporan Nasional
2013. Jakarta : Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan DepKes RI
Djafaar. 2017. The Home Care Model And Monitoring Card In Improving Families’
Independence On Non-Communicable Disease At Public Health Centre In Manado City.
Department of nursing, manado health polytechnic, ministry of health
Ibrahim, M. 2010. Hubungan gaya Hidup dengan kejadian Hipertensi Bumiayu Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Berkala Epidemiologi
Rina. 2016. Pengalaman Pasien Hipertensi Primer Suku Minang Yang Menjalani Perawatan Di
Rumah. Ners jurnal keperawatan,volume 12, no.1
Shima, Putri. 2014. Studi Kasus : Pola kebiasaan makan orang lanjut usia penderita penyakit
hipertensi sukubangsa minangkabau di Jakarta
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth,
edisi 8. Jakarta : EGC
Triyanto, S. 2014. Gambaran manajemen pelayanan rawat Rumah lanjut usia di “ Home Care
Graha Bali “. Skripsi. Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta
Utami, Pinasti. 2019. Pengaruh Edukasi Home Pharmacy Care Terhadap Kualitas Hidup Pasien
Hipertensi Di Puskesmas. Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis
Wahyu, Utaminingrum. 2017. Pengaruh Home Care Apoteker Terhadap Kepatuhan Pasien
Hipertensi. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Yonata. 2016. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS : Makassar.