Anda di halaman 1dari 1

Pattimura (1783–1817)

Di Saparua, Thomas Matulessy dipilih oleh


rakyat untuk memimpin perlawanan. Untuk itu,
beliau pun dinobatkan bergelar Kapitan Pattimura.
Pada tanggal 16 Mei 1817, suatu pertempuran
yang luar biasa terjadi. Rakyat Saparua di bawah
pimpinan Kapitan Pattimura, berhasil merebut
Benteng Duurstede. Tentara Belanda yang ada
dalam benteng itu semuanya tewas, termasuk
Residen van den Berg.
Pasukan Belanda yang dikirim kemudian
untuk merebut kembali benteng itu, juga
dihancurkan pasukan Pattimura. Alhasil, selama
tiga bulan, benteng tersebut berhasil dikuasai
pasukan Kapitan Pattimura. Setelah penyerangan
itu, para raja, patih, dan pemimpin-pemimpin
rakyat berkumpul dan sepakat untuk mengumum-
kan Proklamasi Haria yang ditetapkan di Saparua
pada tanggal 29 Mei 1817. Isi proklamasi itu pada
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/_aRi8V4xScig/TDxj2i7zS8I/ intinya membeberkan berbagai situasi ketidak-
AAAAAAAAABg/2ztjrcMmdUw/s1600/ adilan pemerintahan Belanda.
kapitan+pattimura.jpg
Untuk menghadapi perlawanan rakyat,

K apitan Pattimura atau Thomas Matulessy,


lahir di Haria, Saparua, Maluku pada tahun
1783. Masa kecilnya tidak banyak diketahui,
Belanda harus bekerja keras. Perlawanan rakyat
yang dipimpin oleh Pattimura tidak mudah untuk
dipatahkan. Dengan taktik licik, Belanda berusaha
namun yang jelas beliau hidup dalam keluarga memecah belah para pemimpin Maluku. Akhirnya,
yang sederhana dan penuh kekurangan karena tipu muslihat Belanda berhasil membujuk Patih
monopoli perdagangan Belanda serta pelaksanaan Akoon, salah satu kepala negara di Nusalaut untuk
kerja rodi. bekerja sama dengannya.
Pada tahun 1798, wilayah Maluku yang Kerja sama Belanda dengan Patih Akoon telah
sebelumnya dikuasai oleh Belanda, berganti menyebabkan Pattimura tertangkap. Bersama
dikuasai oleh pasukan Inggris. Ketika pemerintah- beberapa anggota pasukannya, beliau dibawa ke
an Inggris berlangsung, Thomas Matulessy sempat Ambon. Di sana beberapa kali beliau dibujuk agar
masuk dinas militer Inggris dan terakhir ber- bersedia bekerja sama dengan pemerintah
pangkat sersan. Setelah 18 tahun pemerintahan Belanda, namun tawaran itu selalu ditolaknya.
Inggris di Maluku, tepatnya pada tahun 1816, Pattimura menunjukkan kesejatian perjuangan
Belanda kembali lagi berkuasa. Begitu pemerintah- dengan tetap menolak bujukan Belanda. Dengan
an Belanda kembali berkuasa, rakyat Maluku gagah berani, beliau memilih dihukum gantung
langsung mengalami penderitaan. Berbagai daripada harus menjual harga dirinya kepada
bentuk tekanan sering terjadi, seperti kerja rodi, Belanda. Kapitan Pattimura gugur sebagai
pemaksaan penyerahan hasil pertanian, dan lain Pahlawan Nasional. Dari perjuangannya beliau
sebagainya. Tidak tahan menerima tekanan- meninggalkan pesan tersirat kepada pewaris bangsa
tekanan tersebut, akhirnya rakyat pun sepakat ini agar jangan sekali-kali menjual kehormatan diri,
untuk mengadakan perlawanan untuk membebas- keluarga, terutama bangsa dan negara.
kan diri.

Anda mungkin juga menyukai