Oleh:
RATNA DEVIYANTI
190300691
D. Klasifikasi
Klasifikasi sepsis ada 2 yaitu:
1. Sepsis onset dini
Merupakan sepsis yang berhubungan dengan komplikasi obstetrik. Terjadinya
mulai dalam uterus dan muncul pada hari-hari pertama kehidupan(20 jam pertama
kehidupan)
2. Sepsis onset lambat
Terjadi setelah minggu pertama sampai minggu ketiga kelahiran dan ditemukan
pada bayi cukup bulan. Infeksi yang bersifat lambat, ringan dan cenderung
bersifat lokal (Firmansyah, 2008).
E. Pemeriksaan Penunjang
Pengobatan syok sepsi terbaru mencakup identifikasi dan eliminasi penyebab infeksi
dengan cara pemeriksaan-pemeriksaan antara lain:
1. Kultur (Luka, Sputum, Urine, darah) yaitu untuk mengidentifikasi organisme
penyebab sepsis. Sensitifitas menentukan pilihan obat yang paling efektif.
2. Elektrolit serum: berbagai ketidakseimbangan terjadi dan menyebabkan asidosis,
perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal.
3. Trombosit: penurunan kadar trombosit dapat terjadi karena agegrasi trombosit.
4. PTT: memanjang dapat mengidikasikan koagulopati yang diasosiasikan dengan
hati atau sirkulasi toksin atau status syok.
5. Laktat serum: meningkat dalam asidosis metabolik, disfungsi hati dan syok
6. Glukosa serum: hiperglikemi yang terjadi menunjukkan glikeneogenesis dan
glikonolisis di dalam hati sebagai respon dari puasa atau perubahan selulerr
dalam metabolisme
7. BUN/Creatinin: peningkatan kadar diasosiasikan dengan dehidrasi,
ketidakseimbangan atau kegagalan ginjal dan disfungsi atau kegagalan hati
8. GDA: alkalosis resporatori dan hipoksemia , asidosis respiratorik dan asidosis
metabolik terjadi karena kegagalan mekanisme kompensasi.
9. EKG: dapat menunjukkan segmen ST dan gelombang T dan disritmia menyerupai
infark miokard (Firmansyah, 2008).
F. Manajemen Terapi
Manajemen terapi pada pasien dengan sepsis mengikti urutan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi penyebab sepsis
2. Menghilangkan penyebab sepsis bila penyerta telah ditemukan
3. Berikan antibiotik sesegera mungkin
4. Pertahankan perfusi jaringan
5. Hindari disfungsi organ-organ tertentu seperti penurunan output urine
6. Bila terjadi syok sepsis, berikut manajemen terapinya:
a. Resusitasi jantung paru
b. Perawatan supportif (pendukung)
c. Monitor vital sign dan perfusi jaringan
d. Terapi / antimikrobial sesuai hasil pemeriksaan
e. Menghilangkan infeksi
f. Memberikan atau mempertahankan perfusi jaringan
g. Pemberian cairan intravena
h. Pertahankan cairan intravena
i. Pertahankan cardiac output (obat vasopresor balik)
j. Kontrol sumber sepsis (Firmansyah, 2008)
G. Pathway
Respon imun
Syok sepsis
B1 B5 B6
O2 dalam darah berkurang B3
Circulation
o Kaji denyut jantung >100 kali/menit merupakan tanda signifikan
o Monitor tekanan darah
o Periksa waktu pengisian kapiler
o Pasang infus dengan menggunakan canul yang besar
o Berikan cairan koloid gelofusion atau haemaccel
o Pasang kateter
o Lakukan pemeriksaan darah lengkap
o Siapkan untuk pemeriksaan kultur
o Catat temperatur
o Siapkan pemeriksaan urin dan sputum
o Berikan antibiotik spectrum luas sesuai kebijakan
Disability
o Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
Exposure
o Jika sumber infeksi tidak diketahui, ciri adanya cidera, luka dan
tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
Tanda ancaman kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan
fungsi organ. Jika sudah menyebabkan ancaman terhadap kehidupan maka
pasien harus dibawa ke ICU, apapun indikasinya sebagai berikut:
Penurunan fungsi ginjal
Penurunan fungsi jantung
Hipoksia
Asidosis
Gangguan pembekuan
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)-tanda cardinal oedema
pulmonal
Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas dan istirahat
a. Subyektif: mempunyai tenaga/kelelahan dan insomnia
2. Sirkulasi
a. Subyektif : riwayat pembedahan jantung , fenomena embolik (darah,
udara, lemak)
b. Obyektif: tekanan darah bisa normal atau meningkat 9terjadinya
hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (syok)
c. Heart rate: takikardi
d. Bunyi jantung: normal pada fase awal, S2 ( komponen pilmonic) dapat
terjadi disritmia,tetapi EKG sering menunjukkan normal.
e. Kulit dan membran mukosa: pucat, dingin, sianosis (stadium lanjut)
3. Integritas Ego
a. Subyektif: keprihatinan ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
b. Obyektif: restlessness, agitasi. Gemetar, iritabel, perubahan mental.
4. Makanan dan ciaran
a. Subyektif : kehilangan selera makan, nausea
b. Obyektif: formasi edema.perubahan berat badan, hilang / melemahnya
bowel sounds
5. Neurosensori
Subyektif dan obyektif: gejala trauma kepala, kelambatan mental,
disfungsi motorik
6. Respirasi
a. Subyektif: riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeki
pulmonaldiffuse, kesulitan bernafas akut atau kronis
b. Obyektif: respurasi: rapid, swallow, grunting
7. Rasa aman
a. Subyektif: adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi
darah, episode anaplastik
8. Seksualitas
Subyektif atau obyektif: riwayat kehamilan dengan komplikasi eklamsia.
b.Diagnosa yang mungkin muncul
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak
4. Intoleran aktivitas
5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
6. Resiko cedira
c.Asuhan keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d caridiac output yang tidak mencukupi
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan keparwatan Manajemen Sensasi Perifer (2660)
selama 3 x 24 jam diharapkan 1. Monitor tekanan darah setiap 4 jam
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer 2. Instruksikan keluarga untuk
dapat teratasi dengan kriteria hasil: mengobservasi kulit jika ada lesi
Perfusi jaringan : perifer (0407) 3. Monitor adanya daerah tertentu yang
Indikator awal akhir hanya peka terhadap panas atau
Tekanan 3 5 dingin
darah 4. Kolabirasi obat anti hipertensi
sistolik 5. Instruksikan keluarga untuk
Tekanan 3 5 mengukur suhu pasien dengan
darah termometer
diastolik
d.Discard Planing
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Ntrisi yang adekuat
3. Perawatan luka bila masih ada
4. Meningkatkan sistem imun
5. Minum obat sampai sembuh
6. Kontrol sesuai jadwal
Daftar Pustaka
1. Japardi, Iskandar. 2002. Manifestasi Neurologik Shock Sepsis. library.usu.ac.id/downl
oad/fk/bedah-iskandar%20japardi20.pdf.
2. Supit P, Mandei J, Rampengan N. Profil Anak dengan Sepsis dan Syok Sepsis yang
dilakukan Kultur Darah Periode Januari 2010 – Juni 2015 di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Jurnal e-Clinic. 2016; 4.
3. Firmansyah A, Aminullah A, Junitiningsih A. Profil Mikroorganisme Penyebab
Sepsis Neonatorum di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Sari Pediatri. 2008; 10: 60-5.
4. Doenges, Marilyn. E.1993.Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencana
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, alih bahasa I Made Kariasa, EGC, Jakarta.
5. Keliat,dkk. 2018. NANDA. EGC: Jakarta.
6. Moorhead, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification. Elsevier: Oxford.
7. Bulechek dkk.2013. Nursing Interventions Classification. Elsevier: Oxford.