Anda di halaman 1dari 2

LUKA PILU JIWA

Peduliku tentang luka ini bukan perkara mudah. Justru dengan luka yang ada, terkadang
diri meratap pilu yang menghias hati.

Enggan terluka namun diri inilah yang punya tangung jawab besar atas rasa sakit yang ada.

Luka tak ubahnya sebagai penguat diri.

Dari luka ini, batin sudah terbiasa untuk tak bersikap berlebihan dengan menahan pedih
yang ada.

Dari luka ini, hatiku diajarkan agar lebih peduli untuk menjaga perasaan sendiri.

Luka juga memberitahuku agar lebih mawas diri ketika mengutarakan rasa kepada insan
lain.

Nyatanya berulang kali luka disambut dengan derita, lara, dan duka. Bahagiaku kini
terasingkan, dengan diriku yang meredup dalan keterpurukan batin. Rasanya luka ini pun
sukar untuk pulih bila tak mengiklashkan apa yang sudah berlalu. Namun apabila luka ini
sembuh, ku harap tuhan bisa lebih menjagaku agar tak ada luka lagi yang tertanam dalam
batin ini dan aku dieratkan dengan kebahagian yang tak berujung.
BIOGRAFI SINGKAT
Penulis bernama Arya Adji Prastya. Lahir pada awal milenum, tepatnya pada 21 mei 2000
di kota Palembang. Saat ini penulis sedang menempuh perkuliahan di semester 6 dengan
jurusan Teknik Kimia di kampus Politeknik Sriwijya. Kegemaran terhadap sastra menjadi
motivasi penulis untuk membuat puisi ini.

Anda mungkin juga menyukai