Preseptor Akademik
2. Diagnosa Keperawatan
1) Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
2) Gangguan Integritas kulit
3) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
Intervensi Keperawatan
Dengan kriteria hasil: 4. Monitor status hidrasi (membran 5. Hasilaboratorium dapat mencerminkan kandungan
keseimbangan cairan mukosa,denyut nadi, dan tekanan darah) cairan dai dalam plasma dan tubuh.
1/2/3/4/5 5. Monitor hasil laboratorium yang relevan 6. Kekurangan volume cairan dapat mempengaruhi
- Tekanan darah (penurunan hematrokrit, kadar urine) keseimbangan tanda- tanda vital
- Keseimbangan intake dan output 6. Monitor tanda- tanda vital 7. Terapi IV line dapat membantu memenuhi kebutuhan
- Turgor kulit cairan secara cepat melalui vena
- Kelembapan membran mukosa 8. Cairan yang tepat dan mengandung elektrolit yang
- Berat jenis urine 7. Berikan terapi IV seperti yang di tentukan tepat dapat menjaga keseimbangan cairran dalam
- Kehausan tubuh.
9. Menungktkan asupan oral untuk menjaga mukosa
8. Berikan cairan dengan tepat dan keadan umum pasien.
10. Pasien mendapatkan terapi lanjut
9. Tingkatkan supan oral (misalnya memberikan
sedotan, menawarkan cairna diantara waktu
makan)
10. Konsultasikan dengan dokter jika tanda- tanda
kekurangan cairan memburuk
2 Gangguan integritas Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 3 x 24 NIC: Perawatan Luka
kulit/jaringan jam, kerusakan integritas kulit teratasi dengan: Aktivitas keperawatan:
1. Monitor karakteristik luka, meliputi warna, 1. Memonitor karakteristik luka dapat membantu
Berhubungan dengan : NOC : ukuran, bau dan pengeluaran pada luka perawat dalam menentukan perawatan luka dan
□ Perubahan Integritas Jaringan : Kulit dan Membran penanganan yang sesuai untuk pasien
sirkulasi Mukosa 2. Bersihkan luka dengan normal salin 2. Normal salin adalah cairan fisiologis yang mirip
□ Perubahan status dengan cairan tubuh sehingga aman digunakan
nutrisi □ Dipertahankan pada level 4 untuk membersihkan dan merawat luka
□ Kelembaban 1. Menurun 3. Lakukan pembalutan pada luka sesuai dengan 3. Pembalutan luka dilakukan untuk mempercepat
□ Penurunan 2. Cukup menurun kondisi luka sesuai dengan kondisi luka proses penutupan luka. Pemilihan bahan dan cara
mobilisasi 3. Sedang balutan disesuaikan dengan jenis luka pasien
□ Suhu lingkungan 4. Cukup meningkat 4. Pertahankan teknik steril dalam perawatan luka 4. Perawatan luka dengan tetap menjaga kestrerilan
yang ekstream 5. Meningkat pasien dapat menghindarkan pasien dari infeksi
□ Faktor mekanik 5. Mengevaluasi status kerusakan kulit sehingga dapat
(penekanan 5. Pantau perkembangan kerusakan kulit klien memberikan intervensi yang tepat
tonjolan tulang, Dengan Kriteria Hasil : setiap hari 6. Kulit yang kering akan menyebabkan kerusakan
gesekan) jaringan konektif, sehingga dibuat intervensi
□ Suhu kulit 1/2/3/4/5 6. Anjurkan pasien istirahat pemberian lotion untuk menjaga agar kulit tetap
Ditandai dengan : □ Elastisitas 1/2/3/4/5 terlumasi.
□ Kerusakan □ Hidrasi 1/2/3/4/5 7. keadaan yang lembab dapat meningkatkan
jaringan dan/atau □ Tekstur 1/2/3/4/5 perkembangan mikroorganisme dan untuk
lapisan kulit □ Pigmentasi abnormal 1/2/3/4/5 mencegah terjadinya kesi
□ Nyeri □ Jaringan parut 1/2/3/4/5 7. cegah penggunaan linen berstektur kasar dan jaga 8. untuk meningkatkan penyembuhan lesi kulit sekitar
□ Perdarahan □ hematoma 1/2/3/4/5 linen tetap bersih, tidak lembab dan tidak kusut dan mencegah terjadinya infeksi sekunder
□ Kemerahan □ Eritema 1/2/3/4/5 9. mencegah infeksi pada luka
□ hematoma □ sensasi 1/2/3/4/5 8. lakukan perawatan antiseptik 2 kali sehari
3 Nyeri akut Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 3 x 24 NIC: Manajemen nyeri
jam, Nyeri akut teratasi dengan: Aktivitas keperawatan:
Penyebab : NOC : 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif 1. Untuk mengetahui sejauh mana nyeri terjadi
□ Agen pencedera Tingkat Nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologis (mis. infeksi, intensitas nyeri dan faktor pencetus
iskemia, neoplasma) □ Dipertahankan pada level 4 2. Kaji tanda-tanda vital
□ Agen pencedera 1 Menurun 3. Gali bersama pasien faktor yang dapat 2. Mengetahui keadaan umum pasien
kimiawi (mis. menurunkan nyeri seperti kompres 3. Membantu pasien mengidentifikasi nyeri yang
terbakar, bahan kimia 2 Cukup menurun hangat/dingin dialami agar dapat meringankan dan mengurangi
iritan) 3 Sedang nyeri sampai pada kenyamanan yang diterima
□ Agen cedera fisik 4 Cukup meningkat pasien
(mis. amputasi, 5 Meningkatkat 4. Evaluasi efektivitas tindakan pengontrolan nyeri 4. Untuk mengetahui tindakan yang nyaman
terbakar, terpotong, yang pernah digunakan sebelumnya. dilakukan bila nyeri muncul
mengangkat berat, 5. Berikan informasi mengenai penyebab nyeri
prosedur operasi, Dengan Kriteria Hasil : dan berapa lama nyeri akan dirasakan 5. Pengetahuan yang akan dirasakan membantu
trauma, latihan fisik 6. Kendalikan faktor lingkungan tenang, batasi mengurangi nyerinya dan dapat membantu
berlebihan) □ Melaporkan nyeri terkontrol 1/2/3/4/5 pengunjung, suhu ruangan, pencahayaan mengembangkan
□ Kemampuan mengenali penyebab nyeri 7. Ganti linen tempat tidur bila diperlukan 6. Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus
Ditandai dengan : 1/2/3/4/5 8. Berikan posisi nyaman ketika nyeri muncul nyeri eksternal
□ Tampak meringis □ Kemampuan menggunakan teknik non- (semifowler)
□ Bersikap protektif farmakologi 1/2/3/4/5 7. Memberikan rasa nyaman
(mis. Waspada, posisi □ Keluhan nyeri 1/2/3/4/5 9. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri
menghindari nyeri) □ Penggunaan analgesik 1/2/3/4/5 10. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk 8. Untuk mengurangi atau meringankan rasa nyeri
□ Gelisah membantu penurunan nyeri sampai pada tingkat yang dapat diterima pasien
□ Frekuensi nadi 9. Distraksi dapat menurunkan stimulus internal
meningkat Evidance Base 10. Untuk meringankan rasa nyari
□ Sulit tidur 11. Ajarkan tekhnik relaksasi (tarik nafas dalam)
□ Tekanan darah ketika nyeri muncul
meningkat (Stania, 2014)
□ Pola nafas berubah
□ Nafsu makan berubah 11. Istirahatkan secara fisiologis akan menurunkan
□ Proses berfikir kebutuhan oksigen untuk memenuhi metabolisme
terganggu 12. Berikan terapi nonfarmakologi mendengarkan basal.
□ Menarik diri musik klasik
□ Berfokus pada diri (Deivi, 2015)
sendiri
12. Musik dan nyeri mempunyai persamaan penting
yaitu bahwa keduanya bisa digolongkan sebagai
input dan output. Sensori input berarti bahwa ketika
music terdengar, sinyal dikirm keotak ketika rasa
sakit dirasakan. Jika getaran music dapat dibawa
kedalam resonansi dekat dengan getaran rasa sakit,
maka persepsi psikologis rasa sakit akan diubah
dan dihilangkan.