Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapatkan perhatian
serius, yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau
oleh pelayanan kesehatan berkualitas. Tumbuh kembang seorang balita dapat
dipantau sejak awal untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan. Cara untuk
mengetahui pertumbuhan tersebut dengan melakukan penimbangan balita setiap
bulan. Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu,
polindes, puskesmas atau sarana kesehatan yang lain.1
Posyandu adalah suatu bentuk usaha kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Kemandirian masyarakat akan
berdampak kepada kemandirian keluarga, ibu, dan individu. Posyandu merupakan
suatu strategi yang tepat untuk melakukan pembinaan pertumbuhan balita, namun
hal tersebut memerlukan partisipasi ibu yang membawa balitanya untuk
melakukan penimbangan. Cakupan partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu
diukur dengan D/S, yaitu jumlah balita yang ditimbang di posyandu (D) dibagi
dengan jumlah balita yang ada (S) di wilayah kerja posyandu kemudian dikali
100%. Persentase D/S, menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi
masyarakat di daerah tersebut yang telah tercapai.2
Hasil Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 menunjukkan secara nasional
cakupan penimbangan balita di posyandu sebesar 77,95%. Penimbangan balita di
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 ditemukan 83,5%, persentase tersebut
merupakan hasil keenam terbaik di Indonesia. Persentase pada tahun 2017 telah
memenuhi target nasional, yaitu lebih dari 80%, tetapi terdapat tiga kabupaten
atau kota yang belum mencapai target, yaitu Kabupaten Cianjur, Kota Bekasi, dan
Kota Cimahi.3 Profil Dinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2017 menunjukkan

1
2

persentase D/S di Kota Cimahi, yaitu 76%. Persentase tersebut meningkat


dibandingkan pada tahun 2016, yaitu 75%. Persentase D/S di Kota Cimahi terjadi
peningkatan, tetapi persentase tersebut belum mencapai target yang ditetapkan
oleh Provinsi Jawa Barat, yaitu 85%.4
Kelurahan Cibeureum merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kota
Cimahi. Kelurahan Cibereum memiliki fasilitas kesehatan, salah satunya
Puskesmas Cibereum. Wilayah kerja Puskesmas Cibereum terdiri dari 29 RW,
pada setiap RW memiliki masing-masing satu posyandu, terdiri dari 24 posyandu
madya dan 5 posyandu purnama. Berdasarkan laporan akhir tahun Puskesmas
Cibereum tahun 2017 hasil D/S sebesar 62,3%. Nilai persentase tersebut masih di
bawah target yang ditetapkan oleh Provinsi Jawa Barat.5
Rendahnya kunjungan ke posyandu pada ibu balita dapat menyebabkan
banyaknya kasus tumbuh kembang balita tidak terpantau dengan baik sehingga
kasus gizi kurang atau gizi buruk tidak terdeteksi secara dini. Cakupan
penimbangan balita di posyandu merupakan indikator yang berkaitan dengan
cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi
kurang. Semakin tinggi cakupan kunjungan ke posyandu, semakin tinggi cakupan
vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi, dan semakin rendah prevalensi gizi
kurang. Pentingnya untuk menimbang balita secara rutin tiap bulan untuk
memastikan adanya penambahan berat badan yang berarti balita tumbuh baik dan
sehat.6
Kunjungan ibu balita ke posyandu erat kaitannya dengan perilaku kesehatan.
Perilaku kesehatan adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
ibu dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan balitanya. Menurut Lawrence
Green perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi (umur, pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan, sikap, kepercayaan dan norma sosial), faktor pemungkin
(tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, biaya, jarak, ketersediaan
transportasi, kepemilikan buku KIA), faktor pendorong (dukungan keluarga,
tokoh masyarakat dan petugas kesehatan). Teori lain menurut Snehandu B. Karr
menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh niat, dukungan
masyarakat sekitar, terjangkaunya informasi, kebebasan mengambil keputusan,
3

dan kondisi dan situasi yang memungkinkan untuk bertindak. Selain itu, hasil
penelitian Koto N pada tahun 2011 menyatakan bahwa kunjungan ibu balita ke
posyandu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan ibu, umur
anak balita, pengetahuan ibu, kepemilikan Buku KIA, jarak posyandu, dan
dukungan keluarga.7
Berdasarkan uraian di atas, rendahnya kunjungan ke posyandu pada ibu balita
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai faktor-faktor yang berperan dalam kunjungan ibu balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum Kota Cimahi tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan ibu
balita berdasarkan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Cibeureum Kota Cimahi tahun 2018?
2. Bagaimana gambaran jarak posyandu dan kepemilikan Buku KIA
berdasarkan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Cibeureum Kota Cimahi tahun 2018?
3. Bagaimana gambaran dukungan keluarga dan dukungan kader posyandu
berdasarkan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Cibeureum Kota Cimahi tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam kunjungan ibu balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum Kota Cimahi tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan ibu
balita berdasarkan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Cibeureum Kota Cimahi tahun 2018.
4

2. Mengetahui gambaran jarak posyandu dan kepemilikan Buku KIA berdasarkan


kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum Kota
Cimahi tahun 2018.
3. Mengetahui gambaran dukungan keluarga dan dukungan kader posyandu
berdasarkan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Cibeureum Kota Cimahi tahun 2018.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berperan dalam kunjungan ibu balita ke
posyandu dilihat dari faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, jarak,
kepemilikan buku KIA, dukungan keluarga dan dukungan kader posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Cibeureum. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi data dasar dan bahan kepustakaan bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran faktor-faktor yang
berperan dalam kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Cibeureum Kota Cimahi, sehingga dapat menjadi masukan bagi puskesmas dan
kader posyandu.

Anda mungkin juga menyukai