III. Tujuan Percobaan : Membuat Larutan encer pada konsentrasi tertentu dari
Larutan yang konsentrasinya diketahui.
5. Gelas Ukur
6. Buret
7. Erlenmeyer
8. Klem
9. Pengaduk Kaca
B. Titrasi
1. pipet masing-masing larutan yang telah diencerkan sebanyak 10 ml kedalam
erlenmeyer.
2. Tambahkan Indikator P.P kedalam masing-masing erlenmeyer sebanyak 2
tetes.
3. Lakukan titrasi dengan menggunakan Hcl 0,5 M.
4. Catat volume akhir titrasi.
5. Hitung Persen kesalahan.
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
DAFTAR PUSTAKA
Khopar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . Universitas Indonesia : Jakarta
VIII. Perhitungan
Tabel Hasil Pengamatan
X. Pembahasan
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
Pada praktikum yang ketiga. Praktikum mempelajari tentang pengenceran
yang bertujuan agar praktikan dapat membuat larutan encer pada konsentrasi
tertentu dari larutan pekat yang konsentrasinya diketahui. Mengencerkan larutan
dengan berbagai cara yaitu diaduk, dipanaskan, serta agar dapat mengetahui
perbandingan lama pengenceran dengan cara tersebut. Prinsip-prinsip
pengenceran antara lain : pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur,
dihitung jumlah zat terlarut yang akan diencerkan, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambahkan aquadest
sampai tanda batas. Tujuannya adalah untuk mengubah konsentrasi zat dengan
menggunakan dalam larutan titran yaitu Hcl dengan menggunakan rangkaian alat
titrasi. Untuk membuat larutan, pertama kita harus menghitung jumlah bahan yang
akan digunakan untuk membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 50 ml. Dengan cara
mengalikan normalitas dengan volume dari nilai bst NaOH. Kemudian bahan
ditimbang dan dimasukkan dalam labu bakar, kemudian tambahkan sedikit air dan
aquadest hingga tanda tera, lalu homogenkan. Suatu campuran dikatan sebagai
larutan apabila telah homogen sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara pelarut
dan zat terlarut. Hal ini sesuai menyatakan bahwa larutan adalah campuran
homogen antar dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom
maupun ion yang komposisinya bervariasi. Volume awal NaOH dihitung
menggunakan rumus pengenceran yaitu, molaritas akhir dikali volume akhir
kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Larutan NaOH diambil sebanyak 10
ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan kedalam labu ukur. Kemudian
tambahkan aquadest hingga batas tera. Setelah itu homogenkan dan dimasukkan
kedalam gelas beker lalu masing-masing larutan dineri lebel. Pada proses
pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan pekat (NaOH) dengan cara
menambahkan larutan (aquadest). Hal ini sesuai dengan definisi yang menyatakan
bahwa pengenceran merupakan mencampur larutan pekat( konsentrasi tinngi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Sedangkan dalam proses pembuatan larutan NaOH ada NaOH padat yang
dilarutkan dengan air yang dihangatkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan ketika
dilakukan pengadukan akan mempercepat kelarutan NaOH dalam air dan larutan
NaOH menjadi homogen. Kemudian larutan NaOH dipindahkan ke labu ukur, dan
gelas beker yang di pakai untuk melarutkan NaOH tadi dibilas dengan aquadest
untuk menetralisir larutan NaOH yang tersisa di dalamnya. Larutan NaOH
bersifat Eksotermik, karena larutannya berubah menjadi lebih panas, yaitu reaksi
yang membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya
entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan
entalpinya bertanda negatif.
IX Kesimpulan
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
1. Letak perbedaan antara pelarut dan zat yang terlarut adalah pada pemakaiannya,
solvent digunakan sebagai pelarut untuk melarut solute.Sedangkan solute
digunakan sebaga bahan utama dalam pengenceran.
3. Untuk membuat suatu larutan, pertama hitung massa bahan yang akan
dibuat dengan menggunakan rumus molaritas atau normalitas.