Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI

Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya


Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR

I.Nomor Percobaan : III (Tiga)

II. Nama Percobaan : Pengenceran Bertingkat

III. Tujuan Percobaan : Membuat Larutan encer pada konsentrasi tertentu dari
Larutan yang konsentrasinya diketahui.

IV. Alat Dan Bahan :


Alat Bahan :

1. Beaker Glass 100 ml NaOH

2. Beaker Glass 250 ml HCl

3. Labu Ukur Aquadest

4. Pipet Tetes Indikator PP

5. Gelas Ukur

6. Buret

7. Erlenmeyer

8. Klem

9. Pengaduk Kaca

10. Kaca Arjoli


Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
V. Dasar Teori

Pengenceran adalah pencampuran larutan pekat ( berkonsentrasi tinggi )


dengan pelarut umum yang bertujuan untuk meningkatkan volume dari larutan
dan menurunkan kesepakatan larutan. Pelarut ialah senyawa yang mendominasi
jumlahnya dalam suatu larutan. Contohnya, garam yang dilarutkan dalam air,
maka pelarutnya ialah: air yang jumlahnya lebih banyak. Jika suatu larutan
senyawa kimia dilarutkan dalam pelarut cair dan tidak boleh sebaliknya. Karena
jika air yang dituangkan kedalam larutan asam sulfat, asam sulfat akan memercik
karena reaksi kimia eksotermik yang terjadi. Dalam pembuatan larutan baku
dengan konsentrasi yang tidak diinginkan. Maka untuk mengetahui konsentrasi
yang sebenarnya, perlu kita ketahui lakukan standarisasi. Standarisasi lakukan
seringdilakukan dengan metode titrasi (Mahfuz,2014).
Setiap zat padat, cair, atau gas memiliki kemampuan larut yang berbeda-
beda pada setiap pelarut. Perbedaan wujud ini juga memberikan indikasi bahwa
pelarut suatu senyawa harus menggunakan cara-cara tertentu. Rencana dan
prosedur dari setiap pelarut pun berbeda-beda, berkembang sesuai dengan sifat
larutan dari senyawa yang terlibat sifat analisis atau eksperimen yang diterapkan
disesuaikan dengan reaksi tertentu agar analisis tersebut dapat memberikan hasil
yang dapat diteliti dengan benar. Maka selain harus mengetahui persamaan reaksi
kimia yang terjadi, alat-alat laboratorium yang digunakan, juga harus dipilih agar
dapat diperoleh hasil yang valid. Selain itu, pembuatan stok pereaksi berupa
larutan harus menggunakan teknik arau cara praktikum pembuatan tertentu yang
disesuaikan dengan sifat larutan yang ditangani. Sebagai contohnya ialah
pembuatan larutan NaCl 1M adalah 0.01M atau pembuatan Hcl 1M dan 0,0.
pertama-tama dilakukan teknik pengukuran volume menggunakan pipet volume,
kemudian dilakukan pengenceran dengan menggunakan labu takar. Proses
pembuatan larutan dari zat padatan disebut dengan pengenceran. Begitu pula
dengan proses pembentukan larutan dari zat petaknya, tersebut(Khopar,1990).
Pada umumnya, asam-asam organik berupa cairan pekat ada yang berasap atau
bersifat sangat korosif. Sedangkan zat cair organik umunya bersifat mudah
menguap ( volatie ) dan mudah terbakar. Asam-asam anorganik dan beberapa
cairan organik sering kali harus disediakan dalam laboratorium berupa stok
larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut. Teknik pengenceran cairan pekat
asam anorganik dan organik pada dasarnya tidak terlalu beda. Teknik pengenceran
ini melibatkan teknik perhitungan konsentrasi, pengambilan volume dan
pengenceran larutan. Jadi haruslah selalu kita perhatikan hal-hal yang penting
(Henneth,1992).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen
antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit
didalam larutan disebut(zat) terlarut atau solut. Sedangkan zat yang jumlahnya
banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
Pengenceran juga bisa dilakukan dengan cara mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah kalor dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat , agar panas ini dapat dituangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan kedalamair(Pujiansyah,2016).
Pengenceran adalah campuran larutan pekat (berkonsentrasi tinggi) dangan
kepekatan larutan. Pelarut ialah senyawa yang mendominasi jumlahnya dalam
suatu larutan, contohnya: garam yang dilarutkan kedalam air, maka pelarutnya
ialah air yang jumlahnya lebih banyak. Jika suatu larutan senyawa kimia
dilarutkan dalam pelarut, terkadang dilepaskan sejumlah panas (eksotermik.
Contohnya pada pengenceran H2SO4. Maka salah-satu teknik dasar laboratorium
yang diperlukan ialah melakukan penambahan asam sulfat kedalam pelarutnya
(cair) dan tidak boleh sebaliknya, karena jika air yang dituangkan kedalam asam
sulat akan memercik karena reaksi kimia eksotermik yang terjadi(Braddy,1999).
Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya
disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua
atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai moekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangakn savent
(pelarut) adalah medium dalam solute tersebut. larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan
larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Pelarutan
zat pada untuk menghasilkan larutannya sering dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Contohnya sejmlah zat pada biasanya dituangi pelarut dalam volume
tertentu, kemudian diikuti dengan pengadukan hingga terbentuk larutan.
Pembuatan larutan dari zat padat biasanya dilakukan untuk membuat pereaksi
pada analisa kuantitatif atau pada penggunaan lainnya di laboratorium.
Pembuatannya harus mengikuti prosedur kerja yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan. Karena bila terjadi kesalahan akan menyebabkan pemborosan zat
kimia yang berharga mahal, dan data pengamatan yang tidak valid. Dalam
pembuatan larutan sering diperoleh konsentrasi yang tidak diinginkan. Maka
untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya, perlu kita lakukan standarisasi.
Standarisasi berurutan sering dilakukan dengan metode titrasi, agar didapatkan
hasil yang sempurna(Puspita,2015).
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
VI. Prosedur Kerja
A. Pembuatan Larutan

A.1. Pembuatan Larutan Induk 1 M NaOH sebanyak 50 ml


1. Hitung berapa banyak zat yang akan digunakan untuk membuat larutan
dengan konsentrasi yang telah ditetapkan.
2. Timbang zat tersebut sesuaikan dengan perhitungan dengan menggunakan
neraca analitis diatas kaca arloji.
3. pindahkan zat yang ditimbang kedalam beaker glass, tumbuhkan aquadest atau
pelarut lalu aduk hingga semua zat terlarut sempurna.
4. Pindahkan Larutan tersebut kedalam labu ukur 100 ml dan tambahkan aquadest
sampai tanda batus.
5. Tutup labu dan kocok larutan tersebut hingga Homogen.

A.2. Membuat seri pengenceran konsentrasi 0,5 M ; 0,25 M ; 0,1 M ; 0,05 M,


masing-masing sebanyak 50 ml

 Pembuatan Konsentrasi 0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan induk NaOH 1


M
1. Lakukan perhitungan pengenceran.
V1M1 = V2M2
2. Pipet larutan pekat kelabu takar 50 ml (dengan pemipetan).
3. Tambahkan pelarut hingga menjelang tanda batas leher labu takar.
4. Tambahkan Pelarut sampai batas menggunakan pipet tetes dengan teliti,
tutup dan gosok sampai homogen.

 Pembuatan konsentrasi 0,25 M sebanyak 50 ml dari larutan konsentrasi 0,5


M
1. Lakukan perhitungan pengenceran
V1M1=V2M2
2. Pipet larutan pekat kelabu takar 50 ml (dengan pemipetan).
3. Tambahkan pelarut hingga menjelang tanda batas leher labu takar.
4. Tambahkan pelarut sampai batas menggunakan pipet tetes dengan teliti,
tutup dan gosok sampai homogen.

 Pembuatan Konsentrasi 0,1 sebanyak 50 ml dari larutan konsentrasi 0,25


M
1. Lakukan perhitungan pengenceran
V1M1=V2M2
2. Pipet larutan pekat kelabu takar 50 ml (dengan pemipetan).
3. Tambahkan pelarut hingga menjelang tanda batas leher labu takar.
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
4. Tambahkan pelarut sampai batas menggunakan pipet tetes dengan teliti,
tutup dan gosok sampai homogen.

 Pembuatan Konsentrasi 0,05 M sebanyak 50 ml dari larutan konsentrasi


0,1 M
1. Lakukan perhitungan pengenceran
V1M1=V2M2
2. Pipet larutan pekat kelabu takar 50 ml (dengan pemipetan).
3. Tambahkan pelarut hingga menjelang tanda batas leher labu takar.
4. Tambahkan pelarut sampai batas menggunakan pipet tetes dengan teliti,
tutup dan gosok sampai homogen.

Catatan : Membuat Larutan induk harus dengan memperhatikan jumah volume


terpakai dalam membuat seri pengenceran. Jangan terlalu banyak berlebih karena
akan terjadi pemborosan zat kimia.

B. Titrasi
1. pipet masing-masing larutan yang telah diencerkan sebanyak 10 ml kedalam
erlenmeyer.
2. Tambahkan Indikator P.P kedalam masing-masing erlenmeyer sebanyak 2
tetes.
3. Lakukan titrasi dengan menggunakan Hcl 0,5 M.
4. Catat volume akhir titrasi.
5. Hitung Persen kesalahan.
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
DAFTAR PUSTAKA

Brady,J.E.1999. Kimia Universitas Anas dan Struktur . Binurupa Aksara : Jakarta

Henneth. 1992. Experiment In General Chemistry. Harcout Brace College


Publisher : USA .

Khopar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . Universitas Indonesia : Jakarta

Mahfuz. 2014. Pengenceran Larutan (online)


(https://www.mystupidtheory.com/2014/10/pratikum-pengenceran Larutan
baku,html).diakses pada tanggal 7 maret 2016 pukul:14.30

Pujiansyah, Jr. 2016. Pembuatan larutan dan pengenceran (online)


(https://www.academia.edu/10903577/Laporan_kimia_Dasar_
pembuatan_larutan_Dan_pengenceran). di akses pada tanggal 7 maret 2016
pukul 15:00.

Puspita. Fika. 2015. Pembuatan Larutan (online) (https:// www.academia.


Edu/10130388/ Laporan_pembuatan_larutan_kimdas_2_). di akses pad
tanggal 6 maret 2016. pukul 10:15
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
LAPORAN TETAP
PENGENCERAN TETAP

VIII. Perhitungan
Tabel Hasil Pengamatan

NO M NaOH Sampel Vanalit V Titrat Hasil Pengamatan % Eror


I 10 ml 20 ungu menjadi bening
1 1M II 10 ml 19 19,5 ungu menjadi bening 2,50%
III 10 ml 10,3 ungu menjadi bening
2 0,5 M IV 10 ml 8,9 9,6 ungu menjadi bening 4,00%
V 10 ml 5,7 ungu menjadi bening
3 0,25 M VI 10 ml 5,9 5,8 ungu menjadi bening 16,00%
VII 10 ml 2,8 ungu menjadi bening
4 0,1 M VIII 10 ml 2,6 2,7 ungu menjadi bening 35,00%
IX 10 ml 1,2 ungu menjadi bening
5 0,05 M X 10 ml 1 1,1 ungu menjadi bening 10,00%
Massa NaOH 1 M
M=

X. Pembahasan
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
Pada praktikum yang ketiga. Praktikum mempelajari tentang pengenceran
yang bertujuan agar praktikan dapat membuat larutan encer pada konsentrasi
tertentu dari larutan pekat yang konsentrasinya diketahui. Mengencerkan larutan
dengan berbagai cara yaitu diaduk, dipanaskan, serta agar dapat mengetahui
perbandingan lama pengenceran dengan cara tersebut. Prinsip-prinsip
pengenceran antara lain : pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur,
dihitung jumlah zat terlarut yang akan diencerkan, kemudian dimasukkan kedalam
labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambahkan aquadest
sampai tanda batas. Tujuannya adalah untuk mengubah konsentrasi zat dengan
menggunakan dalam larutan titran yaitu Hcl dengan menggunakan rangkaian alat
titrasi. Untuk membuat larutan, pertama kita harus menghitung jumlah bahan yang
akan digunakan untuk membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 50 ml. Dengan cara
mengalikan normalitas dengan volume dari nilai bst NaOH. Kemudian bahan
ditimbang dan dimasukkan dalam labu bakar, kemudian tambahkan sedikit air dan
aquadest hingga tanda tera, lalu homogenkan. Suatu campuran dikatan sebagai
larutan apabila telah homogen sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara pelarut
dan zat terlarut. Hal ini sesuai menyatakan bahwa larutan adalah campuran
homogen antar dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom
maupun ion yang komposisinya bervariasi. Volume awal NaOH dihitung
menggunakan rumus pengenceran yaitu, molaritas akhir dikali volume akhir
kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Larutan NaOH diambil sebanyak 10
ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan kedalam labu ukur. Kemudian
tambahkan aquadest hingga batas tera. Setelah itu homogenkan dan dimasukkan
kedalam gelas beker lalu masing-masing larutan dineri lebel. Pada proses
pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan pekat (NaOH) dengan cara
menambahkan larutan (aquadest). Hal ini sesuai dengan definisi yang menyatakan
bahwa pengenceran merupakan mencampur larutan pekat( konsentrasi tinngi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Sedangkan dalam proses pembuatan larutan NaOH ada NaOH padat yang
dilarutkan dengan air yang dihangatkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan ketika
dilakukan pengadukan akan mempercepat kelarutan NaOH dalam air dan larutan
NaOH menjadi homogen. Kemudian larutan NaOH dipindahkan ke labu ukur, dan
gelas beker yang di pakai untuk melarutkan NaOH tadi dibilas dengan aquadest
untuk menetralisir larutan NaOH yang tersisa di dalamnya. Larutan NaOH
bersifat Eksotermik, karena larutannya berubah menjadi lebih panas, yaitu reaksi
yang membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya
entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan
entalpinya bertanda negatif.

IX Kesimpulan
Laboratorium Dasar Bersama (LDB) UNSRI
Laboratorium Kimia Umum Universitas Sriwijaya
Kelompok : I (Satu)
Fak/Jur : MIPA/Fisika
Praktikum : Kimia Dasar
1. Letak perbedaan antara pelarut dan zat yang terlarut adalah pada pemakaiannya,
solvent digunakan sebagai pelarut untuk melarut solute.Sedangkan solute
digunakan sebaga bahan utama dalam pengenceran.

2. pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan


konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.

3. Untuk membuat suatu larutan, pertama hitung massa bahan yang akan
dibuat dengan menggunakan rumus molaritas atau normalitas.

4. Untuk pengenceran pertama dihitung terlebih dahulu volume larutan


yang akan diencerkan dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu
M1V1=M2V2 .
5. Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan
volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.

Anda mungkin juga menyukai