Anda di halaman 1dari 10

NAMA : TRI ANGGARA

NIM : 05101181823003
PRODI : ILMU TANAH

BUDIDAYA TANAMAN BUNGA KOL


A. Sejarah Kubis Bunga
Kol bunga putih ( Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC) merupakan
tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil) yang mengandung
berbatang kaya. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kembang atau blum kol
(berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah
Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa bunga yang kompak yang
ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga
kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad ke XIX.
Tanaman kubis bunga termasuk dalam golongan tanaman sayuran semusim atau umur
pendek. Tanaman tersebut hanya dapat berproduksi satu kali dan setelah itu akan mati.
Pemanenan kubis bunga dapat dilakukan pada umur 60 – 70 hari setelah tanam, tergantung pada
jenis dan varietasnya (Cahyono, 2001)
Sentra Penanaman Beberapa tanaman ini adalah tanaman dataran tinggi triopka dan
wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar dapat membentuk bunga di dataran rendah
sekitar khatulisiwa. Daerah Dataran Tinggi adalah pusat budidaya kubis bunga. Pusat Produksi
tanaman ini terletak di Jawa Barat yaitu di Lembang, Cisarua, Cibodas. Namun saat ini kubis
bunga mulai ditanam di sentra-sentra sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat),
Pangalengan, Maja dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali).
Brassica oleracea varitas botrytis terdiri atas 2 subvaritas yaitu caulifloraDC. yang kita kenal
sebagai kubis bunga putih dan cymosa Lamn. yang berbunga hijau dan terkenal sebagai kubis
bunga. Penentuan kultivar berdasarkan ukuran, kemampatan dan warna massa bunga.
Kultivar lokal adalah kultivar Cirateun yang banyak ditanam di Lembang, sedangkan
kultivar introduksi adalah kultivar Petani Awal No 2 (umur panen 63 hari) dan Fengshan Ekstra
Awal (umur panen 59 hari) berasal dari Taiwan untuk dataran tinggi, Snown Crown Menengah
dan Tinggi Tinggi Serta Tropis Awal asal jepang untuk dataran rendah
B. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kubis Bunga
Menurut klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan) tanaman kubis bunga termasuk
kedalam :
1. Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji).
2. Sub divisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah).
3. Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua atau biji belah).
4. Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
5. Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
6. Genus : Brassica
7. Spesies : Brassica oleraceae var. botrytis L
Morfologi
Kubis bunga merupakan salah satu anggota dari keluarga tanaman kubis-kubisan
(Cruciferae). Bagian yang dikonsumsi dari sayuran ini adalah massa bunganya atau disebut
dangan “Curd”. Massa bunga kubis bunga umumnya berwarna putih bersih atau putih kekuning -
kuningan (Anonim. A, 2009). Seperti tanaman yang lainnya, tanaman kubis bunga mempunyai
bagian - bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar
Sistem perakaran kubis bunga menurut Cahyono (2001) memiliki akar tunggang (Radix
Primaria) dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi (kearah dalam), sedangkan
akar serabut tumbuh ke arah samping (horizontal), menyebar, dan dangkal (20 cm – 30 cm).
Dengan perakaran yang dangkal tersebut, tanaman akan dapat tumbuh dengan baik apabila
ditanam pada tanah yang gembur dan porous.
2. Batang
Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek (sekitar 30 cm). Batang tersebut
berwarna hijau, tebal, dan lunak namun cukup kuat dan batang tanaman ini tidak bercabang
(anonim. B, 2009).
3. Daun
Daun kubis bunga menurut Cahyono (2003) berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian
tepi daun bergerigi, agak panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah - celah yang
menyirip agak melengkung ke dalam. (Sugeng, 1981) menambahkan daun tersebut berwarna
hijau dan tumbuh berselang - seling pada batang tanaman. Daun memiliki tangkai yang agak
panjang dengan pangkal daun yang menebal dan lunak. Daun - daun yang tumbuh pada pucuk
batang sebelum massa bunga tersebut berukuran kecil dan melengkung ke dalam melindungi
bunga yang sedang atau mulai tumbuh.
4. Bunga
Massa bunga (curd) terdiri dari bakal bunga yang belum mekar, tersusun atas lebih dari
5000 kuntum bunga dengan tangkai pendek, sehingga tampak membulat padat dan tebal
berwarna putih bersih atau putih kekuning - kuningan. Diameter massa bunga kubis bunga dapat
mencapai lebih dari 20 cm dan memiliki berat antara 0,5 kg – 1,3 kg, tergantung varietas dan
kecocokan tempat tanam (Pracaya, 2000).
5. Buah dan Biji
Tanaman kubis bunga dapat menghasilkan buah yang mengandung banyak biji. Buah
tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan bunga yang terjadi karena penyerbukan sendiri ataupun
penyerbukan silang dengan bantuan serangga lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran
kecil dan ramping, dengan panjang antara 3 cm – 5 cm. Di dalam buah tersebut terdapat biji
berbentuk bulat kecil, berwarna coklat kehitam – hitaman. Biji – biji tersebut dapat dipergunakan
sebagai benih perbanyakan tanaman (Cahyono, 2001).

C. Jenis-Jenis Tanaman Kubis Bunga


Pada dasarnya, varietas kubis bunga dibedakan menjadi 2 kelompok menurut klasifikasi
umurnya, yaitu varietas berumur genjah (early variety) dan berumur panjang atau lambat (late
variety) (Rukmana, 1994).
Beberapa varietas kubis bunga yang telah diketahui dapat tumbuh dan berproduksi di Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
1. Farmers Early No. 2 (506)
Ini merupakan varietas kubis bunga berumur pendek (genjah), dapat dipanen pada umur
55 hari setelah pindah tanam. Daya adaptasinya luas, baik di dataran rendah atau dataran tinggi.
Umumnya massa kubis bunga berwarna putih, padat dan beratnya kurang lebih 1,3 kg/bunga dan
varietas ini cukup tahan terhadap penyakit berbahaya.
2. Fengshan Extra Early (501)
Varietas ini berumur sangat pendek, yaitu dapat dipanen pada umur 40 hari setelah
pindah tanam. Tahan terhadap kondisi cuaca panas maupun xviii penyakit berbahaya. Jenis ini
tidak dianjurkan ditanam pada daerah yang cuacanya dingin bersuhu kurang dari 200 C.
3. Snow Crown
Merupakan varietas berumur pendek yang dapat dipanen pada umur 60 hari setelah
pindah tanam. Tahan terhadap cuaca panas maupun dingin sehingga cocok ditanam di dataran
menengah sampai dataran tinggi. Tahan terhadap penyakit busuk leher hitam, busuk hitam pada
akar dan bercak daun. Massa bunga berwarna putih bersih.
4. Tropikal Early
Varietas ini berumur sangat pendek, yaitu dapat dipanen pada umur 56 hari setelah
pindah tanam. Massa bunga berwarna kuning dengan diameter kurang lebih 13 cm. Dapat
beradaptasi dengan baik dan dapat ditanam di daerah dataran rendah. Sifat persariannya bebas
(open polinity), sehingga dapat dibijikan sendiri.
5. Cirateun
Varietas ini merupakan benih asli dari Indonesia yang ditemukan di desa Cirateun. Massa
bunga berwarna putih atau putih kekuning – kuningan. Sifat persariannya bebas (open polinity),
sehingga dapat dibijikan sendiri. Cocok untuk ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 m
dari permukaan laut (Rukmana, 1994).

D. Syarat Tumbuh Tanaman Kubis Bunga


Syarat tumbuh tanaman kubis bunga dalam budidaya tanaman kubis bunga adalah sebagai
berikut :
1. Iklim
Pada mulanya kubis bunga dikenal sebagai tanaman sayuran daerah yang beriklim dingin
(sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di daerah dataran tinggi antara 1000 – 2000
meter dari atas permukaan laut (dpl) yang suhu udaranya dingin dan lembab. Kisaran temperatur
optimum untuk pertumbuhan dan produksi sayuran ini antara 150 C – 180 C, dan maksimum 240
C (Rukmana, 1994). Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap temperatur
tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan
menengah (200-700 m dpl). Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah
menyebabkan terjadinya sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang
lebih panjang. Kubis bunga termasuk tanaman yang sangat peka terhadap temperatur terlalu
rendah ataupun terlalu tinggi, terutama pada periode pembentukan bunga. Bila temperatur terlalu
rendah, sering mengakibatkan terjadinya pembentukan bunga sebelum waktunya. Sebaliknya
pada temperatur yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan tumbuhnya daun - daun kecil pada
massa bunga (curd) (Pracaya, 2000).
2. Tanah
Tanaman kubis bunga cocok ditanam pada tanah lempung berpasir daripada tanah berliat,
tetapi toleran terhadap tanah ringan seperti andosol. Namun syarat yang paling penting keadaan
tanahnya subur, gembur, kaya akan bahan organik, tidak mudah becek (menggenang), kisaran
pH antara 5,5 – 6,5 dan pengairannya cukup memadai (Anonim. B, 2009).
3. Ketinggian Tempat
      Di Indonesia, sebenarnya kubis bunga hanya cocok dibudidayakan di daerah pegunungan
berudara sejuk sampai dingin pada ketinggian 1.000-2.000 m dpl.

E. Teknik Budidaya Tanaman Kubis Bunga

a. Kebutuhan Benih
 Benih yang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 Benih utuh, berarti tidak luka atau tidak cacat.
 Benih harus bebas hama dan penyakit.
 Benih harus murni, tidak boleh tercampur dengan biji-bijian atau benih lain juga bersih dari
kotoran.
 Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
 Mempunyai daya kecambah 80% sehingga untuk satu hektar kebun diperlukan 100-250
gram tergantung pada ukuran Benih yang baik akan disimpan jika direndam dalam udara.

b. Persiapan Benih
Penyerapan benih untuk meningkatkan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan sebagai berikut:
 Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang
diminta atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat C selama 15-30 menit.
 Penyeleksian benih, dengan merendam biji di udara, di mana benih yang baik akan
tenggelam.
 Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat
berkecambah.
 Benih harus disemai dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat
dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung dapat dibuat dari daun
pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil

c. Persemaiaan Benih kubis bunga


Benih kubis bunga harus disemai sebelum ditanam. Persemaian dilakukan di dalam kotak
pesemaian (nampan), media persemaian adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kuda
dengan campuran 1: 1: 1. Benih ditanamkan ke dalam kotak pesemaian (nampan), benih
dipelihara hingga berumur 25-30 hari setelah semai.
Beberapa persyaratan Cara Pelaksanaan pesemaian yang Baik Adalah:
 Yang disemaikan biasanya Tanaman Yang Lemah, TIDAK KUAT kalau Langsung ditanam
di Tempat Yang Tetap
 Tempat menyemai Berupa bedengan KHUSUS, diberi Atap peneduh untuk review
mencegah Curahan hujan Jangan Sampai merusak Benih Yang Masih Lemah
 Tempat pesemaian Harus Aman Dari gangguan binatang
 Penyiraman dilakukan dengan menggunakan Hand Sprayer.
 Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat penanamannya di lapang setelah cukup kuat
 Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke polibag, menunggu saat ditanam
di tempat penanamannya

d. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi gembur, sehingga
pertumbuhan akar tanaman maksimal. Pengolahan tanah juga akan memperbaiki tekstur tanah.
Adapun tahapan dari pengolahan tanah, yaitu:
Membuat bedengan dengan lebar 1 m, jarak bedengan 30 m dan panjangnya sesuai dengan lahan.
Penggemburan ketanah dengan kedalaman 30-40 cm
Pemupukan Organik dan Non Organik.
Pemberian pupuk diberikan sebelum memasang mulsa dan diratakan diatas tanah bedengan.
Pemberian pupuk OrganikSP 36, ZA, Kcl dengan mengalihkan 1: 1: ½ untuk penyanter tanaman
vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan diatas bedengan dengan jarak per 1 m dan
diberikan 100 g.
e. Pemupukan
Pada saat pembuatan bedengan sedang berlangsung, campurkan 12,5-17,5 ton / ha Selain
itu diberikan pupuk dasar terdiri ZA, urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 250 kg
disebar merata dan dicampur dengan tanah di bedengan. Setelah itu lubang tanam dibuat dengan
menggunakan cangkul.

f. Pemasangan mulsa                       


Mulsa adalah plastik untuk bedengan, ada 2 warna yang berwarna perak berada diatas,
sedangkan warna hitam dibawah, fungsi mulsa antara lain :
 Untuk menekan tumbuhnya gulma
  Menahan/menjaga kelembaban
 Mencegah/mengurangi penguapan air
 Menghemat biaya tenaga kerja dalam penyiangan
 Memblokir pantulan untuk mengusir hama
 Fotosintesis lewat pantulan sinar matahari

g.    Pembuatan Lubang Tanaman


Pembuatan lubang tanam untuk tanaman kubis bunga, jarak tanaman yang digunakan
adalah 50x50 cm., dengan bedengan yang sudah ditutupi dengan mulsa, yang sudah dilubangi.
Setelah itu dilakukan penunggalan sedalam 2-3 cm.

h.    Penanaman
Bibit di dalam bumbung daun pisang ditanam langsung tanpa membuang bumbungnya.
Jika digunakan bumbung kertas berplastik atau polibag, bibit dikeluarkan dengan cara
membalikkan bumbung dan mengeluarkan bibit dengan hati-hati tanpa merusak akar. Satu bibit
di tanam di dalam lubang tanam dan segera disiram sampai tanah menjadi basah benar

i.    Pemeliharaan
1. Penyulaman
Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum
tanaman berumur kira-kira 2 minggu.
2. Penyiangan
Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan dilakukan bersama-sama dengan
pemupukan susulan yaitu pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst. Penyiangan
dan penggemburan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak
merusak akar kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif (memasuki masa
berbunga) penyiangan dihentikan.
3. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman
dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan awal dan
pembentukan
4. Pemupukan
Selama masa pertumbuhan tanaman diberi pupuk susulan sebanyak 3 kali. Pupuk susulan I
diberikan 7-10 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 75 kg/ha
di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah. Pupuk susulan II
diberikan 20 hst terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 150 kg/ha di
larikan sejauh 20 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah. Pupuk susulan III diberikan 30-35 hst
terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha di larikan sejauh 25 cm dari
batangnya lalu ditimbun tanah

j. Hama dan Penyakit


Hama
1.    Ulat Plutella (Plutella xylostella L.)
Ulat yang berwarna hijau ini memakan permukaan daun bagian bawah dengan
meninggalkan tulang-tulang daun sehinggn daun berlubang.
2.    Ulat Croci (Crocidolomia binotalis Zeller)
Ulat berwarna hijau bergaris punggung hijau muda dan berwarna kuning di sisi perut.
Akibat serangan ulat ini, massa bunga atau daun disekelilingnya menjadi bolong-bolong.
3.    Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)
Ulat menyerang tanama kubis dengan cara memotong titik tumbuh atau pangkal batang
tanaman sehingga tangkai daun atau batang rebah dan layu terutama di siang hari.
4.    Kutu daun (Aphis brassicae)
Kutu daun menghisap cairan sel sehingga daun menguning dan massa bunga berbintik-
bintik kotor. Biasanya, kutu ini hidup berkelompok di permukan bawah daun atau pada massa
bunga. Serangan yang hebat biasanya terjadi di musim kemarau.
5.    Ulat jengkal (Trichoplusiana sp.) dan ulat grayak (Spodoptera sp.)
Ulat jengkal berukuran 4 cm, hijau pucat dan berpita merah muda pada tiap sisi badannya
sedangkan ulat grayak memiliki bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis
kekuning-kuningan pada sisinya. Keduanya menyerang daun pada musim kemarau sehingga
daun rusak, bolong-bolong meninggalkan tulang daunnya saja. Ulat grayak menyerang tanaman
beramai-ramai dalam satu kelompok besar. Pengendalian hama dilakukan dengan cara terpadu:
melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman selain famili Cruciferae, menyebarkan mikroba
yang menjadi musuh alami dan menggunakan pestisida baik yang biologis maupun kimiawi

 Penyakit
1. Busuk hitam
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Dows. Penyakit ini bersifat tular benih (seed
born) yang menyerang semua fase pertumbuhan kubis bunga. Infeksi di lapangan melalui bekas
gigitan serangga atau luka. Gejala: terdapat bercak coklat kehitam-hitaman pada daun, batang,
tangkai, bunga maupun massa bunga. Batang dan massa bunga menjadi busuk sehingga tidak
dapat dipanen.
2. Busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia carotovora Holland. Penyakit ini menyebabkan busuk lunak
pada tanaman di kebun dan pasca panen. Infeksi terjadi setelah busuk hitam melalui luka pada
pangkal bunga yang hampir dipanen atau melalui akar yang terluka. Gelaja: busuknya batang
atau pangkal bunga dengan tiba-tiba.
3. Akar bengkak
Penyebab: jamur Plasmodiophora brassicae Wor. Gejala: tanaman layu seperti
kekurangan air dan segar kembali di malam hari, lama-lama pertumbuhan terhambat dan kerdil
serta tidak bisa berbunga. Selain akar tanaman membengkak terlihat pula ada bercak hitam di
akar tersebut.
Pengendalian hama dilakukan dengan cara terpadu: melakukan pergiliran tanaman dengan
tanaman selain famili Cruciferae, menyebarkan mikroba yang menjadi musuh alami dan
menggunakan pestisida baik yang biologis maupun kimiawi
k.Panen
Panen bunga kubis bunga dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari sejak ditanam,
sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya mekar,
tangkai bunga akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning

Anda mungkin juga menyukai