Anda di halaman 1dari 7

METODE TEKNIK PENYUSUNAN

PROGRAM KERJA DPRD


DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS
Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya

1. Pendahuluan 3. Prioritas dan Plapon Anggaran MODUL


- Pengantar Sementara
- Tujuan
- Definisi
2. Kebijakan Umum APBD

1. Pendahuluan
1.1 Pengantar
 Dalam penyusunan APBD pemerintah daerah dan DPRD
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
 Penetapan APBD tepat waktu yaitu paling lambat tanggal 31
Desember.
 Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah daerah harus
memenuhi jadwal proses penyusunan APBD, mulai dari

METODE TEKNIK PENYUSUNAN


penyusunan dan penyampaian rancangan kebijakan umum
anggaran dan rancangan perioritas plafon anggaran

PROGRAM KERJA DPRD


sementara (PPAS) oleh pemerintah daerah kepada DPRD
untuk dibahas dan disepakati bersama paling lambat akhir
bulan Juli.
 Selanjutnya KUA dan PPAS yang telah disepakati bersama
tersebut, akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk
menyusun, menyampaikan dan membahas RAPBD, antara
pemerintah daerah dan DPRD sampai dengan tercapainya
persetujuan bersama antara Kepala Daerah dengan DPRD,
terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD.
 peningkatan jaminan sosial.
 Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD,
tahun anggaran berikutnya sejalan dengan rencana kerja
pemerintah.

1.2 Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang
sebagai dasar pemahaman KUA dan PPAS, akan dapat :
“Menjelaskan pengertian dan konsep KUA dan PPAS”

 UBDistanceLearning 
Mata Kuliah/Materi Kuliah Brawijaya University 2012

1.3 Definisi
• Substansi KUA mencakup hal-hal yang sifatnya kebijakan umum dan tidak
menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang sifatnya kebijakan umum,
seperti : gambaran kondisi ekonomi makro termasuk perkembangan indikator
ekonomi makro daerah, asumsi dasar penyusunan RAPBD, termasuk laju
inflasi, pertumbuhan PDRB, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja
daerah, kebijakan pembiayaan.
• Substansi PPAS lebih mencerminkan prioritas pembangunan daerah yang
dikaitkan dengan sasaran yang ingin dicapai termasuk program prioritas dari SK
PD terkait.
• PPAS juga menggambarkan pagu anggaran sementara di masing-masing
SKPD berdasarkan program dan kegiatan prioritas dalam RKPD.
• Pagu sementara tersebut akan menjadi pagu definitive setelah rancangan
peraturan daerah tentang APBD disetujui bersama antara kepala daerah
dengan DPRD serta rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut
ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD.
• Untuk menjamin konsistensi dan percepatan pembahasan KUA dan rancangan
PPAS Kepala Daerah harus menyampaikan rancangan KUA dan rancangan
PPAS tersebut kepada DPRD dalam waktu yang bersamaan, juga selanjutnya.
Hasil pembahasan kedua dokumen tersebut disepakati bersama antara Kepala
Daerah dengan DPRD pada waktu yang bersamaan, sehingga keterpaduan
substansi KUA dan PPAS dalam proses penyusunan RAPBD akan lebih efektif.

2. Kebijakan Umum APBD


Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang
pendapatan, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1
(satu) tahun. Kepala Daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan
umum APBD berpedoman pada pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Kepala daerah menyampaikan rancangan
kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sebagai landasan penyusunan
RAPD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan bulan Juni tahun anggaran
berikutnya.
Rancangan kebijakan umum APBD yang telah dibahas kepala daerah
bersama DPRD dalam pembicaraan pendahuluan RAPD selanjutnya disepakati
menjadi Kebijakan Umum APDB

[139]
Mata Kuliah/Materi Kuliah Brawijaya University 2012

Gambar Penyusunan KUA

2.1 Isi Rancangan KUA


Memuat target Pencapaian Kinerja yang terukur dari program-program yang
akan dilaksanakan oleh Pemda untuk setiap urusan pemerintahan daerah. Disertai
dengan proyeksi pendapatan daerah, Alokasi belanja daerah, sumber dan
penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya.
Program-program dimaksud diselaraskan dengan prioritas pembangunan
yang ditetapkan pemerintah. Asumsi yang mendasarinya mempertimbangkan
perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang
ditetapkan pemerintah.

2.2 Siapa Penyusun KUA?


Rancangan KUA disusun oleh Kepala Daerah dibantu oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah.

2.3 Proses Penyusunan KUA


• Rancangan KUA yang telah disusun disampaikan Sekretaris Daerah selaku
koordinator pengelolaan keuangan daerah kepada Kepala Daerah paling lambat
awal Bulan Juni.
• Rancangan KUA disampaikan Kepada Daerah kepada DPRD paling lambat
pertengahan Bulan Juni Tahun Anggaran berjalan untuk dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD.
• Rancangan KUA yang telah dibahas disepakati menjadi KUA paling lambat
minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan.

2.4 Format KUA


I. Pendahuluan
II. Gambaran Umum RKPD
III. Kerangka Ekonomi Makro dan Implikasinya Terhadap Sumber Pendanaan
IV. Penutup

[140]
Mata Kuliah/Materi Kuliah Brawijaya University 2012

A) Pendahuluan
Uraian kondisi/prestasi yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, tahun
berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun anggaran yang akan datang.
Uraian ringkasan identifikasi permasalahan/ hambatan dan tantangan utama
yang dihadapi pada tahun sebelumnya, tahun berjalan dan tahun yang akan
datang.

B) Gambaran Umum RKPD


Memuat gambaran umum prioritas pembangunan daerah yang
diamanatkan dalam RKPD untuk menyesuaikan permasalahan/ hambatan dan
tantangan utama. Menjawab tantangan yang mendesak dan berdampak luas
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung upaya
mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam RPJMD.

C) Kerangka Ekonomi Makro dan Implikasinya Terhadap Sumber Pendanaan


Dijelaskan tentang Asumsi, kondisi yang telah terjadi dan diperkirakan
akan terjadi yang menjadi dasar penyusunan KUA. Contoh asumsi dan kondisi:
laju inflasi, pertumbuhan ekonomi regional, tingkat pengangguran regional, lain-
lain asumsi yang relevan dengan kondisi daerah setempat.
Dalam rangka implementasinya asumsi dan kondisi yang menjadi dasar
pencapaian sasaran, KUA harus mampu menjelaskan kebijakan penganggaran
sesuai kebijakan pemerintah. Kondisi yang berbeda akan menghasilkan target/
sasaran yang berbeda. Juga diuraikan tentang perkiraan penerimaan untuk
mendanai seluruh pengeluaran pada tahun yang datang, baik dari PAD, DAU,
DBH, dan DAK maupun dari pinjaman dan hibah

D) Penutup
Demikian rancangan KUA ini disusun untuk dibahas dan disepakati
sebagai dasar penyusunan dan pembahasan prioritas dan plafon anggaran
sementara.

3. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)


Adalah program prioritas dan patokan batasan maksimum anggaran yang
diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan
RKA-SKPD.

[141]
Mata Kuliah/Materi Kuliah Brawijaya University 2012

Gambar Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

3.1 Proses Penyusunan PPAS


Rancangan PPAS disusun berdasarkan KUA yang telah disepakati. Kepala
daerah menyampaikan Rancangan PPAS kepada DPRD untuk dibahas paling
lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan. Pembahasan dilakukan
TAPD bersama Panitia Anggaran. Rancangan PPAS disepakati menjadi PPA paling
lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.

3.2 Format PPAS


I. Pendahuluan
II. Kebijakan Umum APBD
III. Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah
IV. Prioritas Program Dan Plafon Anggaran
V. Plafon Anggaran Menurut Organisasi
VI. Penutup

A) Pendahuluan
Uraikan kondisi/prestasi yang telah dicapai pada tahun sebelumnya,
tahun berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun anggaran yang akan
datang. Uraikan ringkas identitas permasalahan/ hambatan dan tantangan
utama yang dihadapi pada tahun sebelumnya, tahun berjalan dan tahun yang
akan datang.

B) Kebijakan Umum APBD


Memuat gambaran ringkas tentang target pencapaian kinerja yang
terukur dari setiap urusan pemerintahan daerah dan proyeksi pendapatan,
belanja, dan pembiayaan daerah sebagai dasar penentuan prioritas program
dan plafon anggaran menurut bidang pemerintahan.

[142]
Mata Kuliah/Materi Kuliah Brawijaya University 2012

C) Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah


Memuat penjelasan tentang asumsi makro ekonomi yang disepakati
tentang implikasi kemampuan fiskal daerah, kebijakan yang ditempuh dalam
upaya peningkatan pendapatan daerah, faktor-faktor yang mempengaruhi tidak
terjadinya atau terjadinya peningkatan belanja daerah dan kebijakan
pemerintah daerah di bidang pembiayaan daerah. Penjelasan tersebut secara
ringkas digambarkan dalam ringaksan Proyeksi APBD

D) Prioritas Program dan Plafon Anggaran


Menguraikan tentang prioritas dan plafon anggaran yang disepakati
mencakup capaian sasaran program, dasar pertimbangan penentuan besaran
pagu indikatif untuk mencapai sasaran program serta hal-hal yang perlu
mendapat perhatian SKPD dalam menjabarkan program lebih lanjut ke dalam
masing-masing kegiatan

E) Penutup
Demikian rancangan PPAS ini disusun untuk dibahas dan disepakati
sebagai dasar penyusunan Rancangan Perda tentang APBD.

3.3 Penyusunan Nota Kesepakatan KUA dan PPAS


A. Format Nota Kesepakatan KUA
Menyebutkan Pihak-pihak yang Terkait :
I. Pendahuluan
II. Gambaran Umum RKPD
III. Kerangka Ekonomi Makro dan Implikasinya Terhadap Sumber Pendanaan
IV. Penutup

B. Format Nota Kesepakatan PPA


Menyebutkan Pihak-Pihak yang Terkait :
I. Pendahuluan
II. Kebijakan Umum APBD
III. Proyeksi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan Daerah
IV. Prioritas Program Dan Plafon Anggaran
V. Plafon Anggaran Menurut Organisasi
VI. Penutup

REFERENSI

Domai, T. (2011). Kekuasaan Pemimpin dalam Pengelolaan Keuangan Publik.


LPTP. FIA. UB. Malang.

[143]
Mata Kuliah/Materi Kuliah Brawijaya University 2012

Mardiasmo. (206). Implementasi Permendagri No. 13 Tahun 2006 dalam


Pengelolaan Keuangan Daerah. Makalah.

PROPAGASI

A. Diskusi
1. Teknik penyusunan program kerja DPRD
2. Permendagri No. 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun
2012

B. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan KUA
2. Apa yang dimaksud dengan PPAS
3. Kenapa APBD selalu ditetapkan dengan Peraturan Daerah
4. Kenapa perlu dibuat KUA oleh Kepala Daerah
5. Kenapa perlu dibuat PPAS oleh Kepala Daerah
6. Kenapa penetapan APBD harus tetap waktu yaitu paling lambat 31 Desember
7. Kenapa substansi KUA mencakup hal-hal yang bersifat umum

C. Pertanyaan Multiple Choice


1. Penetapan APBD harus tepat tanggal 31 Desember
a. Benar
b. Salah
c. Ragu-ragu
2. Kepala Daerah menyusun KUA dan PPAS
a. Salah
b. Benar
c. Ragu-ragu
3. KUA dan PPAS harus mendapatkan persetujuan bersama Kepala Daerah dan
DPRD
a. Benar
b. Salah
c. Ragu-ragu
4. Substansi KUA mencakup hal-hal yang bersifat kebijakan umum
a. Salah
b. Benar
c. Ragu-ragu
5. PPAS lebih mencerminkan prioritas pembangunan daerah
a. Benar
b. Salah
c. Ragu-ragu

[144]

Anda mungkin juga menyukai