Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DIMAS AGUNG OKOPUTRA

NIM : 015.06.0015
TUGAS : Trauma kapitis

Trauma merupakan penyebab utama kematian pada populasi


dibawah umur 45 tahun dan merupakan penyebab kematian no. 4 pada
seluruh populasi terutama bagian kepala. Lebih dari 50% kematian
disebabkan oleh cidera kepala. Kecelakaan kendaraan bermotor menrupakan
penyebab cedera kepala pada lebih dari 2 juta orang setiap tahunnya, 75.000
orang meninggal dunia dan lebih dari 100.000 orang yang selamat akan
mengalami disabilitas permanent. Cedera kepala dapat disebabkan oleh dua
hal antara lain : Benda Tajam. Trauma benda tajam dapat menyebabkan
cedera setempat. Benda Tumpul, dapat menyebabkan cedera seluruh
kerusakan terjadi ketika energi/ kekuatan diteruskan kepada otak, Tanda dan
gejala cedera kepala dapat dikelompokkan dalam 3 kategori utama :
- Tanda dan gejala fisik/somatik: nyeri kepala, dizziness, nausea, vomitus
- Tanda dan gejala kognitif: gangguan memori, gangguan perhatian dan
berfikir kompleks
- Tanda dan gejala emosional/kepribadian: kecemasan, iritabilitas
Gambaran klinis secara umum pada trauma kapitis :
- Pada kontusio segera terjadi kehilangan kesadaran.
- Pola pernafasan secara progresif menjadi abnormal.
- Respon pupil mungkn lenyap.
- Nyeri kepala dapat muncul segera/bertahap seiring dengan peningkatan
TIK.
- Dapat timbul mual-muntah akibat peningkatan tekanan intrakranial.
Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan
gerakan motorik dapat timbul segera atau secara lambat.
Pemeriksaan Dianostik:
- CT –Scan : mengidentifikasi adanya sol, hemoragi menentukan ukuran
ventrikel pergeseran cairan otak.
- MRI : sama dengan CT –Scan dengan atau tanpa kontraks.
Angiografi Serebral : menunjukkan kelainan sirkulasi serebral seperti
pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan dan trauma.
- EEG : memperlihatkan keberadaan/ perkembangan gelombang.
- Sinar X : mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (faktur
pergeseran struktur dan garis tengah (karena perdarahan edema dan
adanya frakmen tulang).
- BAER (Brain Eauditory Evoked) : menentukan fungsi dari kortek dan
batang otak..
- PET (Pesikon Emission Tomografi) : menunjukkan aktivitas
metabolisme pada otak.
- Pungsi Lumbal CSS : dapat menduga adanya perdarahan subaractinoid.
- Kimia/elektrolit darah : mengetahui ketidakseimbangan yang
berpengaruh dalam peningkatan TIK.
- GDA (Gas Darah Arteri) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau
oksigenasi yang akan dapat meningkatkan TIK.
- Pemeriksaan toksitologi : mendeteksi obat yang mungkin bertanggung
jawab terhadap penurunan kesadaran.
- Kadar antikonvulsan darah : dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat
terapi yang cukup efektif untuk mengatasi kejang.

Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada fossa anterior


dekat sinus frontal atau dari fraktur tengkorak bagian petrous dari tulang
temporal. Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam
pertama dini, minggu pertama) atau lanjut (setelah satu minggu).
Diabetes Insipidus, disebabkan oleh kerusakan traumatic pada rangkai
hipofisis meyulitkan penghentian sekresi hormone antidiupetik.
Penatalaksanaan umum adalah sebagai berikut :
- Nilai fungsi saluran nafas dan respirasi.
- Stabilisasi vertebrata servikalis pada semua kasus trauma
- Berikan oksigenasi.
- Awasi tekanan darah
- Kenali tanda-tanda shock akibat hipovelemik atau neuregenik.
- Atasi shock
- Awasi kemungkinan munculnya kejang.
Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis
sesuai dengan berat ringannya trauma. Therapi hiperventilasi (trauma kepala
berat). Untuk mengurangi vasodilatasi. Pengobatan anti oedema dengan
larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa 40 % atau gliserol 10 %.
Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin). Makanan atau
cairan. Pada trauma ringan bila terjadi muntah-muntah tidak dapat diberikan
apa-apa, hanya cairan infus dextrosa 5% , aminofusin, aminofel (18 jam
pertama dan terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikana makanan
lunak. Pada trauma berat, hari-hari pertama (2-3 hari), tidak terlalu banyak
cairan. Dextrosa 5% untuk 8 jam pertama, ringer dextrose untuk 8 jam
kedua dan dextrosa 5% untuk 8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila
kesadaran rendah, makanan diberikan melalui ngt (2500-3000 tktp).
Pemberian protein tergantung nilai urea.

Anda mungkin juga menyukai