Anda di halaman 1dari 2

Nama: xena pramesti mahardika

Nim: 015.06.0005

Resume: dr Ayu Sp.S – Demensia & Alzheimer

Demensia adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan gejala-gejala sekelompok penyakit yang
mempengaruhi otak. Ini bukan satu penyakit yang spesifik. Demensia mempengaruhi cara berpikir,
kelakuan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan biasa sehari-hari. Fungsi otak cukup banyak
terpengaruh sehingga mengganggu pergaulan dan pekerjaan normal penderita. Tanda khas demensia
adalah ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-hari sebagai akibat dari berkurangnya
kemampuan kognitif (mengenali).

Didiagnosis demensia apabila jika dua atau lebih dari fungsi kognitif cukup terganggu. Fungsi
kognitif yang terganggu dapat termasuk daya ingat, kemampuan berbicara, memahami informasi,
kemampuan memahami ruang gerak, menilai dan memberi perhatian. Orang yang menderita demensia
mungkin mendapat kesukaran mengatasi persoalan dan mengendalikan emosi mereka. Mereka juga
mungkin mengalami perubahan kepribadian. Apa tepatnya gejala-gejala yang dialami orang yang
menderita demensia tergantung pada tempat-tempat di otak yang rusak oleh penyakit yang
menyebabkan demensia itu. Pada banyak jenis demensia, beberapa dari sel-sel syaraf di otak berhenti
berfungsi, kehilangan sambungan dengan sel-sel lain, dan mati

Beberapa bentuk demensia yang paling umum adalah:

Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum, berjumlah kira-kira dua-pertiga dari
semua kasus. Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif secara berangsur-angsur,
sering bermula dengan kehilangan daya ingat. Penyakit Alzheimer ditandai oleh dua abnormalitas di
otak – plak amyloid (amyloid plaques) dan ‘neurofibrillary tangles’ (belitan-belitan neurofibriler).
Plak itu adalah kumpulan protein yang abnormal yang disebut beta amyloid. Belitan-belitan itu adalah
kumpulan serat yang berbelit-belit yang terdiri dari protein yang disebut tau. Plak dan serat yang
berbelit-belit itu menghambat komunikasi antara sel-sel syaraf dan menyebabkan sel-sel itu mati.

Demensia Vaskuler (Vascular dementia)

Demensia vaskuler (vascular dementia) adalah kerusakan daya kognitif (daya mengenali) yang
disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak. Ini dapat disebabkan oleh satu stroke (serangan
otak), atau oleh beberapa serangan otak yang terjadi selama beberapa waktu. Demensia vaskuler
merupakan diagnosa jika ada bukti adanya penyakit pembuluh darah di otak dan fungsi kognitif yang
terganggu yang mempersukar hidup sehari-hari. Gejala-gejala demensia vaskuler dapat bermula tiba-
tiba setelah suatu serangan otak, atau mulai perlahan-lahan selagi peyakit pembuluh darah itu
bertambah parah. Gejala-gejalanya berbeda-beda tergantung pada lokasi dan ukuran kerusakan otak
itu. Ini mungkin mengenai satu saja atau beberapa fungsi kognitif yang khusus.

Penyakit Lewy body (Lewy body disease)

Penyakit Lewy body (Lewy body disease) ditandai oleh adanya Lewy body di dalam otak. Lewy body
adalah gumpalangumpalan protein alpha-synuclein yang abnormal yang berkembang di dalam sel-sel
syaraf. Abnormalitas ini terdapat di tempat-tempat tertentu di otak, yang menyebabkan perubahan-
perubahan dalam bergerak, berpikir dan berkelakuan. Orang yang menderita penyakit Lewy body
dapat merasakan sangat naik-turunnya perhatian dan pemikiran. Mereka dapat berlaku hampir normal
dan kemudian menjadi sangat kebingungan dalam waktu yang pendek saja. Halusinasi visual (melihat
hal-hal yang tidak ada) juga merupakan gejala yang umum.

Demensia Frontotemporal (Frontotemporal dementia)

Demensia frontotemporal (Frontotemporal dementia) menyangkut kerusakan yang berangsur-angsur


pada bagian depan (frontal) dan/atau temporal dari lobus (cuping) otak. Gejala-gejalanya sering
muncul ketika orang berusia 50-an, 60-an dan kadang-kadang lebih awal dari itu. Ada dua
penampakan utama dari demensia frontotemporal – frontal (menyangkut gejala-gejala dalam kelakuan
dan perubahan kepribadian) dan temporal (menyangkut gangguan pada kemampuan berbahasa).
Tetapi, dua hal itu sering bertumpang tindih. Karena bagian lobus frontal (cuping depan) dari otak
menguasai kemampuan menilai dan tingkah laku, orang yang mendapat demensia frontotemporal
sering sukar berkelakuan secara yang dapat diterima masyarakat. Mereka bisa kurang sopan,
mengabaikan pekerjaan sehari-hari, tidak dapat mengendalikan keinginan atau mengulang-ulang,
agresif, tidak dapat mengendalikan diri atau bertindak secara ceroboh.

Tanda-tanda awal demensia bisa hampir tidak terlihat tidak jelas, dan mungkin tidak langsung
signifikan. Beberapa gejala umum dapat termasuk:

Sering lupa, semakin lama semakin berat

 Merasa bingung
 Perubahan kepribadian
 Tidak peduli dan menyendiri
 Kehilangan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai