Anda di halaman 1dari 15

ANGELINA HENDESA

04011381419200
GAMMA
DEMENSIA
Defenisi
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang
menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
Epidemologi
Pada jaman Romawi dari kata Latin sebenarnya, kata demens tidak memiliki arti konotasi
yang spesifik. Yang pertama kali menggunakan kata demensia adalah seorang
enclyopedist yang bernama Celcus di dalam publikasinya De re medicine sekitar AD 30
yang mengartikan demens sebagai istilah gila. Seabad kemudian seorang tabib dari
Cappodocian yang bernama Areteus menggunakan istilah senile dementia pada seorang
pasien tua yang berkelakuan seperti anak kecil. Kemudian pada awal abad ke 19 seorang
psikiater Prancis yang bernama Pinel menghubungkan terminologi demensia dengan
perubahan mental yang progresif pada pasien yang mirip idiot (Sjahrir,1999)
Sampai abad ke 19 istilah demensia dianggap sebagai masa terminal dari penyakit
kejiwaan yang membawa kematian. Baru pada awal abad ke 20, yaitu tahun 1907
Alzheimer mempublikasikan suatu kasus yang berjudul A Unique Illnes involving
cerebral cortex pada pasien wanita umur 55 tahun. Kemudian kasus itu ditabalkan
sebagai penyakit Alzheimer. Pasien ini masih relatif muda dan secara progresif bertahap
mengalami gejala seperti psikosis dan demensia kemudian meninggal 4-5 tahun setelah
onset serangan pertama. Pada otopsi ditemukan 1/3 dari bagian neuron kortek
menghilang dari neuron yang tinggal menggembung berisi gumpalan fiber dalam
sitoplasmanya. Alzheimer menduga adanya perubahan kimiawi di dalam neurofibril.
Alzheimer lah yang pertama kali menemukan dan menamakan neurofibrillary tangles

(NT) dimana NT bersamaan dengan senile plaque (SP) dianggap sebagai penanda
diagnostik.
Proses penuaan tidak dapat dihambat, baik penuaan otak maupun fisik. Otak akan atropi,
sel pyramidal neuron di neokortek dan hipokampus akan mengkerut, pengurangan dendrit
dan sinaps. Seiring dengan itu maka gerakan dan reaksi akan melambat, akan tetapi kaum
tua masih dapat lari ataupun bermain tenis secukupnya. Ingatan akan kata berkurang
tetapi memori, semantik, pengetahuan, dan vocabulary tidaklah akan menurun
(Sjahrir,1999)
Pada umumnya 40% penderita demensia berada di atas 65 tahun dengan angka insidens
187/100.000/tahunnya. Untuk demensia tidak ada perbedaan antara pria dan wanita
sedangkan untuk demensia Alzheimer lebih banyak wanita dengan rasio 1,6. Insiden
demensia Alzheimer sangatlah berkaitan dengan umur, 5% dari populasi berusia di atas
65 tahun di Amerika dan Eropa merupakan penderita Alzheimer, dan ini sesuai dengan
makin banyak populasi orang tua di Amerika Serikat dan Eropa, maka makin tua
populasinya makin banyak kasus AD, dimana pada populasi umur 80 tahun didapati 50%
penderita AD. (Sjahrir,1999)
Klasifikasi demensia.
Demensia terbagi atas 2 dimensi:
Menurut umur terbagi atas:

Demensia senilis onset > 65 tahun


Demensia presenilis < 65 tahun

Menurut level kortikal:

Demensia kortikal
Demensia subkortikal

Klasifikasi lain yang berdasarkan korelasi gejala klinik dengan patologi-anatomisnya


1. Anterior : Frontal premotor cortexPerubahan behavior, kehilangan kontrol, anti sosial,

reaksi lambat.
2. Posterior: lobus parietal dan temporalGangguan kognitif: memori dan bahasa, akan
tetapi behaviour relatif baik.
3. Subkortikal: apatis, forgetful, lamban, adanya gangguan gerak.
4. Kortikal: gangguan fungsi luhur; afasia, agnosia, apraksia.
Penyebab Demensia
Ada berbagai macam penyakit yang menyebabkan demensia. Dalam banyak hal,
mengapa orang menderita penyakit-penyakit ini tidak diketahui. Beberapa bentuk
demensia yang paling umum adalah:

Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum, berjumlah kira-kira duapertiga dari semua kasus. Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif
secara berangsur-angsur, sering bermula dengan kehilangan daya ingat.
Penyakit Alzheimer ditandai oleh dua abnormalitas di otak plak amyloid (amyloid
plaques) dan neurofibrillary tangles (belitan-belitan neurofibriler). Plak itu adalah
kumpulan protein yang abnormal yang disebut beta amyloid. Belitan-belitan itu adalah
kumpulan serat yang berbelit-belit yang terdiri dari protein yang disebut tau. Plak dan
serat yang berbelit-belit itu menghambat komunikasi antara sel-sel syaraf dan
menyebabkan sel-sel itu mati. Untuk keterangan lebih lanjut lihatlah Lembar Bantuan
About Dementia: Alzheimers Disease (Mengenai Demensia: Penyakit Alzheimer)

Demensia Vaskuler (Vascular dementia)

Demensia vaskuler (vascular dementia) adalah kerusakan daya kognitif (daya mengenali)
yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak. Ini dapat disebabkan oleh satu
stroke (serangan otak), atau oleh beberapa serangan otak yang terjadi selama beberapa
waktu.

Demensia vaskuler merupakan diagnosa jika ada bukti adanya penyakit pembuluh darah
di otak dan fungsi kognitif yang terganggu yang mempersukar hidup sehari-hari. Gejalagejala demensia vaskuler dapat bermula tiba-tiba setelah suatu serangan otak, atau mulai
perlahan-lahan selagi peyakit
pembuluh darah itu bertambah parah. Gejala-gejalanya berbeda-beda tergantung pada
lokasi dan ukuran kerusakan otak itu. Ini mungkin mengenai satu saja atau beberapa
fungsi kognitif yang khusus. Demensia vaskuler mungkin tampak sama dengan penyakit
Alzheimer, dan campuran antara penyakit Alzheimer dan demensia vaskuler cukup umum
terdapat. Untuk keterangan lebih lanjut lihatlah Lembar Bantuan About Dementia:
Vascular dementia (Mengenai Demensia: Demensia vaskuler)

Penyakit Lewy body (Lewy body disease)

Penyakit Lewy body (Lewy body disease) ditandai oleh adanya Lewy body di dalam
otak. Lewy body adalah gumpalan- gumpalan protein alpha-synuclein yang abnormal
yang berkembang di dalam sel-sel syaraf. Abnormalitas ini terdapat di tempat-tempat
tertentu di otak, yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam bergerak, berpikir dan
berkelakuan. Orang yang menderita penyakit Lewy body dapat merasakan sangat naikturunnya perhatian dan pemikiran. Mereka dapat berlaku hampir normal dan kemudian
menjadi sangat kebingungan dalam waktu yang pendek saja. Halusinasi visual (melihat
hal-hal yang tidak ada) juga merupakan gejala yang umum.
Ada tiga penyakit yang hampir bersamaan yang dapat digolongkan ke dalam penyakit
Lewy body:
Demensia dengan Lewy body (dementia with Lewy bodies)
Penyakit Parkinson (Parkinsons disease)
Demensia dengan penyakit Parkinson (Parkinsons disease dementia)
Ketika gejala-gejala pada pergerakan timbul lebih dulu, diagnosanya sering penyakit
Parkinson. Ketika penyakit Parkinson berlanjut kebanyakan orang mendapat demensia.

Jika gejala-gejala kognitif yang tampak lebih dulu, ini didiagnosa sebagai demensia
dengan Lewy body (dementia with Lewy bodies)
Penyakit Lewy body kadang-kadang terjadi bersamaan dengan penyakit Alzheimer
dan/atau demensia vaskuler. Untuk keterangan lebih lanjut, lihatlah Lembar Bantuan
mengenai Lewy body disease (Penyakit Lewy Body).

Demensia Frontotemporal (Frontotemporal dementia)

Demensia frontotemporal (Frontotemporal dementia) menyangkut kerusakan yang


berangsur-angsur pada bagian depan (frontal) dan/atau temporal dari lobus (cuping) otak.
Gejala-gejalanya sering muncul ketika orang berusia 50-an, 60-an dan kadang-kadang
lebih awal dari itu. Ada dua penampakan utama dari demensia frontotemporal frontal
(menyangkut gejala-gejala dalam kelakuan dan perubahan kepribadian) dan temporal
(menyangkut gangguan pada kemampuan berbahasa). Tetapi, dua hal itu sering
bertumpang tindih.
Karena bagian lobus frontal (cuping depan) dari otak menguasai kemampuan menilai dan
tingkah laku, orang yang mendapat demensia frontotemporal sering sukar berkelakuan
secara yang dapat diterima masyarakat. Mereka bisa kurang sopan, mengabaikan
pekerjaan sehari-hari, tidak dapat mengendalikan keinginan atau mengulang-ulang,
agresif, tidak dapat mengendalikan diri atau bertindak secara ceroboh.
Ada dua macam bentuk utama dari demensa frontotemporal yang menyangkut bagian
temporal atau kemampuan berbahasa. Demensia semantik (semantic dementia)
menyangkut kehilangan secara berangsur-angsur kemampuan mengerti kata-kata, sukar
mencari kata-kata dan mengingat nama orang, dan kesukaran mengerti orang berbicara.
Yang disebut progressive non-fluent aphasia (makin lama makin tidak dapat berbicara
lancar) kurang umum dan mempengaruhi kemampuan berbicara secara lancar.
Demensia frontotemporal kadang-kadang disebut juga frontotemporal lobar (demensia
lobus frontotemporal) atau Picks disease (penyakit Pick).
Gejala Demensia

Tanda-tanda awal demensia bisa hampir tidak terlihat tidak jelas, dan mungkin tidak
segera nyata. Beberapa gejala umum dapat termasuk:
Sering lupa, semakin lama semakin berat
Merasa bingung
Perubahan kepribadian
Tidak peduli dan menyendiri
Kehilangan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari
Pemeriksaan demensia.
Diagnosis klinis tetap merupakan pendekatan yang paling baik karena sampai saat ini
belum ada pemeriksaan elektrofisiologis, neuro imaging dan pemeriksaan lain untuk
menegakkan demensia secara pasti. Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan
antara lain :
1. Riwayat medik umumPerlu ditanyakan apakah penyandang mengalami gangguan
medik yang dapat menyebabkan demensia seperti hipotiroidism, neoplasma, infeksi
kronik. Penyakit jantung koroner, gangguan katup jantung, hipertensi, hiperlipidemia,
diabetes dan arteriosklerosis perifer mengarah ke demensia vaskular. Pada saat
wawancara biasanya pada penderita demensia sering menoleh yang disebut head turning
sign.
2. Riwayat neurologi umumTujuan anamnesis riwayat neurologi adalah untuk
mengetahui kondisi-kondisi khusus penyebab demensia seperti riwayat stroke, TIA,
trauma kapitis, infeksi susunan saraf pusat, riwayat epilepsi dan operasi otak karena
tumor atau hidrosefalus. Gejala penyerta demensia seperti gangguan motorik, sensorik,
gangguan berjalan, nyeri kepala saat awitan demesia lebih mengindikasikan kelainan
struktural dari pada sebab degeneratif.

3. Riwayat neurobehavioral
Anamnesa kelainan neurobehavioral penting untuk diagnosis demensia atau tidaknya
seseorang. Ini meliputi komponen memori. (memori jangka pendek dan memori jangka
panjang) orientasi ruang dan waktu, kesulitan bahasa, fungsi eksekutif, kemampuan
mengenal wajah orang, bepergian, mengurus uang dan membuat keputusan.
4. Riwayat psikiatrikRiwayat psikiatrik berguna untuk menentukan apakah penyandang
pernah mengalami gangguan psikiatrik sebelumnya. Perlu ditekankan ada tidaknya
riwayat depresi, psikosis, perubahan kepribadian, tingkah laku agresif, delusi, halusinasi,
dan pikiran paranoid. Gangguan depresi juga dapat menurunkan fungsi kognitif, hal ini
disebut pseudodemensia.
5. Riwayat keracunan, nutrisi dan obat-obatanIntoksikasi aluminium telah lama dikaitkan
dengan ensefalopati toksik dan gangguan kognitif walaupun laporan yang ada masih
inkonsisten. Defisiensi nutrisi, alkoholism kronik perlu menjadi pertimbangan walau
tidak spesifik untuk demensia Alzheimer. Perlu diketahui bahwa anti depresan golongan
trisiklik dan anti kolinergik dapat menurunkan fungsi kognitif.
6. Riwayat keluargaPemeriksaan harus menggali kemungkinan insiden demensia di
keluarga, terutama hubungan keluarga langsung, atau penyakit neurologik, psikiatrik.
7. Pemeriksaan objektif
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium rutinPemeriksaan laboratorium hanya dilakukan begitu
diagnosis klinis demensia ditegakkan untuk membantu pencarian etiologi demensia
khususnya pada demensia reversible, walaupun 50% penyandang demensia adalah
demensia Alzheimer dengan hasil laboratorium normal, pemeriksaan laboratorium rutin
sebaiknya dilakukan. Pemeriksaan laboratorium yang rutin dikerjakan antara lain:
pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, elektrolit serum, kalsium darah, ureum, fungsi
hati, hormone tiroid, kadar asam folat
2. ImagingComputed Tomography (CT) scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) telah

menjadi pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan demensia walaupun hasilnya masih


dipertanyakan.

3. Pemeriksaan EEGElectroencephalogram (EEG) tidak memberikan gambaran spesifik


dan pada sebagian besar EEG adalah normal. Pada Alzheimer stadium lanjut dapat
memberi gambaran perlambatan difus dan kompleks periodik.

4. Pemeriksaan cairan otakPungsi lumbal diindikasikan bila klinis dijumpai awitan


demensia akut, penyandang dengan imunosupresan, dijumpai rangsangan meningen dan
panas,
Pemeriksaan untuk deteksi demensia harus meliputi pemeriksaan fisik umum,
pemeriksaan neurologis, pemeriksaan neuropsikologis, pemeriksaan status fungsional dan
pemeriksaan psikiatrik.
demensia presentasi atipikal, hidrosefalus normotensif, tes sifilis (+), penyengatan
meningeal pada CT scan.
5. Pemeriksaan genetikaApolipoprotein E (APOE) adalah suatu protein pengangkut lipid
polimorfik yang memiliki 3 allel yaitu epsilon 2, epsilon 3, dan epsilon 4. setiap allel
mengkode bentuk APOE yang berbeda. Meningkatnya frekuensi epsilon 4 diantara
penyandang demensia Alzheimer tipe awitan lambat atau tipe sporadik menyebabkan
pemakaian genotif APOE epsilon 4 sebagai penanda semakin meningkat.
Diagnosa banding demensia

Delirium

Delirium adalah keadaan akut dan serius, dapat mengancam jiwa. Dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit, gangguan metabolik dan reaksi obat.

Pseudodemensia

Depresi dapat mempengaruhi status kognisi penyandang, oleh sebab itu sebelum mencari
etiologi demensia perlu dipastikan apakah penyandang mengalami demensia atau
pseudodemensia karena depresi.
Pemeriksaan neuropsikologis
Pemeriksaan neuropsikologis meliputi pemeriksaan status mental, aktivitas sehari-hari /
fungsional dan aspek kognitif lainnya. .(Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003).
Pemeriksaan neuropsikologis penting untuk sebagai penambahan pemeriksaan demensia,
terutama pemeriksaan untuk fungsi kognitif, minimal yang mencakup atensi, memori,
bahasa,

konstruksi

visuospatial,

kalkulasi

dan

problem

solving.

Pemeriksaan

neuropsikologi sangat berguna terutama pada kasus yang sangat ringan untuk
membedakan proses ketuaan atau proses depresi. Sebaiknya syarat pemeriksaan
neuropsikologis memenuhi syarat sebagai berikut:
- mampu menyaring secara cepat suatu populasi- mampu mengukur progresifitas
penyakit yang telah diindentifikaskan demensia.
Sebagai suatu esesmen awal pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE) adalah test yang
paling

banyak

dipakai.

(Asosiasi

Alzheimer

Indonesia,2003

;Boustani,2003

;Houx,2002 ;Kliegel dkk,2004) tetapi sensitif untuk mendeteksi gangguan memori


ringan. (Tang-Wei,2003)
Pemeriksaan status mental MMSE Folstein adalah test yang paling sering dipakai saat ini,
penilaian dengan nilai maksimal 30 cukup baik dalam mendeteksi gangguan kognisi,
menetapkan data dasar dan memantau penurunan kognisi dalam kurun waktu tertentu.
Nilai di bawah 27 dianggap abnormal dan mengindikasikan gangguan kognisi yang
signifikan pada penderita berpendidikan tinggi.
Penyandang dengan pendidikan yang rendah dengan nilai MMSE paling rendah 24 masih
dianggap normal, namun nilai yang rendah ini mengidentifikasikan resiko untuk
demensia. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003). Pada penelitian Crum R.M 1993

didapatkan median skor MMSE adalah 29 untuk usia 18-24 tahun, median skor 25 untuk
yang > 80 tahun, dan median skor 29 untuk yang lama pendidikannya >9 tahun, 26 untuk
yang berpendidikan 5-8 tahun dan 22 untuk yang berpendidikan 0- 4 tahun.
Clinical Dementia Rating (CDR) merupakan suatu pemeriksaan umum pada demensia
dan sering digunakan dan ini juga merupakan suatu metode yang dapat menilai derajat
demensia ke dalam beberapa tingkatan. (Burns,2002). Penilaian fungsi kognitif pada
CDR berdasarkan 6 kategori antara lain gangguan memori, orientasi, pengambilan
keputusan, aktivitas sosial/masyarakat, pekerjaan rumah dan hobi, perawatan diri.
Nilai yang dapat pada pemeriksaan ini adalah merupakan suatu derajat penilaian fungsi
kognitif yaitu:
Nilai 0, untuk orang normal tanpa gangguan kognitif.
Nilai 0,5, untuk Quenstionable dementia.
Nilai 1, menggambarkan derajat demensia ringan
Nilai 2, menggambarkan suatu derajat demensia sedang dan
Nilai 3, menggambarkan suatu derajat demensia yang berat.

FUNGSI LUHUR
Definisi fungsi luhur

Fungsi luhur ialah Fungsi yang memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral yang berlaku.
Otak yang menyebabkan manusia berkomunikasi satu sama lain melalui bicara, menulis,
dan gerak isyarat.
Pembagian fungsi luhur

Yang dimaksud dengan fungsi luhur yaitu:


Fungsi Bahasa
Fungsi Persepsi
Fungsi Memori
Fungsi Emosi
Fungsi kognitif
Fungsi luhur dipakai untuk menetapkan diagnosis dan rehabilitasi pasien dengan
penyakit otak pada kerusakan otak. Manusia normal dapat melakukan gerakan dan
tindakan tanpa diajarkan seperti duduk, jongkok, berdiri yang juga dijumpai pada
binatang
Fungsi-fungsi ini disebut fungsi dasar atau fungsi asor. Fungsi motorik seperti bicara,
menulis, membaca mengetik dan mamainkan alat-alat musik atau alat lainnya termasuk
fungsi luhur.
mengerti apa yang ditangkap panca indra, membuat simbol-simbol, membuat dan
manjalankan alat-alat terjadi melalui proses belajar.
Fungsi-fungsi ini dimungkinkan oleh adanya perkembangan kortex cerebri yang lebih
sempurna.
Fungsi Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang terdiri dari bahasa verbal (ucapan), bahasa
visual (tulisan).
Sebagain besar orangpusat bahasa terletak dibagian hemisfer otak kiri, yang disebut
juga sebagai hemisfer dominan.
Tangan kanan
: 95 % pusat bahasa dihemisfer
kiri
5 % dihemisfer kanan.
Tangan kiri
: 70 % pusat bahsa di hemisfer
kiri
15 % di hemisfer
kanan
15 % di hemisfer bilateral (kanan kiri).
3 daerah utama otak untuk fungsi bahasa
a.Dua daerah reseptif, yaitu:
1) Area wenicke merupakan daerah reseptif untuk bahasa yang didengar.
2) Area garis anggularis merupakan daerah reseptif untuk bahasa yang dilihat.
Seseorang dapat terganggu wicaranya saja atau terganggu bahasa saja. Berbedaannya
yaitu gangguan wicara bersifat perifer, disebabkan kelainan saraf perifer, otot, dan
struktur yang dipakai bicara. Sedangkan gangguan bahasa sifatnya sentral, disebabkan

oleh kelainan kortexs cerebri (fungsi luhur).


b. Suatu daerah yang berfungsi ekspresif, area brocca untuk bicara.
Hubungan antara area werniceke dan area brocca melalui serabut fasikulus arkuatus.
Aspek fektif bahasa meliputi yaitu: inotasi bicara dan emosi ekspresi, pusat bahasa
efektif bahasa terdapat pada hemisfer dominan (homologi dengan area wernike dan area
brocca, dihemisfer dominan).
Afasia Motorik dan Sensorik Bila ada gangguan pada hemisfer dominan akan terjadi
afasia, yaitu:
a. Ketidakmampuan untuk mengerti bahasa (afasia wernieke-afasia sensorik) :
1) Tidak mengerti bahasa ucapan maupun bahasa lisan.
2) Tidak dapat mengulang kata-kata
3) Tidak dapat memberi nama benda
4) Tidak bisa membaca dan menulis
b. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan bahasa (afasia brocca-afasia motorik)
1) Berbicara tidak lancar
2) Kesulitan mengeluarkan kata-kata
3) Tidak dapat mengulang kata-kata yang didengar
4) Tidak dapat memberi nama benda walaupun masih mengenal benda tersebut.
Fungsi Persepsi
Definisi persepsi
proses mengetahui atau menngenali obyek kejadian obyektif dengan bantuan alat
indera.
proses di mana orang menjadi sadar dengan sesuatu yang ada dalam lingkungannya
melalui indera-indera yang dimilikinya. sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan
panca indera atau data.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu
merupakan proses yang diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga
proses persepsi.
Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan. Dan proses
penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi .
Fungsi Memori
Memori yaitu kemampuan seseorang untuk menyimpan informasi/pengenalan untuk di
kemukakan suatu saat. Mekanisme memori terjadi melalui tiga tahap yaitu: a. Resepsi
adalah Informasi diterima dan dicatat oleh pusat otak primer, seperti penglihatan atau
perabaan. Penyimpanan sangat singkat dan bersifat temporer.
b. Retensi adalah Informasi lebih lama dan lebih permanen. Ini disebabkan oleh
informasi dan pengalaman terjadi berulang-ulang.
c. Recall adalah Proses mengingat kembali informasi yang disimpan.
Bentuk Memori
a. Immediate memori
Memory yang berlangsung sangat singkat dan hanya beberapa detik saja, misalnya
mengulang kata-kata.
b. Recent memory

Yaitu memory yang disimpan dalam waktu yang bebrapa menit, jam atau hari. Mudah
dilupakan dan kadang-kadang sukar diingat kembali misalnya mengingat nama orang
tua atau nomor telepon.
c. Remote memory
Yaitu yang tidak berakar, sukar dilupakan seperti nama sendiri, nama orang tua,
tanggal lahir dan sebagainya. Struktur anatomi dalam penyimpanan memori adalah:
a. Pusat otak primer dan aosiasi ialah korteks serebri, berperan dalam penyimpanan
remot memori.
b.Sub korteks
1) Hipokampus, bagian lobus temporalis
2) Sistem limbik, Berperan dalam penyimpanan recent memory Fungsi emosi Yang
termasuk emosi yaitu rasa senang, marah, sedih, takut, kasih sayang, dll. Emosi penting
untuk mempertahankan aktivitas yang penting untuk kehidupan individu seperti :
a. Makan (feeding)
b. Berkelahi (fight)
c. Melarikan diri (flight)
d. Mempertahankan jenis (perkawinan, merawat, dan mengurus anak)
Anatomi yang terlihat pada emosi yaitu :
a. Hipokampus
b. Fosniks
c. Korpus mamilare
d. Nukleus anterior, talamus
e. Gyrus singuli
Fungsi Kognitif
Kognitif adalah suatu konsep yang kompleks yang melibatkan sekurang-kurangnya
aspek memori, perhatian, fungsi eksekutif, persepsi, bahasa dan fungsi psikomotor
Fungsi eksekutif melibatkan penalaran, perencanaan, evaluasi, strategi berpikir
Aspek kognitif bahasa adalah mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan kata,
kefasihan dan pemahaman bahasa.
Fungsi psikomotor adalah berhubungan dengan pemrograman dan eksekusi motorik.
semua fungsi kognitif dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau
gembira), tingkat kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga motivasi
semua proses mental yang digunakan oleh organisme untuk mengatur informasi seperti
memperoleh input dari lingkungan (persepsi), memilih (perhatian), mewakili
(pemahaman) dan menyimpan (memori) informasi dan akhirnya menggunakan
pengetahuan ini untuk menuntun perilaku (penalaran dan koordinasi output motorik).

Anmal:
1) Bagaimana cara pemeriksdaan GCS? Glasgow Coma Scale (GCS)

Eye (membuka mata) = 4


4 = Membuka mata dengan spontan.
3 = Membuka mata dengan rangsang suara (menyuruh pasien untuk membuka
mata).
2 = Membuka mata dengan rangsang nyeri (berikan rangsang nyeri, seperti
menekan jari tangan maupun kaki).
1 = Tidak ada respon.
Verbal (respon bicara) = 5
5 = Bicara dengan biasa.
4 = Bicara ngacau.
3 = Hanya dengan kata kata saja.
2 = hanya dengan suara.
1 = Tidak ada respon.
Motorik (respon gerakan) = 6
6 = Mengikuti apa yang diperintah.
5 = Melokalisir bagian nyeri (menjauhkan maupun menjangkau stimulus saat di
beri rangsang nyeri).
4 = Menarik dari nyeri (menghindari /menarik tubuh menjauhi stimulus saat di
beri rangsang nyeri).
3 = Fleksi abnormal (kedua maupun satu tangan posisi kaku di atas dada serta
kaki jika di beri rangsang nyeri).
2 = Ekstensi abnormal (kedua maupun satu tangan ekstensi di sisi tubuh dengan
jari mengepal serta kaki ekstensi jika di beri rangsang nyeri)
1 = Tidak ada respon.
Skala dihitung dengan cara penjumlahan dari semua respon.
E+M+V = 3 s/d 15.
Nilai maksimal GCS adalah 15. Sedangkan nilai minimal GCS adalah 3.

Penjumlahan nilai respon merupakan asesmen tingkat kategori ketidaksadaran


pasien, yang sudah terbagi menjadi;
Ringan ; 13 sampai 15 poin.
Moderat ; 9 sampai 12 poin.
Berat : 3 sampai 8 poin.
Koma ; Nilai < 8 poin
Kekurangan GCS salah satunya adalah kegagalan dalam mengukur nilai batang
otak, walupun banyak kekurangannya, GCS masih tetap digunakan untuk
mengukur ketidaksadaran pasien.

1. DIAGNOSIS BANDING ( shiva)


Jawab:
1. Penyakit alzheimer
2. Penurunan kognitif akibat usia

3. Depresi
4. Delirium
5. Kehilangan memori
2. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO (nanda)
Jawab:

Penyebab paling umum dari demensia vaskular adalah penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah kecil jauh di dalam otak. Nama medis untuk ini adalah demensia
vaskuler subkortikal, atau 'penyakit pembuluh kecil'.
Tekanan darah tinggi Persistent diduga berperan dan dapat memperburuk penyakit.
Karena pengaruh tekanan darah tinggi, demensia vaskular mungkin sebagian dapat
dicegah. Mengatur tekanan darah tinggi, menurunkan kelebihan berat badan dan berhenti
merokok dapat mengurangi resiko terkena penyakit, atau paling tidak memperlambat
perkembangannya.

Anda mungkin juga menyukai