Anda di halaman 1dari 3

Step 3

8. Bagaimana klasifikasi demensia? Jelin


1. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia (75% kasus), baik
berdiri sendiri atau dengan bentuk patologi lainnya (merujuk pada 'demensia campuran').
Gambaran klinis: pada tahap awal, kehilangan ingatan ringan dan kesulitan menemukan
kata. Seiring perkembangan penyakit, kehilangan memori yang lebih besar dan kesulitan
berbahasa. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam aktivitas sehari-hari seperti berbelanja,
menghitung uang dan mengarahkan rute.
Mungkin ada gejala lain, misalnya kecemasan dan kurangnya motivasi. Gejala
cenderung memburuk seiring dengan perkembangan penyakit. Pada penyakit Alzheimer, ada
deposisi abnormal dari 'plak' yang tidak larut dari protein berserat yang disebut amiloid dan
serat bengkok yang disebut 'neurofibrillary tangles' di otak. Plak dan 'neurofibrillary tangles’
abnormal ini mengganggu fungsi normal sel-sel otak. Ada juga kekurangan neurotransmitter
asetilkolin, yang penting untuk pembelajaran dan memori.
2. Demensia vaskular
Merupakan jenis demensia kedua yang paling umum setelah penyakit Alzheimer. Ini
terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu oleh penyakit arteri, yang mengakibatkan
penurunan fungsi saraf dan akhirnya kematian sel-sel otak. Berbagai faktor risiko vaskular
dapat berkontribusi, termasuk hipertensi, hiperlipidemia, diabetes, merokok, diet, dan
obesitas. Diabetes menyebabkan peningkatan risiko demensia tidak hanya melalui penyakit
vaskular tetapi juga melalui deposisi senyawa serebral yang berasal dari hormon amylin.
Gambaran klinis: Demensia vaskular dapat berkembang setelah stroke, meskipun
perkembangannya lebih sering bertahap. Demensia vaskular memiliki banyak manifestasi
tergantung pada sifat dan lokasi patologi. Manifestasi klinisnya berupa kesulitan memori dan
bahasa, seperti pada penyakit Alzheimer, perlambatan proses berpikir, depresi, kecemasan,
dan apatis.
3. Demensia dengan badan Lewy
Adalah jenis demensia ketiga yang paling umum, terhitung sekitar 10% kasus. Ini terkait
erat dengan penyakit Alzheimer dan Parkinson karena memiliki beberapa karakteristik yang
sama dengan kondisi ini. Badan Lewy adalah kumpulan kecil protein yang disebut alpha-
synuclein yang terjadi pada sel di berbagai area otak, termasuk korteks serebral pada
demensia dengan badan Lewy
4. Demensia frontotemporal
Adalah jenis demensia yang relatif jarang, dan istilah ini mencakup berbagai kondisi
yang memengaruhi daerah di bagian depan otak yang bertanggung jawab untuk
perencanaan, emosi, motivasi, dan bahasa. Ada beberapa jenis demensia frontotemporal,
tergantung pada bagian lobus frontal atau temporal mana yang paling terpengaruh
5. Demensia campuran
Mengacu pada suatu kondisi di mana terdapat lebih dari satu jenis demensia. Jenis yang
paling umum adalah campuran Alzheimer dan demensia vaskular, di mana terdapat
karakteristik klinis dan perubahan otak yang umum pada kedua kondisi tersebut. Ini menjadi
jauh lebih umum dengan usia lanjut, di atas 80 tahun atau lebih, dan campuran Alzheimer
dan patologi vaskular sering terlihat.
Sumber:

Dening, T., & Sandilyan, M. B. (2015). Dementia: definitions and types. Nursing Standard (Royal
College of Nursing (Great Britain) : 1987), 29(37), 37–42. https://doi.org/10.7748/ns.29.37.37.e9405
Step 4

7. Pemeriksaan lain yg bisa digunakan untuk menegakan diagnosis kasus skenario (Karyn)
 Riwayat kesehatan  RPS, RPD, RPK, obat-obat yang dipakai, dan persoalan dengan ingatan,
pemikiran atau kelakuan yang menimbulkan kekuatiran. Bisa juga bertemu dengan anggota
keluarga dekat yang dapat membantu memberikan semua keterangan yang diperlukan.
 Pemeriksaan fisik  meliputi tes indra dan fungsi gerak tubuh. Pemeriksaan fungsi jantung
dan paru-paru untuk membantu menunjukkan tidak ada penyakit lain.
 Tes laboratorium  tes darah dan urin untuk menentukan apakah ada penyakit yang
mungkin menjadi penyebab gejala-gejala itu. Dalam beberapa hal, sedikit cairan dari tulang
punggung mungkin diambil untuk dites.
 Tes neuropsikologi atau kognitif  sejumlah tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berfikir termasuk mengingat, memakai bahasa, memperhatikan, atau
memecahkan persoalan. Ini dapat membantu menentukan sebab yang mendasarinya atau
jenis demensianya.
 Radiologi otak (Brain imaging)  ada beberapa scan tertentu yang melihat struktur otak dan
digunakan untuk melihat apakah ada tumor otak atau gumpalan darah di otak sebagai sebab
dari gejala-gejala itu, dan untuk mendeteksi pola hilangnya jaringan otak yang dapat
menunjukkan berbagai jenis demensia. Kemudian, untuk melihat bagaimana aktifnya
bagian-bagian otak tertentu.
 Pemeriksaan kejiwaan  untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang dapat diobati,
misalnya depresi, dan untuk menangani gejala-gejala kejiwaan seperti rasa kegelisahan atau
delusi (fantasi) yang dapat terjadi bersamaan dengan demensia.

Sumber:

Dementia Australia. 2017. Mendiagnosa Demensia

Step 4

5. Penatalaksanaan Demensia
Konseling pasien dan keluarga :
1) Monitor kemampuan pasien untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara aman.
2) Jika kehilangan daya ingat hanya ringan, pertimbangkan penggunaan alat bantu pengingat
3) Hindari penempatan pasien di tempat atau situasi yang asing
4) Dukungan dari keluarga lain yang juga merawat anggota keluarga dengan demensia bisa
bermanfaat.
5) Bicarakan rencana tentang wasiat, warisan dan keuangan (masalah hukum)
6) Agitasi/kegelisahan yang tidak terkendali mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit
Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga :
1) Demensia sering dijumpai pada usia tua dan harus dicari penyebabnya
2) Kehilangan daya ingat dan kebingungan bisa menyebabkan problem perilaku (misalnya,
agitasi, kecurigaan, letupan emosional).
3) Kehilangan daya ingat biasanya berkembang lambat, tetapi perjalanannya sangat
bervariasi.
4) Penyakit fisik atau stres mental (depresi) bisa meningkatkan kebingungan dan
mempengaruhi turunnya fungsi kognitif.
5) Berikan informasi yang tersedia dan uraikan sumber pertolongan yang ada di masyarakat
(asosiasi Alzheimer, support group, family meeting)
6) Upayakan intervensi non obat dahulu untuk mengatasi gejala sebelum mempertimbangkan
pemberian obat (modifikasi lingkungan, analisis situasi dan hindari aktivitas yang memicu gejala,
mengunjungi day care)
Pertimbangkan untuk dirujuk apabila mengalami gejala:
1) Agitasi tak terkendali
2) Onset mendadak perburukan daya ingat atau bahasa atau fungsi kognitif lainnya
3) Penyebab demensia yang bisa dikoreksi dan memerlukan pengobatan spesialistik
(misalnya hidrosefalus tekanan normal, hematoma subdural, gangguan tiroid, tumor otak).
4) Pertimbangkan untuk merawat pasien di rumah sakit, jika perawatan intensif dibutuhkan.
Sumber :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2015. 2017. Buku
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat. Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai