Anda di halaman 1dari 20

431 I Hemostasis 1733

Strauss RG: Granulocyte transfusion. 1n.. Rossi EC, Simon TL, Moss CS Strauss RG: Selection of white cell-reduced blood components for transfu-
(eds): Principles of Transfusion Medicine. Baltimore, MD, Williams and sions in early infancy. Transfusions 33:352, 1993.
Wlikins, 1991, p 287. Strauss RG: Erythropoietin and neonatal anemia
[editorial]. N Engl J Med
Strauss RG: Therapeutic granulocyte transfusions in 1993. Blood 8l:1675, 330:122/,1994.
I 993. Strauss RG, Levy GJ, Sotelo-Avila C, et al: National survey ofneonatal trans_
fusion practices: II Blood componenr therapy. pediatri, dt,5lO, tgq:.

I Sersr 7

Penyakit Perdarahan dan Trombosis


James J.Corrigan

Darah ada dalam keseimbangan dinamik antara keadaan cair dan skipun tanpa mobilisasi proses koagulasi. Namun, trombosit adalah
koagulasi. Keseimbangan itu harus dipertahankan agar mantap tidak penting untuk mempertahankan pembuluh darah kecil dan untuk pe_
terjadi perdarahan heQat atau trombosis spontan setelah trauma yang ngendalian perdarahan akibat kerusakan pembuluh darah kecil. Keru-
tidak berarti. Mekanisme hemostasis adalah kompleks: mekanisme itu sakan yang lebih berat dan melibatkan pembuluh darah lebih besar
melibatkan reaksi lokal pembuluh darah, beberapa aktivitas trombosit, memerlukan keikutsertaan sistem koagulasi untuk menyediakan jenda_
interaksi faktor koagulasi spesitik, inhibitor, dan protein fibrinolitik yang lan fibrin yang kokoh, stabil. Dalam proses ini inhibitor alamiah dalam
beredar dalam darah. Endotel vaskular adalah sawar (barier) pri- mer plasma dan sistem fibrinolitik diperlukan untuk mencegah pemberitu_
terhadap perdarahan. Bila pembuluh kecil tersayat, vasokonstriksi aktif kan jendalan yang berlebihan dan untuk menghilangkanlendalan.
dan tekanan jaringan lokal mengendalikan area kecil perdarahan, me-

karena itu terbentuk sumbat trombosit. pada fase I bagan ko_

I Ben 431 agulasi di sini ada dua jalur pada pembentukan tromboplastin
(faktor Xa, dan faktor V plus kompleks fosfolipid) yang dise_
but jalur intrinsik (atau plasma) dan ekstrinsik (atau jaringan).
Hemostasis Jalur intrinsik melibatkan perubahan enzimatik berurutan dari
bentuk inaktif faktor XII, XI, dan IX. (Dua protein plasma lain
juga terlibat pada aktivasi faktor XII dan fakror Xi_prekali_
krein untuk faktor XII dan kininogen berat-molekul-tinggi un_
tuk faktor XI). Faktor IX yang reraktifkan (faktor IXa) ber_
BAGAN HEMOSTASIS interaksi dengan faktor VIII, kalsium, dan fosfolipid meng_
.
aktifkan faktor X. Faktor Xa berinteraksi dengan faktor V, kal_
Bagan klasik hemostasis meliputi respons vaskular dan sium, dan fosfolipid dan menjadi kompleks aktif yang mengu_
pembentukan sumbatan troirbosit (mekanisme hemostasis pri- bah protrombin (faktor II) menjadi trombin. Kompleks aktif
mer) dan pembentukan jendalan fibrin yang stabil (mekanisme ini disebut protrombinase (lebih disukai). aktivaror protrom-
hemostasis sekunder). Koagulasi berlangsung dalam 3 fase:' bin, dan tromboplastin. Jalur ekstrinsik melibatkan perubahan
Pada fase I, tromboplastin dibentuk melalui interaksi faktor faktor VII menjadi faktor VIIa oleh faktor jaringan (suatu
koagulasi tertentu, fosfolipid, dan cairan jaringan (yang me- kompleks protein fosfolipid). pada jalur ekstrinsik faktor ViIa
ngandung faktor jaringan); pada fase II protrombin (faktor II) mengaktifkan faktor X secara langsung,
diubah menjadi trombin (faktor IIa); dan pada fase IIi, fibrino- Fase II koagulasi melibatkan pemecahan faktor II menjadi
gen yang larut diubah oleh trombin menjadi fibrin. Bagan molekul lebih kecil, salah satu di antaranya adalah trombin
yang sederhana ini telah diperluas, tetapi konsep reaksi tiga (faktor IIa). Langkah ini memerlukan faktor II sebagai substrar
fase tetap dipertahankan. Tabel 431-1 mencantumkan faktor untuk kompleks faktor Xa-faktor V-fosfolipid-kalsium. r
koagulasi yang lebih umum dan sinonimnya. Gambaran hemo- Pada fase III trombin memisah empat peptida kecil (dua fi_
stasis yang komprehensif digambarkan pada Gb. 431-1. brinopeptida A dan dua fibrinopeptida B) dari fibrinogen,
Sesudah luka pembuluh darah, terjadi vasokonstriksi dan yang menghasilkan monomer fibrin. Monomer ini kemudian
terbentuk sumbat trombosit. Trombosit pertama-tama harus mengalami polimerisasi sponran membentuk fibrin. Faktor
melekat pada endotelium yang terluka (adhesi). Mereka me- XIIIa (yang dibentuk oleh kerja rrombin terhadap faktor XIII)
merlukan faktor plasma (faktor von Willebrand) untuk dapat menyebabkan ikatan kovalen dari benang fibrin, yang meng_
melekat. Setelah adhesi, trombosit mengalami reaksi pembe- hasilkan jendalan yang stabil.
basan di mana faktor-faktor trombosit tertentu (misalnya, Sedikitnya terdapat 3 inhibitor koagulasi alami yang pen_
adenosin difosfat [ADP], tromboksan Az) dibebaskan ke area ting secara klinik: antitrombin III, protein C, dan protein S.
sekitarnya. Material ini menyebabkan agregasi trombosit dan Antitrombin III menghambat faktor koagulasi aktif yang mem_
1734 BAGIAN XXI ) Penyakit Neuromuskular

TABEL 431-1 Faktor-faktor Koagulasi


:,-', **gkfl
Eier,,ffijb!flI
I
.i i i,i!.'=
':;.I.,,I ,:,

,. ili.
IM
v
VIl ;,
\{ll.: :; ,
vlfl :j
,

rIX
rplnl.., H{#l r#:i:,t.l, ikh"aklqlll'ilb,tN :pnAi

Defi $ibnsl ft$Ugeninal li,ang.:iilkehali

_;
II
:!ir:::rt.}\11 l
i$ is"iljDr

punyai gugus serin pada sisi aktifnya, seperti trombin, faktor vator plasminogen tipe-jaringan dan aktivator plasminogen
Xa, faktor IXa, XIa, dan faktor XIIa. Protein C bila teraktifkan tipe-urin). Reaksi ini dimodulasi oleh aktivator inhibitor plas-
(protein Ca), menghambat faktor V dan faktor VIII, dengan minogen (plasminogen actvcttor inhibitor tpAIl) dan oieh crz-
menggunakan protein S sebagai kofaktornya, antiplasmin (u2-inhibitor plasmin). Fungsi plasmin adalah
Sistem fibrinolitik terdiri dari plasminogen, akrivator, dan melisis fibrin, suatu proses yang menghasilkan produk peca-
inhibitor. Plasminogen harus diubah menjadi plasmin, yang han fibrin yang dapat larut.
merupakan enzim proteolitik aktif, oleh aktivator (seperti akti-

EVALUASI PENDERITA YANG DICURIGAI DEFEK HEMOSTASIS


CEDERA VASKULAR
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FlSlK. Fokus anamnesis
dan pemeriksaan lisik adalah menentukan apakah defek yang
VASOKONSTRIKSI KOLAGEN dicurigai akuisita atau kongenital (diwariskan) dan mekanisme
TERPAJAN
mana yang tampaknya berperan (mekanisme hemostasis pri_
Trombosit
Fakor von Wittebrand
mer atau sekunder). Anamnesis harus menentukan tempat atau
I tempat-tempat perdarahan, keparahan dan lamanya perdarah-
Adhesi
an, umur awitan, apa yang telah dikerjakan untuk mengendali-
kan perdarahan, apakah perdarahan spontan atau diimbas, ri-
Serotonin
-=C3"i:",:"" wayat keluarga, anamnesis obat, pengalaman penderita dengan
I trauma terdahulu (misalnya, tindakan bedah, biopsi, pungsi
,---\r-----\
SUMBAT
TROMBOSIT
Xxoi vena, ekstraksi gigi) dan, pada wanita, riwayat haid yang ter-
I
\ ro.rlipio perinci. Pemeriksaan fisik harus menentukan sifat perdarahan
I
(misalnya, petekie, ekimosis, hematom, hemartrosis, perdarah-
{
Trombostenin
erorroaOf,\ an selaput lendir) dan mengidentifikasi tanda-tanda penyakit
(retraksi jendalan) Trombin
Fibrinogen -\ primer sistemik. Manifestasi perdarahan khas pada penderita
l\,4onomer fibrin dengan defek mekanisme hemostasis primer (interaksi trom_
I bosit-pembuluh darah) adalah per<Jarahan selaput lendir (mi_
Polimer fibrin
lxtrr salnya, epistaksis, hematuria, menoragia, gatrointestinal), pe_
I tekie di kulit dan selaput lendir, dan lesi ekimosis kecil_kecil
SUMBAT FIBRIN-
TRON/BOSIT
yang multipel. Tanda perdarahan khas pada penderita dengan
. Aktivator STABIL defek mekanisme hemostasis sekunder (sistem koagulasi) ada_
tsrasmtnogen Pru..in ._ i lah perdarahan-dalam ke dalam sendi dan otot, lesi ekimosis
lnhibitor
PRODUK
PECAHAN FIBRIN
yang luas, dan hematoma.
UJI LABORATORIUM. Unruk penderira dengan perdarahan
atau mempunyai riwayat yang mengesankan ke arah kelainan
Gambar 431-1. Gambaran skematik mekanisme hemostasis. (Dari Nathan
hemostasis harus dikerjakan hitung trombosit, waktu perda_
DG, Oski FA: IlenntoLogy oJ'Infancy and Childhood. 3rd ed. Philadelphia,
WB Suunder.s, 1987. p 1294) rahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial
431 I Hemostasis 1735

yang diaktifkan (activated partial thrombplastin time IAPTT]). Wahu Protrombin. Fase II koagulasi dinilai dengan wakru
Uji saring ini akan mengidentifikasi sebagian besar defek protrombin, waktu yang diperlukan plasma untuk menjendal
hemostatik, meskipun ada perkecualian. Uji yang lebih spesi- setelah penambahan tromboplastin eksogen (faktor jaringan)
fik mungkin diperlukan untuk memastikan defek secara lebih dan kalsium. Waktu protrombin normal berkisar dari 11,5
tepat. sampai 14 detik. Jika fase IIi utuh (intact), waktu prorrombin
Uji tertentu yang dulu dikerjakan tidak lagi digunakan ka- yang memanjang menunjukkan defisiensi yang melibatkan
rena kurang sensitif dan spesifik maupun karena tehnik masa faktor II, V, VII, dan/atau X. Pengukuran spesifik tersedia un-
kini kurang merepotkan dan hasilnya lebih mudah diinterpre- tuk semua faktor ini. Tetapi, waktu protrombin tidak meng-
tasi. Uji yang kini jarang digunakan adalah uji turniquet, gambarkan aktivitas dari faktor XII, XI, IX, Vru, atau XIII.
waktu penjendalan darah lengkap, waktu konsumsi protrom- Wahu Tromboplastin Parsiat yang Diaktifkan (Activated par-
bin, dan thromboplastin generation test. tial Thromboplastin Time tAPTm Fase I, bagian pating kom-
Waktu Perdarahan. Waktu perdarahan paling baik untuk pleks dari mekanisme koagulasi, dinilai dengan ApTT. ApTT
menilai fase hemostasis vaskular dan trombosit. Uji ini telah adalah waktu yang diperlukan untuk penjendalan plasma yang
dibakukan dengan menggunakan cetakan (template) yang me- telah diaktifkan dengan inkubasi ber-sama aktivator yang lam-
ngatur panjang dan dalamnya luka sayatan kulit. Manset te- ban (inert) (misalnya, kaolin, selit, kaca dasar, asam elagat)
kanan darah dipasang pada lengan dan diberi tekanan 40 bila kalsium dan trombosit (atau pengganti lipid untuk trom-
mmHg untuk anak, 30 mmHg untuk bayi aterm, dan 20 mmHg bosit) ditambahkan. APTT normal berkisar dari 25 sampai 40
untuk bayi preterm, dan goresan dibuat dengan cetakan dan pi- detik. Uji ini adalah cara yang sederhana, tidak mahal, dan da-
sau skalpel. Tiap interval 30 detik tetesan darah diisap dari tepi pat dipercaya untuk menilai kecukupan faktor XII (dan preka-
luka. Normal, aliran darah berhenti dalam 4-8 menit. likrein, kininogen berat-molekul-tinggi), K, IX, dan VIIL
Hitung Trombosit. Hitung trombosit penting pada eva- APTT tidak menilai akriviras faktor VII atau XIII. Jika fase III
luasi, karena trombositopenia merupakan penyebab paling dan fase II utuh, APTT yang panjang menunjukkan defisiensi
sering defek mekanisme hemostasis primer yang menyebab- atau inhibisi pada jalur intrinsik,
kan kecenderungan berdarah nyata pada anak. Ada korelasi Pemeriksaan Pencampuran. Uji berikut untuk dilaksanakan
linier yang tinggi antara waktu perdarahan dan hitung trom- adalah pemeriksaan pencampuran. Pada penelitian ini, plasma
bosit, yaitu, makin rendah angka trombosit, makin panjang normal ditambahkan pada plasma penderita dan ApTT diiaku-
waktu perdarahan. Dengan menggunakan cetakan, waktu per- kan pada campuran itu. Jika APTT campuran normal (yaitu,
darahan pada hubungan ini dapat ditentukan sebagai berikut APTT penderita yang abnormal terkoreksi), maka terdapat ke-
adaan defisiensi. Tetapi, jika APTT campuran itu tetap me-
waktu perdarahan (menit)= 30,5 -Il!!Iglro:A#@9 manjang, berarti ada inhibitor. Koreksi ApTT yang abnormal
pada campuran uji pada penderita dengan gangguan perdarah-
Jika waktu perdarahan tidak sebanding dengan angka trom-
an menunjukkan defisiensi faktor VIII, IX, atau XI atau, pada
bosit, defek kualitatif trombosit harus dicurigai. Penderita de-
penderita tanpa gangguan perdarahan, menunjukkan defisiensi
ngan jumlah trombosit di atas 50 X 10e/L jarang mengalami
faktor XII, prekalikrein, atau kininogen berat-;rnolekul-tinggi.
perdarahan yang nyata.
Jika campuran uji tidak terkoreksi (atau makin jelek dengan
Agregrasi Trombosit dan Uii Lain. Jika defek fungsi trom-
inkubasi) dan penderita mempunyai gangguan perdarahan,
bosit ditemukan, maka pemeriksaan in vitro lebih lanjut dapat
suatu inhibitor terhadap faktor VIII, IX atau XI harus dicuri-
,dilaksanakan, meliputi agregasi trombosit yang menggunakan gai, Jika penderita tidak mempunyai manifestasi perdarahan,
aktivator (misalnya, ADP, kolagen, epinefrin, trombin, darV
inhibitor itu mungkin merupakan antikogulan lupus. Cara pe-
atau ristosetin), retraksi jendalan, uji konsumsi trombosit (un-
ngukuran tiap faktor koagulasi tersedia dan diperlukan untuk
tuk faktor trombosit 3), ATP dan pembebasan serotonin, dan
mengidentifikasi faktor koagulasi spesifik yang terlibat dan
lain-lain.
keparahan defek. Keparahan diberi tingkat sebagai berikut: be-
'Tiga fase koagulasi dapat dinilai dengan uji yang seder- rat-aktivitas kurang dari 7Vo normal Quga dilaporkan sebagai
hana. dapat dipercaya.
kurang dari 1 unit/dl atau kurang dari 0,01 unit/ml); se-
Waktu Trombin. Fase III dapat dievaluasi dengan waktu dang-aktivitas lebih dart 7Vo tetapi kurang d,ari 5Vo normal
trombin, waktu yang diperlukan plasma untuk menjendal sete- (atau 1-5 unit/dl); dan ringan-aktivitas lebih dari 5Vo normal
lah penambahan trombin sapi atau manusia (faktor Iia). Waktu (atau lebih dari 5 unit/dl). Tingkat normal pada kebanyakan
trombin normal berkisar dari 15 sampai 20 detik pada keba- laboratorium untuk faktor-faktor ini antara 50Vo dan 150Vo
nyakan laboratorium. Pemanjangan waktu trombin ter.ladi pada (50-150 units/dl).
hipofibrinogenemia, atau disfungsi fibrinogen (disfibrinogene- Uji Lain. Tidak ada uji saring untuk inhibitor alami pada
mia), atau oleh substansi yang mengganggu polimerisasi fibrin mekanisme koagulasi. Pengukuran fungsi dan imunologi yang
(misalnya, heparin, produk pecahan fibrin tertentu). Jika kon- spesifik tersedia untuk mengukur kadar antitrombin III, prote_
taminasi heparin merupakan penyebab, heparin dapat diinak- in C dan protein S plasma.
tifkan dengan berbagai bahan penetralisasi dan uji diulangi, Uji saring untuk fibrinolisis keseluruhan tidak sensitif. Uji
.atau pemeriksaan waktu trombin dapat dilakukan dengan ve- demikian meliputi waktu lisis jendalan darah lengkap dan
nom ular (reptilase) sebagai ganti trombin. Reptilase adalah waktu lisis jendalan plasma. Waktu lisis euglobulin (euglobu_
enzim mirip-trombin yang tidak dipengaruhi oleh heparin. Fir- lin clot lysis time tELfl) digunakan oleh kebanyakan laboraro_
inogen juga dapat diukur dengan metode kimiawi, imunologi. rium untuk menilai fibrinolisis. pada uji ini dibuat fraksi
dan presipitasi. euglobulin plasma (biasanya dengan presipitasi asam asetat)
1736 BAGIAN XXI I Penyakit Neuromuskular

TABEL 431-2 Mekanisme Hemostasis pada Bayi Baru Lahir*

KofflponCn
Faktor-laktor koagulasi
Kadai.;Bil i$ar,u f,ahir
I Bas 432
Fiblinogen tofmdl;
Faktor ll. VIt, lX. X, XI, XIi.
Batas bawah
t*ffi']l....
i.
Kelainan Fase I: Hemofilia
kini nogen berat molekul ..
tinggi. dan prekalikrein ::]
Faktor V dan XIll Nonnal';ir'r1'."':',,
FakLor VIII dan faktor Norrrlai a.tau mo ingkat
von Willebrand
Inhib'itor,; :,.::.;:i: Hemofilia merupakan gangguan koagulasi kongenital pa-
Antilrombio,ili, Rendah .,:. ,
ling sering dan serius. Kelainan ini terkait dengan defisiensi
Protein.€dan,rS, nd'oari i.,i, faktor VIII, IX atau XI yang ditentukan secara genetik.
Komponenlkomp,o.nen,f ilri$p.f fl tf p, ) :.: li
Plasminogen fterd;h
Aktivator plasminogen rRendah=.,i:
Inhibi tor akti vator plasminogen Normal , ' t.. 432.1 Defisiensi Faktor VIII
Inhibitor plasmin ' Normal sarnpai (Hemofilia Klasik, Hemofilia A, Defisiensi Faktor Antihemofilia [AHF])
Trornbosit
Kuanritetil 'Normal' '
Sekitar 807o kasus hemofilia adalah hemofilia A" yang di
Kuatimtif (tungsi) Tergapggu
=i, sebabkan oleh gena yang defek yang terdapat pada kromosom
Dibandingkar dengan nilai pada anak yang lebih tua dan dewasa X. Kira-kira 75Vo penderita hemofilia A mengalami penurunan
yang sebanding pada aktivitas faktor VIII dan antigen (prote-
in) faktor VIII. Mereka diklasifikasikan sebagai material
reaksi-silang (cross-reacting material tCRMI) negatif (CRM -
dan fraksi ini dlendalkan dengan kaisium atau trombin. Waktu ) atau menurun (CRMred). Sisanya 25Vo penderita mengalami
lisis jendalan ditentukan (biasanya dari 2 sampai 4 hari). penurunan aktivitas faktor VIII, tetapi antigen faktor VIII ada
Fraksi euglobulin mempunyai faktor koagulasi, fibrinogen, dan penderita-penderira ini diklasifikasikan sebagai CRM+.
plasminogen, dan aktivator plasminogen, tetapi tidak mempu- Banyak mutasi pada struktur gena telah dideskripsikan. yang
nyai inhibitor. ELT pendek dapat disebabkan oleh kenaikan paling umum adalah delesi besar dan mutasi missense. Lain-
aktivator dan/ atau penurunan fibrinogen; ELT memanjang di- nya meliputi delesi kecil, insersi, duplikasi segmen gena inrer-
jumpai pada penurunan plasminogen, penurunan aktivator, nal, mutasi sisi-pemotongan (splice-site), dan mutasi nokrah
atau kenaikan ekstrem kadar fibrinogen. Uji lain untuk menilai kecil yang tidak penting (nonsense). Kecuali mutasi missense,
mekanisrne liblinolisis meliputi pengukuran plasminogen, ak- kebanyakan dari kelainan ini tampaknya mengganggu sintesis
tivator dan iihibitor plasminogen, dan secara imunologik antigen faktor VIII. Pada mutasi missense protein faktor VIII
mengukur produk pecahan fibrinogen. disintesis dengan berbagai aktrvitas fungsional faktor VIIL
Kadar komponen mekanisme hemostasis berbeda.pada Kini, diperkirakan bahwa delesi mencatat 2,5-10% dari mutasi
bayi baru lahir normal dibanding dewasa ituU.t 431-2).Btasa- yang menyebabkan hemofilia A. Mutasi selebihnya umumnya
nya, makin preterm bayi, makin nyata perbedaan itu. adalah substitusi nukleotida tunggal.
Defisiensi ini menyebabkan depresi berat aktivitas koagu-
lasi faktor VIII dalam plasma. Faktor VIII membentuk kom-
Corigan JJ, Jr: Hemorrhagic and Thromboric Diseases in Childhoo<l and Ado-
lescence. New York, Churchill Livingstone, 1985.
pleks dengan protein von Willebrand (disebut kompleks faktor.
Corrigan JJ, Jr: Normal hemostasis in the fetus and newbom: coagulation. 1n.. VIII-von Willebrand) dalam plasma; bersama protein von Wil_
Polin RA. Fox WW (eds): Fetal and Neonatal Physiology. Philadelphia, lebrand berperan sebagai protein pembawa. penderita dengan
WB Saunders, 1992, p 1368. hemofilia A dan wanita pengemban bakat kelainan itu mem-
Fcusne JH: Norrnal and abnormal bleeding times in neonates and young chil-
dren utilizing a fully standardized template technique. Am J Clin pathol
punyai aktivitas faktor VIII yang menurun tetapi kadar protein
74:73. I 98U. von Willebrand normal dalam plasma (berlawanan dengan pe_
Harker LA, Slichter SJ: The bleeding time ans a screening test for evaluation nyakit von Willebrand, di mana kadar keduanya menurun).
of platelet function. N Engl J Med281:155,1972.
Pada populasi normal rasio aktivitas faktor VIII banding pro_
Hathaway WE, Bonnar J: Hemostatic Disorders of the pregnant Womar and
Newborn Infant. New York, Elsevier, 1987. Hathaway WE, Goodnight SH tein von Willebrand adalah 1:0. Jadi, kebanyakan wanita pe_
Jr: Disorders of Hemostasis and Thrombosis. A Clinical Guide. New york. ngemban bakat mempunyai rasio kurang dari satu, yang dapat
McCrau. Hill, 19S3. digunakan untuk mendeteksi pengemban bakat dan konseling
Mielke CH: Measurement of the bleeding time. Thromb Haemost 52:210, genetik. Deteksi pengemban bakat dan janin telah makin lebih
I 984.
Oski FA, Naiman GL: Hematologic Problems in the Newborn. 3rd ed. phila- tepat. Cara-cara untuk analisis genetik hemofilia A didasarkan
delphia, WB Saunders, 1982. atas deteksi variasi urutan DNA di dalam atau dekat gena ter_
Stuart MJ, Graeber JE: Normal hemostasis in the fetus and newborn: vessels sebut. Pria yang terkena dan ibu heterozigot digunakan untuk
and platelets. In: Polin RA, Fox WW (eds): Fetal and neonatal physiology.
menentukan defek itu. Sampel janin dapat diperoleh dari DNA
Philadelphia, WB Saundrs, 1992, p 1372.
Williams CE, Short PE, Geoarge AJ, et al: Critical Factors in Haemostasis. yang diekstraksi dari vili koreanik (8-1 1 minggu) atau dari sel
Evaluation and Development. Chichester, England, EIlis Horwood, l9gg. yang diaspirasi dengan amniosentesis (midtrimester). Kombi_
nasi cara berbasis-DNA dan pengukuran aktivitas faktor VIII
432 t Kelainan Fase l: Hemofilia 1737

biasanyzi digunakan untuk deteksi pengemban bakat dan diag- Terapi Penggantian. Bila episode perdarahan terjadi. terapi
nosis prenatal. Tetapi, diperkirakan bahwa 6-20V0 wanita ma- penggantian penting untuk mencegah nyeri, ketidakmampuan
sih disalahkelompokan. (disability), perdarahan yang mengancam kehidupan. Tujuan
Pada 80Vo kasus riwayat keluarga positif untuk penyakit terapi adalah untuk meningkatkan aktivitas faktor VIII dalam
tersebut. Kasus sporBdik mungkin menggambarkan mutasi plasma sampai tingkat yang mengamankan hemostasis. Kini,
baru. Keparahan klinik tergantung kepada tingkat aktivitas hal ini dapat dicapai hanya dengan infus intravena plasma
faktor VIII dalam plasma: kasus berat mempunyai kurang dari beku segar atau konsentrat plasma.
lVo (1 unit/dL) aktivitas normal; kasus sedang mempunyai 1- Terapi penderita hemofilia telah sangat mudah dengan pe-
5Vo (1-5 unit/dl); dan kasus ringan mempunyai 6-30Vo (6-30 ngembangan konsentrat faktor VIII; ini cukup memudahkan
unit/dl). Tingkat keparahan cenderung konsisten dalam kelu- perkiraan dosis yang diperlukan untuk mencapai tingkat he-
arga lertentu. mostasis. Menurut definisi, I mL plasma normal mengandung
MANIFESTASI KLlNlS. Karena faktor VIII tidak menembus I unit faktor VIII. Karena volume plasma kira-kira 45 ml/kg,
plasenta, kecenderungan berdarah mungkin tampak nyata pada maka diperlukan infus faktor VIII 45 unit/kg untuk menaikkan
periode neonatus. Hematoma setelah suntikan dan perdarahan kadarnya pada resipien yang hemofilia dari 0-l00Vo (0-100
dari sirkumsisi adalah lazim, tetapi bayi yang terkena tidak unit/dl-). Dosis faktor VIII sebesar 25-50 unit/kg biasanya
menunjukkan abnormalitas klinis. Sewaktu mulai rawat jalan, diberikan untuk menaikkan kadar pada resipien menjadi 50-
kemudahan berdarah terjadi. Hematom intramuskular timbul 100Vo (50-100 unit/dl) normal. Karena waktu paro faktor VIII
karena trauma kecil. Trauma luka robek yang relatif kecil, se- kira-kira 8-12 jam, infus berulang dapat diberikan, menurut
perti pada lidah atau bibir, yang berdarah terus-menerus sela- kebutuhan, untuk mempertahankan tingkat aktivitas yang di-
ma berjam-jam atau berhari-hari, merupakan kejadian yang inginkan.
sering yang menuntun ke diagnosis. Dari penderita dengan Beberapa konsentrat faktor VIII dapat diperoleh (Tabel
tingkat penyakit parah, 90% telah menunjukkan bukti klinis 432-1). Yang paling mahal dari sediaan adalah kriopresipitat,
nyata peningkatan perdarahan pada umur I tahun. yang dapat disiapkan di bank darah dari plasma segar. produk
Ciri khas hemofilia adalah hemartrosis. Perdarahan ke da- dari 250 mL plasma segar adalah satu kantong kiopresipitat,
lam sendi siku, lutut, dan pergelangan kaki menyebabkan rasa yang biasanya mengandung 75-125 unit faktor VIII; tetapi,
nyeri dan pembengkakan dan pembatasan gerakan sendi; ini mungkin ada variabilitas yang nyata dalam isi kantong terse-
mungkin diimbas oleh trauma yang relatif kecil tetapi tampak but. Satu kantong kriopresipitat/5kg berat badan meningkatkan
seperti spontan. Perdarahan berulZrng dapat menyebabkan pe- kadar pada resipien kira,kira 50% (50 unit/dl) normal. Karena
rubahan degeneratif, dengan osteoporosis, atrofi otot dan, kriopresipitat dihasilkan dari satu kantong darah segar, risiko
akhirnya sendi yang tidak dapat digunakan, tidak dapat dige- penyakit yang timbul dari darah seperti hepatitis B dan AIDS
rakkan. Hematuria spontan sangat mengganggu biasanya tidak (Bab 221-223) lebih rendah dibanding konsentrat yang dibuat
merupakan komplikasi yang serius. Perdarahan intrakranial dari sejumlah besar kumpulan plasma. Konsentrat faktor VIII
dan perdarahan ke dalam leher merupakan gawat darurat yang yang dihasilkan dengan tehnologi rekombinan dan yang
mengancam-nyawa. disiapkan dari tehnik antibodi monoklonal (Tabel43.2-1) lebih
Penderita dengan aktivitas faktor VIII lebih dari 6Vo (6 mahal daripada kriopresipitat dari plasma tetapi lebih aman
unit/dl) tidak mempunyai gejala spontan. Penderita ini, de- dalam hal penularan organisme infeksius. Konsentrat ini terse-
ngan "hemofilia ringan", mungkin hanya mengalami perdara- dia dalam bentuk bubuk terliofilisasi dalam botol 250-500 unit
han yang memanjang setelah ekstraksi atau manipulasi gigi, yang dapat dilarutkan lagi tepat sebelum penggunaan; sediaan
pembedahan, atau Juka. itu amat bermanfaat dan menyenangkan. Potensi dan kandung-
TEMUAN LABORATORIUM. Kelainan laboratorium hanya an proteinnya yang relatif rendah ini memungkinkan pemu-
terdapat pada uji koagulasi dan menggambarkan defisiensi lihan tingkat hemostasis normal dengan volume amat kecil.
serius faktor VIII. PTT amat memanjang. Jumlah trombosit, Konsentrat faktor IIII perdagangan mengandung isohemaglu-
waktu perdarahan, dan waktu protrombin adalah normal. Pe- tinin anti-A dan anti-B; bila sejumlah besar diberikan kepada
meriksaan .pencampuran bersama plasma normal menunjukkan orang dengan golongan darah A atau B, dapat terjadi hemo-
koreksi dari PTT. Pengukuran spesifik untuk aktivitas faktor lisis.
VIII memastikan diagnosis. Bila anak hemofilia mengalami perdarahan nyata, terapi
PENG0BATAN. Pencegahan trauma merupakan aspek pen- penggantian harus segera dilaksanakan (Tabel 432-2). Tindak-
ting perawatan anak hemofilia. Selama masa awal kehidupan, an pertolongan-pertama harus mencakup aplikasi suhu dingin
tempat tidur dan mainan harus diberi bantalan, anak harus dia- dan tekanan, tetapi ini tidak boleh sebagai ganti dari terapi
mati seksama selama belajar berjalan. Ketika dia lebih tua, ak- penggantian yang adekuat. Untuk hemartrosis biasa, diperlu-
tivitas fisik yang tidak mendatangkan risiko trauma perlu di- kan menaikkan kadar faktor VIII sampai sekitar 50Vo (50 unit/
dorong. Penting bahwa imbangan antara proteksi yang berle- dL) dan mempertahankannya paling tidak di atas 5Vo (5 unitsl
bihan dan kelonggaran harus diikuti. Aspirin dan obat lain dL) selama 48-72 jam. Infus tunggal konsentrat faktor VIII
yang mempengaruhi fungsi trombosit dapat memprovokasi 20-30 uniVkg cukup, memungkinkan rerapi satu langkah
perdarahan dan harus dihindari bagi penderita hemofilia. Kare- ("one shot") episode perdarahan biasa. Imobilisasi pada awal-
na anak dengan hemofilia berat mengalami pemajanan dengan nya terindikasi, tetapi Iatihan pasif harus dimulai dalam 4g
berbagai produk darah seumur hidup, mereka harus diimuni- jam untuk mencegah kekakuan dan fibrosis sendi. Kebutuhan
sasi untuk virus hepatitis B. Vaksin dapat diberikan pada masa untuk aspirasi darah dari sendi diperdebatkan. Bila kulit cii
neonatus. atas sendi tegang karena terapi terlambat maka aspirasi, sete_
1 738 BAGIAN XXI . Penyakit Neuromuskular

TABEL 432-1 Konsentrat Faktor VIII dan Faktor IX

lah pemberian cukup faktor VIII, dapat mengurangi rasa nyeri. Terapi rumah dengan penilaian dan konseling periodik
Terapi penggantian adalah aspek yang paling penting dalam oleh dokter merupakan manajemen oprimal dan ideal bagi
manajemen hemartrosis, karena hasil yang sama-sama baik te- anak hemofilia dan keluarganya, dan manajemen penjelasan
lah diperoleh oleh beberapa ahli dengan melaksanakan aspirasi ini memungkinkan anak hemofilia generasi masa kini dapat
sendi rutin dan oleh ahli lain yang tidak dengan aspirasi. memasuki kehidupan dewasa tanpa cacat fisik maupun psi-
Terapi penggantian agresif dengan faktor VIII dan manajemen kologis. Sebaliknya, komplikasi jangka panjang dapat timbul
ortopedik seksama hemartrosis dapat sangat baik mencegah dari terapi modern. Kelainan aktivitas enzim hati ditemukan
defomitas dan cacat berat, yang kini telah jauh berkurang di- pada 50Vo penderita. Kasus-kasus hepatitis kronis dan sirosis
bandingkan dengan dulu. hati telah dilaporkan. Sebagian cukup besar penderita kini
Apabila perdarahan terjadi di daerah vital seperti otak atau mempunyai antibodi terhadap virus hepatitis B dan C. dan ba-
leher, atau bila pembedahan diperlukan, terapi intensif dengan nyak penderita yang lebih tua mempunyai antibodi terhadap
menggunakan konsentrat faktor VIII selama 2 minggu terindi- virus AIDS (HIV). Penemuan ini merupakan dasar rekomen-
kasi untuk mempertahankan kadar plasma di atas 50Vo (50 dasi imunisasi aktif HBV. Hipertensi dan penyakit ginjal de-
unitldl-). Asam s-aminokaproat, 50-100 mg/kg tiap 6 jam, ngan hematuria terjadi pada banyak penderita dewasa; penye-
mungkin terindikasi berbarengan dengan terapi penggantian babnya belum diketahui.
untuk perdarahan mukosa dan ektraksi gigi. Vena pungsi harus Desmopresin (DDAVP; Stimate) menyebabkan kenaikan
dilakukan hanya dari vena superfisial; aspirasi vena femoralis faktor VIII pada penderita dengan hemofilia A ringan dan pa-
atau jugularis interna berbahaya dan dapat menyebabkan ke- da beberapa penderita dengan penyakit sedang. Dosis yang di-
matian. Ada bukti kuat bahwa terapi awal dengan konsentrat anjurkan adalah 0,3 pg/kg berar badan, yang meningkatkan
faktor VIII mengurangi ketidakmampuan dan deformitas mau- kadar faktor VIII 25-50% di atas garis dasar (baseline'1. Bahan
pun jumlah dan lamanya terapi penggantian yang diperlukan ini hanya diberikan sekali tiap 2 hari dan hanya untuk episode
untuk episode perdarahan. Orang tua, atau penderita tua, dapat perdarahan kecil, seperti perdarahan mulut, ekstraksi gigi, dan
dilatih untuk memberikan infus intravena atau konsentrat di hematom kecil. Obat ini tidak efektif pada hemartrosis, perda-
rumah, dengan penurunan berarti perawatan rumah sakit, mor- rahan susunan saraf sentral, dan tidak untuk mempertahankan
biditas dan risiko penyakit penularan-darah. kadar faktor VIII setelah operasi besar.
432 a Kelainan Fase l: Hemolilia 1739

TABEL 432-2 Anjuran untuk Terapi Penderita Hemofilia (pada tabel Faktor VIII dari babi (Hyate: C) efektif pada penderita he-
ini, daftar mencakup produk yang terbukti aman hepatitis) mofilia A dengan inhibitor. Faktor VIII hewan ini memberi
#,+
ir:i:::::::::::::::i:::Ni\!lltiii{NiIi::iri

il'.\'
:-:,i?:iliii#lll$.1\I$h]lii.$tlli"ill
iritr
aktivitas faktor VIII pada penderita dengan inhibitor kurang
dari 50 unit Bethesda. Dosis awal biasa adalah 100-150 unit/
kg. Efek samping yang dilaporkan meliputi demam ringan,
'E&
nausea, nyeri kepala, muka merah, dan kadang-kadang mun-
tah.
Toleransi imun mungkin diperoleh dengan terapi kombi-
nasi termasuk imunoglobulin intravena, siklofosfamid, dan
fakror VIII.
.Li iiiiiiiriii DIAGNOSIS PRENATAL. Tiap janin laki-laki dari ibu pe-
Sifffi)iCl iirii(Bi
ngemban bakat hemofilia mempunyai risiko 50% menderita
penyakit ini. Diagnosis prenatal mungkin dengan pemeriksaan
l.$_irrti;iiijittri
darah janin (laki-laki), yang dapat diperoleh dengan fetoskopi
l

irdi$L{#}
pada kehamilan20-22 minggu. Plasma janin diukur kadar pro-
F{SXC},',-,.,€ tein von Willebrand dan faktor VIIIc-nya; seperti pada pende-
rita yang lebih tua, kadar protein von Wiiiebrand yang lebih
tinggi secara mencolok dibandingkan dengan kadar faktor
VIIIc menunjukkan laki-laki yang terkena. Kini dimungkinkan
mengidentifikasi janin hemofilia dengan pemeriksaan poli-
morfisme DNA dalam fibroblas cairan amnion. Biopsi trofo-
Huruf menyataktn produk yang tersedia yang tercantum pada tabel 432- I .
blas janin berisiko memungkinkan diagnosis hemofilia semu-
Dtrftar dalam tabel ini menurut urutait prioritas. Misalnya, NB/D, berarti da usia kehamilan 10-12 minggu.
bahwa produk yang terdaftar di bawah A biasanya cenderung digunakan
daripada yang terdaftar di bawah B, dan ini biasanya cenderung digunakan
daripada yang di bawah D.
Huruf dalam kurung pada daftar menyatakan prcduk yang biasa digunakan
dalam keadaan yang tidak biasa. Hurufyang mendahului menyatakan produk
432.2 Defisiensi Fuktor IX
di bawah huruf itu yang biasanya merupakan terapi baku untuk klasrfikasi (Penyakit Christmas, Hemofilia B)
penderita itu.
!/A = tidak dapat dipakni. Faktor IX diproduksi oleh hati dan merupakan salah satu
DDAVP gagal atau tidak memadai.
faktor koagulasi-tergantung vitamin K. Kira-kira l2-15Va he-
mofilia disebabkan oleh defisiensi faktor IX yang diatul gene-
rik.

lnhibitor Faktor Vlll. Sepuluh sampai 1570 penderita he- MANIFESTASI KLlNlS. Penyakit ini klinis tidak dapar
mofilia A menjadi refrakter terhadap terapi faktor VIII karena dibedakan dengan defisiensi faktor VIII (hemofilia A); perda-
munculnya inhibitor atau antibodi. Timbulnya inhibitor tidak rahan sendi dan otot adalah khas. Ia diwariskan sebagai ciri re-
terkait dengan jumlah transfusi plasma, dan terapi penggantian sesif terikat-X, dan tingkat keparahannya adalah terkait
tidak perlu dihentikan dengan harapan menghindari keadaan dengan kadar faktor aktivitas koagulan dalam plasma.
ini. Inhibitor ini adalah globulin IgG dan spesifik aktif terha- Penderita hemofilia B diklasifikasikan sebagai CRM+,
dap faktor VIII. Inhibitor itu mungkin mempunyai titer rendah CRM -, atau CRMred; kebanyakan (75Vo) adalah CRM -. Le-
dan sementara, atau titernya amat tinggi dan sangat menetap. bih dari 230 mutasi telah dideskripsikan. Mutasi CRM - cen-
Inhibisi "unit Bethesda" adalah besarnya aktivitas inhibitor da- derung merupakan delesi besar pada gena, mutasi geser
lam 1 mL plasma yang mengurangi kadar faktor VIII dalam 1 kerangka (frameshift), mutasi sisi-pernotongan, dan mutasi ke-
c1l, (nonsens). Mutasi CRM+ (mempunyai antigen normal atau
mL plasma normal dari I menjadi 0,5 unit. Hampir tidak
mungkin mengatasi inhibitor titer-tinggi tetapi, bila terjadi berlebihan) telah mengalami pencegahan pemecahan propep-
perdarahan yang mengancam kehidupan, dosis masif konsen- ticia, mutasi dalam domain asam glutamat karboksi gamma
trat faktor VIII atau plasmaferesis dengan penggantian faktor (gamma carbotT glutamic acid IGIa]), dan mutasi dalam do-
VIII harus diberikan dan mungkin bermanfaat sementara. main faktor pertumbuhan atau aktivasi daerah peptida.
Terapi imunosupresif tidak ada manfaatnya. Faktor IX normalnya kurang pada plasma neonatus dan
Upaya lain pada terapi anak hemofilia yang telah mempu- meningkat perlahan-lahan menuju kisaran nilai dewasa sesu-
nyai inhibitor faktor VIII mencakup penggunaan konsentrat dah beberapa bulan. Jadi, tidak seperti faktor VIII, yang ka-
faktor IX (Konyne; Autoplex; Feiba), yang tampaknya me- darnya normal atau di atas normal pada waktu lahir, hemofilia
ngandung sejumlah prinsip pintasan (bypassing) faktor VIIL B sukar didiagnosis pada periode neonatus, tetapi hemofilia B
Koagulan aktif ini masuk ke kaskade koagulasi di sebelah dis- berat (kurang dari l%o aktivitas faktor IX) dapat didiagnosis
tal kadar faktor VIII (lihat Gb.431-1) dan dengan demikian pada neonatus. Meskipun wanita pengemban bakat dapat di-
memintasi pengaruh-pengaruh inhibitor. Namun, aktivitas dari identifikasi dengan pengukuran koagulasi faktor IX, deteksi
berbagai sediaan dan bahkan dari berbagai kumpulan sediaan adalah lebih spesifik bila dengan menggunakan antibodi
yang sama, amat bervariasi. Trombosis merupakan suatu kom- monoklonal atau tehnik analisis DNA. Seperti hemofilia A,
plikasi yang mungkin. cara terbaik adalah deteksi variasi urutan DNA.
1740 BAGIAN XXI I Penyakit Neuromuskular

TEMUAN LABORATORIUM. Waktu tromboplastin parsial Waktu-paro faktor XI in vivo adalah 40-80 jam. Terapi
(PTT) biasanya abnormal memanjang. Waktu perdarahan dan penggantian untuk episode perdarahan dilakukan dengan PBS.
PPT normal. Pengukuran faktor IX spesifik perlu untuk mem- Terapi plasma dengan dosis 10-15 ml/kg tiap 24 iam efektif.
bedakan dengan hemofilia A dan untuk menentukan tingkat
keparahan defek ini.
PENGOBATAN. Penggantian faktor IX dilakukan dengan
infus plasma beku segar (PBS) atau konsentrat faktor IX. Ka-
432.4 Defisiensi Fuktor XII
rena waktu-paro faktor IX lebih lama daripada faktor VIII (Defisiensi Faktor Hageman)
(kira-kira 24 jam), faktor IX dapat diberikan kurang sering.
Juga, hubungan respons-dosis untuk faktor IX berbeda dengan Kejadian homozigot gena autosom menyebabkan defisi-
pada faktor VIII. Satu unit faktor IX/kg menaikkan faktor IX XII. Meskipun hasil uji fase I koagulasi ab-
ensi berat faktor
plasma dari 1-l,27o normal (1 unit/kg faktor VIII dapat me- normal mencolok (PTT dan waktu penjendalan), orang yang
rraikkan faktor VIII plasma resipien dengan 2Vo). Jadi, untuk terkena tidak mempunyai abnormalitas perdarahan; malahan,
mencapai aktivitas l00Vo (100 unit/dl) pada penderita dengan beberapa penderita mempunyai kecenderungan trombosis.
hemofilia B berat, diperlukan infus 100 unit faktor DVkg. PBS
mempunyai kira-kira 1 unit faktor DVmL, sedangkan konsen-
trat mengandung lebih banyak faktor IX dalam volume yang
lebih sedikit. Konsentrat perlakuan-pemanasan terus mempu-
432.5 Penyakit Von Willebrand
nyai risiko menularkan virus hepatitis B dan C. Penggunaan- (Hemofilia Vaskular)
nya lebih dipilih bila diperlukan kadar faktor IX lebih dari
30Vo (30 unit/dl). Semua penderita hemofilia B harus meneri-
Penyakit ini tidak sesering hemofilia A (defisiensi faktor
ma vaksin hepatitis.
VIII) tetapi mungkin lebih sering daripada hemofilia B (defisi-
Episode trombosis telah terjadi setelah penggunaan kon- ensi faktor IX). Penyakit von Wllebrand terjadi pada kedua
jenis kelamin dan diwariskan sebagai trait autosom dominan.
sentrat, terutama pada penderita pasca operasi dengan penyakit
Beberapa keluarga dengan penyakit berat telah dideskripsikan
dasar hati, terutama karena konsentrat mengandung koagulan.
di mana pewarisannya adalah autosom resesif. Penyakit itu di-
sebabkan oleh kurangnya produksi protein von Willebrand
atau, pada beberapa keluarga, oleh karena sintesis protein
432.3 Defisiensi Faktor XI yang disfungsi. Protein von Willebrand mengandung kompo-
(Hemofilia C) nen adhesif-trombosit (faktor von Willebrand) dan juga prore-
in ini berfungsi untuk membawa faktor VIII dalam plasma.
Defisiensi faktor XI adalah tipe hemofilia paling kurang la- Ada paling sedikit tiga varian utama penyakit von Wille-
zim dan dijumpai pada 2-3Vo dari semua penderita hemofilia. brand, didasarkan atas penelitian genetik dan laboratorium
Defisiensi faktor XI diwariskan sebagai penyakit resesif auto- (Tabel 432-3). Tipe I dan II adalah autosom dominan dan ripe
som tidak lengkap yang mengenai pria maupun wanita. Hanya III adalah autosom resesif. Tipe I (penyakit von Willebrand
penderita homozigot mempunyai diatesis perdarahan. Perdara- klasik) dan III menunjukkan penurunan aktivitas faktor VIII,
han pasca operasi dan pasca trauma adalah khas. Penderita penurunan protein von Willebrand dan fungsi, dan biasanya
mungkin juga mengalami epistaksis, hematuria, dan menora- struktur multimer protein von Willebrand normal pada jelli
gia. Perdarahan spontan jarang. elektroforesis. Tipe II dapat mengalami penurunan aktivitas
Penderita homozigot dengan defisiensi faktor XI mempu- faktor VIII atau normal, protein von Willebrand menurun atau
nyai PTT memanjang, dan perdarahan serta waktu protrombin normal, aktivitas faktor von Willebrand, dan hilangnya multi-
normal. Kadar faktor XI adalah l-10Vo (I-10 unit/dl), sedang- mer ukuran besar dan sedang pada elektroforesis.
kan penderita heterozigot mempunyai kadar faktor XI 30-65Vo MANIFESTASI KLlNlS. Ini meliputi perdarahan hidung,
(30-65 unit/dl). gusi, menoragia, perdarahan luka merembes lama, dan perda-

TABEL 432-2Temtan Genetik dan Laboratorium pada Penyakit von Willebrand

BT, Waktu perdarahan; VIII-C, aktivitas koagulnnfaktor VIII; vW-Ag, antigen (protein) von Willebrand; R-Cof, kofaktor ristosetin; RIpA, agregasi (aglutinasi)
trombosit diimbas-ristosetin; P, memanjang; R, menurun; N, normal; I, meningknt; N/R. normal atau menurun; Abn, abnormal; AD, autisoi dominan; AR,
uuht.\()n resesif.
433 f Kelainan Fase Il 1741

rahan yang meningkat setelah trauma atau bedah. Hemartrosis TEMUAN LABORATORIUM. Uji laboratorium menun-
spontan sangal. jarang. jukkan waktu protrombin memanjang pada penderita ini. Pen-
TEMUAN LABORATORIUM. Waktu perdarahan memanjang derita dengan defisiensi faktor II, V, dan X juga mempunyai
pada semua sindrom von Willebrand. Hitung trombosit dan PTT memanjang. Sebaliknya, penderita dengan defisiensi fak-
waktu protrombin normal. PTT mungkin normal tetapi biasa- tor VII mempunyai PTT normal. Waktu perdarahan, hitung
nya memanjang ringan sampai sedang. Penderita tipe I (penya- trombosit, dan fungsi trombosit normal.
kit von Willebrand klasik) mempunyai kadar plasma protein PENGOBATAN. Terapi terdiri dari penggantian faktor
von Willebrand menurun, aktivitas faktor von Willebrand me- atau faktor-faktor yang kurang dengan plasma beku segar
nurun, dan aktivitas faktor VIII menurun. Trombosit pada pen- (PBS). Tidak ada konsentrat tersedia untuk penggantian faktor
derita penyakit von Willebrand mempunyai kemampuan V. Kasus defisiensi faktor II, VII, atau X mungkin memerlu-
adhesi menurun dan tidak beragregasi bila antibiotika ris- kan konsentrat kompleks protrombin (Proplex y, Konyne), un-
tosetin ditambahkan pada plasma kaya-trombosit (karena fak- tuk mengendalikan hemostasis. Defisiensi ini refrakter rerha-
tor von Willebrand biasanya tidak ada), tidak seperti trombosit dap terapi vitamin K.
orang nornal. Kadang-kadang penderita mungkin menunjuk-
kan reaktivitas terhadap ristosetin yang meningkat (tipe II B).
PENGOBATAN. Terapi terdiri dari penggantian faktor von
Willebrand dengan menggunakan PBS atau kriopresipitat.
Kriopresipitat adalah terapi yang lebih dipilih untuk perdarah-
an berat atau persiapan terapi. Dosis yang dianjurkan adalah2-
4 kantong kriopresipitat/IO kg, yang dapat diulangi tiap 12-24 I Bee 434
jam, tergantung pada episode perdarahan yang diterapi atau
dicegah. Penderita dengan penyakit von Willebrand tipe I ri-
ngan sampai sedang yang mengalami manifestasi perdarahan
Kelainan Fase III
ringan (seperti, epistaksis), atau yang mengalami tindakan be-
dah tertentu (misalnya, ekstraksi gigi), dapat diberi DDAVP
seperti pada hemofilia A.
AFIBRINOGENEMIA KONGENITAL

Kelainan perdarahan yang jarang ini disebabkan oleh gena


resesif autosom. Meskipun darah tidak dapat menjendal sama
sekali, penderita ini biasanya tidak rnengalami perdarahan
spontan berat atau hemartrosis, tetapi trauma atau pembedahan
I Bne 433 dapat diikuti perdarahan berat. Terapi dengan 100 mg&g fi-
brinogen memberi kadar plasma yang hemostatik. Karena
Kelainan Fase II waktu-paro fibrinogen adalah 3-5 hari, tidak diperlukan infus
yang sering. Kriopresipitat mengandung fibrinogen dan efektif
digunakan untuk terapi. Tiap kantong kriopresipitat mengan-
dirng antara 225 dan 250 mg fibrinogen/kanrong. Jadi, 4 sam-
pai 5 kantong memasok I g fibrinogen.

Faktor II (protrombin), V, VII, dan X terlibat dalam fase II


koagulasi dan ditandai kompleks protrombin. Faktor-faktor ini
DISFIBRINOGENEMIA KONGENITAL
dihasilkan oleh hati, dan semua kecuali faktor V memerlukan
vitamin K untuk sintesis normal. Vitamin K diperlukan untuk Sejumlah fibrinogen abnormal a"ng)n fungsi yang kurang
karboksilasi-y residu asam glutamat, yang mengubah prekursor sempurna dapat berkaitan dengan keadaan trombosis aiau
inaktif menjadi bentuk yang biologik aktif. Prekursor ini juga perdarahan. Pewarisan sebagai ciri dominan. Waktu trombin
dikenal sebagai PIVKA (protein yang diimbas oleh tidak memanjang, tetapi cara imunologik atau kimiawi menunjuk-
adanya vitamin K [protein induced by vitamin K absence]) kan kadar fibrinogen normal.
dan preprotein. Misalnya, prekursor faktor II disebut PIVKA-
II, atau prefaktor IL
Defisiensi satu faktor dalam kompleks proffombin jarang DEFISIENSI FAKTOR XIII
dan diwariskan dalam cara resesif autosom. Produksi faktor II (Defisiensi Faktor Penstabil-Fibrin)
yang abnormal secara fungsional (disprotrombinemia) diwaris-
kan sebagai ciri autosom dominan. Penderita dengan defisiensi Defisiensi faktor XIII mempunyai awitan paling sering pa-
salah satu faktor atau lebih mempunyai manifestasi perdarahan da masa bayi, dengan perdarahan setelah pemotongan talipu-
seperti pada hemofilia, kecuali bahwa ada prevalensi tinggi sat. Perdarahan gastrointestinal, intrakranial, dan intra-arti-
perdarahan spontan susunan saraf sentral pada penderita de- kular merupakan manifestasi klinis yang paling sering. peme-
fisiensi faktor VII. riksaan koagulasi rutin menunjukkan normal. Defisiensi faktor
1742 BAGIAN XXI . Penyakit Neuromuskular

XIII didiagnosis dengan penemuan kelarutan abnormal dari


jendalan dalam larutan urea 5 M. Penderita ini dapat diterapi
dengan plasma beku segar (PBS) atau kriopresipitat. I Ban 436
Corrigan JJ. Jr: The vitamin-K dependent proteins. 1n.. Bamess LA (ed): Ad-
Penyakit Hati
vances in Pediatrics. Chicago, Year Book Medical Publishers, 1981, p 57.
Fricke WA, Lamb MA (guest eds): Clotting factor concentrates in clinical
practice. Semin Thromb Hemost l9:1. 1993.
Hilgartner MW, Pochedly C (ed): Hemophilia in the Child and Adult, 3rd ed. Kelainan koagulasi adalah lazim pada penderita dengan
New York, Raven Press, 1989. penyakit hati, diperkirakan sebanyak B5Vo. Namun, hanya
Hoyer LW: Hemophilia A. N Engl J Med 330:38, 1994. l1Vo penderita mengalami keadaan perdarahan klinis yang
Kasper CK: Treatment of factor VIII inhibitors. Prog Hemost Thromb 9:57,
nyata. Tingkat keparahan kelainan koagulasi tampaknya mem-
1989.
Kogan SC, Doherty M, Gitschier J; An improved method for prenatal diagno- punyai hubungan proporsional dengan luasnya kerusakan sel
sis of genetic diseases by analysis of amplified DNA sequences. Applica- hati. Mekanisme yang paling umum yang menyebabkan defek
tion in hemophilia A. N Engl J Med 317:985, 1987. itu adalah penurunan sintesis faktor koagulasi. Hampir semua
Lozier JN, Brunkhous KM: Gene therapy and hemophilia. JAMA 271 47,
faktor koagulasi dibuat dalam hati kecuali, tampaknya faktor
1994.
Mammen EF: Congenital coagulation disorders. Semin Thromb Hemost 9:1, VIII, yang dapat diproduksi dalam organ lain. penyakit hati
r 983. berat khas mempunyai tingkat aktivitas faktor VIII normal
Mannucci PM: Desmopressin: A nontransfusional form of featment for con- sampai meningkat (tidak menurun). Penyebab yang jarang dari
genital and acquired bleeding disorders. Blood 72: 1449,1988.
defek koagulasi pada penyakit hati adalah koagulasi intra-.
Stamatoyannopoulos G, Nienhuis AW, Mejerus PW, Varmus H: The Molecu-
lar Basis of Blood Diseases. Philadelphia, WB Saunders, 1994. vaskular tersebar (disseminated intravascular coagulation
I D I C ] ) atau hiperfibrinolisis.
Terapi koagulopati pada penyakit hati terdiri dari penggan-
tian dengan plasma beku segara (PBS) dan kriopresipitat. pBS
(10-15 ml/kg) dapat diharapkan mengoreksi semua faktor de-
t Bee 435 fek koagulasi kecuali fibrinogen. Untuk koreksi fibrinogen, di-
anjurkan kriopresipitat (4 sampai 5 kantong/IO kg). Karena
Defisiinsi Vitamin K penurunan faktor koagulasi yang tergantung-vitamin K sering
terjadi pada penderita dengan panyakit hati akut dan kronis,
Pascaneonatus terapi vitamin K dapat dicoba diberikan. Vitamin K dapat di-
berikan per oral, subkutan, atau intravena (tidak intramusku-
lar) dengan dosis I mg/24 jam untuk bayi, 2-3 mg untuk anak,
dan 5-10 mg untuk remaja dan dewasa. Ketidakmampuan me-
ngoreksi koagulapati menunjukkan bahwa koagulopati mung-
kin disebabkan oleh reduksi satu atau lebih protein tidak-
Defisiensi vitamin K jarang terjadi setelah masa neonatus, tergantung vitamin K, atau karena hati terganggu hebat dan ti-
meskipun penyakit perdarahan "lambat" telah dilaporkan pada dak dapat memproduksi prekursor protein vitamin K.
bayi yang mendapat ASI. Malabsorpsi intestinal lemak dan
penggunaan antibiotika spektrum luas yang lama dapat menye-
babkan defisiensi vitamin K; kistik fibrosis dan atresia biliaris
mungkin dikomplikasi dengan gangguan kompleks protrom-
bin. Pemakaian profilaksis vitamin K yang larut dalam air se-
cara oral terindikasi pada keadaan ini (2-3 mg/24 jam untuk
I Bee 437
anak dan 5-10 mg/24 jam untuk remaja dan dewasa). Pada
penderita dengan penyakit hati lanjut sintesis faktor kompleks P e n ghamb at ( I nhib it o r)
protrombin mungkin terganggu oleh kerusakan hepatoselular,
sehingga terapi vitamin K sering tidak efektif untuk mengo-
reksi kelainan tersebut pada individu ini. Sifat antikogulan
dikumarol dan antikoagulan yang berkaitan bergantung pada
gangguan pada vitamin K dan pembentukan faktor II, VII, dan
Antikoagulan di dapat ( akuisita) (inhibitor) dalam sirkula-
X. Racun tikus (superwarfarin) menyebabkan defisiensi se- si didefinisikan sebagai komponen endogen abnormal darah
rupa. Vitamin K adalah antidotum yang spesifik.
yang menghambat koagulasi darah yang normal. Antikoagulan
Manifestasi laboratorium defisiensi vitamin K adalah pe- ini biasanya tipe spesifik gamma globulin dan mungkin me-
manjangan waktu protrombin dan waktu trombin parsial rupakan autoantibodi. Antikoagulan dalam sirkulasi dapat
(PTT). Hitung trombosit, waktu perdarahan, dan kadar fibrino- mempengaruhi koagulasi, baik dengan menetralkan faktor ko-
gen plasma norrnal. Jika diperlukan, pengukuran faktor spesi- agulasi spesifik secara langsung maupun dengan bekerja terha-
fik II, VII, IX, dan X atau deteksi prekursor protein yang tidak dap tempat reaksi tertentu dalam jalur koagulasi. Bila antikoa-
terkarboksilasi dari faktor koagulasi tergantung-vitamin K da- gulan bekerja terhadap faktor koagulasi spesifik (misalnya,
pat dilakukan. fakor VIII atau IX), penderita menunjukan gambaran klinis
438 | Koagulopati Konsumsi 1743

perdarahan seperti penderita yang menderita defisiesi kongeni-


tal. Biasanya tidak ada perdarahan atau minimal tampak pada
penderita dengan antikoagulan yang tertuju pada suatu tempat
reaksi.
Antikoagulan dalam sirkulasi tidak biasa pada anak nor-
Konsumsi
mal. Antikoagulan dijumpai pada penderita dengan lupus eri-
Trombosit dan
tematosus sistemik (SLE) atau limfoma, atau pada penderita Faktor Pembekuan
dengan reaksi terhadap penisilin atau obat lain. Inhibitor spon-
tan telah dilaporkan pada anak setelah kejadian infeksi virus. Fibrinolisis Fibrinolisis
TEMUAN LABORATORIUM. Inhibitor terhadap fakror koagu-
lasi tertentu biasanya mengenai faktor VIII, IX, atau XI (defek
fase I). Waktu trombin parsial (PTT) memanjang dan uji ini ri-
dak menunjukkan koreksi dengan penambahan plas- ma.
Diatesis Hemoragik
Waktu protrombin normal. Pengukuran faktor spesifik memas-
tikan faktor mana yang terlibat.
Inhibitor yang paling umum terhadap tempat reaksi adalah Gambar 438-1. Koagulasi intravaskular tersebar (DIC).
apa yang disebut antikoagulan lupus. Meskipun inhibitor ini
ditemukan pada penderita dengan SLE, inhibitor ini mungkin
juga timbul secara spontan dan pada keadaan penyakit lain. an, syok, dan kerusakan endotel (Gb. 438-l). Sesuai dengan
Antikoagulan ini tidak menyebabkan perdarahan tetapi seba- itu, tidak mengherankan bahwa sejumlah besar penyakit telah
liknya telah dilaporkan berkaitan dengan kecenderungan trom- dilaporkan terkait dengan DIC, termasuk transfusi darah tidak
bosis. Inhibitor ini menyebabkan PTT memanjang dan mung- cocok, syok septik (terutama gram-negatif), infeksi riketsia,
kin juga menyebabkan waktu protrombin memanjang. penam- gigitan ular, purpura fulminan, hemangioma raksasa, keganas_
bahan normal plasma miskin-trombosit tidak mengoreksi uji an, dan leukemia promielositik akut.
yang abnormal, tetapi penambahan trombosit menetralkan an- MANIFESTASI KLlNlS. Umumnya DIC menyerrai proses pe_
tikoagulan. Pada keadaan yang langka dapat ditemukan hipo- nyakit sistemik berat. Perdarahan pertifma sering terjadi dari
protrombinemia y ang terkait (penurunan faktor II). tempat pungsi vena atau insisi bedah, dengan petekie dan eki_
PENGOBATAN. Penatalaksanaan penderita dengan inhibitor mosis yang menyertai. Trombosis jaringan mungkin melibat_
terhadap faktor koagulasi sama dengan pada penderita he- kan banyak organ dan dapat menjadi terhebat sebagai daerah
mofilia yang mengalami pembentukan alloantibodi terhadap infark kulit ataujaringan subkutan atau ginjal yang luas. Ane_
faktor VIII atau IX. Infus konsentrat kompleks protrombin mia karena hemolisis mungkin terjadi dengan cepat.
(Konyne) atau konsentrat kompleks protrombin teraktivasi TEMUAN LABORAT0RIUM. Tidak ada ururan kejadian yang
(Autoplex; Feiba) mungkin diperlukan untuk mengendalikan diketahui dengan baik. Konsumsi faktor koagulasi (II, V, Vm,
manifestasi perdarahan yang nyata. Inhibitor spontan, biasanya dan fibrinogen) dan trombosit mungkin terkonsumsi oleh pro_
setelah infeksi virus, cenderung untuk menghilang dalam be- ses penjendalan intravaskular yang sedang berlangsung, de_
berapa minggu atau bulan. Inhibitor yang ditemukan bersama ngan pemanjangan waktu protrombin, pTT, dan waktu trom-
dengan penyakit yang mendasari akan menghilang bila penya- bin. Hitung trombosit dapat sangat menurun. Darah mengan_
kit primernya diobati. dung sel eritrosit burc terfragmentasi dan sel berbentuk helm
(skizosit), perubahan yang dikenal sebagai mikroangiopati.
Lagi pula, karena mekanisme fibrinolisis teraktifkan, produk

I Bne 438 TABEL 438-1 Temuan Laboratorium pada Koagulasi Intravaskular


Tersebar, Defisiensi Vitamin K, dan penyakit Hati
Koagulopati Konsumsi
(Sindroma Koagulasi ntravaskular Tersebar)
I

Koagulopati konsumsi merujuk pada kelompok besar kea-


daan, yang meliputi koagulasi intravaskular tersebar (dissemi-
nated intravascular coagulation tDIC]). Akibat dari proses ini
meliputi deposisi fibrin intravaskular tersebar, yang dapat me-
nyebabkan iskemia dan nekrosis, perdarahan umum, dan ane-
DIC, Koagulasi intravaskular tersebar; pTT, partial thromboplastin time; pT,
mia hemolitik.
waktu protrombin; TT, waktu trombin; ppF, produk pecahan
ETIOLOG|. Sejumlah proses patologik dapat membangkit- fibrin; p, pan
jang; N, normal; R, rendah; N/R, normal atau rendah; +, ada; _,
tidakaia; +,
kan episode DIC, termasuk hipoksia, asidosis, nekrosis j*ing- ada atau tidak ada; I, meningkat.
1744 BAGIAN XXI t Penyakit Neuromuskular

pecahan fibrin (PPF) muncul dalam darah. Tabel 43g_1 me_


nampakkan temuan laboratorium pada anak dengan tiga defek
koagulasi akuisita yang sering. pengukuran D-dimer biasanya
sensitif dan lebih spesifik untuk DIC dibanding dengan uji
I Bes 439
produk degladasi fibrin (PDF). D-dimer adalah neo_antigen
yang terbentuk setelah pembentukan fibrin yang diawali trom_
Kelainan Trombosit dan
bin dari fibrinogen, diikuti dengan penganyaman-silang fibrin Pembaluh Darah
oleh digesti faktor VIII dan plasmin terhadap fibrin teranyam_
silang itu.

PENGOBATAN. Komponen terpenting terapi adalah pe_ Trombosit adalah fragmen selular yang tidak mempunyai
ngendalian atau pembalikan proses yang memulai DIC. In_ inti yang dihasilkan oleh megakariosit dari sumsum tulang.
feksi, syok, asidosis, dan hipoksia harus diterapi segera dan Ukuran yang besar dari megakariosit meirggambarkan sifatny*a
dengan gigih. Jika proses yang mendasari dapat dikendalikan yang poliploidi. Bila megakariosit mencapai kematangan,
ter_
maka perdarahan akan menghilang dengan cepat, dan terjadi jadi fragmentasi sitoplasma dan sejumlah besar trombosit
di_
perbaikan temuan laboratorium yang abnormal. Komponen da_ bebaskan. Dalam sirkulasi trombosit mempunyai waktu paro
rah digunakan untuk terapi penggantian pada penderita yang 7-10 hari. Trombosit mempunyai sejumlah antigen intrinsik,
mengalami perdarahan. Ini mungkin terdiri dari infus trom_ yang nyata berbeda dengan yang ada dalam eritrosit, dan
be_
bosit (untuk trombositopenia), kriopresipitat (untuk hipofi_ berapa berbagi kesamaan dengan leukosit.
brinogenemia), dan/atau ppF (untuk mengganti faktor koa_ Trombosit sangat terlibat pada aspek vaskular maupun
gulasi dan inhibitor alamiah lainnya). koagulasi hemostasis. Trombosit ini diperlukan untuk keutu_
Pada beberapa penderita terapi penyakit primer dapat tidak han endotelium vaskular; bila pembuluh darah kecil terpotong,
adekuat atau tidak sempurna, atau terapi penggantian mungkin trombosit akan mengumpul pada tempat luka, membentuk
tidak efektif mengendalikan perdarahan. Bila ini terjadi bIC sumbat hemostatik. Adhesi trombosit dimulai oleh kontak de_
dapat diterapi dengan antikoagulan untuk mencegah penggu_ ngan komponen ekstravaskular misalnya kolagen. pembeba,
naan faktor yang sedang berlanjut. Heparin adalah obat pilihan san tromboksan (derivat prostaglandin) dan ADp endogen
dan dapat diberikan dengan rencana intermiten atau kontinyu menyebabkan agregasi mantap. Serotonin dan histamin yang
secara intravena. Dengan menggunakan rencana intravena in_ dibebaskan selama proses ini meningkatkan vasokonstriksi lo_
termiten, heparin diberikan dengan dosis 75-100 unit/kg tiap 4 kal. Trombosit mempunyai fosfolipid dengan aktivitas trom_
jam. Dengan rencana kontinyu, 50-75 unit heparinlkg diberi_ boplastin parsial, yang mempunyai kontribusi penting pada
kan sebagai bolus diikuti infus kontinyu l5-25 unit/kg. Lama koagulasi. Trombosit juga mengangkut faktor koagutasi aarah
dan efektivitas terapi heparin dapat dinilai dengan pemeriksa_ yang lain melalui absorpsi pada permukaan trombosit. Akhir_
an secara seri jumlah trombosit dan konsentrasi fibrinogen nya, trombosit diperlukan untuk retraksi jendalan yang nor_
plasma. mal.
Heparin telah terbukti sebagai obat yang efektif pada anak Hitung trombosit yang normal adalah 150_400 X 109fi_.
Jumlah yang lebih rendah berarti trombositopenia, yang dise_
dengan DIC yang terkait dengan purpura fulminan dan leuke_
babkan oleh produksi yang tidak adekuat atau destiuk.I yung
mia promielositik. Dosis lebih rendah (10-15/kg/jam tanpa do_
berlebihan atau pembuangan trombosit. produksi yung iiaul
sis pembebanan) digunakan untuk penderita dengan leukemia
progranulositik. Heparin tidak terindikasi dan telah dilaporkan adekuat hampir selalu merupakan akibat dari disfungsi sum_
sum tulang, dengan penurunan jumlah megakariosit. Sebalik_
tidak efektif pada syok septik, keracunan venom ular, stroke
suhu panas, luka kepala masif, dan reaksi transfusi darah tidak
nya, pada trombositopenia yang disebabkan oleh kenaikan
destruksi, jumlah megakariosit normal atau bertambah. Trom_
cocok.
bositopenia hipomegakariositik disebabkan oleh aplasia sum-
sum tulang atau karena infiltrasi sumsum tulang oleh jaringan
abnormal atau neoplasma. Karena prognosis yang buruk dari
Bernini JC, g.;hunun GR, Ashcroft J: Hypoprothrombinemia and severe hem- kelainan demikian, aspirasi sumsum tulang terindikasi pada
orrhage associated with lupus anticoagulant. J pediatr 123:937,1993. trombositopenia yang mencolok dan tidak dapat diterangkan.
Corrigan JJ Jr: Coagulation inhibitors. Am J pediatr Hematol Oncol 2:2g1,
1980.
Aspirasi sumsum tulang biasanya dapat dilaksanakan tanpa
Corrigan JJ Jr: Disseminated intravascular coagulation: pathogenesis, diagno_ perdarahan serius, bahkan pada penderita dengan tromboii_
sis, and management. 1n.. Lusher JM, Barnhart MI (eds): Acquired Bleeding topenia berat, karena tromboplastin dalam cairan jaringan bia_
Disorder in Children: Abnormalities of Hemostasis. New york. Masson, sanya mempengaruhi hemostasis.
1981, p 27 .

Gerson WT, Dikerman JD, Bovill EG et al: Severe acquired protein C defi-
ciency in purpura fulminans associated with disseminated intravascular co_
agulation: treatment with protein C concentrate. pediatrics 9I:41g,1993. 43 9. 1 Tromb o sitop e nia Kongenital
Hathaway WE, Bonnar J: Hemostatic Disorders of pregnant Woman and
Newborn Infant. New York. Elsevier, 1987.
Owen CA Jr: Coagulation disorders associated with hepatocellular disease. In: SINDROM WISKOTT.ALDRICH
Lusher JM, Barnhart MI (eds): Acquired Bleeding Disorders in Children:
Abnormalities of Hemostasis, New york, Mason, 19g1, p 41. Sindrom Wiskott-Aldrich terdiri dari eksema, perdarahan
Shapiro SS. Thiagarajan P: Lupus anticoagulants. prog Hemost Thromb trombositopenia, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi
6:263.1982. karena defek imunologik yang diwariskan sebagai ciri resesif
439 a Kelainan Trombosit dan Pembuluh Darah 1745

terikat-X (lihat Bab 119). Sumsum tulang mempunyai jumlah dengan komplikasi perdarahan yang tidak terkendali. Kor-
megakariosit yang normal, tetapi banyak yang mempunyai tikosteroid dan inter- feron mungkin mempercepat involusi
morfologi inti aneh (bizane). Trombosit homolog mempunyai dan usaha yang menjanjikan, terutama pada bayi kecil. Sple-
daya hidup yang normal bila ditransfusikan pada penderita ini, nektomi terkontraindikasi.
tetapi trombosit autolog mempunyai daya hidup pendek dan
ukuran kecil. Sindrom Wiskott-Aldrich dapat menggambarkan
MALFORMASI YANG TERKAIT DENGAN
keadaan yang tidak biasa di mana trombositopenia disebabkan
TROMBOSITOPENIA HIPOPLASI KONGENITAL
oleh pembentukan atau pembebasan abnormal trombosit, me-
(Sindrom Trombositopenia Tanpa Radius [TTR])
skipun jumlah megakariosit cukup. Splenektomi sering diikuti
oleh sepsis yang hebat dan kematian, tetapi perbaikan nyata Trombositopenia berat yang terkait dengan aplasia radius
pada trombositopenia terjadi setelah splenektomi. Penggunaan
dan ibu jari tangan, dan dengan anomali jantung dan ginjal,
penisilin profilaksis penting pasca splenektomi. Kira-kira 57o terjadi sebagai keadaan familial. Manifestasi perdarahan hebat
penderita dengan sindrom Wiskott-Aldrich berkembang men- adalah jelas pada hari-hari pertama kehidupan. Kadar Hb nor-
jadi keganasan limforetikular. Beberapa kasus telah dilaporkan
mal, leukositosis dan reaksi leukemoid telah dijumpai pada be-
memperoleh manfaat dari pemberian faktor transfer atau dari berapa penderita. Megakariosit tidak ada di sumsum tulang.
cangkok sumsum tulang (CST).
Anomali pada penyakit ini mirip dengan yang ditemukan
pada pansitopenia Fanconi, di mana kelainan perdarahan he-
TROMBOSITOPENIA LAIN YANG DIWARISKAN matologi biasanya tidak tampak sampai umur 3-4 tahun. Pada
kelainan ini kromosom tidak memperlihatkan kelainan seperti
Jenis trombositopenia lain yang diwariskan telah dideskrip- pada sindroma Fanconi (lihat. Bab 423). Tidak ada bayi de-
sikan. Beberapa adalah terikat-X dan beberapa mempunyai pe- ngan trombositopenia hipoplastik kongenital telah dilaporkan
warisan autosom. Respons terhadap terapi, termasuk splenek- berkembang menjadi sindroma Fanconi yang berkembang-
tomi, biasanya mengecewakan. Mortalitas yang sangat tinggi penuh, ataupun kedua keadaan terdapat dalam satu keluarga.
dari laki-laki muda yang displenektomi karena dianggap pur-
pura trombositopenia idiopatik-(ITP) mengesankan bahwa,
walaupun tanpa stigmata lain, trombositopenia terikat-X dapat
439.2. Defek Fungsi Trombosit Kongeni-
merupakan varian dari sindrom Wiskott-Aldrich. Jadi, laki-
laki trombositopenia juga harus diperiksa dengan seksama se- tal
belum diagnosis ITP ditegakkan. Pemeriksaan ketahanan hi-
dup trombosit terindikasi pada penderita demikian. Penyakit perdarahan akibat dari kelainan kongenital fungsi
trombosit jarang. Pola pewarisan belum diketahui untuk ba-
nyak kelainan ini. Defek dapat pada adhesi, agregasi. dan ak-
DEFISIENSI TROMBOPOIETIN tivitas koagulan trombosit.

Beberapa penderita menderita trombositopenia kronis yang MANIFESTASI KLlNlS. Manifestasi klinis yang serupa de-
disebabkan oleh defisiensi faktor pematangan megakariosit ngan yang terdapat pada penderita dengan trombositopenia
yang terdapat dalam plasma normal. Infus plasma berulang dan terdiri dari perdarahan selaput lendir (epistaksis, perdarah-
menghasilkan kenaikan hitung trombosit yang bertahan. Pada an rongga mulut, menoragia, perdarahan gastrointestinal dan
beberapa kasus yang agak serupa, trombositopenia dan hemo- genitourinaria), petekie dan ekimosis kecil-kecil di kulit.
lisis mikroangiopatik episodik akan membaik dengan infus TEMUAN LABORATORIUM. Hasil uji laboratorium berva-
plasma. riasi dan menunjukkan defek fungsional, tetapi semua defek
fungsional menunj ukkan waktu perdarahan memanj an g, waktu
protrombin normal, waktu trombin parsial (PTT) normal, dan
TROMBOSITOPENIA DENGAN HEMANGIOMA KAVERNOSA hitung trombosit normal atau menurun sedang. Defek itu dapat
(Sindrom Kasabach-Merritt) dipastikan dengan uji fungsi trombosit in vitro spesifik. Na-
mun, penderita dengan defisiensi faktor 3 trombosit, mempu-
Beberapa bayi dengan hemangioma kavernosa yang besar nyai waktu perdarahan normal tetapi uji konsumsi protrombin
pada tubuh, ekstremitas, atau visera abdomen menderita trom- abnormal.
bositopenia berat dan bukti adanya koagulasi intravaskular PENGOBATAN.. Terapi gangguan perdarahan pada penderi-
lainnya (lihat Bab 600). Penelitian histologis dan isotopik ta ini sulit. Transfusi trombosit biasanya diperlukan untuk me-
menunjukkan bahwa trombosit terperangkap dan dihancurkan ngendalikan perdarahan yang mencolok.
dalam anyaman vaskular yang luas dalam tumor' Darah tepi
menunjukkan trombositopenia dan fragmen eritrosit, dan sum-
sum tulang mempunyai jumlah megakariosit yang cukup. SINDROM BERNARD.SOULIER
Trombosis spontan dalam tumor dapat menyebabkan penyum-
batan saluran vaskular dan penyembuhan spontan; terapi radi- Defek adhesi trombosit yang diwariskan secara resesif
asi dengan dosis tunggal 600-800 rad (6-8 Gy) dapat autosom ini ditandai dengan trombositopenia sedang, trom-
mempercepat proses ini, tetapi radiasi ulang mungkin dipellu- bosit besar-besar, dan penurunan aglutinasi (agregasi) trom-
kan. Bila secara anatomis memungkinkan, kompresi eksternal bosit terimbas-ristosetin yang tidak terkoreksi dengan penam-
atau eksisi total dapat dicoba, tetapi pembedahan dapat disertai bahan faktor von Willebrand.
1746 BAGIAN XXI I Penyakit Neuromuskular

TROMBASTENIA GLANZMANN kasus. Hati, limpa, dan kelenjar limfe tidak membesar. Kecu-
ali tanda perdarahan akut, penderita tampak baik-baik secara
Kelainan trombosit yang diwariskan resesif autosom ini di- klinis. Fase akut penyakit disertai perdarahan spontan selama
tandai dengan hitung trombosit nonnal, tidak adanya agregasi 1-2 minggu. Trombositopenia mungkin menetap, tetapi perda-
in vitro dengan semua agonis, dan tidak adanya retraksi jenda- rahan mukokutan spontan menyurut. Kadang-kadang awitan le-
1an.
bih perlahan-lahan, dengan memar sedang dan sedikit petekie.
TEMUAN LAB0RATORIUM. Hitung trombosit menurun
DEFEK.DEFEK LAIN sampai di bawah 20 x l}elL. Beberapa trombosit yang tampak
pada apus darah tepi berukuran besar (megatrombosit) dan
Defek dalam reaksi pembebasan trombosit yang normal te- menggambarkan kenaikan produksi di sumsum tulang. Uji
lah dideskripsikan, disebabkan oleh defisiensi granula trom- yang tergantung pada fungsi trombosit, seperti waktu perdara-
bosit, metabolisme asam arakidonat trombosit yang terganggu, han dan retraksi jendalan, menunjukkan hasil abnormal. Hi-
atau gangguan sekresi agonis intratrombosit. Pemeriksaan la- tung leukosit normal, dan anemia tidak ada kecuali kalau telah
boratorium menunjukkan hitung trombosit normal dan agre- terjadi perdarahan mencolok.
grasi in vitro abnormal, Berbagai granula yang defisien dapat Aspirasi sumsum tulang, jika terindikasi, menunjukkan seri
dideteksi dengan menggunakan tehnik mikoskop elektron. granulosit dan eritrosit yang normal dan, sering kali, ada eosi-
nofilia ringan. Terdapat jumlah megakariosit yang normal atau
meningkat. Beberapa dari megakariosit ini immatur, dengan
439.3. Dtftk Pembulah Durah yang Di- sitoplasma basofil tua; tunas trombosit mungkin jarang, tetapi
tidak ada morfologi megakariosit patognomonis atau diag-
wariskun nostik. Perubahan yang tampak menggambarkan pergantian
megakariosit yang meningkat.
Perdarahan akibat pembuluh darah tidak normal tidak biasa
pada anak. Kelainan seperti telangiektasi hemoragik herediter DIAGNOSIS BANDING. ITP harus dibedakan dari proses
dan sindrom Ehler-Danlos dapat menyebabkan perdarahan aplasia atau infiltratif sumsum tulang. Aplasia atau pende-
nyata pada selaput lendir dan kulit. Semua uji laboratorium sakan sumsum kurang mungkin, jika pemeriksaan fisik dan hi-
untuk hemostasis biasanya normal pada penderita ini. tung darah normal, kecuali trombositopenia. pembesaran lim-
pa yang bermakrta mengesankan penyakit primer hati dengan
splenomegali kongestif, lipidosis, atau retikuloendoteliosis.
Purpura trombositopenia dapat merupakan manifestasi awal
439.4. Tromb o sitop enia Akuisita lupus eritematosus sistemik (SLE), AIDS, atau limfoma, tetapi
deretan penyakit ini jarang pada anak. pada remaja kemungki-
PURPURA TROMBOS]TOPENIK IDIOPATIK nannya lebih besar, dan pemeriksaan serologi untuk SLE, dan
AIDS terindikasi. Trombositopenia yang disebabkan oleh fak-
Purpura trombositopeni idiopatik (ITP) akut, purprira trom- tor genetik harus dipertimbangkan pada anak (terutama laki-
bositopeni yang paling sering pada masa anak, dihubungkan laki) yang dijumpai mempunyai hitung trombosit rendah.
dengan petekie, perdarahan mukokutan, dan kadang-kadang, PENGOBATAN.ITP mempunyai prognosis amat baik, mes-
perdarahan ke dalam jaringan. Ada penurunan berat pada kipun tanpa terapi. Dalam 3 bulan 75Vo pendeita sembuh
trombosit sirkulasi, meskipun terdapat cukup jumlah mega- sempurna, sebagian besar dalam 8 minggu. perdarahan spon-
kariosit dalam sumsum tulang. tan berat dan perdarahan intrakranial (Vo penderita) biasanya
ETIOLOGI. Penyakit ini sering tjmbul terkait dengarr.sensi- terbatas pada fase awal penyakit ini. Sesudah fase akut inisial,
tisasi oleh infeksi virus; pada kira-kira J}Vokasus ada penyakit manifestasi spontan cenderung menyurut. Kira-kira 90Vo dari
yang mendahului seperti rubella, rubeola, atau infeksi saluran anak yang terkena telah mencapai hitung trombosit normal 9-
napas virus. Jarak waktu antara infeksi dan awitan purpura 12 bulan setelah awitan, dan relaps tidak biasa.
rata-tata 2 minggu. Seperti pada bentuk dewasa, tampaknya Darah segar atau konsentrat trombosit memberi marifaat
mekanisme imun merupakan dasar pada trombositopenia. An- sementara karena ketahanan hidup trombosit yang ditransfusi-
tibodi trombosit dapat ditemukan pada beberapa kasus akut. kan hanya pendek, tetapi transfusi itu harus diberikan bila ter-
Kenaikan jumlah IgG telah ditemukan terikat pada trombosit jadi perdarahan yang mengancam kehidupan.
dan menunjukkan kompleks imun yang terabsorpsi pada per- Bila penyakitnya ringan dan perdarahan retina atau selaput
mukaan trombosit. Tidak ada uji masa kini yang konsisten da- lendir tidak ada, mungkin tidak ada terapi yang spesifik diindi-
pat diandalkan untuk diagnosis serologik ITP. kasikan. Anak yang terkena harus dilindungi dari jatuh atau
MANIFESTASI KLlNlK. Awitan biasanya akut. Memar dan trauma. Vitamin K dan C tidak mempunyai efek terapi.
ruam petekie menyeluruh terjadi 1-4 minggu setelah infeksi Gamma Globulin. Infus gamma globul.in intravena (San-
virus atau pada beberapa kasus tidak ada penyakit yang men- doglobin; Gamimun N) diikuti dengan kenaikan hirung rrom-
dahului. Perdarahan khas asimetris dan mungkin mencolok di bosit yang bertahan. Dosis besar gamma globulin intravena
tungkai bawah. Perdarahan pada selaput lendir dapat men- (400 mg&g selama 5 hari) menginduksi remisi pada banyak
colok, dengan bula di gusi dan bibir, Perdarahan hidung mung- kasus ITP akut dan, kadang-kadang, pada ITp kronis. perco-
kin hebat dan sukar dikendalikan. Komplikasi paling serius baan terkendali acak menunjukkan'efektivitas globulin G imun
adalah perdarahan intrakranial, yang terjadi kurang dari lVo (IGIV), I gkgl24jam selama atauZ hari berturur-turur, da-
I
439 | Kelainan Trombosit dan Pembuluh Darah 1747

lam mengurangi frekuensi trombositopenia berat (hitung trom- sel eritrosit, dan silinder tampak pada sedimen urin, dan keru-
bosit <20 X l0e/L). sakan ginjal berat digambarkan dari anuria dan azotemia.
Terapi kortikosteroid. Meskipun kortikosteroid tidak menu- PENGOBATAN. Untuk diskusi mengenai manajemen ure-
runkan jumlah kasus kronis, kortikosteroid bermanfaat karena mia dan anuri, lihat Bab 474. Transfusi terindikasi untuk ane-
mengurangi keparahan dan menyingkatkan lama sakit pada mia berat. Terapi kortikosteroid dan heparin tidak berpengaruh
fase awal. Pada kasus yang lebih berat, terapi dengan kortiko- pada ketahanan hidup dan prognosis.
steroid, seperti prednison dengan dosis 1-2 mgkg/24 jam da-
lam dosis terbagi atau ekuivalensinya terindikasi. Beberapa
PURPURA TROMBOSITOPENIK TROMBOTIK
ahli menganjurkan pemeriksaan sumsum tulang untuk me-
nyingkirkan leukemia sebelum memulai prednison. Keperluan Kelainan yang langka dan berat ini mirip dengan sindrom
akan terapi kortikosteroid diperdebatkan, meskipun hitung hemolitik uremik. Emboli dan trombosis difus dalam pembu-
trombosit kembali ke tingkat hemostasis lebih cepat dengan luh darah kecil di otak dinyatakan oleh pergeseran (shifting)
terapi seperti itu. Terapi ini diteruskan sampai hitung trom-
tanda neurologis seperti afasia, kebutaan, dan kejang. Progno-
bosit normal atau selama 3 minggu, mana saja yang terjadi
sisnya berat. Temuan laboratorium meliputi trombositopenia
pertama. Pada titik ini terapi steroid sebaiknya dihentikan,
dan anemia hemolitik yang terkait dengan mikroangiopati sel
meskipun hitung trombosit tetap rendah. Terapi kortikosteroid
eritrosit yang mengalami perubahan bentuk dan terfragmen-
berkepanjangan tidak terindikasi dan dapat menekan sumsum
tasi. Plasmaferesis dan infus plasma adalah efektif pada 60-
tulang, di samping menyebabkan perubahan cushingoid dan
707o kasus. Kortikosteroid dan splenektomi hanya untuk kasus
gagal tumbuh. Jika trombositopenia menetap selama 4-6 bu-
refrakter.
lan, pemberian singkat kedua terapi kortikosteroid atau imuno-
glubulin intravena dapat diberikan.
Apakah terapi pilihan awal pada ITP akut adalah tanpa te- Penyebab Lain
rapi, gamma-imunoglobulin intravena, atau kortikosteroid kini
sedang dinilai kembali. Splenektomi sebaiknya dilakukan ha- Trombositopenia merupakan komplikasi infeksi virus dan
nya untuk ITP kronis, yang didefinisikan sebagai trombosi- bakteria (terutama septikemia) yang sering, DIC, dan, jarang,
topenia yang menetap selama lebih dari I tahun, dan untuk terapi heparin.
kasus berat yang tidak menunjukkan respons terhadap korti-
kosteroid. Perbaikan lumayan biasanya dapat diharapkan. Jika
TROMBOSITOPENIA NEONATUS
manifestasi perdarahan hebat, atau jika perdarahan intrakranial
dicurigai, dosis lebih besar prenison (5-10 mgkg/24 jam) dan Trombositopenia neonatus mungkin menunjukkan penya-
gamma globulin intravena dapat digunakan. Transfusi trom- kit primer pada sistem hemopoetik anak atau mungkin akibat
bosit dapat menghasilkan perdarahan terkontrol sementara, te- dari transfer faktor abnormal dari ibu.
tapi jarang tercapai hitung trombosit yang bertahan.

TROMBOSITOPENIA AKIBAT.OBAT
Hubungan dengan lnfeksi

Sejumlah obat dapat menyebabkan trombositopenia, seba- Trombositopenia dapat terjadi pada berbagai infeksi neo-
gai akibat dari proses yang diperantarai imun (dengan obat natus dan janin dan dapat menyebabkan perdarahan spontan
berfungsi sebagai hapten) atau kerusakan megakariosit. Obat- yang serius. Ini meliputi infeksi virus (terutama rubella dan
obat yang biasa digunakan pada anak yang dapat menyebab- penyakit inklusi sitomegalik), infeksi protozoa (misalnya, tok-
kan trombositopenia meliputi karbamazepin (Tegretol), feni- soplasmosis), sifilis, dan infeksi bakteria, terutama yang dise-
toin (Dilantin), sulfonamid, trimetoprim-sulfametoksazol, dan babkan oleh basil gram-negatif. Hemolisis biasanya juga ter:
kloramfenikol. jadi pada bayi dengan anemia dan ikterus yang nyata. Hati dan
lien membesar sekali. Sumsum tulang bervariasi. tetapi mung-
SINDROM HEMOLITIK-UREMIK kin terlihat jumlah megakariosit menurun.

Lihatiuga Bab 4'74.


Trombositopenia Neonatus lmun
Penyakit akut pada bayi dan anak kecil ini biasanya mengi-
kuti episode gatroenteritis akut. Tidak lama setelah itu tanda Kira-kira 30Vo bayi yang lahir dari ibu dengan ITP aktif
dan gejala anemia hemolitik, trombositopenia, dan insufisiensi mengalami trombositopenia yang diakibatkan dari transfer an-
ginjal akut timbul. tibodi antitrombosit lewat plasenta. Kadang-kadang, bayi de-
TEMUAN LABORATORIUM. Anemia hemolitik secara khas ngan penyakit neonatus ini lahir dari ibu yang mempunyai
disertai dengan morfologi eritrosit aneh (bizarre). Banyak sel riwayat dahulu iTP (tetapi telah mengalami splenektomi) yang
eritrosit mengkerut dan berubah bentuk, dengan sferosit men- mempunyai hitung trombosit normal dan yang penyakitnya te-
colok, sel burr, dan sel bentuk-helm (lihat Gb. 415-2n. Hi- lah inaktif selama beberapa tahun. Petekie tidak tampak pada
tung trombosit menurun, meskipun jumlah megakariosit awalnya tetapi timbul tersebar menyeluruh dalam beberapa
normal di sumsum tulang, menunjukkan destruksi perifer ber- menit setelah lahir. Perdarahan usus atau ginjal dan intrakra-
lebihan. Uji mekanisme koagulasi biasanya normal. Protein, nial mungkin terjadi. Pada kasus yang ringan mungkin terda-
1748 BAGIAN XXI f Penyakit Neuromuskular

pat sedikit temuan yang abnormal. Tidak ada hepatospleno- jam setelah makan aspirin sekecil 300 mg. Kelainan menetap
megali. Lama trombositopenia adalah 2-3 bulan. selama 4-6 hari, atau sampai trombosit yang telah terpapar
Terapi tidak sukses benar, tetapi imunoglobulin intravena, obat terganti. Biasanya efek dari obat ini tidak menimbulkan
transfusi tukar, atau transfusi trombosit mungkin bermanfaat masalah klinis, meskipun pemanjangan waktu perdarahan se-
sementara dalam menghentikan perdarahan. Terapi kortiko- ring ditemukan. Tetapi, jika penderita mempunyai penyakit
steroid telah terbukti tidak bermanfaat. Karena penyakit bersi- perdarahan yang mendasari seperti hemofilia atau mengalami
fat sembuh sendiri, splenektomi .merupakan kontraindikasi. pembedahan, perdarahan dapat terjadi. Aspirin atau obat lain
Terapi kortikosteroid yang diberikan kepada ibu 1 minggu se- yang dapat menghambat agregasi adalah kontraindikasi pada
belum persalinan atau pemberian gamma globulin intravena keadaan-keadaan ini dan harus diganti dengan obat lain seperti
kepada ibu pada akhir kehamilan dapat mengurangi keparahan asetaminofen, bila ada indikasi. Aspirin dapat mempunyai efek
penyakit pada ibu dan mungkin pada bayinya. tembus plasenta terhadap fungsi trombossit neonatus, menim-
Bila janin mempunyai antigen trombosit yang tidak di- bulkan, kadang-kadang, perdarahan neonatus; penggunaan aspi-
miliki ibu, alloimunisasi dapat terjadi. Jika antibodi ibu terha- rin ibu harus dihindari selama trimester terakhir kehamilan.
dap antigen trombosit janin mencapai titer yang cukup tinggi,
melewati plasenta cukup untuk menimbulkan trombositopenia
pada janin. Penyakit ini dapat familial, dan bayi yang lahir 439.6. Kelainan Vqskalar Akuisita
pertama sering terkena. Tanda klinis meliputi petekie dan
Penyebab purpura nontrombositopenia tipe vaskular yang
manifestasi perdarahan lain. Antibodi antitrombosit dapat di-
paling sering adalah sindrom Schcinlein-Henoch atau purpura
tunjukkan pada kira-kira 50% kasus dengan menggunakan uji
anafilaktoid (Bab 152.1). Proses radang akur yang asalnya ti-
yang sensitif. Antigen PLA-1 adalah yang paling sering terli-
dak diketahui ini melibatkan pembuluh darah kecil kulit,
bat. Bayi yang lahir dari ibu dengan alloantibodi antitrombosit
sendi, saluran cerna, dan ginjal. Distribusi sentrifugal ruam
adalah yang paling berat terkena. Transfusi tukar sementara
yang mencolok dan keterlibatan tungkai bawah dan pinggul
efektif dalam menghentikan perdarahan. Gamma globulin in-
adalah khas, terutama bila bersama dengan artritis, nefritis,
travena yang diberikan kepada bayi yang terkena mungkin me-
atau perdarahan ganstrointestinal. Petekie harus dibedakan
nolong. Jika trombosit yang cocok dapat diperoleh (ini paling
dari petekie meningokoksemia awal atau dari septikemia yang
mudah diproses dari konsentrat trombosit tercuci dari ibu), ini
disebabkan oleh mikroorganisme lain. Vaskulitis toksik mung-
adalah terapi spesifik dan efektif. Bayi yang lahir kemudian
kin menyebabkan ruam hemoragik sebagai reaksi terhadap'
mungkin terkena. Seksio sesarea elektif telah dianjurkan untuk
obat seperti arsen dan iodida. Temuan yang serupa dapat ter-
menyelamatkan kepala bayi dari trauma persalinan. Pengam-
jadi selama infeksi virus atau riketsia.
bilan sampel darah umbilikus perkutan akan mendiagnosis
Pengobatan untuk keadaan yang sembuh sendiri ini adalah
trombositopenia janin dan memungkinkan transfusi trombosit
suportif. Kortikosteroid mungkin efektif untuk mengendalikan
janin dengan trombosit ibu.
edema yang nyeri, nyeri gastrointestinal, dan artritis, tetapi ti-
Bila ibu menderita trombositopenia akibat-obat, antibodi dak terhadap ruam kulit vaskulitis.
dan obat dapat menembus plasenta dan menyebabkan trom-
bositopenia neonatus, Terapi kortikosteroid, dan terutama
transfusi tukar, harus dipertimbangkan bila manifgstasi perda- 439.7. Trombositosis
rahan hebat.
Hitung trombosit yang melebihi 750 X 10e/L dapat disebut
trombositosis. Jumlah yang nyata meningkat dapat menyertai
perdarahan, anemia defisiensi besi, anemia hemolitik, dan ke-
439.5. Kelainan Fungsi Trombosit Akui- lainan-mieloproliferatif primer. Keadaan radang akut dan kro-
sitd nis mungkin disertai peningkatan hitung trombosit. Hitung
trombosit lebih dari 600 X l0e/L selalu tampak pada penderita
Kelainan fungsi trombosit akuisita disebabkan oleh pro- penyakit Kawasaki. Orang dengan asplenia dan anak dengan
duk-produk metabolik toksik (misalnya, pada uremia), autoan- anemia sel sabit sering mempunyai sedikit kenaikan hitung
tibodi, kompleks imun, produk-produk pecahan (degradasi) fi- trombosit. Setelah splenektomi untuk ITP atau anemia hemoli-
brin (PPF), dan obat-obat. Penderita ini menunjukkan waktu tik, hitung trombosit sering meningkat dengan cepat dan dapat
perdarahan yang memanjang dan uji agregasi trombosit abnor- melebihi 1.000 X l\vL, 10-14 hari pasca operasi. Biasanya,
mal. tidak ada terapi spesifik seperti antikoagulan yang perlu kare-
Defek akuisita yang paling umum adalah disebabkan oleh na trombosis teramat jarang. Penggunaan aspirin (atau dipiri-
obat. Beberapa obat menghasilkan penurunan sintesis prosta- damol), yang menghambat fungsi trombosit, dapat dipertim-
glandin yang ireversibel dalam trombosit dengan menghambat bangkan bila terdapat faktor predisposisi untuk trombosis.
enzim siklooksigenase. Ini mencegah pembebasan ADP endo - Kasus trombositosis primer yang terkait dengan episode
gen dan tromboksan berasal dari prostaglandin. Kelainan dapat trombosis dan infark miokard telah dideskripsikan.
ditunjukkan paling mudah dengan agregometer trombosit, di
situ ablasi dari apa yang disebut gelombang kedua agregasi da-
pat diperlihatkan. Obat terpenting yang menyebabkan efek ini Ballin A, Andrew M, Ling E. et al: High-dose intravenous gamma globulin
therapy for neonatal autoimmune thrombocytopenia. J Pediatr 112:789.
adalah aspirin. Efek tersebut tidak terkait dosis. Agregasi 1988.
trombosit abnormal dapat ditunjukkan pada dewasa dalam I
/U0 a Kelainan Trombotik 1749

Blanchette VS, Luke B, Andrew M, et al: A prospective, randomized trial of


[PPF] positif) dan, pada kasus yang jarang, ada defisiensi in-
high dose intravenous immune globulin G therapy, oral prednisone therapy,
and no therapy in childhood acute immune thrombocltopenic purpura. J Pe-
hibitor alamiah kongenital.
diatr 123:989, 1993.
Buchanan GR: Childhood acute idiopathic thrombocyopenic purpura. How
many test and how much treatment required? J Pediatr 106:928, 1985. DEFEK KONGENITAL DAN DIWARISKAN
Burrows RF, Kelton JC: Fetal thrombocytopenic purpura and its relation to
maternal thrombocytopenia. N Engi J Med 329:7463, 1993. Pembentukan jendalan fibrin diatur oleh sistem inhibitor
George JN, Nurden AT, Phillips DR: Molecular defects in interaction of plate-
yang kompleks yang melibatkan antitrombin III, protein C,
lets with the vessel wall. N Engl J Med 311:1084, 1984.
Halperin DS, Doyle JJ: Is bone marrow examination justified in idiopathic suatu kofaktor (mungkin faktor V) untuk protein C yang diak-
thrombocytopenic purpura? Am J Dis Child 142:508, 1988. tifkan (activated protein C [APC]), dan protein S. Dengan pe-
Heath HW, Pearson HA: Thrombocytosis in pediatric outpatients. J Pediatr ngaturan pembentukan jendalan, inhibitor plasma ini mence-
I 14:805, 1989.
gah koagulasi intravaskular spontan, membatasi respons trom-
Imbach P: A multicenter European trial of intravenous immune globulin in im-
mune thrombocytopenic purpura in childhood. Vox Sang 49:25, 1985. bosis tubuh terhadap kerusakan, dan mengendalikan perluasan
Weiss HJ: Congenital disorders of platelet function. Semin Hematol 17:228, jendalan yang telah ada. Penurunan kadar salah satu inhibitor
1980. Vain NE, Bedros AA: Treatment of isoimmune thrombocytopenia of dalam plasma ini menyebabkan kecenderungan trombosis
the newborn with transfusion of matemal platelets. Pediatrics 63:107 , 1979.
yang luas. Juga, penurunan kemampuan untuk membuang jen-
dalan fibrin (hipoplasminogenemia dan displasminogenemia
kongenital) dan pembentukan bekuan fibrin yang tidak biasa
(disfibrinogenemia kongenital) dapat menyebabkan penyakit

f Bes 440 trombosis. Penyakit tromboemboli pada penderita yang de-


fisien terutama mempengaruhi sistem vena; bentuk arteri ja-
rang. Trombosis vena-dalam tungkai bawah, emboli pulmonar,
Kelainan Trombotik trombosis vena pelvis dan vena mesenterika, dan trombosis si-
nus sagitalis adalah komplikasi yang lazim: Kejadian trom-
boemboli pertama kali biasanya terjadi dari umur 10 tahun
sampai 25 tahun. Bentuk neonatus yang parah (lihat kemudi-
an) telah dilaporkan.

MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS. Penyumbatan pem-


Defisiensi Antitrombin lll
buluh darah dengan sumbat trombosit atau fibrin dapat terjadi
pada pembuluh darah ukuran manapun. Penyumbatan kapiler Antitrombin III (AT III) adalah protein inhibitor plasma
dan pembuluh darah kecil ditemukan pada penyakit vaskulitis yang menghambat aktivitas enzimatik beberapa faktor koagu-
dan sebagai komplikasi koagulasi intravaskular tersebar lasi protease serin. Aktivitas inhibitor ini ditingkatkan oleh he-
(DIC); pada pembuluh darah ukuran sedang, pada homosistin- parin (secara formal disebut aktivitias kofaktor heparin). Oleh
uria, penyakit jantung kongenital sianotik, dehidrasi, dan poli- karena itu AT III diperlukan untuk aktivitas antikoagulan
artritis nodosa; dan pada pembuluh dardh besar, pada trombo- heparin. AT trI disintesis di dalam hati, tidak tergantung vita-
sis aorta, trombosis vena kava superior, trombosis vena dalam min K, dan dapat terpakai habis pada proses penjendalan intra-
pada bayi baru lahir, trombosis vena-dalam, anemia sel sabit, vaskular yang luas. Penderita dengan defisiensi AT III mem-
dan emboli paru. Mekanisme yang menyebabkan trombosis punyai tingkat aktivitas AT III antara 20 sampai 60Vo normal.
adalah kerusakan pembuluh darah di samping salah satu atau Neonatus normal mempunyai aktivitas AT III yang menurun.
semua dari yang berikut: agregasi-adhesi trombosit yang ab- Defisiensi AT III kongenita adalah berciri dominan auto-
normal; mekanisme koagulasi yang teraktifkan; sistem inhibi- som yang mengenai kedua jenis kelamin dan telah ditemukan
tor inaktif; mekanisme fibrinolisis inaktii dan penurunan alir- pada semua ras. Penderita homozigot tidak pernah ditemukan.
an darah. Trombosis arteri tampaknya tergantung pada keru- Diagnosis adalah atas dasar ditemukannya aktivitas AT III da-
sakan pembuluh darah dan aktivasi trombosit, sedangkan lam plasma yang menurun setidaknya ada dua tipe defisiensi
trombosis vena biasanya terjadi pada kondisi aliran-lambat AT III herediter: penderita tipe I (paling sering) kekurangan
yang terkait dengan aktivasi mekanisme koagulasi atau dengan aktivitas AT ItI fungsional maupun protein, dan penderita tipe
gangguan pada sistem inhibitor-fibrinolisis. II kekurangan aktivitas fungsional tetapi mempunyai protein
Manifestasi klinis menggambarkan kerusakan organ atau tersebut (protein yang disfungsional).
jaringan yang diakibatkan dari tidak adanya atau penurunan Pengobatan kejadian trombosis pada penderita ini dapat
perfusi darah yang hebat. Pada umumnya, kejadian penyum- sulit. Penderita yang menderita defisiensi ringan mungkin be-
batan pembuluh darah pada anak mempunyai awitan akut atau respons terhadap heparin intravena tetapi penderita dengan de-
mendadak. Diagnosis dibuat dengan angiografi. Ultrasuara dan fisiensi berat tidak. Infus plasma (sebagai sumber AT III) dan
tehnik skening radionuklid dapat digunakan untuk tujuan uji heparin dapat dicoba untuk terapi akut. Pemulaian terapi war-
saring. Pemeriksaan laboratorium lain jarang membantu dalam farin jangka panjang dianjurkan bagi penderita demikian.
diagnosis kejadian tromboemboli kecuali pada dua keadaan: Danazol, suatu androgen lemah sintetik, mungkin meningkat-
bila kejadian itu disebabkan oleh DIC (pada kasus ini penderi- kan kadar AT III pada penderita tertentu. Kemanjuran dan
ta menunjukkan trombositopenia, hipofibrinogenemia, penu- keamanan obat ini belum dipastikan pada anak. Dua konsen-
runan faktor II, V, dan VIII, dan produk-produk pecahan fibrin trat AT III tersedia untuk penggunaan klinis (ATnariv, Kabi
1750 BAGIAN XXI . Penyakit Neuromuskular

Vitrum, Stockholm; Thrombate III, Miles, Cutter Biological, kuran fungsional dan imunologik. Penderita dengan trombosis
West Haven, CT). Satu unit internasional per kilogram berat berulang mempunyai kadar protein S bebas 15-37Vo normal.
badan akan menaikkan tingkat aktivitas plasma sebesar 2- Defisiensi akuisita sementara mungkin terjadi selama infeksi.
2,5o/o nomtal. Obat itu harus diberikan dengan cara intravena. Defisiensi protein S kongenital diwariskan sebagai ciri do-
minan autosom. Defisicnsi homozigot telah dideskripsikan.
Penyakit tromboemboli dapat terjadi arau tidak terjadi pada
Defisiensi Protein C
heterozigot. Terapi terdiri dari antikogulan heparin untuk
trombosis dan antikoagulan oral untuk mencegah trombosis le-
Protein C adalah protein inhibitor plasma yang, bila diak-
bih lanjut.
tifkan, menghambat pembentukan jendalan dan mempertinggi
fibrinolisis. Protein C disintesis di hati dan tergantung vitamin
K. Protein C diubah menjadi enzim aktif oleh kompleks trom- Resistensi terhadap Prolein C yang Diaktifkan (APC)
bin-trombomodulin pada permukaan sel endotel. Protein C
Kelainan ini terjadi karena defisiensi kofaktor untuk ApC
yang teraktiftan (protein Ca atau APC) menghambat inhibitor
yang diwariskan sebagai ciri autosom dominan. Faktor V ada-
aktivator plasminogen yang menyebabkan peningkatan fibri-
lah kofaktor dan menunjukkan fungsi prokoagulan maupun
nolisis dan, dengan protein S sebagai kot'aktor, menghambat
antikoagulan. Aktivitas antikoagulan tersebut menurun pada
kemampuan penjendalan dari faktor V dan VIII dengan prote-
penderita yang menderita resistensi pada APC oleh defek mo-
olisis terbatas, Jadi APC mengendalikan perubahan faktor X
lekular dalam protein tersebut. Prevalensinya kira-kira 5Vo,
menjadi faktor Xa dan dari protrombin menjadi trombin. Pe-
dan frekuensinya pada penderita dengan trombosis vena berki- .
nyakit tromboembolik telah dilaporkan pada penderita dengan
sar dari 2lVo sampai 64Vo.Terapi antikoagulan harus disesuai-
kadar antara 38 sampai 49Vo normal, tetapi tidak semua pende-
kan perorangan.
rita dengan defisiensi protein menderita penyakit tromboem-
bolik. Kejadian trombosis klinis terlihat pada remaja.
Defisiensi protein C kongenital adalah ciri dominan auto- Abnormalitas Plasminogen dan Fibrinogen
som. Diagnosis adalah dengan deteksi penurunan aktivitas Abnormalitas plasminogen kuantitatif dan kualitatif ka-
protein C dalam plasma. Ada dua tipe: Penderita tipe I (paling
dang-kadang telah diamati pada penderita dengan kelainan
sering) mempunyai aktivitas maupun penurunan protein, dan
tromboemboli yang jarang. Banyak fibrinogen abnormal (dis-
penderita tipe II mempunyai aktivitas yang secara fungsional
fibrinogenemia) telah ditemukan yang membentuk jendalan
menurun tetapi jumlah protein normal. Defisiensi akuisita da-
abnormal; disfibrinogen tampaknya diwariskan sebagai ciri
pat terjadi dalam hubungan dengan infeksi.
autosom dominan. Pengobatan trombosis pada kelainan ini
Pengobatan meliputi antikoagulan heparin untuk trombosis
terdiri dari pemberian heparin dan warfarin jangka-panjang
dan antikoagulan oral yang lama dengan warfarin untuk untuk mencegah kejadian trombosis yang sering.
mencegah terulangnya trombosis. Obat androgenik (misalnya
danazol) telah terbukti meningkatkan kadar protein C plasma
ke tingkat normal dalam waktu 10-20 hari. tetapi aktivitas DEFEK AKUISITA
fungsional tetap lebih rendah secara berarti daripada tingkat
antigenik. Jadi, kemanjurannya belum dibuktikan. Kejadian tromboemboli dan emboli biasa.nya jarang pada
anak, secara umum. Tetapi ada laporan yang semakin mening-
' kat mengenai penyakit tromboemboli (thromboentbolic
Purpura Fulminan Neonatus dis-
ease [TED]) pada neonatus dan pada penderita dengan pe-
Bayi kekurangan-protein C homozigot ditandai dengan nyakit spesifik (Tabel 440-l). Kcjadian arrerial biasanya mun-
awitan yang dini dan mendadak berupa ekimosis subkutan dan cul sebagai stroke (pada umur manapun), ekstremitas bawah
nekrosis dan dengan trombosis pembuluh darah yang menye- dingin dan nadi tidak teraba, dengan atau tanpa keterlibatan
bar. Trombosis disertai dengan bukti DIC. Penderita ini mem- ginjal (trombosis aorta pada neonatus), dan infark miokard,
punyai kadar protein C yang tidak dapat dideteksi, dan orang- meskipun setiap organ yang mendapat darah arteri dapat terli-
tua mempunyai nilai yang sebanding dengan keadaan hete- bat. Kejadian vena biasanya muncul sebagai trombosis vena-
rozigot. Terapi keadaan yang jarang dan berat ini meliputi dalam dengan atau tanpa flebitis, emboli paru, dan trombosis
pemberian plasma beku segar (PBS) dan antikoagulan war- vena renalis.
farin jangka-panjang. Keadaan serupa telah terjadi pada bayi Sindrom antibodi antifosfolipid (antikoagulan lupus)
dengan defisiensi protein S homozigot. mungkin primer (idiopatik) arau terkait dengan SLE, infeksi,
reaksi obat, atau-penyakit autoimun lain. Gambaran yang ter-
Defisiensi protein S
kait meliputi livedo retikularis, trombositopenia, abortus bgru-
lang dan trombosis (arteria, vena, atau kedua-duanya). Waktu
-tromboplastin
Protein S, suatu protein plasma tergantung-vitamin K, dis- parsial yang diaktifkan (APTT) dapar meman-
intesis di hati dan oleh sel endotel. Fungsinya adalah sebagai jang tetapi pengukuran spesifik diperlukan untuk mendeteksi
kofaktor untuk efek antikoagulan dari protein C yang diak- antibodi antifosfolipid. Pengobatan meliputi warfarin dengan
tifkan. Protein S ada dalam bentuk terikat-protein dan bentuk atau tanpa aspirin.
bebas dalam plasma; bentuk bebas aktif secara biologik. Pen- Pengobatan TED dirancang untuk membuang trombus atau
derita defisiensi-protein S telah diidentifikasi dengan pengu- embolus (misalnya, dengan trombektomi atau obat trombol-
440 | Kelainan Trombotik 1751

isis) atau menghambat pembentukan dan perluasan trombus berhasil. Rencana terapi scbaiknya meliputi pencegahan pem_
dengan obat (antikoagulan). bentukan bekuan yang baru dengan antikoagulasi. Obat yang
menghambat trombosit mungkin bermanfaat pada beberapa
Trombosis Vena dan Tromboflebitis penderita dengan penyakit arteri yang mempunyai predisposisi
trombosis, seperti aneurisma, kardiomiopati (trombus mural),
Tromboflebitis superfisial diobati dengan obat anti-infla- dan prostesis jantung.
masi (misalnya, obat nonsteroid), kompres hangat, istirahat,
dan peninggian bagian yang terkena. Penderita dengan trom-
Stroke
bosis atau tromboflebitis vena-dalam diterapi dengan antiko-
agulan dan kadang-kadang dengan obar trombolitik. Antikoa- Penyumbaran arteri di otak teryadi bila ada kerusakan vas-
gulan heparin sebaiknya digunakan dalam dosis penuh selama kular atau anomali atau, lcbih sering, embolisasi jantung.
7-10 hari, dengan warfarin ditambahkan sebagai tambahan 2-3 Trombosis vena pembuluh darah otak dapat drjumpai pada pe_
bulan pada penderita dengan trombosis vena proksimal (di atas nyakit jantung kongenital sianotik, lesi peradangan otak, atau
lutut). Penderita dengan trombosis vena betis harus diterapi keadaan hiperviskositas. pendekatan terapi adalah langsung
dengan heparin selama 7 hari dan kemudian dengan warfarin terarah kepada penyebab penyumbaran. Antikoagulan dan/atau
atau heparin subkutan untuk tambahan 6 minggu lagi. Trom- obat inhibitor dapat digunakan. Adanya infark hemoragik meru_
bosis vena iliofemoralis akut pada dewasa yang diterapi de- pakan kontraindikasi untuk rerapi antikoagulan. Tidak diketahui
ngan obat trombolitik diikuti dengan anrikoagulan heparin dan apakah terapi trombolitik cfektil atau aman pada anak-anak ini.
warfarin. Pengalaman dengan terapi trombolitik terbatas pada
anak, sehingga manfaatnya tidak diketahui.
TERAPI ANTIKOAGULAN DAN TROMBOLITIK

Embolisme pulmonar (Lihat Bab 356)


Antikoagulan
Penderita dengan emboli paru (pulmonar) dapat diterapi
Heparin
dengan heparin atau obat trombolitik. Terapi trombolitik
menghasilkan perbaikan klinis lebih cepat daripada terapi Heparin meningkatkan kecepatan dengan mana antirrom_
heparin, tetapi ketahanan hidup dan kelainan fungsi pulmonar bin III menetralisasikan aktivitas beberapa protein penjendalarr
jangka-panjang secara keseluruhan tampaknya sama pada ke- aktif, terutama trombin. Waktu-paro rata-rata heparin yang di.
dua kelompok. Jika manajemen medik maksimum tidak berha- berikan intravena kira-kira 60 menit pada rJewasa dan dapat
sil dalam 1 jam, embolektomi harus dipertimbangkan dengan sependek 30 menit oada bayi baru lahir. Hepar.in tidak me_
sungguh-sungguh. nembus plasenta. Waktu-paro heparin tergantung dosis, yaitu,
makin tinggi dosis, makin panjang waktu-paro. pada penyakit
trombosis waktu-paro mungkin lebih pendek daripada normal
Trombosis Arteri pada penderita dengan TED yang nyata (seperti emboli pul_
monar) dan lebih lama daripada normal pada penderita dengan
Pembuangan secara bedah jendalan adalah terapi pilihan
sirosis dan uremia.
pada trombosis arteria atau emboli akut. Namun, pembedahan
bisa tidak mungkin, karena lokasi jendalan, ukuran arteri, atau Antikoagulasi dengan heparin adalah kontraindikasi untuk
kedaan klinis penderita. Pada penderita demikian, obat trom- keadaan-keadaan berikut: defek koagulasi atau kelainan per.da_
bolitik intra-arteri atau intravena telah digunakan, bersamaan rahan yang telah ada sebelumnya; perdarahan susunan saraf
dengan pembuangan atau pembuangan-parsial jendalan yang sentral yang baru saja; perdarahan dari tempat yang tidak da_
pat dijangkau; hipertensi maligna; endokarditis bakteri; pem_
bedahan yang baru saja dari mata, otak, atau sumsum tulang
belakang; dan pemberian anestesia blok regional atau lumbal
TABEL 440-1 Penyakit Tromboemboli Akuisita pada Bayi Baru La-
yang mutakhir. Meskipun dengan kehati-hatian rersebut. fre-
hir, Anak, dan Remaja
kuensi perdarahan pada penderita yang diberi antikoagulan
heparin kira-kira 5-10%.
Heparin dapat diberikan dengan injeksi intravena atau sub_
kutan. Obat ini tidak efekrif bila diberikan oral dan tidak boleh
diberikan sebagai injeksi inrramuskular. Dua tehnik dapat di_
gunakan dalam memberikan obat ini secara intravena, yaitu
dengan bolus intermiten atau infus kontinyu. Dengan menggu_
nakan cara intermiten, penderita diberi bolus heparin 75_100
unit/kg tiap 4 jam. Dengan cara infus kontinyu, penderita dib_
eri bolus 50-75 unit/kg diikuti dengan infus kontinyu 10_25
unit/kg/jam. Kedua cara memasok antikoagulan yang cukup,
r'r1:::::::. Ii itrll;'.,
tetapi cara infus kontinyu telah dilaporkan mempunyai efek
perdarahan terkait- antikoagulan.
Berbagai uji koagulasi tersedia untuk mengukur kerja
heparin, meliputi APTT, waktu penjendalan trombin (tronbin
1752 BAGIAN XXI . Penyakit Neuromuskular

clotting time [TCT]), dan pengukuran inhibisi faktor Xa. sebagai reagen pembekuan. Rekomendasi mutakhir untuk ka-
APTT adalah uji yang paling sering dilakukan untuk meman- tup jantung prostetik mekanik dan emboli sistemik berulang
tau terapi heparin. Uji ini sensitif terhadap sejumlah kecil he- adalah 1,5-2,0; untuk terapi trombosis vena-dalam atau emboli
parin, cepat dan dapat diulang (reproducibel), dan dapat dila- pulmonar, 1,3-1,5; dan untuk mencegah emboli sistemik pada
kukan di kebanyakan laboratorium klinik. Penelitian klinis me- penderita dengan fibrilasi atrium, penyakit jantung katup, atau
ngesankan bahwa APTT perlu dipertahankan pada nilai 1,5-2 katup jantung jaringan, 1,3-1,5 kali plasma kontrol.
kali nilai APTT kontrol penderita sendiri sebelum heparin. Efek samping warfarin yang paling serius adalah perdara-
Setelah terapi heparin dimulai, APTT harus dikerjakan se- han. Ini sering terkait dengan perubahan dosis atau metabo-
cara periodik untuk meyakinkan bahwa cukup antikoagulasi lisme obat. Penambahan atau penarikan obat tertentu dari reji-
telah dicapai dan bahwa kebutuhan penderita akan obat itu ti- men terapi penderita dapat berpengaruh nyata pada antikoagu-
dak berubah. Fada penderita yang menerima jadwal bolus in- lasi oral. Misalnya, efek heparin dapat dipertinggi dengan
termiten, APTT harus dikerjakan I jam setelah infus inisial pemberian antibiotika, salisilat, steroid anabolik, kloral hidrat,
dan harus amat memanjang pada waktu itu. APTT berikutnya laksatif (pencahar), alopurinol, vitamin E, dan metilfenidat
harus dikerjakan pada jam ke-4, yaitu, tepat sebelum heparin HCI; efeknya dapat dikurangi oleh barbiturat, vitamin K, kon-
berikutnya; pada waktu itu nilainya seharusnya 5-10 detik le- traseptif oral, fenitoin, dan lain-lain. Perdarahan akibat-war-
bih. lama daripada waktu kontrol normal dari laboratorium farin diterapi dengan penghentian obat dan pemberian vitamin
yang bersangkutan. Jika APTT terlalu memanjang, dosis obat K. Biasanya banyaknya vitamin K yang diberikan sama de-
harus dikuran gi llVo, atau, jika APTT dalam batas normal, do- ngan jumlah dosis warfarin sehari-hari. Vitamin K dapat dib-
sis heparin harus dinaikkan l)Vo dan uji diulang 4 jam kemu- erikan per oral, subkutan, atau intravena (tidak intramuskular).'
dian. Dengan menggunakan jadwal kontinyu, APTT dapat di- Koreksi koagulopati mulai dalam waktu 6-8 jam dan harus
ulangi setiap 4 jam setelah infus dimulai. Hasil yang diharap- sempurna dalam 24-48 jam. Jika penderita masih mempunyai
kan adalah APTT 1,5-2 kali nilai APTT penderita sebelum masalah perdarahan yang nyata, plasma beku segar (15 mL/
terapi. Penyesuaian dosis sebesar 5-l0%o dapat dibuat selama kg) harus diberikan bersamaan waktu dengan pemberian vita-
periode ini untuk mencapai antikoagulasi yang adekuat. min K.
Heparin dapat dinetralkan dengan cepat dengan mengguna- Antikoagulan kumarin adalah kontraindikasi pada keadaan
kan protamin sulfat. Tetapi, karena laju klirens (bersihan) he- yang pada dasarnya sama dengan keadaan dengan terapi hepa-
parin yang cepat, kebanyakan penderita dapat diterapi dengan rin. Antikoagulan oral menembus plasenta dan tidak boleh di-
menghentikan infus. Sebagai patokan umum, 1 mg protamin gunakan selama kehamilan. Meskipun ASI mengandung
sullat menetralkan antara 90-l l0 unit heparin. Karena heparin warfarin, jumlahnya tidak banyak dan obat itu dapat diguna-
mengalami pengrusakan metabolik yang cepat in vivo, hanya kan pada ibu menyusui.
separuh dosis total protamin perlu diberikan. Uji penjendalan
dilakukan untuk menentukan apakah netralisasi yang adekuat
Terapi trombolisis
telah terjadi; jika tidak, tambahan protamin dapat diberikan.
Protamin sendiri adalah antikoagulan, jadi kalau terlalu ba-
Terapi trombolisis melibatkan pembuangan jendalan de-
nyak waktu penjendalan dapat memanjang. Meskipun kelebi-
ngan digesti enzimatik. Trombolisis timbul karena pembentuk-
han protamin mempunyai efek antikoagulan, protamin jarang
an plasmin in vivo akibat pemberian aktivator plasminogen se-
(kalaupun terjadi) menyebabkan perdarahan klinis.
perti streptokinase, urokinase, aktivator plasminogen tipe-
jaringan (tissue-type plasminogen acfvator (TPA). Urokinase
Wartarin dan TPA bekerja sebagai aktivator langsung, sedangkan strep-
tokinase bekerja dengan mengikat plasminogen, dan kompleks
Derivat-derivat kumarin adalah obat-obat antikoagulan oral streptokinase-plasminogen menjadi aktivator plasminogen.
yang bekerja dengan menurunkan laju sintesis dari faktor ko- Agar terapi ini efektif, penderita harus mempunyai jendalan
agulasi II, VII, IX, dan X yang tergantung-vitamin K. Lagi yang relatif segar (<7-10 hari umurnya), jendalan itu harus da-
pula, protein C dan protein S (antikoagulan tergantung-vitamin pat dicapai oleh obat pelisis, harus ada jumlah plasminogen
K) juga terpengaruh. Obat-obat ini menghambat karboksilasi yang cukup, dan inhibitor fibrinolisis tidak boleh mengganggu
yang tergantung-vitamin K dari protein koagulasi prekursor. reaksi itu. Bila plasmin telah dibentuk, ia akan melisis fibrin.
Warfarin mungkin beke4ia dengan cara menghambat meta- Plasmin yang terbentuk oleh pengaruh urokinase dan strepto-
bolisme vitamin K. Setelah pemberian warfarin, kddar faktor kinase dapat menghasilkan keadaan hiperfibrinolitik sistemik;
II, VII, IX, dan X menurun bertahap, sesuai dengan waktu- bila ini terjadi, plasmin dapat menghancurkan protein plasma
paronya. Karena faktor VII mempunyai waktu-paro paling yang lain, termasuk fibrinogen, dan faktor V serta VIII, se-
pendek, kadarnya menurun paling dulu, diikuti oleh faktor IX, hingga menyebabkan kelainan perdarahan. TPA adalah spesi-
X, dan akhirnya IL Biasanya diperlukan waktu 4-5 hari untuk fik fibrin-TPA bekerja sebagai aktivator dalam atau pada
menimbulkan penurunan keempat faktor koagulasi ke kadar jendalan fibrin. Trial klinis dengan TPA mengesankan bahwa
yang konsisten dengan antikoagulasi. keadaan hiperfibrinolitik si stemik j arang terj adi.
Waktu protrombin (prothrombin time [PTil adalah uji koa- Terapi trombolisis telah dilaporkan bermanfaat pada pen-
gulasi yang digunakan untuk menilai antikoagulasi warfarin. derita dengan emboli pulmonar, trombosis vena-dalam, ke-
Rentang terapi yang dulu dianjurkan untuk mempertahankan jadian penyumbatan arteri tertentu, dan shunt jalan masuk
PT penderita pada nilai 2-2,5 kali kontrol normal seharusnya yang tersumbat. Namun, hanya ada sedikit penelitian pada
tidak digunakan apabila reagen otak kelinci komersial dipakai kelompok penderita pediatrik yang dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai