KULIT MELEPUH
BLOK EMERGENCY
Disusun oleh :
Kelompok 2
Anggota
1. Irham Hari Purnama 015.06.0007
2. Dimas Agung Okaputra 015.06.0015
3. Lilik Indrawati 015.06.0016
4. Muhammad Inas Galda Intisar 016.06.0006
5. Panji Wage Kosasih 016.06.0050
6. I Putu Gunung 017.06.0001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada kasus skenario diatas pasien mengalami luka bakar yang di akibatkan
oleh sengatan listrik. Luka bakar yang di alami oleh pasien memiliki tingkat
keparahan yang berbeda-beda. hal ini di lihat dari adanya pasien yang tidak
sadarkan diri dan perbedaan luas luka bakar. Dalam kasus seperti ini sebelum
dialkuakan penanganan lebih lanjut, dapat di lakukannya triage.
Triage adalah proses khusus memilah dan memilih pasien berdasarkan
beratnya penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas
transportasi, artinya memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup.
Ada 5 kategori warna. Lima kategori warna tersebut memiliki arti masing-masing
yang disesuaikan dengan kondisi pasien, yaitu (Daniels, 2007):
1. Triage merah yaitu pasien dengan kategori merah adalah pasien prioritas
pertama (area resusitasi) yang butuh pertolongan segera. Kriteria pasien
yang masuk dalam kategori ini adalah mengalami kondisi kritis yang
membutuhkan pertolongan medis segera (Daniels, 2007).
2. Triage kuning yaitu pasien dalam kategori kuning merupakan prioritas
kedua (area tindakan) yang juga membutuhkan pertolongan segera. Hanya
saja, pasien yang termasuk kategori ini tidak dalam kondisi kritis (Daniels,
2007) .
3. Triage hijau yaitu pasien termasuk dalam prioritas ketiga (area observasi).
Pasien dalam kategori ini umumnya mengalami cedera ringan dan
biasanya masih mampu berjalan atau mencari pertolongan sendiri
(Daniels, 2007).
4. Triage putih yaitu terdapat multiple injury pada area kepala, dada dan
cervical, trauma kepala dgn.otak keluar, spinal injury dgn.tidak ada lagi
respon atau reflek (Datusanantyo, 2013).
5. Triage hitam yaitu hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak
mungkin ditolong lagi atau sudah meninggal. Pemeriksaan singkat dan
cepat ini meliputi pemeriksaan kondisi umum, tanda-tanda vital (tekanan
darah, denyut nadi, pernapasan), kebutuhan medis, dan kemungkinan
bertahan hidup. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan menentukan
kategori warna triase yang sesuai untuk kondisi pasien. Jika berada di
kategori merah, pasien akan langsung diberikan tindakan medis di ruang
resusitasi, dan bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, pasien akan
dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain
(Datusanantyo, 2013).
Sesuai kasus di scenario triage yang di berikan kepada pasien adalah :
1. Pada pasien A usia 40 tahun masuk treage merah karena tidak sadarkan
diri, terdapat luka melepuh di seluruh dada, perut, kemaluan dan anus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan TD 90/60.
2. Pada pasien B usia 37 tahun masuk treage kuning karena kondisinya
tampak mengantuk selain itu terdapat luka melepuh dikedua lengan,
tangan, dan kedua tungkai. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan TD
100/70.
3. Pada pasien C usia 39 tahun masuk treage merah karena tidak sadarkan
diri, terdapat luka berwarna putih dengan kulit mengelupas di seluruh
punggung, hingga kedua paha belakang. Berdasarkan hasil pemeriksaan
didapatkan TD 90/60.
Pajanan panas yang menyentuh permukaan kulit mengakibatkan kerusakan
pembuluh darah kapiler kulit dan peningkatan permeabilitasnya. Peningkatan
permeabilitas ini mengakibatkan edema jaringan dan pengurangan cairan
intravaskular. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan
terjadi akibat penguapan yang berlebihan di derajat 1, penumpukan cairan pada
bula di luka bakar derajat 2, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar
derajat 3. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya masih terkompensasi
oleh keseimbangan cairan tubuh, namun jika lebih dari 20% resiko syok
hipovolemik akan muncul dengan tanda-tanda seperti gelisah, pucat, dingin, nadi
lemah dan cepat, serta penurunan tekanan darah dan produksi urin.4 kulit manusia
dapat mentoleransi suhu 44oC (111oF) relatif selama 6 jam sebelum mengalami
cedera termal (Anggorowarsito, 2014).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Luka Bakar
2.1.1 Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam. Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel
tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama sistem kardiovaskuler
(Rahayuningsih, 2012). Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi melindungi
kita dari kotoran dan infeksi. Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa
mengancam jiwa karena terjadi kerusakan pembuluh darah ketidak-seimbangan
elektrolit dan suhu tubuh, gangguan pernafasan serta fungsi saraf (Adibah dan
Winasis, 2014)
2.1.2 Etiologi
a. Luka Bakar Termal : Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena
terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas
lainnya. Penyebab paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan karena
terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api secara langsung atau terkena
permukaan logam yang panas (Fitriana, 2014).
b. Luka Bakar Kimia : Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh
kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia,
lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya
injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena
kontak dengan zat– zat pembersih yang sering dipergunakan untuk
keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam
bidang industri, pertanian dan militer (Rahayuningsih, 2012).
c. Luka Bakar Elektrik : Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas
yang digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat
ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara
gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh (Rahayuningsih, 2012).
Luka bakar listrik ini biasanya lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di
permukaan tubuh (Fitriana, 2014).
d. Luka Bakar Radiasi : Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan
sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan
penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk
keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari
akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar
radiasi (Rahayuningsih, 2012)
2.1.3 Klasifikasi Luka Bakar
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga
kategori, yaitu:
Untuk melakukan penilaian area luas luka bakar secara baik dan benar
dibutuhkan penggunaan metode kalkulasi seperti “Rule of Nines” untuk dapat
menghasilkan pesentasi total luas luka bakar .“Rule of Nine” membagi luas
permukaan tubuh menjadi multiple 9% area, kecuali perineum yang diestimasi
menjadi 1%. Formula ini sangat berguna karena dapat menghasilkan kalkulasi
yang dapat diulang semua orang (MENKES, 2019).
Luas luka bakar pada pasien yang di alami yaitu papa pasien A mengalami
luas luka bakar sekitar 38 % tetapi pada psien A mengalami luka bakar di
perineum, hal ini mengindikasikan luka bakar pada pasien A berada di derajat
berat. Pada pasien B mengalami luas luka bakar sekitar 54% dan pada psien C
mengalami luas luka bakar sebanyak 36%.
Ketika sudah berada di rumah sakit, hal yang di lakukan adalah tetap
mempertahankan ABC pasien. Selang nasogastic digunakan untuk dekompresi
lambung dan jalur masuk makanan. Evaluasi semua denyut nadi perifer dan
dinding thoraks untuk kemungkinan timbulnya sindroma kompatermen terutama
pada luka bakar sirkumferensial. Observasi menyeluruh terhadap edema jaringan
terutama pada ektremitas dan kemungkinan terjadinya gagal ginjal. Elevasi
tungkai dapat dilakukan untuk mengurangi edema pada tungkai. Selanjutnya
lakukan resusitasi cairan (Anggorowarsito, 2014).
a. Cara Evans :
Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg = jumlah NaCl / 24
jam
Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =jumah plasma / 24
jam
Separuh dari jumlah cairan 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah
cairan pada hari pertama. Dan hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari
kedua. Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan
rumus (Haberal,2010) :
24 jam awal: luka bakar Ringer laktat (RL) 4 ml / kg /% luka bakar untuk
dewasa dan 3 ml / kg /% luka bakar untuk anak-anak.
RL ditambahkan untuk Terapi pada anak-anak:
4 ml / kg / jam untuk anak-anak dengan berat 0–10 kg
40 ml / jam +2 ml / jam untuk anak-anak dengan berat badan 10-20 kg
60 ml / jam + 1 ml / kg / jam untuk anak dengan berat badan 20 kg atau lebih
Formula ini merekomendasikan tidak ada koloid dalam 24 jam pertama.
24 jam berikutnya: Koloid diberikan sebanyak 20-60% dari volume
plasma yang dihitung. Tidak ada kristaloid. Glukosa dalam air ditambahkan dalam
jumlah yang diperlukan untuk mempertahankan keluaran urin 0,5–1 ml / jam pada
orang dewasa dan 1 ml / jam pada anak-anak.
d. Formula Brooke
f. Formula monafo
Resusitasi luka bakar yang ideal adalah yang secara efektif memulihkan
volume plasma, tanpa efek samping. Kristaloid isotonik, larutan hipertonik dan
koloid telah digunakan untuk tujuan ini, tetapi setiap larutan memiliki kelebihan
dan kekurangan.
2.1.8 Komplikasi
Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah jaringan parut yang
dapat berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi
dan menyebabkan kekakuan sendi atau menimbulkan cacat estetik yang buruk
sekali sehingga diperlukan juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan
diri. Permasalahan-permasalahan yang ditakuti pada luka bakar (Yovita, 2010):
Edlich, R.F. 2015. Thermal Burns. Medscape updated Sep 01, 2015.
http://emedicine.medscape.com/article/1278244-overview
Daniels, J.H. 2007. Outcomes of Emergency Severity Index Five Level Triage
Implementation. Advanced Emergency Noursing Journal 29(1): 58-67.
Datusanantyo, R.A. 2013. Emergency Severity Index (ESI): Salah Satu Sistem
Triase Berbasis Bukti. RAD Journal 10(7):1-3.
Fitriana, R.N. (2014). Hubungan Self Efficacy Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu
Dalam Penanganan Pertama Luka Bakar Pada Anak Usia Pra-Sekolah Di
Desa Jombor Bendosari Sukoharjo. Artikel.Stikes Kusuma Husada Surakarta
Alvarado R, Chung KK, Cancio LC, Wolf SE. Burn resuscitation. Burns.
2009;35:4–14.
Moore FD. The body-weight burn budget. Basic fluid therapy for the early burn.
Surg Clin North Am.2010;35:757–67.