Discusssion
CIROSIS HEPATIS DEGENERASI MALIGNAN
PROFILE
Penyusun: Pembimbing:
Dimas Agung Okoputra dr. Arya Baruna Purwa Sunu, Sp.PD
Pendahuluan
• Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan
perubahan arsitektur hepar dan pembentukan nodul regeneratif.
• Berdasarkan klinisnya sirosis hepatis dibagi menjadi sirosis hepatis
kompensata yaitu sirosis hati yang belum menunjukkan gejala klinis dan
sirosis hepatis dekompensata yaitu sirosis hati yang menunjukkan gejala-
gejala yang jelas.
• Di Indonesia, data prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporan-laporan
dari beberapa pusat pendidikan yang melakukan riset atau penelitian terkait
kasus sirosis hepatis, di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk.
Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi
virus kronik
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
01 02
Diabetes : (+) Penggunaan OAD
Hipertensi : (-) Curcuma
03 Diabetes : (+)
Hipertensi : (-) 04 Merokok (+)
Akohol (+)
VITAL SIGN
Keadaan umum : lemas
GCS : 4E5V6M
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Respirasi : 19x/m
Nadi : 98x/m
Suhu : 36,5°C aksila
SPO2 : 98%
VAS :4/10
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Kepala
• Bentuk dan ukuran Normocephali
• wajah Normal
Wajah
• Bengkak atau Benjolan (-)
• Lekukan (-)
• Kesimetrisan Simetris
Telinga • Bengkak atau Benjolan (-)
• Sekret (-)
• Nyeri tekan tragus (-)
• Bentuk Tidak ada deformitas
Hidung • Deviasi septum (-/-)
• Discarge (-/-)
Inspeksi dan Palpasi
• Oral hygine Baik
• Tonsil T1/T1
Mulut
• Faring hiperemis (-)
• Ulkus bukal (-)
• KGB Tidak membesar
• Trakea Deviasi (-)
Leher
• Kelenjar Tiroid Tidak Membesar
• JVP 4cm
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Torax
• Bentuk dan ukuran Normochest
+ + - - - -
+ + - - - -
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Torax
Inspeksi • Ictus Cordis Tidak terlihat
Palpasi • Ictus cordis Teraba, kuat angkat
• Batas jantung • Batas kanan: ICS IV linea parasternalis
dextra
• Batas kiri: ICS IV midclavicula sinistra
Cor Perkusi • Batas atas: ICS II linea parasternal
sinistra
• Batas pinggang: ICS III linea parasternal
sinistra
• S1 S2 Normal Reguler
Auskultasi • Suara jantung • Murmur (-)
• Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Abdomen
Inspeksi • Warna kulit normal
• Bentuk abdomen terlihat membesar
• Distensi (-)
Auskultasi • Bising usus (+) Normal 10x/menit
Perkusi Didapatkan shifting dullness, timpani
+ + +
- + -
- + -
Palpasi • Nyeri tekan (+) pada regio Iliaca D/S dan Lumbar D/S
- - -
+ - +
+ - +
• Hepar tidak teraba
• Lien teraba hacket kelas 1
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Ekstermitas
• Deformitas (-)
Look
• Bengkak/benjolan (-)
• Krepitasi (-)
Movement
• ROM Tidak ada keterbatasan
Pemeriksaan
penunjang
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Lab (05/09/2021) INDEX ERITROSIT
Darah lengkap MCV 91.1 fL
HB 8.5 g/dl MCH 29.4 pg
MCHC 32.3%
Lekosit 12.36 ribu/uL
RDW-CV 12.8%
Hitung Jenis Lekosit
Trombosit 237 ribu/uL
Limfosit 9.6%
MPV 7.17 fL
Monosit 4.0 %
Neutrofil 86 %
Eusinofil 0.43%
Basofil 0.25%
Eritrosit 2.9 juta/uL
Hematokrit 26.3%
KIMIA KLINIK
KIMIA KLINIK KIMIA Urine
FAAL HATI
Glukosa urin 3+
AST (SGOT) 14 U/L
ALT (SGPT) 12 U/L Leukosit Urin 3-5
Albumin 3.4 g/dL Lainya Jamur +
FAAL GINJAL
Ureum 47 mg/dL
Kreatinin 0.8 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium 132 mmol/L
Kalium 4.2 mmol/L
Klorida 92 mmol/L
GULA DARAH
Glukosa darah sewaktu 450 mg/dL
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Lab (07/09/2021) INDEX ERITROSIT
Darah lengkap MCV 90.7 fL
HB 9.8 g/dl MCH 29.1 pg
MCHC 32.1%
Lekosit 17.53 ribu/uL
RDW-CV 12.8%
Hitung Jenis Lekosit
Trombosit 207 ribu/uL
Limfosit 7.6%
MPV 8.58 fL
Monosit 6.3 %
Neutrofil 85 % KIMIA Klinik
Eusinofil 0.63% Glukosa darah puasa 227 mg/dL
Basofil 0.63%
Glukosa 2 jam pp 138 mg/dL
Eritrosit 3.4 juta/uL
Hematokrit 30.5%
EKG (05/09/2021)
• Irama : Sinus normal
• Heart Rate : 91 bpm
• Aksis : LAD
• Gelombang P
Amplitudo : 0.04 detik
Durasi : 0.2 mV
• Interval P – R : 0.12 detik
• Kompleks QRS : 0.08 detik
• Segmen ST : Isoelektrik
• Gelombang T : normal
EKG (05/09/2021)
• Irama : Sinus Normal
• Heart Rate : 92 bpm
• Aksis : LAD
• Gelombang P
Amplitudo : 0.04 detik
Durasi : 0.2 mV
• Interval P – R : 0.12 detik
• Kompleks QRS : 0.08 detik
• Segmen ST : Isoelektrik
• Gelombang T : normal
• Kesimpulan EKG : Atrial Fibrilasi
USG Abdomen
- Hempar : Ukuran tidak membesar, echoparenchyme heterogen, sudut
tajam, tepi ireguler, sistem vasculer dan billier tidak melebar, tampak
nodul multiple uk pnp 1,4cm
- GB : Ukuran tidak membesar, tidak tampak penebalan dinding, tidak
tampak batu maupun sludge, polip uk pnp 5,6mm
- Lien : Ukuran membesar, tidak tampak massa
- Pancreas : Ukuran normal, tidak tampak massa
USG Abdomen
- Hempar : Ukuran tidak membesar, echoparenchyme heterogen, sudut
tajam, tepi ireguler, sistem vasculer dan billier tidak melebar, tampak
nodul multiple uk pnp 1,4cm
- GB : Ukuran tidak membesar, tidak tampak penebalan dinding, tidak
tampak batu maupun sludge, polip uk pnp 5,6mm
- Lien : Ukuran membesar, tidak tampak massa
- Pancreas : Ukuran normal, tidak tampak massa
USG Abdomen
- Ginjal kanan : Ukuran tidak membesar, echocortex meningkat dengan
prominent phyramid renalis, sinus cortex masih jelas, tidak tampak ectasis,
tidak tampak batu/kista maupun massa
- Ginjal kiri : Ukuran tidak membesar, echocortex meningkat dengan prominent
phyramid renalis, sinus cortex masih jelas, tidak tampak ectasis, tidak tampak
batu/kista maupun massa
- Buli : terisi urine cukup, tampak penebalan dinding, tak tampak batu.
- Tampak gambaran cairan bebas di cavum abdomen.
KESAN USG Abdomen
Nonne Negatif
Pandy Negatif
- MN 45 sel/uL
Sirosis hepatis
03 degenerasi malignan 04 DM tipe 2
Tanda vital
• TD : 90/80 mmHg
• N : 100x/menit Terapi:
• RR: 19x/menit
• Suhu : 36,7°C
dr.Dewi, Sp.pd
• SpO2: 98%
• VAS : 4/10 IVFD RL : Aminoleban (1:1) 12 tmp dr. Sri, Sp.JP
Nitrocaf 1x2,5 mg
Sucralfat 3xCI
KIE
• KIE keluarga dan pasien terkait hasil pemeriksaan darah
lengkap, EKG, Rontgen Thoraks dan Swab Antigen.
• KIE keluarga dan pasien terkait penggunaan obat.
• KIE keluarga dan pasien untuk menerapkan protokol
kesehatan.
• Monitoring penggunaan unsulin
07/09/2021
Pasien mengatakan lemas dan nyeri menjalar ke punggung, melena (-)
Tanda vital
• TD : 90/70 mmHg
• N : 90x/menit
• RR: 20x/menit Terapi:
• Suhu : 37,8 °C
Pemeriksasan Penunjang :
• SpO2: 98%
- Pemeriksaan USG : Sirosis hati dengan Lanjutkan terapi
• VAS : 4/10
degenerasi malignan dan splenomegali Konsul dr.Bhaskoro,Sp.N
normositer)
KIE
• KIE keluarga dan pasien terkait hasil gula darah yang masih
tinggi
• KIE pasien menegnai kasil dari USG abdomen
• Monitoring gula darah pasien
08/09/2021
Pasien mengatakan tidak bisa BAB, nyeri hilang timbul
Tanda vital
• TD : 110/70 mmHg
• N : 64x/menit
• RR: 18x/menit
• Suhu : 36,3°C Terapi:
• SpO2: 98%
• VAS : 4/10 dr.Arya, Sp.pd
Paracetamol 3x 500 mg
Curcuma 2x1 mg
Digoxin 0-0-1/2
KIE
• KIE keluarga dan pasien terkait hasil pemeriksaan Foto polos
Lumbosacral.
• KIE keluarga pasien terkait penerapan protokol kesehatan
09/09/2021
Pasien mengatakan BAB sulit, nyeri hilang timbul, lemas
Tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• N : 91x/menit
• RR: 19x/menit
• Suhu : 37°C Terapi:
• SpO2: 99%
• VAS : 4/10 dr.Arya, Sp.pd
Lanjutkan intervensi
Paresentesis Asites (+) 800cc
sebelumnya
Periksa cairan asites
KIE
• KIE mengenai pemeriksaan laboratorium cairan asites.
• Monitoring tekanan darah pasien
10/09/2021
Pasien mengatakan BAB (+), nyeri berkurang
Tanda vital
• TD : 90/80 mmHg
• N : 79x/menit
• RR: 18x/menit
• Suhu : 35°C Terapi:
• SpO2: 98%
• VAS : 2/10 dr.Arya, Sp.pd
Lanjutkan intervensi
Paresentesis Asites (+) 500cc
sebelumnya
dr.Sri, Sp.jp
Tanda vital
• TD : 120/70 mmHg
• N : 90x/menit Terapi:
• RR: 19x/menit dr.Sri, Sp.jp
• Suhu : 37,3°C dr.Arya, Sp.pd Digoxin stop
• SpO2: 99%
• VAS : 1/10 IVFD Aminoleban 7tpm
Ceftriaxon 2x10mg
Lantus 0-1-0 8IU
Novorapid 3x6 IU
Sucralfat 3xCI
Curcuma 2x1mg
KIE
• KIE keluarga terkait Perbaikan keadaan dan pemberian izin
pulang
• KIE keluarga terkait kontrol rutin ke poliklinik
• Monitoring reaksi pengobatan
• Monitoring keadaan vital pasien
12/09/2021
Pasien mengatakan sudah membaik, nyeri tidak lagi intens
Tanda vital
• TD : 120/70 mmHg
• N : 90x/menit Terapi:
• RR: 19x/menit
• Suhu : 37,3°C dr.Arya, Sp.pd
• SpO2: 99%
• VAS : 1/10 Lanjutkan terapi oral dan insulin
Pasien rawat jalan
KIE
• KIE pasien mengenai kontrol rutin 2 minggu lagi
• KIE pasien bahwa parasentesis asites tidak dapat dilakukan
secara rutin
• KIE mengenai kemungkinan degenerasi malignan yang
terjadi pada hepar pasien.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
FUNGSI
ETIOLOGI ICD-10
MORFOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Indonesia
• Angka kejadian di Indonesia
menunjukkan pria lebih banyak
menderita sirosis hati dari wanita (5 : 1)
Amerika
• Angka kejadian sirosis hati dari hasil
autopsi sekitar 2,4% (0,9%-5,9%) di
amerika
• Sebagian besar akibat penyakit hati
alkoholik maupun infeksi virus kronik
ETIOLOGI
Hepatitis Obesitas
Alkohol genetik
ETIOLOGI
• Mayoritas penderita sirosis awalnya merupakan
penderita penyakit hati kronis yang disebabkan
oleh virus hepatitis atau penderita steatohepatitis
yang berkaitan dengan kebiasaan minum alkohol
ataupun obesitas.
• Etiologi lainnya bisa oleh infeksi parasite,
autoimun, genetic, penyakit metabolic, toksisitas
penggunaan obat, kelainan vascular dan kondisi
inflamasi kronis lainnya.
PATOFISIOLOGI
Alkoholik Biliary
sirosis sirosis
Kompensata Dekompensata
Sering tanpa gejala Kegagalan fungsi hati
Gejala awal seperti mudah lelah Gejala hipertensi porta
Mual muntah, perut kembung Hepatomegali/normal/mengecil
Berat badan menurun Splenomegali
Biasanya terdeteksi saat cek up Atrofi testis
Eritemapalmaris
Diagnosis Notes
Laboratorium
• Asites
AST(SGOT)
• Splenomegali
ALT (SGPT)
• Varises esophagus (hematemesis)
Gamma glutamil transpeptidase (GGT)
TOMOGRAFI
ELEKTROLIT
KOMPUTERISASI
DIAGNOSIS
BANDING
• Hepatocelluler carcinoma
• Cholangiocarcinoma
• Hepatitis lead to sklerosis hepatik
• Angiomyolipoma
• Hepatic Adenoma
• Fatty acid liver-alcoholic
TATALAKSANA
1. Pada fase awal sirosis terapi bersifat simtomats dan suportif
a. Tirah baring, dan istirahat yang cukup
b. Pengawasan kalori
c. Pada pasien dengan Hepatitis C dapat diberikan Ribavirin dan IFN
d. Curcuma untuk protector hati
2. Pada pasien dengan perburukan mengarah ke dekompensata dapat
diberikan
a. Diet protein 1g/kgBB dan kalori 2000-3000 kkal/hari
b. Diet rendah garam dan istirahat total
c. Pemberian diuretic pada kasus asites
d. Diberikan antibiotik adekuat pada kasus infeksi
e. Jika diuretic tidak responsive dapat dilakukan parasentesis abdomen
KOMPLIKASI