Anda di halaman 1dari 67

Case Based

Discusssion
CIROSIS HEPATIS DEGENERASI MALIGNAN
PROFILE

Penyusun: Pembimbing:
Dimas Agung Okoputra dr. Arya Baruna Purwa Sunu, Sp.PD
Pendahuluan
• Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan
perubahan arsitektur hepar dan pembentukan nodul regeneratif.
• Berdasarkan klinisnya sirosis hepatis dibagi menjadi sirosis hepatis
kompensata yaitu sirosis hati yang belum menunjukkan gejala klinis dan
sirosis hepatis dekompensata yaitu sirosis hati yang menunjukkan gejala-
gejala yang jelas.
• Di Indonesia, data prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporan-laporan
dari beberapa pusat pendidikan yang melakukan riset atau penelitian terkait
kasus sirosis hepatis, di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk.
Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi
virus kronik
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

Nama : Tn. IGS


Tanggal Lahir : 31/12/1964
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Warga Negara Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
Pendidikan : tidak sekolah
Alamat : Takedan Dusun Selat
Tanggal Masuk RS : 04 - 09 - 2021
Keluhan Utama : Nyeri Ulu Hati

Pasien datang ke IGD RSUD Klungkung diantar oleh keluarga dengan


mengelukan nyeri ulu hati sejak kemarin, pasien mengaku makan dan
minum berkurang karena nyeri tersebut, mual (+) dan muntah disangkal,
pada saat dianamnesa (07/09/2021) pasien mengaku nyeri ulu hati masih
terasa dan semakin parah saat malam hari, pasien juga mengakatan kalau
nafsu makan menurun sejak 3 hari sebelum ke rumah sakit, nyeri disertai
penjalaran ke punggung dan membuat pasien sulit tidur, pasien juga
mengaku perut terasa penuh, riwayat penyakit diabetes di akui pasien sejak
tahun 2019 dan menggunakan OAD, hipertensi dan penyakit lain disangkal
pasien, pasien mengaku merokok dan minum alkohol namun tidak setiap
saat, pasien mengatakan dulu pernah di diagnosis dengan penyakit hati saat
berobat ke RS Sanglah dengan keluhan yang serupa, keluhan lain disangkal
pasien.
Riwayat pasien
Riwayat penyakit dahulu Riwayat pengobatan

01 02
Diabetes : (+) Penggunaan OAD
Hipertensi : (-) Curcuma

Riwayat penyakit keluarga Riwayat sosial

03 Diabetes : (+)
Hipertensi : (-) 04 Merokok (+)
Akohol (+)
VITAL SIGN
Keadaan umum : lemas
GCS : 4E5V6M
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Respirasi : 19x/m
Nadi : 98x/m
Suhu : 36,5°C aksila
SPO2 : 98%
VAS :4/10
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Kepala
• Bentuk dan ukuran Normocephali

• wajah Normal

• Gerakan involunter wajah (-)

Wajah
• Bengkak atau Benjolan (-)

• Lekukan (-)

• Nyeri Tekan (-)


Inspeksi dan • Warna Hitam beruban
Palpasi • Penyebaran rambut Merata
Rambut
• Kekuatan rambut Tidak mudah dicabut

• Konjungtiva anemis (+/+)

Mata • Sklera Ikterik (-/-)

• Refleks Pupil (+/+) isokor 3 mm

• Nyeri Tekan (-)


PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Kepala

• Bentuk dan ukuran Normotia

• Kesimetrisan Simetris
Telinga • Bengkak atau Benjolan (-)
• Sekret (-)
• Nyeri tekan tragus (-)
• Bentuk Tidak ada deformitas
Hidung • Deviasi septum (-/-)
• Discarge (-/-)
Inspeksi dan Palpasi
• Oral hygine Baik
• Tonsil T1/T1
Mulut
• Faring hiperemis (-)
• Ulkus bukal (-)
• KGB Tidak membesar
• Trakea Deviasi (-)
Leher
• Kelenjar Tiroid Tidak Membesar
• JVP 4cm
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Torax
• Bentuk dan ukuran Normochest

• Pergerakan dinding dada Simetris


Inspeksi • pernapasan Toraco-abdominal
• ICS Tidak ada pelebaran
• Retraksi (-)
• Nyeri tekan (-)
PARU
Palpasi • Pernafasan simetris
• Fokal fremitus simetris
Perkusi • perkusi orientasi Sonor di kedua hemitoraks (+/+)

Vesicular wheezing Rhonki


Auskultasi + + - - - -

+ + - - - -

+ + - - - -
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Torax
Inspeksi • Ictus Cordis Tidak terlihat
Palpasi • Ictus cordis Teraba, kuat angkat
• Batas jantung • Batas kanan: ICS IV linea parasternalis
dextra
• Batas kiri: ICS IV midclavicula sinistra
Cor Perkusi • Batas atas: ICS II linea parasternal
sinistra
• Batas pinggang: ICS III linea parasternal
sinistra
• S1 S2 Normal Reguler
Auskultasi • Suara jantung • Murmur (-)
• Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Abdomen
Inspeksi • Warna kulit normal
• Bentuk abdomen terlihat membesar
• Distensi (-)
Auskultasi • Bising usus (+) Normal 10x/menit
Perkusi Didapatkan shifting dullness, timpani

+ + +

- + -

- + -

Palpasi • Nyeri tekan (+) pada regio Iliaca D/S dan Lumbar D/S

- - -

+ - +

+ - +
• Hepar tidak teraba
• Lien teraba hacket kelas 1
PEMERIKSAAN FISIK GENERAL
Ekstermitas

• Warna kulit Normal


• Deformitas (-)
Look
• Bengkak/Benjolan (-)

Ekstermitas atas • Cianosis (-)


dextra & sinistra Feell • Akral Hangat
• Krepitasi (-)
Movement
• ROM Tidak ada keterbatasan
CRT < 2 detik
• Warna kulit Normal

• Deformitas (-)
Look
• Bengkak/benjolan (-)

Ekstermitas bawah • Ulkus Diabetikum • Dextra (-)


dextra & sinistra • Sinistra (-)

Feell • Akral Hangat

• Krepitasi (-)
Movement
• ROM Tidak ada keterbatasan
Pemeriksaan
penunjang
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Lab (05/09/2021) INDEX ERITROSIT
Darah lengkap MCV 91.1 fL
HB 8.5 g/dl MCH 29.4 pg
MCHC 32.3%
Lekosit 12.36 ribu/uL
RDW-CV 12.8%
Hitung Jenis Lekosit  
Trombosit 237 ribu/uL
Limfosit 9.6%
MPV 7.17 fL
Monosit 4.0 %
Neutrofil 86 %
Eusinofil 0.43%
Basofil 0.25%
Eritrosit 2.9 juta/uL
Hematokrit 26.3%
KIMIA KLINIK
KIMIA KLINIK KIMIA Urine
FAAL HATI
Glukosa urin 3+
AST (SGOT) 14 U/L
ALT (SGPT) 12 U/L Leukosit Urin 3-5
Albumin 3.4 g/dL Lainya Jamur +
FAAL GINJAL
Ureum 47 mg/dL
Kreatinin 0.8 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium 132 mmol/L
Kalium 4.2 mmol/L
Klorida 92 mmol/L
GULA DARAH
Glukosa darah sewaktu 450 mg/dL
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Lab (07/09/2021) INDEX ERITROSIT
Darah lengkap MCV 90.7 fL
HB 9.8 g/dl MCH 29.1 pg
MCHC 32.1%
Lekosit 17.53 ribu/uL
RDW-CV 12.8%
Hitung Jenis Lekosit  
Trombosit 207 ribu/uL
Limfosit 7.6%
MPV 8.58 fL
Monosit 6.3 %
Neutrofil 85 % KIMIA Klinik
Eusinofil 0.63% Glukosa darah puasa 227 mg/dL
Basofil 0.63%
Glukosa 2 jam pp 138 mg/dL
Eritrosit 3.4 juta/uL
Hematokrit 30.5%
EKG (05/09/2021)
• Irama : Sinus normal
• Heart Rate : 91 bpm
• Aksis : LAD
• Gelombang P
Amplitudo : 0.04 detik
Durasi : 0.2 mV
• Interval P – R : 0.12 detik
• Kompleks QRS : 0.08 detik
• Segmen ST : Isoelektrik
• Gelombang T : normal
EKG (05/09/2021)
• Irama : Sinus Normal
• Heart Rate : 92 bpm
• Aksis : LAD
• Gelombang P
Amplitudo : 0.04 detik
Durasi : 0.2 mV
• Interval P – R : 0.12 detik
• Kompleks QRS : 0.08 detik
• Segmen ST : Isoelektrik
• Gelombang T : normal
• Kesimpulan EKG : Atrial Fibrilasi
USG Abdomen
- Hempar : Ukuran tidak membesar, echoparenchyme heterogen, sudut
tajam, tepi ireguler, sistem vasculer dan billier tidak melebar, tampak
nodul multiple uk pnp 1,4cm
- GB : Ukuran tidak membesar, tidak tampak penebalan dinding, tidak
tampak batu maupun sludge, polip uk pnp 5,6mm
- Lien : Ukuran membesar, tidak tampak massa
- Pancreas : Ukuran normal, tidak tampak massa
USG Abdomen
- Hempar : Ukuran tidak membesar, echoparenchyme heterogen, sudut
tajam, tepi ireguler, sistem vasculer dan billier tidak melebar, tampak
nodul multiple uk pnp 1,4cm
- GB : Ukuran tidak membesar, tidak tampak penebalan dinding, tidak
tampak batu maupun sludge, polip uk pnp 5,6mm
- Lien : Ukuran membesar, tidak tampak massa
- Pancreas : Ukuran normal, tidak tampak massa
USG Abdomen
- Ginjal kanan : Ukuran tidak membesar, echocortex meningkat dengan
prominent phyramid renalis, sinus cortex masih jelas, tidak tampak ectasis,
tidak tampak batu/kista maupun massa
- Ginjal kiri : Ukuran tidak membesar, echocortex meningkat dengan prominent
phyramid renalis, sinus cortex masih jelas, tidak tampak ectasis, tidak tampak
batu/kista maupun massa
- Buli : terisi urine cukup, tampak penebalan dinding, tak tampak batu.
- Tampak gambaran cairan bebas di cavum abdomen.
KESAN USG Abdomen

- Sirosis hati dengan degenerasi malignan dan splenomegali serta acites


- Polips GB
- Akut Kidney Injury Bilateral
- Cystitis dengan pembesaran volume prostat
- Pancreas dalam batas normal
Rongen Thorak AP
- Cor : Tidak tampak membesar, kalsifikasi aorta knob
- Pulmo : corakan bronchovasculer meningkat dengan infiltrat di paracardia
kanan
- Sinus phrenocostalis kanan dan kiri tajam
- Diafragma kanan dan kiri normal
- Skelet hemithoraks : tidak tampak fracture
Kesan :
- Tidak tampak adanya cardiomegaly, aortoscerosis aorta knob
- Mengesankan gambaran pneumonia
Rongen Lumbosacral AP/lat
- Tak tampak listesis
- Tampak kompresi ringan cvth 12
- Densitas dan trabekulasi normal
- Pendikel intak dan spatium intervertebralis normal
- End plate tampak normal
- Lordotic view melurus
- Line of weight bearing jatuh di promontorium
- Osteofit (+)
KESAN
- Tampak kompresi ringan Corpus Vertebra Thorakal 12
- Tak tampak listesis
- Spondylosis lumbalis dengan paraspinal muscle spasme
Pemeriksaan cairan asites
PARAMETER HASIL SATUAN NILAI NORMAL

ALBUMIN 1.9 g/dL  

GLUKOSA 140 Mg/dL 80-100

Nonne     Negatif

Pandy     Negatif

Hitung Jumlah Leukosit 4.710 sel/uL <500

Hitung Jenis Leukosit      

- MN 45 sel/uL  

- PMN 55 sel/uL <250


DIAGNOSIS KERJA
Chronic Hearth Iskemik
01 Failure 02 Kardiomiophaty

Sirosis hepatis
03 degenerasi malignan 04 DM tipe 2

05 Infeksi Saluran Kemih


PLANING
DIAGNOSIS
• Lakukan Pemeriksaan Laboratorium (05/09/2021)
• Lakukan Pemeriksaan foto thorak AP (05/09/2021)
• Lakukan pemeriksaan EKG (05/09/2021)
• Lakukan Pemeriksaan foto Abdomen (07/09/2021)
• Lakukan Pemeriksaan foto Lumbosacral AP/lat (08/09/2021)
• Lakukan Pemeriksaan USG abdomen (07/06/2021)
• Lakukan Pemeriksaan Swab Antigen (03/09/2021)
Terapi
• IVFD Ringe Laktat 12 tpm
• Lanzoprasol 1x30mg IV
• Moxifloxacin 1x400mg IV
• Domperidone 3x10mg PO
• Drip insulin mulai 4IU/jam
• GDS 250-300  insulin 2IU/jam cek
GDS setelah 2 jam
• GDS 200-250  insulin 1 IU/ jam cek
GDS setelah 4 jam
• GDS 140-180  Long acting insulin
1x8IU cek tiap 1 jam
KIE
• KIE keluarga dan pasien terkait rencana pemeriksaan darah
lengkap, foto thoraks & abdomen, pemeriksaan EKG, dan USG
abdomen.
• KIE pasien untuk pemantauan penggunaan insulin dan diet
makanan.
• KIE keluarga dan pasien untuk mematuhi protokol kesehatan.
• KIE keluarga dan pasien terkait rencana rawat inap.
FOLLOW
UP
06/09/2021
Pasien mengatakan Nyeri ulu hati mual dan muntah (+) didapatkan melena

Tanda vital
• TD : 90/80 mmHg
• N : 100x/menit Terapi:
• RR: 19x/menit
• Suhu : 36,7°C
dr.Dewi, Sp.pd
• SpO2: 98%
• VAS : 4/10 IVFD RL : Aminoleban (1:1) 12 tmp dr. Sri, Sp.JP

Lansoprasol 1x30mg IV Furosemid 1x ½ tab

Moxifloxacin 1x400mg IV Spironolacton 1x25mg

Domperodone 3x10mg Concor 1x2,5mg

Lantus 1x8 IU Ramipril 1x2,5mg

Nitrocaf 1x2,5 mg

Sucralfat 3xCI
KIE
• KIE keluarga dan pasien terkait hasil pemeriksaan darah
lengkap, EKG, Rontgen Thoraks dan Swab Antigen.
• KIE keluarga dan pasien terkait penggunaan obat.
• KIE keluarga dan pasien untuk menerapkan protokol
kesehatan.
• Monitoring penggunaan unsulin
07/09/2021
Pasien mengatakan lemas dan nyeri menjalar ke punggung, melena (-)

Tanda vital
• TD : 90/70 mmHg
• N : 90x/menit
• RR: 20x/menit Terapi:
• Suhu : 37,8 °C
Pemeriksasan Penunjang :
• SpO2: 98%
- Pemeriksaan USG : Sirosis hati dengan Lanjutkan terapi
• VAS : 4/10
degenerasi malignan dan splenomegali Konsul dr.Bhaskoro,Sp.N

serta acites, Polips GB, Akut Kidney

Injury Bilateral, Cystitis dengan

pembesaran volume prostat

- Pemeriksaan Darah lengkap : Terlampir

(Anemia ringan normokromik

normositer)
KIE
• KIE keluarga dan pasien terkait hasil gula darah yang masih
tinggi
• KIE pasien menegnai kasil dari USG abdomen
• Monitoring gula darah pasien
08/09/2021
Pasien mengatakan tidak bisa BAB, nyeri hilang timbul

Tanda vital
• TD : 110/70 mmHg
• N : 64x/menit
• RR: 18x/menit
• Suhu : 36,3°C Terapi:
• SpO2: 98%
• VAS : 4/10 dr.Arya, Sp.pd

Paracetamol 3x 500 mg

Curcuma 2x1 mg

Spironolacton 2x1 m Lanjutkan intervensi


sebelumnya

dr. Sri, Sp.JP

Digoxin 0-0-1/2
KIE
• KIE keluarga dan pasien terkait hasil pemeriksaan Foto polos
Lumbosacral.
• KIE keluarga pasien terkait penerapan protokol kesehatan
09/09/2021
Pasien mengatakan BAB sulit, nyeri hilang timbul, lemas

Tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• N : 91x/menit
• RR: 19x/menit
• Suhu : 37°C Terapi:
• SpO2: 99%
• VAS : 4/10 dr.Arya, Sp.pd
Lanjutkan intervensi
Paresentesis Asites (+) 800cc
sebelumnya
Periksa cairan asites
KIE
• KIE mengenai pemeriksaan laboratorium cairan asites.
• Monitoring tekanan darah pasien
10/09/2021
Pasien mengatakan BAB (+), nyeri berkurang

Tanda vital
• TD : 90/80 mmHg
• N : 79x/menit
• RR: 18x/menit
• Suhu : 35°C Terapi:
• SpO2: 98%
• VAS : 2/10 dr.Arya, Sp.pd
Lanjutkan intervensi
Paresentesis Asites (+) 500cc
sebelumnya
dr.Sri, Sp.jp

Digoxin 0-0-1 tablet


KIE
• Monitoring Tekanan darah pasien
• KIE mengenai efek pengeluaran cairan dari abdomen.
11/09/2021
Pasien mengatakan sudah membaik, nyeri tidak lagi intens

Tanda vital
• TD : 120/70 mmHg
• N : 90x/menit Terapi:
• RR: 19x/menit dr.Sri, Sp.jp
• Suhu : 37,3°C dr.Arya, Sp.pd Digoxin stop
• SpO2: 99%
• VAS : 1/10 IVFD Aminoleban 7tpm
Ceftriaxon 2x10mg
Lantus 0-1-0 8IU
Novorapid 3x6 IU
Sucralfat 3xCI
Curcuma 2x1mg
KIE
• KIE keluarga terkait Perbaikan keadaan dan pemberian izin
pulang
• KIE keluarga terkait kontrol rutin ke poliklinik
• Monitoring reaksi pengobatan
• Monitoring keadaan vital pasien
12/09/2021
Pasien mengatakan sudah membaik, nyeri tidak lagi intens

Tanda vital
• TD : 120/70 mmHg
• N : 90x/menit Terapi:
• RR: 19x/menit
• Suhu : 37,3°C dr.Arya, Sp.pd
• SpO2: 99%
• VAS : 1/10 Lanjutkan terapi oral dan insulin
Pasien rawat jalan
KIE
• KIE pasien mengenai kontrol rutin 2 minggu lagi
• KIE pasien bahwa parasentesis asites tidak dapat dilakukan
secara rutin
• KIE mengenai kemungkinan degenerasi malignan yang
terjadi pada hepar pasien.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Sirosis merupakan stadium akhir dari penyakit hati kronis


ditandai dengan adanya proses difus dengan pembentukan
jaringan parut (fibrosis) secara terus-menerus hingga sebagian
besar jaringan hati menjadi fibros, menyebabkan hati
kehilangan fungsinya dan berkembang menjadi sirosis.
Patogenesis sirosis melibatkan penumpukan kolagen progresif,
sinusoidal arterialisasi parenkim, obliterasi vena portal dan
hepatika, kerusakan parenkim, trombosis vaskular, dan
regenerasi hepatosit
Klasifikasi

FUNGSI

ETIOLOGI ICD-10

MORFOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Indonesia
• Angka kejadian di Indonesia
menunjukkan pria lebih banyak
menderita sirosis hati dari wanita (5 : 1)

Amerika
• Angka kejadian sirosis hati dari hasil
autopsi sekitar 2,4% (0,9%-5,9%) di
amerika
• Sebagian besar akibat penyakit hati
alkoholik maupun infeksi virus kronik
ETIOLOGI

Hepatitis Obesitas

Alkohol genetik
ETIOLOGI
• Mayoritas penderita sirosis awalnya merupakan
penderita penyakit hati kronis yang disebabkan
oleh virus hepatitis atau penderita steatohepatitis
yang berkaitan dengan kebiasaan minum alkohol
ataupun obesitas.
• Etiologi lainnya bisa oleh infeksi parasite,
autoimun, genetic, penyakit metabolic, toksisitas
penggunaan obat, kelainan vascular dan kondisi
inflamasi kronis lainnya.
PATOFISIOLOGI

Alkoholik Biliary
sirosis sirosis

Posthepatitis dan Cardiac


cryptogenic sirosis sirosis
Manifestasi Klinis

Kompensata Dekompensata
Sering tanpa gejala Kegagalan fungsi hati
Gejala awal seperti mudah lelah Gejala hipertensi porta
Mual muntah, perut kembung Hepatomegali/normal/mengecil
Berat badan menurun Splenomegali
Biasanya terdeteksi saat cek up Atrofi testis
Eritemapalmaris
Diagnosis Notes
Laboratorium
• Asites
AST(SGOT)
• Splenomegali
ALT (SGPT)
• Varises esophagus (hematemesis)
Gamma glutamil transpeptidase (GGT)

NATRIUM • Albumin rendah

Waktu Protormbim • Spider nevi

USG abdomen • Eritema palmaris


Tomografi komputerisasi
• venakolateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FAAL HATI
USG ABDOMEN

TOMOGRAFI
ELEKTROLIT
KOMPUTERISASI
DIAGNOSIS
BANDING
• Hepatocelluler carcinoma
• Cholangiocarcinoma
• Hepatitis lead to sklerosis hepatik
• Angiomyolipoma
• Hepatic Adenoma
• Fatty acid liver-alcoholic
TATALAKSANA
1. Pada fase awal sirosis terapi bersifat simtomats dan suportif
a. Tirah baring, dan istirahat yang cukup
b. Pengawasan kalori
c. Pada pasien dengan Hepatitis C dapat diberikan Ribavirin dan IFN
d. Curcuma untuk protector hati
2. Pada pasien dengan perburukan mengarah ke dekompensata dapat
diberikan
a. Diet protein 1g/kgBB dan kalori 2000-3000 kkal/hari
b. Diet rendah garam dan istirahat total
c. Pemberian diuretic pada kasus asites
d. Diberikan antibiotik adekuat pada kasus infeksi
e. Jika diuretic tidak responsive dapat dilakukan parasentesis abdomen
KOMPLIKASI

1. PERITONITIS BAKTERIAL SPONTAN


2. SINDROM HEPATORENAL
3. VARISES ESOPHAGUS
4. ENSEPHALOPATI HEPATIK
PROGNOSIS
Parameter klinis Class A Class B Class C

 Bilirubin serum < 2 2–3 >3


 Albumin serum > 3,5 3 – 3,5 <3
 Asites Tidak Mudah dikontrol Sukar
 Ensefalopati Tidak Minimal Berat/ Koma
 Nutrisi Sempurna Baik Kurang/ kurus
PEMBAHASAN
Penurunan nafsu makan dan minum ini diakibatkan oleh
diabetes yang diderita pasien umunya terjadi akibat
gangguan gaster atau sering disebut gastroparesis sehingga
kerja lambung melambat dan juga kemungkinan
peningkatan produksi gastrin pada kasus gastritis.

Penurunan nafsu makan menyebabkan intake makanan ke


dalam tubuh berkurang yang akan menyebabkan cadangan
energi tubuh ikut berkurang sehingga timbul rasa lemas

adanya gangguan di vena porta yang menyababkan penumpukan


cairan abdomen atau asites menyebabkan distensi abdomen dan
menekan organ organ lain
Pasien mengeluh adanya penjalaran nyeri ke punggung hal ini
dibuktikan dengan adanya kompresi corpus vertebra thorakal 12
yang dapat menyebabkan rasa nyeri pada pasien karena adanya
penengkanan antara tulang vertebra dan menekan saraf.

Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien ditemukan konjungtiva


anemis, konjungtiva anemis dapat diakibatkan oleh penurunan sel
darah merah (Anemia).

Pada pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium darah lengkap


pada tanggal 05/09/2021 didapatkan hasil pada pemeriksaan
hematologi adanya penurunan kadar hemoglobin. Penurunan kadar
hemoglobin dalam darah dapat mengindikasikan terjadinya
anemia.
pengeluaran cairan asites oleh dr. Arya Baruna
Purwa Sunu Sp,PD dan cairan yang di keluarkan
sebanyak 1000cc secara total dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan didapatkan hasil
seperti terlampir, ini menandakan bahwa asites yang
disebabkan oleh hipertensi vena porta dan
peningkatan glukosa darah pasien sehingga cairan
yang menumpuk di abdomen memiliki kadar gula
yang tinggi serta ditemukan albumin

Pemberian obat curcumin sebagai upaya proteksi hepar


karena peran dari curcumin ini sebagai hepatoprotektor,
selain itu juga di harapkan dengan pemberian curcumin
dapat memberikan perbaikan pada nafsu makan pasien dan
juga mengatasi masalah pencernaan
Pasien juga diberikan Digoxin yang menurut PERKI
2020 tidak dianjurkan dan merupakan terapi pilihan
terakhir karena efek samping dari intoxikasi digoxin
yang di nilai sangat tidak seimbang dengan efeknya,
dosis harian yang disarankan adalah 0,5-1mg dan
harus disertai pemberian ACE inhibitor, pemberian
digoxin pada pasien ini di tujukan untuk
meningkatkan fraksi ejeksi jantung pasien yang
rendah
PENUTUP
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 57 tahun datang dengan keluhan
nyeri ulu hati sejak kemarin, pasien mengaku makan dan minum
berkurang karena nyeri tersebut, pasien dikatakan mengalami penurunan
nafsu makan dan minum sejak 3 hari sebelum dibawa ke rumah sakit.
Pasien juga dikeluhkan nyeri disertai penjalaran ke punggung dan
membuat pasien sulit tidur, pasien juga mengaku perut terasa penuh,
riwayat penyakit diabetes di akui pasien sejak tahun 2019 dan
menggunakan OAD, hipertensi dan penyakit lain disangkal pasien,
pasien mengaku merokok dan minum alkohol namun tidak setiap saat,
pasien mengatakan dulu pernah di diagnosis dengan penyakit hati saat
berobat ke sanglah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
konjungtiva anemis (+/+), nyeri tekan abdomen. Sedangkan pada
pemeriksaan penunjang ditemukan pasien mengalami Anemia ringan,
Infeksi Saluran Kemih dan sirosis hepatis degerasi malignan.
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai