Anda di halaman 1dari 41

PRORAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

KONTRAK BELAJAR

Nama Mahasiswa : Indra Suleman


NIM : C03119027
Ruang :
Hari / Tanggal : Rabu, 06 mei 2020

Sumber Strategi
Tujuan Hasil Yang diharapkan Waktu
Pembelajaran Pembelajaran
Pada Akhir Praktik 1. Standar Untuk mencapai Dalam PBK saya akan Untuk menjaga agar
Stae Keperawatan Diagnosis tujuan tersebut menunjukkan saya dapat mencapai
Gerontik, saya Keperawata saya akan : kemampuan dalam tujuan saya
mampumemberikan n Indonesia, 1. Melakukan mengelola Lansia yang merencanakan waktu
Asuhan Edisi I, Studi mengalami g angguan sebagia berikut
keperawatan pada Jakarta : pustaka sistem kerdio vaskuler Hari Ke 1 :
lansi dengan PPNI 2. Merawat dengan penyakit 1. Membuat
gangguan sitem 2. Standar lansia yang hipertensi Kontrak Belajar
muskuloskeletal Luaran mengalami 1. Mempresentasikan 2. Melakukan Pre
dengan penyakit Keperawata gangguan hasil laporan dan Post
gout atrhitis n Indonesia, sistem kepada Converence
Edisi I, muskuloskelt pembimbing 3. Membuat
Jakarta : al dengan 2. Tersusunnya Laporan
PPNI penyakit laporan kasus Pendahuluan
3. Standar gout atrhitis 3. Pengesahan
Luaran pembimbing untuk Hari Ke 2 :
Keperawata mencapai 1. Melakukan
n Indonesia, kompetensi. Pengkajian pada
Edisi I, 4. Mengumpulkan Lansia Kelolaan
Jakarta : data riwayat
PPNI kesehatan Hari Ke 3:
4. 5. Melakukan 1. Menyusuun
Pemeriksaan Fisik Rencana
pada Lansia yang Tindakan
mengalami Keperawatan
Gangguan sistem 2. Melakukan
muskuloskeletal Responsi Laporan
dengan penyakit pendahuluan
gout atrhitis Hari Ke 4:
1. Melakukan
Implemtasi dan
Evaluasi
2. Membuat Video
Intervensi yang
telah di
rencanakan pada
lansia kelolaan
3. Mengajarkan
Senam Lansia
pada Lansia
kelolaan
4. Mencari Video
Simulasi TAK
melalui media
Internet dan di
buatkan SOP
untuk di share ke
Google
Classroom
5. penyusunan
media Edukasi
(SAP, Leaflet)
terkait dengan
intervensi yang
direncanakan

Hari ke 5 :
1. Responsi Askep
2. Minicase

Hari Ke 6 :
1. Pengumpulan
Tugas harian
berdasarkan
masalah
kebutuhan pada
lansia
2. Ujian OSCE
LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY “A” DENGAN GOUT ATRITHIS
DI DESA PILOMONU KECAMATAN MOOTILANGO
KABUPATEN GORONTALO

DISUSUN OLEH :

INDRA SULEMAN
NIM :C03119027

MENGETAHUI:

PRESEPTOR KLINIK TTD

PRESEPTOR AKADEMIK TTD

1. TGL
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT

SARAN PRESEPTOR KLINIK


AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA Tn R DENGAN GOUT ATHRITIS DI DESA PILOMONU
KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian dan klasifikasi
Gout adalah peradangan akibat endapan kristal asam urat pada sendi.Gout
bisa diartikan sebagai sebuah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat ,
pembuangan yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya
purin (Sholeh, 2012).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defek genetic  pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &
Suddarth. 2001).
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal
asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan
inflamasi akut.
Jadi, Gout atau  sering disebut “asam urat” adalah suatu penyakit metabolik
dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan
asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
Klasifikasi dari gout athritis itu sendiri terbagi atas
1. Gout Primer :Gout primer adalah gout yang disebabkan faktor
genetik dan lingkungan.
2. Gout Sekunder : Gout yang timbul karena adanya komplikasi
dengan penyakit lain (hipertensi dan aterosklerosi).
2. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan
kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada
penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik
dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan
asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
a) Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
b) Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta
zolamid dan etambutol..
3. Manifestasi Klinis
1) Nyeri  tulang sendi
2) Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi
3) Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga
4) Peningkatan suhu tubuh.
a. Gangguan akut :
a)  Nyeri hebat
b)  Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
c) Sakit kepala
d) Demam.
b. Gangguan kronis :
a) Serangan akut
b) Hiperurisemia yang tidak diobati
c) Terdapat nyeri dan pegal
d) Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi
(penumpukan monosodium urat dalam jaringan)
4. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak
adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam
plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :
a. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
b. Menurunnya ekskresi asam urat.
c.        Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam
urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh
tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon
inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya
merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat
maningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini
akan menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada
ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat
nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah.
Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi,
kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang
gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi
cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
 Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama
serangan gout.  Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan
ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut
dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun
lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau
gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi
yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus.
Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon
achiles dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat
5. Patway
Makanan
Alkohol (kepiting, sea food, dll) Penyakit & Obat-obatan

↑kadar protein Menghambat ekskresi asam


Kadar laktat dlm
urat di tubulus ginjal
darah ↑

↓Sekresi asam Ggg. Metabolisme Produksi as. Urat >>


purin

GOUT

Pelepasan kristal monosodium urat


(crystall shedding)

Diluar cairan tubuh


Penimbunan kristal
urat Dlm & sekitar sendi
Pengendapan kristal
urat Penimbunan pd membran
sinovial & tulang rawan
Perangsangan respon fagositosis o/ leukosit
artikular

Leukosit memakan kristal Erosi tulang rawan,


urat proliferasi sinovial &
pembentukan panus
Mekanisme peradangan
Degenerasi tulang
rawan sendi
↑Sirkulasi darah Akumulasi cairan eksudat pd
daerah radang jar. intertisial
Terbentuk tofus,
fibrosis, akilosis pd
Vasodilatasi dari kapiler Oedema jaringan tulang

Eritema, panas Penekanan pd Perubahan


jaringan sendi Pembentukan tukak bentuk tubuh pd
pd sendi tulang & sendi
Nyeri
Risiko perfusi perifer Tofus-tofus mengering Gangguan
tidak efektif
cintra tubuh
Kekakuan pd sendi

Membatasi pergerakan sendi

Gangguan mobilitas Fisik


6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang menunjukkan inflamasi
b. SDP meningkat (leukositosis)
c. Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
d. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi di bawah mikroskop
khusus akan tampak kristal urat yang berbentuk seperti jamur
e. Pemeriksaan sinar X dari daerah yang terkena untuk menunjukkan masa
tefoseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi
f. Komplikasi
a.  Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis
dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
d. Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari.
b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan
tidak kurang dari 100 g/hari.
d. Rendah protein yang bersumber hewani.
e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5
ltr atau sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop
atau kopi.
g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol
dapat meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat
pengeluaran asam urat
2. Farmakologi
a. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal.
Kadar normalnya adl Wanita (2,4 – 6 mg/dl & Pria (3,0–7 mg/dl )
b. Diet rendah purin : Kontrol makanan yg dikonsumsi tdk byk
mengandung purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing,emping,bayam,lemak dll)
c. Banyak minum air putih 2-3 liter/hari, karena dpt membantu
membuang purin dalam tubuh/ melarutkan asam urat.
d. Hindari minum alkohol
e. Bed rest / tirah baring minimal 24 jam setelah serangan. Gout akan
cepat kambuh jika terlalu cepat bergerak
f. Pengobatan jangka panjang hingga sembuh tuntas, bukan minum obat
ketika sakit
Terapi dengan pengobatan:
a) Kolkisin →suatu agen anti radang yg biasanya dipakai utk mengobati
serangan gout akut&mencegah serangan gout akut kemudian hari.
Diberikan dg dosis 0,5 mg/jam.

b) Fenilbutazon →suatu agen anti radang yg digunakan utk mengobati


artritis gout.

c) Allopurinol →untuk mengurangi pembentukan asam urat. Dengan


dosis 100-400 mg/hari.

d) Probenesid &sulfinpirazin →suatu agen yang dpt menghambat proses


reabsorpsi asam urat oleh tubulus ginjal&meningkatkan ekskresi asam
urat.

e) Analgesik →bila nyeri bertambah berat.

g. Pembedahan dilakukan bila tofi besar &menganggu gerakan sendi.


B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya
95% penderita gout adalah pria), dll
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari
kaki (sendi lain)
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) :    Kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) :    Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
R (Region) :    Kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) :`   Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time) :    Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ?
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal ?
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Psikologi                       :    Biasanya klien mengalami peningkatan stress
Sosial                            :    Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual                        :    Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien
menjalankan ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Kebutuhan nutrisi
a) Makan          :    Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan
makanan kaya protein)
b) Minum         :    Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
c) Kebutuhan eliminasi
a. BAK          : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
b. BAB           : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
h. Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
2. Penyimpangan KDM Makanan
Alkohol (kepiting, sea food, dll) Penyakit & Obat-obatan

↑kadar protein Menghambat ekskresi asam


Kadar laktat dlm
urat di tubulus ginjal
darah ↑

↓Sekresi asam Ggg. Metabolisme Produksi as. Urat >>


purin

GOUT

Pelepasan kristal monosodium urat


(crystall shedding)

Diluar cairan tubuh


Penimbunan kristal
urat Dlm & sekitar sendi
Pengendapan kristal
urat Penimbunan pd membran
sinovial & tulang rawan
Perangsangan respon fagositosis o/ leukosit
artikular

Leukosit memakan kristal Erosi tulang rawan,


urat proliferasi sinovial &
pembentukan panus
Mekanisme peradangan
Degenerasi tulang
rawan sendi
↑Sirkulasi darah Akumulasi cairan eksudat pd
daerah radang jar. intertisial
Terbentuk tofus,
fibrosis, akilosis pd
Vasodilatasi dari kapiler Oedema jaringan tulang

Eritema, panas Penekanan pd


jaringan sendi Pembentukan tukak Perubahan
pd sendi bentuk tubuh pd
Nyeri tulang & sendi
Akut Risiko perfusi perifer Tofus-tofus mengering
tidak efektif
Gangguan
Kekakuan pd sendi cintra tubuh

Membatasi pergerakan
sendi
Gangguan mobilitas Fisik
3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Gangguan mobilitas fisik
3. Risiko Perusi Perifer tidak efektif
4. Gangguan citra tubuh
4. Rencana Intervensi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Insial Klien:
Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
No
Luaran Keperawatan Intervensi Nic
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
dengan spasme pembuluh 3x24 jam diharapkan nyeri Observasi
darah serebral akut menurun dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi,
Gejala dan tanda Mayor hasil : karakteristik, durasi,
Subjektif 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
1. Mengeluh nyeri 2. Meringis menurun intensitas nyeri
Objektif 3. Sikap protektif menurun 2. Identifikasi skala
1. Tampak meringis 4. Gelisah menurun nyeri
2. Bersikap protektif (mis. 5. Kesulitan tidur menurun 3. Identifikasi respon
Waspada, posisi 6. Frekuensi nadi membaik nyeri non verbal
menghindari nyeri) 7. Pola nafas membaik 4. Identifikasi faktor
3. Gelisah 8. Tekanan darah membaik yang memperberat
4. Frekuensi nadi meningkat 9. Pola tidur membaik dan yang
5. Sulit tidur memperingan nyeri
5. Identifikasi
Gejala dan tanda Minor pengetahuan dan
Subjektif keyakinan tentang
(tidak tersedia) nyeri
Objektif 6. Monitor efek
1. Tekanan darah meningkat samping
2. Pola nafas berubah penggunaan
3. Nafsu makan menurun analgetik
Diaforesis Terapeutik
7. Berikan teknik
nonfarkologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
8. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
9. Fasilitasi istirahat
dan tidur
10. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
11. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
12. Jelaskan strategi
pereda nyeri
13. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
14. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
15. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Gangguan mobilitas fisik L.05042 I.06171
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Tindakan
gangguan muskuloskeletal keperawatan selama 3x24 jam Observasi
Gejala dan tanda mayor diharapkan Mobilitas Fisik 1. Identifikasi adanya
Subjektif Meningkat nyeri atau keluhan
1. Mengeluh sulit Kriteria Hasil : fisik lainnya
menggerakan 1. Pergerakan ekstermitas 2. Identifikasi toleransi
ektermitas meningkat fisik melakukan
Objektif 2. Kekuatan otot meningkat ambulasi
1. Kekuatan otot menurun 3. Rentang gerak (ROM) 3. Monitor frekuensi
2. Rentang gerak ROM meningkat jantung dan tekanan
menurun 4. Nyeri menurun darah sebelum
Gejala dan Tanda Minor 5. Kecemasan menurun memulai ambulasi
Subjektif 6. Kaku sendi Menurun 4. monitor kondisi
1. Nyeri saat bergerak 7. Gerakan tidak umum selama
2. Enggan melakukan terkoordinasi menurun melakukan ambulasi
pergerakan 8. Gerakan terbatas Menurun Terapeutik
3. Merasa cemas saat 9. Kelemahan fisik menurun 1. Fasilitasi aktifitas
bergerak ambulasi dengan
Objektif alat bantu (mis,
1. Sendi kaku Tonkat,kruk)
2. Gerakan tidak 2. Fasilitasi
terkoordinasi melakukan
3. Gerakan terbatas mobilitas fisik, jika
4. Fisik lemah poerlu
3. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis, berjalan dari
tempat tidur ke
kursi roda, berjalan
dari tempat tidur
kekamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi
3 Resiko perfusi perifer tidak L.02011 l.02079
efektif berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Tindakan
Atritis Reumatoid keperawatan selama 3x24 jam Observasi
Faktor risiko diharapkan Perfusi perifer 1. Periksa sirkulasi
1. Hiperglikemia meningkat dengan kriteria perifer (mis,
2. Gaya hidup kurang gerak hasil: nadi,edema,
3. Hipertensi 1. Kekuatan nadi perier pengisian
4. Merokok meningkat kapiler,warna,suhu)
5. Prosedur endovaskuler 2. Penyembuhan luka 2. Identifikasi faktor
6. Trauma meningkat resiko gangguan
7. Kurang terpapar informasi 3. Sensasi meningkat sirkulasi (mis,
tentang faktor pemberat 4. Warna kulit pucat menurun diabetes,merokok,
(mis, merokok, gaya hidup 5. Edema perifer menurun orang tua,
kurang gerak, obesitas, 6. Nyeri ekstermitas menurun hipertensi, dan kadar
imobilitas) 7. Parastesia menurun kolestrol tinggi
Kondisi klinis terkait 8. Kelemahan otot menurun 3. Monitor panas
1. Arterosklerosis 9. kram otot menurun kemerahan, nyeri
2. Raynaud’s disease 10. Bruit femoralis atau bengkak pada
3. Trombosis arteri menurun ekstermitas
4. Artritis Reumatoid 11. Nekrosis menurun Terapeutik
5. Lariche’s Disease 12. pengisian kapiler 1. hindari pemasangan
6. Varises membaik infus atau
7. Diabetes militus 13. Akral membaik pengambilan dara
8. Hipotensi 14. Turgor kulit membaik di area keterbatasan
9. Kanker 15. Tekanan darah sistolik perfusi
membaik 2. hindari pengukuran
16. Tekanan darah diastolik tekanan darah pada
membaik ekstermitas dengan
17. Tekanan darah arteri keterbatasan perfusi
rata-rata membaik 3. Hindari penekanan
18. Indeks ankle-brachial dan pemasangan
membaik tourniquet pada
area yang cedera
4. lakukan
pencegahan infeksi
5. lakukan perawatan
kaki dan kuku
6. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti
merokok
2. Anjurkan
berolahraga rutin
3. Anjurkan mengecek
air mandi untuk
mengghindari kulit
terbakar
4. anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah,
antikoagulan, dan
penurunan
kolestrol, jika perlu
5. anjurkan minum
obat pengontrol
tekanan darah
secara teratur
6. anjurkan
menghindari
penggunaan oabt
penyakit beta
7. anjurkan
melakukan
pearwatan kulit
yang tepat
8. anjurkan program
rehabilitas vaskular
9. anjurkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi
10. informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan
4. Gangguan Citra Tubuh Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh
Kategori : psikologis keperawatan selaama 3 x 24 Observasi
Subkategori : Integritas Ego jam, diharapkan citra tubuh 1. Identifikasi harapan
Definisi : Perubahan persepsi meningkat dengan kriteria hasil citra tubuh
tentang penampilan, struktur 1. Verbalisasi perasaan berdasarkan tahap
dan fungsi fisik individu negative tentang perubahan perkembangan
Penyebab tubuh menurun 2. Identifikasi budaya,
1. Perubahan struktur atau 2. Verbalisasi kekhawatiran agama, jenis
bentuk tubuh (mis. pada penolakan/reaksi kelamin, dan umur
Amputasi, trauma, luka orang lain menurun terkait citra tubuh
bakar, obesitas, jerawat) 3. Verbalisasi perubahan gaya 3. Identifikasi
2. Perubahan fungsi tubuh hidup menurun perubahan citra
(mis. Proses penyakit, 4. Menyembunyikan bagian tubuh yang
kehamilan, kelumpuhan) tubuh berlebihan menurun mengakibatkan
3. Perubahan fungsi kognitif 5. Menunjukan bagian tubuh isolasi sosial
4. Ketidaksesuaian budaya, berlebihan menurun 4. Monitor frekuensi
keyakinan atau sistem nilai 6. Fokus pada bagian tubuh pernyataan kritik
5. Transisi perkembangan menurun terhadap diri sendiri
6. Gangguan psikososial 7. Fokus pada penampilan 5. Monitor apakah
7. Efek tindakan/pengobatan masa lalu menurun pasien bisa meliht
(mis. Pembedahan, 8. Fous pada kekuatan masa bagian tubuh yang
kemoterapi, terapi radiasi) lalu menurun berubah
Gejala dan tanda mayor 9. Melihat bagian tubuh Terapeutik
Subjektif membaik 1. Diskusikan
1. Mengungkapkan 10. Menyentuh bagian perubahan tubuh
kecacatan/kehilangan tubuh membaik dan fungsinya
bagian tubuh 11. Verbalisasi kecacatan 2. Diskusikan
Objekif bagian tubuh membaik perbedaan
1. Kehilangan bagian tubuh 12. Verbalisasi kehilangan penampilan fisik
2. Fungsi/struktur tubuh bagian tubuh membaik terhadap harga diri
berubah/hilang 13. Respon nonverbal 3. Diskusikan
Gejala dan tanda minor membaik perubahan akibat
Subjektif 14. Hubungan sosial pubertas, kehamilan
1. Tidak mau mengungkapkan membaik dan penuaan
kecacatan/kehilangan 4. Diskusikan kondisi
bagian Tubuh stress yang
2. Mengungkapkan perasaan mempengaruhi citra
negative tentang perubahan tubuh (mis. Luka,
Tubuh penyakit,
3. Mengungkapkan pembedahan)
kekhawatiran pada 5. Diskusikan cara
penolakan/reaksi orang mengembangkan
Lain harapan citra tubuh
4. Mengungkapkan perubahan secara realistis
gaya hidup 6. .Diskusikan
Objektif persepsi pasien dan
1. Menyembunyikan/menunju keluarga tentang
kan bagian tubuh seacar perubahan citra
berlebihan tubuh
2. Menghindari melihat Edukasi
dan/atau menyentuh bagian 1. Jelaskan kepada
tubuh keluarga tentang
3. Fokus berlebihan pada perawatan
perubhan tubuh perubahan citra
4. Respon nonverbal tubuh
padaperubahan dan persepsi 2. Anjurkan
tubuh mengungkapkan
5. Fokus pada penampilan dan gambaran diri
kekuatan masa lalu terhadap citra tubuh
6. Hubungan sosial berubah mis. Pakaian, wig,
Kondisi terkait kosmetik)
1. Mastektomi 3. Anjurakn mengikuti
2. Amputasi kelompok
3. Jerawat pendukung (mis.
4. Parut atau luka bakar yang Kelompok sebaya)
Terlihat 4. Latihan fungsi
5. Obesitas tubuh yang dimiliki
5. Latihan
peningkatan
penampilan diri
(mis. Berdandan)
6. Latihan
pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang lain
maupun kelompk
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “A” DENGAN GOUT ATRITHIS
DI DESA PILOMONU KECAMATAN MOOTILANGO
KABUPATEN GORONTALO

DISUSUN OLEH :

INDRA SULEMAN
NIM :C03119027

MENGETAHUI:

PRESEPTOR KLINIK TTD

PRESEPTOR AKADEMIK TTD

4. TGL
TANGGAL PENGUMPULAN 5. TEPAT WAKTU
6. TERLAMBAT

SARAN PRESEPTOR KLINIK


AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
Lampiran 03
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas diri klien
Nama Lengkap : Ny.A
Tempat/Tanggal Lahir : Tontayuo, 05-03-1949
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMP
Diagnosis Medis : Gout Atrithis
Alamat : Desa pilomonu Kec Mootilango Kab Gorontalo

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi


Nama : Ny p
Alamat : Desa Pilomonu Kec Mootilango Kab Gorontalo
No.Telepon :-
Hubungan dengan Klien : Anak

3. Aktivitas rekreasi
Hobi : Berdagang
Bepergian/Wisata : Klien tidak pernah berpergian
Keanggotaan organisai : Klien tidak memiliki anggota organisasi
Lain –lain :
4. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
No Nama Keadaan saat ini Keterangan
1. TN y - Sudah meninggal
2. Ny p - Sudah meninggal

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)


Nama : Tidak ada
Umur : Tidak ada
Penyebab kematian : Tidak ada
c. Kunjungan keluarga : Klien sering di kunjungi keluarga klien
B. Pola kebiasaan sehari –hari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : 2X sehari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : klien kadang makan nasi kadang makan
bubur
Kebiasaan sebelum makan : Cuci tangan
Makanan yang tidak disukai : Buah Semangka
Alergi terhadap makanan : klien tidak memiliki alergi makanan
Pantangan makanan : Klien tidak bisa makan makanan yang
terlalu pedis dan makanan yang terlalu
pedas
Keluhan yang berhubungan dengan makan : Klien akan merasakan tidak
nyaman jika makan makanan yang keras dan akan merasakan sakit di bagian
perut
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : Klien BAK 3-4x sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : Kadang-kadang
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x sehari
Konsistensi : Lunak
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
Pengalaman memakai pencahar : Tidak ada
3. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x sehari
Pemakaian sabun (ya/tidak) : klien menggunakan sabun jika
mandi
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 2x sehari
Menggunakan pasta gigi : ya klien menggunakan pasta gigi
c. Cuci rambut
Frekuensi : 3x dalam seminggu
Penggunaan shampo (ya/tidak) : ya klien mandi menggunakan
shampo
d. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : klien menggunting kuku
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : klien menggunkan sabun jika
mecuci tangan
4. Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 9 jam
Tidur siang : 3 jam
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : klien kadang merasakan
sulit tidur jika klien mulai meraskan sakit di bagian persendian dan akan
mersakan gelisa.
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : klien tidak pernah olahraga
Nonton TV : klien sering nonton TV
Berkebun /memasak : Klien kadang memasak sendiri
Lain –lain :
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok (ya/tidak) : Klien tidak merokok
Minuman keras (ya/tidak) : Klien tidak minum-minuman keras
Ketergantungan terhadap obat : Tidak ada
7. Uraian kronologis kegiatan sehari –hari
Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
Sholat subuh 04.30-05.00
Sarapan pagi 06.00-06.30
Mandi 06.40 -07.00
Berkebun 07.05- 09.00
Mandi pulang berkebun 09.30
Nonton Tv 09.45-11.00
Makan siang 12.00
Sholat duhur 12.15-12.30
Tidur siang 13.00-15.30
Sholat ashar 16.00-16-20
Nonton Tv 16.40-17.30
Sholat magrib 18.00-18.20
Makan malam 19.20
Sholat isya 19.30
Tidur malam 20.00- 04.30

C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam satu tahun terakhir : Klien sering mengalami
sakit kepala serta mengalami nyeri sendi/kaki kiri,dan kadang sulit
menggerakan kaki.
b. Gejala yang dirasakan : klien merasakan sulit untuk bergerak, jika
klien mulai merasakan sakit klien sulit untuk melakukan aktivitas riang
seperti berjalan jauh. klien juga menderita penyakit hipertensi.
c. Faktor pencetus : sering makan-makanantinggi kalori
d. Timbulnya keluhan : mendadak
e. Waktu mulai timbulnya keluhan :
f. Upaya mengatasi
a) Pergi ke RS /klinik pengobatan/dokter praktik : Klien pergi
ke dokter praktik
b) Pergike bidan/perawat : Tidak
c) Mengkonsumsi obat –obatan sendiri : Tidak
d) Mengkonsumsi obat –obatan tradisional : ya, klien kadang
mengonsumsi obat tradisional.
e) Lain–lain :
2. Riwayat kesehatan masalalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dan lain –lain)
: Klien tidak memiliki riwayat alergi
c. Riwayat kecelakaan : Klien pernah jatuh dari tempat tidur
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Klien pernah di rawat di rumah
sakit
e. Riwayat pemakaian obat ; klien memiliki riwayat pengobatan
3. Pengkajian / pemeriksaan fisik (observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi
dan palpasi)
Keadaan umum (TTV) : Komposmentis 130/80 mmHg
BB/TB : 55 kg / 155 cm
Rambut : Beruban, dan agak kotor
Mata : Simetris kiri dan kanan tidak ada nyeri tekan
Telinga : simetris kiri dan kanan tidak ada nyeri tekan, tidak
ada gangguan pendengaran
Mulut, gigi,dan bibir : Mulut simetris, gigi sudah tidak lengkap, bibir
simetris
Dada : Dada simetris kiri dan kanan
Abdomen : Simetris kiri dan kanan
Kulit : Berkeriput dan kering
Ekstremitas atas : Ekstermitas bagian atas klien simetris kiri dan
kanan
Ekstremitas bawah : Ektermitas bawah klien tidak simetris, di kaki
bagian kiri terlihat bengkak kekuatan otot klien agak menurun dan sulit
untuk di gerakan.
4555 5555
5555 5555
D. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dan kerapihan ruangan : Klien agak rapi
2. Penerangan : Rumah klien agak terang
3. Sirkulasi udara : Rumah Kien memiliki banyak
ventilasi dan 5 jendela
4. Keadaan kamar mandi dan wc : Agak bersih
5. Pembuangan air kotor : Ada pembuangan air kotor
6. Sumber air minum : Sumur bor
7. Pembuangan sampah : Tempat sampah
8. Sumber pencemaran : Di pemukiman klien tidak terdapat sumber
pencemaran
9. Resiko Injuri : Ada,
E. Psikologis
1. Pengenalan masalah-masalah utama : Tidak ada
2. Sikap terhadap proses penuaan :Sikap klien terhadap proses penuaan
klien menerima bahwa dirinya semakin tua dan semakin bertambah usia
3. Perasaan dibutuhkan :Klien mengatakan yag dibutuhkan
klien saat ini yaitu kasih sayang dari keluarga
4. Koping stressor : Klien mengatakan jika klien terlalu
banyak berfikir klien merasakan sakit kepala
5. Penyesuaian diri : Penyesuaian diri klien terhadap
dirinya saat ini baik
6. Kegagalan : Tidak ada
7. Harapan saat ini dan yang akan datang : Harapan klien saat ini klien bisa
bersama dengan keuarga terus dan penyakitnya ini akan hilang
8. Tingkat ketergantungan : Klien sering meminta bantuan
kepada anak-anaknya dan cucunya
9. Focus diri : Tidak ada
10. Perhatian : Tidak ada
11. Rasa Kasih Sayang : Klien memiliki rasa kasih saya pada
anak dan cucu-cucunya
12. Fungsi kognitif
a. Daya ingat : Klien masih mampu mengingat masa lalu
b. Proses pikir : Proses berfikir klien saat ini baik dan
mampu mengihitung dari angka 1- 100
c. Alam perasaan : Alam perasaan klien saat ini baik tidak ada
gangguan mental
d. Orientasi : Orientasi klien baik, baik itu dengan anak
cucu maupun tentangga
e. Kemampuan dalam penyelesaian masalah : Klien kadang
bercerita kepada anak- anaknya
F. Sosial Ekonomi
a. Sumber keuangan : Sumber keuangan klien dari hasil
berdagang
b. Kesibukan dalam mengisi waktu : Berdagang
c. Teman tinggal : Klien sudah memiliki suami
d. Kegiatan organisasi : Klien tidak melakukan kegiata
organisasi
e. Pandangan terhadap lingkungannya : Padangan klien terhadap
lingkungan baik
f. Hubungan dengan orang lain di luar rumah : Hubungan klien dengan
orang lain baik
g. Yang biasa mengunjungi : Anak dan cucu kadang klien sendri yang
berkunjung
h. Penyaluran hobi/keinginan sesuai fasilitas yang ada :Tidak ada
G. Spiritual
1. Kegiatan ibadah : Klien sering sholat 5 waktu
2. Kegiatan keagamaan : Klien sering mengaji
3. Cara lanjut usia menyelesaikan masalah : Bicara dengan orang lain
4. Penampilan lansia : Penampilan klien saat ini baik
H. Pengkajian Fungsional Klien (KATZ Indeks)
Termasuk / kategori yang manakah klien :
a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK / BAB), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
c. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
d. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.
e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang lain.
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi
yang lain.
g. Ketergantungan untuk semua fungsi.
h. Lain-lain:
Keterangan :
Dari hasil pengkajian fungsi klien termasuk dalam kategori A dimana klien
Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK / BAB), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah dan mandi. dan jikan mulai merasakan sakit atau penyakitnya
kambuh klien sudah tidak bisa melakukan aktifitas seperti pada kategori A
I. Pengkajian Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)
instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar dan catat semua jawaban : catat jumlah
kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


 01 Tanggal berapa hari ini?
 02 Hari apa sekarang?
 03 Apa nama tempat ini?
 04 Dimana alamat anda?
 05 Berapa umur anda?
 06 Kapan anda lahir? (minimal tahun
lahir)
 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
 08 Siapa presiden indonesia sebelumnya?
 09 Siapa nama ibu anda?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
Jumlah : 10 Jumlah : 0

Keterangan :
Dari hasil pengkajian satatus mental pada Ny A di dapatkan hasil fungsi
intelektual utuh dengan jumlah nilai benar = 10 dan jumlah salah = 0

Interpretasi hasil :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
Yang Mengkaji

Indra Suleman S.Kep


N I M : C03 119 027

I. IDENTIFIKASIDATA
1. Keluhan (DataSubjektif)
1. Klien mengeluh sakit kepala
2. Klien mengatakan merasakan sakit di bagian persendian
3. Klien mengatakan kadang sulit melakukan aktivitas
4. klien merasakan sulit untuk bergerak
5. Klien mengatakan klien juga memiliki penyakit hipertensi
2. Data objektif
1. Keadaan umum (TTV) : Komposmentis 130/80 mmHg
2. BB/TB : 55 kg / 155cm
3. klien gelisa
4. kaki kalien terlihat bengkak
5. rentang gerak klien terbatas

II. KLASIFIKASI / PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN


GANGGUAN KEBUTUHAN
1. Nyeri Akut b.d Faktor fisiologis d.d gejala penyakit
2. Gangguan mobilitas fisik b.d Penurunan kekuatan otot d.d gejala penyakit
3. Risiko perfusi perifer tidak efektif b.d atritis reumatik

III. ANALISA DATA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI DAN


PENYIMPANGANKDM
Penyakit (Diagnsa Medis) Klien : Gout Atrithis
Respon utama : Nyrei
Penyimpangan KDM
Makanan Penyakit & Obat-obatan
(kepiting, sea food, dll)
Menghambat ekskresi asam
↑kadar protein urat di tubulus ginjal

Ggg. Metabolisme Produksi as. Urat >>


purin

GOUT

Pelepasan kristal monosodium urat


(crystall shedding)

Diluar cairan tubuh


Penimbunan kristal
urat Dlm & sekitar sendi
Pengendapan kristal
urat Penimbunan pd membran
sinovial & tulang rawan
Perangsangan respon fagositosis o/ leukosit
artikular

Leukosit memakan kristal Erosi tulang rawan,


urat proliferasi sinovial &
pembentukan panus
Mekanisme peradangan
Degenerasi tulang
rawan sendi
↑Sirkulasi darah Akumulasi cairan eksudat pd
daerah radang jar. intertisial
Terbentuk tofus,
fibrosis, akilosis pd
Vasodilatasi dari kapiler Oedema jaringan tulang

Eritema, panas Penekanan pd Pembentukan tukak


jaringan sendi pd sendi

Nyeri akut Tofus-tofus mengering


Risiko perfusi perifer
tidak efektif
Kekakuan pd sendi

Membatasi pergerakan sendi

Gangguan mobilitas Fisik


IV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO Tanggal muncul Masalah Masalah
1. 07- Mei-2020 1. Nyeri Akut bd faktor fisiologis d.d
gejala penyakit
Ds :
1. Klien mengeluh sakit kepala
2. Klien mengatakan merasakan sakit di
bagian persendian
Do:
1. Keadaan umum (TTV) :
Komposmentis 130/80 mmHg
2. BB/TB : 55 kg /
155cm
klien gelisa
2 07 Mei 2020 Gangguan mobilitas Fisik
Ds:
1. Klien merasakan sulit untuk bergerak
Do:
1. Kekuatan otot klien menurun
2. Kaki kalien terlihat bengkak
Rentang gerak klien terbatas
3. 07 Mei 2020 Risiko perfusi perifer tidak efektif
ditandai dengan faktor risiko klien
memiliki penyakit hipertensi dan
dibuktikan dengan kondisi klinis Atritis
Reumatoid
DS :-
DO:-

V. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut bd faktor fisiologis d.d gejala penyakit
Ds :
1) Klien mengeluh sakit kepala
2) Klien mengatakan merasakan sakit di bagian persendian
Do:
1) Keadaan umum (TTV) : Komposmentis 130/80 mmHg
2) BB/TB : 55 kg / 155cm
3) klien gelisa
2. Gangguan mobilitas Fisik
Ds:
Klien merasakan sulit untuk bergerak
Do:
1) Kekuatan otot klien menurun
2) kaki kalien terlihat bengkak
3) rentang gerak klien terbatas
3. Risiko perfusi perifer tidak efektif ditandai dengan faktor risiko klien memiliki
penyakit hipertensi dan dibuktikan dengan kondisi klinis Atritis Reumatoid
DS :-
DO:-
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Insial Klien: Ny A
Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
No
Luaran Keperawatan Intervensi Nic
1 Nyeri Akut bd faktor fisiologis d.d Setelah di lakukan tindakan keperawatan Observasi
gejala penyakit selama 1x24 jam tingkat nyeri menurun 16. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Ds : dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
3. Klien mengeluh sakit kepala 10. Keluhan nyeri menurun nyeri
4. Klien mengatakan merasakan 11. Gelisah menurun 17. Identifikasi skala nyeri
sakit di bagian persendian 12. Tekanan darah membaik Terapeutik
Do: 18. Berikan teknik nonfarkologis
3. Keadaan umum (TTV) : untuk mengurangi rasa nyeri
Komposmentis 130/80 mmHg Edukasi
4. BB/TB : 55 kg / 155cm 19. Jelaskan penyebab, periode, dan
5. klien gelisa pemicu nyeri
20. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
21. Kolaborasi pemberian analgetik
2 Gangguan mobilitas Fisik Setelah di lakukan tindakan keperawatan Observasi
Ds: selama 1x24 jam di harapkan mobilitas fisik 5. Identifikasi adanya nyeri atau
2. Klien merasakan sulit untuk meningkat dengan kriteria hasil: keluhan fisik lainnya
bergerak 10. Pergerakan ekstermitas meningkat 6. Identifikasi toleransi fisik melakukan
Do: 11. Kekuatan otot meningkat ambulasi
3. Kekuatan otot klien menurun 12. Rentang gerak (ROM) meningkat Terapeutik
4. Kaki kalien terlihat bengkak 13. Nyeri menurun 4. Fasilitasi aktifitas ambulasi dengan
5. Rentang gerak klien terbatas alat bantu (mis, Tonkat,kruk)
5. Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
ambulasi
Edukasi
4. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
3 Risiko perfusi perifer tidak efektif Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama Observasi
ditandai dengan faktor risiko klien 1x24 jam perfusi perier meningkat dengan 4. Identifikasi faktor resiko gangguan
memiliki penyakit hipertensi dan kriteria hasil: sirkulasi (mis, diabetes,merokok,
dibuktikan dengan kondisi klinis 19. Nyeri ekstermitas menurun orang tua, hipertensi, dan kadar
Atritis Reumatoid 20. Kelemahan otot menurun kolestrol tinggi
DS :- Terapeutik
DO:- 5. lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
6. Anjurkan berolahraga rutin

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN


Inisial pasien : Ny A

No Dx Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi


D.0077 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S : Klien mengatakan merasakan nyeri di
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri bagian kaki kiri dengan skala nyeri 6,

Hasil : Lokjasi nyeri di bagian kaki kiri, rasanya seperti di tusuk-tusuk jika
nyerinya akan timbul
karakteristik seperti di tusuk
O : Keadaan umum klien tampak baik,
2. Mengidentifikasi skala nyeri
kesadaran klien komposmentis, tanda-
Hasil : akla nyeri 6 (1-10)
tanda vital TD :130/80 mmHg
3. Memberikan teknik nonfarkologis untuk
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
mengurangi rasa nyeri P : lanjutkan intervensi
Hasil: klien memberikan tehnik relaksasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
4. Menjelaskan penyebab, periode, dan intensitas nyeri
pemicu nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
Hasil : perawat telah menjelaskan kepada 3. Berikan teknik nonfarkologis untuk
klien mengurangi rasa nyeri
5. Menganjurkan memonitor nyeri secara 4. Kolaborasi pemberian analgetik
mandiri
Hasil : perawat telah menganjurkan kepada
klien untuk memonitor nyerinya secara
mandiri
6. Mengkolaborasi pemberian analgetik
Hasil : perawat memberikan instruksi
kepada pasien agar memeriksa kesehatan ke
dokter terdekat
D.0054 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau S: Klien mengatakan memiliki penyakit
keluhan fisik lainnya hipertensi juga, klien juga mmnegatakan

Hasil : Klien merasakan nyteri di bagian kadang sulit untuk melakukan pergerakan,
klien mengatakan tidak mau menggunkan
kaki dan klien memiliki penyakit hipertensi
tongkat.
2. Mengidentifikasi toleransi fisik
O: Keadaan klien saat ini baik kesadaran
melakukan ambulasi
komposmentis tekanan darah 130/80
Hasil : Klien terlihat sulit untuk melakukan
mmHg. klien terlihat tidak menggunkan
ambulasi tongkat jika berpindah tempat.
6. Memfasilitasi aktifitas ambulasi dengan A : Gangguan mobilitas fisik belum
alat bantu (mis, Tonkat,kruk) teratasi
Hasil : Klien tidak mau menggunakan tonkat P : Lanjutkan intervensi
7. Melibatkan keluarga untuk membantu 1. Identifikasi adanya nyeri atau
pasien dalam meningkatkan ambulasi keluhan fisik lainnya
Hasil : Keluarga klien sering membantu 2. Identifikasi toleransi fisik
klien melakukan ambulasi
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur 3. Fasilitasi aktifitas ambulasi dengan
ambulasi alat bantu (mis, Tonkat,kruk)
Hasil : perawat sudah menjelasakn prosedur
ambulasi kepada pasien
D.0015 1. Mengidentifikasi faktor resiko gangguan S :-
sirkulasi (mis, diabetes,merokok, orang O : Keadaan klien saat ini baik, kesadaran

tua, hipertensi, dan kadar kolestrol tinggi komposmentis, kaki klien terlohat bengkak
di ektermitas bawah kiri
Hasil : Klien memiliki penyakit lain yaitu
A : Masalah Risiko perfusi perier tidak
hipertensi
efektif belum teratasi
2. Melakukan pencegahan infeksi
P : Lanjutkan intervensi
Hasil : perawat melakukan pencegahan
1. Identifikasi faktor resiko gangguan
infeksi terhadap kaki klien yang bengkak
sirkulasi (mis, diabetes,merokok,
agar bengkaknya tidak menambah, yaitu
orang tua, hipertensi, dan kadar
dengan mengompres air hangat da
kolestrol tinggi
menginstruksikan klien teteap ke dokter
2. lakukan pencegahan infeksi
terdekat
3. Anjurkan berolahraga rutin
3. Menganjurkan berolahraga rutin
Hasil : Perawat sudah menganjurkan klien
untuk melakukan olahraga rutin setiap hari
atau setiap pagi

Anda mungkin juga menyukai