Anda di halaman 1dari 10

RESPONSI

ILMU BEDAH

APPENDICITIS

Pembimbing:

dr. Rudy P Napitupulu, Sp.B- KBD

Penyusun:

Helga Yoan Ladymeyer Timbayo

2019.04.200.93

DEPARTEMEN BEDAH
RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
RESPONSI
APPENDICITIS

Responsi dengan judul “Appendicitis” telah diperiksa dan disetujui


sebagai salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter
Muda di Bagian Bedah.

Surabaya,

Pembimbing

dr. Rudy P Napitupulu, Sp.B- KBD

ii
RESPONSI ILMU BEDAH
Nama : Helga Yoan Ladymeyer Timbayo
NIM : 2019.04.200.93
Pembimbing : dr. Rudy P Napitupulu, Sp.B-KBD

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 19 tahun
Alamat : Jombang
Pekerjaan : Mahasiswa
MRS : Rabu, 24 Juni 2020
Ruang : A1 – Kamar 3 – Kelas IA

II. ANAMNESIS UMUM


1. Keluhan Utama : Nyeri perut
1. Keluhan Penyerta : Nyeri perut sejak 1 minggu, nyeri di ulu
hati dan berpindah ke perut kanan bawah, mual, muntah, nafsu makan
menurun, BAB cair, demam nyumer, batuk dan pilek, (-) sesak dan
nyeri tenggorokan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSPAL dr Ramelan Surabaya rujukan dari
RSNU Jombang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri yang dirasakan awalnya di ulu hati dan
berpindah-pindah hingga menetap di perut kanan bawah, pasien
merasa mual, (+) muntah, (+) nafsu makan menurun, BAB cair,
demam nyumer dan batuk pilek, tidak ada sesak dan nyeri
tenggorokan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien merupakan rujukan dari RSNU Jombang MRS sejak 18 Juni
2020 dan membawa hasil USG abdomen (24/06/20) dengan

iii
appendicitis infiltrate dan diagnosis dari RSNU Jombang : peritonitis
generalisata + appendicitis perforasi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak diketahui
5. Riwayat Penggunaan Obat
- inf RL 3 kolf/hari
- inj cefotaxim 3x1
- inj ondancetron 2x1
6. Riwayat Psikososial
- Tidak diketahui

III. PEMERIKSAAN FISIK


a) Pemeriksaan Umum
(dilaksakan tanggal 24 Juni 2020)
 Keadaan umum : Tampak lemas
 Kesadaran : Compos mentis, GCS 4-5-6
 BB :-
 TB :-
 IMT :-
b) Tanda Vital
 Tekanan darah : 145/88 mmHg
 Nadi : 109 bpm, regular
 Respiratory Rate : 18 x / menit
 Suhu : 36,5 derajat selsius
 Saturasi Oksigen : 100%
c) Kepala dan Leher
 A/I/C/D : -/-/-/-
 Refleks pupil : +/+ , isokor, 3mm
 Nafas cuping hidung :-
 Deviasi trachea :-
 JVP :-

iv
d) Thorax
 Cor
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi :
Batas jantung kiri pada ICS 2 sternal line sinistra hingga
ICS 5 MCL sinistra
Batas jantung kanan pada ICS 2 sternal line dextra hingga
ICS 5 sternal line dextra
 Auskultasi : S1, S2 tunggal regular, murmur -, gallop –
 Pulmo
 Inspeksi
Anterior Posterior
Normochest, simetris Normochest, simetris
Sela iga tidak melebar Sela iga tidak melebar
Gerak dada simetris Gerak dada simetris
Retraksi subcostal/ Retraksi subcostal/
intercostal (-) intercostal (-)

 Palpasi
Anterior Posterior
Gerak dada simetris Gerak dada simetris
Fremitus raba normal Fremitus raba normal

 Perkusi
Anterior Posterior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor

 Auskultasi
Anterior Posterior
Kanan Kiri Kanan Kiri

v
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler

 Rhonki dan Wheezing


Anterior Posterior
Kanan Kiri Kanan Kiri
- - - -
- - - -
- - - -

e) Abdomen
 Inspeksi : Perut cembung distensi (+)
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Palpasi : Soepel (+), hepar, lien, ginjal tidak teraba, nyeri
tekan abdomen bawah (+), massa (-)
 Perkusi : Timpani
f) Ekstremitas
 Akral Hangat Kering Merah Edema
+ + - -
+ + - -

 Capillary refill time <2 detik

IV. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

V. ASSESMENT

Temporary Problem List Permanent Problem List

vi
* Demam sejak 11 hari yang
lalu
* Demam menjelang siang dan
malam disertai keringat dingin
malam hari
* Batuk berdahak 3 minggu
* Batuk berdahak darah 1
minggu
* Nyeri dada sudah 3 bulan
* BB menurun
Pemeriksaan Sputum :
* Sputum BTA +2
Foto Thorax
Pulmo : Tuberkulosis Paru dd massa
Kesan tampak gambaran paru
massa yang besar di
paracardial kanan dan disertai
multiple nodul yang menyebar
di paru kanan dan paru kiri
bawah.
Tampak perselubungan
diantara nodul di paru kanan
Kedua sinus phrenicocostalis
tajam.
Diafragma kanan dan kiri
sedikit letak tinggi
Tulang-tulang baik

PLANNING

vii
Permanent
Planning Planning Planning
Problem Planning Edukasi
Diagnosis Terapi Monitoring
List

- Foto thorax - Diet biasa - Keluhan Memberikan


Tuberkulosis - OAT Kategori informasi mengenai
- Sputum BTA pasien
paru dd 1 TB
- Geneexpert (2HRZE)/4(HR) - Tanda
massa paru 3 Pengawasan Minum
- Liver vital
obat secara teratur
Function Test Dosis - Foto dengan orang yang
4KDT di percaya
- CT-Scan thorax
(isoniazid/rifamp
Thorax isin/pirazinamid/ - Sputum Memberikan
etambutol BTA informasi diet TKTP
- Kultur
75/150/400/275)
2KDT Memberikan
(isoniazid/rifamp informasi efek
isin 150/150) samping isoniasid
dan rimfamicin
Dosis terapi
untuk pasien : Selalu menggunakan
masker
3 tab 4 KDT/ 3
tab 2 KDT Batuk dan bersin
dengan menutup
Paracetamol mulut
3x500mg
Menjaga kebersihan
& sirkulasi udara di
rumah & lingkungan
sekitar

KOMPLIKASI

Tuberkulosis

Komplikasi dini:

- Pleurutis
- Efusi pleura
- Empiema

viii
- Pneumotoraks

Komplikasi stadium lanjut :

- Hemoptisis masif
- Bronkietaksis
- Pnemotoraks spontan
- Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak,
jantung,abdomen,tulang

Prognosis

Tuberkulosis  Prognosis umunya baik jika infeksi


di obati dan terbatas di paru,
kecuali jika infeksi terdapat di
ekstra paru atau mengalami
gangguan kekebalan yan beresiko
tinggi menderita tuberkulosis
millier.

ix
TINJAUAN PUSTAKA
APPENDISITIS

I. ANATOMI
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10cm
(kisaran 3- 15cm), dan berpangkal di caecum. Lumennya sempit di bagian
proksimal dan melebar di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks
berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya.
Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insiden appendicitis pada usia
itu.

Anda mungkin juga menyukai