Pembimbing:
dr. Ahmad Yani
Oleh :
Wia Septiani 114170077
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
a. Nama : Ny. A
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Usia : 40 tahun
d. Suku : Sunda
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Alamat : Beber
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Nyeri Ulu hati sejak ± 2 hari yang lalu.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 3 hari yang lalu,
nyeri seperti diremas-remas. Pasien menyangkal adanya demam, namun
pasien mengeluh pusing. Pasien merasakan mual sejak 2 hari yang lalu,
namun tidak muntah. Pasien merasa sejak perutnya sakit, nafsu makan
menjadi menurun sejak 2 hari yag lalu, pasien pun mengeluh perut terasa
kembung. Keluhan seperti sulit menelan (-) dan BB menurun (-) disangkal.
Pasien juga mengeluh dada terasa sesak sejak 2 hari yang lalu akibat
menahan nyeri pada uluh hati. Pasien menyangkal adanya nyeri pada bagian
dada (-), ataupun rasa terbakar didada disangkal oleh pasien. BAK ( Buang
Air Kecil ) dan BAB (Buang Air Besar ) tidak keluhan. Muntah darah atau
BAB berwaarna hitam disangkal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien baru pertama kali mengalami gejala seperti ini, pasien minum
obat antasid dan terkadang dirasa membaik. Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat diabetes mellitus disangkal. Riwayat alergi disangkal.
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit Hipertensi
Tidak ada riwayat diabetetes mellitus
Riwayat alergi disangkal
e. Riwayat Pribadi, Sosial dan Ekonomi :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Aktivitas kesehariannya lebih
banyak berada di dalam rumah seperti mengurus rumah, suami dan anak.
Pasien mengaku sering terlambat makan, dan juga sering mengkonsumsi
makan-makanan bersantan, asam, dan pedas. Pasien tidak merokok, obat
warung (-) dan alcohol (-).
Pasien jarang berolahraga. Pasien tidak dalam keadaan memiliki
masalah pribadi, keluarga atau dengan tetangga sekitar, tidak pula dalam
masalah ekonomi.
III.PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 126/78 mmHg
Nadi : 83x/menit
Suhu : 36.7oC
Respirasi : 18x/menit
d. Antropometri : BB: 51 kg
TB : 157 cm
Status Gizi : Normal (IMT 20.7)
e. Status Generalis :
Kepala-Leher :
Mata : Konjungtiva anemis -/-, ikterik -/-, ptosis -/-
Hidung : pernafasan cuping hidung (-), sekret (-/-)
Mulut : bibir sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax :
Inspeksi : normotoraks, simetris, retraksi (-)
Palpasi : NT -, ekspansi pernapasan simetris
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Cor BJ1 dan BJ2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo Vesikular Breath Sound disemua lapang paru,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : datar, supel, lesi (-)
Auskultasi : BU(+) normal
Perkusi : timpani di semua regio
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada regio epigastrium (+) dan
Hipokondrium sinistra
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”, Edema (-/-).
IV. RESUME
Pasien datang ke puskesmas Beber dengan keluhan ulu hati terasa
nyeri sejak 3 hari yang lalu, pasien memiliki pola makan yang tidak teratur
serta gemar mengkonsumsi makanan pedas, bersantan dan asam. Keluhan
disertai rasa mual tanpa disertai muntah, dan sesekali juga pasien merasa
pusing. Nyeri dirasa mereda apabila pasien membungkuk..
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital sebagai berikut
tekanan darah 126/78 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 36,7oC, respirasi
18x/menit. Didapatkan adanya nyeri tekan di regio epigastrium dan
Hipochondrium sinistra.
V. DIAGNOSIS BANDING
Dispepsia e.c Gastritis
Dispepsia e.c GERD
Dispepsia e.c Ulkus Peptikum
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
VII. DIAGNOSIS KERJA
Dispepsia e.c Gastritis
VIII. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urea Breath Test
IX. TERAPI
a. Non Medikamentosa
Mengedukasi/menginformasikan kepada pasien untuk menghindari faktor
pencetus gastritis seperti pola makan yang tidak teratur serta mengurangi
makan makanan pedas dan asam.
Istirahat yang cukup
Makan makanan yang lunak terlebih dahulu
Anjurkan pasien untuk makan lebih sering dalam porsi yang sedikit
b. Medikamentosa
Antasida doen 200mg 3x1 tab kunyah 1/2 jam ac
Paracetamol 500 mg 3x1 tab s.p.r.n
Dinas Kesehatan Kab. Cirebon
Puskesmas Beber
Dokter : Wia Septiani
Pro : Ny. A
Umur : 40 tahun
Alamat : Beber
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
XI. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
Host
Gastritis
Kebiasaan Pola makan tidak
teratur, dan gemar mengkonsumsi
makan-makanan bersantan, asam,
pedas.
Aspek klinik:
Kesembuhan dari penyakit gastritis
2. Klasifikasi Gastritis
a) Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial.
Pada gastritis ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil mukosa
edema, merah dan terjadi erosi kecil dan perdarahan. Gastritis akut
terdiri dari beberapa tipe yaitu gastritis stres akut, gastritis erosif
kronis, dan gastritis eosinofilik. Semua tipe gastritis akut mempunyai
gejala yang sama. Episode berulang gastritis akut dapat menyebabkan
gastritis kronik.1
b) Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang bersifat menahun sering bersifat multifaktor dengan
perjalanan klinik bervariasi. Gastritis kronik ditandai dengan atropi
progresif epitel kelenjar disertai hilangnya sel parietal dan chief cell di
lambung, dinding lambung menjadi tipis dan permukaan mukosa
menjadi rata. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan
yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi.
Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa.
Gastritis atropi, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan
mukosa. Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.
Gastritis hipertropi, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-
nodul pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan
hemoragik.
4. Setiawati, Arini dkk. 2001. Farmakologi dan Terapi ed. 4. Jakarta : FKUI.