Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang standar minimal yang
harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh segenap penyelenggara sekolah, yaitu guru dan kepala
sekolah. Tuntutan profesionalisme seorang guru tidak hanya dari pihak pemerintah saja, melainkan juga
diminta oleh pihak masyarakat yang memanfaatkan tenaga guru dalam membimbing, mengajar, dan
mendidik peserta didik. Alasannya tanpa adanya profesionalisme guru maka akan sangat mustahil siswa
dapat mencapai kualitas hasil belajar yang maksimal.

mengisyaratkan agar sekolah menerapkan Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah yang sering dikenal
dengan MBS. Penerapan MBS ini hasruslah memenuhi 8 (delapan) standar nasional pendidikan (SNP),
yakni: 1) standar isi; 2) standar proses; 3) standar kompetensi lulusan; 4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan; 5) standar sarana dan prasarana; 6) standar pengelolaan; 7) standar pembiayaan; 8)
standar penilaian pendidikan. Perbedaan manajemen dalam pengelolaan sekolah akan menghasilkan
mutu lulusan yang berbeda juga. Kajian mutu lulusan bukan hanya dilihat dari nilai UN, melainkan
karakter yang dimiliki oleh lulusan suatu sekolah mulai dari. kematangan sikap kepribadian dan sosial,
penguasaan pengetahuan, serta keterampilan yang dimiliki menjadi bahan life skill bagi siswa untuk
mampu memperjuangkan kelangsungan hidupnya pada masa yang akan dihadapinya nanti, realita ini
yang menjadi tolak ukur sesungguhnya.

Sekolah swasta dengan leluasa untuk menyeleksi siswa yang benar-benar berkompeten untuk
memperoleh mentalitas yang siap untuk berkompetisi baik dalam lingkungan sekolahnya maupun di luar
sekolahnya, karena mereka pada umumnya sudah dibiasakan berkompetisi secara jujur dan
mengutamakan kualitas. Kondisi ini akan memberikan dampak yang jauh lebih baik, ketimbang dampak
lulus 100% dengan nilai tertinggi tapi berkompetisi secara curang dan tidak jujur.

Kalau sekolah negeri berupaya bagaimana caranya untuk dapat memoles sekolah nampak rapi, bersih,
bermutu dan menyenangkan secara fisik untuk mengambil perhatian pemerintah daerah yang memuji
penyelenggaraan pendidikannya bagus dan patut dicontoh. Sedangkan sekolah swasta bagaimana
caranya untuk menciptakan mutu sekolah fisik dan non fisik untuk memperoleh perhatian, simpati dan
empati dari masyarakat, sehingga citra sekolah menjadi tujuan masyarakat untuk memasukkan anaknya
ke sekolah swasta

1. Pencapaian Standar Isi


tetapi berbicara muatan kurikulum yang diterapkan pada sekolah swasta dan sekolah negeri
memiliki perbedaan.
bahwa sekolah swasta ada tuntutan khusus yang dipersyaratkan oleh pihak yayasan, sehingga
mereka mempunyai ciri pembeda dengan sekolah lain baik sama-sama swasta maupun dengan
sekolah negeri
Penyusunan silabus mata pelajaran pada SDITA dalam setiap mata pelajaran disusun
berdasarkan ketentuan BSNP, sehingga standar yang diinginkan oleh pemerintah pusat dapat
tercapai dan pengembangan yang dinginkan yaya-san tetap berjalan sesuai dengan tujuan
yayasan.
Penyusunan silabus pada SDN 15 Curup Kota dilakukan berdasarkan ketentuan dari BSNP
meskipun banyak juga yang diadopsi dari silabus yang telah tersebar pada situs-situs internet,
hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan beberapa silabus yang disusun oleh sekolah-
sekolah lain sebagai perbandingan dan untuk penyempurnaa

secara umum kurikulum sekolah disusun dan dikembangkan oleh sekolah berdasar-kan petunjuk dan
acuan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). H

Penyusunan silabus mata pelajaran pada SDITA dalam setiap mata pelajaran disusun berdasarkan
ketentuan BSNP, sehingga standar yang diinginkan oleh pemerintah pusat dapat tercapai dan
pengembangan yang dinginkan yaya-san tetap berjalan sesuai dengan tujuan yayasan. Penyusunan
silabus pada SDN 15 Curup Kota dilakukan berdasarkan ketentuan dari BSNP meskipun banyak juga yang
diadopsi dari silabus yang telah tersebar pada situs-situs internet, hal ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan dengan beberapa silabus yang disusun oleh sekolah-sekolah lain sebagai perbandingan
dan untuk penyempurnaan. Artinya dalam konteks penyusunan silabus secara umum sudah dilakukan
berdasarkan ketentuan BSNP karena sudah melibatkan pihak-pihak yang memang seharus-nya terlibat.
Akan tetapi pada sekolah negeri seperti yang dijelaskan di atas masih banyak pertimbangan dan perban-
dingan yang mereka adopsi dari silabus-silabus sekolah-sekolah ternama yang diambil dari internet. Hal
ini menunjukkan bahwa ada upaya untuk melakukan penyempurnaan dan mengingin-kan bentuk dan
susunan silabus yang lebih sempurna. Sedangkan pada sekolah swasta, mereka lebih menginginkan ada
muatan khusus dalam silabus mereka untuk menjadi produk unggulan dan menjadi suatu ciri khas bagi
mereka untuk memberikan kepuasan pada peserta didik dan masyarakat dalam rangka berkompetisi
untuk menarik minat masyarakat secara luas dalam menyekolahkan anaknya ke SDITA Curup

2. Pencapaian Standar Prose

Secara umum guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun pada setiap mata
pelajaran. RPP disusun untuk setiap pertemuan pembelajaran, walaupun untuk perte-muan berikutnya
terkadang sudah disusun juga pada saat ada waktu yang lebih banyak dan memungkinkan. RPP disusun
berdasarkan rencana tatap muka, setiap pertemuan dipisah dan memiliki lembaran tersendiri karena
disahkan dan ditandatangani oleh kepala sekolah. RPP yang disusun menurut keterangan yang diperoleh
harus berdasarkan pada sistematika dan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh BSNP. RPP yang
disusun digunakan untuk pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan dilakukan sesuai dengan BSN

RPP disusun berdasarkan rencana tatap muka, setiap pertemuan dipisah dan memiliki lembaran
tersendiri karena disahkan dan ditandatangani oleh kepala sekolah. RPP yang disusun menurut
keterangan yang diperoleh harus berdasarkan pada sistematika dan prinsip-prinsip yang dikembangkan
oleh BSNP. RPP yang disusun digunakan untuk pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan dilakukan
sesuai dengan BSNP

Keterangan tersebut menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan upaya untuk mengawasi guru dalam
penyusunan RPP. Akan tetapi terdapat perbedaan yang berkenaan dengan muatan RPP yang disusun
oleh sekolah swasta terhadap sekolah negeri yang dalam skenarionya ditekan-kan untuk realitas dan
benar-benar yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Keadaan ini dimaksudkan oleh sekolah
swasta dalam mengevaluasi kinerja guru yang dapat dipertahan-kan atau akan mendapatkan
pertimbangan khusus dalam penetapannya sebagai tenaga pendidik pada waktu selanjutnya

Proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang menyusun RPP disesuaikan dengan skenario yang
telah dirancangnya dan dicantumkan sesuai dengan urutan pembelajaran yang sesungguhnya. RPP yang
disusun oleh guru dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran mem-berkan kemudahan bagi guru
yang bersangkutan untuk mengingat dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran tersebut.

3. Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

Lain halnya dengan siswa di SDN 15 Curup Kota memiliki ketergantungan dengan kemampuan guru
dalam mengajar, bila guru mampu menerapkan kompetensinya secara baik tentu siswa akan
memperoleh pengalaman belajar yang baik, namun terkadang guru tidak memiliki motivasi yang tinggi
untuk menerapkan kompetensi secara maksimal.

SDITA Curup merupakan sekolah yang berlandaskan pada ajaran Islam yang memberkan banyak tentang
aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

4. Pencapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Guru yang mengajar di sekolah ini sudah memiliki kualifikasi akademik minimum sesuai dengan Undang-
undang Guru dan Dosen yakni secara umum sudah memiliki Akta Mengajar IV dengan kualifikasi
pendidikan Sarjana (S1) oleh karena itu guru secara umum sudah berpendidikan S1, tetapi ada beberapa
yang khusus masih memiliki kualifikasi pendidikan D-3, karena jurusan kekhususan ini masih jarang yang
ada. Tenaga administrasi memiliki kemampuan mengoperasikan komputer secara baik, staf tata usaha
ini memiliki kemampuan yang bagus dalam mengoperasikan komputer dengan berbagai aplikasi dan
officenya.

5. Pencapaian Standar Sarana dan Prasarana

sama-sama sudah memiliki lahan yang cukup dan mmenampung jumlah siswa baik saat baris berbaris,
senam, maupun upacara bendera. Artinya sekolah memiliki lahan yang memenuhi ketentuan luas
minimal sesuai dengan rasio jumlah siswa. Fasilitas dalam pengelolaan proses pembelajaran yang
dimiliki oleh sekolah swasta dan sekolah negeri diperoleh gambaran bahwa sekolah memiliki fasilitas
penunjang pembelajaran yang memadai seperti media, alat peraga, laboratorium, perpustakaan dan
alat-alat olah raga. Sedangkan di SDN 15 Curup kota sebagai sekolah negeri yang dimodali sepenuhnya
oleh pemerintah tidak memiliki kelengkapan media dan sarana pembelajaran seperti alat peraga atai
media pengajaran

6. Pencapaian Standar Pengelolaan

Sekolah merupakan suatu lembaga yang wajib memiliki visi-misi dan tujuan sekolah. Artinya sekolah
harus jelas persoalan yang dihadapi, semua sudah memiliki kesadaran untuk memahami visi-misi yang
dilakukan

DN 15 memiliki visi menjadi sekolah yang bermutu, disiplin, dapat dipercaya dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan SDITA memiliki visi bahwa menuju

sekolah yang unggul, berkualitas, berprestasi serta berakhlak mulia berdasarkan iman dan takwa. Misi
yang diemban SDN 15 adalah melaksanakan kurikulum dengan baik, meningkatkan kompetensi tenaga
dan sarana prasarana, menanamkan nilai-nilai karakter sosial siswa, meningkatkan pengembangan
kemampuan diri, mewujudkan sekolah yang bersih, nyaman dan indah. Penyusunan visi-misi oleh kepala
sekolah dilakukan secara bersama oleh beberapa perwakilan guru dan komite sekolah. Artinya visi misi
yang dirumuskan oleh kedua sekolah ini sama-sama melibatkan unsur guru dan komite dengan maksud
agar dapat secara bersam-sama melaksanakannya dan relevan dengan kondisi sekolah yang diakui oleh
guru.

Kegiatan merumuskan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai sekolah menurut Mardiono dilakukan
dengan cara bersama-sama dan waktunya juga bersamaan dengan penysunan visi-misi, adapun tujua.

SDITA telah menyusun dan mensosialisasikan program jangka pendek, menengah dan panjang. Juga di
SDN 15 memiliki rencana strategis yang tersusun atas program jangka pendek, jangka menengah, dHal
ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan sekolah dalam melaksanakan
visi-misi dan tujuan secara berkelanjutan, walaupun pada akhirnya akan diganti kepala sekolahnya

7. Pencapaian Standar Pembiayaan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penganggaran di SDITA, maka sekolah memiliki rencana
kerja dan anggaran sekolah. setiap awal tahun anggaran menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
(RKAS) hal ini berkenaan dengan kegiatan dan anggaran yang terutama dari dana BOS. RKAS yang
didokumentasikan leh sekolah memuat semua anggaran yang bersumber dari seluruh sumber keuangan
sekolah, seperti dari BOS, komite sekolah, investasi lain yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan
sekolah. SDITA ada donatur tetap dan d

Keyakinan donatur dalam memberikan investtasinya ke sekolah ini karena mereka melihat kebersamaan
sekolah dalam mengembangkan dan membangun sekolah secara terbuka dan saling mengisi. Semua
unsur dilibatkan secara bersama-sama dalam melaksanakan program kerja sekolah, termasuk
diantaranya dalam hal penysusunan anggaran (RKAS) dan pelaporan penggunaan anggaran, sehingga
arah dan tujuan pendanaan sekolah sangat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Anggaran yang
dituangkan dalam RKAS dijabarkan dalam beberapa item kegiata

8. Pencapaian Standar Penilaian

Sekolah melakukan segala bentuk persiapan dalam pelaksanaan penilaian, diantaranya membuat
kepanitiaan kerja, menyiapkan kisi-kisi soal, menyiapkan soal dan melaksanakan tes, dilanjutkan dengan
kegiatan koreksi dan analisis. Rancangan kisi-kisi dan soal didokumentasikan secara jelas dan rapi oleh
tim kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan
evaluasi pembelajaran, baik harian, mingguan, bulanan maupun semester. Hasil pelaksanaan evaluasi
tersebut dilakukan analisis dan tindak lanjut sesuai dengan hasil yang diperoleh, bisa berupa pengayaan
bagi siswa yang sudah dianggap mampu, dan bisa perbaikan atau remedial bagi siswa yang dianggap
masih kurang dalam mencapai hasil belajar dengan ketetapan KKM.

rikut: 1. Standar isi tidak terdapat perbedaan dalam menyikapi standar nasional pendidikan, akan tetapi
pada sekolah swasta ada kepentingan yayasan dalam penyusunan kurikulum sehingga perlu diakomodir
dalam kurikulum yang dikembangkan oleh tim. 2. Standar proses yang dilaksanakan oleh sekolah swasta
dan sekolah negeri dalam wilayah UPT-Disdik Kecamatan Curup tidak terdapat perbedaan yang
mendasar dan tetap memenuhi standar nasional pendidikan. 3. Standar kompetensi lulusan yang
diterapkan pada sekolah swasta dan sekolah negeri terdapat perbedaan, dikarenakan ada kepentingan
sekolah swasta dalam memberkan ciri khusus terhadap lulusannya berupa kemampuan membaca
alqur’an, membiasakan diri untuk selalu sholat, dan memiliki keahlian tertentu bagi siswa yang
mengikuti ekstra kurikuler. 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan yang dimiliki sekolah swasta
dan sekolah negeri juga terdapat perbedaan meskipun tidak mendasar, yakni terdapat perbedaan dalam
kewenangan kepala sekolah atau pihak yayasan untuk mengangkat dan menghentikan tenaga pendidik
dan kependidikan yang dinilai tidak memenuhi standar nasional pendidikan, sedangkan di sekolah negeri
tidak memiliki kewenangan tersebut. 5. Standar sarana dan prasarana yang dikelola oleh manajemen
sekolah swasta dan sekolah negeri terdapat perbedaan dalam prosedur memperolehnya, di mana
sekolah swasta dapat meminta bantuan pada pemerintah melalui dana hibah dan juga dapat
memperoleh dari pihak yayasannya, sedangkan sekolah negeri hanya bersumbe

Standar pengelolaan yang dilakukan di sekolah swasta lebih memiliki keleluasaan dan tidak adanya
intervensi dari pihak pemerintah dalam manajemen berbasis sekolah yang memenuhi BSNP, sedangkan
sekolah negeri sering terjadinya dualism kepentingan dalam pengelolaan sekolah. 7. Standar
pembiayaan yang dilakukan oleh sekolah swasta dan sekolah negeri berdasarkan BSNP tidak terjadi
perbedaan, hanya saja sekolah swasta memiliki sumber biaya yang lebih dari sekolah negeri yang hanya
terfokus pada dana yang dibantukan oleh pemerintah melalui dana BOS. 8. Standar penilaian yang
diterapkan di sekolah swasta dan sekolah negeri tidak terdapat perbedaan dan tetap berdasarkan pada
BSNP, meskipun tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan pada sekolah swasta lebih mendo-- rong
pada siswa untuk mampu menuntaskan KKM yang telah ditetap
Kepada guru, hendaknya selalu melakukan pekerjaan dengan disiplin dan bekerja dengan kesungguhan
serta menyesuaikan pelaksanaan proses pembelajaran dengan standar nasional pendidikan.

HGHGHGHH

Sekolah yang berdiri semakin banyak sehingga menimbulkan adanya persaingan diberbagai sekolah.
Persaingan tersebut dalam wujud penyediaan proses pendidikan yang baik sehingga dapat menciptakan
lulusan yang berprestasi. Sekolah negeri di daerah perkotaan mempunyai proses pendidikan yang
didukung dengan ketersediaan fasilitas yang lengkap, namun sekolah swasta juga tidak ingin kalah
menyediakan proses pendidikan yang maju dan menyediakan fasilitas lengkap

Sekolah di daerah pinggiran banyak yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan sesuai
ketetapan pemerintah. Hal tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan pihak sekolah sehingga sekolah tidak
bisa menyelenggarakan pendidikan dengan maksimal. Sekolah yang melaksanakan proses belajar
mengajar dengan pelayanan mutu minim masih banyak. Sekolah tersebut akhirnya tidak dapat memiliki
prestasi yang baik yang berdampak pada pandangan masyarakat terhadap sekolah tersebut.

Sekolah di daerah pinggiran atau pedesaanmengalami keterbatasan dalam meyediakan pendidikan


berkualitas. Hal tersebut dipengaruhi oleh rendahnya pemenuhan SNP beberapa SMP N di kecamatan
Prambanan. UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 Pasal 50 ayat 2 menjelaskan bahwa pemerintah
menentukan kebijakan nasional dan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan
nasional. Sekolah di daerah pinggiran banyak yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan sesuai
ketetapan pemerintah. Hal tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan pihak sekolah sehingga sekolah tidak
bisa menyelenggarakan pendidikan dengan maksimal. Sekolah yang melaksanakan proses belajar
mengajar dengan pelayanan mutu minim masih banyak. Sekolah tersebut akhirnya tidak dapat memiliki
prestasi yang baik yang berdampak pada pandangan masyarakat terhadap sekolah tersebut.

1. Pengertian Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2015 menjelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh seluruh
instansi pendidikan di Indonesia. Berdasarkan peraturan tersebut dapat dikatakan bahwa pemenuhan
standar nasional pendidikan merupakan hal yang wajib bagi seluruh penyelenggara pendidikan.

2. Fungsi Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu

Definisi di atas menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai landasan dalam
perencanaan pendidikan yang menyesuaikan kebutuhan dan tujuan pendidikan agar lebih efektif dan
efisien terhadap peserta didik serta masyarakatnya. Fungsi lain dari Standar Nasional Pendidikan

3. Tujuan Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Kesimpulan dari penjelasan para ahli di atas dapat bahwa kurkulum adalah sebuah program yang
beriskan bahan ajar dan pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada peserta didik
selama mengikuti proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan

“Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi

Standar Sarana dan prasarana, Kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikaSI

Sarana pendidikan merupakan semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang digunakan secara
langsung dalam proses pendidikan di sekolah.

Prasarana pendidikan adalah perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah seperti gedung sekolah, taman, tempat parkir dan ruangan –
ruangan yang ada di lingkungan sekolah.

Jamban merupakan tempat buang air besar dan kecil. Sekolah minimal memiliki 3 unit jamban. 1 unit
untuk 40 peserta didik laki – laki, 1 unit untuk 30 peserta didik perempuan, dan 1 unit untuk untuk guru.
Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan serta tersedia air bersih di
setiap unit jamban. Jamban dilengkapi sarana sebagai berikut:

Pendidikan membuituhkan pengelolaan yang baik agar menghasilkan kualitas yang baik pula.

“standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan”. Dapat disimpulkan mengenai standar
pengelolaan adalah perencanaan program pendidikan, pelaksanaan rencana kerja, serta pengawasan
dan evaluasi kegiatan pendidikan di seluruh tingkat satuan pendidikan Republik Indonesia, untuk
mencapai efisiensi dan efektivtas penyelenggaraan pendidikan.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

berhasil tidaknya sekolah membawa misi banyak bergantung kepada semua manusia yang terlibat di
dalamnya seperti hubungan baik antara Kepala Sekolah dan Guru, Guru dengan Guru, dan Kepala
Sekolah maupun Guru dengan semua personel sekolah lainnya.

Guru ataupun tenaga kependidikan harus mempunyai pikiran yang positif terhadap pemimpinnya,
dalam pengertian harus bekerjasama menyukseskan program yang sudah disepakati baik di sekolah
maupun di luar sekolah. hubungan baik antar personel sekolah dan sikap positif guru terhadap
pemimpinnya, dalam pengertian harus bekerjasama dapat mempengaruhi pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan

2. Kesulitan Belajar Siswa

kesulitan belajar siswa ada beberapa pengertian yaitu: a. Learning disorder atau kekacauan belajar
adalah dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Contoh
: siswa yang terbiasa dengan olah raga keras seperi karate mungkin akan mengalami kesulitan dalam
belajar menari yang menuntut gerakan lemah gemulai

3. Orang Tua dan Masyarakat

Sekolah menjalin hubungan dengan orang tua bertujuan untuk mengembangkan kesadaran tentang
pentingnya pendidik
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yangdituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahankajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus
pembelajaran yang harusdipenuhi oleh peserta didik oleh pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.Standar isi tediri dari : a). Kerangka dasar dan struktur kurikulum, b) beban belajar, c)
KTSP tahun 2006, dan d) kalender pendidikan/akademik.2.
 
Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapaistandar
kompetensi lulusan.Standar Proses meliputi; a) tujuan standar proses pembelajaran
[pedoman pelaksanaan, gambaran standar minimal, dan pedoman dalam pengembangan], b) ruan
g lingkup proses pembelajaran harus [interaktif,inspiratif, menyenangkan, kreatif dan inovatif
dengan pendekatan
  studentcentered learning 
], c) perencanaan proses pembelajaran [silabus dan RPP],
d) pelaksanaan proses pembelajaran [persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan 
pembelajaran, dan kegiatan penutup. e) penilaian proses pembelajaran [secara konsisten,
sistematik, terprogram dengan tes ataunon tes, lisan atau tulis], dan f) pengawasan proses
pembelajaran[pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut)3.
 
Standar Kompetensi Lulusan terdiri dari : Kualifikasi kemampuan lulusanmencakup; a) sikap, b)
pengetahuan dan c) ketrampilan.a.
 
SKL pendidikan Dasar : meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia,
serta ketrampilan untuk hidup mandiri danmengikuti pendidikan lebih lanjut. b.
 
SKL pendidikan menengah tujuan beruan sama dengan di atas,

KL menengah kejuruan tujuan sama dan mengikuti pendidikan lebihlanjut sesuai dengan
kejuruannya.4.
 
Standar pendidik dan tenaga pendidikan adalah kriteria pendidikan prajabatandan kelayakan fisik
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 45 ayat (1) menyatakan; ”setiap satuan
 pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,kecerdasan, intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, temat berolahraga,tempat
beibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,tempat berkreasi dan
berekspresi, serta sumber belajar lain yang diperlukanuntuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologiinformasi dan komunikasi
Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitandengan perencanaan,
pelaksaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan padatingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi atau nasional agartercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.7.
 
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun.8.
 
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN


Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar Nasional Pendidikan terdiri dari :


 Standar Kompetensi Lulusan
 Standar Isi
 Standar Proses
 Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
 Standar Sarana dan Prasarana
 Standar Pengelolaan
 Standar Pembiayaan Pendidikan
 Standar Penilaian Pendidikan
Fungsi dan Tujuan Standar :
 Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu
 Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
 Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.
Daftar Standar Nasional Pendidikan yang telah menjadi Permendiknas :
A. Standar Isi :
NO Nomor Permen Tentang
1
Nomor 22 tahun 2006 Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22


tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan pendidikan Dasar dan
2 Nomor 24 tahun 2006 Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah

Standar Isi Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket


3 Nomor 14 Tahun 2007
C

B. Standar Kompetensi Lulusan :


NO Nomor Permen Tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
1
Nomor 23 Tahun 2006 Menengah

Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22


tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan pendidikan Dasar dan
2 Nomor 24 tahun 2006 Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah

C. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan :


NO Nomor Permen Tentang
1
Nomor 12 Tahun 2007 Standar pengawas Sekolah/Madrasah
2 Nomor 13 tahun 2007 Standar Kepala Sekolah/Madrasah

3 Nomor 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

4 Nomor 24 Tahun 2008 Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah

5 Nomor 25 Tahun 2008 Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

6 Nomor 26 Tahun 2008 Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah

7 Nomor 27 Tahun 2008 Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor

8 Nomor 40 Tahun 2009 Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan

9 Nomor 41 Tahun 2009 Standar Pembimbing Pada Kursus & Pelatihan

Standar Tenaga Administrasi Program paket A , Paket B, dan Paket


10 Nomor 43 Tahun 2009
C

11 Nomor 42 Tahun 2009 Standar Pengelola Kursus

Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B dan


12 Nomor 44 Tahun 2009
Paket C

13 Nomor 45 Tahun 2009 standar Teknisi Sumber Belajar Pada Kursus dan Pelatihan

D. Standar Pengelolaan :
NO Nomor Permen Tentang
1 Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Nomor 19 Tahun 2007
Menengah;

E. Standar Penilaian :
NO Nomor Permen Tentang
1
Nomor 20 Tahun 2007 Standar Penilaian Pendidikan

F. Standar Sarana Prasaran :


NO Nomor Permen Tentang
1 Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan
Nomor 24 Tahun 2007
SMA/MA
2 Nomor 33 Tahun 2008 Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB

3 Nomor 40 Tahun 2008 Standar Sarana dan Prasarana untuk SMK/MAK

G. Standar Proses :
NO Nomor Permen Tentang
1
Nomor 41 Tahun 2007 Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

2 Nomor 1 Tahun 2008 Standar Proses Pendidikan Khusus

Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B,


3 Nomor 3 Tahun 2008
dan Paket C

H. Standar Biaya :
NO Nomor Permen Tentang
Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah
1
Nomor 69 Tahun 2009 Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMALB)

I. Standar Pendidikan Anak Usia Dini :


NO Nomor Permen Tentang
1 Standar Pendidikan Anak Usia Dini
Nomor 58 Tahun 2009
Pengertian Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Apa yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)? Pengertian
Standar Nasional Pendidikan ialah suatu kriteria atau standar minimal terkait
pelaksanaan sistem pendidikan yang ada di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Fungsi dari Standar Nasional Pendidikan ini ialah sebagai dasar dalam
melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas. Sedangkan tujuan utama
dari Standar Nasional Pendidikan ialah untuk menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk
karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat.

8 Standar Nasional Pendidikan


Menurut penjelasan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), berikut
ini ialah 8 standar pendidikan nasional di Indonesia yaitu:


Standar Isi
Hal-hal yang diatur dalam standar Isi mencakup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal untuk jenis
dan jenjang pendidikan tertentu. Di dalam standar isi terdapat kerangka dasar
dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan kelender pendidikan.
Peraturan Menteri terkait Standar Isi:

1. Permen No. 22 tahuan 2006


2. Permen No. 24 tahun 2006
3. Permen No. 14 tahun 2007

 Standar Kompetensi Lulusan


Pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik menggunakan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Hal-hal yang diatur dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mencakup
standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Peraturan Menteri terkait Standar Kompetensi Lulusan:

1. Permen No. 23 Tahun 2006


2. Permen No. 24 Tahun 2006

 Standar Proses Pendidikan


Dalam pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan
secara interaktif, inspiratif, menantang dan memotivasi peserta didik untuk
aktif berpartisipasi. Proses belajar-mengajar ini juga memberikan ruang bagi
kreativitas, prakarsa dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat dan
perkembangan psikologis/fisik para peserta didik.
Peraturan Menteri terkait Standar Proses Pendidikan:

1. Permen No. 41 Tahun 2007


2. Permen No. 1 Tahun 2008
3. Permen No. 3 Tahun 2008

 Standar Sarana Dan Prasarana


Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana pendidikan seperti
media pendidikan, peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
perabot dan perlengkapan lainnya. Semua satuan pendidikan harus
dilengkapi dengan prasarana pendidikan seperti lahan, ruang kelas, ruang
pendidikan, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang perpustakaan dan
prasarana pendukung lainnya.
Peraturan Menteri terkait Standar Sarana dan Prasarana:

 Permen No. 24 Tahun 2007


 Permen No. 33 Tahun 2008
 Permen No. 40 Tahun 2008
 Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan mencakup tiga bagian yaitu:

 Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.


 Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
 Standar pengelolaan oleh Pemerintah.

Peraturan Menteri terkait Standar Pengelolaan:

 Permen No. 19 Tahun 2007

 Standar Pembiayaan Pendidikan


Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Pembiayaan Pendidikan ialah
biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal.

 Biaya investasi satuan pendidikan mencakup biaya pengadaan


prasarana dan sarana pendidikan, modal kerja tetap dan
pengembangan sumber daya manusia.
 Biaya operasi satuan pendidikan mencakup gaji tenaga pendidik,
peralatan pendidikan, biaya pemeliharaan saran dan prasarana, pajak,
asuransi dan lain sebagainya.
 Biaya personal mencakup biaya pendidikan yang harus dibayar peserta
didik agar dapat mengikuti proses belajar-mengajar.

Peraturan Menteri terkait Standar Pembiayaan Pendidikan:

 Permen No. 69 Tahuan 2009

 Standar Penilaian Pendidikan


Beberapa hal yang termasuk di dalam standar penilaian pendidikan
diantaranya penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
Peraturan Menteri terkait Standar Penilaian Pendidikan:

 Permen No. 20 Tahuan 2007

Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan


Tenaga pendidikan atau guru harus mempunyai kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat rohani dan jasmani serta
mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasioan.
Pendidikan harus memiliki ijazah dan sertifikasi keahlian sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang belaku. Adapun kompetensi yang harus
dimiliki oleh tenaga pendidik ialah sebagai berikut:

 Kompetensi pedagogik
 Kompetensi kepribadian
 Kompetensi profesional
 Kompetensi sosial

Peraturan Menteri terkait Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

 Permen No. 12 Tahun 2007


 Permen No. 13 Tahun 2007
 Permen No. 16 Tahun 2007
 Permen No. 24 Tahun 2008
 Permen No. 25 Tahun 2008
 Permen No. 26 Tahun 2008
 Permen No. 27 Tahun 2008
 Permen No. 40 – 45 Tahun 2009
Fungsi Dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan
Seperti yang sudah disebutkan para paragraf awal sebelumnya, fungsi dan
tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan ini ialah sebagai dasar
pelaksanaan pendidikan di Indonesia, berikut penjelasan selengkapnya:

 Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai acuan atau dasar


dalam proses perencaan, pelaksanaan dan pengawasan demi untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.
 Standar Pendidikan Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan
pendidikan nasional yang bermutu dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, membentuk karakter, serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
 Standar Nasional Pendidikan diselenggarakan secara terencana,
terarah dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan
perubahan kehidupan nasional dan global.

Analisis Standar Nasional Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Standar Nasional Pendidikan terdiri dari:

1. Standar Kompetensi Lulusan


2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan Pendidikan
8. Standar Penilaian Pendidikan

Fungsi dan Tujuan Standar:

1. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
2. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
3. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.

Berkaitan dengan Teori Behaviorisme


Teori behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada hasil belajar
dan tidak memperhatikan pada proses berpikir siswa. Menurut teori ini, belajar
dipandang sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan
paradigma Stimulus-Respon, yaitu suatu proses yang memberikan respon
tertentu terhadap stimulus yang datang dari luar. Proses Stimulus-Respon
(SR) yaitu dorongan, rangsangan, respon serta penguatan. Teori ini memiliki
keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan dari teori ini adalah teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-
anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa dan teori ini
juga membiasakan guru untuk bersikap cermat dan peka pada situasi dan
kondisi belajar, sedangkan kelemahan dari teori ini adalah proses
pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan
penjelasan dan menghapal saja sehingga siswa menjadi tidak aktif dan tidak
dapat berkembang.

Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai


akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang
dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di
antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak
bisa diamati.

Dari penjelasan di atas, dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah


sebaiknya tidak cenderung menggunakan teori belajar behaviorisme karena
teori ini hanya berpusat pada guru dan siswa tidak diberikan kesempatan
untuk mengembangkan daya imajinasinya sehingga siswa cenderung menjadi
pasif dan kurang kreatif.

Berkaitan dengan Teori Konstruktivisme


Teori konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil
konstruksi kita sendiri. Sebagai landasan paradigma pembelajaran,
konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran, perlu pengembangan siswa belajar mandiri, dan perlu siswa
memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.
Artinya, pembelajaran berpusatkan pada siswa. Oleh karena itu, guru harus
menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa
untuk belajar secara aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat
menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama,
dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya. Berdasarkan
konstruktivisme, akibatnya orientasi pembelajaran bergeser dari berpusat
pada guru mengajar ke pembelajaran berpusat pada siswa.

Tujuan konstruktivisme
Tujuan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah adanya motivasi untuk
siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri,
mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan,
membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep
secara lengkap, serta mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi
pemikir yang mandiri.

Keunggulan Pendekatan Konstruktivisme


Keunggulan pendekatan konstruktivisme adalah dalam proses membina
pengetahuan baru murid lebih berpikir untuk menyelesaikan masalah,
merencanakan ide, dan membuat kesimpulan, lebih paham dan mampu
mengaplikasikannya, mampu mengingat lebih lama semua konsep, lebih
yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru, lebih
interaktif karena adanya interaksi dengan rekan dan guru dalam membina
pengetahuan baru, merasa senang karena mereka paham, ingat, yakin dan
berinteraksi dengan sehat.

Kelemahan Pendekatan Konstruktivisme


Kelemahannya adalah pemahaman para siswa terhadap materi cenderung
kurang merata, perlu persiapan yang lebih matang dari pendidik dan peserta
didik, tidak jarang hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi
yang sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan salah
paham akan konsep, dalam membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti
membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan
yang berbeda-beda, situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak
semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan
dan kreatifitas siswa.

Indikator Standar Nasional Pendidikan


Muatan Kurikulum
 Isi muata kurikulum:

1. Mata Pelajaran.,
2. Muatan Lokal.,
3. Kegiatan Pengembangan Diri.,
4. Pengaturan Beban Belajar,
5. Ketuntasan Belajar,
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan,
7. Pendidikan Kecakapan Hidup,
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
9. Dan lainnya

 Jumlah atau jenis panduan pelaksanaan Muatan kurikulum sekolah

1. Mata Pelajaran.,
2. Muatan Lokal.,
3. Kegiatan Pengembangan Diri.,
4. Pengaturan Beban Belajar,
5. Ketuntasan Belajar,
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan,
7. Pendidikan Kecakapan Hidup,
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
9. Dan lainnya

Baca Juga : “Sertifikasi Guru” Pengertian Menurut Para Ahli &


( Landasan Hukum – Tujuan )

Prinsip Pengembangan Kurikulum


 Prinsip/keharusan melibatkan/bersama pihak-pihak terkait (Guru
serumpun, MGMPS, MGMPK, PT, LPMP, Dinas Pendidikan, TPK,
Komite Sekolah, dll)
 Prinsip/keharusan mengacu pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi dengan pedoman: panduan KURIKULUM, UUSPN 20/2003,
PP 19/2005, Permen 22/2006, Permen 23/2006, Panduan
KURIKULUM, dll
 Prinsip umum yang harus dipergunakan adalah mengacu kepada :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan


siswa dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat,
7. Seimbang antara kepentingan pusat dan daerah.

 Prinsip/keharusan ketersediaan referensi


 Prinsip multi strategi dalam pengembangan kurikulum melalui:

1. Workshop/seminar orientasi, sosialisasi, dan pemahaman SKL, SI, dan


lainnya yang relevan
2. Workshop pengembangan/penyusunan kurikulum
3. Validasi hasil penyusunan KURIKULUM
4. Workshop review dan penyempurnaan
5. Pendokumentasian hasil akhir penyusunan KURIKULUM

Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


 Prinsip-prinsip umum dalam pelaksanaan kurikulum dalam bentuk
pengajaran adalah:

1. Siswa harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta


memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis, dan menyenangkan.
2. Menegakkan 5 pilar belajar (………)
3. Siswa mendapatkan layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan
atau percepatan.
4. Suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat.
5. Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar
dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan
daerah.
7. Diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta
jenjang pendidikan.
8. Penggunaan multimedia dalam pelaksanaan kurikulum

 Ketersediaan referensi/pedoman/acuan/sumber daya umum


Itulah 8 Standar Pendidikan Nasional, sebagai dokumen dan bukti fisik tahapan
akreditasi sekolah/madrasah. Bukti fisik (dokumen) apa saja yang harus ada dalam 8
Standar Pendidikan? Yuk lihat pembahasannya dibawah ini:

Sebelumnya silahkan bisa unduh 8 Standar Pendidikan disini.

Dokumen 8 STANDAR NASIONAL (Bukti Fisik


Akreditasi)
1. Standar isi,
Dokumen:
Melaksanakan KTSP (Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan) dengan 8 dokumen
muatan kurikulum yang terdiri dari: pata pelajaran, muatan mokal (MULOK), kegiatan
pengembangan diri, pengaturan beban mengajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas &
kelulusan, pendidikan kecapaian hidup, pendidikan berbasis unggul.

Bukti Fisik yang harus ada seperti: KTSP, kalender pendidikan, jadwal pelajaran, berita
acara rapat, notulen, daftar hadir guru, kepala, komite sekolah/madrasah, buku
referensi pengemabangan kurikulum, SK pengembang TIM kurikulum, RPP, Bimbingan
Konseling, tugas siswa baik terstruktur maupun tidak terstruktur, silabus.

2. Standar Proses,
Dokumen (Bukti Fisik) Standar Proses:
BACA JUGA

 Download Panduan SAPTO (Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online)


Versi 1 Terbaru
 Instrumen 8 Standar Akreditasi Sekolah/Madrasah Terbaru 2019/2020
Lengkap
 Bukti Fisik Standar Isi Akreditasi SMP/MTs 2019 Sesuai Instrumen BAN-S/M
RPP,  Komponen RPP (KI, KD, Indikator, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,
dst.),  dokumen supervisi kepala sekolah, hasil penilaian, proses pembelajaran tindak
lanjut, pengayaan, ramedial, dokumen tindak lanjut hasil evaluasi.

Untuk bukti lengkap standar proses sesuai dengan komponen dan instrumen bukti fisik,
silahkan simak penjelasannya disini.

3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL),


Dokumen:
Kegiatan pembiasaan, bukti kegiatan literasi, kegiatan kesiswaan, kegiatan workshop
diluar/didalam kelas, lomba karya ilmiah, penilaian, tata-tertib sekolah, penghargaan
siswa, dokumen pelaksanaan UN (Ujian Nasional).
 
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Dokumen (Bukti Fisik):
Bukti Ijazah Guru S1, Ijazah kepala sekolah, kepala perpustakaan, sertifikat kepala
laboratorium, tenaga kependidikan (satpam, pesuruh,dll) Sertifikat Pendidik, Surat
Keterangan mengajar (SK sekolah/yayasan),  dokumen mengajar (absensi siswa, daftar
nilai, daftar siswa berpretasi, daftar nilai siswa, jumlah siswa, kompetensi pedagogik,
guru BP/BK.

5. Standar Sarana dan Prasaran (SarPras),

6. Standar Pengelolaan,
Bukti fisik standar pengelolaan silahkan bisa baca disini.

7. Standar Pembiayaan, dan


8. Standar Penilaian
Bukti Fisik Standar Penilaian:

1. Kumpulan Administrasi harian guru dengan siswa, seperti: kumpulan soal


ulangan harian, analis ulangan harian, soal PAS dan PAT serta analisis, soal
ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan tengah semester genap.
2. Soal rubrik dan potofolio
3. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) berdasarkan wawancara dengan siswa
4. Buku Rapor Siswa yang sudah ditandatangani orang tua siswa
5. Dokumen penetapan KKM melalui hasil musyawarah guru
6. Dokumen hasil ulangan
7. RPP
8. Kisi-kisis PTS, PAT, PAS
9. Aturan penskoran nilai siswa
10. Nilai pengetahuan, nilai keterampilan, dan nilai sikap (tes lisan, tulisan, dan tugas
siswa)
11. Daftar nilai keterampilan, dibuktikan dengan: nilai praktik, nilai portofolio, nilai
proyek. makalah dll.)
12. Semua analisis butir soal seperti analisis PTS, PAT, PAS, dll)

Dokumen bukti fisik 8 standar tidak harus lengkap sempurna 100 persesn, yang penting
ada sebagian data yang mewakili beberapa instrumen yang ada.

Demikian Dokumen 8 Standar Nasional Pendidikan. Data-data diatas masih banyak


kekurangannya, silahkan jika ada yang kurang bisa tambahkan dan bisa cari referensi
lain terutama dokumen akreditasi 8 Standar Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai