SKRIPSI
Disusun Oleh:
20100610053
FAKULTAS HUKUM
2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
20100610053
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KETUA
NIK: 153030
Mengesahkan
NIK: 153028
iii
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH BERUPA TUGAS AKHIR
MAHASISW A FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAM MADIYAH
YOGYAKARTA
Bismillahirohman nirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
1. Bahwa karya ilmiah ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri yang
dalam penyusunannya tunduk dan patuh terhadap kaidah, etika dan norma-
norma penulisan sebuah karya tulis ilmiah sesuai dengan keentuan yang
berlaku;
2. Bahwa hasil karya ilmiah ini adalah benar-benar tulisan saya sendiri, bebas
dari unsur-unsur yang dapat dikatagorikan sebagai melakukan perbuatan
‘penjiplakan karya ilmiah (plagiat)’.
Selajutnya berkaitan dengan hal di atas, saya sanggup Menerima sanksi baik sanksi
administratif, akademik, jika saya terbukti secara kuat dan meyakinkan telah
melakukan perbuatan yang menyimpang dari pernyataan tersebut. Demikian, Surat
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dalam kondisi sehat jasmani dan
rohani, dengan sadar serta tidak ada tekanan dalam bentuk apapun dan oleh siapapun.
iv
MOTTO
(Imam Syafi’i)
v
Persembahan….
• Allah SWT the great, the one and the only God, segala
bumi ini.
perhatiannya.
dan mencintaiku.
vi
• Sahabatku Rima Diantika terimakasih telah bersedia
bertukar pikiran.
doa.
vii
KATA PENG ANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
viii
3. Yang terhormat, Bapak Johan Erwin I., Dr.,SH.,MH., selaku Ketua
Penguji Skripsi ini.
4. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak bisa disebutkan satu
persatu .
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TATA GUNA
PERTANIAN.. … … …… … …… … …… … …… … …… ..26
xi
BAB IV PELAKSANAAN IZIN ALIH FUNGSI LAHAN
A. Kesimpulan… … … … … … …… … ..............................93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
xiii
mempergunakan data dalam bentuk yang ditransformasikan
xiv
non pertanian, agar masyarakat mengetahui zonasi-zonasi daerah
xv
BAB I
PENDAHULUAN
kemudian dikenal dengan istilah alih fungsi (konversi) lahan, kian waktu kian
1
BAB II
Istilah tata guna tanah (land use planning) jika dikaitkan dengan objek
hukum agraria nasional, maka penggunaan istilah tata guna tanah / land use
planning kurang tepat. Hal ini karena objek hukum agraria nasional
(UUPA) meliputi: bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaaan alam yang
merupakan salah satu objek dari hukum agraria. Dengan berpedoman pada
objek hukum agraria nasional tersebut, maka istilah yang tepat untuk
digunakan adalah”tata guna agraria atau agrarian use planning. Agrarian use
planning meliputi: land use planning (tata guna tanah), water use planning
(tata guna air) dan air use planning (tata guna ruang angkasa). 1
Jadi, jelaslah bahwa tata guna tanah hanya merupakan bagian dari tata guna
agraria. Di dalam praktik istilah tata guna tanah lebih umum digunakan
1
Prof. DR. H. Mustofa, S.H., M.SI., M.HUM, Suratman, S.H., M.HUM, 2013,
Penggunaan Hak Atas Tanah Untuk Industri, Cahaya Prima Sentosa, Jakarta,
hlm.27.
26
BAB II
Istilah tata guna tanah (land use planning) jika dikaitkan dengan objek
hukum agraria nasional, maka penggunaan istilah tata guna tanah / land use
planning kurang tepat. Hal ini karena objek hukum agraria nasional
(UUPA) meliputi: bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaaan alam yang
merupakan salah satu objek dari hukum agraria. Dengan berpedoman pada
objek hukum agraria nasional tersebut, maka istilah yang tepat untuk
digunakan adalah”tata guna agraria atau agrarian use planning. Agrarian use
planning meliputi: land use planning (tata guna tanah), water use planning
(tata guna air) dan air use planning (tata guna ruang angkasa). 1
Jadi, jelaslah bahwa tata guna tanah hanya merupakan bagian dari tata guna
agraria. Di dalam praktik istilah tata guna tanah lebih umum digunakan
1
Prof. DR. H. Mustofa, S.H., M.SI., M.HUM, Suratman, S.H., M.HUM, 2013,
Penggunaan Hak Atas Tanah Untuk Industri, Cahaya Prima Sentosa, Jakarta,
hlm.27.
26
27
sehingga lebih dikenal daripada istilah tata guna agraria. Setelah kedudukan
tata guna tanah dalam sistem hukum agraria nasional dipahami, maka dalam
diajukan ke DPR).
sederhana. Adapun unsur-unsur yang ada dalam dua definisi tersebut adalah
sebagai berikut:
dalam pelaksanaanya.
1
Sudikno Mertokusumo, Nurhasan Ismail, 1984, Materi Pokok 6 Tata Guna Tanah,
Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, hlm. 63.
29
kata”berencana”.
memberikan manfaaat.
titik berat kekuatan industri yang didukung oleh bidang pertanian, berarti
No.16 Tahun 2004 pada tanggal 10 Mei 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
“Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah
yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk
Apabila ditelaah dengan saksama dari dokumen tersebut, ada empat unsur
instansi lain.
32
Sedangkan menurut Johara T Jayadinata tata guna tanah (land use) adalah
pengaturan penggunaan tanah (tata = pengaturan). Dalam tata guna tanah hal
2
Prof. Dr. H. Muchsin, S.H., Imam Koeswahyono, S.H., M. Hum., 2008, Aspek
Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan Tanah Dan Penataan Ruang, Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 48-49.
3
Johara T Jayadinata, Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan,
dan Wilayah, hal 7, Bandung: Penerbit ITB, terbitan pertama,1986.
33
antara hak dan kewajiban masing-masing pemegang hak atas tanah atau
memanfaatkan tanah.
berbunyi;
dan(3), Pasal 9 Ayat (1) dan (2) serta Pasal 10 Ayat (1) dan (2),
34
bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya :
dan pertambangan
daerahnya masing-masing
tanah yang penting ini kadang tidak diimbangi dengan usaha untuk mengatasi
dampak negatif di bidang sosial, politik dan ekonomi. Untuk itu berdasarkan
1979, meliputi:
hukum agraria.
pertanahan.
Penggunaan tanah.
usaha:
a. Tujuan
38
b. Prinsip Dasar:
3. Sasaran
Dengan planning maka dapat dicapai keseimbangan yang baik antara luas
tanah dengan jenis-jenis tanaman yang penting bagi rakyat dan negara.
39
tindakan penyelesaian atas tanah yang bukan perkebunan dan bukan hutan,
yang digunakan tanpa izin yang berhak atau kuasanya yang sah yang ada di
sebagai sarananya. Di satu pihak luas tanah yang tersedia sangat terbatas.
1. Segi yuridis.
nasional.
40
tanah di kawasan lindung atau kawasan budidaya harus sesuai dengan fungsi
lindung tidak boleh mengganggu fungsi alam, tidak mengubah bentang alam
pemegang hak atas tanah wajib menikuti persyaratan yang diatur dalam
a. Kepentingan umum ;
fungsi lingkungan.
rangka pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait
atas tanah. Penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang tidak sesuai
Tertentu
Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pengadaan tanah ini:
c) Pola tanam
bergiliran. 4
Menurut ketentuan Pasal 14 UUPA dan Pasal 2 ayat (3) UUPA, maka
jelas bahwa tujuan dari tata guna tanah (land use planning) harus diarahkan
UUD 1945 yang berbunyi “Bum i dan air dan kekayaan yang terkandung di
kemakmuran rakyat”. Isi ayat pasal di atas bermakna bahwa segala sesuatu
4
http://herman-notary.blogspot.com/2009/08/tata-guna-tanah.html
43
mengenai sumber daya alam termasuk di dalamnya air beserta kekayaan alam
lainnya milik atau berada dalam wilayah teritori NKRI berarti dikuasai, diatur,
dan kemakmuran rakyat, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
kualitas sum ber daya tanah yang akhirnya akan timbul kerusakan pada
tanah tersebut.
sama, maka kegiatan yang termasuk dalam daftar skala prioritas yang
Ruang Wilayah;
pemanfaatan tanah;
5
Prof. DR. H. Mustofa, S.H., M.SI., M.HUM, Suratman, S.H., M.HUM, 2013, Penggunaan
Hak Atas Tanah Untuk Industri, Cahaya Prima Sentosa, Jakarta, hlm.63.
46
dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah
ditetapkan;
serasi dan seimbang (LOSS) diwilayah pedesaan serta aman, tertib, lancar dan
administrasi pertanahan.
tanah yang sudah ada haknya baik yang sudah atau belum terdaftar, tanah
tanahnya harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditentukan
yang dilaksanakan dengan survey dan pemetaan tata guna tanah yang
angka, peta dan atau uraian yang disesuaikan dengan skala atau
2. Pemanfaatan Tanah
UUD 1945 pasal 33. Hukum dasar negara kita ini sebenarnya telah
keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu pemanfaatan atas
Dalam Undang-U ndang Pokok Agraria disebutkan ruang lingkup dari land
pertambangan. 6
2010: 207) izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang
undangan. Sedangkan Bagir Manan menyebutkan bahwa izin dalam arti luas
6
UU. No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,selanjutnya
peruntukkan dari suatu fungsi atau kegunaan menjadi fungsi atau kegunaan
lainnya.
Kata lahan yang dikenal dalam praktik tidak digunakan baik dalam
lainnya. Istilah lahan, baru ditemukan dalam salah satu Keppres tentang
kawasan Industri, yaitu dalam Pasal 1 Butir 4 Keppres No. 98 Tahun 1993
1997) lebih banyak ditemukan. Pada Pasal 13 ayat (1) huruf c UU termaksud,
menyebutkan istilah lahan usaha dan lahan tempat tinggal. Pasal 25 ayat (2)
menyebut penyiapan lahan, dan ayat (6) menyebut istilah pembukaan lahan
padanan kata bahasa Inggris soil, dan lahan sebagai permukaan bumi untuk
padanan kata land surface. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi dan
dengan contoh: lahan basah buatan bertanah sawah, lahan kering, lahan hutan
disimpulkan bahwa yang dimaksud Izin Alih Fungsi Lahan Pertanian adalah
Purworejo.
7
Moch. Hasan Wargakusumah, 2003, ibid, hlm. 145.
52
Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah
yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk
tahun 2004).
karena tugas mengatur dari pemerintah, karena perizinan akan dibuat dalam
bentuk peraturan yang harus dipatuhi masyarakat yang berisikan larangan dan
perintah. Dengan demikian izin ini akan digunakan oleh penguasa sebagai
Pertanahan.
lapangan.
4. Faktor-faktor lingkungan.
daerah.
Mekanisme tersebut terbagi dalam dua jalur yaitu dapat melalui izin lokasi
Perbedaan dari dua mekanisme tersebut adalah terletak pada luasnya lahan
pertanian, sedangkan apabila lebih dari 10.000 m3 maka izin yang diperlukan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hukum tidak bisa dilepaskan dari keadaan sosial masyarakat serta perilaku
1) Wawancara
1) Studi Kepustakaan
1
Mukti Fajar da n Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum, Yogyakarta,
Cetakan 1, Fakultas Hukum Universitas Yogyakarta, hlm 44.
57
58
Pokok-pokok Agraria
Penatagunaan Tanah
C. Tempat Penelitian
a) Narasumber
b) Responden
E. Analisis Data
A. Gambaran Objek
Bujur timur, 110 o 08’ 20” Bujur Timur, 7 o 32’ Lintang Selatan, sampai
Banyuurip dan Purworejo. Dataran tinggi di sisi utara dan sisi timur meliputi
60
61
sebagai berikut:
a. Perkampungan :10137.5977 Ha
b. Industri :1.363 Ha
c. Jasa :7.8184 Ha
d. Persawahan :30602.957 Ha
62
f. Kebun :640.2 Ha
g. Perkebunan :12.5 Ha
i. Hutan :6857.96 Ha
Purworejo.
Di Kabupaten Purworejo
secara teknis. Secara rinci syarat administratif yang harus dipenuhi oleh
Pertanahan.
lapangan.
Pertanahan. Salah satu contoh Penggunaan dan pemanfaatan tanah yang harus
saluran.
sebagai berikut:
berwenang;
berupa:
a. Peringatan tertulis;
d. Penutupan lokasi;
e. Pencabutan izin;
f. Pembatalan izin;
g. Pembongkaran bangunan;
74
i. Denda administratif.
langsung dan rapat koordinasi, rapat koordinasi terdiri dari beberapa tim
koordinasi atau yang disebut dengan tim teknis. Dalam Peraturan Kepala
Pertanahan;
yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan luas dan jenis kegiatan
yang dimohon.
hasil kegiatan:
bersangkutan;
ke non pertanian;
pertimbangan-pertimbangan;
Kabupaten Purworejo;
Purworejo
lainnya.
(RTRW).
Rencana Tata Ruang W ilayah (RTRW). Permohonan dapat juga ditolak pada
77
saat proses adm inistrasi, karena pemohon tidak dapat memenuhi syarat-syarat
Penerimaan Pembayaran
Biaya Administrasi
Pelayanan
Pelaksanaan Survey
Lapangan (Pemohon Harus
Hadir)
Proses Penelitian,
Pengolahan Data dan
Penerbitan Pertimbangan
Teknis Pertanahan
Penyerahan Pertimbangan
NO KECAMATAN HA HA HA
perumahan, jasa dan perdagangan, SPBE, pabrik, hal ini menandakan bahwa
Kecamatan Luas(M2)
U warung makan
Purworejo banyak melanda pada areal persawahan daripada tanah kering yang
meliputi tegalan dan perkebunan. Secara empiris lahan pertanian paling rentan
terhadap alih fungsi adalah sawah. Hal tersebut disebabkan oleh: Pertama,
82
kering, sehingga tekanan penduduk atas lahan juga lebih tinggi; Kedua,
dimana pada wilayah dengan topografi seperti itu (terutama di Pulau Jawa)
Salah satu dampak konversi lahan sawah yang sering menjadi sorotan
1
Muhammad Iqbal dan Sumaryanto, Strategi pengendalian Alih Fungsi Lahan
Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat, dalam Jurnal Analisis Kebijakan
Pertanian.Volume 5 No.2, Juni 2007 : hal.167-182
83
bersifat permanen atau tetap akan terasa dalam jangka panjang meskipun
konversi lahan sudah tidak terjadi lagi. Namun pada tahun 20101, terlihat
bahwa peningkatan hasil produksi menjadi nampak lebih meningkat dari pada
lahan tersebut meningkat karena adanya peralihan lahan yaitu yang mulanya
kelemahan pada peraturan itu sendiri terutama yang terkait dengan masalah
kekuatan hukum, sanksi pelanggaran, dan akurasi objek lahan yang dilarang
dapat ditempuh melalui tiga strategi yang dilaksanakan secara simultan yaitu:
non pertanian yang memiliki daya serap tenaga kerja rendah dan
bertambah, hal itu dapat dibuktikan dengan adanya sisa produksi beras
menjaga lahan pertanian. Sehingga di beberapa tahun yang akan datang dan
untuk seterusnya Indonesia tetap menjadi salah satu negara penghasil beras
terbesar.
tidak serta merta semua permohonan yang masuk dikabulkan oleh Pemerintah
Kabupaten Purworejo.
c. Letak tanah berbatasan langsung dengan permukiman yang telah ada dan
bangunan yang akan dibangun ditambah luas untuk sempadan jalan sesuai
irigasi teknis;
adalah :
ke Non Pertanian.
88
Kabupaten Purworejo.
Jika lahan yang diajukan untuk alih fungsi lahan pertanian ke non
pembangunan daerah.
tanah.
kerusakan tanah
89
jika secara resmi pemilik tanah atau pihak pengembang ingin mengurus ijin
perijinan secara formal ini justru jumlahnya lebih banyak. Kekosongan dan
para spekulan atau pihak-pihak yang hanya berorientasi kepada profit saja.
membatasi upaya para pemilik tanah yang secara sengaja merubah fungsi
teknis mereka.
bangunan.
90
serta PTRD.
secara optimal oleh pemerintah daerah dapat menjadi sarana yang efektif
yaitu adanya penilaian kondisi tanah yang terbaru dan pertimbangan aspek-
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
hukum ;
93
94
tanah.
mengenai:
bersangkutan;
telepon;
95
berlaku;
disekitarnya.
B. SARAN
Buku :
H. Imam Supardi, dr. sp. Mk. 2003, Lingkungan Hidup Dan Kelestarian, P.T.
ALUMNI Bandung .
Sitanala Arsyad dan Erna Rustiadi, 2012, Penyelamatan Tanah, Air, dan
Jakarta.
Prof. Dr. H. Muchsin, S.H., Imam Koeswahyono, S.H., M. Hum., 2008, Aspek
PeraturanPerundang-Undangan :
Agraria. .
Berkelanjutan.
http://dianagustia.blogspot.com/2010/05/makalah-tentang-alih-fungsi-
http://krjogja.com/read/167586/pembatasan-alih-fungsi-lahan-semakin-
Bandung.
http://pl.lib.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbpl-gdl-s 1 -2004-irasusanti-54.internet
http://birohukum.jogjaprov.go.id/index.php/berita/provinsi-diy/458-alih-
http://trinuryanti.wordpress.com/2011/05/16/dampak-konversi-lahan-
jam 20:45 .
http://herman-notary.blogspot.com/2009/08/tata-guna-tanah.htm l Di akses 9
sebagai berikut:
a. Perkampungan :10137.5977 Ha
b. Industri :1.363 Ha
62
c. Jasa :7.8184 Ha
d. Persawahan :30602.957 Ha
f. Kebun :640.2 Ha
g. Perkebunan :12.5 Ha
i. Hutan :6857.96 Ha
No
Rencana Pola Ruang Luas (Ha)
1 Kawasan Lindung
a) Kawasan lindung yang dikelola
8.964
oleh masyarakat
b) Kawasan resapan air 10.989
c) Kawasan sempadan saluran
1.035
irigasi
d) kawasan sekitar waduk 58
e) kawasan sekitar embung 290
f) Kawasan sekitar mata air 2.361
g) RTH perkotaan 3.984
h) Kawasan pantai berhutan
80
bakau
i) Kawasan cagar alam geologi 1.050
j) Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air 48.480
tanah
2 Kawasan Budidaya
a) Hutan Produksi Tetap 2.182,8
b) Hutan Produksi Terbatas 5.421,65
c) Kawasan hutan rakyat 9.742
d) Kawasan pertanian tanaman
29.891
pangan lahan basah
e) Kawasan pertanian tanaman
10.258
pangan lahan kering
f) Kawasan peruntukan
7.038
holtikultura
g) Kawasan peruntukan
32.363
perkebunan
h) peruntukan peternakan 93
i) Perikanan budidaya air payau 119
j) Kawasan peruntukan
18.000
permukiman
saluran.