Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENGAWASAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI

PERMUKIMAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi

Mata Kuliah Penyehatan Permukiman

DOSEN :

SONDANG SIAHAAN, S,Pd, M.Si

NIP: 196606171988032022

DISUSUN OLEH:

MAWAR AGUSTIN

PO 71330180014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI SANITASI PROGRAM DIII

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Lembar Pengesahan

Mata Kuliah : Penyehatan Permukiman

Jenis Praktek : Laporan Praktikum Pengawasan Limbah Rumah


Tangga di Permukiman

Tanggal : Jumat, 21 Agustus 2020

Lokasi : Permukiman

Laporan praktek ini telah disetujui dan di tanda tangani oleh :

Mengetahui

Dosen Pembimbing Dosen Pengampu

SONDANG SIAHAAN, S,Pd, M.Si SONDANG SIAHAAN, S,Pd, M.Si

NIP : 196606171988032022 NIP : 196606171988032022

Koordinator Praktik

(SONDANG SIAHAAN, S.Pd, M.Si)

NIP : 196606171988032022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa karena
telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum “PENGAWASAN LIMBAH RUMAH
TANGGA DI PERMUKIMAN”.

Penulisan laporan ini untuk mempertanggung jawabkan


pelaksanaan kegiatan mahasiswa selama mengikuti kegiatan praktikum
yang sudah dilaksanakan di kami di kampus jurusan Kesehatan
Lingkungan. Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada ibu SONDANG SIAHAAN, S,Pd, M.Si selaku dosen
pembimbing dan dosen pengampu pada mata kuliah penyehatan
permukiman

Jambi, Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Permukiman........................................................ 3
2.2. Pengertian Limbah ............................................................... 4
2.3. Jenis – jenis Limbah.............................................................. 5
2.4. Jenis – jenis unit pengolahan limbah domestic.................... 6
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Permukiman.............. 7
3.2. Instrumen Pengawasan Limbah Rumah
Tangga Dipermukiman..........................................................8
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan............................................................................ 9
4.2. Saran.................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang


Masalah rumah dan permukiman di Indonesia bukan hanya

terletak pada kurangnya jumlah rumah di daerah perkotaan, tetapi

menyangkut aspek kualitas rumah dan aspek non fisik yaitu

perilaku yang sangat mempengaruhi kesehatan rumah. Rumah

dan lingkungan permukiman yang sehat merupakan salah satu

kebutuhan dasar bagi keluarga untuk mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Permukiman

merupakan suatu keadaan atau tempat dimana manusia dapat

menetap/tinggal pada kedudukan yang tetap sehingga keluarga

dapat berkembang secara harmonis dalam kondisi yang

menguntungkan (Kasjono, 2011). Setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin., bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan

kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang

sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian

bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia

Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif.

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologis maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat


kesehatan yang setinggi- tingginya (Kasjono, 2011). Lingkungan

sehat sebagaimana dimaksud yaitu mencakup lingkungan

pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan

fasilitas umum.

Masalah lingkungan yang buruk merupakan masalah

lingkungan yang kompleks. Tingkat kemiskinan merupakan

salah satu faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi

kualitas lingkungan. Tingginya angka kemiskinan menimbulkan

pesatnya arus urbanisasi masyarakat ke kota-kota besar sehingga

menimbulkan kekumuhan-kekumuhan baru di daerah sudut kota.

Persyaratan kesehatan lingkungan perumahan dan permukiman

sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh

sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat. Sanitasi lingkungan pemukiman

meliputi: pengelolaan sampah, air bersih, sarana pembuangan

air limbah, dan jamban (Yuniati, 2011).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
Apakah pengawasan limbah rumah tangga dipermukiman
sudah baik?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Permukiman


Pemukiman sering disebut sebagai perumahan. Pemukiman
berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah
perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman.
Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan
rumah beserta prasarana dan sarana lingkungan. Perumahan
menitikberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land
settlement. Pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau
kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam
lingkungan, sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu
yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human)
(Kurniasih, 2007; 3).

Pemukiman penduduk selalu berkaitan erat dengan aktivitas


ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat
diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala
unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam
pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan
tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengan
standar yang berlaku, salah satunya adalah dengan menerapkan
persyaratan rumah sehat (Kurniasih, 2007: 1).

Menurut Undang–Undang No. 4 tahun 1992 dalam Surtiani


(2006: 39) pengertian tentang perumahan atau pemukiman yaitu
sebagai berikut:

1.      Pengertian rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai


tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga.
2.      Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan.
3.      Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar
kawasan lindung (kota dan desa) yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal dan tempat melakukan berbagai
macam kegiatan atau aktivitas.
 Kriteria Pemukiman yang Layak Huni
Suatu patokan atau standar penilaian rumah yang sehat dan
ekologis dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan kondisi suatu
pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan khususnya pada
pemukiman padat penduduk. Menurut Krista (2009: 2) patokan atau
standar penilaian yang dapat digunakan dalam pembangunan rumah
yang sehat dan ekologis adalah sebagai berikut:
1)      Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan
pembangunan sebagai paru-paru hijau.
2)      Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan
bangunan alamiah.
3)      Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam
bangunan.
4)      Menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi
bangunan.
5)      Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang
mampu mengalirkan uap air.
6)      Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara
masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan.
7)      Mempertimbangkan bentuk atau proporsi ruangan.
8)      Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan
masalah.
9)      Menurut Tim Dosen Mata Kuliah TPB (2010: 109) pemukiman
manusia yang layak, pada dasarnya memiliki 4 (empat) unsur
penting berikut yaitu:
            a. Wisma
Wisma adalah rumah dan bangunan lain yang dibutuhkan oleh
manusia baik untuk tempat tinggal maupun untuk melakukan
kegiatan-kegiatan lainnya.
            b. Marga
Marga berupa sarana dan prasarana fasilitas sosial yang
diperlukan manusia dalam mencari nafkah serta dalam
mengembangkan kehidupan sosial ekonomi dan budaya.
            c. Karya
Karya berupa lapangan pekerjaan untuk memperoleh
penghasilan bagi kebutuhan hidup masyarakat atau penduduk
setempat, selain itu juga untuk mengembangkan bakat.
            d. Suka
Suka berupa sarana dan prasarana fasilitas rekreasi yang dapat
membina perkembangan kebudayaan manusia dalam arti yang
luas.
Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Surtiani (2010:
41), lokasi kawasan perumahan yang layak adalah sebagai
berikut:
1.         Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, dan suara)
2.         Tersedia air bersih
3.         Memiliki kemungkinan untuk perkembangan
pembangunannya
4.         Mempunyai aksesibilitas yang baik
5.         Mudah dan aman mencapai tempat kerja
6.         Tidak berada di bawah permukaan air
7.         Mempunyai kemiringan rata-rata
 
Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk
tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut
termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan,
perlengkapan yang berguna untuk Kesehatan jasmani dan rohani
dan keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu
(WHO)

Aspek – aspek lingkungan permukiman yang perl mendapt


Perhatian :

 Fasilitas Lingkungan :
- Fasilitas Pendidikan
- Fasilitas Kesehatan
- Perbelanjaan
- Rekreasi dan kebudayaan
- Olahraga
- Lap terbuka
 Prasarana Lingkungan
- Jalan
- Saluran Air minum
- Saluran air hujan

2.2. Pengertian Limbah

Limbah merupakan sampah sisa produksi yang


mengandung bahan-bahan yang dapat menimbulkan polusi dan
dapat mengganggu Kesehatan. Pada umumnya Sebagian orang
mengatakan bahw sampah adalah bahan yang tidak berguna dan
tidak dapat dimanfaatkan Kembali yang harus segera dibuang.
Jika pembuangan dilakukan secara terus menerus maka akan
menimbulkan penumpukan sampah. Penumpukan sampah inilah
yang dapat menimbulkan penyakit dan menimbulkan polusi jika
tidak segera diolah.
Limbah cair domestik (rumah tangga) merupakan limbah
cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan
perdagangan, perkantoran dan sarana sejenis. Contoh limbah cair
domestic adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.

Meningkatkan kegiatan manusia dalam rumah tangga


mengakibatkan bertambahnya jumlah limbah cair. Sumber limbah
cair rumah tangga bersifat organic yaitu dari sisa-sia makanan dan
deterjen yang mengandung fosfor. Limbah cair dapat
meningkatkan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan pH
air. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran yang
banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan.

Berdasarkan bentuknya dapat di bedakan menjadi 3, yaitu :


1. Berdasarkan wujudnya :

Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih


cenderung di lihat dari fisik limbha tersebut. Contohnya limbah padat,
disebut limbah padat karena memang fisiknya berupa padat,
sedangkan limbah cair dikarenakan fisiknya berbentuk cair, begitu pula
dengan limbah gas.

Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas,


contoh limbah dalam bentuk Gas antara lain: Karbon Dioksida (CO2),
Karbon Monoksida (CO), SO2,HCL,NO2. dan lain-lain.

Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat


cair misalnya: Air Hujan, Rembesan AC, Air cucian, air sabun, minyak
goreng buangan, dan lain-lain.

Limbah padat merupakan jenis limbah yang berupa padat,


contohnya: Bungkus jajanan, plastik, ban bekas, dan lain-lain.

2. Berdasarkan sumbernya

Pada pengelompokan limbah nomor 2 ini lebih difokuskan


kepada dari mana limbah tersebut dihasilkan. Berdasarkan sumbernya
limbah bisa berasal dari:
- Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh pembuangan
kegiatan industri
- Limbah Pertanian; limbah yang ditimbulkan karena kegiatan
pertanian
- Limbah pertambangan; adalah limbah yang asalnya dari
kegiatan pertambangan
- Limbah domestik; Yakni limbah yang berasal dari rumah tangga,
pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk yang lain.

3. Berdasarkan senyawa

Berdasarkan senyawa limbah dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni


limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah Organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah


diuraikan (mudah membusuk), limbah organik mengandung unsur karbon.
Contoh limbah organik dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya kotoran manusia dan hewan.

Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit atau


bahkan tidak bisa untuk di uraikan (tidak bisa membusuk), limbah
anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik
adalah Plastik dan baja.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), Limbah bahan


berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan,
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

a) Definisi limbah B3 menurut BAPEDAL (1995)


Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena
sifat (toxicity, flammability, reactivity. dan corrosivity) serta konsentrasi
atau jumlahnya tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan,
atau membahayakan kesehatan manusia.

b) Definisi limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah RI NO. 18 Tahun


1999
B3 adalah semua bahan/senyawa baik padat, cair ataupun gasyang
mempunya potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Selain pengelompokan limbah-limbah diatas masih ada lagi jenis limbah
yang lain, yakni limbah B3. Dari pengertian umumnya limbah merupakan
suatu barang sisa yang bisa berupa padat, cair dan gas. Limbah B3
sendiri merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya, suatu limbah
dapat dikatakan sebagai limbah B3 jika mengandung bahan yang
berbahaya serta beracun karena sifat dan konsentrasinya bisa mencemari
lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan.
Limbah B3 sendiri masih memiliki beberapa karateristik lagi yakni;
Beracun, mudah meledak mudah terbakar, bersifat korosif, bersifat reaktif,
dapat menyebabkan infeksi dan masih banyak lagi.

2.3.  Jenis – jenis limbah

       1.      Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah
(waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga
yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan
lainnya.
       2.      Limbah plastik
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis,
mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi
dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang
bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah
dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah
mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam
bentuk thermoplastic.
       3.      Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,
lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah
padat berasal dari kegiatan industri dandomestik. Limbah domestik pada
umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-
tempatumum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit
tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur, dll.

2.4. Jenis – jenis unit pengolahan limbah domestik.


1.      Septictank
Sistem septictank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur
kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa
saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak
resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.

Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar
tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah : 
              a)      Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.

              b)      Untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat


daerah resapan dengan lantai septictank dibuat miring kearah ruang
lumpur antara lain sebagai berikut :
1)   Septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah
tangga dengan jumlah air limbah antara 100 – 200
liter/orang/hari dari volume penggunaan air bersih.
2)   Waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan
minimal ± 3 hari.
3)   Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung
lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40
liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan
5 tahun.
4)   Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi
kurang lebih 2.5 cm dari pipa air keluar.
5)   Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan
lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
6)   Proses pengolahan yang secara biologi dilakukan oleh mikro
organisme / bakteri pengurai.
c)      Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan
lama perlu diperhatikan hal berikut :
1)   Kemiringan Pipa, Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses
pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air
bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm
terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
2)   Pemilihan Pipa yang tepat, Pipa saluran sebaiknya berupa PVC.
Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet
yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar.
Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus  tanpa belokan,
karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
3)   Sesuaikan Kapasitas Septic tank, Untuk rumah tinggal dengan
jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan
ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat
dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka
semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
4)   Bak Harus Kuat dan Kedap Air Septic tank harus terbuat dari
bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama.
Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul
akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.

2.      Sumur resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai
bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai
tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke
dalam tanah.

Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan


dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada
kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :
1.  Pembuatan konstruksi SRA sederhana.

2. Tidak memerlukan biaya yang besar.

3. Bentuk konstruksi SRA sederhana.

Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :


1.    Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan
air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2.    Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan
air
3.    mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah
yang berlebihan.

1.      Sampah
3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih
menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan
berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce,
dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping
mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi
sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru
pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat
dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti
menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi
yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduceberarti mengurangi segala
sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah
kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang
bermanfaat.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengelolaan Limbah

Cara    pembuangan limbah

Limbah, baik limbah cair, padat, gas dan limbah B3 memiliki


cara tersendiri dalam penanganan pembuangan. Limbah B3 tidak
bisa disamakan pembuangannya dengan limbah cair ataupun
limbah padat begitu pula sebaliknya. Untuk penanganan limbah cair
sendiri masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian, untuk lebih
jelasnya perhatikan bagaimana cara penanganan limbah di bawah
ini.

a. Penanganan limbah cair

Penanganan limbah Cair sangatlah sulit, setiap bahan yang


berbeda harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. Dalam
penanganan limbah cair terdapat beberapa cara yakni sebagai berikut ini:

- Pengolahan primer
- Pengolahan sekunder
- Pengolahan tersier
- Desinfeksi
- Pengolahan lumpur

b. Pengolahan limbah padat

Pada pengolahan limbah padat berbeda dengan penanganan


limbah cair, dalam penanganan limbah padat dibagi dalam beberapa cara
yakni:

- Penimbunan terbuka
- Sanitary landfill
- Daur ulang
- Insinerasi
- Dijadikan kompos

c. Pengolahan limbah gas

Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada


bagaimana mencegah gas pencemar tersebut mencemari lingkungan,
misalnya dengan memasang filter (penyaring) pada knalpot kendaraan
bermotor, pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih
banyak lagi.

d. Pengolahan limbah B3

Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)


memiliki cara yang berbeda, berhubung jenis limbah ini bisa
menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan dengan
benar haruslah diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3 haruslah
berhati-hati karena tidak bisa dibuang begitu saja, limbah haruslah
diolah terlebih dahulu baik melalui pengolahan fisik, biologi dan kimia
dengan tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya yang terdapat
didalam limbah. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah B3:

- Kolam penyimpanan (surface impoundments)


- Sumur dalam/Sumur injeksi
- Secure landfill/lanfill untuk limbah B3

Limbah telah menjadi persoalan penting di negeri ini, untuk


menciptakan negeri yang bersih dan sehat tentunya harus kita mulai
dengan cara hidup bersih dan sehat pula. Untuk itu mulailah dengan
kehidupan sehari-hari misalnya saja membersihkan halaman rumah,
selokan didepan rumah dan juga sadarkan diri akan pentingnya
membuang sampah pada tempatnya. Kesadaran ini juga harus
dilakukan oleh semua pihak, terutama jangan lagi ada pabrik-pabrik
yang membuang limbah di sungai. Selain merugikan bagi kesehatan
limbah yang di buang di sungai juga bisa membawa efek yang lain,
misalnya saja biota sungai seperti ikan, plankton dan tanaman air akan
mati. Sungai yang tercemar juga akan sangat buruk dipandang,
mestinya sungai bisa kita manfaatkan sebagai tempat rekreasi dan
mencari rezeki namun jika sudah tercemar seperti ini mau bagaimana
lagi. Semoga kedepannya Indonesia menjadi negara yang bersih,
sehat dan bersih dari limbah.

Limbah merupaan masalah yang  bila tidak dikelola dengan baik


bisa menjadi bom waktu bagi kehidupan manusia dimasa yang akan
datang. Jumlah limbah yang sangat besar setiap harinya membuat
manusia harus memutar otak untuk bisa hidup berdampingan dengan
limbah.

3.2. Instrumen Pengawasan Limbah Rumah Tangga di Permukiman

Lokasi Permukiman :
Didirikan Pada Tahun :
Tanggal Pemeriksa :
Nama Pemeriksa :

No. Komponen yang dinilai Bobot Nilai Skor


1 2 3 4 5
Limbah Cair domestik :
a) Memiliki saluran yang kedap air
b) Tertutup
c) Mengalir lancer 50
1 d) Tidak menimbulkan bau
e) Melakukan 3 sistem pengolahan, yaitu
secara fisik, kimia, dan biologis
f) Terdapat gril untuk mencegah kotoran
masuk
g) Memasang alat ukur debit
Limbah Padat :
a) Tersedia tempat samapah di setiap rumah
b) Tempat sampah mudah diangkat
2 c) Tempat sampah tertutup 25
d) Memiliki TPA khusus
e) Tidak terdapat vector dan binatang
pengganggu lainnya
f) Sampah diangkut sesuai prosedur
Limbah B3 :
a) Limbah B3 dipisahkan dengan limbah padat
3 b) Limbah B3 dikelola di tempat khusus
pengolahan limbah B3 25
c) Dalam penampungan dan pembuangan
limbah B3 diawasi oleh tenaga ahli
d) Disertai petunjuk ataupun label yang jelas
tentang adanya limbah B3

Hasil Akhir (Skor) : Bobot x Nilai

Kriteria :

- Memenuhi syarat 300 – 500


- Tidak memenuhi syarat <300

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pemukiman sering disebut sebagai perumahan. Pemukiman


berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya
adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya
pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau
kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana lingkungan.

Limbah merupakan sampah sisa produksi yang


mengandung bahan-bahan yang dapat menimbulkan polusi dan
dapat mengganggu Kesehatan. Pada umumnya Sebagian orang
mengatakan bahw sampah adalah bahan yang tidak berguna dan
tidak dapat dimanfaatkan Kembali yang harus segera dibuang.
Jika pembuangan dilakukan secara terus menerus maka akan
menimbulkan penumpukan sampah. Penumpukan sampah inilah
yang dapat menimbulkan penyakit dan menimbulkan polusi jika
tidak segera diolah.

4.2. Saran
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini
merupakan tindakan yang  baik untuk masa depan. Marilah kita
bersama-sama wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai