Anda di halaman 1dari 35

i

PROSES BISNIS PENGELOLAAN WAKAF


SECARA PROFESIONAL
Penulis/author : Setiono Winardi
Co-author : J. Triharja

Disain sampul & layout : AmeerA Style

Diterbitkan oleh Yayasan Pinter


(Yayasan Penggiat Insan Nusantara Sejahtera)
Jl. Cimandiri No 6 Cikini, Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta

e-Book edisi-1 versi : 1 Revisi 0 , Juli 2020

Hak cipta dilindungi undang-undang pada penulis.

Dilarang menyebarkan e-book ini tanpa izin tertulis dari pihak Author dan
Penerbit

ii
Jika Anda ingin berinfak/kontribusi atas eBook ini
tambahkan nilai rupiah akhir “5” saat akan transfer
Rekening Yayasan :
Bank Mandiri Syariah
Kode (451) Acc. : 7138794808

Info/konfirmasi via WA : 085819577554, e-mail : yayasan.pinter@gmail.com

Infak/kontribusi disamping untuk kegiatan sosial Yayasan Pinter & author


sebagiannya akan disisihkan untuk mendukung wadah Forum Wakaf Indonesia.

iii
iv
Pengantar Penerbit

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT. “Allah yang memiliki kerajaan semesta langit
dan bumi dan yang ada didalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Itu terjemah salah
satu ayat Al Qur’an dari surah al Ma’idah ayat 120, yang menunjukan bahwa pemilik semua yang
ada di dunia dan semesta langit adalah hanya Allah. Sangat jelas, bahwa kita sebagai hamba-Nya
tidak kuasa atas apa-apa. Oleh karena itu, upaya melakukan dan meningkatkan ibadah sosial adalah
menjadi keniscayaan atas perintah-Nya untuk menginfakan atau membelanjakan harta di jalan
Allah. Salah satu ibadah sosial yang telah dicontohkan Rasulullah SAW adalah wakaf.
Berbicara tentang wakaf, rata-rata dikatakan memiliki potensi yang sangat besar di negara kita ini.
Namun realita hingga saat ini masih sangat rendah dan permasalahan utamanya adalah masih
rendahnya literasi tentang wakaf di masyarakat, sehingga masih banyak orang-orang yang masih
ragu-ragu dan belum faham ditambah masalah belum percayanya kepada Nazhir sebagai pengelola
harta wakaf yang diserahkan oleh wakif.
Dengan hadirnya karya e-book dengan judul Proses Bisnis Pengelolaam Wakaf secara Profesional
ini, diharapkan dapat membantu mempercepat peningkatan literasi wakaf di masyarakat, sehingga
diharapkan akan bertambah wakif yang mewakafkan harta bendanya untuk kemajuan umat dan
peradaban kehidupan di masa datang. Dan sebagai Nazhir akan semakin dipercaya oleh
masyarakat dengan adanya peningkatkan kemampuan dan profesionalisme pengelolaan harta
benda wakaf, sehingga harta akan aman dan produktif.
Buku ini disajikan sebagai dasar-dasar dalam pengelolaan suatu usaha atau proyek-proyek dari
harta benda wakaf dan memperkenalkan berbagai standar yang berlaku baik nasional maupun
internasional, agar para Nazhir atau calon Nazhir menyiapkan diri untuk belajar terus dan
meningkatkan kemampuan baik manajerial maupun implementasi dilapangan, sehingga mampu
mengelola harta benda wakaf dengan baik, harta pokok terjaga dan berhasil tumbuh.
Tim pakar dari Yayasan Pinter berupaya untuk ikut andil dalam upaya peningkatan literasi wakaf
dan mendukung agar para Nazhir untuk semakin profesional melalui berbagai pelatihan dan
bimbingan. E-book berisi materi terkait teori sebagin kecil, dan penjelasan lebih banyak
merupakan pengalaman Author dalam menangani berbagai proyek pekerjaan.
Semoga, kehadiran buku versi e-book dapat diterima dan dapat difahami oleh para pembaca
sekalian. Untuk pertama kali e-book ini didistribusikan kepada anggota komunitas Forum Wakaf
Indonesia dan pihak lain yang menyampaikan kerjasama dengan penerbit dan penulis. Jika ada
masukan atau koreksi, dengan tangan terbuka dipersilahkan disampaikan melalui e-mail ke
yayasan.pinter@gmail.com. Mari kita bersinergi untuk menuju agar berwakaf menjadi salah satu
gaya hidup kita, dan Allah meridhoi dan menjadikan amal baik bagi kita semua.

Penerbit

iv
ABSTRAK
Viralnya cerita tentang wakaf yang bisa memberikan manfaat bukan hanya kepada ahli waris wakif
tetapi juga memberikan manfaat kepada umat Islam pada umumnya, seperti yang dikisahkan dalam
sejarah “Baitul Asyi (bahasa Indonesia: Rumah Aceh) sebagai wakaf yang diberikan oleh Habib
Abdurrahman bin Alwi, atau yang lebih dikenal sebagai Habib Bugak Asyi, terkhusus untuk
jemaah haji asal Aceh”, sehingga membangkitkan keinginan berwakaf bagi sebagian besar uamt
Islam untuk mengikuti langkah Habib Bugak Asyi.

Disatu sisi Pemerintah Republik Indonesia, melalui lembaga yang bernama Badan Wakaf
Indonesia (BWI) sebagai lembaga independen yang diserahkan tugas untuk mengembangkan
perwakafan di Indonesia, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang wakaf, baru berdiri pada 13 Juli 2007, dan berada di bawah Kementrian Agama Republik
Indonesia, belum banyak memberikan literasi tentang wakaf kepada masyarakat.

Ditulisnya Buku Proses Bisnis Pengelolaan Wakaf Profesional Edisi Pertama dan seterusnya,
ditujukan untuk memperkaya literasi tentang Wakaf dalam implementasinya sebagai suatu proses
yang menjelaskan tentang “Wakaf sebagai Instrumen Investasi dan Manajemen Resiko Nazhir”
yang merupakan Hal Utama, sehingga harta yang diwakafkan oleh Wakif dapat mencapai tujuan
yang diharapkan oleh Wakif yaitu memberikan manfaat baik kepada Ahli Waris Wakif,
Pemerintah, Umat (Masyarakat), Nazhir dan juga Harta Wakaf itu sendiri.

Selanjutnya, e-book ini ditujukan untuk memperbanyak literasi tentang wakaf pada umumnya dan
bagian dari wakaf itu sendiri yaitu Wakaf Musytarak sebagai suatu solusi tentang berbagai
permasalahan yang timbul pada saat ini, dan masa yang akan datang.

Beberapa hal pokok di dalam e-book Buku Proses Bisnis Pengelolaan Wakaf Profesional ini,
mengulas tentang Nazhir yang amanah dan Profesional dalam menerima amanah untuk mengelola
harta wakaf, disertai dengan pedoman dalam memberikan batasan Profesional seorang Nazhir
yang Fit and Proper dengan menggunakan standard internasional yang sudah diakui oleh banyak
Negara seperti PMBO (Project Management of Body Knowledge); PRINCE2; MBO
(Management by Objective), ISO 9001; ISO 31000; ISO 21500, baik yang saat ini sedang
mengelola ataupun akan diserahkan tugas untuk mengelola harta wakaf.

Batasan Nazhir Profesional menggunakan standard yang dapat diterima baik di Indonesia dan
dunia Internasional karena tujuan dari wakaf ini adalah harta umat Islam baik yang berada di
Indonesia maupun di luar negeri seperti disebutkan di dalam awal abstrak ini.

Penggunaan standard kemampuan Nazhir ditujukan agar Wakif dapat mengetahui kepribadian dari
Nazhir dan kemampuan professional dalam mengeloa harta wakaf sehingga visi dan misi yang
mulia dari Wakif dan Ahli Warisnya dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Author

Setiono Winardi

v
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan

2. Hak dan Kewajiban Nazhir

3. Rencana Bisnis

4. Wakaf Sebagai Instrumen Investasi

5. Tolak Ukur Keberhasilan Wakaf Dalam Investasi

6. Business Process Wakaf Musytarak

7. Kesimpulan/Penutup

vi
1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baitul Asyi (bahasa Indonesia: Rumah Aceh) adalah wakaf yang diberikan oleh Habib
Abdurrahman bin Alwi, atau yang lebih dikenal sebagai Habib Bugak Asyi, terkhusus untuk
jemaah haji asal Aceh. Saat ini wakaf Baitul Asyi berwujud beberapa hotel di Mekkah yang
sebagian keuntungannya dibagikan setiap musim haji kepada jemaah haji asal Aceh.

Pada 1809 M, Habib Bugak Asyi bersama beberapa saudagar asal Aceh membeli sebidang
tanah di Mekkah untuk diwakafkan kepada jemaah haji asal Aceh. Sebidang tanah ini
bertempat di antara Bukit Marwa dan Masjidil Haram. Ketika proyek perluasan Masjidil
Haram dilaksanakan, tanah ini turut terdampak. Sebagai gantinya, tanah tersebut dibeli dan
mendapatkan ganti rugi berupa sebidang tanah di kawasan lain di sekitaran Masjidil Haram.
Pengembang kemudian membangun hotel pada tanah wakaf tersebut dan dikelola secara
profesional. Setiap musim haji, jemaah Aceh akan mendapatkan bagi hasil keuntungan wakaf
tersebut.

Pada tahun 2019, terdapat 4.688 (empat ribu enam ratus delapan puluh delepan) jemaah haji
asal Aceh yang masing-masingnya mendapatkan 1.200 (seribu dua ratus) Riyal Arab Saudi
atau setara Rp. 4.800.000 (empat juta delapan ratus ribu rupiah) dan satu mushaf Alquran.

Wakaf Baitul Asyi kini meliputi beberapa aset produktif, yaitu:

a. Hotel Elaf Masyair.

Hotel Elaf Masyair adalah sebuah hotel berbintang lima dengan kapasitas 650 (enam
ratus lima puluh) kamar yang berada di kawasan Ajiyad Mushafi, sekitar 250 (dua ratus
lima puluh) meter dari Masjidil Haram.

b. Hotel Ramada.

Hotel Ramada adalah sebuah hotel bintang lima dengan kapasitas 1.800 (seribu delapan
ratus) kamar, yang berada di kawasan Ajiyad Mushafi, sekitar 300 (tiga ratus) meter dari
Masjidil Haram.

c. Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi di Aziziah. Bisa menampung 750 (tujuh ratus lima
puluh) jemaah haji, didirikan di atas luas tanah 800 (delapan ratus) meter persegi.

d. Tanah dan bangunan seluas 900 (Sembilan ratus) meter di Aziziah. Digunakan sebagai
Kantor Wakaf Habib Bugak Asyi di Mekah.

e. Gedung di kawasan Syaikiyah yang dibeli pada tahun 2017 oleh Naazir Wakaf Baitul
Asyi senilai 6.000.000 (enam juta) Riyal. Gedung ini dijadikan tempat tinggal warga
Arab Saudi keturunan Aceh dan orang Aceh yang bermukim di Arab Saudi secara gratis,
tanpa batas waktu tinggal.

1
B. Pengertian Wakaf

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, unsur wakaf ada enam, yaitu
wakif (pihak yang mewakafkan hartanya), nazhir (pengelola harta wakaf), harta wakaf,
peruntukan, akad wakaf, dan jangka waktu wakaf.

Wakif (bahasa Arab: waaqif) atau pihak yang mewakafkan hartanya bisa perseorangan, badan
hukum, maupun organisasi. Jika perseorangan, ia boleh saja bukan muslim karena tujuan
disyariatkannya wakaf adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan orang nonmuslim
tidak dilarang berbuat kebajikan. Syarat bagi wakif adalah balig dan berakal.

Objek Wakaf (Harta Wakaf)

Harta Wakaf dapat dibedakan menjadi:

a. Berdasarkan jenis

i. Benda tidak bergerak

 Hak atas tanah;


 Bangunan;
 Tanaman dan benda yang berkaitan dengan tanah

ii. Benda bergerak selain uang

 Benda yang dapat berpindah


 Benda yang dapat dihabiskan atau tidak dapat dihabiskan
 Air dan BBM
 Benda bergerak yang sifatnya dapat dihabiskan

iii. Benda bergerak berupa uang, surat berharga dan hak-hak lainnya

b. Berdasarkan penggunaan harta yang di wakafkan

i. Ubasyir/Dzati adalah harta wakaf yang menghasilkan pelayanan langsung kepada


masyarakat, seperti Lembaga Pendidikan, Rumah Sakit dan lain-lain
ii. Mistitsmary adalah harta wakaf yang ditujukan untuk penanaman modal (investasi)
dalam produksi yang diperbolehkan syariat yang kemudian hasilnya diwakafkan
sesuai dengan keinginan pewakaf

c. Berdasarkan Peruntukannya

i. Wakaf Ahli (Dzuri) adalah harta wakaf yang peruntukannya untuk kepentingan
jaminan social wakaf ahli (keluarga)
ii. Wakaf Khairi adalah harta wakaf yang peruntukannnya untuk kepentingan
 Agama

2
 Masyarakat
iii. Wakaf Musytarak adalah gabungan antara wakaf Dzuri dan Khairi

d. Berdasarkan waktu

i. Muabbad adalah wakaf yang diberikan untuk selamanya


ii. Mu’aqqot adalah wakaf yang diberikan untuk jangka waktu tertentu

Terminologi

Wakaf menurut terminology berasal dari perkataan Arab “waqafa” yang bermaksud berhenti,
menegah dan menahan. Dari segi istilah, wakaf telah diberikan beberapa takrif seperti:

1. Syed Sabiq (Fiqh al-Sunnah) – Wakaf ialah menahan harta dan memberikan manfaatnya
pada jalan Allah;

2. Sahiban Abu Hanifah; Abu Yusuf dan Muhammad bin Hassan – Wakaf ialah menahan
‘ain mawquf (benda) sebagai milik Allah atau pada hukum milik Allah dan
mensedekahkan manfaatnya ke arah kebajikan dari mula hingga akhirnya;

3. Dr. Muhammad Al-Ahmad Abu Al-Nur, bekas Menteri Wakaf Mesir, mendefinisikan
Wakaf ialah harta atau hartanah yang ditahan oleh pemiliknya sekira-kira dapat
menghalang penggunaannya dengan dijual atau dibeli ataupun diberikan sebagai
pemberian dengan syarat dibelanjakan faedahnya atau keuntungannya atau hasil
mahsulnya kepada orang yang ditentukan oleh pewakaf.

Takrif-takrif di atas telah menunjukkan kedudukan wakaf sebagai sebahagian daripada amalan
yang dianjurkan oleh Syariah sebagaimana firman Allah SWT:

“Bandingan (pahala) orang yang membelanjakan harta mereka pada jalan Allah seperti sebiji
benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, dan pada tiap-tiap tangkai itu pula terdapat seratus
biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi setiap yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas
(Kurniaannya) lagi Maha Mengetahui [QS. Al-Baqarah 2: Ayat 261]”

Daripada Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila mati anak Adam, terputus amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariah (wakaf),
ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakan kepadanya [HR. Muslim]”

Istilah wakaf adalah berkait dengan infak, zakat dan sedekah. Ia adalah termasuk dalam
mafhum infak yang disebut oleh Allah sebanyak 60 kali dalam Al-Quran. Ketiga perkara ini
bermaksud memindahkan sebahagian daripada segolongan umat Islam kepada mereka yang
memerlukan.

Namun, berbanding zakat yang diwajibkan ke atas umat Islam yang memenuhi syarat-syarat
tertentu dan sedeqah yang menjadi sunat yang umum ke atas umat Islam; wakaf lebih bersifat
pelengkap (complement) dari dua perkara lainnya.

3
Disamping itu, apa yang disumbangkan melalui zakat adalah tidak kekal dimana
sumbangannya akan digunakan dalam bentuk hangus, sedangkan harta wakaf adalah
berbentuk produktif yaitu kekal dan boleh dilaburkan dalam bebragai bentuk kegiatan yang
dapat memberikan manfaat dimasa depan.

Sejarah

Rasulullah SAW merupakan perintis kepada amalan wakaf berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh ‘Umar bin Syaibah daripada ‘Amr bin Sa’ad bin Mu’az yang bermaksud:

“Kami bertanya tentang wakaf yang terawal dalam Islam? Orang-orang Ansar mengatakan
adalah wakaf Rasulullah SAW [HR. As-Syaukari]”

Orang Jahiliyah tidak mengenali akad wakaf yang merupakan sebahagian daripada akad-akad
tabarru’, lalu Rasulullah SAW memperkenalkannya kerana beberapa ciri istimewa yang tidak
wujud pada akad-akad sedekah yang lain.

Institusi terawal yang diwakafkan oleh Rasulullah SAW ialah Masjid Quba yang diasaskan
sendiri oleh Baginda SAW apabila tiba di Madinah pada 622 M, atas dasar ketaqwaan kepada
Allah SWT. Ini diikuti pula dengan wakaf Masjid Nabawi setelah 6 (enam) bulan pembinaan
Masjid Quba’. Diriwayatkan bahawa Baginda SAW membeli tanah bagi pembinaan masjid
tersebut daripada dua saudara yatim piatu iaitu Sahl dan Suhail dengan harga 100 dirham.

Pandangan masyhur menyatakan individu pertama yang mengeluarkan harta untuk


diwakafkan adalah Saidina ‘Umar RA dengan mewakafkan 100 bahagian daripada tanah
Khaibar kepada umat Islam. Anaknya Abdullah bin Umar RA menyatakan bahawa ayahnya
telah mendapat sebidang tanah di Khaibar lalu dia datang kepada Rasulullah SAW untuk
meminta pandangan tentang tanah itu, maka katanya:

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendapat sebidang tanah di Khaibar, dimana aku tidak
mendapat harta yang lebih berharga bagiku selain daripadanya, (walhal aku bercita-cita untuk
mendampingkan diri kepada Allah) apakah yang engkau perintahkan kepadaku dengannya?”

Maka sabda Rasulullah SAW:

“Jika engkau hendak, tahanlah (bekukan) tanah itu, dan sedekahkan manfaatnya.” “Maka
’Umar telah mewakafkan hasil tanahnya itu, sesungguhnya tanah itu tidak boleh dijual, tidak
boleh dihibah (diberi) dan diwarisi kepada sesiapa.” Katanya lagi: “’Umar telah
menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, hamba yang baru merdeka,
pejuang-pejuang di jalan Allah, Ibnus Sabil dan para tetamu. Tidaklah berdosa sesiapa yang
menyelia tanah wakaf itu memakan sebahagian hasilnya sekadar yang patut, boleh juga ia
memberi makan kawan-kawannya, tetapi tidaklah boleh ia memilikinya.”

Sejak itu amalan wakaf berkembang sehingga menjadi tulang belakang kepada menjadi teras
kepada pembangunan umat Islam terdahulu dan berkekalan sehingga ke hari ini.

4
Banyak institusi pendidikan seperti Universiti Cordova di Andalus, Universitas Al-Azhar al-
Syarif di Mesir, Madrasah Nizhamiyah di Baghdad, Universitas Al-Qarawiyyin di Fez,
Maghribi, Al-Jamiah al-Islamiyyah di Madinah, Pondok Pesantren Darunnajah di Indonesia,
Madrasah Al-Juneid di Singapura dan banyak institusi pondok dan sekolah agama di Malaysia
adalah berkembang berasaskan harta wakaf. University Al-Azhar contohnya telah
membangun dan terus maju hasil sumbangan harta wakaf. Sehingga kini pembiayaan
Univesiti Al-Azhar yang dibina sejak 1.000 (seribu) tahun lalu telah memberikan khidmat
percuma pengajian kepada ribuam pelajar Islam dari seluruh dunia. Merekalah yang menjadi
duta Al-Azhar untuk membimbing umat Islam kearah penghayatan Islam di seluruh pelusuk
dunia

Keistimewaan

Harta wakaf dapat dioperasikan sebagai pembangkit pembangunan ekonomi umat Islam
kerana memiliki beberapa ciri berikut:

1. Keunikan

Wakaf pada konsep pemisahan di antara hak pemilikan dan faedah penggunaannya.
Pewakafan harta menyebabkan kuasa pemilikan hartanya akan terhapus daripada harta
tersebut. Wakaf secara prinsipnya adalah satu kontrak berkekalan dan pewakaf tidak boleh
lagi memiliki harta itu, kecuali sebagai pengurus harta wakaf. Secara lahiriah harta wakaf
adalah menjadi milik Allah Taala.

2. Wakaf adalah sedekah berkelanjutan

Yaitu bukan saja membolehkan wakif mendapat pahala berterusan, tetapi penerima
mendapat faedah berterusan. Dengan itu pihak yang bergantung wakaf boleh mengatur
perancangan kewangan institusinya dengan ditentukan untuk jangka panjang. Disamping
itu pihak pewakaf tidak perlu bimbang mungkin berlaku sabotase seperti pengubahan
status wakaf tanahnya oleh pemerintah kerana kaidah fiqh menyatakan: “Syarat pewakaf
adalah seperti nas Syara”.

3. Penggunaan harta wakaf adalah untuk kebajikan dan perkara-perkara yang diharuskan
oleh Syara’.

Oleh tidak diwajibkan menentukan golongan yang mendapat manfaat daripada wakaf dan
memadai menyebutkan: “Saya wakafkan harta ini kerana Allah.” Ciri ini membolehkan
pengembangan harta wakaf kepada pelbagai bentuk moden selagimana ia menepati
objektif wakaf.

Syarat Wakaf

Syarat wakaf yang menjadi syarat utama agar dapat sahnya suatu akad wakaf adalah seorang
wakif telah dewasa, berakal sehat, tidak berhalangan membuat perbuatan hukum, dan pemilik
utuh dan sah dari harta benda yang diwakafkan.

5
Akad Wakaf

Akad Wakaf yang diikrarkan seorang wakif harus disaksikan oleh dua orang saksi dan pejabat
pembuat akta wakaf. Ikrar akad wakaf dilaksanakan dengan ikrar dari wakif untuk
menyerahkan harta benda yang dimiliki secara sah untuk diurus oleh Nazhir (orang yang
mengurus harta wakaf) demi kepentingan ibadah dan kesejahteraan masyarakat.

C. Pengertian Nazhir

Nazhir berasal dari kata kerja bahasa Arab nadzara-yandzuru-nadzaran yang mempunyai arti,
menjaga, memelihara, mengelola dan mengawasif. Adapun Nazhir adalah isim fa’il dari kata
Nazhir yang kemudian dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan pengawas (penjaga).
Sedangkan Nazhir wakaf atau biasa disebut Nazhir adalah orang yang diberi tugas untuk
mengelola wakaf.

Nazhir wakaf adalah orang atau badan hukum yang memegang amanat untuk memelihara dan
mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf tersebut. Sedangkan menurut
undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1 ayat (4) tentang wakaf menjelaskan bahwa
Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

Walaupun para mujtahid tidak menjadikan Nazhir sebagai salah satu rukun wakaf, namun para
ulama sepakat bahwa wakif harus menunjukan Nazhir wakaf. Pengangkatan Nazhir wakaf ini
bertujuan agar harta wakaf tetap terjaga dan terurus, sehingga harta wakaf itu tidak sia-sia.
Sedemikian pentingannya kedudukan Nazhir dalam perwakafan, sehingga berfungsi tidaknya
harta wakaf sangat bergantung pada Nazhir wakaf. Meskipun demikian tidak berarti bahwa
Nazhir mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang diamanahkan kepadanya.

Pada umumnya, para ulama telah bersepakat bahwa kekuasaan Nazhir wakaf hanya terbatas
pada pengelolaan wakaf untuk dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakaf yang dikehendaki
wakif.

Asaf A.A. Fyzee berpendapat, sebagaimana dikutip oleh Dr. Uswatun Hasanah, bahwa
kewajiban Nazhir adalah mengerjakan segala sesuatu yang layak untuk menjaga dan
mengelola harta. Dengan demikian Nazhir berarti orang yang berhak untuk bertindak atas
harta wakaf, baik untuk mengurusnya, memelihara, dan mendistribusikan hasil wakaf kepada
orang yang berhak menerimanya, ataupun mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan
harta itu tumbuh dengan baik dan kekal.

2. HAK DAN KEWAJIBAN NAZHIR

A. Di dalam Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang Nazhir, pasal 11; hanya mencantumkan
tanggung jawab, berupa:

a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;


b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya;

6
c. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.

B. Al Quran dan Sunnah, mengatur tentang orang yang dapat dipercaya (umat muslim) dan
amanah, tidak pernah berdusta karena hal ini merupakan Muamallah (hubungan antara umat
manusia).

C. Profesional

Nazhir adalah seorang manajer proyek profesional di bidang manajemen proyek.

Manajer proyek memiliki tanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan
proyek, dalam setiap usaha yang memiliki ruang lingkup yang ditentukan, awal yang
ditentukan dan penyelesaian yang jelas; terlepas dari suatu industry tertentu.

Manajer proyek adalah titik kontak pertama untuk setiap masalah atau perbedaan yang timbul
dari kepentingan wakif dan umat dalam harta wakaf sebelum masalah meningkat ke otoritas
yang lebih tinggi, sebagai perwakilan wakif untuk mengelola harta wakaf.

Tanggung jawab Nazhir dalam pengelolaan harta wakaf termasuk:

a. Mendefinisikan dan mengkomunikasikan tujuan pengelolaan harta wakaf secara jelas,


bermanfaat dan dapat dicapai;
b. Pengadaan persyaratan kegiatan pengelolaan harta wakaf, seperti nama kegiatan, tenaga
kerja, informasi yang diperlukan, berbagai perjanjian dan bahan atau teknologi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pengelolaan harta wakaf;
c. Mengelola kendala dari segitiga kegiatan pengelolaan, yaitu biaya , waktu , ruang lingkup
dan kualitas

Nazhir adalah perwakilan dari wakif untuk menentukan dan mengimplementasikan kebutuhan
yang tepat dari klien, berdasarkan pengetahuan dimiliki. Diperlukan keahlian sebagai domain
yang digunakan manajer proyek untuk menangani semua aspek proyek secara efisien.
Kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai prosedur internal antara kepentingaan wakif,
kepentingan umat, dan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
untuk membentuk hubungan yang dekat antara wakif, masyarakat dan/atau pemuka agama
yang ditunjuk, dalam memastikan bahwa seluruh kepentingan yang ada berupa manfaat dari
pengelolaan harta wakaf dapat diwujudkan.

Peran utama dari Nazhir adalah:

1. Untuk menentukan alasan mengapa pengelolaan harta wakaf sangat penting;


2. Untuk menentukan kualitas hasil kerja pengelolaan harta wakaf;
3. Estimasi sumber daya;
4. Skala waktu;
5. Investasi, perjanjian-perjanjian, dan pendanaan;
6. Implementasi rencana pengelolaan, pengoperasian dan pengendalian harta wakaf;
7. Membangun tim dan motivasi;
8. Penilaian risiko dan perubahan rencana pengelolaan harta wakaf;

7
9. Mempertahankan pengelolaan harta wakaf berkelanjutan;

10. Pemantauan harta wakaf;


11. Mengelola harta wakaf untuk menciptakan keuntungan yang harus di distribusikan;
12. Mengelola penyediaan sumber daya;
13. Menyelesaikan rencana kerja dengan mendistribusikan manfaat sesuai dengan
harapan.

Alat Nazhir

Alat Nazhir adalah alat, pengetahuan, dan teknik untuk mengelola harta wakaf atau disebut
manajemen proyek, seperti struktur rincian kerja, analisis jalur kritis dan manajemen nilai
yang diperoleh.

Memahami dan menerapkan alat dan teknik yang umumnya diakui sebagai praktik yang baik
tidak cukup dilakukan secara individu untuk Nazhir pada pengelolaan harta wakaf yang
efektif.

Nazhir yang efektif mensyaratkan bahwa Nazhir memahami dan menggunakan pengetahuan
dan keterampilan dari setidaknya empat bidang keahlian, seperti:

1. PMBOK (Project Management Body of Knowledge);

PMBOK, atau lengkapnya A Guide to the Project Management Body of Knowledge


(PMBOK Guide), adalah suatu panduan yang memuat himpunan istilah dan pedoman
untuk manajemen proyek.

Pedoman PMBOK membagi proyek menjadi 42 proses yang dikelompokkan ke dalam 5


kelompok proses dan 9 area pengetahuan.

1.1. Kelompok proses dan area pengetahuan

Kelompok proses (process group) dalam PMBOK adalah sebagai berikut:

1.1.1. Inisiasi
1.1.2. Perencanaan
1.1.3. Pelaksanaan
1.1.4. Pemantauan dan pengendalian
1.1.5. Analisis
1.1.6. Penutupan

1.2. Area pengetahuan (knowledge area) dalam PMBOK adalah sebagai berikut:

1.2.1. Integrasi
1.2.2. Ruang Lingkup
1.2.3. Waktu
1.2.4. Biaya
1.2.5. Kualitas
1.2.6. SDM

8
1.2.7. Komunikasi

1.2.8. Risiko
1.2.9. Pengadaan
1.2.10. Stakeholder

Gambar PMBOK 42 Proses

2. Pengetahuan Area Aplikasi (Standar dan Peraturan yang ditetapkan oleh ISO 21500 untuk
manajemen proyek);

ISO 21500: 2012 (Guidance on Project Management) adalah framework atau kerangka
kerja standar internasional yang dikembangkan oleh International Organization for
Standardization (ISO) dimulai pada 2007 dan dirilis pada tahun 2012. Digunakan untuk
memberikan panduan umum, menjelaskan prinsip-prinsip dan merupakan praktik yang
baik dalam pengelolaan manajemen proyek. Komite teknis ISO yang menangani
manajemen proyek (ISO / PC 236) dipegang oleh American National Standards Institute
(ANSI) yang telah menyetujui empat standar yang dapat digunakan, salah satunya adalah
ANSI / PMI 99-001-2008 (Panduan untuk Badan Manajemen Proyek Pengetahuan - Edisi
ke-4) (PMI BoK® Guide - Edisi ke-4) (revisi dan penunjukan kembali ANSI / PMI 99-
001-2004) : 11/20/2008.

9
ISO 21500 menjadi yang pertama dalam keluarga standar manajemen proyek. ISO juga
merancang standar ini untuk menyelaraskan dengan standar lain yang terkait seperti ISO
10005: 2005 (Quality management systems − Guidelines for quality plans), ISO 10006:
2003 (Quality management systems − Guidelines for quality management in projects),
ISO 10007: 2003 (Quality management systems − Guidelines for configuration
management), ISO 31000: 2009 (Risk management – Principles and guidelines).

Gambar

3. Keterampilan Manajemen Umum dan Manajemen Lingkungan Proyek

PRINCE2 (Projects In Controlled Environments, version 2) adalah metode manajemen


proyek terstruktur dan program sertifikasi praktisi. PRINCE2 juga merupakan framework
atau kerangka kerja yang menangani kualitas manajemen, pengendalian dan organisasi
suatu proyek dengan konsistensi dan penyampaian kembali dengan objektif pada suatu
proyek. PRINCE2 Menekankan untuk membagi proyek menjadi tahap-tahap yang dapat
dikelola dan dikendalikan.

10
Model Proses Pada PRINCE2

PRINCE2 diadopsi di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Inggris, negara-negara


Eropa Barat, dan Australia. Pelatihan PRINCE2 tersedia dalam banyak bahasa.

Struktur PRINCE2

PRINCE2 dikembangkan sebagai standar pemerintah Inggris untuk proyek sistem


informasi. Pada bulan Juli 2013, kepemilikan hak PRINCE2 dipindahkan dari HM Cabinet
Office ke AXELOS Ltd, gabungan perusahaan oleh Cabinet Office and Capita, dengan
49% dan 51% saham masing-masing.

Gambar

Tim Nazhir

Ketika merekrut dan membangun tim yang efektif, Nazhir harus mempertimbangkan tidak
hanya keterampilan teknis setiap orang, tetapi juga peran penting dan bakat di antara para
pekerja. Tim proyek memiliki tiga komponen terpisah: manajer, tim inti dan tim yang
dikontrak.

11
Risiko

Sebagian besar masalah pengelolaan harta wakaf yang mempengaruhi wakaf timbul dari
risiko, yang pada gilirannya timbul dari ketidakpastian.

Nazhir yang sukses berfokus pada hal ini sebagai perhatian utama dan upaya untuk
mengurangi risiko secara signifikan, seringkali dengan berpegang pada kebijakan komunikasi
terbuka, memastikan bahwa pemegang kepentingan (penerima manfaat) dapat menyuarakan
pendapat dan keprihatinan mereka.

Tanggung Jawab

Nazhir Ketua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua orang di tim mengetahui
dan menjalankan perannya, merasa diberdayakan dan didukung dalam peran tersebut,
mengetahui peran anggota tim lainnya dan bertindak berdasarkan keyakinan bahwa peran
tersebut akan dilakukan. Tanggung jawab khusus Nazhir Ketua dapat bervariasi tergantung
pada industri, ukuran pekerjaan, kedewasaan Nazhir, dan budaya. Namun, ada beberapa
tanggung jawab yang sama bagi semua anggota Nazhir, dengan catatan:

1. Mengembangkan rencana pekerjaan


2. Mengelola pemangku kepentingan pekerjaan
3. Mengelola komunikasi
4. Mengelola tim Nazhir
5. Mengelola risiko
6. Mengelola jadwal pekerjaan
7. Mengelola anggaran pekerjaan
8. Mengelola konflik di dalam melaksanakan pekerjaan
9. Mengelola pengiriman hasil untuk di distribusikan
10. Administrasi kontrak
11. Jenis

Nazhir juga dapat disebut Manajer Rekayasa.

Dalam rekayasa, Proyek Nazhir melibatkan melihat produk atau perangkat melalui tahap
pengembangan dan pembuatan, bekerja dengan berbagai profesional di berbagai bidang teknik
dan manufaktur untuk beralih dari konsep ke produk jadi. Secara opsional, ini dapat mencakup
berbagai versi dan standar seperti yang disyaratkan oleh syariat sebagaimana disebut dalam
Pendahuluan, yang membutuhkan pengetahuan hukum, persyaratan, dan infrastruktur.

3. Standard Kualitas Kinerja Nazhir ISO 9001-2008

ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Suatu
lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang
independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam
hal sistem manajemen mutu produk/jasa yang dihasilkannya.

12
Gambar Kualitas Manajemen

Generic

Generic berarti standar yang sama dapat diterapkan pada berbagai organisasi, besar ataupun
kecil, apapun product dan layanannya, dalam sembarang aktivitas suatu sektor, dan apakah
itu adalah perusahaan business, layanan publik atau departemen pemerintahan.

Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk mengelola proses, atau
aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya sendiri,
seperti:

 Memenuhi persyaratan kualitas pelanggan,


 Sesuai dengan peraturan, atau
 Tujuan perusahaan atau organisasi.
 Sasaran Mutu.

3. RENCANA BISNIS

Rencana bisnis adalah dokumen tertulis resmi yang berisi tujuan bisnis, metode tentang bagaimana
tujuan ini dapat dicapai, dan kerangka waktu di mana tujuan ini perlu dicapai, yang juga
menggambarkan sifat bisnis, informasi latar belakang tentang organisasi, proyeksi keuangan
organisasi, dan strategi yang ingin diterapkan untuk mencapai target yang dinyatakan.

13
Secara keseluruhan, dokumen ini berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arahan bagi
bisnis.

Dibuatnya rencana bisnis seringkali diperlukan untuk mendapatkan pinjaman bank atau jenis
pembiayaan lainnya.

Isi/Konten Rencana Bisnis

Isi dari Rencana Bisnis dibagi menjadi beberapa hal:

a. Gambaran Umum

Rencana bisnis bisa saja terfokus ke dalam atau keluar. Rencana yang berfokus secara
eksternal menyusun tujuan yang penting bagi peneriuma manfaat dari harta yang diwakafkan,
terutama wakif, umat, Nazhir dan pemerintah dalam bentuk benefit keuangan. Rencana-
rencana ini biasanya memiliki informasi terperinci tentang organisasi atau upaya tim Nazhir
untuk mencapai tujuannya.

Rencana bisnis yang berfokus secara internal menargetkan sasaran menengah yang diperlukan
untuk mencapai sasaran eksternal, dapat mencakup penyususnan kerja, pengembangan kerja,
layanan baru, sistem baru, restrukturisasi keuangan, perbaikan atau restrukturisasi organisasi.

Rencana bisnis yang berfokus secara internal sering dikembangkan bersama dengan scorecard
yang seimbang atau daftar faktor-faktor keberhasilan yang kritis. Ini memungkinkan
keberhasilan rencana diukur menggunakan ukuran non-finansial.

Rencana bisnis yang mengidentifikasi dan menargetkan tujuan internal, tetapi hanya
memberikan panduan umum tentang bagaimana mereka akan dipenuhi disebut rencana
strategis.

Rencana operasional menggambarkan tujuan organisasi internal, kelompok kerja, kadang-


kadang dikenal sebagai kerangka kerja, menggambarkan tujuan pekerjaan tertentu, dan juga
dapat membahas geographis wakaf dalam tujuan strategis organisasi Nazhir yang lebih besar.

b. Konten Rencana Bisnis

Konten rencana bisnis adalah alat pengambilan keputusan. Konten dan format rencana bisnis
ditentukan oleh tujuan dan audiens yang terdiri dari Wakif, Umat, Pemerintah dan Nazhir,
misalnya, rencana bisnis untuk nirlaba mungkin membahas kecocokan antara rencana bisnis
dan misi organisasi. Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Wakif cukup khawatir tentang
default, sehingga rencana bisnis untuk wakaf uang akan membangun kasus yang meyakinkan
bagi kemampuan Nazhir untuk memberikan dan mendistribusikan manfaat kepada para pihak
yang akan menerima keuntungan berupa uang.

14
Wakaf Uang terutama peduli tentang investasi awal, kelayakan, dan penilaian keluar. Rencana
bisnis untuk proyek yang membutuhkan pembiayaan ekuitas perlu menjelaskan mengapa
sumber daya saat ini, peluang pertumbuhan yang akan datang, dan keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan yang akan mengarah pada penilaian keluar dengan memberikan manfaat
yang tinggi dalam bentuk nilai uang.

Mempersiapkan rencana bisnis mengacu pada berbagai pengetahuan dari berbagai disiplin
bisnis yaitu tentang: keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen kekayaan
intelektual, manajemen rantai pasokan, manajemen operasi, dan pemasaran.

Akan sangat membantu jika melihat rencana bisnis sebagai kumpulan sub-rencana, satu untuk
masing-masing disiplin bisnis utama:

“... rencana bisnis yang baik dapat membantu menjadikan bisnis yang baik menjadi kredibel,
mudah dimengerti, dan menarik bagi seseorang yang tidak mengenal bisnis itu. Menulis
rencana bisnis yang baik tidak dapat menjamin kesuksesan, tetapi itu dapat menempuh jalan
panjang untuk mengurangi kemungkinan kegagalan”.

c. Presentasi

Bagian ini membutuhkan kutipan tambahan untuk verifikasi, dalam bentuk Format rencana
bisnis yang tergantung pada konteks penyajiannya, sebagai tujuan umum untuk bisnis,
terutama pemula, untuk memiliki tiga atau empat format untuk rencana bisnis yang sama.

Presentasi rencana bisnis adalah ringkasan singkat dari paket ringkasan eksekutif, yang sering
digunakan sebagai penggoda untuk membangkitkan minat calon wakif dalam memberikan
wakaf berbentuk uang (investor, pelanggan, atau mitra strategis), dan juga disebut elevator
presentasi bisnis karena seharusnya konten yang dapat dijelaskan kepada orang lain dengan
cepat di selesaikan.

Presentasi rencana bisnis yang diperagakan dalam format slide dan presentasi lisan yang
dimaksudkan untuk memicu diskusi dan menarik minat calon wakif uang dalam membaca
presentasi tertulis. Isi presentasi biasanya terbatas pada ringkasan eksekutif dan beberapa
grafik utama yang menunjukkan tren keuangan dan tolok ukur pengambilan keputusan utama.

Jika bisnis baru sedang diusulkan dan waktu memungkinkan, demonstrasi rencana bisnis dapat
dimasukkan.

Presentasi tertulis untuk penerima manfaat uang secara eksternal adalah rencana terperinci,
ditulis dengan baik, dan diformat dengan baik yang ditargetkan untuk pemangku kepentingan
eksternal.

Rencana operasional internal adalah rencana terperinci yang menjelaskan perincian


perencanaan yang diperlukan oleh manajemen tetapi mungkin tidak menarik bagi para
pemangku kepentingan eksternal. Rencana semacam itu memiliki tingkat keterbukaan dan
informalitas yang agak lebih tinggi daripada versi yang ditargetkan untuk pemangku
kepentingan eksternal dan lainnya.

15
Struktur tipikal untuk rencana bisnis untuk Nazhir dalam mengelola uang usaha, berisikan:

1. Halaman sampul dan daftar isi;


2. Ringkasan rencana bisnis;
3. Pernyataan misi;
4. Deskripsi bisnis;
5. Analisis lingkungan bisnis;
6. Analisis SWOT;
7. Latar belakang industry (bisnis);
8. Analisis pesaing;
9. Analisis Pasar;
10. Rencana pemasaran;
11. Rencana operasi;
12. Ringkasan manajemen;
13. Rencana keuangan;
14. Prestasi dan tonggak sejarah
15. Pertanyaan umum yang diajukan oleh rencana bisnis untuk memulai usaha:
 Masalah apa yang dipecahkan oleh produk atau layanan perusahaan? Daftar apa yang
akan diisi?
 Apa solusi usaha untuk masalah ini?
 Siapa pelanggan usaha, dan bagaimana usaha untuk memasarkan dan menjual
produknya kepada pelanggan?
 Berapa ukuran pasar untuk solusi ini?
 Apa model bisnis untuk menghasilkan uang?
 Siapa pesaing dan bagaimana perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitif ?
 Bagaimana perusahaan berencana untuk mengelola operasinya saat ia tumbuh?
 Siapa yang akan menjalankan usaha dan apa yang membuat mereka memenuhi syarat
untuk melakukannya?
 Apa risiko dan ancaman yang menghadang bisnis, dan apa yang dapat dilakukan untuk
menguranginya?
 Apa persyaratan modal dan sumber daya yang dimiliki atau harus ada?
 Apa laporan keuangan historis dan proyeksi perusahaan?
16. Merevisi Bisnis

Biaya tambahan dan kekurangan pendapatan

Perkiraan biaya dan pendapatan adalah pusat dari setiap rencana bisnis untuk memutuskan
kelayakan usaha yang direncanakan. Tetapi biaya sering kali diremehkan dan pemasukan yang
terlalu tinggi mengakibatkan pembengkakan biaya di kemudian hari, kekurangan pendapatan,
dan kemungkinan tidak dapat bertahan. Saat terjadi mark-up akan merupakan masalah bagi
banyak elemen usaha yang dijalankan. Metode Peramalan dapat digunakan untuk mengurangi
risiko kelebihan biaya dan kekurangan pendapatan sehingga menghasilkan rencana bisnis yang
lebih akurat.

Masalah hukum dan kewajiban

16
Masalah hukum dan kewajiban akan berada di area:

1. Al Quran dan Sunnah


2. Undang-undang Hukum Pidana
3. Undang-undang Wakaf
4. Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Kementrian Agama

Persyaratan pengungkapan

Rencana bisnis yang ditargetkan secara eksternal harus mencantumkan semua masalah hukum
dan kewajiban keuangan yang mungkin berdampak negatif bagi Wakif Uang, tetapi tergantung
pada jumlah dana yang dikumpulkan dan kepada siapa rencana disajikan, kegagalan untuk
melakukan ini mungkin memiliki konsekuensi hukum yang parah.

Keterbatasan pada konten dan audiens

Perjanjian non-pengungkapan (NDA) dengan pihak ketiga, perjanjian tidak bersaing, konflik
kepentingan, masalah privasi, dan perlindungan rahasia dagang seseorang dapat sangat
membatasi Nazhir sebagai orang dapat menunjukkan rencana bisnis. Atau, mereka mungkin
meminta masing-masing pihak untuk menerima rencana bisnis untuk menandatangani kontrak
yang menerima klausul dan ketentuan khusus.

Situasi ini diperumit oleh kenyataan bahwa banyak Wakif Uang akan menolak untuk
menandatangani NDA sebelum melihat rencana bisnis, jangan sampai menempatkan mereka
pada posisi yang tidak dapat dipertahankan untuk melihat dua rencana bisnis yang mirip yang
dikembangkan secara independen, keduanya mengklaim orisinalitas. Dalam situasi seperti itu,
seseorang mungkin perlu mengembangkan dua versi dari rencana bisnis: rencana yang dapat
digunakan untuk mengembangkan hubungan dan rencana terperinci yang hanya ditunjukkan
ketika Wakif Uang memiliki minat dan kepercayaan yang cukup untuk menandatangani
perjanjian Non-disclosure.

4. WAKAF SEBAGAI INSTRUMEN INVESTASI

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan
dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai
penanaman modal. Ini adalah kebalikan dari divestasi pada aset yang lama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: investasi/ invéstasi/ merupakan penanaman uang atau
modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Secara umum
investasi dapat diartikan sebagai meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi
keuntungan/ manfaat pada masa datang. Jadi, dapat dikatakan investasi merupakan membeli
sesuatu dan diharapkan pada masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih
tinggi dari semula.

17
Pengertian

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).
Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB.

Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan
mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan beban
atau kewajiban, dilihat dengan kaitannya sebagai suatu pertambahan pada pendapatan yang akan
mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat kewajiban memberikan manfaat yang lebih
tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal
dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk
menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat kewajiban akan menunjukkan suatu biaya
kesempatan dari dana investasi tersebut daripada meminjamkan.

Produk

Beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Definisi efek adalah suatu
instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk surat berharga,
saham/obligasi, bukti hutang (Promissory Notes), bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian
kolektif (Reksa dana), Hak untuk membeli suatu saham (Rights), garansi untuk membeli saham
pada masa mendatang atau instrumen yang dapat diperjual belikan.

Bentuk

1. Investasi tanah - diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga
tanah akan meningkat pada masa depan;
2. Investasi pendidikan - dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian
kerja dan pendapatan lebih besar;
3. Investasi saham - diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau
penelitian;
4. Investasi mata uang asing - diharapkan investor akan mendapatkan keuntungan dari
menguatnya nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang lokal

Risiko

Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa risiko keuangan jika
investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah
faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), atau ketertiban
hukum.

5. TOLAK UKUR KEBERHASILAN WAKAF DALAM INVESTASI

Tolak ukur keberhasilan wakaf uang dalam investasi akan terlihat dari laporan keuangan yang
dibuat secara periodic dan berkelanjutan.

18
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi:

a. Neraca;
b. Laporan laba rugi komprehensif;
c. Laporan perubahan ekuitas;
d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan
arus dana;
e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan;
f. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,
kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam
laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting)
dan laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reports).

Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian
informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya
penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan
entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum
atau Generally Accepted Accounting Principles/GAAP).

Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan
seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa
Inggris: report)

Pemakai Laporan Keuangan

a. Wakif Uang (Investor);


b. Karyawan;
c. Pemerintah;
d. Nazhir
e. Pelanggan
f. Masyarakat

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan
laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.

19
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris:
stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini
mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan
atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

1. Dapat Dipahami - Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta
dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;
2. Relevan - Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna;
3. Keandalan - Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material;
4. Dapat diperbandingkan - Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat
diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.

6. BUSINESS PROCESS WAKAF MUSYTARAK

Business process management ("Manajamen Proses Bisnis"), disingkat BPM, adalah suatu metode
penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut.
BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistik untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi.
BPM berupaya untuk melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau bisa juga disebut
sebagai suatu proses 'optimalisasi proses'.

Bisnis Proses Menjalankan Usaha, seperti dalam gambar dibawah

20
Proses eksekusi menggunakan Teori Kaizen

Kaizen (改善) merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna "perbaikan
berkesinambungan". Filsafat kaizen berpandangan bahwa hidup kita hendaknya fokus pada upaya
perbaikan terus-menerus. Pada penerapannya dalam perusahaan, kaizen mencakup pengertian
perbaikan berkesinambungan yang melibatkan seluruh pekerjanya, dari manajemen tingkat atas
sampai manajemen tingkat bawah.

Siklus PDCA yang Menjadi Salah Satu Kunci Keberhasilan Kaizen

Kaizen & Manajemen

Dalam kaizen manajemen memiliki dua fungsi utama:

1. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan teknologi, sistem manajemen, dan standar operasional yang ada
sekaligus menjaga standar tersebut melalui pelatihan serta disiplin dengan tujuan agar
semua karyawan dapat mematuhi prosedur pengoperasian standar (Standard Operating
Procedure-SOP) yang telah ditetapkan.

2. Perbaikan

Kegiatan yang diarahkan pada meningkatkan standar yang ada.

Kedua fungsi ini disimpulkan sebagai Pemeliharaan dan Perbaikan Standar. Perbaikan ini sendiri
dapat terbagi menjadi kaizen dan inovasi. Kaizen bersifat perbaikan kecil yang berlangsung oleh
upaya berkesinambungan, sedangkan inovasi merupakan perbaikan drastis sebagai hasil dari
investasi sumber daya berjumlah besar dalam teknologi atau peralatan. Kaizen menekankan pada
upaya manusia, moral, komunikasi, pelatihan, kerja sama, pemberdayaan dan disiplin diri, yang
merupakan pendekatan peningkatan berdasarkan akal sehat, berbiaya rendah.

21
Komitmen Kualitas

Sasaran akhir kaizen adalah tercapainya Kualitas, Biaya, Distribusi (Quality, Cost, Delivery-
QCD), sehingga pada praktiknya kaizen menempatkan kualitas pada prioritas tertinggi. Kaizen
mengajarkan bahwa perusahaan tidak akan mampu bersaing jika kualitas produk dan
pelayanannya tidak memadai, sehingga komitmen manajemen terhadap kualitas sangat dijunjung
tinggi. Kualitas yang dimaksud dalam QCD bukan sekadar kualitas produk melainkan termasuk
kualitas proses yang ditempuh dalam menghasilkan produknya.

Orientasi Proses

Kaizen menekankan bahwa tahap pemrosesan dalam perusahaan harus disempurnakan agar hasil
dapat meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa filsafat ini mengutamakan proses. Dalam
kaizen dipercaya bahwa proses yang baik akan memberikan hasil yang baik pula.

PDCA/SDCA

Salah satu langkah awal penerapan kaizen adalah menjalankan siklus Plan-Do-Check-Act
(PDCA) untuk menjamin terlaksananya kesinambungan kaizen.

Siklus ini terdiri atas:

Rencana (plan) - Penetapan target untuk perbaikan dan perumusan rencana tindakan guna
mencapai target tersebut.

Lakukan (do) - Pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat.

Periksa (check) - Kegiatan pemeriksaan segala prosedur yang telah dijalankan guna
memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana sekaligus memantau kemajuan yang telah
ditempuh.

Tindak (act) - Menindaklanjuti ketiga langkah yang ditempuh sekaligus memutuskankan prosedur
baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi
perbaikan berikutnya.

Siklus PDCA berputar secara terus menerus dengan diselingi oleh siklus Standarize-Do-Check-
Act (SDCA) di antaranya. Dalam langkah Standar (Standarize) pada siklus ini, segala prosedur
baru yang telah diputuskan pada langkah Tindak (Act) dalam siklus PDCA sebelumnya disahkan
menjadi pedoman yang wajib dipenuhi. SDCA fokus pada kegiatan pemeliharaan, sedangkan
PDCA lebih mengacu pada perbaikan.

Berbicara dengan Data

Masalah yang terjadi baru dapat ditemukan pemecahannya dengan mengumpulkan dan
mengobservasi berbagai data yang berkaitan dengan masalah tersebut. Tanpa adanya data yang
terintegrasi dan relevan, manajemen tidak dapat menemukan solusi yang paling efektif.

22
Proses adalah Konsumen

Terdapat 2 (dua) macam konsumen dalam kaizen:

1. Konsumen internal

Konsumen yang berada di dalam lingkungan kerja, yang dianggap sebagai konsumen internal
adalah proses, sehingga proses harus diperhatikan dan diperlakukan layaknya konsumen
secara nyata. Konsumen internal adalah Wakif, Badan Wakaf Indonesia, dan Pemerintah
selaku penerima manfaat dan terlibat dalam mengawasi kinerja.

2. Konsumen eksternal

Konsumen yang berada di luar proses pengambilan keputusan, baik individu maupun
organisasi. Konsumen eksternal adalah umat.

Bisnis Proses yang dijalankan oleh Nazhir untuk menerima Wakaf Uang:

Proposal Assessment Akad Wakaf


• Rencana Bisnis • BWI Uang
• Kompetensi • Wakif Uang • Kewjiban
Nazhir • Independent • Exit Strategy
Assessor • Akselerasi ROI

Business Proses Nazhir dalam menerima wakaf uang mempunyai tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Pertama

 Melakukan survey atau riset terkait dengan rencana penggunaan wakaf uang
 Membuat daftar permasalahan yang dihadapi untuk diselesaikan
 Membuat pra kiraan proses penyelesaian
 Membuat beberapa alternative untuk menyelesaikan permasalahan
 Menentukan standard keberhasilan dari penyelesaian yang dilakukan disertai dengan nilai
tambah
 Proses berkelanjutan atas penyelesaian dan tindakan yang dilakukan
 Monitoring terhadap pendistribusian manfaat

23
2. Tahap Kedua

2.1. Evaluasi rencana bisnis yang akan dilakukan Nazhir melalui presentasi

2 (dua) hal pokok setelah melakukan evaluasi rencana bisnis yang disampaikan Nazhir:

 Bila rencana bisnis Nazhir dianggap layak untuk dijalankan, setelah dilakukan
evaluasi, maka Badan Wakaf Indonesia dan Lembaga Independen Professional
melakukan kajian secara mendalam tentang rencana bisnis yang disampaikan
Nazhir untuk menentukan langkah memberikan harta wakaf dan tindakan lain
yang terintegrasi dengan pengalihan harta wakaf tersebut dalam bentuk
pendampingan.
 Bila rencana bisnis Nazhir dianggap tidak layak untuk dijalankan, setelah
dilakukan evaluasi maka Badan Wakaf Indonesia dan Lembaga Independen
Profesional merencanakan untuk menentukan langkah-langkah strategis seperti
Nazhir akan mendapatkan training untuk mendapatkan transformasi pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman, sehingga Nazhir akan dikelompokkan sebagai
pengelola harta wakaf yang mana, misalnya tingkat pemula, intermediate atau
advance.

2.2. Dalam pengelompokkan kompetensi Nazhir, setelah menjalani proses evaluasi maka
Nazhir akan dimasukkan ke dalam program untuk mendapatkan training atau pelatihan
dalam rangka transformasi pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang akan
digunakan Nazhir di dalam lingkungan kerjanya.

Dalam hal Nazhir sudah menjalani evaluasi dan termasuk dalam kelompok intermediate atau
advance, maka dilakukan akad pengelolaan harta wakaf sebagai pedoman kerja dan hubungan
hukum antara Nazhir dengan Badan Wakaf Indonesia sebagai pihak yang menaungi Nazhir
dan hubungan hokum antara Nazhir dengan Lembaga Profesional Independen sebagai
perwakilan dari Badan Wakaf Indonesia, yang akan melakukan pembinaan, penyuluhan dan
pendampingan selama Nazhir bekerja untuk mengelola harta wakaf.

3. Tahap Ketiga

Nazhir melakukan koordinasi dengan Perwakilan dari Badan Wakaf Indonesia untuk
menjalankan tugas sebagai pengelola harta wakaf, dan selalu memberikan update atas segala
informasi yang didapat setiap hari.

Perwakilan Badan Wakaf Indonesia akan melakukan monitoring dan penelitian atas segala
prestasi Nazhir sehingga amanat yang diberikan Badan Wakaf Indonesia kepada Nazhir tetap
terpelihara.

Tugas dan tanggung jawab Nazhir (Job Description)

1. Melakukan koordinasi sumber daya internal dengan pihak ketiga termasuk mitra, dalam
rangka pengelolaan harta wakaf yang sempurna;

24
2. Memastikan bahwa semua tugas yang diberikan wakif dalam mengelola harta wakaf
terselesaikan secara tepat waktu dan dalam lingkup anggaran yang sesuai;

3. Membantu mendefinisikan ruang lingkup dan tujuan pengelolaan harta wakaf, dengan
melibatkan semua pihak (wakif, pemerintah, dan umat) dan memastikan kelayakan langkah
pengelolaan yang dilakukan Nazhir;
4. Memastikan ketersediaan dan alokasi sumber daya dapat dipergunakan secara efisien dan
efektif;
5. Mengembangkan rencana kerja pengelolaan secara terperinci untuk memantau dan melacak
kemajuan;
6. Melakukan perubahan pola kelola perubahan pada ruang lingkup harta wakaf, jadwal
pekerjaan, dan biaya yang tersedia melalui teknik verifikasi yang sesuai;
7. Mengukur kinerja Nazhir dalam melakukan pengelolaan harta wakaf dengan
mempergunakan peralatan dan teknik yang sesuai;
8. Melaporkan kepada Wakif, Pemerintah dan Umat tentang pengelolaan harta wakaf serta
peningkatan pengelolaannya sesuai kebutuhan;
9. Mengelola hubungan antara harta wakaf, wakif, pemerintah dan umat sebagai pelanggan
Nazhir;
10. Melakukan pengelolaan resiko untuk meminimalkan ancaman, peristiwa atau keadaan yang
dapat merugikan harta wakaf;
11. Membangun dan memelihara hubungan dengan semua pihak, wakif, ahli waris, umat,
pemerintah, dan mitra sebagai pihak ketiga/vendor;
12. Membuat dan memelihara dokumentasi harta wakaf yang dikelola secara komprehensif;
13. Bertemu dengan mitra untuk mengambil briefing tentang hal-hal yang diperlukan atau tidak
secara terperinci dan mengklarifikasi persyaratan yang spesifik dari setiap kebutuhan
penunjang dari harta wakaf;
14. Mendelegasikan tugas-tugas pengelolaan harta wakaf berdasarkan kekuatan individu,
keterampilan, dan tingkat pengalaman anggota Nazhir;
15. Mencatat dan mendapatkan hasil kinerja pengelolaan harta wakaf, khususnya untuk
menganalisis keberhasilan penyelesaian tujuan untuk jangka pendek, menengah dan panjang;
16. Memenuhi tujuan penganggaran dan membuat penyesuaian terhadap kendala dalam
pengelolaan harta wakaf berdasarkan analisis keuangan;
17. Mengembangkan rencana proyek yang komprehensif untuk dibagikan kepada pelanggan
(wakif, ahli waris, umat dan pemerintah) serta anggota Nazhir;
18. Menggunakan secara terus menerus dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan
Nazhir;
19. Mengikuti seminar, pelatihan dan program pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan Nazhir
untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill;
20. Melakukan tugas terkait lainnya sebagaimana ditugaskan;
21. Membuat daftar, diagram, dan proses peta untuk mendokumentasikan kebutuhan;

25
7. KESIMPULAN

Implementasi Wakaf Musytarak kepada Nazhir Wakaf Uang akan membutuhkan banyak
ketrampilan (multi skill), dan lembaga yang akan melakukan verifikasi dan penilaian atas proyek
yang dikerjakan akan melibatkan banyak disiplin ilmu, namun bukan berarti bahwa banyak
permasalahan yang dihadapi sebelum melakukan wakaf uang oleh pihak yang terlibat dari suatu
perbuatan melakukan Wakaf Musytarak tidak bias diselesaikan.

YAYASAN PINTER TELAH MENYEDIAKAN SEGALA KEMAMPUAN PROFESIONAL


UNTUK DAPAT MENSUKSESKAN PROGRAM WAKAF MUSYTARAK YANG SESUAI
DENGAN KONSEP AL-QURAN, SUNNAH DAN DUNIA PROFESIONAL DENGAN
BEKERJASAMA BADAN WAKAF INDONESIA.

Bekasi, 6 Juli 2020


Tim Pakar Yayasan Pinter
Author

Setiono Winardi

26
PROFILE AUTHOR

Lahir di Jakarta, pada 2 April 1967, mengikuti berbagai jenis pendidikan dari program Diploma 3
tahun, Strata-1, dan Strata-2, sebagai bekal pengetahuan dalam menunjang ketrampilan yang
dibutuhkan untuk memberikan jasa sebagai karyawan professional dan/atau sebagai pengajar
(fasilitator) pada berbagai topic training, termasuk memberikan jasa konsultasi bisnis pada berbagai
perusahaan.

Berdomisili di Bekasi Kotamadya, Propinsi Jawa Barat dan memiliki 3 orang anak, mereka telah
menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 di Indonesia dan Singapore dalam program scholarship.

Memiliki pengalaman dalam bidang bisnis lebih dari 25 tahun, dan pernah bekerja menjadi karyawan
professional di berbagai perusahaan, diantaranya PT. Pelita Air Service, PT. Truba Jurong
Engineering, PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, PT. Bimantara Citra Tbk, PT. Sumbahan
Wirakartika, PT. Bina Bangun Wibawa Mukti (Persero), dan NGO Internasional Economy Community
West African State.

Sejak 2002 sering bekerja secara part time dalam memberikan berbagai pelatihan dibidang bisnis dan
manajemen, seperti sales & marketing, operation management, business development, project
management, human resources management, juga sebagai dosen tidak tetap (dosen tamu) di perguruan
tinggi swasta seperti Universitas Narotama Surabaya, Universitas Kertanegara Jakarta, Universitas
Bina Nusantara Jakarta, dan Universitas Presiden Kabupaten Bekasi.

Mendapatkan berbagai penghargaan dari berbagai lembaga internasional seperti American Academy
Project Management Colorado-USA, Global Institute Risks Management Paris-Perancis, Kepolisian
Pemerintah HongKong dan lainnya sebagai Konsultan terbaik dalam memberikan jasa professional.

27
28

Anda mungkin juga menyukai