KASUS 1
Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. IGA Vivi Swayami, Sp.KJ
1
STATUS PSIKIATRI
I. DENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 40 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Agama : Hindu
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Tanggal Pemeriksaan : 1 Agustus 2020
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Autoanamnesis : Mendengar suara-suara aneh
Heteroanamnesis : Gelisah dan khawatir
2
diri kepada pasien dan meminta izin untuk wawancara terlebih dahulu. Pasien
pun dapat memperkenalkan dirinya dan menyebut nama, umur, alamat dengan
benar, pasien juga mengetahui bahwa dia didampingi oleh istrinya dan saudara
laki-lakinya. Pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di rumah sakit dan
mengetahui bahwa saat ini pukul 9 pagi. Saat pemeriksa menanyakan kembali
nama pemeriksa, pasien bisa menjawab dengan benar. Saat pemeriksaan
menanyakan umur dan alamat, pasien dapat mengatakan dengan benar. Pasien
dapat menyebutkan persamaan buah jeruk dan bola tenis, yaitu sama sama
berbentuk bulat. Pasien dapat melakukan pengurangan 100 oleh 7 dan
menjawab benar 5 kali berturut-turut. Pasien dengan lancar dapat mengeja
MOBIL maupun DOKTER dengan lancar dan benar. Pasien dapat melanjutkan
peribahasa “berakit-rakit kehulu, berenang-renang ke tepian” dan dapat
menyebutkan arti peribahasa tersebut. Pasien mengetahui presiden pertama RI
yaitu Soekarno dan presiden saat ini adalah Jokowi.
Pasien datang ke RS dengan keluhan mendengar suara-suara aneh sejak
3 bulan yang lalu. Suara-suara itu terkadang menyuruh pasien untuk
melakukan sesuatu hal yang aneh, setiap kali suara itu ada terkadang pasien
menuruti apa yang diperintahkan oleh suara tersebut seperti pasien mendengar
suara di telinganya yang menyruhnya meloncat dan jika suara tersebut tidak
diikuti maka anaknya akan dibunuh, sehingga saat teman-teman kerjanya
membahas perkembangan anak-anaknya pasien menjadi semakin takut dan
khawatir. Dan malam harinya pasien sering mendengar suara gemericik air
yang terus menerus dan membuat tidurnya terganggu. Pasien juga mengatakan
bahwa sebelumnya ia tidak pernah mengalami keluhan seperti ini, dan tidak
pernah pergi untuk berobat ke rumah sakit. Sejak itu juga pasien mengeluhkan
bahwa pekerjaannya tidak terselesaikan dengan baik karena sering sekali
gelisah dan khawatir.
Pasien saat dilakukan wawancara, pasien ditanyakan bagaimana
perasaannya akhir-akhir ini, pasien menjawab takut, cemas, mudah marah,
gelisah, karena mendengar suara yang seakan-akan anaknya akan dibunuh.
Pemeriksa menanyakan kembali, apakah benar pasien pada saat ini dalam
keadaan sehat? Pasien menjawab “sedang tidak sehat, tapi saya bingung
penyebabnya apa, saya tidak tahu dok”. Dokter kembali mengatakan kepada
pasien, “saya tidak mendengar apa-apa pak” namun pasien langsung
menjawab dengan nada tinggi dan emosi. “ini saya sedang disuruh untuk
melomcat dok, jika saya tidak mau maka anak saya akan dibunuh”.
Heteroanamesis
Pasien dibawa ke IGD RSJ Provinsi Bali. Istrinya membenarkan
kejadian tersebut dan mengatakan bahwa pasien sering gelisah dan khawatir
setelah suaminya mengaku mendengar suara-suara di telinganya dari 3 bulan
yang lalu, yang sebenarnya suara teersebut tidak terdengar oleh orang lain
termasuk istrinya dan keluarganya, suara tersebut terdengar di telinga pasien
dan semakin sering, dan suara suara itu bahkan lebih banyak mengancam
dirinya dan anaknya. Istri pasien juga mengungkapkan bahwa sejak suaminya
ditipu, pasien menajdi murung, sedih, sering bengong. Setelah ditipu pasien
sering mengalami krisi dalam keuangan. Sehingga membuat pasien terpaksa
untuk menjual rumah miliknya. Pasien dan keluarganya tinggal di rumah
saudaranya, dan pasien masih masuk kerja seperti biasanya. Sebulan setelah
kejadian penipuan yang menimpa pasien, pasien diberhentikan dari tempat
kerjanya. Karena banyaknya hal yang harus pasien tanggung semenjak
penipuan itu, membuat pasien mengalami penurunan dalam kinerja kerjanya
karena pasien sering sekali melamun di tempat kerja. Sejak diberhentikan
itulah pasien mulai suka marah-marah terhadap semua anggota keluarganya,
kecuali kepada anaknya. Selama dirumah pasien sudah tidak mampu merawat
dirinya sendiri. Kemudian saudara laki-laki pasien mengajak istri pasien untuk
membawa pasien ke RSJ.
Bale daja /
garasi
Kamar pasien
R. keluarga /
R. tamu
S Kamar anak
Pasien adalah anak ke ketiga dari lima bersaudara, dimana pasien mempunyai 2
kakak laki-laki dan 1 adek perempuan. Ayah pasien telah meninggal. Kedua
orang tua adalah petani, ayah adalah seorang yang tegas namun penyayang,
mendidik pasien dengan disipin.
j. Persepsi Pasien tentang Diri dan kehidupannya
Pasien menyadari dirinya sedang sakit mentalnya dan menerima untuk
dibantu dengan obat-obatan, namun pasien sering kali merasa cemas akan
masa depannya terkait penyakit yang sedang dialaminya.
k. Impian Fantasi dan Nilai-nilai
Pasien berharap dapat benar-benar kembali berfungsi seperti sediakala,
seperti saat sebelum sakit. Saat ini pasien sudah dapatbekerja kembali
namun sangat menginginkan dirinya tidak tergantung pada obat-obatan.
III. PEMERIKSAAN
FISIK
1. Status Interna
a. Status Present
Tekanan darah : 120/90
mmHg
Denyut nadi : 110x/ menit
Laju respirasi : 28 x/ menit
Temperature axilla : 36.20 C
b. Antropometri
Berat badan : 66 kg
Tinggi badan : 160 cm
c. Status General
Kepala : Normochepal
Mata : anemia (-/-). Ikterik (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : Cor : S1 S1 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo: vesikuler seluruh lapang paru, ronchi (-),
wheezing (-)
Abdomen : distensi (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat +/+, edema −/−
+/+ −/−
2. Status Neurologis
GCS: E4 V5 M6
Rangsang meningeal: kaku kuduk (-)
Motorik: tenaga555/555 , tonus𝑁/𝑁, trofik𝑁/𝑁
555/555 𝑁/𝑁 𝑁/𝑁
3. Status Psikiatri
A. Kesan Umum
Penampilan : baik, rapi, tidak acak-acakan dan tampak lemah
Kontak : kontak verbal dan visual cukup baik
Perilaku dan aktivitas psikomotor: Selama wawancara, pasien tampak
gelisah, kurang nyaman seperti menahan rasa sakit dan beberapa kali
mengeluh kepalanya sakit, namun pasien mampu menatap pemeriksa
dalam waktu yang cukup,menjawab pertanyaan dengan suara yang jelas.
Sensorium dan kognitif
Kesadaran : Jernih
Orientasi : baik (waktu, tempat, orang)
Daya ingat : baik
Berpikir abstrak : baik
Intelegensi : sesuai tingkat pendidikan
Konsentrasi dan perhatian : kurang
Mood/ afek : Hipotimia / menyempit
Proses pikir
Bentuk pikiran : non logis non realis
Arus pikiran : koheren
Isi pikiran : waham kejar, waham kendali
V. DIAGNOSIS BANDING
Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
Episode depresi berat dengan gangguan psikotik (F32.3)
Gangguan Waham Menetap (F22)
B. Nonfarmakologi
Memberi informasi tentang kondisi pasien serta kesadaran akan kewajiban
menjalankan pengobatan dan pemeriksaan teratur demi kesembuhan pasien
Member motivasi agar keluarga tetap member support kepada pasien.
IX. PROGNOSIS
1. Ad Vitam : Dubia at malam
2. Ad Functionam : Dubia at malam
3. Ad Sanationam : Dubia at malam