Anda di halaman 1dari 37

JOURNAL READING

“Kejadian Mual, Muntah, dan Skor Nyeri Pasca Operasi dalam Unit Perawatan
Pasca Anestesi (PACU) di Rumah Sakit Universitas Jordan”

PEMBIMBING:
dr. Dewa Ayu Putu Diah D., Sp.An
OLEH:
Putu Ayu Dian Pramesti D.P. (015.06.0029)
ABSTRAK
• Wawancara prospektif berdasarkan kejadian mual dan muntah pasca operasi dari
populasi 1007 pasien rawat inap usia 1-80 tahun yang dilakukan selama periode 6
bulan. Episode mual, muntah dan kebutuhan akan obat anti-emetik dicatat selama
24 jam pasca operasi.
• Insiden muntah berulang tertinggi diamati pada pasien bedah saraf. Faktor yang
paling prediktif terkait dengan peningkatan risiko mual dan muntah adalah: jenis
kelamin perempuan (51/72), usia muda 19-35 tahun, dan berat badan 61-80 kg.
• Kata kunci: mual, muntah, skor nyeri
PENDAHULUAN

• Episode mual dan muntah  keluhan paling umum setelah anestesi dan operasi
• Mual dan muntah pasca operasi (PONV) lebih menyusahkan daripada nyeri pasca operasi
• Kejadian mual dan muntah : 20-30% dalam 24 jam pertama pasca operasi

• Kondisi PONV ini  meningkatkan waktu perawatan di ruangan, perawatan fisik yang
diperluas, dan kemungkinan masuk rumah sakit (rawat inap)  dapat meningkatkan total
biaya perawatan kesehatan & meningkatkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan pasien
• Terlepas dari kemajuan dalam praktek anestesi modern dan teknik pembedahan,
masih ada kesempatan untuk perbaikan dalam mengidentifikasi faktor penyebab
serta profilaksis dan pengobatan masalah ini.
Tujuan Dari Penelitian Ini :

1. Untuk memperkirakan angka kejadian dari skor nyeri, mual, dan muntah pasca
operasi dalam berbagai jenis prosedur bedah umum
2. Untuk menganalisis faktor prediktif yang terkait dengan gejala-gejala ini sehingga
dapat membentuk skor risiko pasien yang berkaitan dengan beberapa faktor
anestesi dan pembedahan
METODE

• Penelitian : survei prospektif observasional


• Persetujuan : dari komite etik kelembagaan lokal di departemen anestesi dan
perawatan intensif

• Peneliti mengumpulkan data dari 11 jenis prosedur bedah umum di berbagai ruang
dan departemen; bedah umum, ortopedi, oftalmologi, bedah saraf, otolaryngogical,
ginekologi dan cabang bedah umum (plastik, payudara, pediatri).
METODE

• Pada pasien yang dijadwalkan untuk menjalani operasi elektif yang membutuhkan
general anestesi atau regional anestesi  di follow up selama 45 menit pertama di
ruang pemulihan
• Kriteria inklusi  jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan status ASA 1-3
dimasukkan
• Kriteria eksklusi  pasien hamil dan mereka yang membutuhkan unit perawatan
intensif
ALUR PENELITIAN

• General anestesi termasuk pasien yang tidak mendapatkan pengobatan awal (pre medication)

• Semua pasien diinduksi dengan fentanyl sebagai opioid


• Propofol sebagai agen hipnotik
• Cisatracurium atau rocurounium sebagai pelemas otot (muscle relaxan)
• Morfin sebagai obat analgesik (long acting) diberikan secara individual sesuai kebutuhan per
kasus
ALUR PENELITIAN

• Semua pasien dirawat dengan isoflurane sebagai agen inhalasi


• Neostigmin dan atropin sebagai agen pembalian untuk relaksan otot diberikan
kepada setiap pasien yang menerima relaksan otot
• Pasien dengan anestesi regional  diberikan bupivacain (0,5%) 2,5 ml dengan
fentanyl 12-25 μg untuk analgesia intra-thecal
ALUR PENELITIAN

Pasien pasca operasi :


• Skor APFEL 1-2  diberikan metoclopramide, dexamethasone, dan ranitidine
• Skor APFEL 3-4  diberikan ondansetron, dexamethason dan omeprazole

• Wawancara subjek penelitian : November 2013-April 2014 semua wawancara


dilakukan oleh satu dokter dan semua perawat di PACU
ANALISIS STATISTIK

• Kontribusi prediktor pada kejadian mual dan muntah pasca operasi  harus dievaluasi
dengan regresi logistik

• Logistik multiple  alat statistik yang umum digunakan yang memungkinkan


pemeriksaan faktor risiko untuk mengetahui hasil yang merugikan secara independen dari
kovariat lain yang terkait dengan hasil tersebut
HASIL
Mual & Persentase
Pembedahan Mual Muntah Total
Muntah (%)
Bedah Umum 10 12 1 23/211 10.9
Orthopedi 1 5 2 8/141 5.7
Tabel 1: Urologi 2 3 0 5/98 5.1
Perbedaan dari THT 0 2 0 2/90 2.2
Plastic 0 4 0 4/45 8.9
beberapa cabang Payudara 1 1 1 3/27 11.1
bedah dan Saraf 0 2 0 2/17 11.8
persentase kejadian Maxillofasial 0 0 0 0/7 0
Oftalmology/Mata 4 1 0 5/46 10.9
mual dan muntah.
Pediatri 0 0 0 0/73 0
Ginekologi 8 8 3 19/252 7.5
Total 26/71 38/71 7/71 71/1007
% 36.62 53.52 9.86 7.05
Diseases Mual Muntah Mual & Muntah Total

Tabel 2:
Hubungan Diabetes Mellitus 4 3 0 7
penyakit kronik Hypertension 4 5 1 10
dengan kejadian Migraine 2 0 0 2
mual dan Motion Sickness 0 0 0 0
muntah. Hypothyroidism 2 2 1 5
Lain-lain 0 2 1 3
Total 12 12 3 27
Tabel 3: Hubungan antara mual, muntah, dan jenis kelamin.

Jenis Kelamin Mual Muntah Mual & Total Persentase (%)


Muntah
Perempuan 21 24 5 50 70.42%
Laki-laki 5 14 2 21 29.58%

Tabel 4: Efek merokok pada kejadian mual dan muntah.

Merokok Mual Muntah Mual & Muntah Total

Ya 6 6 1 13
Tidak 20 32 6 58
Tabel 6: Insidensi usia dengan kejadian mual
dan muntah.
Tabel 5: Hubungan ASA dengan
kejadian mual dan muntah. Usia Mual Muntah Mual & Muntah
<1 tahun 0 1 0
ASA Mual Muntah Mual & Total 1-5 tahun 0 2 0
Muntah 6-12 tahun 0 4 0
I 17 29 5 51
13-18 tahun 1 1 0
II 7 8 1 16 19-35 tahun 9 11 3
36-50 tahun 7 11 3
III 2 1 1 4
51-75 tahun 8 8 1
>75 tahun 1 0 0
Tabel 7: Efek berat badan pada kejadian Tabel 8: Efek durasi pembedahan dengan
mual dan muntah. kejadian mual dan muntah.

Berat Badan Mual Muntah Mual & Mual &


Durasi Mual Muntah Total
Muntah Muntah

<10 kg 0 1 0 <30 min 6 5 1 12


11-30 kg 0 5 0 31-60 min 11 16 2 29
31-60 kg 6 8 3 61-90 min 3 5 2 10
61-80 kg 13 13 4 >91 min 6 13 1 20
81-100 kg 5 10 0
>100 kg 2 1 0
DISKUSI

• Penelitian ini survei epidemiologi prospektif


• Untuk mendapatkan perkiraan numerik yang representatif dari mual dan muntah pasca
operasi seperti yang dirasakan oleh pasien untuk berbagai jenis prosedur bedah umum di
rumah sakit perawatan tersier
• Tujuannya  untuk menentukan faktor prediktif yang berhubungan dengan timbulnya
gejala ini dan membuat skor risiko berdasarkan kondisi pasien yang berkaitan dengan
beberapa faktor anestesi dan pembedahan.
Tabel 9: Hubungan antara skor nyeri dengan kejadian mual dan muntah.
5/10 s Mual 2
Skor Nyeri Muntah 1
0/10 s Mual 1 Mual & Muntah 0
Muntah 0 6/10 s Mual 1
Mual & Muntah 0 Muntah 0
1/10 s Mual 3 Mual & Muntah 0
Muntah 5 7/10 s Mual 0
Mual & Muntah 0 Muntah 0
2/10 s Mual 12 Mual & Muntah 1
Muntah 21 8/10 s Mual 1
Mual & Muntah 6 Muntah 0
3/10 s Mual 5 Mual & Muntah 0
Muntah 8 9/10 s Mual 0
Mual & Muntah 0 Muntah 0
4/10 s Mual 1 Mual & Muntah 0
Muntah 3 10/10 s Mual 0
Mual & Muntah 0 Muntah 0
Mual & Muntah 0
• Persentase terjadinya mual dan muntah : 7,05%
• Proporsi mual dan muntah parah : di bawah 10%
• Insiden tertinggi : pasien bedah saraf, onkologi payudara, bedah umum
• Persentase tertinggi pada jenis kelamin : pada perempuan usia antara 19-50
tahun dengan berat badan 61-80 kilogram
• Diabetes, hipertensi, dan hipotiroidisme (penyakit kronis) : memiliki angka
kejadian mual dan muntah yang lebih tinggi
• Obesitas menunjukkan efek kecil terhadap kejadian mual pada wanita

• Menariknya, non-perokok memiliki insiden mual dan muntah yang lebih tinggi,
tetapi peneliti tidak menganjurkan merokok dalam survei ini
Tabel 10: Distribusi pasien pada unit perawatan Tabel 11: Hubungan antara skor APFEL
pasca anestesi (PACU) dan yang di rawat inap dengan kejadian mual dan muntah.
dengan angka kejadian mual dan muntah.
Mual & Persentase Skor APFEL No % Total Persentase %
Mual Muntah Total
Muntah (%) Pasien
PACU 15 17 2 34 47.887 0 4 5.6
Rawat Inap 8 21 2 31 43.662 1 20 28.2
Keduanya 2 2 2 6 8.45 2 33 46.5
Total 25 40 6 3 13 18.3
% 35.21 56.34 8.45 4 1 1.4
• Lama operasi : 31-60 menit sampai lebih dari 91 menit pada pasien dengan ASA I memiliki
kejadian mual dan muntah yang lebih tinggi
• Peneliti menemukan pasien dengan skor nyeri yang lebih tinggi dan telah diberikan analgesia
(seperti meperidin)  skor nyeri mereka menurun secara signifikan tetapi terjadi
peningkatan skor mual dan muntah yang lebih tinggi

• Penelitian ini dilakukan secara pribadi  mewawancarai semua subjek dari hari pertama
operasi saat masih di RS dengan pengisian kuesioner yang diisi sendiri.
• Dalam interpretasi hasil  ada beberapa pertimbangan :
 proporsi pasien ginekologi  ketidakseimbangan distribusi jenis kelamin serta
persentase hasil
 Insiden mual dan muntah setelah anestesi regional (kebanyakan spinal) tidak
signifikan dibandingkan yang dilaporkan oleh carpenter et al  karena jumlah sampel
peneliti terlalu kecil

• Penelitian ini telah meningkatkan kesadaran bahwa adanya penyakit pasca operasi dan
memberi tahu pasien mengenai risiko terjadinya mual dan muntah saat pre operasi
setidaknya dapat mencegah atau mengurangi gejala yang dapat timbul.
• Skor APFEL
• Abstinence from nicotine : hindari penggunaan nikotin
• Prior PONV : PONV sebelumnya
• Female sex : jenis kelamin perempuan
• Emesis while travelling : muntah saat bepergian
• Longer than 1 hour surgery : operasi lebih dari 1 jam
TELAAH JURNAL
REVIEW JURNAL

• PENULISAN
Sumber jurnal : http://dx.doi.org/10.4172/2155-6148.1000595
Tanggal terbit : 29 Januari 2016
Penulisan judul jurnal : aturan penulisan judul harus spesifik, ringkas dan jelas
“Kejadian Mual, Muntah, dan Skor Nyeri Pasca Operasi dalam Unit Perawatan Pasca
Anestesi (PACU) di Rumah Sakit Universitas Jordan”. Pada penelitian ini judul jurnah
sudah spesifik, ringkas, dan jelas.
Penulis : Abound Aljabari, Islam Massad, Khaled Alzaben
• ABSTRAK
Abstrak pada jurnal ini cukup baik  terdapat metode, hasil, dan menyertakan kata
kunci. Namun tidak menjabarkan latar belakang dan tujuan penelitian
Jumlah kata : 71 (bahasa Indonesia), 77 (bahasa Inggris)

• PENDAHULUAN
Pendahuluan pada jurnal ini menyajikan latar belakang, masalah, dan tujuan penelitian
pada bagian pendahuluan.
• METODE
Pada jurnal ini sudah dijelaskan metode yang digunakan, mulai dari sumber data, kriteria
inklusi dan eksklusi, desain penelitian, dan analisis statistik data.

•  HASIL
Pada hasil penelitian dipaparkan secara keseluruhan dalam bentuk tabel, dan dijelaskan
di bagian diskusi.

• DAFTAR PUSTAKA
Teknik penulisan daftar pustaka  vancouver style dengan jumlah sebanyak 13
CRITICAL APPRAISAL (VIA)
• VALIDITY
 Desain : prospektif observasional
 Populasi dan sampel :
Populasi : 1007 pasien yang menjalani pembedahan di rumah sakit Universitas Jordan
Sampel: 71 sampel.
 Pengumpulan sampel :
Peneliti mengumpulkan data dari 11 jenis prosedur bedah umum
Pengumpulan sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
Wawancara : November 2013-April 2014 dilakukan oleh satu dokter dan semua perawat di
PACU
• IMPORTANT
Pentingnya penelitian :
untuk memperkirakan angka kejadian dari skor nyeri, mual, dan muntah pasca
operasi dalam berbagai jenis prosedur bedah umum
untuk menganalisis faktor prediktif yang terkait dengan gejala-gejala ini
sehingga dapat membentuk skor risiko pasien yang berkaitan dengan beberapa
faktor anestesi dan pembedahan
• APPLICABILITY
 Apakah hasil penelitian dapat diterapkan di Indonesia?
Secara relatif dapat diterapkan di Indonesia  untuk mengetahui faktor risiko
kejadian mual dan muntah pasca operasi, selain itu supaya kedepannya dapat
mengurangi angka kejadian tersebut

 Apakah hasil penelitian ini dapat diaplikasikan ke pasien?


Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam evaluasi pasien pasca anestesi dan
pasca operasi, namun harus tetap mempertimbangkan kondisi komorbid dari masing-
masing pasien
ANALISIS PICO

• PROBLEM
Episode mual dan muntah masih  keluhan paling umum setelah anestesi dan operasi
Mual dan muntah pasca operasi lebih menyusahkan daripada nyeri pasca operasi
Kejadian mual dan muntah : 20-30% dalam 24 jam pertama pasca operasi
Kondisi mual dan muntah ini  meningkatkan waktu perawatan di ruangan, perawatan
fisik yang diperluas, dan kemungkinan masuk rumah sakit (rawat inap)  dapat
meningkatkan total biaya perawatan kesehatan & meningkatkan ketidaknyamanan dan
ketidakpuasan pasien
• INTERVENTION
Pada penelitian ini, semua pasien dirawat dengan isoflurane sebagai agen inhalasi
Neostigmin dan atropin : agen pembalian untuk relaksan otot diberikan kepada setiap
pasien yang menerima relaksan otot
Pasien dengan anestesi regional  diberikan bupivacain (0,5%) 2,5 ml dengan fentanyl
12-25 µg untuk analgesia intra-thecal
Pasien pasca operasi dengan skor APFEL 1-2  diberikan metoclopramide,
dexamethasone, dan ranitidine
Pasien skor APFEL 3-4  diberikan ondansetron, dexamethason dan omeprazole
• COMPARISON
Pada studi ini tidak ada pembanding (grup kontrol) yang terdiri dari pasien yang tidak
melakukan pembedahan sebelumnya

• OUTCOME
Persentase terjadinya mual dan muntah : 7,05%
Proporsi mual dan muntah parah umumnya di bawah 10%
Insiden tertinggi pada : pasien bedah saraf , onkologi payudara, bedah umum
Persentase tertinggi pada jenis kelamin : perempuan usia antara 19-50 tahun dengan
berat badan 61-80 kilogram
• OUTCOME
 Diabetes, hipertensi, dan hipotiroidisme (penyakit kronis) : angka kejadian mual dan muntah
yang lebih tinggi
 Obesitas menunjukkan efek kecil terhadap kejadian mual pada wanita
 Pada pasien non-perokok memiliki insiden mual dan muntah yang lebih tinggi diabndingkan
pasien yang merokok
 Lama operasi antara 31-60 menit sampai lebih dari 91 menit pada pasien dengan ASA I
memiliki kejadian mual dan muntah yang lebih tinggi
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
• KELEBIHAN • KEKURANGAN
• Penelitian yang cukup lengkap  tidak • Kurang menjelaskan kondisi nyeri yang
hanya membahas mengenai angka kejadian diukur dengan skor  hanya
mual dan muntah pasca anestesi  juga mencantumkan tabel hubungan skor nyeri
mencari tahu faktor risikonya (skor dengan kejadian mual dan muntah
APFEL) • Kurang memaparkan apa saja yang boleh
• Penelitian ini juga didukung oleh data-data diberikan pada pasien saat dilakukan
penelitian sebelumnya follow up, karena makanan dan minuman
yang masuk dapat mempengaruhi kondisi
fisik pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai