Anda di halaman 1dari 6

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

PENGARUH INTRADIALYTIC EXERCISE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


PASIEN HEMODIALISA

Habid Al Hasbi 1, Sarwoko 2


Sarjana Keperawatan, STIKes Estu Utomo1,2
Email : habid.al@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: pasien dengan gagal ginjal kronis harus menjalani terapi, salah
satunya dengan hemodialisa. Pasein hemodialisa sering mengalami komplikasi
salah satunya terjadi kenaikan tekanan darah. Tindakan keperawatan mandiri
perlu dilakukan untuk mengatasi keluhan pasien hemodialisa, yaitu dengan
memberikan terapi non-faramkologi. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh intradialytic exercise terhadap tekanan darah pada pasien
hemodialisa. Metode: penelitan kuantitatif dengan teknik quasi experiment
dengan jenis pretest-posttest with control group, uji statistik bivariat dengan
paired sample test, instrument dengan buku panduan dan alat tensi digital,
waktu penelitian selama dua minggu. Hasil: ada pengaruh yang signifikan (p-
value= 0,000) antara kelompok pre-test dengan post-test. Kesimpulan: perawat di
unit hemodialisa dapat mengaplikasikan terapi intradialytic exercise pada pasein
karena terbukti dapat menurunkan tekanan darah saat pasien menjalani terapi
hemodialisa.

Keywords: intradialytic exercise, tekanan darah, hemodialisa

PENDAHULUAN meningkat pada tahun 2018 menjadi


Gagal ginjal kronik merupakan 4 permil dari total populasi (Riskesdas,
akibat dari berbagai komplikasi 2018).
penyakit berat sebelumnya (Zyga et Terapi pengganti ginjal harus di
al., 2015). Angka kejadian dari tahun berikan karena fungsi ginjal yang
ke tahun terus meningkat, baik di sudah tidak berfungsi lagi, salah
dunia maupun di Indonesia, angka satunya dengan hemodialisa atau
kejadian penderita gagal ginjal kronik cuci darah yang biasa di lakukan 4-5
di dunia mencapai 5% - 13% di jam setiap cuci darah, dan biasanya
seluruh dunia (De Nicola and di lakukan 2 kali dalam seminggu
Minutolo, 2016), sedangkan di (Black & Hawk, 2014). Hemodialisa
Indonesai angka kejadian mencapai dalam jangka waktu yang lama akan
3,8% (Riskesdas, 2018). menimbulkan berbagi macam
Menurut data Riskesdas di komplikasi seperti gangguan tidur,
Yogyakarta prevalensi penyakit ginjal kram, sakit kepala, tekanan darah
kronis pada tahun 2013 dari 3 permil
1

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XII, No. 01, Februari 2021


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

tinggi (Amriyati, 2009; Chang, et.al, pretest-posttest with control group, uji
2010 & Henson, et. al, 2010). statistik bivariat dengan paired
Hasil studi pendahuluan di RS sample test untuk mengetahui
sleman, di dapatkan 10 pasien dari pengaruh intradialytic exercise
12 pasien, mengalami komplikasi terhadap tekanan darah pada
tekanan darah tinggi selama pasien hemodialisa dengan
hemodialisa. Hal ini sama dengan membandingkan dua kelompok
penleitian yang dilakukan oleh (kelompok intervensi dan kelompok
Armiyati (2009), pasien yang kontrol) (Polit & Beck, 2012).
menjalani terapi cuci darah Populasi penelitian ini berjumlah
mengalami peningkatan tekanan 100 responden dengan sampel 50
darah selama hemodialisa. responden di masing-masing
Intervensi keperawatan perlu di kelompok yang memenuhi kriteria
berikan untuk menurunkan tekanan sebagai responden yang telah
darah pasien saat hemodialisa. ditetapkan.
Tindakan mandiri keperawatan Peneliti melakukan intervensi
dapat diberikan untuk mengatasi dibantu dengan asisten peneliti
masalah pada pasien tersebut. Terapi dengan buku panduan, penelitian di
non-farmakologi selama hemodialisa lakukan selama 2 minggu dan
dapat diterapkan pada pasien, dilakukan pre-test pada hari
karena pendamping terapi medis ini pertama, kemudian evaluasi (post-
minim efek samping, dan dapat test) pada minggu ke-2, dengan alat
dilakukan mandiri oleh pasien salah tensi digital, pada kelompok
satunya terapi intradialytic exercise intervensi maupun kontrol.
(slow deep breathing) (Akyol et al.,
2011; Tzu, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan fenomena tersebut
Penelitian ini mengenai
peneliti tertarik meneliti pengaruh
pengaruh intradialytic exercise
terapi intradialytic exercise terhadap
terhadap tekanan darah pada
tekanan darah pada pasien
pasien hemodialisa, dengan jumlah
hemodialisa.
responden 50, untuk masing-masing
kelompok intervensi dan kontrol. Hasil
METODE PENELITIAN
yang didaptkan sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan
penelitan kuantitatif dengan teknik
quasi experiment dengan jenis

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XII, No. 01, Februari 2021


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

Table 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umum Pasien


Hemodialisa
Karakteristik Demografi Intervensi Kontrol Total
n % n % n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 44,0 29 58,0 51 51,0
Perempuan 28 56,0 21 42,0 49 49,0
Usia
<35 thn 5 10,0 3 6,0 8 8,0
36-45 thn 15 30,0 16 32,0 31 31,0
46-55 thn 30 60,0 30 60,0 60 60,0
> 56 thn 0 0,0 1 2,0 1 1,0

Berdasarkan Tabel 1. mayoritas usia 46-55 tahun sebanyak


mayoritas jenis kelamin laki-laki 60 responden (60%).
sebnayak 51 responden (51%), dan

Tabel 2. Perbedaan tekanan darah pasien hemodialisa pada kelompok intervensi


dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan intradialytic
exercise
Kelompok Variabel Tekanan n Mean SD p-value
Darah
Intervensi Systole Pre-test 50 152,1 6,53 0,000
Post-test 140,9
Diastole Pre-test 94,5 4,33 0,000
Post-test 84,2
Kontrol Sistole Pre-test 50 154,3 9,46 0,120
Post-test 156,6
Diastole Pre-test 85,6 8,91 0,074
Post-test 88,5

Berdasarkan Tabel 2. Hasil uji terhadap penurunan tekanan darah


statistik dengan paired sample test pada responden.
pada kelompok intervensi nilai p- Berdasarkan hasil penelitian ini
value < 0,05 yaitu 0,000, yang berarti menunjukkan jenis kelamin pria lebih
ada pengaruh intradialytic exercise banyak menjalani terapi hemodialisa,
terhadap penurunan tekanan darah. hasil ini sesuai dengan data
Sedangkan pada kelompok kontrol Indonesian Renal Registry (2014),
baik systole maupun diastole, nila p- yang menunjukkan laki-laki lebih
value > 0,05, yang berarti tidak ada berisiko atau memiliki kecenderungan
pengaruh intradialytic exercise menderita gagal ginjal kronis,

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XII, No. 01, Februari 2021


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

dikarenakan laki-laki lebih banyak darah pasien dapat menurun


mengkonsumsi minuman bersoda, (Jablonski and Choncholv, 2012).
dan obat-obatan penambah tenaga Beberapa penelitian yang
atau suplemen. Laki-laki juga dilakukan terapi intradialysis exercise
mempunyai kebiasaan merokok terbukti signifikan dapat menurunkan
yang dapat memicu menderita tekanan darah (Sakitri, 2017; Hyochol,
hipertensi dengan berjalannya waktu 2017; Nekada, 2015)
dapat mengakibatkan terjadinya Penelitian lain terkait intradialysis
gagl ginjal kronis (Matsumoto et al., exercise menunjukkan hasil yang
2017). signifikan dapat mengatasi komplikasi
Berdasarkan pada Tabel 1. usia yang sering dialami pasien
responden paling banyak menjalani hemodialisa selain tekanan darah
hemodialisa pada rentang 46-55 seperti nyeri, kelelahan, dan
tahun, dengan bertambahnya usia gangguan tidur (Hasbi, 2020; Sugiarti,
ginjal manusia dapat mengakibatkan 2017; Nurmansyah, 2019). Namun,
penurunan fungsi, salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan Sars et., al
penyaringan atau laju filtrasi (2020), terapi intradialysis exercise
glomerulus (Sulistyaningsih, 2011). dapat menyebabkan hipotensi bila
Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi pasien predialysis buruk. Tugas
responden megalami peningkatan perawat dalam hal ini perlu dilakukan
tekanan darah baik systole maupun pengkajian awal terlebih dahulu dan
diastole saat pre-test. Hasil penelitan pendampingan pada pasien agar
ini sama dengan yang dilakukan tidak memperburuk keadaan pasien.
Armiyati (2009) dimana pasien Perawat hemodialisa harus
hemodialisa mengalami peningkatan mengetahui komplikasi apa saja
tekanan darah pada jam ke-3 dan yang dapat timbul pada pasien saat
ke-4 yaitu sebesar 54%. hemodialisa dan bagaimana
Tindakan mandiri perawat penanganannya. Salah satu peran
dapat memberikan terapi non- perawat sebagai edukator harus
farmakologi yang efisien dan aman memberikan edukasi pada pasien
salah satunya intradialytic exercise dan keluarganya, agar dapat
(Pu et al., 2019). Intradialytic exercise menjaga kesehatannya. Seorang
mampu meningkatkan energi seluler, perawat harus selalu mengupdate
elastisitas pembuluh darah dan ilmu dan menerapkan evidence
memperbaiki sirkulasi darah ke based practices dalam memberikan
seluruh jaringan, sehingga tekanan

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XII, No. 01, Februari 2021


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

intervensi asuhan keperawatan agar De Nicola, L. and Minutolo, R. (2016)


‘Worldwide growing epidemic of
hasilnya maksimal.
CKD: fact or fiction?’, Kidney
International, 90(3), pp. 482–484.
doi: 10.1016/j.kint.2016.05.001.
SIMPULAN DAN SARAN
Ganik, Sakitri, (2017). Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian Intradialytic Exercise terhadap
yang dilakukan peneliti, hampir Fatigue Kadar Hemoglobin dan
Tekanan Darah Pasien
semua pasien mengalami Hemodialisa di RSUP Dr. Soeradji
peningkatan tekanan darah sewaktu Tirtonegoro Klaten. Tesis.
Universitas Muhammadiyah
menjalani hemodialisa. Penerapan Yogyakarta
terapi intradialytic exercise selama
Hasbi, H. Al, Chayati, N. and Makiyah,
dua minggu hasilnya signifikan dapat S. N. N. (2020) ‘Progressive muscle
menurunkan tekanan darah pada relaxation to reduces chronic
pain in hemodialysis patient’,
pasien pada kelompok intervensi. Medisains, 17(3), p. 62. doi:
Harapannya hasil penelitian ini dapat 10.30595/medisains.v17i3.5823.

dijadikan referensi perawat di unit Hyochol, et al. (2017). Mechanisms


and Treatment of Intradialytic
hemodialisa agar pasien yang
Hypertension. HHS Public Access.
mengalami komplikasi peningkatan 176(10), pp. 139–148. doi:
10.1159/000441313
tekanan darah dapat teratasi.
Indonesian Renal Registry. (2015). 7th
Report Of Indonesian Renal
DAFTAR PUSTAKA Registry 2014. Program Indonesia
Renal Registry. http://www.
Akyol, A. D. et al. (2011) ‘The use of indonesian renalregistry.org/
complementary and alternative data/ INDONESIANRENALREGISTRY
medicine among chronic renal 2014.pdf
failure patients’, Journal of
Clinical Nursing, 20(7–8), pp. 1035– Jablonski, K. L. and Choncholv, M.
1043. doi: 10.1111/j.1365- (2012) ‘Frequent hemodialysis: A
2702.2010.03498.x. way to improve physical
function?’, Clinical Journal of the
Armiyati, Y. (2009). Komplikasi American Society of Nephrology,
Intradialisis yang dialami Pasien 7(5), pp. 707–710. doi:
CKD Saat Menjalani Hemodialisis 10.2215/CJN.02880312.
di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Tesis. Universitas Matsumoto, A. et al. (2017) ‘The
Indonesia. association of alcohol and
smoking with CKD in a Japanese
Black, J dan Hawks, J. (2014). nationwide cross-sectional
Keperawatan Medikal Bedah: survey’, Hypertension Research,
Manajemen Klinis untuk 40(8), pp. 771–778. doi:
Hasil yang Diharapkan. Dialih 10.1038/hr.2017.25.
bahasakan oleh Nampira R.
Jakarta: Salemba Nekada, Cornelia D.Y. (2015).
Emban Patria Pengaruh Gabungan Relaksasi
Napas Dalam dan Otot Progresif
5

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XII, No. 01, Februari 2021


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

terhadap Komplikasi Intradialisis di purification, 49(1-2), 158–167.


Unit HD RSUP Dr. Soeradji https://doi.org/10.1159/000503776
Tirtonegoro Klaten. Tesis.
Universitas Padjadjaran Bandung Sugiarti, W. (2017). Efektifitas
intradyalitic exercise terhadap
Nurmansyah, A. (2018). Pengaruh penurunan nyeri dan insomnia
Intradialytic Exercise terhadap pasien hemodialisa rutin di unit
Fatigue hemodialisa RSUD Dr.
pada pasien Hemodialisa : Tjitrowardojo Purworejo. Tesis.
Literature Review. Tesis. Universitas Universitas Muhammadiyah
Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta

Polit DF & Back, CT. (2012). Nursing Sulistyaningsih, D.R (2011). Efektivitas
Research. Generating and Latihan Fisik Selama Hemodialisis
Assessing Evidence for Nursing Terhadap Peningkatan Kekuatan
Practice. 9th ed. Philadelphia: JB. Otot Pasien Penyakit Ginjal Kronik
Lippincott. di RSUD Kota Semarang. Depok-
Indonesia: Universitas Indonesia.
Pu, J. et al. (2019) ‘Efficacy and safety
of intradialytic exercise in Tzu. (2010). Evaluating integrated
haemodialysis patients: A healthcare delivery models: A
systematic review and meta- holistic approach. Focus on
analysis’, BMJ Open, 9(1). doi: Alternative and Compelmentary
10.1136/bmjopen-2017-020633. Therapy, 7(4), 330-333. doi:
10.1211 /fact.2002.00434
Rosdiana, Ida. (2011). Analisis faktor
yang berhubungan dengan Zyga, S. et al. (2015) ‘Management of
kejadian insomnia pada pasien Pain and Quality of Life in Patients
gagal ginjal kronik yang with Chronic Kidney Disease
menjalani hemodialisis di rumah Undergoing Hemodialysis’, Pain
sakit umum daerah kota Management Nursing, 16(5), pp.
Tasikmalaya dan Garut. Tesis. 712–720. doi:
Universitas Indonesia 10.1016/j.pmn.2015.03.004.

Sars, B., van der Sande, F. M., &


Kooman, J. P. (2020). Intradialytic
Hypotension: Mechanisms and
Outcome. Blood

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XII, No. 01, Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai